nkri harga mati: karmil optimalisasi peran ... pembinaan teritorial merupakan suatu system pembinaan...

Download NKRI HARGA MATI: KARMIL OPTIMALISASI PERAN ... Pembinaan Teritorial merupakan suatu system pembinaan yang khas bagi TNI yang digali dari pengalaman perjuangan bersenjata maupun pengalaman

If you can't read please download the document

Upload: duongtruc

Post on 10-Feb-2018

298 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

NKRI HARGA MATI: KARMIL

NKRI HARGA MATI

Waskita Dharma

ARTIKEL MILITER

AJENDAM V/BRW

Dokumentasi

Waskita Dharma

AJENREM 084

Tuesday, July 28, 2015

KARMIL

OPTIMALISASIPERAN SATKOWIL MELALUI BINTER DALAMMEMBANTU PEMERINTAH MENGAMANKAN PENDISTRIBUSIAN PUPUK BERSUBSIDI

GUNAMEWUJUDKAN SWASEMBADA PANGAN

BABI

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Satkowil sebagaisatuan jajaran TNI AD yang sudah tergelar diseluruh wilayah dan mempunyaitugas untuk melaksanakan pemberdayaanwilayah pertahanan di darat, dalam rangka mewujudkan ruang, alat, dankondisi juang serta kemanunggalan TNI-Rakyat yang tangguh untuk kepentinganpertahanan negara. Salah satu kegiatandalam menunjang tercapainya tugas pokok dalam pemberdayaan wilayah daratantersebut, adalah dilaksanakannya Binter sebagai upaya terciptanya KemanunggalanTNIRakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan Pertahanan negara MatraDarat. Salah satu tugasnya adalah membantupemerintah mengamankan pendistribusian pupuk bersubsidi bagi para petani dariberbagai macam penyelewengan yang terjadi agar swasembada pangan dapatterwujud.

b. Dalam rangkamewujudkan ketahanan pangan nasional dan swasembada pangan, salah satu faktorsarana produksi yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas danproduksi komoditas pertanian adalah pupuk. Pemerintah berkepentingan melakukanberbagai deregulasi kebijakan di bidang pupuk dengan maksud agar terwujud iklimyang kondusif bagi penyediaan pupuk di Indonesia, sehingga petani mudah dalammendapatkan pupuk sesuai dengan kebutuhannya. Kebijakan tersebut antara lainpemberian subsidi harga pupuk bagi petani. Namun dalampelaksanaan pendistribusian ini banyak menemui hambatan diantaranya ditemukanindikasi penjualan pupuk dengan harga diatas HET (Harga Eceran Tertinggi),penjualan pupuk kepada petani yang tidak terdaftar dalam RDKK, tidakdipasangnya spanduk pengumuman harga, penyaluran pupuk yang tidak sesuai denganDO, keterlambatan distribusi, kelangkaan, pengantian kemasan, penimbunan,penjualan di luar wilayah distribusi, dan terdapat pengecer yang tidak resmi.

c. Dalam kenyataannya pendistribusianpupuk yang dilaksanakan ini menuntut peranan TNI berpartisipasidalam pendistribusian pupuk subsidi kepada petani. Hal ini diharapkanmenjadi wujud nyata dan komitmen TentaraNasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dalam hal ini melalui binter untukmengawal pendistribusian pupuk kepada petani sehingga tepat sasaran dengantujuan akhir terwujudnya swasembada pangan. Namun dalam pelaksanaanya masih banyak menemui kendala dan keterbatasanantara lain rendahnya tingkat kesiapan aparat Binter,terbatasnya sarana dan yang dimiliki dalam pendampingan, serta masih belum padunya rencanakegiatan pengawalanpendistribusian ini dengan pemerintah daninstansi terkait lainnya. Kondisi tersebut berakibat padapengawalan pendistribusian pupuk yang dilaksanakan belum optimaldantidak dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkanKomando atas, sehingga tugas pemberdayaan wilayah pertahanan daratdalam memantapkan swasembada pangan yang menjadi salah satu tugas TNI AD belumdapat tercapai.

d. Berdasarkanpermasalahan tersebut diatas, makaperlu disusun berbagailangkah dan upaya mengoptimalkanpeningkatankesiapan aparat Binter Dalam Membantu Pemerintah MengamankanPendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan, peningkatan sarana pengamanan pendistribusian maupun peningkatan keterpaduan penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi denganpemerintah daerah dan instansi terkait lainnya sehinggadiharapkan tugas pemberdayaan wilayah pertahanan darat dapatterwujud.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud.Maksudtulisan iniadalah untukmemberikangambaran tentang optimalisasi peranaparatBinter Dalam Membantu PemerintahMengamankan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan.

b. Tujuan. Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai bahan masukan dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan TNI AD dalampengambilan kebijaksanaan danstrategioptimalisasi kesiapanperan aparat Binter DalamMembantu Pemerintah Mengamankan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi GunaMewujudkan Swasembada Pangan sehingga dalampenyelenggaraannya dapatberjalan optimal.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Tulisan inisecara komprehensip membahas hal-hal yang berkaitan dengan optimalisasi peranaparatBinter Dalam Membantu PemerintahMengamankan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan

b. Latar belakang pemikiran.

c. Peran BinterDalam Mengamankan Pendistribusian PupukBersubsidi

d. Faktor-faktor yang Berpengaruh

e. Peran BinterDalam Mengamankan Pendistribusian PupukBersubsidi yang diharapkan

f. Optimalisasi Peran BinterDalam Mengamankan Pendistribusian PupukBersubsidi

g. Penutup

4. Metoda dan Pendekatan. Karangan militer ini ditulis denganmenggunakan metode analisis dekritif serta melalui pendekatan empiris dan studi kepustakaan.

5. Pengertian

a. Optimalisasi. Suatu upayauntuk memperoleh hasilyanglebih baik dari keadaan semula.[1]

b. Satkowil. Satkowil adalah seluruh satuan jajaran TNI AD yang sudah tergelardiseluruh wilayah dan mempunyai tugasuntuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat, dalam rangkamewujudkan ruang, alat, dan kondisi juang serta kemanunggalan TNI-Rakyat yangtangguh untuk kepentingan pertahanan negara. [2]

c. Kowil ( Komando Kewilayahan ) adalah badan Komando kewilayahan sebagaipenyelenggara Binter yang disusun secaravertikal mulai dari tingkat Kodam, Korem, Kodim sampai tingkat Koramil.[3]

d. Binter. Pembinaan Teritorial merupakan suatu system pembinaan yangkhas bagi TNI yang digali dari pengalaman perjuangan bersenjata maupunpengalaman dalam turut menegakkan konstitusi berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Kebenaran dari Pembinaan Teritorial dalam perjuanganTNI telah teruji melalui berbagai peristiwa dalam lingkup nasional maupunsektoral yang bercorak kewilayahan dan digunakan untuk mengelola potensikewilayahan meliputi Geografi, Demografi dan Kondisi Sosial untuk kepentinganPembinaan Teritorial.

e. Pupuk Bersubsidi. Pupuk bersubsidi adalahpupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga EceranTertinggi (HET) yang ditetapkan di penyalur resmi di Lini IV (Pengecer Resmisesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07/MDAG/ PER/2/2009tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Berubsidi untuk sektor Pertanian).[4]

BAB II

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum. Peran aparat Binter DalamMembantu Pemerintah Mengamankan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi GunaMewujudkan Swasembada Pangan merupakan salah satu wujud kepedulian TNI AD dalam membantu menangani permasalahan sosial dan kemanusian baik atas permintaan maupun atas inisiatif sendirimerupakan kekuatan bila diselenggarakansecara terkoordinasi dan terintegrasi dengan melibatkanpemerintah dan segenap lapisan masyarakat. Disamping itu peranaparatBinter Dalam Membantu PemerintahMengamankan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk melaksanakanpemberdayaan wilayah pertahanan yang menjadi salah satu tugas yang harusdilaksanakan oleh TNI AD. Sebelum membahaslebih jauh tentangperan aparat BinterDalam Membantu Pemerintah MengamankanPendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan, maka dibawah ini akan dijelaskan beberapalandasandan dasar pemikiran yang dapatdijadikan pedoman dalamoptimalisasi peran aparat Binter Dalam Membantu Pemerintah MengamankanPendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan.

7. Landasan Pemikiran.

a. Landasan Historis. Sejarahperjuangan Indonesia menunjukkan betapa kokohnyapersatuan TNI dengan rakyat dalam kesatuan yang manunggal yang bangkit melancarkan revolusi untuk menumbangkanpenjajahan. Oleh karena itu TNI akan terusberjuang untuk kepentingan rakyat yang mendambakan keadilan dan kemakmuran, hal ini tentu akan terwujud melalui swasembada pangan yang merata ditengah-tengah rakyat. Swasembada pangan yang menuju kepada terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyatIndonesia, dalam konteks ini TNI selalu tampilkedepan menjadi pelopor, bersama-sama rakyat melaksanakankegiatanmisalnya Karya Bakti TNI,Operasi Bakti,maupun dalam bentuk pengawalan pendistribusian pupuk bersubsidi dan lain sebagainya. KemanunggalanTNI Rakyat harustetap dipertahankansebagai modal utama dalam menjagakeutuhan bangsa dan negara,dengan jalan mengintensifkan penyelenggaraan pengawalanpupuk bersubsidi bagi petani sehingga swasembadapangan dapat dilaksanakan secara optimal.

b. Landasan Idiil. Pancasila Sila ke-3 Persatuan Indonesiadanke-5 Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan amanat yang harus dapat dilaksanakan oleh TNI AD untuk mewujudkan persatuan dankesatuan bangsasertamewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Kegiatanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidimerupakan salah satu bentuk pengejawantahan tugas-tugas TNI AD dalam bidang Binter untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyatdanmeningkatkan danmencapai swasembada pangan.

c. Landasan Konstitusional. PembukaanUndang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yangmelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia adalah atas dasar persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiadan meningkatkankesejahteraan umum. Pokok pikiran yang terkandungdalampernyataan tersebut adalah bahwa Negara wajib menjaminterpenuhinya kebutuhan-kebutuhanhidup masyarakat Indonesia, sehinggaakanterwujud kehidupansosial yang kondusif.Dan untukitulah, maka TNI AD berupaya untuk membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk pengamanan pendistribusian pupukbersubsidi guna terwujudnya ketahanan pangan dan swa swasembada pangan.

d. Landasan Operasional

1) UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara. Didalamnya disebutkan bahwa pertahanan negara bertujuanuntukmenjaga dan melindungi kedaulatannegara, keutuhanwilayah NKRIdankeselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman[5]. Dalam sistem pertahanan negara, kedaulatan negara dan keutuhan wilayahIndonesia dilindungiolehsistem pertahanan negara yang kuat dengan melibatkan semua komponen bangsa.Dan untuk mewujudkansistempertahanan tersebut Komando Kewilayahan berperan sebagaiwadah untuk melaksanakanpemberdayaanwilayah pertahanan,sehingga dapat mewujudkan ketahanan wilayahyang tangguh melalui pelaksanaan pengawalan pendistribusian pupuk bersubsidi.

2) Undang UndangRI No. 34 Tahun 2004 tentangTentara Nasional Indonesia. Didalamnya disebutkan bahwa TNI AD sebagai bagianintegral dari TNI seperti yang diatur dalamPasal 8 ayat (d) memiliki tugasmelaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat[6]. Hal iniberarti TNI ADmemiliki tanggung jawab untuk membina potensi kewilayahangunakepentinganpertahanandi darat melalui pengamanan pendistribusian pupukbersubsidi secara optimal.

8. Dasar Pemikiran

a. Urgensi PentingnyaPeran Binter dalam Pengamanan Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna MewujudkanSwasembada Pangan. Binter dalam metode Bakti TNI padaintinyaadalah merebut hati rakyat,oleh setiap prajurit Angkatan Darat dengan bersikap dan berperilakubaik terhadaprakyatdengantujuan mengambilhati rakyatsehinggatumbuhsimpati dan cintaterhadap tentaranya, yaitu Angkatan Darat gunamendorong terwujudnya kemanunggalanTNI-Rakyat, suatu kondisi yangmelahirkan kekuatansinergis yang sangat diperlukanbagi upaya-upaya menyelesaikan masalah-masalah bangsa. Semangat kemanunggalan TNI dan Rakyat itu memang harus dipertahankandanbahkan harus terus dipupuk serta ditumbuhkembangkandalamhati sanubari setiap prajurit TNI AD dan senantiasa akan menempatkan hatinuranirakyatpada tempat yang sentraldansuara hatinya kita dengarkan dengan baik.Dengan demikian, maka Peran Binter dalam PengamananPendistribusian Pupuk Bersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan sebagaiupaya TNI ADuntuk membantu pemerintahdalam menangani masalah-masalah sosial dan kemanusiaankhususnya dalam hal pendistribusian pupuk bersubsidi bagi para petani yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kemanunggalan TNI Rakyat.

b. PupukBersubsidi Guna Mewujudkan Swasembada Pangan. Dalam rangka mewujudkan Ketahanan PanganNasional, pupuk sangat berperan penting dalam peningkatan produktivitas danproduksi komoditas pertanian. Atas dasar tersebut guna meningkatkan kemampuanpetani dalam penerapan pemupukan berimbang maka pemerintah memberikan subsidipupuk. Namun beragam modus penyalahgunaan pupuk yang ada pada intinyabermotif untuk mengambil keuntungan, diantaranya dengan menimbun pupukbersubsidi di sebuah gudang. Ketika mulai terjadi kelangkaan di lapangan, oknumdistributor atau agen mengeluarkan pupuk itu lalu menjualnya dengan harganonsubsidi, lalu adanya agen yang menjual pupuk bersubsidi namun tanpadilengkapi surat izin resmi, oknum distributor atau pengoplos yang memborongpupuk urea bersubsidi lalu mengganti kemasannya dengan nonsubsidi ukuran 50kilogram, menaikan harga pupuk, dan mengoplos pupuk bersubsidi denganbahan-bahan kimia tertent untuk mengubah warna pupuk. Namun ada juga oknum yangmengoplos pupuk bersubsidi dengan nonsubsisi secara langsung alias tanpacampuran bahan kimia. Hal ini dapat menyebabkan swasembada beras yangdicanangkan oleh pemerintah di tahun 2016 terancama gagal, jika pemerintahtidak segera menuntaskan persoalan pupuk yang selama ini masih terjadi. Untukitu pemerintah dan TNI dapat melakukan pengawasan yang lebih ketat agar pupukbersubsidi itu benar-benar sampai di tangan petani yang berhak menerimanyadengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

BAB III

PERAN BINTER DALAM MENGAMANKAN PENDISTRIBUSIAN

PUPUK BERSUBSIDI SAAT INI

9. Umum. TNI merasa terpanggil untuk ikut berperan serta dalam mengamankan pendistribusian pupukbersubsidi bagi petani, sehingga swasembada pangan dapat terwujud. Implementasi di lapangan dalam melakukanhal tersebut,TNImenerapkan pendekatanpembinaan teritorial dengan menjadikanaparat binter terdepan sebagai tulang punggung dalam pelaksanaannya.Namun hasil yang dicapai selama ini belum sesuai dengan tujuan sasaran yang telah ditetapkan,mengingatpenyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi saat ini masih menghadapi berbagaipermasalahan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir serta kurangnya dukungan sarana sehingga kegiatankoordinasi lintassektoral yang dilakukan aparat Kowil dalam hal ini binter terdepan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya tidak optimal.

10. Penyelenggaraan PengamananPendistribusian Pupuk Bersubsidi. Pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi adalah kegiatan dalamrangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk pencapaian swasembadapangan. Pelaksanaan Bakti TNI yang dilakukan oleh Satuan Kowilmelalui peran binternya saat ini dirasakan masih kurang optimal.

a. TahapPerencanaan. Padatahap perencanaanperlu diketahui subyek, obyek, metode dan kegiatanyang dilaksanakansehingga tersusun dengan cermat namun saat ini belum dapatdilaksanakan terutama pada pelaksanaan kegiatan baik kegiatanfisikmaupun kegiatan non fisik dikarenakan pada perecanaansasaran belumdilaksanakan seobyektif mungkin dengan memilih sasarantidakmelaluipengkajian yangmendalamdari aspek kesejahteraan petani melainkan hanya memilih sasaran yang dapat dilaksanakan dengan waktu dankemampuan yang tersedia.

b. Tahap Persiapan. Tahap persiapan seharusnyadilaksanakan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan kegiatan namun saat ini persiapan untuk pelaksanaan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dilaksanakan secaramendadak setelah adanyapenyelewangan pendistribusian pupuk bersubsidi yang terbongkar sehingga kegiatan yang seharusnya dilaksanakan pada persiapan tidak dilaksanakan diataranya :

1) Rapat koordinasi yangseharusnya dilaksanakanditingkat pusat oleh Dandim yang daerahnya ditetapkanmenjadi obyek sasaran tidak dilaksanakantetapi hanyamenerima petunjuk agar mempersiapkan kegiatan yang akandilaksanakansecara mendadak.

2) Penyiapan administrasi kegiatan tidak tersusun denganbaik meliputi sarana, perintahoperasi, dan dukungan administrasi tidak optimal.

c. Tahap Pelaksanaan. Program pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi didalam pelaksanaannya terdapat keterbatasan terutamadalamhal dukungan anggaran yang diberikan oleh Komando Atas sangat kecil,bahkan ada kegiatan program yang tidak didukung oleh anggaransama sekali.Dinamika dilapangan dirasakan adanya banyak hambatan dankendala yang harus diatasi agar sasaran dapat diselesaikantepatpadawaktunya. Keterbatasandukungan yang ada,mengakibatkan Kowil sering bersandar kepada Pemda dan instansi yang terkait,agarkegiatan tersebut dapat berjalan.Hal ini sering mengalami hambatan karenaadanya keterbatasan Pemda dan instansi terkait serta tidak adanya instruksi/petunjuk dari pusat terhadap kegiatan yang sifatnya lintas Kementrian. Kendala yang ada pada pelaksanaan kegiatan menyebabkan beberapa permasalahan yaitu :

1) Pencapaian target pada pelaksanaanbelum sesuai dengan yang diharpakan karena dukungan administrasi yang adatidak sesuaidengan beban pekerjaan dilapangan.

2) Dalam rangka mengatasipengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi ini, satuan tidak memiliki peralatan penunjang seperti alat transportasi dankomunikasi khusus untuk hal ini, sehingga belum dapat melaksanakan secara cepat, karena harusmelaksanakan koordinasi dengan pihak lain baik swastamaupun pemerintah untuk dapat memberikan bantuan peralatan tersebut.Selain itu dihadapkan dengan daerah yang terpencil atau sulit untukdijangkau dengan peralatantersebut menjadi kendala yang sulit dihindari.

3) Satuan TNI yang bertugas melaksanakan pemanananpendistribusian pupuk bersubsidi belumdilengkapi dengan sistem administrasi danpengorganisasian yang khususdisiapkanuntukmelaksanakan seperti data rencana kebutuhan pupukpetani/kelompok tani melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), sehingga dalam pelaksanaannya kurang optimal.

4) Belum tertatanya program kegiatan penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi, sehingga sasaran yang dicapai kadang- kadang tidak sesuai dengan skala prioritas.

5) Dalam penyelenggaraan kegiatan, Aparat teritorial kurang mengadakan koordinasidengan masyarakatsetempatmaupun pemerintah dan instansi terkait,sehingga terkesan bekerja sendiri tanpa melibatkanmasyarakat,yang pada akhirnya masyarakat menganggapbahwa hal tersebut hanya semata tugas aparat.

d. Tahap Akhir Pelaksanaan. Hasil yang telah dicapai padapelaksanaan pengamanan distribusi pupuk bersubsidi initerkesan manfaatnya tidak bisa dirasakan oleh masyarakat dalam jangka waktu yang lamakarena kurangnya tanggungjawab pemerintah daerah terhadaphasil kegiatan yang dilakukan serta tidak adanya upaya dari aparat Kowil untuk menghimbau Pemda agar dilaksanakan peningkatankualitas terhadap hasil kegiatan yangdilaksanakan

11. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana penunjang kegiatan merupakan pendukungyang sangatpenting bagi aparat Komando Kewilayahan dananggota TNI ADyanglainnya dalam melaksanakan kegiatan pembinaan teritorial termasukdalammenyelenggarakan kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi,sehingga apa yang dikerjakan tetap pada jalurnya dan tidak menyimpang dari tujuan semula.Saat ini masalahsarana dan prasarana dibidang pembinaan teritorial yang berkaitan dengan penyelenggaraanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsididirasakan perlu segera dilakukan pembenahan sebagai berikut :

a. Secara Kualitas.

1) Secara konseptual sarana dan prasarana yang menjadipenunjang pelaksanaan pengamanan distribusipupuk bersubsidi adalah sarana yang telah ada bukan sarana atau prasaranatambahan yang diberikan khusus untuk penyelenggaraankegiatan ini.

2) Keterbatasan sarana ini tentunya kurangmendukung percepatanpencapaian kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi itu sendiri.

b. Secara Kuantitas. Koramil selakuKomando Kewilayahan terdepan,umumnya belum mempunyai sarana yangmencukupisebagai penunjang dalam melaksanakan kegiatandi lapangan. Sarana dan Prasarana yang lebih komplitbiasanya hanya di markas Kodim dan Koramil-Koramil kota,sedang Koramil-Koramil pedalaman sarana yang dimilikinya sangat terbatas. Kondisi demikian sangat tidakmenguntungkan bagi Komando Kewilayahan dalam menyelenggarakanBinter karena bisa saja terjadi penyimpangan- penyimpangan di lapangan, dan dari segi pembinaan SDM bagiaparat Komando Kewilayahan tidak akan profesional.

12. Keterpaduan pelaksanaan kegiatanPengamananPendistribusian Pupuk Bersubsidi. Keterpaduandalampelaksanaan kegiatan TNI dengan Pemerintah daerah belum maksimal, karena kerjasama dan koordinasi yang dilakukan antara TNIdengan pemerintah daerah dan instansi sektoral dalam penyelenggaraan pengamananpupuk bersubsidi ini belum optimal. Hal ini tampak dari munculnya permasalahan- permasalahan sebagai berikut :

a. Kerjasama antara Pemerintah dengan TNI belum terlaksana dengan baik, karena masih adanya keragu-raguan dalam mengambil keputusan, akibat dari belum adanya kebijakan yang mengatur secara jelas dan rinci tentang batas-bataskewenangan masing-masing..

b. Penentuan obyek yang akan dijadikansasaran dilapangan belum dapat dilaksanakan secara maksimal olehTNI.

c. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan data rencana kebutuhan pupukpetani/kelompok tani melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) antara pemerintah daerah dengan Satuan Komando Kewilayahan belum berjalan dengan baik yang mana penyusunan data rencana kebutuhan pupukpetani/kelompok tani melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) belumterkoordinasi akan menyulitkan kedua belah pihak.

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

13. Umum. Penyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat, sebagai sarana untuk mewujdukan swasembada pangan, serta guna mewujudkan kemanunggalan TNI- Rakyat dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan sehingga prosespelaksanaannya menjadi tugasTNIAD dapat berjalan optimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhikeberhasilan TNI AD khususnya Kowil untuk mewujudkan tujuan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi tersebut. Beberapafaktor tersebut dapat berasal daridalam institusi Kowil itu sendiri berupa kekuatan yang dapat dieksploitir guna menunjang keberhasilan penyelenggaraan Penyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi dan kelemahan yang perlu mendapat perhatian agar tidak menghambatpenyelenggaraan Penyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi. Sementara itu faktor dari luar meliputi peluangyangperlu untuk dimanfaatkan serta kendala yang harusdapat dieliminir agar tidak berpotensi menimbulkan hambatan dalam rangka Penyelenggaraan Pengamanan Pendistribusian pupuk bersubsidi.

14. Faktor Internal

a. Kekuatan

1) Kowil jajaranTNI ADdari tingkat Kodam sampaidengan Babinsa telah tergelarsampai ke pelosokdaerah memungkinkan bagi setiap aparat Kowil untuk lebih mengenal daerahnyamasing-masing dan dapat memantau terhadap segala kebutuhan daerah yang bersangkutan,sehingga bila ditemukan adanya kekurangan maka dapat dijadikan sebagaisalah satu obyek penyelenggaraanPengamanan Pendistribusian pupuk bersubsidi.

2) Tingkat pengalaman aparat Kowildalampenyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi sudah cukupmemadai,mengingat setiap satuan Kowil telah menyusun dan melaksanakankegiatan Program Bakti TNI secara terencanadan menjadi rutinitas memungkinkan setiap aparat untuk mengetahui berbagai hambatan yang seringdihadapi dalampenyelenggaraan Bakti TNIdalam hal ini adalah penyelenggaraanPengamanan Pendistribusian pupuk bersubsidi, sehingga kegiatan evaluasi gunaperbaikan penyelenggaraan dapatdilaksanakansecara optimalsesuaidengan kebutuhan yang diperlukan.

3) Daya gerak yang ditopangdengan tingkat kedisiplinanyang tinggi dan kondisi fisik yang prima dari aparat Kowil hasilbinaan dari latihan yang dilaksanakan secara teratur di satuan merupakan kekuatan yang harus dapat diberdayakanseoptimal mungkin dalam rangka mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi.

4) Penyusunan program kerja satuan Kowil didasarkanpada sistembottom up planning, dimana Komandoatas menyerapkebutuhan satuan yang ada di bawahnyamerupakan kekuatan yang dapat dimanfaatkan oleh Kowiluntuk menyusunprogram kegiatan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi gunamendapatkan persetujuan dari komando atas sehingga dapatmemperlancar penyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi yang akandilaksanakan Kowil.

b. Kelemahan

1) Sikap dan perilaku oknum aparat Kowil yang masihbelumsepenuhnya mencerminkan jati dirinya sebagai prajurit TNI, karenamasih timbul adanya arogansi aparat yang cenderung menimbulkan sikap antipati dari sebagian masyarakatterhadap TNI sehingga berpengaruh padadukungan masyarakat dalam penyelenggaraan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi.

2) Alat peralatan yang dimiliki oleh satuan Kowil sebagaialatpenunjang penyelenggaraanBakti TNI sangat terbatasbaiksecara kuantitasmaupunkualitas berakibat padakegiatan dilaksanakan seadanya dandalamkondisi serba kekurangan berpengaruh pada pencapaian sasaran kegiatan PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi yang tidak maksimal.

15. Faktor Eksternal

a. Peluang

1) Tugas-tugas TNI dalam OMSP sesuai dengan UU RINo.34 tahun 2004 tentang TNI diantaranyaadalahmenyelenggarakan pemberdayaan wilayah pertahanan yang salah satu penjabarannyadilaksanakan ke dalam bentukpenyelenggaraan kegiatan BaktiTNI, maka program PengamananPendistribusian pupuk bersubsidi memiliki payung hukum yang jelas sehingga tidak akan menimbulkan resistensi di tengah-tengah masyarakat.

2) Guna menghadapi kompleksitaspermasalahan danintensitaspenugasan yang sangat tinggi dihadapkan kepadaketerbatasan-keterbatasan yang dihadapi, maka unsur pimpinan TNI AD telah menentukan prioritas sasaran dimana untuk Pengamanan Pendistribusian pupuk bersubsidi memungkinkan bagi Satuan Kowil untuk mendapatkan dukungan Komando atas terhadap setiap program yangakandigelar di daerahnya.

3) Penerimaanmasyarakat dan instansi sektoral lainnya yang terkait di daerah terhadap hasil-hasil kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi cukup besar dan telah dirasakan manfaat sepenuhnya bagirakyat, memungkinkanbagi aparat Kowil untuk mendapatkan bantuan baik tenaga, dana maupunalatperalatan yangdibutuhkan untuk memperlancar penyelenggaraan pendistribusian pupuk bersubsidi yang dilaksanakan Kowil.

4) Besarnya potensisumber daya alam yangdimiliki setiap daerah terutama kekayaan alamnya merupakan peluang yang besar untuk dimanfaatkan sepenuhnya bagikepentingan peningkatan kesejahteraanrakyat dan swasembada pangan dalam rangkamemperlancarpenyelenggaraan pendistribusian pupuk bersubsidi , sehinggapemberdayaanwilayah pertahanan pada aspek sumberkekayaan alam dalam hal ini pertanian dapat tercapai optimal.

b. Kendala

1) Sosialisasi kebijakan pemerintahyang menyangkut dukungan anggaranbagi kegiatan pendistribusian pupuk bersubsidi belumdilaksanakan secara menyeluruh sampai pada tingkat daerah Kabupaten, sehingga sering timbul adanya kesalahfahaman antara satuan Kowil yang akan melaksanakan pendistribusianpupuk bersubsidi di daerah dengan instansi pemerintah di daerah yang berpengaruhpada kelancaran proses perencanaandan pelaksanaan penyelenggaraan pendistribusianpupuk bersubsidi.

2) Kemampuan daya dukung daerah baik berupa dana, alat peralatan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya tidak sama, sehingga berpengaruh pada pemenuhan dukungan alat peralatan dan sarana penunjang kegiatan pendistribusianpupuk bersubsidi lainnya.

3) Belum sinkronnya program Binter yang disusun oleh Kowil dengan program Pemda terutamamenyangkut penyelenggaraanpendistribusian pupuk bersubsidi sebagai akibat koordinasi yang belum terpadu antara Pemda dengan Kowil berdampak pada operasionalisasi kegiatan di lapanganan menjadi tumpang tindih, sehingga kegiatan yang dilaksanakan tidak optimal.

BAB V

PERAN BINTER DALAM MENGAMANKAN PENDISTRIBUSIAN

PUPUK BERSUBSIDI YANG DIHARAPKAN

16. Umum. Mencermati uraian tentang kondisi penyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi saat ini, pada hakekatnyaTNIsebagai salah satu bagian dari komponen bangsatelah ikut berperan aktif untuk mendukung programswasembada pangan melalui serangkaian programpengamanan pendistribusian pupukbersubsidi yang menyentuh langsung pada kebutuhan hidup rakyat, namun haltersebut belum dapat terlaksana secara optimal dan berakibat pada tugas pemberdayaan wilayah pertahanan daratyangmenjadi tugasTNI ADbelumdapat tercapai sepenuhnya. Oleh karenanyakedepan diperlukanpentahapan kegiatanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi yang tersusun dengan baik sehinggapenyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi dapatlebihditingkatkan, dansaranadan prasarana bagi Kowil harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya peningkatan keterpaduandalampelaksanaan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi terutama menyangkut koordinasi yang dilakukan antaraSatuan Kowil dengan pemerintah daerah dan instansi sektoral lainnya di daerah.

17. Penyelenggaraan Pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi. Binter pada dasarnya diarahkan untuk mendukung suksesnya swasembadapangan melaluipenyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi. Salah satu azas pelaksanaan Binter adalahadanya kesatuan komando, yaitu penyelenggaraan Binter dilaksanakan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang terkoordinasi dibawah satu komandoserta azas manfaat, yaitu penyelenggaraanBinter harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di samping untuk kepentingan pertahanan negara.Mengacu pada hal tersebut diatas, makapenyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi sebagai wujud pelaksanaanBinter dalam prakteknyadilapangan harus dapat dilaksanakan secara terencana sehingga pelaksanaannya dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan dansasaran yang telah ditetapkan.Dan oleh karenanya ke depan baik setiap tahapan kegiatan dalam penyelenggaraanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi harus dapat dilakukan semaksimal mungkin yaitu :

a. Tahap Perencanaan. Padatahapan pemilihansasaran harus dirumuskan secara terpadu dengan unsur-unsur yang terkait baik pemerintah daerah maupuninstansi sektoral, sehingga daerahKowil yang dipilih sebagai sasaranpengamamanan pendistribusian pupuk bersubsidi merupakan hasil kesepakatan bersama dan bukan merupakan pilihan dari Kowilsendiri. Selain pemilihan sasaran, dalam perencanaan penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi baik aparat Kowil, pemerintah daerah maupun instansi sektoral yang terkait dapatmenyusun danmerumuskan secara bersama-samamengenai jenis kegiatan, kebutuhan dana, tenaga, personel serta alat peralatan yangdibutuhkan secara matang, sehingga dalam pelaksanaannya tidak timbul lagi permasalahan kekurangan yang dapat menghambat pencapaian tujuan dan sasaran pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

b. Tahap Persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan dengankegiatan :

1) Rapatkoordinasi teknis tingkat pusat. Dandim yang daerahnya ditetapkanmenjadi obyek sasaran diundang dan menghadiri rapat koordinasi teknis di tingkat pusat.

2) menyiapkan administrasikegiatan yang disusundengan baik meliputi data rencana kebutuhan pupuk petani/kelompoktani melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), perintah operasi,dan dukungan saranadan prasarana optimal.

c. Tahap Pelaksanaan. Melalui perencanaanyang matangpadasaat tahapan kegiatan perencanaan yang dilakukan secara bersama-sama antara aparat Kowil, pemerintah daerah dan instansi sektoral lainnya yang terkait maka diharapkan pada tahappelaksanaan semua pihak dapat melibatkan diri dan terjun langsungke lapangan, sehinggadapat diketahui apabila terdapat kekurangandanhambatan di lapangan terutamamenyangkut anggaran yangharus dapat turun tepat waktu. Disamping itu hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut :

1) Dan SSK yang terlibat dalam pelaksanaan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi harus mempunyai target hasil kerja untuk sasaran fisik danmemprosentasikan hasil kerja yang telah dicapai.

2) Alat peralatan yangdisipakan harus sesuaidenganobyek sasaran yang dikerjakan dan dibentuk kelompok yang terdiri dari TNI dan masyarakat serta dikerjakan secara bahumembahu .

3) Sistem administrasi dan pengorganisasian yangkhususdisiapkan untuk melaksanakanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi perludisusun di satuan-satuan Kowil, sehingga satuan yang diterjunkan untuk menyelenggarakanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi sudah bakudan terjalin saling pengertian dan soliditas yang kuat diantaramereka untuk lebih mensukseskan penyelenggaraan setiap kegiatan yang dilaksanakan.

4) Program kegiatan penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi harus dapat tertata baik yang menyangkutwaktu kegiatan, penentuan sasaran, kegiatan yangdilaksanakan, sehinggasasaran yang ditetapkandapat tercapai sesuai dengan skalaprioritas.

5) Dalam operasionalisasinya di lapangan selamakegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi berlangsung, Aparat teritorial harus tetap menjaga dan mengadakan koordinasi dengan masyarakat setempat, sehinggatimbul adanya perasaan dalam diri masyarakatbahwakehadirannya sangatdibutuhkan untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi yang dilaksanakan. Dengan keterlibatanlangsung masyarakat, maka akan timbul suatu kesadaran dansikap saling membutuhkandiantara masyarakat dan aparat Kowil sehinggaswasembada pangan maupun Kemanunggalan TNI Rakyat dapat terwujud.

d. Tahapakhir pelaksanaan. Selama ini permasalahan yangselalu dihadapi adalah hasil yang dilaksanakan dalam kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi terutamamenyangkut kegiatan kontinuitas kegiatan belum dapatdilaksanakan secara maksimal, karena belumadanya kesadarandari Pemerintah daerah maupun masyarakat akan pentingnya upaya pemeliharaandilakukan.Untuk itulah,aparat Kowil hendaknya dapat menjadi pelopor dalam kegiatan kontinuitas hasil pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi Apabila hal tersebut dapatditunjukkan,secara lambat laun akan tumbuh kesadaran dalam dirimasyarakat untuk juga melakukan hal yang sama yakni memeliharahasil-hasil dari kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi sehingga swasembada pangan bisa terwujud.

18.Sarana dan Prasarana. Piranti lunak berkaitandengan ketersediaan danvaliditas peralatan penunjang operasi yang dimiliki oleh satuan Kowil agar kegiatan dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh Komando atas dan tidak menyimpang daritujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk itu baik secara kualitas maupun kuantitas, saranadan prasarana yang berkaitan dengan penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi harus tersedia dan dapatdioperasionalkan sesuaikemampuan dan batas kemampuan satuan.

19. Keterpaduanpelaksanaanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi . Dalampelaksanaankegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi sering diabaikan tentang pentingnya keterpaduan dalam melakukan setiap perencanaanmaupun tindakan yangdilakukan, sehingga berakibat pada pencapaian kegiatan yang kurang maksimal. Untuk itu, ke depan diharapkanhal tersebut tidak terjadi lagi. Masing-masingpihak baik aparat Kowil, pemerintah daerah maupuninstansi sektoral lainnya yang terkait harus dapat memegangteguh azaskesetaraandanketerpaduandalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi, sehingga tujuan swasembadapangan mencapaisasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

BAB VI

OPTIMALISASI PERAN BINTER DALAM MENGAMANKAN

PENDISTRIBUSIAN PUPUK BERSUBSIDI

20. Umum. Pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi merupakan suatu upaya yang dilakukan secara terus menerus oleh TNI AD dan segenap komponen bangsa lainnya, agarSwasembada pangan dapat terwujud.Pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi sebagai salah satu metode Pembinaan Teritorial merupakan sarana yang efektif untuk mendukung tugas pemberdayaanwilayahpertahanan darat, sehingga penyelenggaraannyaperlu lebih dioptimalkan.Oleh karena itu guna terwujudnya optimalisasi penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD dalam rangkapemberdayaan wilayah pertahanandaratdimasayangakandatangmaupun swasembada pangan, perlu dirumuskanberbagai upaya dan langkah-langkah pengembangan yang menyangkut peningkatankegiatanpengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dalam setiap tahapan, sepertipeningkatan sarana dan prasarana serta peningkatan keterpaduandalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Bakti TNI dengan Pemerintah dan instansi sektoral tlainnyamelalui kerjasama lintas sektoral TNI dengan Kementrian/Non Kementrian.

21. Tujuan. Tujuan yang hendak dicapai dalam perumusan optimalisasi penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi ini adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan kegiatan padasetiap tahapan dalam menyelenggarakan kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.

b. Menyelenggarakankegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi secara optimal sehingga dapatmendukung pelaksanaan tugas pemberdayaanwilayah pertahanan darat di daerah.

c. Mewujudkansuatu keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaankegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dengan Pemerintah dan instansi sektoral lainnya.

22. Sasaran. Berdasarkan tujuan tersebut diatas, sasaran yang ingin dicapai adalah :

a. Terwujudnya pelaksanaan setiaptahapan yang baikdan optimal dalam menyelenggarakankegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dalam rangkamewujudkan swasembada pangan.

b. Terselenggaranya tahapan-tahapankegiatan pengamanan pendistribusian pupukbersubsidi secara optimal sehingga dapatmendukung swasembada pangan di daerah.

c. Terwujudnyakerjasama lintassektoralTNI denganPemerintah daerah dan dengan Kementrian/NonKementriansehingga dapat menjamin adanya keterpaduan dalam perencanaandanpelaksanaan kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

23. Subyek.

a. Kasad

1) Mengeluarkan kebijakan program pembangunan danpembinaanbagi Satuan Kowil dalam rangka peningkatanprofesionalisme Aparat Kowil.

2) Menyusun program pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi yang ditujukan untukmemperkokoh kemanunggalanTNI-Rakyatserta terwujudnya swasembada pangan.

b. Pangdam

Dalam Pengembangan rencana operasi pertahanan (Renopshan) Kodam,maka Pangdam memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan penentuan terhadap kebijaksanaan menyangkutpenyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupukbersubsidi di wilayahnya.

2) Mengadakankerjasamadenganinstansiterkaitdi tingkatProvinsi sehingga mempunyai kesamaan pola pikirdan pola tindak dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.

3) Mengkoordinasikandengan pejabat Muspida daninstansi terkait serta tokoh masyarakat di tingkat propinsi agar dapat mendukung pelaksanaan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

4) Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaankegiatan di wilayah sehingga tetap berada dalam koridor yang telah ditentukan.

c. Danrem

1) Danrem dalam menyusun Rencana pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi berdasarkan Rencana dan ProgramKodamsebagaiKonsep dasar bagi penyelenggaraanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

2) Danremmembantu Pangdam dansebagaiperantara dalam mengkoordinasikan dengan pejabat Muspida dan instansi terkait serta tokoh masyarakatditingkat propinsi dengan pejabat Muspida daninstansi terkait serta tokohmasyarakat di tingkat kabupaten yang ada di wilayahnya agar dapat mendukung kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi dalam rangkamewujudkan kedaulatan pangan.

3) Menghimpun, mengklasifikasi data geografi, demografi, kondisi sosial dari tiap tiap Kodimterkait pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

4) Mensinergikan kekuatan dan kemampuan yangada dari Kodim jajarannya meliputi personel dan materiil sehingga mampu diberdayagunakan untuk penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

d. Dandim. Dandim merupakan Komandan satuan kewilayahanyangbertanggungjawab secara langsung dalam membina dan meningkatkankepampuan prajuritnya agar dapatmelaksanakan tugasnya termasuk dalammenyelenggarakan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dalam rangka mewujudkanswasembada pangan.

1) Mengkoordinasikandengan pejabat Muspida daninstansi terkait serta tokoh masyarakat secara terus menerusdi tingkat kabupaten dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

2) Menyiapkan, melatih dan meningkatkan kemampuananggotanya agar siap ditugaskanuntuk menyelenggarakankegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

3) Menyiapkanperlengkapandanmateriil yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

4) Merencanakan,menyusun, melaksanakan danmengendalikan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi untuk menyiapkan daya tangkal dan kemampuan perlawanan wilayah sertameningkatkan kemanunggalan antara TNI-Rakyat.

5) Membuat laporan secara periodik setiap bulan,triwulan, semestar dan tahunan kepada Danrem.

24. Obyek.

a. Personel. Aparat Kowil sebagai Sumber daya manusianyayang senantiasa harusmeningkatkan keterampilan maupun pengetahuannya di bidang teritorial, sehingga dapat memadukankegiatan Binter dan melaksanakan kegiatan pengamanan pendistribusian pupukbersubsidi secara optimal.

b. Materiil. Sebagaikomponen pendukung baikalat komunikasi, alat peralatan maupunkendaraanyang perlu senantiasa ada untuk mendukung penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi yang dilaksanakan Kowil.

25. Metoda.

a. Koordinasi. Koordinasi merupakan metoda yang digunakanuntuk menjamin terwujudnya suatu kerjasama dan kesamaan visidanpersepsi sehingga tercapai suatu sinergi yang positif dari masing-masing instansi terkait baik TNI maupun instansi lintassektoral dalam penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

b. Pengawasan dan Evaluasi. Pengawasan dan evaluasi merupakanmetoda yang digunakan untuk menjamin bahwa kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi yang diselenggarakanoleh Kowil sesuai dengan perencanaanyangtelah tersusun, serta melalui evaluasi dapatmenjamin adanya perbaikan dan penyempurnaan dalam menyelenggarakan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

c. Pendidikan.Pendidikan bertujuanuntukmeningkatkankualitassumber daya manusia bagi Aparat Kowil melaluipembekalan ilmu pengetahuan bidang teritorial sehingga dapat mendukung terselenggaranya kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

d. Latihan. Latihan merupakan metoda untuk meningkatkan keterampilan aparat Kowilyangdilaksanakan secara berjenjang,bertahap dan berkesinambungandisatuan sehingga memilikikesiapan operasional yang tinggi dalam melaksanakan tugaspengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

e. Regulasi. Regulasi ini berkaitan dengan upaya melakukan penataan terhadap piranti lunak baik berupaaturan/tatanan hukum seperti per-Undang-Undanganmaupun buku-buku petunjuk dan Protap yang diperlukan oleh Kodim untukmendukung penyelenggaraan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

26. Sarana dan Prasarana.

a. Sarana.

1) Piranti lunak yang berisikan doktrin, peraturan, prosedurtetap, buku petunjuk dan buku lainnya yang dapatdijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

2) Alat Peralatan. Alat peralatan seperti Alat Komunikasiyang dapat digunakan baik milik organik TNI, Pemda, swastadan milik masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan dan koordinasi dalam pelaksanaan dan pelaporan sehingga kegiatan dapat berjalan lancar, serta Alat Angkutan dan alat peralatan lainnya untuk mendukung kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi.

3) Anggaran berupa pemenuhan alokasi dana dari Komando atas untukmemenuhi kebutuhan alat peralatanyang diperlukan dalam operasionalisasikegiatanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi dalam rangka pemberdayaanwilayah pertahanan darat yang dilaksanakan oleh Satuan Kowil.

b. Prasarana

1) Bangunan perkantoranberupa kantor Kodim, Koramildan kantor Pemda serta kantor instansi terkait.

27. Upaya yang Dilaksanakan

a.OptimalisasiPenyelenggaraanPengamanana pendistribusian pupuk bersubsidi. Pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi sebagai salah satu metode Binter dilaksanakansecara terusmenerus guna terwujudnya Kemanunggalan TNI Rakyat serta swasembada pangan. Agar penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka dalampelaksanaannya harus didasarkan pada kegiatan pentahapan yangdiawali dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir.

1)Tahap Perencanaan.

a)Pada tahapanpemilihan sasaran dalam kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi yang digabungkandan dikembangkan denganProgram Kementrian/Non Kementrian, rencana anggaran dirumuskansecara terpadu dengan unsur-unsur yang terkait serta mempertimbangkankeinginan dan kepentinganmasyarakat.

b)Pada tingkat Pusat, melakukan koordinasidengan Kementrian/NonKementrian dalam menyusunperencanaan kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi, agar program- progran Kementrian/Non Kementrian yang dapatdipadukandengan kegiatan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi untuk satu tahun ke depan dapat diprogramkan dimasing-masing Kementrian/NonKementrian.

2)Tahap Persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan 1(satu) bulan sebelum pelaksanaanpengamanan pendistribusian pupukbersubsidi dengan kegiatan.

a)Rapat Koordinasi Teknis tingkat Pusat. Dandim yang daerahnya ditetapkan menjadi obyek sasaran pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi dengan mengadakan Rapat KoordinasiTeknis(Rakornis) ditingkat Pusatdalam rangkamembahas rencana kegiatan sasaran secara terpadubersama-sama dengan instansi terkait.

b)Menyiapkan Personel yang terlibat dalam Satuan Tugas. Dandimmenyusun personel yang terlibat dalam nominatif Satuan Tugas sesuai kemampuan satuan, instansi dan bidang tugas.

c)Tahap Pelaksanaan. Pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi yang selama ini telah dilaksanakan pada akhirnyamenjadikan rutinitas biasa dan belum menampakkan hasil yang signifikan.

d)Tahap Akhir. Untuk dapatmenjamin kesempurnaanpelaksanaan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi perlu dilaksanakantahap purna manunggal dengankegiatan pembuatan laporan,evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemeliharaan hasil kegiatan.

b. Penyusunan dan revisi Aturan/tatanan hukum tentangpenyelenggaraan kegiatanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi. Untuk memberikanpemahamankepada aparat Kowil tentang aturan-aturan perundang-undangansepertiUndang-Undang Dasar 1945 pasal 30 tentang kewajiban bela negara bagi seluruh warganegara Indonesia,Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentangpertahanan negara, Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentangTentara Nasional Indonesia,maka perlu diadakan kegiatanpengadaan buku-buku petunjuklapangan dan teknis pelaksanaanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi.

c. Peningkatan Keterpaduan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsididengan Pemerintah. Agarkerjasama antara Pemerintah dengan TNI dapat terlaksana denganbaik, serta didukung oleh adanya kebijakan atau saranadan aturan yangmengatur secara jelas dan rinci tentang batas-batas kewenangan masing-masing sehinggga keragu-raguandalam mengambil keputusan dapat teratasi.

BAB VII

PENUTUP

28. Kesimpulan.

a. Kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidimerupakan salah satu metode yang dinilai efektif untukmewujudkan kemanunggalan TNIdenganRakyat,serta dalamupayamewujudkan swasembada pangan. Namun dalam implementasinya penyelenggaraan Bakti TNI belummencapai hasil yang optimal, hal ini disebabkan karena pelaksanaan setiaptahapanpada kegiatan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi belum dilaksanakan secara, pirantilunak belum lengkap, serta Keterpaduan dalam perencanaan danpelaksanaan kegiatanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi dengan pemerintah daerah belummaksimal.

b. Agar penyelenggaraan pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi mampu mencapai hasil yang optimal maka perlu ditempuhlangkah optimalisasi denganmeningkatkan kegiatan pada setiaptahapan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi, latihan dan penataran, penyamaan visi dan misi tentang penyelenggaraan pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi, serta peningkatan kerjasama antaraaparat Kowil dengan pemerintah daerah serta instansi terkait lainnyadengan harapan melalui pengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi dapat mencapai sasaran yang telah disusun yakni terwujudnya kemanunggalan TNI dengan rakyat serta swasembada pangan

c. Denganadanya upaya kearah yanglebihbaik dengan berbagai langkah yang disesuaikan dengan aturan dan norma yang diberlakukan,baikterhadap peran dan fungsi dari Kowil itu sendiri melalui penyamaanvisi, misi dan persepsi, maupun kinerja Aparat Kowil melalui peningkatan lima kemampuan teritorial serta kegiatanpengamanan pendistribusian pupuk bersubsidi yang dilaksanakan pada intinya adalah untuk merebut hati rakyat dengan bersikap danberperilakubaikterhadaprakyat sehingga timbulsimpatirakyatterhadap TNI sehingga mendorong terwujudnya KemanunggalanTNI-Rakyat sertaterwujudnya swasembada pangan.

31. Saran

a. Perlu adanyapeningkatan kegiatan pada setiaptahapan pada pengamananpendistribusian pupuk bersubsidi sehingga tersusun dengancermat sehingga hasilyangdicapai sesuai dengan yang diharapakan.

b. Perlu adanya kegiatanpendidikan,latihan dan penataran yang dilaksanakan di satuan untuk membekali pengetahuan danketerampilan bagi aparat Kowil yang menyangkut materi pengamana pendistribusian pupuk bersubsidi.

Malang 21 Mei 2015

Penulis

[1]Yandianto, Drs. Kamus Umum Bahasa Indonesia, penerbit M2S Bandung, September2001, Hal 393.

[2]KeputusanDanpusdikter, VI/2003

[3]Buku Petunjuk Induk tentang Binter NomorSkep/98/V/2007 tgl 16 Mei tahun 2007.

[4]Peraturan Menteri Perdagangan Nomor07/MDAG/ PER/2/2009 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Berubsidi untuksektor Pertanian

[5]Undang-undangRI No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 4

[6]Undang-undangRI No.34 Tahun 2004 tentang TNI Pasal 8 Ayat (d)

Posted by

abah rumadi

at6:58 PM

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

No comments:

Post a Comment

Newer Post

Older Post

Home

Subscribe to:Post Comments (Atom)

TAUTAN

MABES TNI ADKODAM V/BRAWIJAYA

Link Bajra Yudha

About Me

abah rumadi

View my complete profile

Pengunjung

Tulisan Blog

HUKUM YANG TAJAM KE BAWAH, TUMPUL KE ATAS MENJADI SIMBOL BARU KEADILAN DI INDONESIA

HUKUM YANG TAJAM KE BAWAH, TUMPUL KE ATAS MENJADI SIMBOL BARU KEADILAN DI INDONESIA Oleh: Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum Is...

PERANAN HUKUM SEBAGAI ALAT UNTUK MERUBAH MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

PERANAN HUKUM SEBAGAI ALAT UNTUK MERUBAH MASYARAKAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI A. Dasar Pemikiran Salah s...

UPAYA DALAM MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

UPAYA DALAM MENGOPTIMALKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Oleh OLEH: DR. H. RUMADI SE. SH, M.Hum. A. Latar Belakang Seir...

NKRI HARGA MATI Sebuah Perwujudan Rasa Nasionalisme Generasi Muda Era Reformasi

NKRI HARGA MATI Sebuah Perwujudan Rasa Nasionalisme Generasi Muda Era Reformasi Oleh: Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum NKRI HAR...

KARMIL

OPTIMALISASI PERAN SATKOWIL MELALUI BINTER DALAM MEMBANTU PEMERINTAH MENGAMANKAN PENDISTRIBUSIAN PUPUK BERSUBSIDI GUNA MEWUJUDKAN SWASEM...

TRANSFORMASI DALAM KEPEMIMPINAN TNI AD DAN PROFESIONALITAS PRAJURIT

Oleh: Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum PEMBANTU LETNAN SATU NRP 557662 A khir-akhir ini seringkali kita mendenga...

KARMIL 01

PENINGKATAN PERAN DAN KEMAMPUAN BINTER DANRAMIL DALAM RANGKA MENANGKAL KONFLIK HORISONTAL PILKADA DAN PEMILU DI ERA REFORMASI B...

MENJADIKAN SAPTA MARGA, SUMPAH PRAJURIT DAN 8 WAJIB TNI SEBAGAI NAFAS DISIPLIN PRAJURIT

MENJADIKAN SAPTA MARGA, SUMPAH PRAJURIT DAN 8 WAJIB TNI SEBAGAI NAFAS DISIPLIN PRAJURIT Tentara Nasional Indonesia merupakan bag...

NETRALITAS TNI DALAM PEMILU TAHUN 2014

NETRALITAS TNI DALAM PEMILU TAHUN 2014 Reformasi dan TNI Beralihnya masa orde baru ke reformasi ditandai dengan timbulnya tuntutan dari...

NARKOBA MALAPETAKA BAGI GENERASI MUDA BANGSA

NARKOBA MALAPETAKA BAGI GENERASI MUDA BANGSA Oleh: Dr. H. Rumadi, SE., SH., M.Hum Kata N arkoba kini semakin marak dibicarakan d...

Blog Archive

2014

(17)

September

(12)

October

(1)

December

(4)

2015

(13)

July

(13)

2017

(1)

September

(1)

JAM

Pengunjung

abah Rumadi. Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.