nitrimetri (diazotasi)

23
MAKALAH KIMIA ANALISIS “NITRIMETRI (DIAZOTASI)” Oleh: 1. A’afif Amirul Amin (1413206001) 2. Arum Fajarwati (1413206007) 3. Dwi Ambika P. (1413206015) 4. Narrullita Erriga P. (1413206030) PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes KARYA PUTRA BANGSA TULUNGAGUNG

Upload: arum

Post on 29-Jan-2016

56 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

NITRIMETRI (DIAZOTASI)

TRANSCRIPT

Page 1: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

MAKALAH KIMIA ANALISIS

“NITRIMETRI (DIAZOTASI)”

Oleh:

1. A’afif Amirul Amin (1413206001)

2. Arum Fajarwati (1413206007)

3. Dwi Ambika P. (1413206015)

4. Narrullita Erriga P. (1413206030)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes KARYA PUTRA BANGSA

TULUNGAGUNG

2015

Page 2: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah tentang Nitrimetri (Diazotasi) ini dengan baik meskipun banyak

kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Arif

Santoso selaku Dosen mata kuliah Kimia Analisis Stikes Karya Putra Bangsa

yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai teroi titrasi nitrimetri/diazotasi, prinsip

reaksi nitrimetri, indikator nitrimetri, dan aplikasi analisis nitrimetri/diazotasi

dalam analisis obat dan bahan obat beserta contoh obatnya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya

kritik, saran dan usulan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 14 November 2015

Penyusun

ii

Page 3: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Tujuan................................................................................................2

1.3 Manfaat..............................................................................................2

BAB II ISI

2.1 Teori Titrasi Nitrimetri / Diazotasi....................................................3

2.2 Jenis – Jenis Reaksi Nitrimetri..........................................................5

2.3 Prinsip Reaksi Nitrimetri...................................................................7

2.4 Indikator Nitrimetri...........................................................................8

2.5 Aplikasi Analisis Nitrimetri / Diazotasi Dalam Analisis Obat Dan

Bahan Obat Beserta Beberapa Contohnya.......................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................12

3.2 Saran..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................13

iii

Page 4: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia analisis mencakup analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis

secara kualitatif menunjukkan keberadaan suatu zat atau unsur tertentu dalam

suatu sampel, sedangkan analisis secara kuantitatif menyatakan jumlah suatu zat

atau unsur dalam sampel. Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik

maupun instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat

dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri.

Berdasarkan pengukuran, analisa kuantitatif dibagi atas 3 bagian yaitu

analisa titrimetri, analisa gravimetrik dan analisa instrumental. Analisa titrimetri

melibatkan pengukuran volume suatu larutan dengan konsentrasi yang diketahui

yang diperlukan untuk bereaksi dengan analit.

Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi

pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi

antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu di

bawah 15°C dalam senyawa asam. Titrasi diazotasi berdasarkan pada

pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan

dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan

natrium nitrit dengan suatu asam (Harmita, 2006).

Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri antara

lain golongan sulfonamida seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid.

Senyawa-senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfanilamid

sangat berguna sebagai obat antimikroba. Selain senyawa-senyawa tersebut,

pemanis buatan seperti natrium siklamat bisa ditetapkan kadarnya menggunakan

metode nitrimetri. Melihat kegunaannya maka nitrimetri merupakan salah satu

metode analisis yang diperlukan untuk menganalisis senyawa-senyawa tersebut.

Oleh karena itu disusun makalah tentang nitrimetri ini untuk mengetahui

teroi titrasi nitrimetri/diazotasi, prinsip reaksi nitrimetri, indikator nitrimetri, dan

aplikasi analisis nitrimetri/diazotasi dalam analisis obat.

1

Page 5: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

1.2 Tujuan

1. Mengetahui teori titrasi nitrimetri / diazotasi

2. Mengetahui jenis – jenis reaksi nitrimetri

3. Mengetahui prinsip reaksi nitrimetri

4. Mengetahui indikator nitrimetri

5. Mengetahui aplikasi analisis nitrimetri / diazotasi dalam analisis obat dan

bahan obat beserta beberapa contohnya.

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui teori titrasi nitrimetri / diazotasi

2. Untuk mengetahui jenis – jenis reaksi nitrimetri

3. Untuk mengetahui prinsip reaksi nitrimetri

4. Untuk mengetahui indikator nitrimetri

5. Untuk mengetahui aplikasi analisis nitrimetri / diazotasi dalam analisis

obat dan bahan obat beserta beberapa contohnya.

2

Page 6: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

BAB II

ISI

2.1 Teori Reaksi Nitrimetri / Diazotasi

Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi

(nitritometri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam

diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam

nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium

nitrit dengan suatu asam.

Titrasi diazotasi sangat sederhana dan sangat berguna untuk

menetapkan kadar senyawa-senyawa antibiotik sulfonamida dan juga

senyawa-senyawa anestesika lokal golongan asam amino benzoat (Gandjar

dan Rohman, 2007).

Metode titrasi diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode

penetapan kadar secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku

natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada reaksi diazotasi yakni reaksi

antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam

membentuk garam diazonium (Gandjar dan Rohman, 2007).

Titrasi nitrimetri merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa

senyawa-senyawa organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer.

Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer

(aromatik) dengan natrium nitrit dalam suasana asam yang membentuk garam

diazonium dan dikenal sebagai reaksi diazotasi. Untuk membuat suasana

asam umumnya digunakan asam klorida.

Titrasi diazotasi ini sangat sederhana dan sangat berguna untuk

menetapkan kadar-kadar senyawa antibiotik sulfonamide dan juga senyawa-

senyawa anastetika lokal golongan asam amina benzoate. Metode titrasi

diazotasi disebut juga nitrimetri, yaitu metode penetapan kadar secara

kuatitatif dengan menggunakan larutan baku NaNO2-. Metode ini didasarkan

pada reaksi diazotasi yakni reaksi antara amina aromatik primer dengan asam

nitrit dalam suasana asam membentuk garam. Titik akhir titrasi diazotasi

tercapai apabila pada penggoresan larutan yang dititrasi pada pasta kanji 3

Page 7: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

iodide atau kertas kanji iodide akan terbentuk warna hijau tosca atau biru

(Wunas, 1968).

Dalam nitrimetri, berat ekivalen suatu senyawa sama dengan berat

molekulnya karena 1 mol senyawa bereaksi dengan 1 mol asam nitrit dan

menghasilkan 1 mol garam diazonium. Dengan alasan ini pula, untuk

nitrimetri, konsentrasi larutan baku sering dinyatakan dengan molaritas (M)

karena molaritasnya sama dengan normalitasnya (Gandjar dan Rohman,

2007).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi nitrimetri adalah :

1. Suhu

Pada saat melakukan titrasi, suhu harus berada antara 5-15° C,

walaupun sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada

suhu yang lebih rendah yaitu 0-5° C. Pada temperatur 5-15° C

digunakan KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan pada

suhu tinggi karena :

HNO2 yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi

Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol

2. Keasaman

Titrasi ini berlangsung pada pH ± 2 hal ini dibutuhkan untuk :

Mengubah NaNO2 menjadi HNO2

Pembentukan garam diazonium

3. Kecepatan Reaksi

Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga agar reaksi

sempurna maka titrasi harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan

pengocokan yang kuat. Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1

ml/menit, lalu menjelang titik akhir menjadi 2 ml/menit. Karena asam

nitrit terbentuk pada suasana asam, penambahan KBr pada titrasi nitrimetri

diperlukan sebagai :

1. Katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi, karena KBr dapat

mengikat NO2 membentuk nitrosobromid, yang akan meniadakan

reaksi tautomerasi dari bentuk keto dan langsung membentuk enol.

4

Page 8: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

2. Stabilisator, yaitu untuk mengikat NO2 agar asam nitrit tidak terurai

atau menguap.

2.2 Jenis – jenis Reaksi Nitrimetri

Jenis titrasi diazotasi cukup sederhana untuk dilakukan dan sangat

berguna untuk analisis antibiotik sulfonamide dan anastetik lokal turunan

asam benzoat. Titrasi dilakukan dengan menggunakan natrium nitrit yang

diasamkan, menyebabkan fungsi amin aromatik primer diubah menjadi

garam diazonium, seperti pada reaksi sulfasetamina dengan asam nitrit

(Watson, 2010).

Jenis – jenis reaksi nitrimetri meliputi:

1. Reaksi diazotasi antara sulfanilamide (mengandung gugus amin

aromatis primer) dengan asam nitrit (Gandjar dan Rohman, 2007).

Penjelasan dari reaksi diatas :

a. Ketika campuran asam nitrat dan asam sulfat (bereaksi secara in situ)

direaksikan dengan benzena, dalam perbandingan tertentu ion

nitronium (NO2-) yang merupakan spesies nukleofilik, adalah ion

nitrit (NO2-) yang terdapat pada asam nitrit, dengan bahwa sesama

muatan sejenis tidak dapat bereaksi.

b. Secara in situ, Sn dan HCl akan bereaksi membentuk SnCl2, yang

berperan sebagai reduktor lemah dalam reaksinya dengan

nitrobenzena sehingga anilin akan terbentuk.

c. Secara in situ asam klorida akan bereaksi dengan natrium nitrit

(NO2-) untuk membentuk asam nitrit. Reaksi ini diperlukan karena

5

Page 9: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

asam nitrit tidak dapat dibuat secara langsung karena asam nitrit

dengan mudah teroksidasi menjadi asam nitrat (HNO3-) apabila tidak

diisolasi dengan benar. Reaksi 3 inilah yang disebut reaksi diazotasi

dengan benzena daiazonium sebagai produknya.

d. Benzenadiazonium tidak stabil pada suhu panas sehingga reaksi

diazotasi disarankan berlangsung pada suhu rendah (biasanya 0oC).

Penambahan air disertai protonisasi sebagai pemacu reaksi akan

mensubtitusi klorida yang terdapat dalam benzenadiazonium.

Klorida memiliki nilai elektronegativitas yang besar sehingga

sebanyak klorida (benzenadiazonium) tersebut tidak begitu stabil.

Dengan adanya pemanasan hidroksi benzenadiazonium akan terurai

dan tertata ulang membentuk fenol.

2. Reaksi diazotasi pada analisis suksinil sulfatiazol (Gandjar dan Rohman,

2007).

Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus aromatic yang

terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus dihidrolisis

lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas untuk

6

Page 10: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam

membentuk garam diazonium. Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus

nitro aromatis seperti kloramfenikol (Gandjar dan Rohman, 2007).

3. Reaksi diazotasi pada analisis kloramfenikol (Gandjar dan Rohman,

2007).

Kloranfenikol yang mempunyai gugus nitro atomatis direduksi

terlebih dahulu dengan Zn/HCl untuk menghasilkan senyawa amin aromatis

primer yang bebas yang selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk

membentuk garam diazonium.

2.3 Prinsip Reaksi Nitrimetri

Prinsip titrasi nitrimetri adalah reaksi diazotasi, yaitu :

1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer (amin

aromatik sekunder dan gugus nitro aromatik). Contoh zat yang memiliki

gugus amin aromatik primer adalah benzokain. Contoh zat yang memiliki

gugus amin aromatis sekunder adalah parasetamol dan fenasetin. Contoh

zat yang memiliki gugus nitroaromatik adalah kloramfenikol.

2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder. Contoh

zat yang mempunyai gugus amin alifatis adalah Na siklamat.

3. Pembentukan senyawa azo dari gugus hidrazida. Contoh zat yang

memiliki gugus hidrazida adalah INH.7

Page 11: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

4. Pemasukkan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya titrasi

dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.

Reaksi diazotasi tidak stabil dalam suhu kamar,karena garam

diazonium yang terbentuk mudah terdegradasi membentuk senyawa fenol

dan gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 15°C.

Untuk mendapatkan suhu dibawah 15°C dapat dilakukan dengan

merendam erlenmeyer yang berisi sampel dalam bejana berisi batu es.

2.4 Indikator

Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan

indikator luar, indikator dalam, dan secara potensiometri (Gandjar dan

Rohman, 2007).

1. Indikator Luar

Indikator luar yang digunakan adalah pasta kanji-iodida atau dapat

pula menggunakan kertas kanji-iodida. Ketika larutan digoreskan pada

pasta atau kertas, adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodide

menjadi iodium dan dengan adanya kanji atau amilum akan menghasilkan

warna biru segera. Indikator kanji-iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05

– 0,10 ml natrium nitrit dalam 200 ml larutan. Reaksi yang terjadi dapat

dituliskan sebagai berikut:

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

KI + HCl KCl +HI

2 HI + 2 HONO I2 + 2 NO + 2 H2O

I2 + kanji kanji iod (biru)

Titik akhir titrasi tercapai apabila pada penggoresan lautan yang

dititrasi pada pasta kanji-iodida atau kertas kanji-iodida akan terbentuk

warna biru juga terbentuk beberapa saat setelah dibiarkan di udara. Hal ini

disebabkan karena oksidasi iodida oleh udara (O2) menurut reaksi (Gandjar

dan Rohman, 2007):

8

Page 12: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

4 KI + 4 HCl + O2 2H2O + 2 I2 + 4 KCl

I2 + kanji kanji iod (biru)

Untuk meyakinkan apakah benar-benar sudah terjadi titik akhir titrasi,

maka pengujian seperti di atas dilakukan lagi setelah dua menit (Gandjar

dan Rohman, 2007). Dengan indikator luar, dengan pasta kanji-KI

mempunyai kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :

Kelebihan :

a. Untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna

lebih jelas.

Kekurangan :

a. Cara kerja tidak praktis

b. Terlalu sering menguap menyebabkan adanya kemungkinan zat

terbuang.

c. Titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 150 C

d. Harus diketahui jumlah volume titran yang dibutuhkan. Bila tidak,

titrasi akan berlangsung sangat lama yang berarti makin banyak

larutan yang dititrasi hilang (karena digoreskan pada pasta kanji

iodida untuk mengetahui titik akhir titrasi).

2. Indikator Dalam

Indikator dalam terdiri atas campuran tropeolin OO dan metilen biru.

Tropoelin OO merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah

dalam suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya

kelebihan asam nitrit, sedangkan metilen biru sebagai pengkontras warna

sehingga pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan dari ungu menjadi

biru sampai hijau tergantung senyawa yang dititrasi (Gandjar dan Rohman,

2007).

Pada pemakaian Indikator dalam ini ternyata mempunyai kelebihan yaitu

sebagai berikut :

a. Cara kerja cepat dan praktis.

b. Dapat dilakukan pada suhu kamar.

9

Page 13: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

Pemakaian kedua indikator ini ternyata memiliki kekurangan. Pada

indikator luar harus diketahui dulu perkiraan jumlah titran yang diperlukan,

sebab kalau tidak tahu perkiraan jumlah titran yang dibutuhkan, maka akan

sering melakukan pengujian apakah sudah tercapai titik akhir titrasi atau

belum. Di samping itu, kalau sering melakukan pengujian, dikhawatirkan

akan banyak larutan yang dititrasi (sampel) yang hilang pada saat pengujian

titik akhir. Sementara itu pada pemakaian indikator dalam walaupun

perlakuannya mudah tetapi sering kali untuk senyawa yang berbeda akan

memberikan warna yang berbeda. Untuk mengatasi hal ini, maka akan

digunakan metode pengamatan titik akhir secara potensiometri (Gandjar dan

Rohman, 2007).

3. Secara Potensiometri

Metode yang baik untuk penetapan titik akhir nitrimetri adalah metode

potensiometri dengan menggunakan electrode kolomelplatina yang

dicelupkan ke dalam nitrat. Pada saat titik akhir titrasi (adanya kelebihan

asam nitrit), akan terjadi perubahan arus yang sangat tajam sekitar +0,80

Volt sampai +0,90 Volt. Metode ini sangat cocok untuk sampel dalam

bentuk sediaan sirup berwarna (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.5 Aplikasi Analisis Nitrimetri / Diazotasi Dalam Analisis Obat dan Bahan

Obat Beserta Beberapa Contohnya

Dalam farmakope Indonesia Titrasi diazotasi digunakan untuk

menetapkan kadar: benzokain primakuin fosfat dan sediaan tabletnya,

prokain HCl, sulfasetamid, natrium sulfasetamid, sulfametazin, sulfadoksin,

sulfametoksazol, tetrakain, dan tetrakain HCl (Gandjar, 2007).

Tirtasi diazotasi dapat digunakan untuk :

1. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mempunyai gugus amin aromatis

primer bebas seperti selfamilamid.

10

Page 14: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

2. Penetapan kadar senyawa-senyawa yang mana gugus amin aromatic

terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol, ftalil sulfatiazol dan

parasetamol. Pada penetapan kadar senyawa yang mempunyai gugus

aromatic yang terikat dengan gugus lain seperti suksinil sulfatiazol harus

dihidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh gugus amin aromatis bebas

untuk selanjutnya bereaksi dengan natrium nitrit dalam suasana asam

membentuk garam diazonium. Reaksi yang terjadi pada analisis suksinil

sulfatiazol.

3. Senyawa-senyawa yang mempunyai gugus nitro aromatis seperti

kloramfenikol. Senyawa-senyawa nitro aromatis dapat ditetapkan

kadarnya secara nitrimetri setelah direduksi terlebih dahulu untuk

menghasilkan senyawa amin aromatis primer. Kloramfenikol yang

mepunyai gugus nitro aromatis direduksi terlebih dahulu dengan Zn/HCI

untuk menghasilkan senyawa amin aromatis primer yang  bebas yang

selanjutnya bereaksi dengan asam nitrit untuk membentuk garam

diazonium.

11

Page 15: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diazotasi disebut juga dengan nitrimetri yakni metode penetapan kadar

secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Prinsip Titrasi

nitrimetri adalah reaksi diazotasi yang meliputi pembentukan garam diazonium

dari gugus amin aromatic primer (amin aromatic sekuder dan gugus nitro

aromatik), pembentukan senyawa nitrosamine dari amin alifatik sekunder,

pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida, pemasukkan gugus nitro yang

jarang terjadi karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan asam nitrit dalam

suasana asam. Penentuan titik akhir titrasi diazotasi dapat menggunakan indikator

luar, indikator dalam, dan secara potensiometri.

Titrasi diazotasi digunakan untuk menetapkan kadar: benzokain primakuin

fosfat dan sediaan tabletnya, prokain HCl, sulfasetamid, natrium sulfasetamid,

sulfametazin, sulfadoksin, sulfametoksazol, tetrakain, dan tetrakain HCl.

3.2 Saran

Sebaiknya perlu dilakukan pendalaman pengetahuan mengenai titrasi

nitrimetri/diazotasi dan contoh – contohnya karena pengetahuan ini dapat sangat

berguna terutama bagi mahasiswa farmasi dalam bidang mencakup analisis bahan

obat dan sedian obat.

12

Page 16: NITRIMETRI (DIAZOTASI)

DAFTAR PUSTAKA

Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi edisi I (hal

98-101). Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Depok.

https://www.academia.edu/7838810/Diazotasi

https://himka1polban.files.wordpress.com/2013/11/laporan-nitrimetri-analis-

kimia-polban.pdf

http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68244-Love%20Kimia

%20Love%20Chemistry-Analisis%20Titrimetri.html

Prof. Dr. Gholib Ibnu dan R.Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka

Pelajar: Yogyakarta.

Watson, Jhon. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : Grafindo

Media Pratama

Wunas, J. Said. 1986. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar : UNHAS

13