nomor : dpd.220/sp/14/2013 dewan perwakilan daerah ... filemenyaksikan pengambilan keputusan...

43
Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 8 Juli 2014 3. Waktu : 10:11:57 WIB 13:47:22 WIB 4. Tempat : R. Rapat 5. Pimpinan Rapat : Pimpinan Rapat 1. Dr. LAODE IDA (KETUA DPD RI) 6. Sekretaris Rapat : 7. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan DPD RI; 2. Pengesahan Keputusan DPD RI. 8. Hadir : Orang 9. Tidak hadir : Orang II. JALANNYA RAPAT :

Upload: ngothuy

Post on 05-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

Nomor : DPD.220/SP/14/2013

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-14

MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2013-2014

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 8 Juli 2014

3. Waktu : 10:11:57 WIB – 13:47:22 WIB

4. Tempat : R. Rapat

5. Pimpinan Rapat : Pimpinan Rapat

1. Dr. LAODE IDA (KETUA DPD RI)

6. Sekretaris Rapat :

7. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan DPD RI;

2. Pengesahan Keputusan DPD RI.

8. Hadir : Orang

9. Tidak hadir : Orang

II. JALANNYA RAPAT :

Page 2: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

1

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik rekan-rekan sekalian, karena waktu juga berjalan, kami mohon para Anggota

untuk mengambil posisi duduk sebagaimana yang telah diatur. Baik, Bapak-Ibu sekalian,

mengingat waktu telah molor 20 menit dari jadwal yang telah kita sepakati karena juga tamu

kita telah hadir, Pimpinan dan Sesjen dari BPK, juga para tamu kita dari berbagai daerah

yang juga akan menunggu hasil daripada keputusan Paripurna ini, untuk itu saya akan

memulai rapat untuk menghemat waktu kita.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua

Om swastyastu.

Sebelum kita mulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,

marilah kita sejenak untuk memberikan waktu kita untuk dapat menyanyikan lagu

kebangsaan Indonesia Raya. Kepada seluruh Anggota Dewan serta seluruh hadirin yang ada

di ruangan ini dimohon untuk dapat berdiri dan mari kita bersama sama menyanyikan lagu

kebangsaan kita.

PEMBICARA : PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 10:11:57 WIB

KETOK 1X

Page 3: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

2

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Hadirin kami persilakan untuk duduk kembali. Sebelum kita memasuki agenda

Sidang Paripurna, perlu kami sampaikan bahwa dalam ruang Sidang Paripurna ini telah

hadir bersama kita Ketua BPK RI yang baru yang barangkali mungkin yang pertama hadir

sebagai ketua, yaitu Dr. H. Rizal Djalil. Kami persilakan berdiri Pak Rizal. Pak Doktor

silakan berdiri. Beserta jajarannya hadir juga Bapak Hasan Bisri, Bapak Nurmahadi

Suryadjayanegara, Pak Sapto Ahmad Damanhari, Pak Agus Djoko Pramono, Bapak Dr. Ali

Masykur Musa, dan juga Pak Agung Firman Sampurna. Dan, juga Sekretaris Jenderal yang

akan menyerahkan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat.

Selain itu juga, hadir para pejabat pemerintah daerah dan DPRD serta panitia pemekaran

dari Sumatera Utara, dari Provinsi Papua Barat, dari Provinsi Kalimantan Timur untuk

menyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU

tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat provinsi tersebut. Dengan

mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Sidang Paripurna ke-14 DPD ini kami buka dan

dinyatakan terbuka untuk umum.

Sidang Dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara, Sidang Paripurna hari ini

mempunyai tiga agenda pokok, yaitu: 1) penyampaian hasil pemeriksaan atas laporan

keuangan pemerintah pusat atau yang kita kenal LKPP tahun 2013 oleh BPK RI; 2) laporan

perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing alat kelengkapan DPD RI; 3) adanya

pengesahan keputusan DPD RI.

Yang terhormat Saudara Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Badan Pemeriksa

Keuangan, Anggota DPD, serta hadirin yang berbahagia, penyampaian hasil pemeriksaan

atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2013 oleh BPK RI pada Sidang Paripurna kali

ini dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan Pasal 23E Ayat 2 dan Ayat 3 UUD RI Tahun

1945. Hal ini juga dipertegas di Pasal 224 Ayat 1 Huruf G Undang-Undang No. 27 Tahun

2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang menyatakan bahwa DPD menerima hasil

pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai bahan untuk membuat pertimbangan

kepada DPR tetang RUU yang berkaitan dengan APBN. Hasil pemeriksaan BPK terhadap

tanggung jawab pengelolaan keuangan negara merupakan satu langkah yang dilakukan untuk

mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara. Penyampaian

LKPP oleh BPK merupakan masukan yang berharga bagi DPD RI sebagai lembaga yang

diberi amanah oleh UUD Tahun 1945 untuk menyusun pertimbangan dan pengawasan

pelaksanaan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Hasil laporan tersebut juga dapat menggambarkan sejauh mana pencapaian yang telah diraih

oleh setiap kementerian dan lembaga dalam hal pengelolaan anggaran negara yang juga

menyangkut perencanaan penganggaran, penerimaan, serta penggunaan anggaran negara, dan

pencapaian tujuan yang telah diprogramkan. Pemeriksaan keuangan oleh BPK merupakan

bagian dari upaya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan pemerintah

kepada republik yang mendapat mandat dari rakyat untuk mengelola sumber-sumber daya

publik. Hal ini ditujukan agar dalam pengelolaan sumber daya tersebut dapat

dipertanggungjawabkan secara fiskal, manajerial, dan juga program. Selanjutnya, dari data

Page 4: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

3

hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPK ini diharapkan terwujud bahwa informasi yang

disampaikan telah melalui suatu pengujian sehingga dapat diketahui tingkat keandalan dan

kelayakannya.

Selanjutnya, kami persilakan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan untuk menyampaikan

sambutan atau penjelasan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun

2013 yang telah dilaksanakan. Untuk itu, kami persilakan kepada Ketua BPK Dr. H. Rizal

Djalil ke podium untuk memberikan sambutan dan juga laporannya.

PEMBICARA : Dr. H. RIZAL DJALIL (KETUA BPK RI)

Yang kami hormati Ketua DPD RI, yang kami hormati para Wakil Ketua DPD RI,

yang kami hormati para Anggota DPD RI yang hadir pada hari ini, yang kami hormati para

Wakil Ketua BPK dan Anggota BPK yang hadir pada hari ini, dan para pejabat Eselon 1

BPK yang hadir, hadirin yang kami muliakan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om swastyastu.

Selamat pagi.

Salam sejahtera buat kita semua

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah azza wajalla yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat hadir dalam pertemuan

yang mulia pada pagi hari ini.

Memenuhi amanat UUD 1945 dan Peraturan Perundang-undangan yang khususnya

paket Undang-Undang Negara Tahun 2003-2004 serta Undang-Undang tentang BPK, maka

pada hari ini BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat

tahun 2013 yang sebelumnya telah disampaikan secara resmi kepada DPR, DPD, dan

Presiden melalui surat Ketua BPK tanggal 28 Mei 2014. LKPP tahun 2013 yang kami

periksa meliputi neraca laporan realisasi APBN, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan.

Dalam laporan realisasi APBN tahun 2013, pemerintah melaporkan realisasi

pendapatan negara dan hibah sebesar 1.438,89 triliun atau 95,89% dari anggaran tahun

2013 atau 107,53% dari realisasi tahun 2012. Dari total pendapatan negara tersebut,

penerimaan perpajakan merupakan penyumbang terbesar, yakni sebesar 1.077,30 triliun

atau 74,87% yang kemudian diikuti dengan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP,

yakni 354,75 triliun atau 24,65% seperti terlihat pada grafik.

Sementara itu, dari sisi belanja negara, dapat kami sampaikan bahwa realisasi belanja

negara transfer ke daerah tahun 2013 sebesar 1.650,56 triliun atau 95,62% dari anggaran

tahun 2013 atau 110,67% dari realisasi tahun 2012. Serta, realisasi defisit tahun 2013 sebesar

211,67 triliun atau 138,08% dari defisit tahun 2012.

Dalam struktur belanja, belanja pemerintah pusat merupakan pengeluaran terbesar

dalam APBN, yakni sebesar 1.137,16 triliun atau 68,90% diikuti belanja transfer ke daerah

sebesar 513,26 triliun atau 31,10%.

Dalam belanja pemerintah pusat, belanja subsidi masih merupakan pengeluaran yang

terbesar, yakni sebesar 355,04 triliun atau 31,2% ayng kemudian diikuti oleh belanja pegawai

221,68 triliun atau 19,49% seperti terlihat dalam grafik.

Dengan realisasi pendapatan dan belanja tersebut, defisit tahun 2013 meningkat dari

tahun sebelumnya yang diikuti dengan peningkatan pembiayaan. Atas hal ini, BPK

mengharapkan pemerintah senantisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja,

meningkatkan upaya pengelolaan defisit anggaran, menekan angka pinjaman luar negeri, dan

meningkatkan penerimaan perpajakan dan PNBP melalui ekstensifikasi dan intensifikasi

sehingga lebih mencapai kemandirian di masa yang akan datang.

Page 5: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

4

Pimpinan Dewan yang terhormat dan Anggota Dewan yang saya muliakan, atas LKPP

tahun 2013 tersebut, BPK memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian atau WDP sama

dengan opini atas LKPP tahun 2012. Ada dua permasalahan yang menjadi pengecualian atas

kewajaran LKPP tahun 2013, yaitu permasalah piutang bukan pajak pada Bendahara Umum

Negara dan permasalahan saldo anggaran lebih (SAL).

Masalah pertama: 1) kelemahan dalam pengelolaan piutang bukan pajak pada

Bendahara Umum Negara, yaitu piutang autolifting migas sebesar 3,81 triliun dari 7,18

triliun belum pasti dan masih memelukan pembahasan dengan pihak kontraktor kontrak kerja

sama; 2) nilai piutang penjualan migas bagian negara sebesar 2,46 triliun dari total 3,86

triliun belum pasti dan masih memelukan pembahasan dengan pihak KKKS tersebut; 3) nilai

aset kredit eks BPPN yang disajikan 66,1 triliun belum termasuk nilai 3,6 triliun yang belum

diselesai ditelusuri, dan 4) dana belanja pensiun sebesar hampir 300 miliar yang lebih enam

bulan berturut-turut tidak diambil oleh penerima pensiun dan belum disetorkan kembali dan

belum disajikan sebagai piutang. Masalah kedua, penyajian saldo anggaran lebih (SAL) 31

Desember 2013 sebesar 66,59 triliun kemungkinan mengandung salah saji.

Pimpinan Dewan yang kami hormati, di samping permasalahan yang menjadi

pengecualian kewajaran LKPP tahun 2013 tersebut, BPK juga menemukan permasalah

signifikan lain terkait dengan kelemahan pengendalian internal dan ketidakpatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kelemahan pengendalian internal, antara lain: 1) ketidakjelasan basis regulasi terkait

metode perhitungan withholding tax atas empat wajib pajak kontraktor kontrak karya

pertambangan; 2) penerimaan hibah langsung pada 19 kementerian lembaga sebesar 2,69

triliun belum dilaporkan; dan 3) pengendalian atas pengelolaan belanja subsidi non-energi

kurang memadai.

Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, antara lain: 1) penetapan dan

penagihan pajak belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan mengakibatkan piutang pajak

kadaluarsa sebesar 0,80 triliun; 2) PNBP 30 kementerian lembaga sebesar 0,37 triliun dan 1

juta USD belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan; dan 3) pembiayaan kegiatan SKK

Migas belum melalui mekanisme APBN dan belum dilaporkan dalam LKPP.

Pimpinan Dewan yang kami hormati, selain masalah-masalah yang memengaruhi opini

maupun dianggap sebagai masalah namun tidak memengaruhi opini, terdapat sejumlah hal

dipandang strategis yang pernah diungkap dalam hasil pemeriksaan tahun-tahun sebelumnya

yang perlu dicermati dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola keuangan negara

sebagai berikut.

Pertama, permasalahan pajak. Realisasi penerimaan perpajakan tahun 2013 sebesar

1.077 triliun. Lebih kecil 6% dari target yangditetapkan. Perlu kami sampaikan bahwa tahun

lalu kami juga menyampaikan realisasi penerimaan perpajakan tahun 2009 – 2012 juga

mengalami shock fold sepertti terlihat dalam tabel berikut ini. Selama satu dekade ini,

Direktorat Jenderal Pajak telah melaksanakan program reformasi atau modernisasi

perpajakan. Pembenahan kelembagaan dan pemberian remunerasi kepada aparat pajak

merupakan faktor penentu keberhasilan kinerja optimalisasi penerimaan pajak. Selama ini,

pemerintah belum melakukan evaluasi menyeluruh atas pelaksanaan program reformasi

birokrasi atau modernisasi perpajakan itu. Sampai dengan saat ini, pemberian remunerasi

para pegawai Direktorat Jenderal Pajak masih menggunakan KMK No. 164 KMK 03 tahun

2007 tentang pemberian tunjangan tambahan bagi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal

Pajak. Tanpa mengurangi makna kemajuan program reformasi birokrasi dan tekad kuat

pemerintah dalam meningkatkan penerimaan perpajakan selama ini, termasuk peningkatan

tax ratio, kami mengharapkan agar pemerintah perlu membuat terobosan dan mencermati

berbagai kemungkinan patok banding, praktik-praktik terbaik, best practice seperti memberi

kewenangan yang lebih leluasa dalam pengelolaan perpajakan, bahkan perlu

Page 6: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

5

dipertimbangkan untuk meningkatkan kemandirian atau otonomi lembaga Direktorat

Jenderal Pajak yang berada di bawah kendali langsung Presiden RI.

Pimpinan Dewan yang kami hormati, permasalahan yang kedua adalah kebijakan dan

pengelolaan subsidi. Subsidi selama tahun 2009 – 2014 cenderung meningkat. Yang terakhir

pada tahun 2013 sebesar 348,1 triliun. Selama lima tahun terakhir, alokasi subdsidi berkisar

20% s.d. 30% total belanja pemerintah pusat. Izinkan kami mengingatkan kembali, hasil

pemeriksaan BPK sebelumnya yang menunjukkan bahwa pemerintah belum sepenuhnya

memiliki kebijakan dan kriteria/indikator yang jelas dalam memastikan ketepatan sasaran

realisasi subsidi energi serta sistem informasi pengawasan pendistribusian BBM yang belum

sepenuhnya berjalan efektif. Seubsidi BBM yang diberikan pemerintah kepada Pertamina

mengandung risiko bahwa subsidi BBM tidak tepat menjangkau kelompok masyarakat yang

pantas mendapat subsidi tersebut. Untuk itu, BPK menyarankan peerintah untuk

mengevaluasi dan merancang ulang kebijakan subsidi sehingga subdisi menjadi lebih tepat

sasaran serta meningkatkan basis data sistem seleksi penerima subsidi secara lebih transparan

dan akuntabel.

Pimpinan Dewan yang kami muliakan, permasalahan ketiga adalah pengelolaan dana

otonomi khusus Papua. Total dana otonomi khusus yang telah disalurkan ke Papua dari tahun

2001 – 2014 sebesar 57,7 triliun, jumlah dana dari tahun ke tahun cenderung meningkat

sebagaimana digambarkan dalam grafik. Sementara, Indeks Pembangunan Manusia atau IPM

Papua juga sangat rendah, yaitu pada tahun 2011 sebesar 65,36 dan pada tahun 2012 sebesar

65,86 atau Provinsi dengan IPM terendah secara nasional yang memiliki IPM rata-rata tahun

2011 sebesar 72,77 dan 2012 sebesar 73,29.

Izinkan kami menyampaikan kembali bahwa hasil pemeriksaan BPK sebelumnya

menemukan penyimpangan penggunaan dana otonomi khusus Papua dan Papua Barat selma

peride 2002 – 2010 yang disebabkan oleh tata kelola keuangan daerah yang belum

memperhatikan situasi dan kondisi serta kearifan lokal Papua. Berdasarkan hasil pemeriksaan

tersebut, kami merekomendasikan agar pembangunan rakyat Papua disusun secara khusus

dengan mempertimbangkan taraf perkembangan sosial dan budaya serta kearifan lokal rakyat

Papua dan tidak sebagaimana pembangunan fisik daerah lain semata. Yang kami ingatkan

adalah regulasi keuangan yang berlaku di Papua, di Wamena itu sama persis dengan yang di

Jakarta, sama persis dengan di Surabaya, sementara peradaban tingkat kemajemukan, tingkat

pendidikan, tingkat yang terkait dengan kultur sangat berbeda. Jadi, kami melihat bahwa

pemberlakuan regulasi yang sama persis ini menjadi persoalan juga.

Permasalah keempat terkait dengan pengelolaan belanja infrastruktur. Dalam tahun

2013, pemerintah merealisasikan sebesar 180,86 triliun atau meningkat 24,64% dari realisasi

tahun anggaran 2012 sebesar 145,10 triliun. Peningkatan tersebut belumlah cukup dengan

melihat luasnya negara kita. Perkenankan kami memberikan perhatian secara khusus kepada

jalan Pantura. Banyak pertanyaan publik menanyakan mengapa sering dilakukan perbaikan

jalan Pantura. Hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa terjadi overload, bebas ganda

yang sumbu kendaraan yang melintasi jalan sehingga melebihi kapasitas beban yang

diizinkan di atas 10 ton muatan sumbu terberat saat ini telah mencapai 18 ton sumbu terberat.

Jadi, memang kondisi muatan yang melewati jalan Panutura itu yang sangat dahsyat. Jadi,

makanya sangat lazim, sangat wajar pemerintah apabila melakukan pemeliharaan setiap

enam bulan sekali. Kami merekomendasikan kepada Kementerian PU untuk meningkatkan

koordinasi dengan instansi-instansi lain yang terkait dengan upaya pengendalian terhadap

penggunaan jalan nasional dan kami juga berharap pemerintah mengembangkan jalan

alternatif jalan tol. Kalau pembebasan tanah yang terkait dengan jalan tol Jakarta-Cirebon itu

tuntas, mungkin beban Pantura bisa digeser. Tugas kita bersama bagaimana mendorong

supaya pembebasan tanah itu oleh pihak terkait dapat segera dilaksanakan dan uangnya juga

sudah ada. Selain itu, terkait dengan rencana pembangunan jembatan Selat Sunda, kami

Page 7: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

6

mendukung rencana pemerintah tersebut terlepas apakah pembiayaan studi kelayakannya

menggunakan anggaran pemerintah atau swasta. Kami juga setuju bahwa pembangunan

jembatan Selat Sunda mengurangi disparitas harga barang antardaerah, munculnya peluang

ekonomi baru di masyarakat, serta menimbulkan multiplier effect lainnya bagi peningkatan

perekonomian di kedua Pulau Jawa dan Sumatera dan perekonomian nasional. Dengan

demikian, hal tersebut pada akhirnya juga berpotensi meningkatkan penerimaan pajak.

Permaslahan kelima adalah pengadaan alat utama sistem persenjaataan atau alutsista.

Dari anggaran belanja APBN untuk bidang pertahanan sebesar 92,1 triliun. Pada tahun 2013

telah direalisasikan 87,51 triliun yang di antaranya direalisasikan sebesar kurang lebih 27,8

triliun untuk pengadaan alutsista. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam percepatan

pembangunan kekuatan dasar minimum dan perkembangan industri pertahanan nasional,

kami mendorong pemerintah untuk terus melakukan upaya pencapaian target pemenuhan

kebijakan minimum essential post, termasuk meningkatkan kualitas alutsista mutakhir. Selain

masalah alutsista di atas, kondisi prajurit saat ini cukup memprihatinkan karena hanya

menerima remunerasi sebesar 37%. Oleh karena itu, kami juga mendukung program

pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit, baik berupa fasilitas maupun

kemampuan finansial yang kami yakini akan berpengaruh secara positif pada kinerja dan

kemampuannya.

Menyangkut pelayanan publik, permasalahan keenam adalah pengelolaan jaminan

kesehatan nasional yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah. Di samping menerima modal

awal sebesar 500 miliar, BPJS juga menerima alokasi anggaran dari APBN tahun 2014 untuk

penerima bantuan iuran sebanyak 86,4 juta jiwa sebesar 19,93 triliun. Implikasi yang terjadi

atas dicabutnya Perpres No. 105 dan No. 100 Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan

paripurna kepada menteri dan pejabat tertentu, termasuk anggota DPR dan anggota DPD,

Perpres No. 106 Tahun 2013 tentang jaminan pelayanan kesehatan bagi pimpinan lembaga

negara, pejabat negara mendapat pelayanan kesehatan yang sama dan sebangun dengan

program BPJS. Perkenankan kami mengusulkan agar pemerintah memberikan pelayanan

kesehatan yang khusus kepada para menteri, pejabat tertentu termasuk pimpinan lembaga

seperti DPD, DPR, dan anggota DPD dan anggota DPR, termasuk anggota BPK.

Pimpinan Dewan yang terhormat, Anggota Dewan yang kami muliakan, memang agak

merepotkan, Pak Ketua, kalau seorang anggota DPD harus antre di puskesmas hanya ingin

mendapatkan rujukan. Kapan mereka rapat, kapan mereka bekerja? Inilah yang kami soroti

dan ini didukung oleh semua anggota dewan supaya peraturan presiden tentang itu segera

dicabut dan dibuat yang baru. Jadi, kalau anggota DPD boleh langsung ke RSCM, boleh

langsung ke Medistra, atau yang terdekat. Itu yang kami inginkan.

Pimpinan Dewan yang terhormat, para anggota dewan yang kami muliakan,

permasalahan terakhir yang ingin kami sampaikan adalah permasalahan otonomi daerah dan

desentralisasi keuangan daerah. Salah satu bentuk desentralisasi keuangan daerah adalah

adanya dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang rata-rata

pertahun selama satu dekade ini telah mencapai 25%, lebih dari total belanja APBN. Saat ini

ketergantungan pemerintah daerah atas dana perimbangan sangat tinggi di mana lebih dari

90% pemerintah daerah menggantungkan 50% lebih pembiayaannya dari dana perimbangan

yang diterima seperti terlihat dalam diagram berikut ini.

Besarnya derajat ketergantungan daerah yang tinggi terhadap pemerintah pusat dalam

jangka panjang akan mengakibatkan pemerintah pusat mengalami financial distress karena

kesulitan dalam menanggung beban keuangan daerah. Salah satu penyebab dari kondisi di

atas adalah ketidakmampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD atau Pendapatan

Asli Daerah. Dari sisi belanja, kami ingin menyampaikan informasi bahwa belanja pegawai

sejak tahun 1994/1995 sampai dengan tahun anggaran 2012 terus mengalami peningkatan

dari sisi jumlahnya. Pada tahun anggaran 1994/1995 belanja pegawai seluruh pemerintah

Page 8: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

7

daerah se-Indonesia tercatat direalisasikan sebesar 7 triliun. Pada tahun anggaran 2012,

belanja pegawai seluruh pemerintah daerah se-Indonesia direalisasikan 255,83 triliun atau

meningkat sebesar 36 kali. Itu adalah cost daripada keputusan-keputusan yang kita ambil

dalam bentuk pemakaran dan lain sebagainya. Apabila belanja pegawai dibandingkan dengan

jumlah transfer dana alokasi umum dari pemerintah pusat, maka cenderung meningkat sejak

tahun 2001. Proporsi belanja pegawai terhadap DAU terendah terjadi pada tahun 2002 dan

2006 dan proporsi tertinggi terjadi pada tahun 2010, yakni mencapai angka sebesar 103,43%.

Persentase belanja pegawai terhadap transfer DAU tersebut dapat digambarkan pada diagram

berikut ini.

Dari gambaran di atas, jika pada tahun 2001 proporsi belanja pegawai terhadap transfer

dana alokasi umum mencapai nilai sebesar 67,51%, maka pada tahun 2012 proporsi tersebut

telah mencapai angka 96,27%. Dari gambar tersebut menunjukkan peningkatan proporsi

belanja pegawai atas transfer daerah hingga mendekati nilai 100% dan bahkan sempat

melampaui 100%, yakni pada tahun 2010-2011 yang masing-masing mencapai 103,43% atau

101,89%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagai besar jumlah transfer DAU kepada

pemerintah daerah diserap untuk belanja pegawai. Ada risiko politiknya ini, apabila

masyarakat mempertanyakan kepada kita sebenarnya kue pembangunan, kue APBN, kue

APBD itu yang menikmati siapa. Kalau kita melihat angka ini ya birokrasi yang duluan. Jadi,

dengan arti kata, Pak ketua, memang harus ada kebijakan supaya belanja modalnya juga

besar karena itu yang langsung mereka nikmati. Kalau posisinya seperti ini terus, saya

khawatir akan menjadi bola strategi politik yang luar biasa buat kita-kita semua ini.

Para pimpinan yang kami muliakan, selain itu terkait dengan belanja modal

infrastruktur, kami mencatat bahwa walaupun dari sisi jumlah belanja modal infrastruktur

meningkat sejak tahun 1994 – 2012, namun jika dilihat dari proporsi belanja modal terhadap

seluruh belanja daerah, maka jumlahnya cenderung menurun. Hal ini dapat mengindikasikan

bahwa jumlah anggaran belanja daerah semakin berkurang untuk mendanai pembangunan

infrastruktur ataupun belanja untuk menambah aset pemerintah daerah. Persentase belanja

modal terhadap total belanja daerah dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Untuk itu, BPK mendorong pemerintah untuk melakukan:

1. Evaluasi menyuruh terhadap pencapaian reformasi keuangan daerah dengan melibatkan

seluruh potensi dan stake holder untuk menentukan secara tegas arah desentralisasi

yang sesuai dengan situasi dan kondisi negara Republik Indonesia;

2. Penyusunan suatu rencana strategis blue print yang menetapkan arah, tujuan, sasaran

strategis serta indikator pencapaian kinerja yang jelas dan terukur yang dituangkan

dalam peraturan perundang-undangan terkait pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi keuangan daerah;

3. Harmonisasi seluruh peraturan perundang-undangan yang dapat mendorong kesuksesan

pencapaian implementasi reformasi keuangan daerah;

4. Penerbitan peraturan perundang-undangan yang memuat aturan main yang jelas

mengenai kelayakan pembentukan daerah otonomi baru dan ditetapkannya secara

transparan dan konsisten sesuai dengan kebutuhan dan keutuhan NKRI;

5. Perumusan ulang formula dana transfer yang sesuai dengan semangat dan arah

reformasi keuangan daerah agar mampu memenuhi kebutuhan pelayanan efektif dan

efisien kepada masyarakat di daerah serta sekaligus mendorong kemandirian daerah;

6. Pemberian keleluasaan kepada pemerintah provinsi kabupaten kota melakukan

optimalisasi penerimaan dan pengelolaan utang dengan memperhatikan potensi dan

kearifan local;

7. Sinkronisasi kebijakan dan regulasi pengelolaan keuangan pemerintah pusat dengan

kebijakan dan regulasi pengelola keuangan pemerintah daerah dengan memperhatikan

arah dan kebijakan pembangunan nasional yang disesuaikan dengan kearifan local.

Page 9: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

8

Sebelum saya menutup pidato ini, Pak Ketua, saya ingin menggarisbawahi persoalan

Papua tadi. Terkait dengan Undang-Undang Otsus itu, kita harus membuat namanya

peraturan daerah khusus yang sampai hari ini menurut saya belum ada itu. Sehingga,

pengaturan dana otsus itu menjadi lebih detail, menjadi lebih rinci. Sehingga, tidak seperti

sekarang walaupun otsusnya hampir 54 triliun, tetapi IPM Papua tidak pernah bergerak dari

posisi 33. Karena kita punya provinsi 1 lagi, jadi dia tidak 34, Pak. Jadi, posisi tetap

terbawah, tetapi karena ada satu provinsi baru yang belum ada datanya, jadi posisinya 33,

Pak. Jadi, kekosongan regulasi yang terkait dengan otsus itu membuat pendistribusian dan

pengalokasian dana otsus dari provinsi ke daerah kabupaten Dati II itu tidak jelas. Tidak ada

yang mengatur itu, padahal Pak Ketua tahu dan para anggota tahu semua bahwa 30% dari

besarannya itu untuk pendidikan dan kesehatan. Penjabarannya diatur oleh peraturan dasus,

peraturan daerah khusus yang sampai saat ini belum dibuat, Pak.

Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan.

Kami mengucapkan selamat berpuasa, semoga kita semua tetap dalam ridha Allah SWT dan

mudah-mudahan kita semua dapat menyelesaikan puasa Ramadhan kita sampai hari terakhir

nanti. Sekali lagi kami mendoakan semoga kita tetap dalam bimbingan Tuhan Yang

Mahakuasa.

Demikianlah, wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.

PEMBICARA : MC

Dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan BPK... (suara tidak terdengar jelas,

red.).

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Teman-teman sekalian , tadi kan saya sudah kenalkan Bapak Dr. H. Rizal Djalil, Dia

sebagai ketua BPK Republik Indonesia yang baru. Biasanya kebaruan itu juga membawa

format penyampaiannya juga baru. Barangkali tadi agak segar suasananya karena beliau ini

adalah mantan anggota dewan juga sehingga beliau bisa memahami apa yang menjadi

substansi kita di dewan. Dan, tadi beliau menyampaikan ke saya, khusus untuk DPD RI

karena konsen kita adalah bagaimana persoalan dana yang ditransfer ke daerah. Kemudian,

juga mengenai Papua dan sebagainya beliau bersedia nanti ada suatu forum khusus antara

DPD, mungkin barangkali Komite IV dan yang ingin pemerhati maksud kami supaya apa

tadi yang telah digambarkan bagaimana melakukan efisiensi efektivitas daripada anggaran

yang transfer itu bisa bermanfaat untuk rakyat, dan beliau bersedia untuk membuka waktu

dengan kita. Kita berikan sekali lagi tepuk tangan buat Pak Dr. Rizal Djalil.

PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Interupsi, Pimpinan, B-69.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan, Pak Farouk.

PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Terima kasih,

Page 10: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

9

Kita sangat menghargai apa yang sudah kita lakukan selama ini dengan BPK,

teristimewa langkah-langkah yang telah dikembangkan. Selamat untuk Ketua BPK yang baru

dari mitra kerjanya PAP. Cuma begini, Pak, jadi apa yang kita lakukan itu semua one way,

tidak ada komunikasi dua arah di dalam buku yang tebal ini. Kami ingin mengusulkan, kalau

bisa selain namanya tindak lanjut, selain kami alat kelengkapan Komite IV dan PAP itu

melakukan tindak lanjut ke daerah, harus ada pula suatu forum yang menindaklanjuti untuk

memperoleh klarifikasi dan konsultasi. Selama ini kita konsultasi datang ke sana, tetapi ini

harus saya usulkan dilembagakan. Dilembagakan dalam arti DPD menugaskan dua, Komite

IV dan PAP, baik secara terpisah maupun gabungan, sementara dari BPK kami harapkan

juga menugaskan tidak usah pimpinan karena levelnya level alat kelengkapan. Jadi, anggota

tertentu dengan staf supaya kita bisa clear. Jadi, selama ini seolah-olah satu one way saja

karena dengan demikian saya pikir akan lebih efektif lagi apa yang telah disampaikan oleh

BPK selain yang sudah kami lakukan di daerah-daerah. Kami usulkan kurangnya itu akan

menjadi suatu mekanisme kerja di waktu yang akan dating.

Terima kasih, Pak.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, saya rasa ide yang bagus ya. Pak Rizal, nanti kami bicarakan antarketua lembaga.

PEMBICARA : PAULUS YOHANES SUMINO (PAPUA)

Permisi, Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, ada lagi? Ini masih saya harus membacakan ini, jangan melebar. Ya silakan.

PEMBICARA : PAULUS YOHANES SUMINO (PAPUA)

Menyambut keterbukaan daripada BPK yang sangat baik tentang Papua tadi, saya pikir

dengan memperhatikan IPK yang masih sangat rendah terendah se-Indonesia dan anggaran

yang sangat tinggi, saya pikir ini harus ditindaklanjuti dalam hal pengawasan dan juga sistem

keuangan yang ada di Bapak administrasinya. Saya mengusulkan nanti barangkali ada

langkah konkret untuk Papua.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, ya itu tadi yang beliau bisikkan ke saya, beliau bersedia tadi ya untuk membuat

forum khusus ya untuk hal-hal berkaitan dengan khususnya juga Papua, dan itu disambuti

oleh Pak Farouk ya. Saya akan menjembatani ini. Setuju ya, Pak Ketua BPK. Baik, tepuk

tangan sekali lagi, Ibu-Bapak sekalian. Saya lanjutkan.

Terima kasih kepada Saudara Ketua BPK, hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah pusat tahun 2013 yang kami terima yang ini merupakan masukan yang sangat

berharga dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang DPD. Hasil laporan ini selanjutnya

akan segera kami pelajari dan ditindaklanjuti ini sesuai dengan amanah Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setelah ini akan menjadi bahan pertimbangan

bagi DPD dalam menyusun rancangan undang-undang yang berkaitan dengan APBN.

Page 11: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

10

Sidang Dewan yang mulia, sebagaimana yang telah disampaikan oleh saudara Ketua

BPK Republik Indonesia, LKPP tahun 2013 mendapatkan opini wajar dengan pengecualian.

Opini yang diberikan BPK ini belum mengalami perubahan terhadap opini tahun

sebelumnya. Atas opini yang diberikan ini kita juga perlu memberikan beberapa beberapa

catatan terhadap pertemuan yang disampaikan oleh BPK tadi.

Pertama, opini WDP ini diberikan karena terdapat permasalahan bahwa dalam laporan

pemerintah masih menunjukkan kelemahan dalam pengelolaan piutang bukan pajak pada

bendahara umum negara serta adanya permasalahan selisih pencatatan belanja negara atau

saspen belanja Negara. Yang kedua, permasalahan ini menimbulkan potensi pengeluaran

belanja negara yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Itu yang pertama kenapa belum

meningkat status opininya.

Yang kedua, permasalahan signifikan lainnya yang dilaporkan adalah: 1) penetapan

dan penagihan pajak tidak sesuai ketentuan yang mengakibatkan utang pajak menjadi

kadaluarsa; 2) penerimaan negara bukan pajak pada 30 kementerian dan lembaga terlambat

atau belum disetor atau kurang atau mungkin juga tidak dipungut yang berindikasi setoran

tersebut fiktif dan digunakan langsung di luar mekanisme APBN; 3) pembiayaan kegiatan

SKK Migas tidak melalui mekanisme APBN serta pertanggungjawaban keuangan dan

operasional SKK Migas tidak dilaporkan dalam LKPP; 4) alokasi laba BUMN untuk

program kemitraan dan bina lingkungan yang dikelola secara extracompatible mengurangi

hak negara atas kekayaan BUMN dan berpotensi terjadi penyalahgunaan dana kemitraan dan

bina lingkungan tersebut.

Yang ketiga, BPK menemukan 23 kelemahan pengendalian intern dan 9 masalah

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Dari temuan tersebut, DPD

memberi perhatian bahwa temuan terbanyak terdapat pada pengelolaan dan belanja energi

migas yang dilakukan oleh pemerintah. Permasalahan dalam perencanaan, pengelolaan, dan

penyaluran dana penyesuaian tunjangan profesi guru serta belum diaturnya mekanisme

pengelolaan dan pertanggungjawaban belanja hibah pemerintah daerah yang diterima oleh

instansi pemerintah pusat, yaitu KPU, Bawaslu dalam rangka pemilihan kepala daerah.

Yang keempat, opini atas laporan keuangan kementrian negara dan lembaga banyak

mengalami peningkatan. Opini atas LKKL yang merupakan elemen utama LKPP

menunjukkan kemajuan yang signifikan. Jumlah LKKL yang memperoleh opini Wajar

Tanpa Pengecualian atau WTP dari BPK telah meningkat berturut-turut dari tahun 2010

hingga 2013. Pada tahun 2010, terdapat 50 kementerian lembaga yang memperoleh opini

Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP kemudian meningkat menjadi 61 kementerian lembaga

pada tahun 2009-2011, 62 KL atau kementerian lembaga pada tahun 2012, dan 65

kementerian lembaga pada tahun 2013. Jadi, di sini bisa kita lihat ya kementerian lembaga

secara tahun ke tahun telah meningkat untuk mendapatkan opini yang tertinggi, yaitu Wajar

Tanpa Pengecualian.

Kami juga ingin menginformasikan bahwa hasil pemeriksaan BPK RI terhadap

anggaran DPD RI tahun anggaran 2013 kembali mendapatkan opini Wajar Tanpa

Pengecualian atau WTP. Hasil opini ini merupakan kali kedelapan sejak tahun 2006, DPD RI

secara berturut-turut sampai sekarang mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian. Terima

kasih atas kerja keras Sekretariat Jenderal DPD RI di bawah pembinaan BPK RI sekaligus

sebagai prestasi kinerja kita bersama dan wujud kepatuhan seluruh anggota DPD terhadap

penggunaan negara. Tepuk tangan buat kita semua karena ini menunjukkan para anggota

juga disiplin untuk mengeluarkan anggaran sesuai dengan aturan.

Selanjutnya, pada sidang yang mulia ini kita perlu menugasi Komite IV dan PAP guna

membahas hasil pemeriksaan BPK yang dimaksud. Selanjutnya, sebagai bahan pembahasan

kami akan menyerahkan laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2013 kepada pimpinan

Komite IV dan pimpinan PAP atau Panitia Akuntabilitas Publik. Sesuai dengan tugas

Page 12: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

11

konstitusional DPD dan kami percaya bhwa dokumen BPK ini juga akan menjadi bahan bagi

anggota DPD dalam tugas-tugasnya di daerah yang mencakup penyerapan aspirasi dan fungsi

pengawasannya. Untuk itu, kami mengundang pimpinan Komite IV dan juga pimpinan PAP

untuk bisa menerima secara langsung laporan tadi untuk bisa dibahas. Kami persilakan.

PEMBICARA : MC

Penyerahan hasil pemeriksaan BPK ... (tidak jelas, red.)

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Sidang dewan yang mulia, sebelum kita memasuki laporan perkembangan pelaksanaan

tugas alat kelengkapan lain dan pengesahan keputusan DPD, izinkan kami terlebih dahulu

untuk beberapa saat ya kita skors untuk kami bisa mengantarkan saudara ketua, para wakil

ketua, para anggota Badan Pemeriksa Keuangan untuk meninggalkan ruang sidang ini dan

kita skors lima menit dengan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baik, mohon kita kembali ke tempat posisi yang telah disiapkan oleh Sekretariat

Jenderal karena kita akan memasuki kepada rapat paripurna yang mengambil keputusan.

Baiklah, Bapak-Ibu sekalian para Anggota Dewan yang mulia, tadi kita telah mendengarkan

laporan pimpinan BPK. Kita melihat format laporan juga baik, dan isu-isu yang diangkat

juga mengena, khususnya buat kita sebagai wakil daerah yang mana tadi kita bersepakat

antara pimpinan BPK dan DPD supaya apa yang telah disampaikan tadi, isu yang sangat

menarik untuk kita follow up, nanti saya minta Pak Farouk yang mendengar tadi pembicaraan

untuk mencoba merumuskan supaya DPD bisa menjadi jembatan yang baik supaya anggaran

itu lebih efektif, berguna tidak hanya untuk penyelenggaranya, tetapi juga lebih kepada

masyarakatnya. Mohon dibagikan Sekretariat Jenderal bahan tadi karena saya mengikuti

betul tadi banyak hal yang substansi.

Baik, itu kita akan lanjutkan dan skors sidang saya cabut kembali.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua dan selamat siang.

KETOK 1X

SIDANG DISKORS 5 MENIT

KETOK 1X

SKORS DICABUT

Page 13: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

12

Karena kita akan mengambil keputusan, untuk itu saya ingin membacakan pertama dari

tingkat kehadiran bahwa sidang ini bisa kita lanjutkan untuk membuat keputusan karena

sesuai dengan catatan yang telah diberikan dari Sekretariat Jenderal, telah hadir 90 orang dari

132 pada masa sidang ini yang menurut saya cukup rekor. Tepuk tangan buat kita semua.

Untuk itu, kita bisa melanjutkan untuk membuat berbagai keputusan, tetapi izinkan saya

untuk menyampaikan, pertama bahwa urut-urutannya kita akan memberikan kesempatan

kepada alat kelengkapan yang pengesahan atas keputusannya. Namun, sebelum itu kami

berikan kesempatan kepada PPUU atau Panitia Perancang Undang-Undang untuk

menyampaikan laporannya terlebih dahulu karena ada berbagai materi yang berkaitan dengan

harmonisasi usul inisiatif RUU dari DPD RI yang akan dilaporkan oleh Komite I.

Kami persilakan kepada PPUU untuk menyampaikan laporan perkembangan

pelaksanaan tugasnya

PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)

Interupsi, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan.

PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)

Karena ini ada yang hadir perwakilan dari kabupaten-kabupaten yang akan

dimekarkan, tradisi kita, kita utamakan mereka saja dulu. Jadi, persetujuan mengenai

pemekaran daerah otonomi yang baru.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Saya paham, tetapi kan ini harus, habis ini baru kita masuk ke sana. Saya rasa tidak

memakan waktu yang lama. Siapa pimpinan PPUU yang akan menyampaikan? Pak Wayan

tadi saya ketemu. Pak Anang ya? Bisa cepat ya, sangat cepat ya langsung supaya kita tidak

melanggar mekanisme. Kami persilakan.

PEMBICARA : Ir. ANANG PRIHANTORO (LAMPUNG)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi menjelang siang.

salam sejahtera.

Om swastyastu

Pimpinan DPD RI yang saya hormati, Bapak-Ibu Anggota DPD RI, hadirin sekalian

Bapak-Ibu wakil dari daerah-daerah yang hadir pada kesempatan ini. Puji syukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini kita bisa bertemu kembali dalam rapat Paripurna.

Adapun dari Panitia Perancang Undang-Undang ingin menyampaikan satu hal, yaitu terkait

dengan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang Pengadilan Agraria

dari Komite I sebagaimana surat pimpinan Komite I Nomor DN 100 Tahun 2014 bahwa

berdasarkan, maaf berkaitan dengan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU

Pengadilan Agraria, PPUU memberikan catatan penting, yaitu terkait dengan dasar

kewenangan. Kiranya Komite I nanti dapat menyampaikan alasan-alasan substansinya karena

RUU tentang Pengadilan Agraria materi muatannya mengatur pendirian lembaga peradilan

Page 14: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

13

dan pendirian lembaga peradilan itu merupakan lingkup urusan pemerintahan yustisi.

Berdasarkan pasal 22D ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945, wewenang DPD RI dapat

mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang, yang berkaitan dengan otonomi

daerah, hubungan pusat daerah, pembentukan pemekaran penggabungan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan

keuangan pusat dan daerah. Meskipun atas dasar yuridis konstitusional, DPD tidak

berwenang untuk mengajukan RUU yang berkaitan dengan peradilan atau yustisi, namun

karena kami menyadari bahwa secara politis substansi RUU tersebut merupakan kebutuhan

masyarakat dan daerah yang saat ini dalam rangka reformasi agraria. Paling tidak kalau RUU

ini disahkan menjadi Undang-Undang oleh DPR, maka akan dapat menjawab masalah

konflik agraria yang terjadi masif di mana-mana di seluruh Indonesia. RUU ini akan menjadi

sikap politik DPD dalam menyikapi persoalan-persoalan pertanahan di sejumlah daerah di

Indonesia. Sementara itu, menyangkut teknis drafting dan konstruksi RUU tentang

Pengadilan Agraria, kami telah sesuaikan dengan teknis penyusunan peraturan perundang-

undangan sebagaimana undang-undang tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Nomor 12 Tahun 2011 atau Undang-Undang P3. Berdasarkan hal tersebut, maka RUU

tentang Pengadilan Agraria kiranya dapat disahkan menjadi RUU dari DPD.

Demikian laporan yang dapat kami sampaikan dalam Sidang Paripurna ini.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Om shanty shanty shanty om.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik

Bapak-Ibu sekalian, untuk selanjutnya kami persilakan kepada Komite I untuk

menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas pada pimpinan.

PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., M.M. (KETUA KOMITE I)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastyastu.

Laporan akhir pelaksanaan tugas Komite I Masa Sidang IV Tahun Sidang 2013-2014

pada masa Sidang Paripurna ke-14 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tanggal 8

Juli 2014. Yang saya hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Indonesia beserta seluruh Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, para

gubernur atau bupati yang hadir pada siang hari ini yang berasal dari calon daerah

pemekaran, baik provinsi maupun kabupaten, saya lihat juga hadir dari para Ketua DPRD,

kemudian saudara Sesjen beserta seluruh pejabat eselon 1, 2, 3, dan 4 di jajaran Sekretariat

Jenderal.

Hadirin sekalian yang kami banggakan, pertama, atas permintaan dari pimpinan Panitia

Perancang Undang-Undang, kami diminta menjelaskan tentang Rancangan Undang-Undang

Pengadilan Keagrariaan supaya kita bisa memahami secara komprehensif alasan-alasan yang

mengemuka secara konstitusional. RUU Pengadilan Keagrariaan dalam rangka memperkuat

komitmen Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, mengawali proses reformasi

agraria, Komite I sejak tahun 2012 telah berupaya untuk menginisiasi penyusunan

Rancangan Undang-Undang Pengadilan Agraria. Proses penyusunan rancangan undang-

Page 15: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

14

undang ini telah melalui berbagai pertimbangan dan pembahasan yang melibatkan berbagai

stake holder dan masyarakat secara luas.

Pada Masa Sidang IV ini, Komite I telah melakukan finalisasi terhadap penyusunan

RUU Pengadilan Agraria yang kemudian dilanjutkan pada tahapan harmonisasi di PPUU.

Selanjutnya, Komite I menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras

Panitia Perancang Undang-Undang yang secara cepat dan cermat merespons harmonisasi,

sinkronisasi, pemantapan konsepsi RUU Pengadilan Agraria. Namun demikian, perlu kiranya

dalam Sidang Paripuna hari ini Komite I memberikan beberapa penjelasan yang terkait

dengan pertanyaan kompetensi absolut penyusunan rancangan Pengadilan Keagrariaan ini

oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Sebagaimana yang ditegaskan dalam naskah akademik RUU Pengadilan Agraria yang

menjadi argumen-argumen pokok pembentukan RUU Pengadilan Agraria, antara lain:

1. Adanya tuntutan pemenuhan prinsip fundamental kehidupan manusia, yaitu

sebagaimana yang diamanatkan di dalam Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.” Artinya, secara filosofis, DPD RI merasa berkewajiban

memperjuangkan keberhasilan mewujudkan pendirian pengadilan agraria ini;

2. fakta sosiologis menunjukkan bahwa meluasnya konflik agraria dengan segala dimensi

yang ditimbulkannya pertanda sebuah kegagalan berfungsinya lembaga-lembaga

peradilan yang ada sekarang untuk menyelesaikan konflik agraria; 3. pembentukan lembaga pengadilan agraria merupakan paradigma baru melihat konflik

agraria. Konflik agraria tidak lagi dianggap sebagai masalah bersifat ordinary,

melainkan sudah menjadi masalah yang extraordinary. Oleh karena itu, untuk

menjawab masalah yang sifatnya extraordinary dibutuhkan dibutuhkan langkah-

langkah yang juga extraordinary, yakni perlu adanya sebuah pengadilan agraria.

Keberadaan pengadilan agraria ini tidak saja untuk kepentingan kekinian dalam

menyelesaikan konflik, namun juga memiliki kepentingan untuk mengurangi dan

mengantisipasi konflik agraria di masa yang akan datang;

4. kecepatan dan ketepatan pengadilan agraria dalam menjawab konflik agraria akan

sangat dipengaruhi oleh bacaan historis sosiologis terhadap konflik agraria dan

peradilan itu sendiri. Dalam hal ini, menempatkan konflik agraria sebagai sesuatu yang

bersifat extraordinary menjadi sesuatu yang sangat strategis dan penting. Mengacu

kepada hak konstitusional Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk

membahas rancangan undang-undang bersama dengan DPR RI dan pemerintah, maka

secara alamiah akan berkembang dan dipastikan akan ada kebutuhan untuk melibatkan

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam setiap pembahasan rancangan

undang-undang yang berkaitan dengan kepentingan daerah. Dalam pandangan pakar

hukum tata negara yang disampaikan oleh Bapak Refli Harun, Pasal 22d tidak bersifat

spesies, namun bersifat genus. Dan, mengenai kewenangan DPD RI sebagaimana yang

mengacu pada Pasal 22d Ayat 1 sesuai yang dipertanyakan, maka pembahasan domain

kewenangan tersebut selayaknya diserahkan kepada DPR RI. Apakah RUU Pengadilan

Agraria ini merupakan RUU atau usul RUU? Bilamana RUU tersebut dianggap

kewenangan DPD RI, maka akan menjadi RUU dan sebaliknya apabila tidak

dipandang sebagai kewenangan daerah, maka akan menjadi usul RUU. Secara politis,

Dewan Perwakilan Daerah sebaiknya tidak menyerahkan keputusan tentang ranah

kewenangan tersebut di atas kepada DPR RI. Namun, idealnya harus melalui forum

program legislasi nasional (Prolegnas) yang disepakati bersama, kecuali yang bersifat

kumulatif terbuka. Misalnya, mengenai pemekaran daerah, dalam kesimpulan pakar

Hukum Tata Negara Refli Harun terhadap pengajuan rancangan Undang-Undang

Page 16: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

15

agraria, oleh karena konteksnya adalah agraria, maka menjadi domain kewenangan

Dewan Perwakilan Daerah yang dapat diinterpretasikan dalam frasa pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, Pasal 22 d Ayat 1 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lebih lanjut dari sudut

pandang filosofis, yuridis, dan sosiologis, sudah seharusnya Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia sebagai sebuah institusi yang termaktub di dalam konstitusi jangan

mengkerdilkan dirinya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah. Jika

LSM atau lembaga ekstraparlementer saja bisa mengusulkan RUU ke pemda, RUU

kepada DPR dan pemerintah tanpa terkait pada substansi tertentu, maka sudah

selayaknya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dapat melakukan hal yang

sama selama itu merupakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan daerah. Oleh

karena itu, berdasarkan seluruh mekanisme, proses penyusunan rancangan undang-

undang sebagaimana yang diatur dalam peraturan tata tertib Dewan Perwakilam

Daerah Republik Indonesia serta mengingat sudah terasa cukup lama muatan metode

substansi dalam rancangan undang-undang ini, maka Komite I pada hari ini meminta

persetujuan pada Sidang Paripurna untuk menerima dan mengesahkan Rancangan

Undang-Undang tentang Pengadilan Agraria sebagai RUU usul inisiatif Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Kemudian yang kedua, Rancangan Undang-Undang tentang Pengolahan Terpadu

Kawasan Megapolitan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur atau yang kita

sebut dengan Jabodetabekjur, pentingnya DKI Jakarta sebagai ibu kota negara maupun

sebagai kawasan perekonomian nasional sejatinya telah diupayakan pengaturannya melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Pimpinan dan hadirin sekalian yang kami hormati, terkait dengan rancangan Undang-

Undang Jabodetabekjur ini kami baru saja menyelesaikan terhadap finalisasi dan nanti akan

kita persiapkan untuk melanjutkan harmonisasi dan seterusnya kita harapkan pada Sidang

Paripurna ke-15 akan kita sahkan. Kemudian, pembahasan RUU bersama DPR dan

pemerintah terkait dengan tugas legislasi lainnya, Komite I dalam masa sidang ini tengah

melakukan pembahasan RUU secara intensif bersama dengan DPR dan pemerintah. Komite I

DPD RI juga telah berperan aktif dalam pembahasan tripartid bersama DPR dan pemerintah,

pembahasan RUU Pemilukada Pemda, RUU tentang Percepatan Pembangunan Daerah

Kepulauan atau yang kita sebut dengan PPDK. Di samping pembahasan terkait dengan ketiga

RUU tersebut, pada masa sidang saat ini Komite I juga tengah terlibat aktif dan intensif

melakukan pembahasan terhadap 65 Rancangan Undang-Undang Daerah Otonomi Baru

bersama DPR dan pemerintah. Dalam pembahasan RUU tersebut, Komite I telah membagi

tim kerja, Pembahasan DOB Papua dan Non-Papua. Non-Papua dipimpin oleh Bapak Dhani

Anwar dan Papua dan Papua Barat dipimpin oleh, maaf terbalik, Non-Papua oleh Prof.

Farouk Muhammad dan Papua dipimpin oleh Bapak H. Dhani Anwar.

Penyusunan pandangan terhadap RUU, dalam rangka pelaksanaan tugas konstitusional,

khususnya terkait dengan pembentukan daerah otonomi baru serta menindaklanjuti

pembahasan bersama DPR dan pemerintah terkait dengan 65 daerah calon otonomi baru

tahap pertama dan 22 tahap kedua, maka pada Masa Sidang IV Tahun 2013-2014 ini, Komite

I juga telah melakukan audiensi serta kunjungan kerja fisik kewilayahan ke beberapa provinsi

dan kabupaten kota calon daerah otonomi baru sebagai berikut.

1. Calon Kota Manokwari sebagai pemekaran dari Kabupaten Manokwari Provinsi Papua

Barat.

2. Calon Kabupaten Yamo sebagai pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya Provinsi

Papua.

3. Calon Kabupaten Tumbu sebagai pemekaran dari Kabupaten Tolikara Provinsi Papua.

Page 17: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

16

4. Calon Provinsi Kepulauan Nias sebagai pemekaran dari Provinsi Sumatera Utara.

5. Calon Kabupaten Berau Pesisir Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Berau

Provinsi Kalimantan Timur.

6. Calon kabupaten Pasir Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Pasir Provinsi

Kalimantan Timur.

Dari hasil kunjungan kerja fisik kewilayahan pada masa Sidang Paripurna hari ini,

Komite I mengharapkan agar Dewan Perwakilan Republik Indonesia mengesahkan keenam

pandangan.

1. Pandangan DPD RI terhadap pemekaran Kota Manokwari.

2. Pandangan DPD RI terhadap pembentukan Kabupaten Yamo.

3. Pandangan DPD RI terhadap pembentukan Kabupaten Tumbu.

4. Pandangan DPD RI terhadap pembentukan Provinsi Kepulauan Nias.

5. Pandangan DPD RI terhadap pembentukan Kabupaten Pasir Selatan.

6. Pandangan DPD RI terhadap pembentukan Kabupaten Berau Pesisir Selatan. Di

Sumatera Barat juga ada tapi tidak pakai Berau. Saya dapat protes dari Ketua karena

Pesisir Selatan itu adalah tempat kelahiran istri beliau

Pimpinan dan hadirin sekalian yang saya hormati, demikianlah laporan akhir

pelaksanaan tugas Komite I Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Sebelum kami

menutup laporan ini, kiranya kami atas nama Komite I mengucapkan Marhaban ya

Ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan dan juga selamat

Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakannya, banyak maaf.

Billahi taufik walhidayah, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om shanty shanty shanty om.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kepada Ketua Komite I Saudara Alirman Sori yang telah menyampaikan

laporannya, memintakan persetujuannya kepada kita semua dengan beberapa hal yang

teruskan sebagaimana bagaimana tadi yang telah menyampaikannya untuk menghemat waktu

saya ingin membacakan semuanya supaya efisien mudah-mudahan kalau ini kita dan kita

sepakati memang kalau ini sudah lewat mekanismenya tinggal kita menyetujui,

Pertama, Bapak-Ibu sekalian, apakah kita dapat menyetujui, saya bacakan saja 1 – 7

atau satu-satu? Satu-satu saja ya. Baik. Pertama, apakah kita dapat menyetujui rancangan

Undang-Undang inisiatif DPD RI terhadap Pengadilan Agraria? Setuju? Baik.

Sekali? Dua ya.

Maaf agak lama tidak bikin rapat ini. Saya ulangi sekali lagi.

KETOK 1X

KETOK 1X

KETOK 3X

Page 18: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

17

Tepuk tangan. Ternyata sudah aki-aki pun masih ingat semuanya. Saya ingin tes itu

tadi itu, teman-teman. Masih ingat ya, bagus. Soalnya ketokan itu berbahaya, salah-salah

nanti saya diprotes. Jadi, tadi ada yang 1, ada yang 2 saya ketok tadi, jumlahnya 3. Baik,

terima kasih.

Yang kedua, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat DPD RI terhadap

pembentukan Kota Manokwari sebagai pemekaran dari Kabupaten Manokwari Provinsi

Papua Barat?

Kalau Ketua ketok 3 kali tidak ada yang cemburu ya. Tadi akan diprotes kalau saya

ketok salah satu di antara yang lain.

Yang ketiga, dapatkah kita menyetujui terhadap pandangan dan pendapat DPD RI

terhadap pembentukan Kabupaten Yamo sebagai pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya di

Provinsi Papua?

Yang di belakang boleh juga tepuk tangan. Menurut dokter rahasia tepuk tangan itu,

Bapak Ibu sekalian, para tamu sekalian tentu makin sehat sekali itu makanya saya tidak awet

muda karena sering tidak tepuk tangan biar tidak terlalu tegang yang keempat dapatkah kita

menyetujui pandangan dan pendapat DPD RI terhadap pembentukan Kabupaten Tumbu

sebagai pemekaran dari Kabupaten Tulikara Provinsi Papua, Setuju?

Saya lihat wajahnya ada yang makin cerah. Yang kelima, dapatkah kita para Anggota

Dewan pada Sidang Paripurna ini, untuk menyetujui pandangan dan pendapat DPD RI cara

pembentukan Provinsi Kepulauan Nias sebagai pemekaran dari Provinsi Sumatera Utara?

Tolong berdiri Senator dari Sumatera Utara itu dulu, nah ini dia.

Yang keenam, Bapak-Ibu yang saya hormati Anggota dewan yang berbahagia,

dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat DPD RI terhadap pembentukan

Kabupaten Berau Pesisir Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Berau Provinsi

Kalimantan Timur, Setuju?

Pak Bupatinya hadir kalau tidak salah. Oh, dari Pasir. Belum ya, satu lagi ya. Oh, tadi

memang Pesisir ya, betul itu. Jadi, ada juga kembarannya di kampungnya Pak Alirman.

KETOK 3X

KETOK 3X

KETOK 3X

KETOK 3X

KETOK 3X

Page 19: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

18

Yang ketujuh, dapatkah kita menyetujui pandangan dan pendapat DPD RI terhadap

pembentukan Kabupaten Pasir Selatan sebagai pemekaran dari Kabupaten Pasir Provinsi

Kalimantan Timur, setuju?

Ini Pak Luther coba berdiri, senator dari Kalimantan Timur, semuanya. Belakang Pak

Bupati juga silakan berdiri, nah ini Pak Bupatinya. Jadi, Pak Luther ini sudah akhir-akhir

periode di sini dan insya Allah akan melanjutkan perjuangan daerahnya di kamar sebelah.

Baiklah, Bapak-Ibu sekalian, dan juga kami kepada teman-teman dari tamu kami ya

karena telah mengikuti sidang ini barangkali kami masih melanjutkan lagi ya. Kalau masih

mau meninggalkan tempat, kesempatannya sekarang, kami persilakan. Tetapi, juga kalau

ingin juga mengikuti sidang ini juga kami persilakan. Tetapi, kami kasih waktu 30 detik bagi

yang mau meninggalkan tempat supaya kami bisa melanjutkan ke acara berikutnya. Kami

persilakan. Oke, selamat buat teman-teman sekalian.

Kita tetap berada di tempat karena masih banyak lagi yang harus diputuskan, teman-

teman sekalian, ya. Sambil kita menunggu tamu-tamu kita untuk persiapan untuk

meninggalkan ruangan, kami persilakan kepada Pimpinan Komite II untuk menyampaikan

laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya untuk bisa tampil ke depan. Kami persilakan

sambil menunggu. Baik, bagi tamu-tamu kami, kami persilakan segera meninggalkan

ruangan dan perbincangannya dilanjutkan di luar siding. Baik, tolong foto-fotonya di luar

saja.

Baik, saudara-saudara sekalian, kami persilakan kepada Ketua Komite II untuk

menyampaikan laporannya. Kami persilakan.

PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, M.M. (KETUA KOMITE II)

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat Siang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastyastu.

Yang saya hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Yang

saya hormati dan saya banggakan, rekan-rekan Senator Sidang Paripurna ke-14 Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Yang saya hormati jajaran Sekretariat, saya ulang

dan saya banggakan Sesjen Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia beserta

jajarannya. Rekan-rekan media dan hadirin sekalian yang saya banggakan. Baiklah, saya

sebagai Ketua Komite II DPD RI akan melaporkan perkembangan tugas pada masa sidang

ke-14 Tahun Sidang 2013-2014.

Bapak-Ibu sekalian, rekan-rekan senator yang saya hormati, pada sidang ke-14 ini ada

dua RUU hasil pengawasan Komite II DPD RI untuk dimintai persetujuan sehingga menjadi

bagian dari produk DPD RI pada tahun 2014 ini. Dua RUU pengawasan tersebut adalah

pertama, RUU, mohon maaf ada dua undang-undang yang kita awasi: pertama, Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus; kedua, Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dua

Undang-Undang ini saya mohon dengan sangat kepada rekan-rekan dan Sidang Paripurna ke-

14 untuk bisa disahkan sebagai produk daripada pengawasan Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia.

KETOK 3X

Page 20: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

19

Perkembangan tugas yang lain, ada dua RUU usul inisiatif pada tahun 2014 ini, yaitu

RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dan RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan.

Rekan-rekan Sidang Paripurna ke-14 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

yang saya banggakan, yang lain bahwa Komite II DPD RI telah selesai menyempurnakan dan

mengharmonisi serta menyinkronisasi RUU Kelautan yang merupakan usul inisiatif DPD RI.

Oleh sebab itu, pada Sidang Paripurna ke-14 ini, Komite II memohon kepada Pimpinan DPD

RI untuk segera mengirimkan surat kepada Pimpinan DPR RI untuk segera membahas RUU

Kelautan tersebut antara DPR, DPD, dan pemerintah.

Itu saja yang perlu saya sampaikan. Saya atas nama Ketua Komite II DPD RI

mengucapkan selamat menunaikan ibadah Puasa Ramadhan 1435 Hijriah. Yang kedua,

selamat mengikuti pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014. Yang

ketiga, selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.

Demikian.

Wassalamu'alaikum Salam warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om shanty shanty shanty om.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak-Ibu sekalian Anggota Dewan yang terhormat, tadi kita telah

mendengarkan laporan daripada Ketua Komite II. Untuk itu, dapatkah kepada kita

dimintakan untuk persetujuannya terhadap hasil produk dari pertama ya. Apakah kita dapat

menyetujui hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun

2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan? Setuju?

Tepuk tangan buat Komite II.

Yang kedua, dapatkah kita juga menyetujui hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus?

Baik, sekali lagi terima kasih pada Pimpinan dan Anggota Komite II yang telah

menyelesaikan tugasnya dan tadi juga catatannya untuk RUU Kelautan ya segera kita harus

sepakati juga.

Selanjutnya, kami persilakan kepada Komite III untuk dapat menyampaikan laporan

tugasnya. Silakan.

PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (KETUA KOMITE III)

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastyastu.

Yang terhormat Saudara Pimpinan DPD RI, yang terhormat Saudara Pimpinan Alat

Kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD di MPR, yang terhormat Saudara-saudara

KETOK 3X

KETOK 3X

Page 21: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

20

Anggota DPD RI, serta hadirin yang berbahagia. Pada Sidang Paripurna yang mulia ini,

perkenankanlah kami menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III

DPD RI pada Masa Sidang IV Tahun 2013-2014 sebagai berikut.

Pertama, Komite III DPD RI sudah melaksanakan penyusunan Rancangan Undang-

Undang inisiatif tentang Perlindungan dan Pemanfaatan Pengetahuan Tradisional dan

Ekspresi Budaya Tradisional. Rancangan undang-Undang ini segera akan kami sampaikan ke

PPPU untuk dilakukan harmonisasi rancangan undang-undang.

Kemudian, Komite III DPD RI sudah melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya. Bapak-Ibu yang kami

hormati, pertemuan dari Komite III DPD RI berkenaan dengan Undang-Undang tentang

Cagar Budaya, di antaranya masalah penetapan cagar budaya yang belum selesai,

permasalahan migrasi benda cagar budaya Indonesia ke luar negeri, serta peran pemerintah

daerah yang masih minimum. Oleh sebab itu, Komite III DPD RI merekomendasikan agar

pemerintah di antaranya melakukan proses percepatan penerbitan peraturan pemerintah

sebagai regulasi turunan dari Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010

tentang Cagar Budaya agar upaya perlindungan cagar budaya memiliki payung hukum yang

kuat.

Selanjutnya, Komite III DPD RI sudah melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Hal

yang kami temukan adalah di antaranya: sosialisasi BPJS belum menyentuh seluruh lapisan

masyarakat; yang kedua, kepesertaan BPJS belum didukung data yang valid. Masih

ditemukan pasien ditolak oleh layanan mitra BPJS; sistem rujukan berjenjang yang belum

efektif; serta teknologi informasi JKN BPJS kesehatan masih sangat kurang. Oleh sebab itu,

di antara rekomendasi Komite III DPD RI kepada pemerintah adalah DPD RI mendesak agar

pemerintah dan BPJS kesehatan memperbaiki sistem dan layanan penyelenggaraan jaminan

kesehatan nasional dan melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dengan instansi

terkait.

Pimpinan, Bapak-Ibu Anggota DPD RI yang kami hormati, Sidang Dewan yang kami

muliakan, berdasarkan laporan yang telah kami sampaikan di atas melalui Sidang Paripurna

yang mulia ini, Komite III DPD RI meminta kepada Pimpinan dan seluruh Anggota Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang terhormat untuk mengesahkan dua materi, yaitu

pertama hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang

Cagar Budaya, dan yang kedua tentang pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk dapat diputuskan

dalam Sidang Paripurna DPD RI pada hari ini.

Akhirnya, perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat

Pimpinan beserta seluruh Anggota DPD RI dan semua pihak yang telah banyak membantu,

terutama Sekretariat Jenderal DPD RI dan jajarannya yang telah banyak membantu

kelancaran tugas-tugas Komite III DPD RI serta kalangan media yang telah meliput kegiatan-

kegiatan tersebut.

Demikian, Bapak-Ibu. Mohon maaf hal-hal yang kurang pas.

Wassalamu'alaikum Salam warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om shanty shanty shanty om.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih kepada Ketua Komite III. Selanjutnya, dari Pimpinan Komite III

mengharapkan persetujuan kita terhadap dua hasil pengawasan. Pertama, apakah dapat kita

Page 22: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

21

Sidang Paripurna ini menyetujui hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Perlindungan Cagar Budaya, setuju?

Kurang satu.

Itu tidak ada maksud cuma biar Pak Rahman bisa bangun.

Yang kedua, hasil pengawasan dapatkah kita menyetujui hasil pengawasan DPD RI

atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan

atas Jaminan Sosial. Setuju?

Baik, tepuk tangan buat kita semua, khususnya buat Pimpinan dan Anggota Komite III.

Selanjutnya, kami persilakan kepada Komite IV untuk dapat menyampaikan laporan

perkembangan pelaksanaan

Waktu dan tempat kami persilakan.

PEMBICARA : Drs. H. ZULBAHRI M, M.Pd. (KETUA KOMITE IV)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Yang kami hormati Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang kami

hormati Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, rekan-rekan para

Anggota Dewan Perwakilan Daerah, yang kami hormati Sekretaris Jenderal serta jajarannya,

dan hadirin yang berbahagia. Dengan mengucapkan puji dan syukur Allah SWT, pada hari

ini Komite IV akan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas.

Pada Sidang Paripurna ini, Komite IV akan mengajukan dua rancangan keputusan.

Yang pertama adalah rancangan keputusan DPD tentang pertimbangan terhadap kerangka

ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan fiskal, dan dana transfer ke daerah dalam RAPBN

tahun anggaran 2015. Kedua, rancangan keputusan DPD tentang pertimbangan DPD

terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK semester dua tahun anggaran 2013.

Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia, pokok-pokok pertimbangan DPD terhadap:

A. Kerangka ekonomi makro dan kebijakan fiskal dan dana transfer ke daerah adalah sebagai

berikut. 1. Seluruh asumsi yang mendasari penyusunan RAPBN 2015 perlu ditetapkan secara

terukur dan realistik, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

keadilan sosial serta memacu percepatan pembangunan daerah. Dalam menyusun

RAPBN tahun sebelumnya, penetapan kenaikan ekonomi makro didasarkan pada

asumsi tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga, harga

minyak, lifting minyak, dan lifting gas.

KETOK 2X

KETOK 1X

KETOK 3X

Page 23: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

22

2. Usulan DPD RI tentang asumsi dasar ekonomi makro tahun 2015 memasukkan asumsi

tingkat kemiskinan ke tingkat pengangguran dan tingkat kesenjangan.

3. Dengan memperhatikan perkiraan perkembangan ekonomi global, DPD RI

mengusulkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, yaitu 5,7 sampai dengan 6,2%, suku

bunga SPN 3 bulan 6%, dan menambahkan komponen presentasi penduduk miskin

11%, tingkat pengangguran 5,5%, dan indek Gini 0,4%.

4. Salah satu penekanan strategi dan arah kebijakan pembangunan adalah pendekatan

kewilayahan.

5. Dalam kurun waktu 2010 – 2014, DPD RI mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi di

13 provinsi masih di bawah rata-rata nasional, yaitu 6,18%, seperti Papua 1,85%, NTB

1,94%, NTT 5,47%, Kalimantan Selatan 5,66%, Kalimantan Barat 5,84%, Kepulauan

Bangka Belitung 5,86%.

6. Provinsi lain yang relatif kaya sumber daya alamnya dengan pertumbuhan ekonomi di

bawah rata-rata nasional adalah Riau 3,85%, Aceh 4,31%, DIY 5,19%, Kalimantan

Timur 3,69%, Sumatera Selatan 6,03%, Jawa Tengah 6,01%, Banten 6,13%.

7. Pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan tingkat inflasi yang rendah mampu

menurunkan presentasi tingkat kemiskinan.

B. Kebijakan pendapatan belanja negara dan hibah tahun 2015

1. DPD RI berpendapat bahwa dengan globalisasi di dunia perdagangan pada awal tahun

2016 akan menjadi berpeluang untuk meningkatkan penerimaan di sektor perpajakan.

2. Pemerintah agar bersungguh-sungguh menuntaskan reformasi perpajakan untuk

menghindari kebocoran akibat penyimpangan yang dilakukan oleh aparat pajak

maupun pembayar pajak.

3. Berkenaan dengan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) DPD RI berpendapat

bahwa pemerintah harus menjaga tertib administrasi dan manghapuskan berbagai

penyimpangan yang terjadi dalam pengelolaan PNBP di kementerian lembaga.

4. Pungutan PNBP agar disesuaikan dengan kewenangan urusan pemerintahan yang telah

di limpahkan ke pemerintah daerah.

C. Kebijakan Belanja

1. Dengan mempertimbangkan ketiga fungsi belanja, DPD RI berpendapat perlu ada

perubahan terhadap struktur belanja negara tahun 2015.

2. DPD RI berpendapat bahwa pada alokasi belanja subsidi agar dilakukan tepat sasaran

dalam rangka mewujudkan tujuan bernegara sehingga dinyatakan dalam Undang-

Undang Dasar 1945, subsidi masih diperlukan dan dialokasikan pada bidang-bidang

strategis, antara lain infrastruktur, pertanian, dan UMKM.

3. DPD RI berpendapat untuk subsidi BBM ditetapkan besarannya berdasarkan volume.

Selain itu, subsidi BBM juga harus diarahkan pada sasaran yang tepat dan menghindari

kebocoran.

D. Kebijakan Dana Transfer Daerah

1. DPD RI minta kepada pemerintah untuk menata kembali pengelolaan dana transfer ke

daerah, baik sasaran maupun mekanismenya.

2. DPD RI berpendapat bahwa kenaikan dana transfer ke daerah harus lebih besar

daripada kenaikan belanja kementrian lembaga.

3. Berkaitan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

DPD RI berpendapat agar disiapkan program peningkatan kapasitas aparat desa dalam

pengelolaan anggaran dan pertanggungjawabannya.

Page 24: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

23

Pimpinan dan Anggota serta hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati, terhadap

materi tindak lanjut hasil pemeriksaan semester 2 tahun 2013 tentang BPK, Komite 4

melakukan penelaahan materi melalui kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat dan

Maluku Utara. Hasil kegiatan ini dapat dibedakan antara sebagai berikut.

1. Tadi juga sudah disampaikan oleh Kepala BPK bahwa terhadap 524 LKPD tahun 2012

yang telah dilaporkan pada Hapsem 1 dan Hapsem 2 tahun 2013, BPK memberikan

opini 120 WTP, 319 WDP, 6 TNP, dan 78 TNP.

2. Jika dibandingkan opini LKPD tahun 2011, ketika jumlah opini LKPD yang mendapat

opini WTP hanya 67, maka terdapat peningkatan jumlah LKPD dari tahun 2012 dengan

opini WTP secara signifikan. Permasalahan yang masih dihadapi oleh pemerintah

daerah itu tidak memperolehnya opini WTP, antara lain adanya pembatasan lingkup

pemeriksaan.

3. Pemeriksaan kinerja pemerintah daerah atas pengelolaan pendidikan dan tenaga

kependidikan serta sarana dan prasarana pendidikan tahun 2012-2013 pada 19 entitas.

4. Hasil pemeriksaan kinerja pemerintah daerah atas pengelolaan pajak hotel restoran dan

reklame tahun 2012 dan semester satu tahun 2013 pada 17 entitas.

5. Temuan-temuan pengelolaan yang tidak efisien, tidak efektif, dan pemborosan

keuangan negara umumnya disebabkan rekanan tidak melaksanakan ketentuan yang

telah disepakati dalam kontrak.

Pimpinan dan Anggota Sidang Peripurna yang kami hormati, atas hasil pemeriksaan

semester 2 BPK 2013, DPD RI memberikan pertimbangan.

A. Pemeriksaan laporan keuangan daerah.

1. Pemerintah daerah bersama pemerintah pusat perlu tetap membenahi inventarisasi dan

menilai aset-aset tetap.

2. Pemerintah daerah meningkatkan donasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah lain sehingga aset yang telah diadakan melalui fungsi tugas pembantuan dan

dekonsiliasi serta akibat malkelola dapat dicatat dan dikelola dengan baik.

3. Pemerintah pusat tetap membina pemerintah daerah dalam pelaporan keuangan daerah.

4. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar memprioritaskan perekrutan pegawai

yang berkualitas pendidikan akuntansi serta melakukan pelatihan pengelolaan

keuangan untuk dapat menerapkan standar akuntansi pemerintahan dan menyusun

laporan keuangan pemerintah daerah dengan baik.

5. Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

diharapkan menjadi pendorong perbaikan dalam sumberdaya pemerintah daerah.

B. Pemeriksaan kinerja dan PDTT

1. Pemerintah pusat perlu mengelola jalan strategis nasional melalui rencana secara

efektif. Ketentuan yang mengatur kewenangan pemerintah daerah dalam melakukan

penahanan JSNR dan pencatat aset hasil penanganan JSNR yang bersumber dari

anggaran pendapatan belanja negara belum didukung dengan kebijakan akuntansi

sehingga menghindari terjadinya tumpang tindih antara pemerintah pusat dan daerah.

2. Pemerintah pusat bersama daerah agar terus meningkatkan standar kualifikasi

pendidikan dan tenaga pendidikan.

3. Pemerintah pusat agar bantu peningkatan kualitas pelayanan pada RSUD

C. Tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK

1. Pemerintah pusat dan pemeirntah daerah perlu segera menindaklanjuti rekomendasi

BPK yang berkaitan dengan hasil pemeriksaannya, terutama membentuk Majelis

pertimbangan TPTGR.

Page 25: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

24

2. DPR, DPD, dan DPRD bersama BPK terus secara aktif memantau proses hukum oleh

aparat penegak hukum terhadap temuan-temuan BPK yang berindikasi pada tindak

pidana korupsi.

3. Dalam upaya mempercepat penyelesaian tindak lanjut rekomendasi entitas terpisah

agar aktif berkomunikasi dengan BPK untuk menyamakan persepsi mengenai

rekomendasi dan kepastian tindak lanjut.

Pimpinan dan Anggota yang kami hormati, dalam Sidang Paripurna yang terhormat ini

kami menyampaikan rancangan keputusan DPD untuk diambil keputusan sebagai berikut.

1. Rancangan keputusan DPD tentang pertimbangan DPD terhadap kerangka ekonomi

makro, pokok-pokok kebijakan fiskal dana transfer ke daerah dalam RAPBN tahun

anggaran 2015.

2. Rancangan keputusan DPD tentang pertimbangan DPD terhadap tindak lanjut hasil

pemeriksaan BPK semester 2 tahun anggaran 2013.

3. Selanjutnya, materi usul inisiatif RUU Pengelolaan Kekayaan Negara yang telah kami

finalisasi dari tanggal 6 sampai dengan tadi malam tanggal 8 Juli dan saat ini tentunya

akan kami sampaikan kepada PPUU untuk diharmonisasi.

Kemudian, Pimpinan dan Bapak, Ibu Anggota yang kami hormati, tentang pemilihan

Anggota BPK. Pada periode ini, Anggota BPK sudah habis masa jabatannya dan sekarang ini

panitia di DPR RI telah menerima calon Anggota BPK untuk periode 2014 – 2019.

Berdasarkan informasi dari Sekretariat Jenderal DPR RI, pada saat ini Komisi XI tengah

melakukan seleksi administrasi terhadap berkas calon anggota BPK dan menurut informasi

dalam dua atau tiga hari ini akan disampaikan kepada DPD RI. Yang berarti, berdasarkan

ketentuan Pasal 14 ayat 2 Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang BPK, DPD

memberikan pertimbangan terhadap Anggota BPK dalam waktu satu bulan terhitung sejak

tanggal diterimanya surat permintaan pertimbangan dari Pimpinan DPR. Nah oleh karena itu,

jika DPD menerima surat pada masa reses ini dengan kondisi ini tentunya mau tidak mau

Komite IV akan melakukan fit and proper test dalam waktu reses. Kemudian, pada masa

reses ini juga tentu perlu diambil keputusan terhadap pertimbangan DPD. Oleh karena itu,

perlu diambil keputusan dalam Sidang Paripurna hari ini tentang pertimbangan DPD

terhadap pemilihan calon Anggota BPK. Terhadap pengambilan kepuutusan ini, Komite IV

tentunya menyerahkan kepada Sidang Paripurna yang mulia ini, apakah akan memberikan

mandat kepada Komite IV atau perlu diadakan Sidang Paripurna khusus di dalam masa reses.

Nah, terkait pertimbangan DPD terhadap pemilihan calon Anggota BPK, Komite IV

berpendapat bahwa penyampaian pertimbangan DPD terhadap pemilihan calon Anggota

BPK perlu dilakukan suatu forum resmi DPR. Tidak disampaikan secara tertulis seperti yang

selama ini dilakukan.

Pimpinan dan Anggota serta hadirin Sidang Paripurna yang kami hormati, demikian

laporan pelaksanaan tugas dari Komite IV. Dan, selanjutnya atas nama Pimpinan dan

Anggota Komite IV tentunya kami mengucapkan selamat dan menyukseskan Pemilu

Presiden besok serta selamat menjalankan ibadah puasa, begitu juga dalam beberapa hari ke

depan beberapa kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Untuk itu, kami menyampaikan

Selamat Hari Raya Idul Fitri, Minal aidin walfaizin. Demikian laporan yang dapat kami

sampaikan.

Wabillahitaufik walhidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om shanty shanty shanty om.

Page 26: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

25

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak-Ibu sekalian, ada dua hal pokok yang ada di Komite IV. Pertama kita

menyetujui dulu pertimbangan sebagaimana tugas konstitusional kita. Yang kedua, adanya

spesial permintaan karena waktu kita ini akan reses, tetapi terkait dengan putusan Undang-

Undang yang harus dilaksanakan untuk pemilihan BPK, nanti kita akan saya sampaikan.

Tetapi, sebelumnya saya masuk ke poin pertama dulu.

Tadi kita telah mendengarkan laporan pimpinan Komite IV dan kepada kita dimintakan

persetujuannya, yaitu dapatkah kita menyetujui pertimbangan DPD terhadap kerangka

ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal serta dana transfer daerah dalam RUU

tentang Anggaran Pendapatan dan Belajar Negara tahun anggaran 2015, bisa setuju?

Tepuk tangan buat kita semua.

Yang kedua, dapatkah kita menyetujui pertimbangan DPD RI terhadap tindak lanjut

hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Semester II Tahun 2013,

setuju? Baik.

Nah, kita masuk kepada permintaan daripada Pimpinan Komite IV sebagaimana tadi

telah disampaikan. Ini mengantisipasi adanya surat yang akan dikirimkan oleh DPR pada

waktu singkat dan ini harus kita respons sesuai dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 2006

tentang BPK maksimum satu bulan. Nah maksudnya begini, ini asumsi, ini kan belum

terjadi, hanya mengantisipasi. Seandainya dalam satu, dua hari ini atau tiga hari ini akan ada

surat permintaan untuk meminta membuat pertimbangan untuk calon anggota BPK,

pilihannya ada dua. Tentu ikut tatibnya ya tentu kita akan mengadakan Sidang Paripurna.

Tetapi, kan tidak mungkin karena kita akan, sidang kita akan mulai lagi pada tanggal 15

Agustus. Atau, kita percayakan saja kepada Komite IV. Komite IV kita berikan mandate atas

nama kita. Dan, ini pernah juga, tadi pagi saya juga tanyakan kepada Sekretariat Jenderal,

kemudian nanti keputusannya kita akan bawa ke Paripurna. Ini dalam rangka kita menaati

Undang-Undang, lebih tinggi daripada tatib kita.

Nah, untuk itu kami persilakan persetujuan daripada, baik setuju ya?

PEMBICARA: INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)

Interupsi, Pimpinan. Saya minta dibacakan dulu di Tatib, izin Pimpinan, hal untuk

keputusan ini apa bisa di luar ruang dari Paripurna. Tadi saya berpikirnya kenapa tidak

Paripurna Khusus, panggil lagi kita ke sini dalam masa reses, ini satu. Tetapi, silakan saya

minta ada ketentuan yang berlandaskan, maaf saya lanjutkan, saya minta dituangkan dulu,

bisa dibacakan ada landasan kita untuk ini. Tolong dibacakan tatibnya kalau memang itu

bisa. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Tadi saya sudah sampaikan, seharusnya kalau ini mau mekanismenya diputuskan kan

Sidang Paripurna. Tadi saya sampaikan kok, Sidang Paripurna Istimewa, tetapi kita harus

KETOK 3X

KETOK 3X

Page 27: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

26

mengadakanya itu sebelum tanggal 15 Agustus kita datang semua. Tetapi, dalam perjalanan

DPD ini ada preseden, di sini ada Pak Wahidin Ismail Komite IV untuk menjaga konstitusi

kita, kita berikan mandat ini kepada Komite IV sehingga bisa berjalan dengan baik.

Jadi, kalau soal itu kalau saya bacakan itu memang mekanismenya sudah benar begitu,

tetapi kan ini ada suatu ruang waktu. Kita ini kan juga harus, tidak perlu saya bacakan. Di

Pasal 171 silakan baca, seperti juga yang saya sampaikan kenapa kita rapat dulu dengan

Pimpinan Panmus dan segala macam ya, tetapi itu apakah mungkin ya. Silakan yang bisa.

PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)

Pimpinan. Saya 57, Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Iya, Bu.

PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)

Kalau menurut saya mungkin karena dalam keadaan darurat seperti itu mungkin bisa

Komite IV yang memutuskan, tetapi dengan Pimpinan. Jadi, tidak hanya Komite IV dan

Komite IV harus benar-benar kourum begitu. Jadi, itu saja. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan, Pak Abdurahman.

PEMBICARA : Drs. H. ABDURRAHMAN, M.AP. (BANTEN)

Terima kasih, Pimpinan.

Mungkin cara lain yang bisa ditempuh adalah Paripurna pagi hari ini atau siang hari ini

memutuskan seperti yang disetujui oleh seluruh anggota tadi, diberitaacarakan menyerahkan

kepada Komite IV untuk memutuskan, kemudian diteruskan. Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, saya rasa pilihan yang bijak buat kita di sela waktu kita masih ada yang lain.

Percayakanlah, tetapi dengan catatan nanti ya ini atas nama anggota semua, putusan ini

bersama Pimpinan dan Anggota Komite IV bersama Pimpinan DPD.

Pimpinan saja salah satu saja ya kami. Oke, setuju?

Tepuk tangan buat kita semua.

Baik, jadi kita bisa bekerja. Salah satu dari pimpinan yang membawahi nanti bersama

Pimpinan Panmus. Terima kasih atas toleransi kita semua.

Baik, selanjutnya kita ingin mendapatkan laporan perkembangan dari Pansus Tatib.

Untuk itu kami persilakan. Saya informasikan tadi Bu Ratu Hemas dia harus meninggalkan

tempat, kembali ke Yogyakarta karena sore dan malam hari penuh pesawat. Jadi, kita

lanjutkan rapatnya.

KETOK 3X

Page 28: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

27

PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (KETUA PANSUS TATIB)

Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastyastu untuk rekan-rekan kita dari Pulau Dewata. Meskipun sudah agak siang,

mohon kita semua dapat mengikuti laporan kami ini karena menyangkut sesuatu yang cukup

strategis bagi pengaturan internal kelembagaan kita.

Sidang Paripurna ke-4 Masa Sidang I Tahun Sidang 2013-2014 tanggal 1 Oktober 2013

telah membentuk panitia khusus tentang peraturan tata tertib DPD RI yang keanggotaannya

sebanyak 15 orang, terdiri 8 orang anggota Badan Kehormatan dan 7 orang anggota Panitia

Perancang Undang-Undang yang susunan lengkapnya nanti terlampir. Pansus Tatib dibentuk

berdasarkan ketentuan dalam Pasal 95 Ayat (2) Pasal 117 dan Pasal 120 Ayat (1) dan Ayat

(2) Peraturan Tata Tertib DPD RI No. 2 Tahun 2012 serta untuk merespons surat dari 65

Anggota DPD RI tanggal 1 Juni 2013 nomor sekian mengenai penyampaian aspirasi Tatib

DPD RI.

Masa tugas Pansus Tatib dimulai sejak 2 Oktober 2013 dan sesuai ketentuan dalam

Pasal 118 Ayat (7) Peraturan Tata Tertib DPD RI, telah dilakukan perpanjangan satu kali dan

berakhir pada tanggal 2 Juli yang lalu, jadi bekerja selama kurang lebih 9 bulan. Pansus

dalam melaksanakan tugasnya mengalami kesulitan sidang-sidang pleno yang dapat

memenuhi kuorum, sementara pekerjaan Pansus Tatib harus segera diselesaikan sesuai

dengan batas waktu yang ditentukan. Kesulitan tersebut telah dilaporkan oleh Pimpinan

Pansus pada Sidang Panmus tanggal 26 Februari 2014 dan Panmus telah mengamanatkan

kepada Pimpinan Pansus untuk mengajukan usul penggantian terhadap beberapa anggota

yang sulit menghadiri sidang-sidang Pansus. Namun, Rapim Pansus tanggal 9 Mei 2014

merasakan kesulitan psikologis untuk melakukan usul penggantian, terutama saat-saat akan

mengakhiri masa keanggotaan periode 2009-2014. Di samping itu, dapat pula dimaklumi

kesibukan semua anggota dalam persiapan pileg dan sesudahnya serta perangkapan

keanggotaan di alat kelengkapan lain, misalnya saja tim kerja perubahan Undang-Undang

MD3 yang sangat mendesak yang target penyelesaiannya di DPR bersamaan waktu dengan

masa berakhirnya Pansus Tatib ini. Dengan demikian, rapat Pimpinan Pansus telah

mengambil kebijakan tanggal 9 Mei 2014, yaitu membentuk tim kerja Pansus Tatib yang

dapat bekerja secara maraton yang selanjutnya dilaporkan ke Pleno Pansus.

Tim kerja selain ketiga pimpinan Pansus Tatib bersama staf ahli dan narasumber tetap,

juga dengan mengikutsertakan Sesjen dan Wasesjen serta staf inti di lingkungan Sekretariat

Jenderal. Draf perubahan peraturan tata tertib yang disusun oleh tim kerja dilaporkan

Pimpinan Pansus Tatib dalam Sidang Pleno Pansus Tatib pada tanggal 7 Juni 2014. Sidang

Pleno Pansus tersebut memutuskan perlu dilakukan lagi penyempurnaan, khusus untuk tata

cara pemilihan pimpinan dan jumlah komite serta keanggotaannya sehingga untuk kedua

materi muatan tersebut terdapat alternative. Diputuskan pula draf perubahan peraturan Tatib

yang telah disempurnakan untuk dilakukan uji sahih kepada anggota empat komite. Dari

pandangan dan masukkan pada uji sahih tersebut dilakukan penyempurnaan oleh tim kerja

dan telah disampaikan dalam Sidang Pleno Pansus Tatib pada tanggal 25 – 27 Juni 2014.

Pembahasan materi. Pansus Tatib melakukan pembahasan materi peraturan tatib

dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 27 Tahun 2009 tentang MD3, putusan

Mahkamah Konstitusi tanggal 27 Maret 2013

Tiga, merespons surat dari 65 Anggota DPD RI Tanggal 1 Juni 2013 nomor sekian

perihal penyampaian aspirasi perubahan peraturan tata tertib DPD RI sesuai Pasal 264

peraturan tatib tentang usul perubahan tertib dan kode etik DPD RI dapat diajukan oleh

Page 29: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

28

Badan Kehormatan anggota-anggota sekurangnya 25% dari jumlah anggota DPD RI dan atau

alat kelengkapan lainnya.

Empat, memperkuat kedudukan DPD RI sebagai salah satu lembaga parlemen di

Indonesia berdasarkan pengalaman 10 tahun DPD RI dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya menurut Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang MD3. Pansus

Tatib telah menghasilkan draf perubahan peraturan tatib yang meliputi hampir seluruh materi

muatan RI yang berlaku sekarang. Hal ini telah dibahas pada Sidang Pleno Pansus tanggal

25 Juni 2014 yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPD RI Dr. Laode Ida yang pada

kesempatan itu menyampaikan pula pendapat Pimpinan DPD RI berdasarkan Rapim DPD

sebelumnya.

Tentang beberapa hal yang berkenaan dengan materi muatan tertentu dari draf

perubahan peraturan tatib. Beberapa anggota Pansus Tatib DPD RI, Sesjen-Wasesjen DPD

RI, dan narasumber yang juga mengikuti rapat-rapat Pansus RUU Perubahan MD3 dari DPD

RI telah memberikan informasi akhir bahwa Pansus RUU Perubahan MD3 DPR RI

menjadwalkan pada bulan Juli 2014 akan diputuskan RUU Perubahan MD3 yang sedang

dibahas antara DPR RI, DPD RI, dan pemerintah. Perubahan peraturan tata tertib ini sangat

terkait dengan perubahan Undang-Undang MD3. Maka, aturan-aturan yang tidak terkait

dengan perubahan undang-undang dan peraturan tersebut yang dapat disepakati dalam

Sidang Paripurna ini, yaitu tentang tata cara pemilihan Pimpinan DPD RI.

Perlunya tata cara pemilihan Pimpinan DPD RI ini harus segera diputuskan karena

menghadapi penggantian periode masa jabatan keanggotaan DPD RI pada 1 Oktober 2014

yang terkait pula dengan pengucapan sumpah janji anggota MPR RI yang akan dipimpin oleh

Ketua DPR RI dan Ketua DPD RI sebagai Pimpinan Sementara MPR RI serta penyampaian

bakal calon Pimpinan MPR RI dari Kelompok DPD RI di MPR dan pemilihan pimpinan

MPR RI. Untuk itu, Pansus Tatib menyampaikan tata cara pemilihan pimpinan kepada

Sidang Paripurna ini untuk diputuskan sebagai perubahan khusus dalam Pasal 36 sampai 39

RI yang berlaku saat ini dengan dua alternatif, yaitu: alternatif pertama, pemilihan dengan

sistem pasangan calon pimpinan DPD RI yang biasa disebut sistem paket yang

mencerminkan keterwakilan tiga wilayah (barat, tengah, dan timur) di mana ketua dan dua

orang wakil ketua DPD dipilih sekaligus; alternatif kedua, pemilihan calon pimpinan dengan

sistem perseorangan, yaitu memilih ketua tanpa memperhatikan keterwakilan wilayah dan

kemudian memilih dua orang wakil ketua sekaligus yang wilayahnya berbeda dengan

wilayah ketua terpilih sehingga mencerminkan keterwakilan tiga wilayah (barat, tengah, dan

timur). Kedua sistem ini menggunakan perhitungan suara terbanyak lebih dari 50% serta

peserta Sidang Paripurna. Untuk itu, Sidang Paripurna ini dapat memutuskan perubahan

Pasal 36 sampai Pasal 39 secara random dengan menawarkan salah satu dari dua alternatif

tersebut di atas untuk menjadi peraturan tentang perubahan tata tertib.

Selanjutnya, keseluruhan hasil kerja Pansus Tatib sebagaimana draf yang dilampirkan

oleh laporan ini perlu diputuskan pula untuk menjadi dokumen resmi DPD RI yang akan

dijadikan bahan pokok bagi perubahan berikutnya dan sekaligus memutuskan dibentuknya

Pansus harmonisasi Peraturan tatib DPD RI yang akan bekerja setelah diundangkannya

perubahan Undang-Undang MD3.

Di samping itu, perlu dicatat pula adanya berbagai saran dari anggota untuk mencegah

terjadinya penyimpangan perilaku terhadap sistem yang akan dipergunakan dalam peraturan

tata tertib dengan terjaminnya DPD RI sebagai lembaga negara yang bersih, berintegritas,

dan berwibawa. Dalam rangka itu, Pansus Tatib berpendapat bahwa berbagai perangkat

hukum sesungguhnya sudah cukup mengatur sanksi terhadap setiap penyimpangan, baik

dalam bentuk gratifikasi maupun korupsi termasuk penyuapan, ulangi, termasuk penyuapan

dan perbuatan tercela lainnya. Guna lebih mengoperasionalkan ketentuan-ketentuan yang

sudah ada, maka dipandang perlu Sidang Paripurna ini memutuskan untuk mencantumkan

Page 30: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

29

tambahan isi fakta integritas sebagai dimaksud dalam Pasal 10 Ayat (1) Huruf G Peraturan

DPD RI No. 2 Tahun 2012 tentang Tata Tertib, yaitu pada huruf G, bersedia diberhentikan

sementara atau diberhentikan baik sebagai pimpinan yang terpilih karena proses politik uang

money politic maupun sebagian anggota yang diduga terlibat dalam proses tersebut, terhitung

sejak Badan Kehormatan mulai melakukan proses penyelidikan pelanggaran kode etik dan

atau dimulainya proses penegakan hukum sampai menghasilkan putusan pengadilan yang

telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde). Selain daripada itu, alat-alat

kelengkapan dalam DPD RI maupun anggota dalam bentuk perorangan ataupun kekompok

perlu diberdayakan untuk berani dan memiliki komitmen moral serta integritas pribadi untuk

melaporkan kasus yang diketahui atau dialaminya dengan jaminan kerahasiaan informasinya.

Sekadar catatan aspirasi, rekan-rekan senator yang terhormat, bahwa kursi yang

merupakan kehormatan yang kita duduki nilainya amat sangat mahal, tidak bisa dinilai

dengan dolar, emas, intan sekalipun. Andaikata atau seandainya secara fisik materiil juga

mau dinilai dengan dolar atau uang, toh sampai sekitar 1 sampai 2 miliar rata-rata. Mengapa

kita mau menjualnya dengan murah, sekitar puluhan juta ataupun beberapa ratus juta saja.

Hadirin sekalian, di samping itu Pansus Tatib memberikan sumbangan pikiran kepada

Sidang Paripurna ini terkait dengan ketentuan yang mengatur Kelompok DPD di MPR RI

dalam Pasal 121 Peraturan DPD RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Tertib untuk lebih

mengefektifkan dan mengefisienkan Pimpinan Kelompok DPD RI di MPR RI serta tugas-

tugas yang khusus mengenai pimpinan-pimpinan MPR RI. Dari uraian tersebut di atas, maka

yang dimintakan untuk diputuskan dalam Sidang Paripurna ini adalah sebagai berikut.

satu draft perubahan Peraturan Tatib DPD RI dijadikan dokumen resmi DPD RI

disertai pembentukan panitia khusus harmonisasi Peraturan Tatib DPD RI yang akan bekerja

setelah perubahan Undang-Undang MD3. Artinya, ini dengan segera.

dua tata cara pemilihan pimpinan DPD RI dari dua alternative, yaitu sistem pasangan

atau sistem perseorangan.

tiga perubahan Pasal 10 Ayat 1 dengan penambahan huruf G dalam Peraturan Tatib

DPD RI.

Sekarang bagian penutup, demikianlah laporan yang dapat kami sampaikan atas

pelaksanaan tugas panitia khusus tentang perubahan peraturan tata tertib. Semoga hasil kerja

Pansus Tatib ini di samping merupakan bentuk pengabdian sebagai amal jariah politik bagi

kepentingan peningkatan lembaga DPD RI sekaligus merupakan pendapat bersama sebagai

terobosan atau ijtihad untuk kemajuan masyarakat dan daerah khususnya dan umumnya

kepada bangsa dan negara bagi persatuan NKRI. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan

terima kasih, khususnya kepada jajaran Sekretariat Jenderal yang dipimpin langsung oleh

Sesjen dan Wakil Sesjen beserta seluruh stafnya termasuk staf ahli dan narasumber tetap

Bapak Zein Badjeber yang telah aktif dalam proses pembahasan dan perumusan sampai

terwujudnya naskah peraturan Tatib ini.

Saudara Ketua, untuk pokok-pokok pikiran tentang Kelompok DPD RI di MPR RI,

apakah juga kami sampaikan secara singkat karena sesungguhnya bukan wewenang Pansus

ini untuk membahasnya. Itu wewenang Kelompok ya yang juga anggota-anggotanya kita

semua ini.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Tidak perlu.

PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (KETUA PANSUS TATIB)

Page 31: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

30

Iya, baik. Demikianlah Saudara Ketua dan rekan-rekan senator yang terhormat, mohon

maaf atas segala kekurangannya.

Billahi taufuk walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak Ibu sekalian, teman-teman yang saya hormati tadi kita telah mendengar

laporan dari ketua Pansus Tatib yang telah bekerja keras dengan segala keterbatasan yang

dimiliki, waktu dan sebagainya sehingga akhirnya perlu juga diperbaiki. Dan, ini kan diawali

dengan adanya putusan MK judicial review di 27 Maret yang lalu, kemudian juga ada

berbagai usulan sehingga mengakibatkan Pansus telah bekerja. Tentu kita sangat

mengapresiasi apa yang telah dihasilkan. Tepuk tangan buat Pansus ini.

Nah, kepada kita ada dua hal yang pertama dulu, ini ada dua bagian besar.

Sebagaimana tadi yang telah dimintakan, kenapa perlu lagi penyesuaian karena

bagaimanapun juga kita bagai bagaimana pun harus menunggu Undang-Undang MD3 yang

sampai hari ini pun di DPR masih belum diselesaikan. Kami dari meja pimpinan bersama

juga Anggota PPUU ada Pak Anang Prihantoro di sini, mana Pak Anang? Ada ya dan juga

teman-teman lain telah berusaha keras memaksimalkan aspirasi kita, dengan presiden,

Setneg, Setkab, Menteri Dalam Negeri, kemudian juga mungkin sore ini kita juga ada makan

buka puasa bersama dengan Pansus DPR. Perlu kita ceritakan sedikit, teman-teman sekalian,

memang di Pansus DPR itu agak sulit kita untuk menembus ke dalam karena kalau dulu di

tahun 2009, saya masih ingat kita punya orang yang terselundupkan di dalam. Waktu itu

sebagai Anggota DPR itu Pak Fatwa dan Pak Ahmad Farhan Hamid sehingga kita banyak

bocoran. Beliaulah yang menjadi mata-mata kita sehingga dengan Pimpinan selalu kita

berkomunikasi. Tetapi, sekarang tidak ada di anggota Pansus itu yang menjadi calon anggota

DPD terpilih ya, apakah itu Saudara Mukawam, apakah Saudara Pasek, dan sebagainya

sehingga memang agak mempersulitkan kita. Dan, suasana politik di sebelah sekarang ini

juga sangat dinamis ya, banyak hal internal yang dilakukan. Oleh karena itu, ya menurut saya

tentu apa yang diusulkan ini suatu hal yang perlu kita cermati dan perlu kita pahami untuk

itu.

Untuk itu, kita diminta persetujuannya. Apakah kita draf perubahan Tatib DPD hasil

Pansus ini ini bisa kita jadikan dokumen resmi untuk menjadi acuan Pansus baru yang

dibentuk yang kita namakan Panitia Khusus Sinkronisasi Peraturan Tatib DPD RI yang akan

bekerja setelah RUU perubahan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009. Kita tidak tahu

apakah disah kan hari ini di DPR atau besok dan sebagainya, tetapi perlu kita mendapat

persetujuan untuk sinkronisasi ini. Untuk itu, teman-teman sekalian, apakah bisa kita

sepakati?

PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Interupsi, Ketua, B8.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan, Ibu Erma.

PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Page 32: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

31

Hanya mau klarifikasi saja. Jadi, Pansus ini sudah selesai bentuk Pansus baru lagi. Jadi,

kita ada tiga Pansus ini. Sebelumnya kan ada 1 Pansus, kemudian yang kedua, dan sekarang

yang ketiga.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Tidak, pansus yang ini kan sudah selesai karena waktunya kan sudah habis.

PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Jadi membentuk Pansus baru, klarifikasi saja ini.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ya, Pansus baru ini, kan lanjutkan. Ini kan sudah hampir 9 bulan sejak Oktober sampai

kemarin ya, untuk kita menyesuaikan dengan Undang-Undang MD3 yang akan disahkan oleh

DPR. Kan bisa saja hari ini, saya dengar hari ini, tetapi masih ada ini sehingga kita biar

cepat. Oke, terima kasih. Betul ya.

Silakan

PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Terima kasih, Pimpinan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa yang disampaikan oleh orang tua kita Ketua Pansus merupakan hasil kerja keras

yang makan waktu dan pikiran. Hanya, kalau saya mendengar membaca itu sudah hampir

jauh keluar dari substansi pokok-pokok pikiran kita pada saat membentuk pansus. Pada saat

itu adalah karena adanya putusan MK dan beberapa hal kejadian masalah-masalah yang

timbul di dalam internal kita yang belum diatur dalam dalam Pansus. Tetapi, kenapa

kemudian dalam pembahasan Tatib justru yang menjadi magnet sentrum daripada

pembahasan ini kok masalah pemilihan ketua. Jadi, sudah tidak rohnya sudah tidak ke sana.

Oleh karena itu, tetapi tetap kita menghargai bahwa ini sebuah hasil kerja keras. Dan, saya

tadi mengusulkan, khusus pemilihan ketua itu bukan cuma dua pilihannya, tetapi tetap

mengadopsi juga pemilihan waktu kita pertama dulu karena waktu kita 2009 hasilnya baik

sampai sekarang, tidak ada masalah. Kenapa mau dibuang 100%? Oleh karena itu, tidak

ditinggalkan, tetapi juga menjadi satu pilihan. Jadi, bukan cuma dua, tetapi tiga pilihan. Itu

menurut saya.

Yang kedua ingin saya sampaikan mengenai PHAL. Di sini tidak dijadikan dasar

pertimbangan oleh Pansus kenapa PHAL akan menjadi perwakilan dari komite. Padahal,

seharusnya setiap alat kelengkapan mencerminkan keterwakilan daerah, bukan komite. Di

dalam draf Tatib, keanggotaan PHAL yang sebentar lagi akan berubah nama menjadi BHAL

itu adalah keputusan komite. Dan, itu sudah kami protes keras di saat harmonisasi maupun

hasil keputusan Rapat Pleno PHAL tanggal 4 Juli itu sudah merekomendasikan menolak

seluruhnya isi dari draf Tatib itu, mengganti keanggotaan BHAL dari keanggotaan

keterwakilan daerah menjadi keterwakilan komite.

Terima kasih, Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Silakan, ayo Ibu Iin.

Page 33: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

32

PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)

Pimpinan, terima kasih untuk waktunya.

Tim Pansus yang sudah bekerja saya apresiasi, apalagi dengan waktu 6 bulan tambah 3

bulan dan bekerja menjadi total 9 bulan. Laporan Pansus ini dan perubahan Tatib yang

diberikan ini, saya hanya bertanya. Di sini dimintakan sebuah keputusan, keputusan DPD

terkait pelaporan Pansus. Saya berpikir ini keputusan seperti apa ini yang akan kita putuskan

di sini. Jika seperti poin satu yang dimintakan, keputusan untuk sebuah dokumen resmi,

dokumen mana? Draf mana? Ini saya hanya minta pertanyaan saja. Saya akhirnya berpikir,

katakanlah ini sebuah naskah, idealnya hasil dari Pansus ini sebuah naskah, naskah yang

komprehensif, tetapi saya tidak mengulang apa yang sudah disampaikan Pak Bahar Ngitung

yang lain-lain tentang pimpinan. Saya hanya bicara, Pansus melahirkan sebuah draf naskah

yang komprehensif, nah itu dia. Yang kita terima ini kan hanya dua, satu laporan untuk yang

dibacakan, kemudian hanya draf tentang pimpinan. Terus, dokumen resmi mana yang mau

diputus? Itu satu.

Berikutnya, sangat dipahami kendala Pansus yang selalu tidak kuorum, maaf saya tidak

melihat, tetapi membaca saja, kemudian juga menunggu tentang keputusan MD3. Idealnya

juga kita apakah dibentuk Pansus lagi atau tidak itu silakan pada keputusan, tetapi kalau saya

pribadi, itu nanti mengalir sajalah di dalam alat-alat kelengkapan. Masih ada waktu kok untuk

sampai menjelang September ini kita untuk bekerja. Jadi, catatan saya tegas saya mengatakan

di sini, idealnya itu naskah yang diberikan oleh Pansus yang sekarang itu sebagai dokumen

yang nanti akan ditransfer kepada rumah tangga yang baru. Kan yang menggunakannya

bukan rumah tangga sekarang. Yang kita mau putuskan sekarang, kita mau menggunakan

Tatib apa? Tatib yang mau kita putuskan sekarang, apakah Tatib untuk kita gunakan

sekarang? Kan tidak. Untuk nanti. Sekarang kita menggunakan apa yang ada saja dulu. Soal

Pimpinan, silakan, itu nanti bagian dari usul perubahan Tatib. Tetapi, kalau saya sentuh ini

banyak, bukan Pimpinan untuk DPD saja, tetapi Pimpinan MPR unsur DPD juga akan kita

bedah juga.

Saya tidak akan ke mana-mana lagilah, saya hanya mengerucut saja, saya ulangi lagi.

Untuk poin satu, saya belum menyentuh poin 2 dan 3 yang dimintakan untuk keputusan,

yaitu dokumen, dokumen resmi resmi mana? Dan, keputusannya seperti bentuk apa nanti

untuk tiga yang dimintakan ini. Saya minta penjelasan itu saja.

Terima kasih

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, ada yang lain tadi?

Silakan, Pak Cholid.

Tolong ke Pimpinan Pansus ya, dicatat. Mungkin ada yang bisa di, Pak Fatwa, ada juga

Pak Alirman Sori ya, dan satu lagi siapa Pimpinan Pansus? Pak Jack? Oke, Pak Jack, please

take a note ya.

Silakan.

PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)

Baik. Terima kasih, Pimpinan.

Pertama, Tatib yang akan diputuskan ini kan praktis tidak berlaku untuk yang sekarang

karena kan semua proses dan mekanisme ini ya itu termasuk pimpinan ketua yang pemilihan

pimpinan yang justru menjadi fokus bagi hal yang harus kita putuskan hari ini justru tidak

kita butuhkan sekarang. Kalau yang kita butuhkan sebenarnya adalah justru mekanisme

Page 34: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

33

antarlembaga terkait dengan putusan MK. Tetapi, ini kan belum selesai karena MD3-nya

belum selesai, substansinya belum selesai. Dulu waktu kita membentuk Panmus ini salah satu

idenya adalah kita merumuskan standing position kita sebagai lembaga untuk memberi bahan

bagi tim yang membahas MD3 tentang bagaimana kita akan memposisikan diri kita dalam

pembahasan itu. Tetapi, dalam praktiknya kan mudah-mudahan ini berjalan sinkron ya. Jadi,

antara apa yang dibahas di Pansus dengan apa yang dibahas oleh Pansus MD3 yang

membahasnya dengan DPR. Karena itu, terkait dengan naskah Tatibyang sekarang ini, ada

beberapa hal yang menurut saya tidak mendesak untuk kita ambil keputusan sebagai sebuah

putusan lembaga, kecuali sekadar sebagai naskah produk dari Pansus untuk diterima. Karena,

pertama tadi relevansi dari topik yang justru dimintakan keputusan itu tidak akan kita

gunakan sekarang, dan itu menjadi kewenangan dari DPD periode yang akan dating.

Kemudian yang kedua, hal-hal pokok mengenai hubungan antarlembaga, kita harus

menunggu tiga itu. Karena itu, saya mengusulkan ini tidak usah dibahas panjang, tetapi

cukup diterima saja sebagai naskah hasil dari Pansus. Nah, bahwa ini nanti akan menjadi

bahan untuk pembahasan bagi Pansus berikutnya atau menjadi bahan yang diwariskan

kepada DPD periode baru sebagai bahan pembahasan Tatib mereka, ini saya kira suatu hal

yang bias berjalan.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik dari wing kanan, tidak ada? Oke, silakan, Bu Hana.

PEMBICARA : HANA HASANAH FADEL MUHAMMAD (GORONTALO)

Terima kasih.

Mungkin kalau saya melihat di sini sebenarnya yang paling penting atau paling perlu

diperhatikan yaitu di Tatib yang kita lihat selalu setiap penggantian tahun bermasalah

mengenai penempatan komite dan alat kelengkapan sesama teman sehingga terjadi keributan

sesamanya. Sehingga, saran saya justru yang paling dimasukkan atau dipikirkan.

Dimasukkan dalam naskah Tatib ini bahwa tolong yang, bukan kita egois atau bagaimana,

kita menghargai untuk urutan nomor satu, nah kita berikan sebagai koordinator untuk

mengatur teman-teman semuanya, tersirat. Jadi, harapan saya justru waktu Panmus kemarin

kita sudah menyarankan ke Pak Fatwa agar dimasukkan bahwa koordinator itu paling penting

supaya tidak ada perpecahan antara teman sesama provinsi. Jadi, saya harapkan mudah-

mudahan ini ini paling urgent untuk ke depan dengan datangnya teman-teman yang baru.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Sudah ada, sudah selesai? Kalau sudah saya persilakan ke Pimpinan Pansus

untuk bisa menjawab dari empat pertanyaan tadi dari Pak Bahar, Bu Iin, Pak Cholid, Bui

Hana. Kami persilahkan Pak Ketua Pansus pastinya.

PEMBICARA : PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (KETUA PANSUS TATIB)

Terima kasih.

Bahwa dari pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya sudah ada yang merupakan juga

sekaligus penjelasan. Nanti rekan saya para Wakil Ketua, Pak Alirman Sori maupun Pak Jack

Ospara silakan juga kalau ada yang perlu ditambahkan.

Page 35: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

34

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Sebentar-sebentar, Pak Jack tolong kembali ke tempat yang, di mana Pak Jack? Ya,

maaf Pak Jack, silakan pindah, Pak.

PEMBICARA : PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (KETUA PANSUS TATIB)

Pertama, mengenai naskah yang dimaksud yang seperti saya serahkan tadi itu sudah

dibagi seluruhnya ke seluruh kamar-kamar Anggota yang terhormat pada waktu uji sahih dan

itu tidak ada yang berubah sampai sekarang, kecuali yang kita lampirkan pada hari ini, yang

ada dilampirkan agak tipis. Cuma itu saja yang terjadi perubahan setelah mendengar

pandang-pandangan uji sahih itu. Dan, naskah itu yang merupakan jerih payah dari Pansus

ini itu hanya dijadikan dokumen resmi. Artinya, tidak dibuang kan? Dokumen resmi yang

pasti akan bermanfaat pada pembentukan Pansus perubahan berikutnya, yang karena sesuai

dengan aturan mengenai anggaran tidak bisa di dalam satu tahun itu dua pansus yang sama,

maka dinamakan Pansus harmonisasi atau Pansus sinkronisasi. Itu sekadar jadi acuan. Jadi,

tidak usah khawatir bahwa naskah yang tebal itu akan mengikat. Itu sebagai acuan sebab

kalau tidak dijadikan dokumen, artinya ini tidak sah untuk disimpan. Tetapi, mohon itu

dilihat secara ringan-ringan saja, bukan sesuatu yang akan dipaksakan ini harus diterima.

Tetapi, sebagai suatu jerih payah, ijtihad demikian banyak pemikiran-pemikiran rekan-rekan

itu jangan disia-siakan, disimpan dengan baik, lalu bagaimana perlu nanti dijadikan acuan

oleh Pansus berikutnya. Cuma begitu saja kedudukannya, tidak perlu terlalu dipandang berat,

yang memberatkan begitu. Jadi, sama halnya misalnya PHAL diubah menjadi Hubungan

Antar Parlemen, ya itu juga sekadar contoh saja bahwa kita memandang perlu ditingkatkan

PHAL itu menjadi suatu lembaga atau badan kerja sama parlemen, jadi malah meningkatkan.

Kemudian, mengapa soal pimpinan yang diutamakan? Karena, itu yang mendesak sekarang

ini.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Sebentar, Pak Fatwa. Ada pertanyaan badan hubungan antarlembaga itu kenapa diubah

dari provinsi menjadi perwakilan komite. Itu pertanyaannya.

PEMBICARA : PEMBICARA: Drs. H. A. M. FATWA (KETUA PANSUS TATIB)

Ya itu suatu kajian, suatu kajian. Jadi, ini suatu kajian bahwa kita ini perlu agak

mengejar sedikit jumlah komisi yang ada di DPR sebelah sana. Kita tingkatkan menjadi

delapan. Nah, itu memang kita sudah mendengar reaksi daripada rekan-rekan itu bahwa ini

kan kita mewakili provinsi di sini. Itu bukan tempatnya sekarang ini untuk memperdebatkan,

tetapi itu sudah kita kaji apa yang dimaksud daerah, apa yang dimaksud provinsi. Jadi, tidak

menghilangkan sama sekali soal unsur provinsi dan peran kita di provinsi itu. Jadi, untuk

efektivitas dan efisiensi peningkatan perjuangan kita, baik di dalam mengatur soal internal

dan lebih utama lagi untuk hubungan eksternal kita keluar, terutama dengan pemerintah dan

lebih khusus lain dengan rekan kita di sebelah DPR RI. Saya kira itu.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ada hal lain lagi ditanyakan Bu Hana tadi segala macam. Apa cukup?

Page 36: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

35

PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN

RIAU)

Pak Ketua, usul, Pak. Saya usul usul kalau bisa Pak Alirman juga nanti ada menjawab

sedikit.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Iya, ini waktunya untuk Pimpinan Pansus untuk menjawab ya. Mungkin barangkali ada

yang belum terjawab dari Pak Cholid Mahmud sama Ibu Hana. Sabar-sabar, saya atur ini.

Silakan dulu Pak Alirman biar dijelaskan dulu, baru nanti kita buka lagi sesinya.

Silahkan Pak Alirman atau Pak Jack ya. Ada mungkin yang mencatat ada pertanyaan

tadi. Silakan, Pak Alirman. Pak Jack dulu, silakan.

PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Oke. Terima kasih Pimpinan dan terima kasih buat rekan-rekan yang memberikan

perhatian begitu besar bagi kerja Pansus Tatib ini. Perlu saya memberikan catatan sebelum

menjawab substansi. Catatan saya yang pertama adalah saya sudah kedua kali mengikuti

Pansus ini, memimpin Pansus. Apa yang saya catat dari sana, tingkat kehadiran kita untuk

memberikan perhatian kepada kerja-kerja Pansus ini amat sangat minim, baik yang pertama

maupun yang sekarang. Apalagi, menjelang pemilu legislatif April yang lalu. Kami

tersandera di sini, sementara teman-teman yang lain sibuk mengurusi daerah masing-masing.

Dan, itulah hasil yang kita capai sekarang. Karena itu, menurut hemat saya itulah yang antara

lain salah satunya mengakibatkan kalau ada pertanyaan-pertanyaan macam-macam, itu bisa

terjadi. Itu yang pertama.

Hal yang perlu saya jawab secara substansi, yang ditawarkan oleh Pansus adalah

sebetulnya seluruh dokumen kerja kita yang berupa naskah dan draf Pansus itu diterima

sebagai naskah untuk diteruskan, diperbaiki, diobok-obok, dikorek, dan seterusnya oleh

Pansus yang baru yang nanti merupakan Pansus Harmonisasi terhadap bakal lahirnya

Undang-Undang MD3 yang perbaiki oleh DPR sekarang ini. Nah, saya juga sudah baca

naskah RUU itu. Naskah RUU itu sama sekali tidak ada singgungan apa-apa mengenai

putusan Mahkamah Konstitusi, naskah RUU MD3 itu tidak ada sama sekali. Yang kita buat

di dalam naskah kita yang baru itu adalah seluruh putusan MK itu telah kita adopsi. Bahwa

sekarang kita ingin ada, menurut Pak Ketua kita, selalu katakan itu ijtihad, pandangan,

terobosan melahirkan dari empat komite, kita tambahkan selalu kita katakan istihat

pandangan terobosan melahirkan dari 4 komite kita kembangkan 8 komite, itu juga menjadi

catatan bagi saudara-saudara semua. Basis kegiatan kita yang 4 komite adalah provinsi, tetapi

setelah menjadi 8 komite harus terus dipetimbangkan dengan baik, basisnya adalah kinerja

pribadi anggota kita, yang tentu saja bahwa aspek kewilayahan itu tidak diabaikan, tidak

dinafikan. Nah, karena itu menurut hemat saya ini juga merupakan tawaran dalam dokumen

kita itu. Silakan pilih saja, mau tetap dengan yang sekarang, tidak mau berkembang, silakan

saja. Tetapi, seharusnya itu bahwa Undang-Undang MD3 yang baru kalau ikut putusan

Mahkamah Konstitusi, kinerja 132 Anggota DPD RI harus makin hari makin ditingkatkan,

tidak bisa diabaikan seperti sekarang ini. Kita beri perhatian kepada daerah, tetapi kita adalah

lembaga negara. Komitmen kita untuk meningkatkan lembaga negara kita ini menjadi alat

bagi kepentingan daerah, itu yang harus diutamakan. Dan, itulah yang membuat kami bertiga

hampir-hampir tidak ke daerah selama Oktober sampai dengan April yang baru-baru itu.

Jadi, saya rasa itu hal yang perlu saya sampaikan. Soal mengenai perubahan nama

badan kerja sama parlemen, rekan Pak Bahar menanyakan hal itu, teman-teman lain yang

Page 37: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

36

menanyakan itu, silakan itu nanti diobok-obok lagi, dikorek-korek lagi oleh Pansus yang

baru. Tetapi, yang kami inginkan adalah yang kita hasilkan ini dihabiskan sekian miliar

rupiah untuk menghasilkan sebuah Tatib. Maka, ini tidak boleh sama sekali tidak ada

hasilnya. Kita sudah menyatakan di hadapan BPK dan kita sudah mendengarkan pendapat

KPK bahwa di republik ini hanya dua, tiga lembaga sebetulnya, tetapi sekarang tinggal dua

lembaga yang masih integritasnya dipelihara. Jadi, DPD RI dan KPK. Mahkamah Konstitusi

sudah selesai. Dua lembaga negara itu, termasuk DPD RI ini kalau bisa kita banggakan

sebagai lembaga negara yang berwibawa, masih berintegritas tinggi.

Saya berterima kasih karena rekan Cholid misalnya meminta supaya ini disediakan atau

katakanlah kesempatan ini jangan dikorek-korek apa-apa, biarkan saja ke anggota yang baru.

Silakan, itu juga merupakan keputusan kita di sini, itu bukankeputusan kami.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ada lagi dari Pimpinan Pansus? Ada sedikit ya, baru nanti kalau masih ada. Silakan.

PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (KETUA KOMITE 1)

Baik. Terima kasih, Pimpinan.

Pimpinan dan Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, tadi Pak Fatwa, Pak Jack sudah

menjelaskan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman semua terkait dengan

konsep perubahan Tatib yang disiapkan oleh Pansus ya. Jadi, Bapak-Ibu sekalian, kita

memang harus bisa memahami dalam konten dan konteks kontekstual apa yang sudah

dilahirkan oleh Pansus ya. Dan, menurut pandangan saya juga ya, Pak Jack, ini tidak boleh

diobok-obok, harus dikaji secara akademik supaya nanti kajian lebih lanjut oleh Pansus yang

baru benar-benar mampu menjawab secara komprehensif apa yang menjadi kegalauan dan

kekhawatiran dari Anggota, terutama Anggota yang akan melanjutkan. Karena, ini menjadi

standing penting ya untuk mengatur tata kerja lembaga ini dengan baik. Cuma ada yang

menjadi pertanyaan juga, terkesan seolah-olah mekanisme pemilihan pimpinan itu menjadi

sesuatu yang seksinya luar biasa, padahal tidak juga menurut saya. Mau paket, mau

perseorangan, apa pun bolanya, apa yang kita bicarakan tadi itu ada opportunity untuk

membuat kejahatan di situ kalau saraf kirinya yang bekerja. Kalau saraf kanannya yang

bekerja, tidak seperti itu dia.

Nah, untuk itu menurut saya, Pak Ketua, kalau ini dibedah dalam Paripurna tidak akan

selesai dia. Nah, mari kita jadikan apa yang sudah dihasilkan oleh Pansus ini bagian dari

kajian ilmiah yang bisa nanti digunakan sebagai referensi ya, yang bisa dijadikan sebagai

materi muatan untuk Pansus yang baru. Mudah-mudahan dengan apa yang disampaikan Pak

Cholid bisa mungkin saya pahami, tetapi bukan berarti Pansus ini tidak bekerja dengan baik,

begitu. Yang tidak bekerja dengan baik itu adalah Anggota yang tidak bertanggung jawab

sebagai anggota Pansus. Itu yang benar karena setiap diundang selalu mempergunakan alasan

reasoning masing-masing. Jadi, terpaksalah tiga Pimpinan tunggang-langgang menyiapkan

waktunya untuk itu. Itu yang terjadi. Jadi, kita harus fair juga begitu, harus fair juga kita.

Nah, menurut saya, Pak Ketua, saran saya terakhir, ya kita terimalah ini sebagai hasil

kerja koletif kolegial yang tidak mungkin 132 Anggota DPD tidak bertanggung jawab

dengan ini. Kenapa saya katakan itu? Karena, anggarannya anggaran negara. Jadi, terimalah

ini sebagai progress dari hasil kerja Pansus dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Kalau kekurangannya diisi oleh Pansus yang baru nanti. Menurut saya harus begitu karena

bagaimanapun juga banyak hal yang perlu kita cermati. MD3 yang baru belum selesai, ya

kan, jadi kita sudah mengadopsi putusan MK boleh dikatakan sudah 100%, tetapi di sana

Page 38: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

37

tidak mau goyah. Saya sudah baca semua konsep MD3 yang baru sampai tadi malam ke

tangan saya. Ada sih perubahannya, tetapi tidak signifikan. Ada sedikit perubahan. Kata

“dapat” sudah diubah, sudah dihilangkan oleh konsep itu. Tetapi, ini baru masih dalam kajian

Timus, Tim Perumus, masih ada tingkatan pembahasan lebih lanjut begitu.

Saya kira demikian, Pak Ketua, karena tidak perlu diperdebatkan pertanyaan Bapak dan

Ibu sekalian tadi. Banyak maaf.

Wabillahitaufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Jadi, sesungguhnya sudah cukup jelas. Kalau memang ada yang mau

menambahkan. Silakan, Pak Paulus.

PEMBICARA : PAULUS SUMINO

Terima kasih, Pak Ketua.

Mari kita menempatkan pada proporsinya. Pertama, DPD periode berikut tidak

mungkin diatur oleh tata tertib yang disusun oleh periode sekarang ini. Itu kita harus pahami.

Tetapi, periode sekarang ini mempunyai tanggung jawab politik dan moral. Berdasarkan

hasil keputusan MK, itu harus kita perjuangkan untuk masuk dalam MD 3 maupun dalam

Tata Tertib. Sangat berdosa kalau periode sekarang yang tahu masalah persoalan yang

sampai di MK, hasil keputusan MK itu mubazir tidak kita tuangkan di dalam produk-produk

kita untuk mengatur ke depan. Oleh karena itu, pekerjaan Pansus ini memang tidak bisa

sempurna. Karena apa? Karena, MD3 belum selesai sampai sekarang ini sehingga apa pun

yang diatur dalam Tata tertib yang disiapkan sebagai produk itu juga akan jadi masalah baru

ketika ternyata MD3 yang dipersiapkan di DPR mau rencananya disahkan sekarang ini masih

banyak mengandung masalah. Saya sudah membaca semalam, saya membaca dengan baik.

Banyak sandungan-sandungan di sana, walaupun tadi disebutkan kata “dapat” sudah

dihilangkan, tetapi pembahasan itu hanya sampai di tingkat satu. Artinya, bahwa mekanisme

yang sekarang secara konstitusional sudah diperjuangkan Komite I sampai kita bisa

mengawal sampai mau produk keputusan terakhir itu akan hilang sama sekali lagi. Oleh

karena itu, benar bahwa peride sekarang ini tidak bisa mengatur periode akan datang. Tetapi,

mari kita terima sebagai dokumen hasil kerja Pansus. Saya bukan anggota Pansus, tetapi saya

ingin menghargai pekerjaan Pansus yang besar itu. Sebagai dokumen yang dapat kita

serahkan, serahkan ini dua tahap. Tahap pertama adalah diselesaikan setelah keputusan MD3

sudah ada. Itu pun nanti hasil Pansus akan datang itu kalau itu nanti dibentuk pansus, tidak

bisa menjadi final juga karena tergantung otoritasnya pada periode baru. Mau dipakai, mau

tidak dipakai, tergantung pada periode baru. Tetapi, kita wajib memberikan pikiran maksimal

untuk dituangkan sebaik-baiknya, proporsional sesuai dengan cita-cita yang kita inginkan,

kemandirian marwah daripada DPD, amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah

dikembalikan oleh MK.

Terima kasih, Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, saya rasa cukup jelas ya. Kalau itu bisa saya menimpulkan atas nama kita semua

tidak perlu kita perdebatkan. Tentu pertama, apa pun kita mengapresiasi hampir sembilan

bulan ya Pansus ini bekerja atas nama kita semua. Makanya, ini sebagai dokumen negara ini

menjadi keputusan kita. Nah, dikarenakan bukan karena kita ada kaitan dengan DPR ya di

mana Tatib ini juga turunannya dari MD3 yang sampai hari ini pun juga masih kita tunggu,

Page 39: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

38

apa pun hasilnya itu tadi, tidak ada masalah, itu kan baru draf. Tetapi, untuk menghemat

waktu, tentu kita harus membuat keputusan. Ini tidak mungkin diteruskan Pansus yang lama,

ini sudah selesai dan telah diselesaikan. Kita bentuk pansus baru ya untuk mengantisiapasi

MD3 sehingga tanggung jawab tidak untuk menyelesaikan itu sebelum periode kita ini

selesai. Dapatkah ini kita sepakati? Setuju.

Tepuk tangan untuk kita semua.

Terima kasih kepada Pimpinan Pansus, Pak Fatwa, Pak Jack dengan berbinar-binar dia

menyampaikan pengorbanannya. Tetapi, seorang soldier itu di manapun bisa berjuang, Pak

Jack, juga Pak Alirman Sori, begitulah mereka berjuang. Tetapi, tentu ada tempat lain yang

mungkin lebih baik di antara kita. Jadi, tetap setuju ya kita bentuk Pansus mem-follow up ini.

Yang ketiga, di samping meminta persetujuan tentang kedua hal tersebut, Pansus juga

melaporkan adanya perubahan Tatib terkait tata cara pemilihan Pimpinan DPD yang masih

terdapat dua alternatif, yaitu apakah sistem pasangan atau paket maksudnya, ataukah sistem

perseorangan, sebagaimana terlampir. Namun, sebelum kita menawarkan kedua alternatif

tersebut, sebelum kita masuk ke alternatif itu, apakah kita dapat setuju atau tidak setuju

adanya usul perubahan terhadap tata cara pemilihan Pimpinan DPD RI? Jadi, apakah ini

cukup saja sampai sini, kemudian tidak usah kita utak-atik, biar kembali saja ke yang semula,

atau bagaimana? Silakan saya buka dulu floor. Dari kanan, satu. Dari sini, belum. Dari sini,

ada satu.

PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Pak Ketua, interupsi dulu. Saya kira dibicarakan dulu daripada yang diajukan oleh

Pansus ini. Jadi, bukan menjadi seperti Saudara Ketua tadi menawarkan lagi yang lama. Ini

kan tadi menawarkan yang lama.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Bukan, saya tidak menawarkan yang lama. Kan soal tadi dokumen kan sudah selesai

ya. Done ya, kita bentuk pansus baru. Tetapi, Pansus kan tadi juga melaporkan adanya

perubahan Tatib soal pemilihan pimpinan. Pertanyaannya, apakah ini kita akan putuskan

antara paket atau perorangan atau tidak perlu. Kan begitu kira-kira, itu dulu sebelum kita

masuk memilihnya itu lho. Setuju tidak? Kalau tidak setuju ya sudah selesai kita.

PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)

Interupsi, Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Sebentar dulu, sebentar dulu. Ya, Iin, apa interupsinya?

PEMBICARA : INTSIAWATI AYUS, SH., MH. (RIAU)

KETOK 3X

KETOK 1X

Page 40: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

39

Interupsinya, jika tadi disepakati akan dibentuk pansus baru, ya semua nanti

dibebankan saja dengan Pansus baru. Selesai di sini, sudah.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ya makanya, ya betul, betul ya itu yang saya tanya, tentu saya harus demokratis juga

untuk menanyakan supaya nanti, ya kalau itu pandangannya, ya kita dengar. Oke, silakan,

Ibu. Jadi, Bu Iin sudah ya, jangan suara lagi, sudah dapat jatahnya. Sekarang Ibu Hajjah.

PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)

Terima kasih, Bapak Ketua.

Saya pikir hasil Pansus itu perlu kita hargai. Tetapi, sekarang masalahnya khusus

pemilihan pimpinan, saya kira kalau tidak ada perubahan tidak apa-apa meskipun nanti

diserahkan kepada pansus yang baru itu. Itu saja, terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Ya, silakan pendek-pendek saja. Sudah ini Bu Erma ya.

PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Terima kasih, Pak Ketua.

Saya kira tadi sudah jelas kita akan mengembalikan itu ke pansus baru. Membahas pola

pemilihan pimpinan, mekanisme pemilihan pimpinan, saya kira mendegradasi lagi usulan-

usulan tadi. Kami di PHAL jelas, kami tidak mempermasalahkan misalnya mau pola

bagaimana. Untuk PHAL yang paling penting adalah kita keberatan dari 33 provinsi menjadi

22 anggota PHAL. Nah, itu poin-poin penting yang saya kira jangan dipisahkan, jangan

dianggap bahwa marwah mekanisme cara pemilihan pimpinan ini menjadi sangat urgent

dibanding tentang mekanisme dan keputusan-keputusan alat kelengkapan lain, Pak Ketua.

Saya kira kembalikan saja, nanti biar pansus yang bekerja. Tidak perlu lagi minta dari

kita ini apa lagi keputusannya. Tadi kan Pak Ketua sudah bilang kita balik ke pansus.

Terima kasih, Pak Ketua.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Oke, saya rasa bisa kita sepakati ya. Kalau begitu kita sepakat, kita kembalikan

saja yang sesuai. Baik.

Terima kasih. Alhamdulillah. Jadi, kita tidak pro anu lagi, kita kembalikan ke Pansus

nanti yang kita akan bentuk.

Baik, Bapak-Ibu sekalian, kalau begitu saya melanjutkan. Mohon didengar karena ini

adalah suara kita semua. Saya ingin sedikit kita memperhatikan karena kita akan menghadapi

peristiwa penting istimewa pada besok hari.

Sidang Dewan yang mulia, mudah-mudahan ini mohon maaf bagi yang sudah salat

tepat waktu sehingga agak menundanya ya sekalian juga saya ingin mendapatkan dukungan,

KETOK 3X

Page 41: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

40

persetujuan secara tidak langsung. Tetapi, mudah-mudah saya akan usahakan sebelum dua

kurang seperempat sehingga tidak melalaikan bagi yang sembahyang Zuhur-nya. Pada

kesempatan ini, izinkan pula saya mengajak kita semua untuk memperhatikan, mencatat, dan

selanjutnya menelaah lebih lanjut beberapa hal untuk selanjutnya ditindaklanjuti sesuai

dengan tugas konstitusi kita sebagai wakil daerah.

Mendekati waktu pemilihan presiden-wakil presiden yang akan diselenggarakan besok

hari, iklim politik di Indonesia semakin menghangat. Agenda besar untuk memilih presiden

dan wakil presiden sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan nasional telah menarik

perhatian seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.

Melalui momentum tersebut, seluruh rakyat Indonesia tentu berharap akan dilahirkannya

pemimpin yang mampu memenuhi ekspektasi dalam rangka untuk meingkatkan harkat,

martabat, dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, kita juga cukup prihatin dengan

kondisi yang berkembang pada saat ini. Berbagai pemberitaan negatif yang mengarah kepada

para calon presiden dan wakil presiden dan masih banyak lagi tentu yang berkembang

sampai hari pemungutan suara esoknya. Untuk itu, kami meminta kepada seluruh Anggota

Dewan dalam menjalankan tugas pemantauan dan pengawasan atas pelaksanaan pemilu, saya

tahu tadi sudah ada minta izin ke saya karena jauh sekali tidak ada pesawat ya, Bu Ratu, Bu

Yanti, dan sebagainya mungkin kita semua supaya kita melakukan pengawasan lebih proaktif

untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan pemilihan presiden dan

wapres sebagai ajang pesta demokrasi yang ujungnya adalah memenangkan kedaulatan

rakyat.

Pesta demokrasi yang dilakukan haruslah mampu menjadi representasi ekspresi rakyat

mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih baik ke depannya. Semoga dengan

pelaksanaan pemilu presiden dan wapres yang dilakukan bertepatan dengan bulan suci

Ramadhan 1435 Hijriah dapat mendukung terwujudnya suasana kondusif pascapelaksanaan

pemilu. Ini yang paling penting yang kita imbau kepada seluruh anggota yang nanti juga

akan melakukan pemilihan di daerah masing-masing untuk mengimbau pada masyarakat

yang ada di di daerahnya.

Masih terkait pelaksanaan pemihan presiden dan wakil presiden esok hari, kita juga

perlu memantau kesiapan teknis pelaksaan pemilu di mana DPD berharap permasalahan

teknis mengenai distribusi logistik pemilu, kesiapan saksi, dan pengamanan hasil perhitungan

suara dapat dilakukan lebih baik sehingga kekurangan kelemahan yang terjadi pada saat

Pemilu Legislatif tidak akan terulang lagi. Tadi malam waktu buka puasa di rumah Ibu Wakil

Ketua, saya telah juga menyampaikan suatu rapat antar ketua lembaga Negara. Hal-hal tadi

juga telah saya sampaikan kepada presiden sebagai penanggung jawab akhir daripada

penyelenggaraan pemilu ini. Diharapkan dengan peran aktif para Anggota DPD dalam

pengawasan pelaksanaan pemilu esok dapat semakin meningkatkan kualitas pelaksanaan

pemilu presiden dan wakil presiden 2014. Kita juga berharap pelaksanaan pemilu ini juga

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga presiden terpilih memiliki legitimasi

yang kuat dari rakyat. Mengingat pelaksanaan pemilu telah dipastikan hanya berlangsung

satu putaran sebagaimana yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi dan ini juga kita

endorse oleh Ketua-Ketua Lembaga Negara pada kemarin sore hari ini. Jadi, wacana untuk

adanya dua putaran menurut saya tidak ada lagi dan mohon ini juga kita sosialisasikan di

tengah masyarakat di mana kita berada.

Sidang Dewan yang mulia, di tengah maraknya pelaksanaan pesta demokrasi sempat

muncul keresahan di tengah masyarakat dengan kebijakan kenaikan tarif dasar listrik bagi

kalangan usaha dan rumah tangga menengah ke atas. Kebijakan yang diambil demi

kelangsungan perusahaan penyediakan tenaga listrik, peningkatan mutu pelayanan kepada

konsumen, peningkatan rasio elektrifikasi, dan mendorong subsidi listrik yang lebih tepat

sasaran tersebut perlu untuk terus kita kawal. Dewan Perwakilan Daerah meminta kepada

Page 42: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

41

pemerintah agar kenaikan tarif dasar listrik ini juga diimbangi dengan peningkatan pelayanan

dan juga menjaga ketersediaan pasokan listrik bagi masyarakat karena banyak daerah-daerah

yang juga masih listriknya masih belum terang-benderang .

Selain itu, pemerintah juga wajib melakukan pengembangan sumber energi alternatif

guna mewujudkan kesejahteraan listrik murah serta mengurangi ketergantungan penyedia

listrik melalui pembangkit listrik yang berbahan baku fosil. Selain itu, menjelang

pelaksanaan pemilu presiden, kita juga perlu menaruh perhatian terhadap kondisi ekonomi

nasional secara makro. Dalam minggu-minggu terakhir, kita ketahui bahwa nilai rupiah

sempat terdepresiasi di angka 12 ribu. Kemarin Menko Perekonomian melaporkan kepada

kita sekarang sudah mencapai 11.700, jadi sudah berkurang 300 poin ya. Tentu

ketidakpastian kondisi politik dalam negeri dan menurunnya neraca perdagangan dalam

negeri menjadi penyebab turunnya nilai tukar rupiah. Karenanya, menjadi kewajiban anggota

Dewan sebagai wakil daerah untuk membantu pemerintah dengan menciptakan iklim politik

kondusif politik dalam negeri. Mudah-mudahan dengan iklim politik yang kondusif tentu

akan bisa menstabilkan rupiah sesuai dengan nilai yang baik.

Selain itu kami berharap setiap Anggota DPD juga memantau perkembangan kondisi

ekonomi daerahnya mengingat pada setiap bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri sering

terjadi kenaikan harga dan kelangkaan barang kebutuhan pokok masyarakat. Untuk itu, pada

Anggota DPD selama resesnya untuk untuk melaporkan dan kami di Pimpinan stand by,

bergantian untuk memonitor ini untuk menjadi bahan evaluasi kita.

Pada kesempatan ini, kami juga berharap seluruh Anggota DPD dapat berkoordinasi,

advokasi juga dengan pemerintah daerah untuk menghadapi arus mudik pada lebaran tahun

2014. Semoga dengan kesiapan yang matang, tren positif penekanan jumlah angka

kecelakaan pada arus mudik tahun 2013 dapat dilanjutkan. Terutama, buat daerah-daerah

yang punya arus mudik yang kuat sekali, mohon Anggota Dewan untuk bisa berkoodinasi

dengan pemerintah daerahnya.

DPD juga mengapresiasi upaya pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk

meningkatkan jumlah pelayanan transportasi massal pada arus mudik tahun ini. Sebelum

menutup Sidang Paripurna ini, kami sampaikan berkenaan dengan telah terpilihnya calon

Anggota DPD periode 2014-2019 telah dibentuk panitia penyelenggaraan orientasi bagi

calon terpilih Anggota DPD penelitian yang dibentuk terdiri dari pantia pengarah yang

diketuai oleh Ketua PPUU dan penelitian pelaksana yang diketuai oleh Ketua PURT. Untuk

kegiatan orientasi akan berlangsung 2 kali, yaitu orientasi pertama pada tanggal 23 Agustus –

1 September, dan orientasi kedua pada tanggal 25 – 28 September tahun 2014.

Mengenai TASPOS DPD RI untuk bantuan kemanusiaan hasil dari kita bersama untuk

kemanusian korban bencana nasional yang sehari-hari diketua oleh wakil ketua DPD RI Ibu

Hemas pada saat ini melaporkan saldo kas masuk selama periode 2009-2014 berjumlah

jumlah Rp3.804.724.380, sedangkan total dana yang telah disalurkan sebagai urun rembuk,

urun tangan kita terhadap berbagai bencana yang melanda sebagian daripada daerah kita

yang disalurkan berjumlah Rp3.545.763.741 sehingga kita masih ada saldo yang tersedia

sampai tanggal 16 Juli sebesar Rp258. 960.639. Mudah-mudahan uang ini bisa bertahan,

artinya tidak ada musibah atau apa pun yang terjadi di daerah kita, tapi kalau pun ada kita

sudah punya stok dana sebesar 258 juta. Adapun laporan pengunaan dana bencana tersebut

secara rinci telah dibagikan kepada seluruh Anggota Dewan dalam Sidang Paripurna kali ini.

Silakan ini sebagai tanggung jawab kami dari Pimpinan.

Selain itu, diinformasikan pula bahwa tanggal 14 Juli 2014 akan diadakan buka puasa

bersama antara Pimpinan dan Anggota DPD bersama Presiden dan Wakil Presiden serta

pejabat dan tokoh yang nanti akan dilaksanakan 14 Juli. Tadi malam di rumah Ibu Hemas

kita mohon nanti teman-teman 14 Juli kalau ada yang di daerah kita akan fasilitasi untuk bisa

Page 43: Nomor : DPD.220/SP/14/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH ... filemenyaksikan pengambilan keputusan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU tentang pembentukan daerah otonomi baru di empat

SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-14 MS IV TS 2013-2014, SELASA, 8 JULI 2014

42

kita di akhir periode kita untuk bersama-sama ikut silaturahim dalam rangka berbuka puasa

bersama.

Demikianlah kita telah melalui seluruh agenda persidangan hari ini. Sebelum menutup

Sidang Paripurna kali ini kami perlu mengingatkan bahwa Sidang Paripurna ke-15 Masa

Sidang IV DPD akan berlangsung pada tanggal 15 Agustus 2014 dengan agenda laporan

kegiatan Anggota DPD di daerah pemilihan dan laporan kinerja PURT Tahun sidang 2003-

2014. Akhirnya dengan mengucapkan alhamdulilah, Sidang Paripurna ke-14 ini kami tutup.

PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan, Pak Farouk.

PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Mungkin memperperjelas saja keputusan tadi tentang pembentukan pansus, mengingat

memang waktunya sangat mendesak karena bagaimanapun ada hal-hal yang perlu

dikomunikasikan kepada anggota baru, jadi ada percepatan. Karena itu, kami usulkan, satu

dari segi susunan dulu untuk menghindari kejadian seperti PHAL yang tidak terakomodasi,

jadi keanggotaannya selain dari BK dan PPUU, juga perwakilan dari semua alat harus ada

satu persatu. Itu susunannya. Kemudian, diharapkan semua ini sudah diserahkan paling

lambat pada dalam masa reses sudah disampaikan. Jadi, Panmus sudah bisa mengesahkan itu

kalau bisa yang ada kebijakan mendahului sebelum tanggal 15, tanggal 12, supaya sudah bisa

bekerja, begitu.

PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Ini tadi maaf mungkin karena kita sudah sepakat menerima itu ya, pansusnya

sudah kita sepakati. Bagaimana pembentukan pansus diserahkan saja ke Pimpinan ya nanti

ya. Oke, ya. Nanti kan saya serahkan ke Pimpinan atas nama Paripurna. Sudah paham saya

waktunya banyak yang sudah ya, dipercaya kok. Terima kasih.

Akhirnya, dengan mengucapkan alhamdulilah, Sidang Paripurna ke-14 kami tutup.

Selamat melaksanakan tugas di daerah masing-masing dan kepada yang berpuasa kami

ucapkan selamat berpuasa dan mendahului Idul Fitri tentu kami ingin juga mengucapkan Idul

Fitri. Kepada teman-teman lain yang kembali ke daerah berkumpul dengan konstituen sanak

saudara, mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik.

Demikianlah yang bisa kami sampaikan. kami ucapkan wabillahi taufik walhidayah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om shanty shanty shanty om.

Tepuk tangan buat kita semua.

KETOK 3X

SIDANG DITUTUP PUKUL 13:47:22 WIB