obat2 aritmia

12
A. Antiaritmia kelas 1A 1. Kinidin - Farmakokinetik : kuota absorpsi 80-20%; ikatan protein plasma 80%; t1/2: 6-7 jam, pada sirosis hati diperpanjang sampai 50 hari; metabolisme penguraian di hati secara hidroksilasi; eleminasi renal (sampai 20% sebagai obat dalam keadaan tidak berubah). - Indikasi : ekstrasistolol supraventikuler dan ventrikuler, takikardia supraventrikuler (flutter atrium dan vibrilasi atrium) juga takikardi ventrikuler (kecuali takiaritmia yang disebabkan digitalis); profilaksis residif setelah regularisasi. - Perhatian : kinidin merupakan isomer stereo dari kinin dan seperti obat ini juga mempunyai efek antimalaria dan kontraksi pada uterus. - Kontraindikasi : hipersensitivitas, blockade AV tingkat 2 dan 3, blockade pada paha, bradikardi, insufisiesi jantung dengan dekompensasi, intoksifikai digitalis dan hiperkalemia. - Interaksi : kinidin meningkatkan konsentrasi digoksin plasma, pendesakan dari tempat ikatan di jaringan dan pengurangan ekskresi digoksin secara renal, perpendekan t1/2 oleh pentobarbital dan fenitoin, induksi sitokrom P450. - Sediaan beredar : Kinidin sulfat (generik). 2. Prokainamid

Upload: iqbal-tetsuzaimon-fullbuster-law

Post on 14-Dec-2014

58 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: obat2 aritmia

A. Antiaritmia kelas 1A

1. Kinidin

- Farmakokinetik : kuota absorpsi 80-20%; ikatan protein plasma 80%; t1/2: 6-7 jam,

pada sirosis hati diperpanjang sampai 50 hari; metabolisme penguraian di hati secara

hidroksilasi; eleminasi renal (sampai 20% sebagai obat dalam keadaan tidak

berubah).

- Indikasi : ekstrasistolol supraventikuler dan ventrikuler, takikardia supraventrikuler

(flutter atrium dan vibrilasi atrium) juga takikardi ventrikuler (kecuali takiaritmia

yang disebabkan digitalis); profilaksis residif setelah regularisasi.

- Perhatian : kinidin merupakan isomer stereo dari kinin dan seperti obat ini juga

mempunyai efek antimalaria dan kontraksi pada uterus.

- Kontraindikasi : hipersensitivitas, blockade AV tingkat 2 dan 3, blockade pada paha,

bradikardi, insufisiesi jantung dengan dekompensasi, intoksifikai digitalis dan

hiperkalemia.

- Interaksi : kinidin meningkatkan konsentrasi digoksin plasma, pendesakan dari

tempat ikatan di jaringan dan pengurangan ekskresi digoksin secara renal,

perpendekan t1/2 oleh pentobarbital dan fenitoin, induksi sitokrom P450.

- Sediaan beredar : Kinidin sulfat (generik).

2. Prokainamid

- Farmakokinetik : dosis 1000-1500 mg setiap 8 jam (sebagai tablet retard); konsentrasi

plasma terapeutik 3-14 µg/ml; kuota absorpsi 80-100%; ikatan protein plasma 20%; t

½ 3 jam; metabolisme di hati asetilasi menjadi N-asetilprokainamid; eleminasi

terutama renal (sampai 60% sebagai obat dalam keadaan tidak berubah).

- Indikasi : mirip kinidin, profilaksis dan pengobatan awal extrasistol supraventikuler

dan ventrikuler serta takiaritmia (kecuali takiaritmia yang disebabkan digitalis).

- Perhatian : prokainamid (suatu amida asam) dan analogi struktur dengan anastetik

lokal prokain (ester), namun berlawanan dengannya hanya memiliki sedikit efek

anastetik lokal.

- Kontraindikasi : hipersensitifitas, blockade AV tingkat 2 dan 3, blockade pada paha,

bradikardi, insufisiesi jantung dengan dekompensasi, intoksifikai digitalis.

- Sediaan beredar : procainamid HCL (generik).

Page 2: obat2 aritmia

3. Disopiramid

- Farmakokinetik : dosis penjenuhan 4 x 0,1-0,2 g per oral dalam 24 jam, dosis

pemeliharaan 2-4 x 0,1-0,2 g per oral dalam 24 jam; konsentrasi plasma terapeutik 2-

5 µg/ml; kuota absorpsi 70-90%; ikatan protein plasma 30-40 %; t½ 5-7 jam;

metabolisme di hati terutama N-desalkilasi; eliminasi terutama renal (sampai 50%

sebagai obat dalam keadaan tidak berubah).

- Indikasi : mirip kinidin, profilaksis dan pengobatan ektrasistol supraventrikuler dan

ventrikuler seta takiaritmia (kecuali takaritmia yang disebabkan oleh digitalis).

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung dengan dekompensasi, bradikardi, blockade AV

tingkat 2 dan 3, blockade pada paha, intoksikasi digitalis, dan hipertrofi prostat.

- Sediaan beredar : Dysopiramid, Norpace, Rytmacor, Rytmilen.

B. Aritmia kelas IB

1. Lidokain

- Farmakokinetik : dosis sebagai antiaritmia mula-mula 100 mg i.v., setelah itu dengan

infuse jangka panjang 4 mg/menit selama 3 jam, setelah itu penguraian sampai

separonya (sambil dikontrol EKG terus-menerus); konsentrasi plasma terapeutik 2-6

µg/ml; Bioavaibilitas oral hanya 3% (first pass effect yang tinggi); ikatan protein

plasma 50%; t ½ 1-2 jam, pada insufisiensi hati dan pada pemberian dengan infuse

jangka panjang lebih lama (>12 jam); metabolisme penguraian cepat di hati secara

deetilasi oksidatif dan pemecahan ikatan amida; eleminasi terutama renal, hanya 2%

sebagai obat dalam keadaan tidak berubah.

- Indikasi : takikardi ventrikuler dan ekstrasistol (terutama sebagai akibat infark

myocard, setelah tindakan bedah pada jantung serta akibat dari intoksidasi glikosida

jantung). tidak efektif pada gangguan irama atrium.

- Perhatian : lidokain hanya digunakan parenteral karena bioavaibilitasnya sangat kecil.

Dalam bentuk infuse intravena mudah dikendalikan karena t ½ yang pendek.

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung dengan dekomposisi, bradikardi, blockade AV

total, blockade pada paha, dan insufisiensi hati.

- Sediaan beredar : lidocaine

Page 3: obat2 aritmia

2. Meksiletin

- Farmakokinetik : dosis oral 3 x 200 mg/hari, i.v. pada awal 250 mg/ menit, 250 mg

pada jam berikut, setelah itu 0,5-1 mg/hari sebagai infuse jangka panjang; konsentrasi

plasma terapeutik 0,5-2 µg/ml; bioavaibilitas oral 80-100%; ikatan protein plasma 55-

70%; t ½ 10-20 jam; metabolisme dalam jumlah besar; eleminasi renal, sampai <

10% sebagai obat dalam keadaan tidak berubah.

- Indikasi : mirip lidokain, takikardi ventrikuler dan ekstrasistol. Secara umum tidak

efektif pada gangguan irama atrium.

- Perhatian : ada kesamaan struktur kimiawi dengan lidokain dan dengan demikian juga

mempunyai efek lokal anastesi. Cocok untuk pengobatan oral jangka panjang.

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung dengan dekomposisi, bradikardi, blockade AV

total, blockade pada paha, dan insufisiensi hati dan ginjal, parkinson.

- Sediaan beredar : Mexitec.

C. Antiaritmia kelas IC

1. Propafenon

- Farmakokinetik : dosis oral 3 x 200 mg/hari, i.v pada awal 250 mg/10 menit, 250 mg

pada jam berikut, setelah itu 0,5-1 mg/menit sebagai infuse jangka panjang;

konsentrasi plasma terapeutik 0,2-2 µg/ml; lama efek umumnya 4-8 jam;

bioavaibilitas oral 50% (karena first pass effect); ikatan protein plasma 90%; t ½ 3-6

jam, pada yang metabolismenya lambat > 12 jam (polimorfisme genetik);

metabolisme hampir lengkap di hati (hidroksilasi dan konjugasi fase II) menjadi

metabolit yang tidak aktif; eliminasi renal, sampai < 1% sebagai obat dalam keadaan

tidak berubah.

- Indikasi : ektrasistol supraventrikuler dan takiaritmia, fibrilasi atrium paroksismal,

takikardia ventrikuler.

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung yang serius, bradikardi, blockade AV tingkat 2

dan 3, blockade pada paha, hipotensi yang menonjol.

Page 4: obat2 aritmia

2. Flekainid

- Farmakokinetik : dosis 1 mg/kgBB i.v atau 2x100-150 mg p.o/hari; konsentrasi

plasma terapeutik 245-980 ng/ml; lama efek 95%; bioavaibilitas oral 40%; ikatan

protein plasma 90%; t ½ 14-20 jam; metabolisme sebagian besar di hati; eleminasi

renal, sampai kl 25% sebagai obat yang tidak berubah.

- Indikasi : hanya pada takiaritmia ventrikuler yang istimewa berat dan pada aritmia

ventrikuler yang bertahan dan mengancam jiwa.

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung yang serius, bradikardi, blockade AV tingkat 2

dan 3, blockade pada paha, hipotensi yang menonjol.

D. Antiaritmia Kelas II

1. Propanolol

- Farmakokinetika : Resorpsinya dari usus baik, first past effect besar hingga hanya

30% mencapai sirkulasi. Sebagian besar zat ini diubah dalam hati menjadi derivat

hidroksinya yang aktif. Ikatan protein plasmanya 90%, plasma t ½ nya 3-6 jam.

Bersifat sangat lipofil sehingga terdistribusi di jaringan dan otak dengan baik.

- Dosis : Loading dose; 0,15 mg/kg IV. Dosis setiap hari; Propranolol: 80–240 mg/hari

- Efek samping : Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,

bronkospasme, vasokontriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan

tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversible bila obat dihentikan), eksaserbasi

psoriasis .

- Kontraindikasi : asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata,

hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik,

feokromositoma.

- Interaksi obat : alkohol dapat meningkatkan efek hipotensi. Analgesik dan NSAID

dapat memberikan efek antagonis terhadap efek hipotensi beta-blocker. Glikosida

jantung dapat meningkatkan blokade AV dan bradikardi .

2. Metoprolol

- Farmakokinetika : Resorpsinya pesat dan praktis lengkap, bioavailabilitas 40-50%

akibat first past effect agak tinggi. Efek hipotensifnya biasanya agak cepat, dalam 1

Page 5: obat2 aritmia

minggu dan dapat bertahan sampai 4 minggu. Ikatan protein-plasmanya kurang lebih

12%, plasma t ½ 3-4 jam. Ekskresinya melalui ginjal sebagai metabolit inaktif.

- Dosis : Loading dose; 2,5–5 mg I.V terbagi dalam 2-3 dosis. Dosis setiap hari; 50–

200 mg/hari.

- Efek samping : Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi,

bronkospasme, vasokontriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatigue, gangguan

tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversible bila obat dihentikan), eksaserbasi

psoriasis.

- Kontraindikasi : asma, gagal jantung yang tak terkendali, bradikardi yang nyata,

hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV derajat dua atau tiga, syok kardiogenik,

feokromositoma.

- Interaksi obat : alkohol dapat meningkatkan efek hipotensi. Analgesik dan NSAID

dapat memberikan efek antagonis terhadap efek hipotensi beta-blocker. Glikosida

jantung dapat meningkatkan blokade AV dan bradikardi

E. Antiaritmia Kelas III

1. Amiodaron

- Farmakokinetik : dosis penjenuhan 8-10 hari, 600 mg/hari, dosis pemeliharaan 200

mg/hari dengan istirahat pada akhir pekan; konsentrasi plasma terapeutik 0,9-5,3

µg/ml; absorpsi oral sangat lambat (lebih dari 5-10 jam); bioavaibilitas oral 50%

(variasi individual sangat besar); ikatan protein plasma 99-100%; t ½ 1-2 bulan, maka

sulit dikendalikan; metabolisme mis detilasi di hati, banyak penimbunan di berbagi

jaringan; eleminasi di dalam urin tidak ditemukan amiodaron yang tidak berubah.

- Indikasi: sebagai antiaritmia cadangan, jika antiaritmia lain secara medis tidak dapat

digunakan, takiaritmia supraventrikular dan ventrikuler.

- Perhatian : sebagai antiaritmia cadangan yang berhubungn dengan efek sampingnya

yang berat.

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung dengan dekompensasi, bradikardi, gangguan

konduksi AV, dan gangguan fungsi kelenjar tiroid.

- Interaksi : amiodaron menyebabkan peningkatan konsentrasi digoksin plasma dan

pendesakan keluar jaringan. Amiodaron memperkuat efek penghambatan pembekuan

dari derivate kumarin.

Page 6: obat2 aritmia

- Sediaan beredar: Carbinok, cardaron.

(

2. Setalol

- Farmakokinetik : sebagai antiaritmia mula-mula 160 mg/hari, jika perlu dapat

dinaikkan menjadi 320-480 mg/hari (sambil frekuensi jantung diawasi); konsentrasi

plasma terapeutik 1-3 µg/ml; bioavaibilitas oral 90-100%; ikatan protein plasma tidak

ada; eleminasi praktis lengkap renal dalam keadaan obat tidak berubah.

- Indikasi : takikardi supraventrikular dan ventricular; perlindungan terhadap pengaruh

adrenergik pada hipertiroidisme, sindrom jantung, hiperkinetis, angina pectoris, dan

tekanan darah tinggi.

- Perhatian : setalol termasuk reseptor β bloker (antiaritmia kelas II). Mengenai efek

antiaritmia pada jantung sifat-sifat kelas III lebih menonjol (mirip amiodaron),

sehingga setalol digolongkan di sini.

- Efek santai : sifat simpatolitik.

- Perhatian : pada insufisiensi jantung untuk terapi dengan bloker reseptor β diperlukan

digitalisasi yang memadai.

- Kontraindikasi : insufisiensi jantung dengan dekompensasi, bradikardi, gangguan

konduksi AV, hipotensi.

F. Antiaritmia Kelas IV

1. Verapamil

- Farmakokinetik : dosis untuk awal terapi 240-280 mg p.o., pengobatan jangka

panjang 80-240 mg p.o. setiap 6-8 jam; konsentrasi plasma terapeutik 60-100; µg/ml;

bioavaibilitas oral hanya 10-22%, walaupun terabsorpsi sampai 90% (first pass efek

tinggi), pada sirosis hati bioavaibilitas dapat naik sampai 80%; ikatan protein plasma

90%; t ½ 3-7 jam; metabolisme hampir lengkap di hati dengan N- atau O- demetilasi

dan konjugasi perurain; eliminasi sampai 70% renal, sisanya biliar.

- Indikasi: takikardia supraventrikular, extrasistol atrium, flutter dan fibrilasi atrium

disertai takiaritmia (kecuali pada sindrom Wolff-Parkinson-White), semua bentuk

angina pectoris dan hipertensi.

Page 7: obat2 aritmia

- Perhatian : verapamil termasuk zat penghambat kanal kalsium, seperti juga nifedipin

dan diltiazem. Walaupun verapamil seperti juga nifedifin, berefek vasodilatasi pada

pembuluh darah resistensi dan pembuluh darah koroner, namun efek antagonis Ca2+

terhadap jantung lebih utama.

- Kontraindikasi: insufisiensi jantung dengan dekompoensasi, infark miocard yang

baru, syok kardiogenik, bradikardi, gangguan konduksi AV, hipotensi dan blokade

reseptor β.

- Interaksi : hati-hati pada kombinasi dengan β-bloker karena saling menguatkan efek

kardiodepresif.

- Sediaan beredar : Verapamil (generic), Cardiover, isoptil dan vemil.

2. Diltiazem

- Farmakoterapi : dosis 180-360 mg/hari per pral; konsentrasi plasma terapeutik 100-

300 mg/ml; bioavaibilitas oral kl 44%, walaupun absorpsi hampir lengkap (first pass

effek tinggi), pada terapi jangka panjang bioavaibilitas dapat naik sampai 90%,

mungkin disebabkan suatu penjenuhan enzim; ikatan protein plasma 78%; t ½

desasetilasi, baik O- atau N- demetilasi oksidatif dan selanjutnya konjugasi peruraian;

eleminasi terutama renal setelah metabolisme lengkap.

- Indikasi : semua bentuk angina pectoris, hipertensi, takikardia supraventrikular,

ektrasistol atrium, flutter dan atrium disertai takiaritmia (kecuali pada sindrom Wolff-

Parkinson-White).

- Perhatian : diltiazem termasuk zat penghambat kanal kalsium, seperti juga nifedipin

dan verapamil. Seperti juga verapamil, digunakan sebagai antiaritmia karena efek

antagonis Ca2+ langsung terhadap jantung. Kekuatan efeknya tergantung pada efek

vasodilatasi pada pembuluh darah resistensi erterial koroner, posisinya diantara

verapamil dan nifedipin.

- Kontraindikasi: insufisiensi jantung dengan dekompoensasi, infark miocard yang

baru, syok kardiogenik, bradikardi, gangguan konduksi AV, hipotensi dan blokade

reseptor β.

- Interaksi : hati-hati pada kombinasi dengan β-bloker karena saling menguatkan efek

kardiodepresif.

.

Page 8: obat2 aritmia