obat saluran cerna

7
Obat saluran cerna 1 Pepsin (Enzynorm) Enzim yang dikeluarkan oleh selaput lendir ini bersifat proteolitik yang akan menguraikan protein menjadi peptida- peptida. Pada defisiensi pepsin tidak ditemukan gejala yang serius karena ada enzim proteolitik lain. Indikasi : untuk defisiensi enzim Pepsin. Dosis : Sehari 3 kali @ 100 – 300 mg. 2 Enzim-Enzim Pankreas (Pankreatin, Cotazym Forte, Pankreon, Enzyport) Indikasi : Enzim-enzim ini terdiri dari Amilase, Tripsin dan Lipase yang digunakan pada keadaan dimana sekresi enzim dari pankreas tidak mencukupi. Dosis : Sehari 3 kali @ 500 mg 1.3 Empedu dan Asam Empedu (Chenofalk, Ursofalk). Empedu terdiri dari Asam Empedu dan persenyawaan- persenyawaannya serta garam-garamnya. Dalam keadaan normal hati mengeluarkan cairan empedu 700 ml – 1000 ml per 24 Jam. Fungsi terpenting dari empedu adalah membantu pencernaan dan absorbsi lemak. Preparat empedu yang digunakan dalam pengobatan mengandung persenyawaan asam empedu sintetis. Indikasi : Defisiensi Asam Empedu Dosis : sehari 2 kali @ 300 mg ULCUS PEPTIKUS (Tukak Peptik) Manifestasi : Tukak bisa terjadi di daerah lambung, esofagus, atau duodenum Sebab : imbangan yang buruk antara asam, pepsis, empedu, enzim, dll). Sasaran Farmakoterapi :

Upload: ad-monika

Post on 24-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obat

TRANSCRIPT

Page 1: Obat Saluran Cerna

Obat saluran cerna

1  Pepsin (Enzynorm)

Enzim yang dikeluarkan oleh selaput lendir ini bersifat   proteolitik yang akan menguraikan protein menjadi   peptida-peptida. Pada defisiensi pepsin tidak ditemukan   gejala yang serius karena ada enzim proteolitik lain.

Indikasi  : untuk defisiensi enzim Pepsin.Dosis     : Sehari 3 kali @ 100 – 300 mg.

2  Enzim-Enzim Pankreas (Pankreatin, Cotazym Forte,   Pankreon, Enzyport)Indikasi : Enzim-enzim ini terdiri dari Amilase, Tripsin       dan Lipase yang digunakan pada keadaan       dimana sekresi enzim dari pankreas tidak       mencukupi.Dosis  :  Sehari 3 kali @ 500 mg1.3  Empedu dan Asam Empedu (Chenofalk, Ursofalk).Empedu terdiri dari Asam Empedu dan persenyawaan-  persenyawaannya serta garam-garamnya. Dalam   keadaan normal hati mengeluarkan cairan empedu 700 ml   – 1000 ml per 24 Jam. Fungsi terpenting dari empedu   adalah membantu pencernaan dan absorbsi lemak.   Preparat empedu yang digunakan dalam pengobatan   mengandung persenyawaan asam empedu sintetis.

Indikasi  :  Defisiensi Asam Empedu

Dosis     :  sehari 2 kali @ 300 mg

ULCUS PEPTIKUS (Tukak Peptik)

Manifestasi :  Tukak bisa terjadi di daerah   lambung, esofagus,  atau duodenumSebab       :  imbangan yang buruk antara asam,          pepsis, empedu, enzim, dll).

Sasaran Farmakoterapi  :

a.  Mengatasi gejala (perih, nyeri, mual, muntah,kembung, spasme).b.  Kesembuhan tukak.c.  Mencegah komplikasi ; pendarahan, obstruksi,    perforasi.d.  Menghindari kambuh.

Obat / Kelompok Obat :

-Antagonis reseptor  H2-Antasida dosis tinggi-Sukralfat-Antikolinergik-Simetikon

Page 2: Obat Saluran Cerna

1.  ANTASIDA  DAN  KOMBINASI  ANTASIDA-SEDATIF

Farmakologi :  Antasida adalah golongan obat-obat yang bekerja   menetralisir asam lambung yang berlebihan. Dalam sediaan   farmasi antasida sering dikombinasi dengan obat-obat lain   seperti  obat-obat sedatif dan antispasmodik.

Magnesium trisilikat dan Alimunium hidroksida adalah   antasida non sistemik yang bekerja lambat menetralkan   kelebihan asam lambung. Kedua antasida ini bila   digabungkan bekerja lebih efektif dari sediaan tunggalnya.

  Klordiazepoksida sering dikombinasi dengan antasida karena   efektif terutama pada keadaan neurotik, stres, tekanan,   dan ansietas yang mengakibatkan produk asam lambung   meningkat.

  Papaverin dan Extraks Belladon bekerja sebagai anti spasme   untuk meredakan kejang dan kolik di lambung dan usus.

Efek Samping :    1.   Magnesium trisilikat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan   diare serta dapat membentuk batu ginjal bila digunakan   dalan jangka waktu lama.2.  Aluminium hidroksida mempunyai efek samping berupa mual,   muntah, usus tersumbat dan gangguan penyerapan senyawa   Fosfat sehingga menimbulkan gejala kekurangan fosfat pada   tulang (Osteomalsia), juga dapat mengurangi penyerapan   berbagai vitamin dan tetrasiklin.3  Klordiazepoksida pada pemakaian yang berlebihan dapat   menekan fungsi susunan syaraf pusat.4.  Extraks Belladon dan papaverin mempunyai efek samping   berupa mulut kering, kulit kering, panas dan merah   terutama pada bagian muka dan leher.

Indikasi     :  Untuk pengobatan tukak lambung, tukak duodenum   dan gastritis akibat kelebihan asam lambung.Fosologi     :  Pemberian secara oral sehari 3 kali setara dengan   300 mg Magnesium trisilikan, 300 mgh Alimunium   hidroksida, yang diberikan sesudah makan dan   sebelum tidur.

Cara penggunaan :Untuk sediaan tablet kunyah sebaiknya dikunyah dahulu   sebelum ditelan.Kontra indikasi :Sediaan yang mengandung antispasmodik dikontra   indikasikan bagi penderita penyakit jantung yang payah.Interaksi Obat :Obat yang efeknya diturunkan bila diminum bersama   antasida antara lain : Antipsikotik, Antikolinergik,   Aspirin, B-Bloker, Simetidin, Digoxin, Besi, INH,   Tetrasiklin, dll.Peringatan  :1.  Untuk wanita hamil : Antasida yang mengandung   Alumunium   menyebabkan meningkatnya reflek tendon, hyperlaksemia pada   fetus, masih cukup aman pada 2 trimester terakhir.2.  Magnesium trisilikat menyebakan hyper magnesemia   dengan disertai kantuk, menurunnya tonus otot dan   terganggunya kardiovascular dan sistem respirasi.

Page 3: Obat Saluran Cerna

3.  Antasida tidak boleh diberikan pada anak dibawah 6 tahun bila   tanpa petunjuk dokter, karena dapat menyebabkan   hypermagnesemia khususnya pada anak   dalam keadaan   dehidrasi atau pada kerusakan ginjal.

2.   ANTIHISTAMIN PENGHAMBAT RESEPTOR H2

Histamin berinteraksi dengan reseptor spesifik pada berbagai jaringan target. Reseptor histamin dibagai 2  yaitu ;– Reseptor Histamin  1 ( H1).– Reseptor Histamin  2 ( H2).

Pengaruh histamin terhadap sel dari berbagai jaringan tergantung pada fungsi dari sel dan rasio reseptor  H1:H2.Aktivasi Reseptor H1 menyebabkan :– Kontraksi otot polos.– Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.– Meningkatkan sekresi mukus.– Vasodilatasi  Kapiler.Aktivasi Reseptor  H2 menyebabkan  :– Sekresi Asam lambung.– Relaksasi  Otot Polos.– Vasodilatasi  Kapiler.

2.1  CIMETIDIN

Cimetidin mulai digunakan pada tahun 1977 sebagai H2   blocker, sehingga histamin tidak dapat melakukan   efeknya terhadap produksi asam lambung.  Pada borok   usus, Cimetidin sangat efektif dengan presentase   penyembuhan   > 80 %.

  Absorpsinya  dari  usus baik ( lebih kurang 90 %), plasma   t 1/2 nya pendek yaitu hanya 2 jam, dalam hati hanya   25 % dimetabolisme menjadi sulfoksida  dan bersama   sisanya yang tidak diubah dikeluarkan terutama melalui   ginjal.

Pemberian obat bersama makanan memberikan efek yang   lebih baik karena absorpsinya dihambat dan efeknya bisa   lebih lama.

Interaksi :

Cimetidin menghambat enzim oksidatif hati   sehingga dapat   menaikkan efek obat tertentu seperti :   Nifedipin,   propanolol, teofilin, diazepam, dan   klordiazepoksida, jika   digunakan bersamaan, sehingga dosis obet-obat tersebut   perlu dikurangi.

Efek samping :

jarang terjadi yaitu berupa diare, nyeri otot, pusing-  pusing, dan reaksi-reaksi kulit. Cimetidin dapat melintasi   plasenta maka sebaiknya tidak digunakan untuk wanita   hamil dan menyusui.

Page 4: Obat Saluran Cerna

  Dosis :  Pengobatan : Sehari 3-4 kali @ 200 mg – 400 mgPencegahan : Sehari 1 kali @ 400 mg , malam hari

2.2  RANITIDINRanitidin merupakan H2 blocker baru (1981) dengan   struktur mirip Cimetidin, khasiat menghambat sekresi   asam lambungnya lebih kuat dari Cimetidin dan tidak   merintangi metabolisme oksidatif dari obat-obat lain,   sehingga tidak terjadi interaksi yang tidak diinginkan.

  Absorpsinya dari usus pesat dan baik, tidak dipengaruhi   oleh makanan, dieksresi dalam keadaan utuh melalui   ginjal.

  Efeksamping : jarang terjadi, berupa ;nyeri kepala, mual. muntah, reaksi-reaksi kulit. 

Interkasi  :    dengan obat lain belum dilaporkan.

Dosis       :    Pengobatan  : Sehari 2 kali @ 150 mgPencegahan  : Sehari 2 kali @ 150 mg

2.3  FAMOTIDINFamotidin merupakan H2 blocker dengan efek 3 kali lebih   kuat dibanding Ranitidin dan 20 kali lebih kuat dibanding   Cimetidin.

    Efeksampingn :  nyeri kepala, mual. muntah, reaksi-     reaksi kulit. 

Indikasi    :    Tukak usus duodenun

Dosis       :    Pengobatan  : Sehari 2 kali @ 20 mgPencegahan  : Sehari 1 kali @ 20 mg

3.  LAIN – LAIN

3.1  OMEPRAZOL

Omeprazol merupakan penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat dibandingkan Cimetidin maupun Ranitidin. Obat ini bekerja pada proses terakhir produksi asam lambung.Absorpsinya di lambung kurang baik karena berinteraksi dengan makanan sehingga sediaanya sebaiknya sebagai tablet salut enterik. Omeprazol dimetabolisme lengkap dan diekskresi melalui ginjal sehingga tidak ditemukan di urine dalam bentuk utuhnya.

Efek samping ; Omeprazol belum dilaporkan karena dalam uji klinik efek sampingnya tidak berbeda dengan plasebo.

Page 5: Obat Saluran Cerna

Interaksi  :   dengan obat lain tidak terjadi.Dosis       :   Sehari 1 kali @ 20 mg

3.2  LANSOPRAZOL  (Lanprazide)

Lansoprazol merupakan penghambat sekresi asam lambung seperti halnya omeprazol.

Absorpsinya di lambung kurang baik karena berinteraksi dengan makanan sehingga sediaanya sebaiknya sebagai tablet salut enterik. Lansoprazol dimetabolisme dan diekskresi melalui ginjal.

Efek samping ;  belum dilaporkan karena dalam uji klinik efek sampingnya tidak berbeda dengan plasebo.

Indikasi    :  Tukak duodenun, dispepsia, refluk   gastroesofagusDosis       :  Sehari 1 kali @ 20 mg

3.3  SUKRALFAT (Ulsanic, Ulcogant)

Senyawa Aluminium Sukrosa Sulfat ini membentuk polimer seperti lem dalam suasana asam dan terikat pada jaringan nekrotik tukak secara selektif.

Sukralfat hampir tidak diabsorpsi secara sistemik. Obat ini bekerja sebagai pelindung terhadap asam lambung dan pepsin serta efektif untuk tukak duodenum

Efek samping dari Sukralfat adalah : konstipasi, hati-hati pada pasien gagal ginjal, sebaiknya tidak untuk wanita hamil karena data keamanannya belum ada.

Interaksi dengan obat lain bahwa Sukralfat mengganggu absorpsi Tetrasiklin, fenitoin, digoxin, sehingga jangan diberikan bersamaan.

Dosis  :  Sehari 4 kali @ 1 gram