obesitas part 2
DESCRIPTION
obesitasTRANSCRIPT
Kurang tidur
Ada beberapa hal yang membuat kurangnya waktu
tidur berhubungan erat dengan pertambahan berat
badan, yaitu:
Saat Anda kurang tidur,terjadi peningkatan kadar
hormon dalam tubuh yang bisa meningkatkan
rasa lapar dan nafsu makan.
Tidur larut malam membuat Anda berpeluang lebih
besar untuk mengonsumsi makanan ringan di malam
hari sehingga menambah timbunan kalori di dalam
tubuh.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu
Antidepresan: depresi menjadi salah satu penyebab
pertambahan berat badan karena penderitanya lebih
memilih untuk tidak aktif dan berdiam diri di rumah.
Namun sayangnya, obat-obatan untuk menangani
depresi dapat menyebabkan berat tubuh meningkat
juga. Tapi ada juga sebagian penderita yang nafsu
makannya kembali karena suasana hatinya telah lebih
baik dan bukan karena efek samping antidepresan.
Steroid: kenaikan berat badan karena meningkatnya
nafsu makan dapat menjadi efek samping dari obat-
obatan anti-inflamasi non-steroid (OAINS) seperti
prednisolon. Orang yang mengonsumsi steroid juga
dapat mengalami perubahan pada bagian tubuh
tertentu yang menyimpan lemak seperti pada perut
dan wajah.
Obat-obatan lain: obat-obatan lain juga dapat
menyebabkan pertambahan bobot tubuh, misalnya
obat untuk menangani penyakit migrain, tekanan
darah tinggi, diabetes, dan kejang-kejang. Begitu pula
dengan obat-obatan antipsikotik yang biasa digunakan
untuk menangani gangguan bipolar danskizofrenia.
Sakit Persendian
Penderita obesitas juga akan mengalami sakit pada
bagian persendian dan otot-otot kaki. Sakit pada
persendian, teretama kaki dalam jangka yang panjang
akan memperburuk postur tubuh. Kondisi ini
diakibatkan karena kelebihan berat badan yang
membuat tambahan beban dan tekanan pada lutut
dan pergelangan kaki bertambah.
RESIKO PSIKOSOSIAL
Orang gemuk mempunyai banyak kesulitan dalam
melakukan aktivitas fisik, sehingga mengalami
kesulitan dalam mengikuti kegiatan sosial. Masyarakat
pun kurang menyukai kegemukan, hal ini nyata dari
adanya olok olok untuk orang gemuk. Bagi si gemuk
itu sendiri dapat timbul rasa rendah diri, rasa tertekan,
serta keputusasaan
Nafas Pendek
Kondisi yang biasanya dialami oleh orang yang
obesitas adalah susah untuk bernafas, dan cenderung
nafasny pendek. Hal ini disebabkan oleh tumpukan
lemak yang ada di bagian leher dan dada, yang
membuat penderita obesitas mengalami kesulitan saat
bernafas maupun mengeluarkan nafas.
Penyakit Jantung
Bahaya obesitas dapat memicu terjadinya serangan
jantung, sebab lemak yang berlebih dapat menutupi
pembuluh darah pada jantung sehingga menjadi
tersumbat. Jika hal ini terjadi, maka serangan jantung
pun dapat terjadi termasuk jantung koroner. Gejala-
gejala yang ditunjukkan oleh penyakit jantung ini
antara lain :
Hipertensi
Obesitas memiliki hubungan yang erat dengan
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini
bisa terjadi akibat dari seringnya
mengkonsumsi makanan penyebab darah
tinggi, kolesterol dan lemak berlebih yang akhirnya
dapat memicu penyempitan pembuluh darah sehingga
tekanan darah menjadi naik.
Penyakit hipertensi diklasifikasikan menjadi 2
kelompok yaitu:
Hipertensi primary, yakni tekanan darah tinggi yang
diakibatkan oleh gaya hidup dan faktor lingkungan.
Hipertensi secondary, yakni tekanan darah tinggi yang
diakibatkan oleh penyakit yang diderita seperti gagal
jantung, gagal ginjal hingga kerusakan sistem hormon
pada tubuh.
Gangguan Saluran Pernapasan
Bahaya obesitas dapat menyebabkan gangguan
pernafasan, karena terjadi penimbunan lemak yang
berlebihan di bawah diafragma dan pada dinding dada
hingga menekan paru-paru. Jika hal ini dibiarkan
dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan
dalam bernapas. Pada saat tidur, gangguan
pernapasan ini bisa terjadi sehingga menyebabkan
pernafasan bisa berhenti untuk sementara (obstructive
sleep apnea), sehingga menimbulkan ciri ciri-ciri
kurang tidur, seperti sering mengalami kantuk di siang
hari.
Diabetes
Resiko yang bisa dialami oleh seseorang yang
menderita obesitas adalah penyakit diabetes tipe 2.
Pada penderita obesitas, insulin yang dihasilkan oleh
pankreas terganggu oleh komplikasi-komplikasi
obesitas sehingga tidak dapat bekerja maksimal untuk
membantu sel-sel menyerap glukosa. Karena kerja
insulin menjadi tidak efektif, maka pankreas terus
berusaha untuk menghasilkan insulin lebih banyak
yang akibatnya kemampuan pankreas semakin
berkurang untuk menghasilkan insulin.
Kondisi ini pada umumnya disebut resistensi insulin
yang merupakan faktor penyebab seseorang
mengalami diabetes tipe 2.
Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
dengan rumus:
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan
(cm)/100)2
Contoh :
BB = 50 kg, TB = 160 cm
IMT = 50/(160/100)2 = 50/2,56 = 19,53
Klasifikasi nilai IMT :
IMT Status Gizi Kategori
< 17.0 Gizi Kurang Sangat Kurus
17.0 -
18.5Gizi Kurang Kurus
18.5 -
25.0Gizi Baik Normal
25.0 -
27.0Gizi Lebih Gemuk
> 27.0 Gizi Lebih Sangat Gemuk
sumber : Departemen Kesehatan RI