offpkelompok8admkeuangansite.files.wordpress.com… · web viewrencana pelaksanaan pembelajaran....
TRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
ADMINISTRASI KEUANGAN
KELAS XII/ SEMESTER 1
Kompetensi Inti :
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab phenomena dan kejadian dalam
bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Penyusun
Maya Silfia Nanda
(130412611944)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Malang
Mata pelajaran : Administrasi Keuangan
Kelas/ Semester : XI1/ I
Materi Pokok : Administrasi Pendapatan dan Belanja Keuangan
Alokasi Waktu : 2 X 45 menit
1. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku perilaku (jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
dan rasa prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
2. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Bertambah keimananya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas
alam dan jagatraya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2. Penerapan penggunaan panca indera sebagai alat komunikasi secara efektif dan
efisien berdasarkan nilai-nilai agama yang dianut
1.3. Meyakini bahwa bekerja adalah salah satu bentuk pengamalan perintah Tuhan yang
harus dilakukan secara sungguh-sungguh.
2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran
menyiapkan, menggunakan peralatan kantor.
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari
sikap ilmiah.
2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap kerja.
2.4 Memiliki sikap proaktif dalam melakukan kegiatan perkantoran.
3.2 Administrasi Pendapatan dan Belanja Keuangan
Indikator:
1.1.1 Mampu menambah keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2.1 Mampu menerapkan penggunaan panca indera sebagai sarana untuk berkarya efektif dan efisien dalam bidang administrasi keuangan berdasarkan nilai-nilai agama yang dianut.
1.3.1 Mampu meyakini bahwa bekerja dalam bidang administrasi keuangan adalah salah satu bentuk pengamalan perintah Tuhan yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh.
2.1.1 Mampu menggali motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran menyiapkan dan mengumpulkan bukti-bukti tanda penerimaan dan pengeluaran uang.
2.2.1 Mampu menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, displin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah.
2.3.1 Mampu menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap kerja.
3.2.1 Mampu memiliki sikap proaktif dalam melakukan kegiatan perkantoran.
3.1.1 Mempelajari administrasi pendapatan dan belanja keuangan
3.1.2 Memahami berbagai komponen dan tahapan administrasi pendapatan
3. Tujuan Pembelajaran
1.1 Membangun siswa bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan
keteraturan dan kompleksitas alam dan jagatraya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Membuat siswa dapat menerapkan penggunaan panca indera sebagai alat
komunikasi secara efektif dan efisien berdasarkan nilai-nilai agama yang dianut.
1.3 Mendorong siswa dapat meyakini bahwa bekerja adalah salah satu bentuk
pengamalan perintah Tuhan yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh.
2.1 Mengkreasikan siswa dapat memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa
ingin tahu dalam pembelajaran menyiapkan, menggunakan peralatan kantor.
2.2 Memperluas siswa dapat menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong) dalam melakukan
pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah.
2.3 Bekerja sama siswa dapat menghargai kerja individu dan kelompok dalam
pembelajaran sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap kerja.
2.4 Menerima siswa dapat memiliki sikap proaktif dalam melakukan kegiatan
perkantoran.
3.1 Siswa mampu mengidentifikasikan:
3.1.1 Mempelajari administrasi pendapatan dan belanja keuangan
3.1.2 Memahami berbagai komponen dan tahapan administrasi pendapatan
4. Materi Pembelajaran
1. Memahami berbagai komponen dan tahapan administrasi pendapatan
2. Membuat contoh pernyataan kebijakan di bidang administrasi pendapatan
(Rincian materi terlampir)
5. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran
- Scientific Approach / metode
2. Metode Pembelajaran
- Metode Ceramah
- Metode Tanya jawab
- Metode Diskusi
3. Model Pembelajaran
- Contectual Learning
6. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
- Slide/Power Point
- Internet
2. Alat/Bahan
- Proyektor/ LCD
- Laptop
- Flash disk
3. Sumber Belajar
- Modul administrasi pendapatan dan belanja keuangan
- TIM REDAKSI FOKUS MEDIA . 2008. Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah. Bandung : Fokus Media.
- Domai, Tjahjanulin. 2010. Manajemen Keuangan Publik. Malang : Universitas
Brawijaya Press (UB Press).
- www.bigg.or.id
7. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan/Kegiatan awal ( 15 menit)
1. Guru mengucapkan salam dan menunjuk ketua kelas untuk memimpin berdoa.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru memberikan apresepsi dan mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang ada hubungannya dengan administrasi pendapatan yang akan dibahas
(mengamati dan menanya).
4. Siswa menjawab pertanyaan guru pada apresepsi.
5. Guru memberikan motivasi pada siswa yang bertujuan untuk membangkitkan
semangat dalam mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.
b. Kegiatan inti ( 60 menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang administrasi pendapatan dan belanja
keuangan.
2. Guru membagi kelompok ( satu kelompok 4-5 siswa) untuk membuat
pernyataan kebijakan di bidang administrasi pendapatan.
3. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk presentasi hasil kelompok yang sudah
didiskusikan.
4. Memberikan kesempatan peserta didik untuk memulai komentar atau bertanya
tentang hasil diskusi siswa yang presentasi.
5. Kelompok yang presentasi menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok
lain.
6. Guru menilai penampilan kelompok yang berdiskusi.
7. Guru memulai memberikan penjelasan atau melengkapi jawaban yang
diajukan siswa.
8. Guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah didiskusikan.
c. Penutup ( 15 menit)
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya kembali apabila ada
yang kurang jelas dari materi yang sudah diajarkan (menanya).
2. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan yang dapat diambil dari
materi tersebut.
3. Guru memberikan tugas latihan untuk dikerjakan oleh siswa.
4. Guru memberitahu atau menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya.
5. Guru memberikan salam untuk mengakhiri pembelajaran.
8. Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
- Tes Pilihan Ganda
- Tes Tulis Essay
- Rubrik Penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
Untuk soal evaluasi pilihan ganda
Format Penilaian Evaluasi Kognitif (Tes Tulis)
Total Skor = Jumlah Skor benar 100 15
Format Penilaian Kinerja Psikomotor
A = Sangat Baik (76-100) B = Memuaskan (51-75)C = Menunjukkan Kemanjuan (26-50) D = Memerlukan Perbaikan (0-25)
NO. ASPEK HASIL PENELITIAN
1. PERSIAPAN MATERI:
a. Mempelajari materi yang akan di diajarkan oleh guru. b. Menyiapkan pertanyaan apabila ada yang belum dipahami dari yang dipelajari kepada guru atau teman yang mengerti.
2. PELAKSANAAN
a. Keaktifan dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya di dalam kelas. b. Kemampuan mengerjakan menjawab pertanyaan dari soal-soal latihan dengan baik dan benar. c. Kemampuan untuk menjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh guru menyangkut pelajaran yang dipelajari.
3. PENYAJIAN TUGAS
a. Kemampuan untuk mengerjakan tugas dengan baik dan benar b. Kerapian tulisan dan pekerjaan siswa
Skor Maksimum 175
Total Skor = Jumlah Skor benar X 100 175
NORINCIAN TUGAS
KINERJA
SKOR
MAKSIMUM
SKOR ASSESMENT
OLEH SISWA
SENDIRI
OLEH
GURU
1 Menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang akan digunakan untuk mengerjakan latihan (alat tulis dan buku tulis).
25
2 Menjawab setiap pertanyaan yang diberikan dengan baik dan benar berdasarkan kemampuannya sendiri
40
3 Memberikan jawaban dengan rinci dan jelas.
35
TOTAL SKOR 100
3.
NO.RINCIAN TUGAS
KINERJA
SKOR
MAKSIMUM
SKOR ASSESMENT
OLEH SISWA
SENDIRIOLEH GURU
1.Mengumpulkan tugas tepat waktu atau waktu sesuai yang diperintahkan .
35
2.
Mengerjakan tugas sesuai dengan perintah seperti mengatur margin sesuai
35
3. Isi dan Kerapian dengan baik dan benar
30
TOTAL SKOR 100
Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik (Afektif)
Petunjuk:
Untuk setiap perilaku keterampilan sosial berikut ini, berilah penilaian atas
keterampilan sosial menggunakan skala berikut ini:
A = Sangat Baik (76-100) B = Memuaskan (51-75)
C = Menunjukkan Kemanjuan (26-50) D = Memerlukan Perbaikan (0-25)
Nama Peserta Didik :
Nomor Absen :
Materi saat diobservasi : Membuat pernyataan kebijakan di Bidang Administrasi
Pendapatan
Tanggal Observasi :
NO. SIKAP KRITERIA
HASIL
PENGAMATAN
YA TIDAK
1 Jujur1.Mengerjakan tugas dengan kemampuann sendiri. 2. Membantu teman dengan memberikan contoh atau bukti
2. Disiplin1. Mengerjakan tugas sesuai waktu yang ditetapkan. 2. Mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu.
3. Tanggung Jawab1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. 2. Menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas dan sesuiai dengan perintah.
4. Keaktifan di Kelas1. Bertanya kepada guru atau pun teman lainnya yang mengerti. 2. Mau mengeluarkan pendapat sesuai dengan pelajaran yang dipelajari dikelas
5. Peduli
1. Membantu teman yang sedang kesulitan dalam mengerjakan tugas,terutama tugas yang berhubungan dengan langkah kerja. 2. Memperhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh guru.
6. Ketelitian1. Menyelesaikan pekerjaan dengan rapi dan benar. 2. Memperhatikan dan memperbaiki setiap kesalahan dari hasil kerjanya.
7. Berkomunikasi1. Mampu memberikan penjelasan kepada temannya yang tidak paham. 2. Mampu menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.
8. Rasa Ingin Tahu1. Mau mempelajari materi dari berbagai sumber yang ada. 2. Mau bertanya kepada guru mengenai hal yang kurang jelas.
SKOR MAKSIMUM 400
4.
5.
Malang, 18 November 2015
Total Skor = Jumlah Skor benar X 100 400
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
RETNO UTAMI, M.Pd MAYA SILFIA NANDANIP. 19610506 198603 2 009 NIM 130412611944
Lampiran Materi
a) Apakah Administrasi Pendapatan?Secara sederhana, ada tiga tahapan administrasi pendapatan:
Mobilisasi kas. Pada tahap ini pemerintah daerah berusaha merubah
tagihan menjadi kas secepat mungkin dan menyetorkannya ke bank agar
dapat digunakan untuk membayar tagihan pada saatnya.
Mengontrol pengeluaran kas. Dalam tahap ini diusahakan untuk membayar
tagihan atau hutang jangka pendek sampai pada saat terakhir tanpa
menyebabkan timbulnya denda. Katakanlah kita membayar pada
waktunya.
Menginvestasikan uang yang menganggur. Daripada uang disimpan dalam
rekening bank (dengan bunga yang kecil), lebih baik diinvestasikan pada
surat berharga jangka pendek (misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI))
yang dapat menghasilkan bunga yang lebih besar. Bunga yang dihasilkan
merupakan pendapatan bagi kota dan dapat dianggarkan untuk mendukung
kegiatan pelayanan.
Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi pendapatan ini
dapat diberi jabatan khusus. Di beberapa Pemerintah Daerah kini telah mulai
diangkat seorang pejabat yang disebut Kepala Badan Pengelolaan Keuangan
Daerah (BPKD).
Usaha untuk memaksimalkan pendapatan sebagai usaha untuk mendapatkan
yang terbaik dari sumber pendapatan, hendaknya tetap dalam rambu-rambu
peraturan yang berlaku. Itu berarti adanya komitmen untuk melaksanakan
perbaikan secara menyeluruh atas kebijakan, prosedur, personalia, dan struktur
organisasi. Tujuannya adalah untuk menggunakan semua potensi sumber
pendapatan sesuai dengan tujuan dan prioritas pemerintah daerah.
Mengapa Suatu Program Administrasi Pendapatan yang Baik Penting bagi
Pemerintah Daerah?
Dengan menerapkan suatu program yang menyeluruh untuk memperbaiki
administrasi pendapatan, akan banyak manfaat yang diperoleh pemerintah daerah,
yaitu:
Mengurangi keharusan untuk memotong program dibidang pelayanan.
Meningkatkan kemampuan untuk memberikan pelayanan baru atau
memperbaiki pelayanan.
Meningkatkan kelayakan dan akuntabilitas staf yang bertanggung jawab
untuk mengghasilkan dan mengumpulkan pendapatan.
Struktur pendapatan lebih merata dan efisien serta tidak bergantung pada
beberapa sumber saja.
Akan nampak bahwa ada retribusi yang tidak dapat menutupi biaya
pelayanan yang disediakan, karena dibatasi oleh kebijakan keuangan kota /
kabupaten.
Akan terlihat adanya kelemahan prosedur, organisasi atau manajemen
keuangan kota / kabupaten.
Mengetengahkan bidang-bidang yang diperlukan dimasa yang akan datang,
sehingga memudahkan dalam penyusunan dan perkiraan anggarannya.
b) Batasan-batasan HukumPemerintah daerah bertindak dalam batasan-batasan hukum. Undang-undang
diberlakukan pada berbagai aspek kerja pemerintah daerah termasuk kegiatan
administrasi pendapatan.
Undang-undang dapat mengatur tanggal dan prosedur pengumpulan
berbagai pajak dan retribusi. Contoh, undang – undang dapat
menetapkan suatu tanggal kapan pajak bumi dan bangunan harus
dibayar (misalnya, 31 Mei) dan kapan pembayaran cicilan dapat
dilakukan. Prosedur yang lebih khusus dapat ditetapkan untuk
menghindari tidak tertagihnya pajak bumi dan bangunan.
Undang- undang mungkin mengatur jenis surat berharga yang boleh
dibeli oleh pemerintah daerah.
Undang- undang dapat menetapkan jenis lembaga keuangan dimana
pemerintah daerah bisa membuka rekening atau bahkan menetapkan
kriteria pemilihan lenbaga keuangan yang berperan sebagai bank
penyimpanan. Karena banyaknya peraturan maka manajer keuangan
harus menerapkan secara bersamaan semua peraturan nasional dan
daerah yang berkaitan dengan administrasi pendapatan dan memahami
ketentuan dan batasan-batasannya.
c) Sasaran Kinerja Administrasi PendapatanSetiap tahun manajer keuangan harus menetapkan sasaran pendapatan yang
hendak dicapai agar kinerja dapat dievaluasi. Agar berguna sasaran haruslah
realistis, dapat diukur dan dipahami oleh mereka yang terlibat baik dalam
pelaksanaan program maupun yang mengawasi program. Buatlah sasaran untuk
paling sedikit empat bidang, yaitu: ketersediaan kas, hasil investasi, jumlah
pendapatan bunga dan efisiensi program.
Sulit untuk menentukan berapa uang kontan yang harus disediakan, karena itu
menyangkut perkiraan berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk membayar
biaya-biaya yang akan muncul pada suatu periode tertentu. Selama periode
tersebut kebutuhan akan uang kontan bisa berubah dari minggu ke minggu dan
bulan ke bulan. Sebagai pegangan bisa dengan menyediakan persediaan uang
kontan sebesar pengeluaran yang dibutuhkan untuk satu minggu. Sasaran
pendapatan dapat ditetapkan dalam bentuk persentase atau jumlah yang besarnya
diatas/dibawah suatu indeks. Jumlah pendapatan dari bunga dapat diperhitungkan
dari ketersediaan uang kontan dan bunga bank, sehingga diperoleh perkiraan
pendapatan dari bunga tahun bersangkutan. Angka efisiensi menunjukkan
besarnya persentase uang kontan yang menganggur yang diharapkan dapat
diinvestasikan selama tahun bersangkutan. Setelah ditetapkan maka sasaran harus
secara teratur dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan ditinjau ulang setiap
tahun.
d) Komponen 1: Menerapkan Kebijakan Administrasi PendapatanMengapa kebijakan administrasi penting?
Kebijakan administrasi yang tidak resmi, tidak tertulis, tidak lengkap,
bertentangan dan tidak konsisten akan menimbulkan kesan buruk bagi pemerintah
daerah dimata masyarakat. Kesannya seolah-olah para pejabat tidak mengetahui
apa yang mereka lakukan atau tidak memprioritaskan pengelolaan keuangan yang
memerlukan perhatian dan kebijaksanaan. Tanpa gambaran yang jelas atas dasar
apa suatu kebijakan dibuat oleh pemerintah daerah, maka LSM, masyarakat,
lembaga-lembaga pemberi hibah, investor lokal dan pemakai informasi keuangan,
menjadi bingung dan kehilangan kepercayaannya terhadap kemampuan
pemerintah daerah dalam menangani masalah keuangan secara efektif.
Kebijakan pendapatan diperlukan karena dengan kebijakan itulah masyarakat
dapat menilai cara pemerintah daerah dalam menghadapi persoalan yang ada di
daerah.
Pejabat daerah sebaiknya menjelaskan langkah-langkah yang akan mereka
ambil dalam mengelola pendapatan. Pendapatan seejauh mungkin harus dikelola
secara profesional dan efisien.
Contoh kebijakan administrasi pendapatan
Berikut ini adalah Administrasi Pendapatan yang disarankan:
Contoh Pernyataan Kebijakan di Bidang Administrasi Pendapatan
Secara berkala, pemerintah daerah akan mengumpulkan dan menganalisa
informasi atas pendapatan yang digunakan, termasuk berapa jumlah yang
dihasilkan dari tiap sumber pendapatan.
Secara berkala pemerintah daerah akan mengumpulkan dan menganalisa
informasi atas pendapatan yang digunakan oleh pemerintah-pemerintah
daerah lainnya.
Pemerintah daerah akan melaksanakan suatu program yang profesional
dan agresif untuk mengurangi tagihan yang tertunggak. Laporan tahunan
atas usaha dan hasil yang telah dicapai akan disiapkan bagi pembuat
kebijakan.
Pemerintah daerah akan mengadakan peninjauan tahunan (annual review)
atas beberapa retribusi dan pungutan guna menetukan sampai batas mana
biaya pelayanan yang terkait dapat ditutup dari pendapatan.
Pemerintah daerah akan mengkaji semua retribusi dan pungutan, paling
sedikit satu kali dalam empat tahun.
Pemerintah daerah akan meningkatkan perhatiannya terhadap retribusi
untuk membiayai pelayanan pemerintah daerah
Pemerintah daerah akan melakukan analisa biaya yang mendalam,
sebelum memutuskan untuk menswastakan pelayanan pemerintah daerah.
Komponen 2: Menciptakan dan Otomatisasi Sistem Pelaporan
PendapatanLangkah penting yang harus dilakukan dalam proses memaksimalkan
pendapatan adalah memastikan bahwa sistem yang dipakai sudah tepat, yang
dapat secara cepat dan akurat mencatat dan merangkum serta melaporkan seluruh
pendapatan. Tanpa data yang layak dan dapat diandalkan, tidak mungkin dapat
diketahui apakah perlu untuk melakukan perbaikan atau perubahan, atau seberapa
memuaskan sistem pengumpulan pendapatan yang sekarang digunakan dalam
memenuhi kebutuhan pemerintah daerah.
Struktur Perkiraan
Setiap pemerintah daerah tentunya memiliki kode perkiraan dimana setiap
pendapatan diberi kode sebagai penjelasan dari masing-masing sumber
pendapatan. Didalamnya, dimuat antara lain: jenis, sumber, tujuan, batasan, masa
berlakunya, dll. Sebagai contoh, pembayaran pajak yang jatuh temponya pada
tahun fiskal yang sedang berjalan harus diberi kode yang berbeda dengan
pembayaran pajak yang jatuh tempo tahun lalu. Demikian pula pembayaran
retribusi diberi kode berbeda dengan pembayaran pungutan yang terlambat, jika
pemungutan keduanya dilakukan pada saat yang bersamaan. Hendaknya di ingat
bahwa sistem pemberian kode pndapatan ini harus dikembangkan sesuai dengan
data dan kebutuhan manajemen. Sistem yang tidak membedakan jenis sumber
pendapatan secara khusus, seperti pengurusan ijin, akan menyulitkan dalam
pengumpulan informasi tentang macam-macam ijin. Pengumpulan data akan
lebih mudah bila klasifikasi pendapatan dan sistem akuntansi menggolongkan dan
menyediakan data berdasarkan tiap-tiap sumber pendapatan yang spesifik,
ketimbang berdasarkan pada klasifikasi pendapatan yang luas. Berikut adalah
contoh kode perkiraan pendapatan pemerintah daerah di Indonesia.
Contoh Kode Perkiraan Pemerintah Daerah
1 XX XXXX 1 1 01 Pajak Hotel
02 Pajak Restoran
03 Pajak Hiburan
04 Pajak Iklan
05 Pajak Lampu Jalan
06 Pajak Pertambangan Mineral Kategori C
07 Pajak dari Perparkiran
2 01 Pelayanan Kesehatan
02 Pelayanan Kebersihan / Sampah
03 Biaya Penggantian Pencetakan Kartu Identitas
04 Biaya Penggantian Pencetakan Akte Kelahiran
05 Pelayanan Pemakaman
06 Pelayanan Krematorium
07 Parkir Jalanan
08 Pelayanan Pasar
09 Pengujian Ijin Kendaraan Bermotor
10 Pengujian Peralatan Pemadam Kebakaran
11 Penggantian Biaya Pencetakan Peta
12 Pengujian Kapal-kapal Ikan
13 Pengujian Aset-aset Daerah
3 01 Pembagian Keuntungan dari BUMD
02 Pembagian Keuntungan dari Bank-bank Daerah
03Pembagian Keuntungan dari Lembaga Keuangan
Non-Bank
1Kode Pendapatan atau Biaya (1 = Pendapatan,
2 = Biaya)
XX Kode Jenis Pelayanan
XXXX Kode Unit Organisasi
1Kode Sumber Pendapatan (1 = Pendapatan Asli
Daerah, 2 = Dana Dari Pemerintah Pusat)
1 Kode Pendapatan Asli Daerah (1 = Pajak Daerah,
2 = Retribusi Daerah, 3 = Keuntungan / Laba dari
BUMD)
Otomatisasi Sistem Penagihan dan Pelaporan
Pemrosesan data secara elektronik memungkinkan dilakukannya pencatatan,
perangkuman dan pelaporan data dalam jumlah besar secara efisien dan tepat
waktu. Hal itu memungkinkan anda untuk mengembangkan sistem keuangan
terpadu, misalnya, hanya dengan satu kali memasukkan informasi keuangan yang
penting ke dalam komputer, maka dinas / bagian atau pengguna lain dapat secara
langsung mengaksesnya. Contoh berikut akan lebih menjelaskan, kita asumsikan
bahwa pengajuan penagihan dan pembayaran merupakan urusan bagian yang
berbeda tetapi saat pembayaran diterima oleh bagian pembayaran, datanya dapat
langsung dicatat diperkirakan pelanggan:
Pada akhir jam kerja, semua piutang secara otomatis di transfer kebagian
penagihan
Bagian penagihan mencatat dan memperbaharui semua laporan penagihan
sebelum penagihan berikutnya
Seluruh penagihan yang diterima dapat dikirim ke bagian akuntansi
sehingga staf akuntasi dapat mengurangi jumlah tagihan
Jumlah seluruh pembayaran yang diterima dapat ditambahkan pada
pembayaran-pembayaran lain yang sudah diterima hari itu, sehingga dapat
dilaporkan keseluruhan hasil pendapatan hari itu
Laporan pendapatan di pemerintah daerah biasanya dimulai pada salah satu
dari tiga tempat berikut:
1. Kantor / dinas pemerintah daerah dimana pembayaran atas suatu
pelayanan dilakukan, misalnya jasa fotocopy atau denda perpustakaan,
atau
2. Kantor yang ditetapkan sebagai tempat pembayaran rekening
3. Bank yang ditunjuk sebagai tempat pembayaran rekening
Kantor dinas / bagian yang menerima uang harus mengisi formulir laporan
mengenai semua uang yang diterima setiap hari. Formulir dan uang tersebut
diserahkan ke kantor bendahara untuk disimpan di bank. Bagan alur akan sangat
berguna untuk menunjukkan beberapa langkah yang harus dilaksanakan staf
dalam:
Menangani serah terima uang ke kantor bendahara
Melaporkan pendapatan ke bagian akuntansi, dan
Melaporkan jumlah total pendapatan yang diperoleh kepada para pembuat
keputusan
Dalam setiaap bagan atau alaur terdapat informasi tentang:
Data apa yang dipergunakan
Bagaimana data tersebut diolah
Siapa yang mengolah data tersebut, dan
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan data ke dalam
catatan
Teliti hal-hal sebagai berikut:
Apakah ada keterlambatan yang tidak perlu dalam memproses data
Dimana terdapat data dimasukkan lebih dari satu kali
Dimana ada kemungkinan untuk membuat kesalahan dalam pencatatan
atau penghitungan
Dimana seseorang dapat mengubah data tanpa meninggalkkan jejak
sehingga tidak dapat diketahui dan dimana sistem secara otomatis dapat
memperbaiki efisiensi dan akurasi penyimpanan data
Analisa yang sama dapat dilakukan terhadap uang yang disimpan di bank.
Pembuatan Laporan Pengelolaan Pendapatan
Dari semua transaksi yang dicatat dalam laporan pengumpulan pendapatan,
ada bermacam-macam laporan yang hendak dan perlu disampaikan dari sistem
pelaporan tersebut. Diantara laporan tersebutt ada yang digunakan oleh kolektor
untuk tujuan membantu menyusun jadwal tugas-tugas dan untuk tetap
mengetahui semua kegiatan dan kecenderungan hasil pengumpulan. Lapooran
lain digunakan untuk pengawasan internal. Akhirnya, beberap laporan ditujukan
untuk digunakan kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dan
walikota/bupati, sebagai bahan perbandingan antara total pendapatan bulanan
dngan pendapatanyang dianggarkan.
Saat ini paket peragkat lunak sistem akuntansi, pengumpulan pendapatan, dan
pelaporan untuk pemerintah daerah di Indonesia masih dikembangkan. Bila sudah
tersedia, perangkat ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan khusus. Dibutuhkan
komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan perangkat keras guna
mengoperasikan program-program dan kemudian melatih staf yang akan
menjalankan sistem tersebut. Namun, investasi yang paling berharha adalah
dalam bentuk ketersediaan informasi yang lebih baik, dan pengadaan unsur-unsur
lainnya dalam rangka memaksimalkan pendapatan daerah. Untuk sementara
program Excel dapat menjadi salah satu cara untuk mengotomatisasikan
pengumpulan data mengenai berbagai sumber pendapatan.
Komponen 3: Membangun Pengawasan Internal yang BaikDalam lingkup manajemen pendapatan, pengawasan internal dirancang untuk
memberikan informasi kepada para manajer mengenai keadaan keuangan
(pendapatan) dan untuk memastikan tidak ada kesempatan untuk menggelapkan
atau menyalahgunakan uang pajak atau retribusi tersebut. Hilangnya uang hasil
pemungutan pajak atau uang dalam rekening tidak dapat ditolerir, terlebih lagi
dalam situasi dimanasedang dilaksanakan langkah-langkah untuk memaksimalkan
pendapatan. Karena itulah merancang pengawasan internal yang baik merupakan
bagian terpenting dalam program peningkatan pendapatan pemerintah daerah.
Pengawasan Internal
Pengawasan internal adalah bagian yang sangat penting dari proses
manajemen keuangan. Pengawasan internal diwujudkan dalam bentuk struktur,
proses, dan prosedur untuk meminimalkan hilangnya aset. Aset pemerintah daerah
perlu dilindungi tidak hanya dari pencurian, penipuan, dan penggelapan saja tapi
juga dari pengambilan keputusan yang tidak tepat atau salah.
Tujuan utama pengawasan internal adalah:
Menyediakan data yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen
Melindungi aset dan dokumen
Menyusun laporan pertanggungjawaban atas aset yang diverifikasi secara
teratur dan ditindaklanjuti
Meningkatkan efisiensi, mengurangi pekerjaan ganda dan mencegah
penggunaan sumber secara tidak efisien
Memastikan bahwa semua transaksi sudah dicatat untuk mempersiapkan
laporan keuangan akhir tahun yang akurat sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum
Mengevaluasi Pengawasan Internal
Walaupun mungkin tujuan ini dianggap terlalu ideal, pemerintah daerah
sebaiknya menerapkan pengawasan internal dalam kerangka manajemen
keuangan yang baik. Dalam rencana penerapan sasaran-sasaran diatas, pejabat
pemerintah daerah dan pelaksananya harus mempertimbangkan beberapa hal
dibawah ini:
Pertama, pengawasan internal dimakssudkan uuntuk memberikan
kepastikan yang wajar bahwa sasaran-sasaran diatas dapat dicapai. Tidak
mungkin untuk memberikan jaminan bahwa semua sasaran diatas dapat
dicapai, karena biayanya akan tidak seimbang dengan hasilnyaa.
Walaupun demikian, sistem pengawasan internal setidaknya dapat
memberi keyakinan bahwa sasaran dapat dicapai.
Kedua, biaya pengawasan internal tidak boleh melebihi manfaat yang
diperoleh dari pengawasan tersebut. Diperlukan keseimbangan antara
biaya pengawasan dan manfaat yang diperoleh. Penting diperhatikan
bahwa pengawasan tidak berakhir pada pengawasan saja.
Ketiga, pengawasan internal harus mencakup keseluruhan organisasi. Dua
elemen terpenting dari pengawasan internal yang berlaku pada semua
organisasi adalah sistem kepegawaian dan dasar-dasar pemisahan tugas.
Pemisahan Tugas
Prinsip dasarnya adalah “tidak seorangpun boleh ditempatkan dalam posisi
yang bisa melakukan atau menyembunyikan kesalahan atau ketidakberesan tanpa
ssegera diketahui oleh staf lainnya, dalam melaaksanakan tugas dan tanggung
jawab mereka sendiri sehari-hari”.
Secara umum ada beberapa jenis kegiatan yang fungsi-fungsinya harus
diterapkan secaraterpisah yaitu:
Pengesahan / otorisasi transaksi-transaksi keuangan
Pencatatan transaksi ke dalam catatan keuangan
Melakukan pemeliharaan aset
Tidak boleh hanya ada satu orang yang bertanggung jawab untuk seluruh
kegiatan, misalnya untuk ketiga kegiatan yang dicontohkan di atas.
Sebagai contohh, jika pembelian dan pencatatan barang persediaan tidak
dipisahkan maka pengawasan internal tidak mampu mencegah adanya pencatatan
atas pembelian yang tidak sah. Hal yang sama terjadi jika pencatatn penerimaan
kas tidak dipisahkan dari pemegang kas, maka kemungkinan penggelapan kas
akan meningkat. Atau, pegawai yang menerima uang dari pelanggan janganlah
orang yang juga menyiapkan pembayaran atau melakukan pencatatan ke rekening
pelanggan serta melakukan rekonsiliasi bank tempat uang pembayaran disimpan.
Dalam kasus tersebt maka akan sangat muddah bagi pegawai untuk
menggelapkan uang pembayaran tanpa diketahui orang lain.
Pemisahan tugas merupakan bagian penting dari pengawasan internal. Dalam
beberapa kasus, ini dapat berarti membagi tugas ke dalam fungsi-fungsi yang
lebih kecil yang melibatkan dua orang, dimana sebelumnya sebenarnya satu
orangpun dapat melakukan kedua tugas tersebut dengan mudah. Dengan adanya
resiko yang berhubungan dengan kas, maka lebih baik mengurangi efisiensi,
dengan memisahkan proses penerimaan kas dan pencatatan kas, sehingga untuk
dapat melakukan penggelapan kas diperlukan kolusi diantara para pegawai untuk
saling menutupi dan melindungi.
Pada pemerintah daerah yang lebih kecil biasanya staf yang ada tidak
mencukupi untuk dilakukannya pemisahan tugas, para pimpinan bisa melakukan
penggiliran untuk melakasanakan tugas yang berbeda bagi staf secara teratur, atau
bahkan mereka sendiri bisa menggantikan tugas staf selama satu sampai dua
mminggu untuk membandingkan apakah pola penerimaan pendapatan berbeda.
Jika kas yang diterima saat staf teertentu tidak bertugas jumlahnya lebihh besar,
maka ini merupakan indikasi perlu adanya penyelidikan lebih lanjut.
Membuat dan Menerapkan Kebijakan Kepegawaian
Pemerintah daerah memberikan pelayanan umum melalui para pegawainya.
Karena itu mekanisme pengawasannya dilakukan melalui prosedur dan kebijakan
dibidang kepegawaian yang setiap hari digunakan oleh organisasi. Untuk
mendapatakan sistem pengawasan internal yang baik, kepala bagian harus
memperkerjakan orang yang cakap dan berintegritas dan melatih mereka
sehingga memahami tugas dan tanggungjawabnya.
Diperlukan uraian tugas dan standart kecakapan tertulis, yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab pegawai yang terlibat dalam peniramaan dan
pelaporan pendapatan. Dengan kata lain, hanya pegawai yang memenuhi
persyaratan saja yang ditempatkan disana dan latar belakang pegawai harus
diteliti untuk menghindari memperkerjakan orang yang memliki latar belakang
kriminal. Setiap tahun harus dilakukan evaluasi terhadap pegawai di bagian
penerimaan pendapatan dan bagi pegawai yang menunjukkan kinerja tidak
memuaskan harus diberi pengarahan dan pelatihan ulang, atau mungkin lebih
baik dimutasikan.
Membuat dan Memelihara Catatan Serta Dokumen untuk Pengawasan
Semua transaksi harus dicatat sedemikian rupa sehingga dapat diketahui siapa
yang mengotorisasi, siapa yang menyetujui, siapa yang melakukan dan siapa yang
mencatat transaksi tersebut. Sedapat mungkin semua transaksi dicatat dalam
dokumen bernomor seri (misalnya kwitansi bernomor) dan harus diperiksa dari
waktuke waktu. Hal ini untuk memastikan tidak ada dokumen yang tidak
dihitung.
Membuat Prosedur Tertulis
Prosedur tertulis dan pendokumentasian dalam mempersiapkan daftar tagihan,
membuatkan surat tagihan, mengumpulkan pembayaran, menjurnal pembayaran,
mengurangi jumlah tagihan, menghappus tagihan dan pembuatan laporan
penerimaan bagi pimpinan harus disiapkan dan harus menunjukkan secara jelas
siapa yang memiliki wewenang untuk mengotorisasi transaksi-transaksi yang
berbeda.
Struktur Organisasi dan Jalur Wewenang
Buatlah struktur organisasi yang jelas, rasional dan terencana dengan baik
untuk bagian keuangan. Bagian keuangan, khususnya ssub-bagian penerimaan
pendapatan, membutuhkan organisasi yang menekankan pada sistem peerimaan
yang terpsat serta jalur wewenang dn tanggung jawab yang jelas.
Mengembangkan Sistem Akuntansi yang Baik
Sistem akuntansi sangat penting bagi pengawasan internal dan harus selalu
dievaluasi kehandalannya dalam melaporkan aset dan kewajiban pemerintah
daerah.
Jika semua pengawasan telah diterapkan maka pada saat dilakukan audit,
auditor akan dapat memastikan bahwa semua transaksi keuangan ditangani secara
baik, aset pemerintah daerah dikelola sedemikian rupa sehingga terlindung dari
kemungkinan dicuri atau disalahgunakan, yang ketidakwajaran yang ada dapat
ditemukan.
Checklist Pengawasan Internal dari Penerimaan Kas
Secara teratur pimpinan harus mengkaji ulang pengawasan internal mengenai
cara organisasi menangani kas dengan menggunakan dua daftar.
Checklist Pengawasan Internal untuk Penerimaan Kas
(Jawaban “ya” menandakan adanya pengendalian internal yang baik)
Apakah pejabat pemerintah daerah mengotorisasi pembukaan rekening
bank?
Apakah seluruh penerimaan kas disetorkan ke bank setiap hari?
Apakah penerimaan kas dijurnal dan dicatat pada sistem akuntansi
langsung setelah diterima?
Apakah penerimaan kas lain-lain diawasi secara terpisah?
Apakah orang yang melakukan penyetoran kas ke bank berbeda dengan
orang yang menyiapkannya?
Apakah orang yang melakukan penyetoran kas tidak memiliki akses ke
buku besar piutang?
Apakah bukti penyetoran yang dicap oleh bank dikembalikan pada
orang selain orang yang menyiapkan penyetoran?
Apakah bukti penyetoran yang dicap oleh bank dibandingkan dengan
buku penerimaan kas?
Apakah fissik atas surat berharga disimpan pada pihak ketiga yang
independen?
Apakah orang yang brtindak sebagai kasir tidak:
Bertugas mengumpulkan pendapatan?
Menyiapkan atau menandatangani perintah pembayaran?
Apakah liburan diwajibkan?
Checklist untuk Pengawasan Internal untuk Pengeluaran kas
Apakah orang yang menandatangani perintah membayar berbeda dengan orang
yang:
Menangani kas kecil?
Menyetujui pengeluaran kas?
Mencatat penerimaan kas?
Mencatatnya ke perkiraan di buku besar?
Apakah orang yang menandatangani perintah pembayaran diangkat
oleh pemerintah daerah?
Apakah penandatangan formulir perintah membayar yang kosong
dilarang?
Apakah perintah membayar ditandatangani orang lain juga?
Saat perintah membayar diajukan untuk ditandatangani, apakah disertai
faktur dan dokumen pendukungnya?
Apakah faktur dan dokumen pendukung ditandai atau diberi cap
“Lunas” saat pembayaran dilakukan?
Apakah penyiapan perintah membayar dan persetujuan faktur terpisah?
Apakah rekening bank direkonsiliasi tiap bulan?
Apakah laporan penerimaan kas dibuat tiap bulan?
Apakah laporan bank (bank statements) dan perintah membayar
disampaikan langsung pada orang yang menyiapkan rekonsiliasi?
Apakah tugas orang yang menyiapkan rekonsiliasi bank tidak termasuk:
Menandatangani perintah membayar?
Mencatat transaksi kas?
Menangani kas?
Apakah orang yang merekonsiliasi rekening bank:
Bertanggung jawab untuk semua perintah membayar?
Memeriksa tanda tangan?
Memeriksa pengesahan?
Memeriksa nama yang menerima pembayaran?
Memeriksa tanggal?
Apakah pemindahbukuan dari satu rekening ke rekening lain langsung
dicatat?
Apakah wewenang pemindahbukuan bank terbatas pada satu orang
seperti misalnya bendahara pemerintah daerah?
Apakah perintah pembayaran yang sudah lama ditangguhkan tetap
ditelusuri dan dipantau?
Apakah permintaan penghentian pembayaran atas perintah pembayaran
yang masih berlaku ditangani secara benar?
Apakah liburan diwajibkan?
Lampiran Soal
a. Latihan soal
Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar!
1. Yang termasuk komponen administrasi pendapatan adalah ..........
a. Merancang dan memperbaharui otomatis pendapatan internal
b. Mengevaluasi sumber pendapatan masa lampau
c. Menerapkan program pengelolaan kas dan investasi yang baik
d. Menurunkan prosedur pengumpulan pendapatan
2. Yang termasuk tahapan administrasi pendapatan ialah ..........
a. Mobilisasi kas
b. Mengontrol pemasukan kas
c. Menginvestasikan uang negara
d. Meminjamkan uang menganggur kepada karyawan
3. Kepanjangan dari BPKD adalah ..........
a. Badan Penyalahgunaan Keuangan Daerah
b. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
c. Badan Pemeriksaan Keuangan Daerah
d. Badan Peneliti Keuangan Daerah
4. Dibawah ini yang merupakan manfaat dari memperbaiki adiministrasi pendapatan
adalah ..........
a. Menurunkan kemampuan memperbaiki pelayanan
b. Akan terlihat kelebihan dari manajemen keuangan kota/kabupaten
c. Menurunkan kelayakan dan akuntabilitas staf
d. Struktur pendapatan lebih merata dan efisien
5. Agar sasaran kinerja administrasi pendapatan berguna maka haruslah ..........
a. Realistis, dapat diukur dan dipahami
b. Tepat dan susah dipahami
c. Mudah dipahami dan susah diukur
d. Realistis dan membingungkan
6. Kebijakan yang tidak resmi, tidak lengkap serta menyimpang akan
menimbulkan ..........
a. Kesan positif bagi para pegawai
b. Kesan bagus bagi para pemerintah daerah
c. Kesan buruk bagi karyawan yang bekerja sebagai PNS
d. Kesan buruk bagi pemerintah daerah
7. Langkah penting yang harus dilakukan dalam proses memaksimalkan pendapatan
adalah ..........
a. Memastikan bahwa sudah memilih pegawai yang tepat
b. Memastikan bahwa sistem yang dipakai sudah tepat
c. Memastikan bahwa gaji yang diberikan kepada karyawan sudah sesuai
d. Memastikan bahwa yang menjabat sebagai pemerintah daerah sudah tepat
8. Pada akhir jam kerja, semua piutang secara otomatis ditransfer kepada ..........
a. Bagian penarikan
b. Bagian pencatatan
c. Bagian penagihan
d. Bagian pembukuan
9. Seluruh pembayaran yang diterima dapat dikirim kepada ..........
a. Bagian akuntansi
b. Bagian penyetoran
c. Bagian penagihan
d. Bagian penarikan
10. Dalam melaporkan jumlah total pendapatan yang diperoleh kepada ..........
a. Para bagian akuntansi
b. Bagian penyetoran
c. Bagian penagihan
d. Para pembuat keputusan
11. Program apa yang dapat menjadi salah satu cara untuk mengotomatisasikan
pengumpulan data ..........
a. Program Ms. Excel
b. Program Ms. Wod
c. Program Ms. Publiser
d. Program Ms. Power Point
12. Pengawasan internal dirancang untuk ..........
a. Untuk memberikan pekerjaan agar tidak menganggur
b. Untuk melihat kinerja karyawan
c. Untuk memberikan informasi keuangan
d. Untuk memperingan pekerjaan manajer
13. Salah satu tujuan utama pengawasan internal adalah ..........
a. Melindungi hak karyawan
b. Untuk melihat keinerja manajer
c. Menganalis surat-surat yang masuk
d. Melidungi aset dan dokumen
14. Biaya pengawasan internal harus ..........
a. Melebihi jatah yang diberikan
b. Tidak melebihi manfaat yang diperoleh dari pengawasan tersebut
c. Seimbang dengan jumlah yang sudah ditetapkan
d. Lebih sedikit dari anggaran yang disiapkan
15. Elemen terpenting dari pengawasan internal adalah ..........
a. Sistem keuangan dan kepegawaian
b. Sistem kepegawaian dan administrasi
c. Sistem kepegawaian dan dasar pemisahan tugas
d. Sistem kearsipan dan keuangan
b. Ayo Berlatih Kembali
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Administrasi pendapatan dimulai pada .......... dan berakhir ketika ..........
2. Tahapan kedua pada administrasi pendapatan adalah ..........
3. Apakah kepanjangan dari BPKD ..........
4. Kebijakan administrasi yang tidak resmi, tidak lengkap, serta bertentangan
akan menimbulkan ..........
5. Langkah penting yang harus dilakukan dalam proses memaksimalkan
pendapatan adalah ..........
c. Ayo Menambah Wawasan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Sebutkan 9 komponen administrasi pendapatan!
2. Jelaskan secara urut tahapan administrasi pendapatan!
3. Sebutkan 5 manfaat yang diperoleh pemerintah daerah karena memperbaiki
administrasi pendapatan!
4. Sebutkan 3 tempat yang biasanya dilakukan proses laporan pendapatan di
pemerintah daerah!
5. Sebutkan 5 tujuan utama pengawasan internal!
Lampiran Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. C 6. D 11. A
2. A 7. B 12. C
3. B 8. C 13. D
4. D 9. A 14. B
5. A 10. D 15. C
Ayo berlatih kembali
1. Administrasi pendapatan dimulai pada saat pemerintah daerah
membebankan biaya atas pelayanan yang sesuai funsinya dan berakhir
ketika membayar tagihan
2. Tahapan kedua pada administrasi pendapatan adalah Mengontrol
pengeluaran kas
3. Apakah kepanjangan dari BPKD Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
4. Kebijakan administrasi yang tidak resmi, tidak lengkap, serta bertentangan
akan menimbulkan Kesan buruk bagi pemerintah daerah
5. Langkah penting yang harus dilakukan dalam proses memaksimalkan
pendapatan adalah memastikan bahwa sistem yang digunakan sudah tepat
Ayo menambah wawasan
1. - Menerapkan kebijakan administrasi pendapatan
- Menciptakan dan otomatisasi sistem klasifikasi dan pelaporan pendapatan
yang baik
- Membangun pengawasan internal dan prosedur audit yang dapat diandalkan
- Menerapkan program pengelolaan kas dan investasi yang baik
- Merancang dan memperbaharui manual pendapatan internal
- Mengevaluasi sumber pendapatan saat ini dan masa datang
- Menilai dan memperbaiki kebijakan dan praktek identifikasi serta pemulihan
biaya
- Menilai dan meningkatkan struktur dan prosedur pengumpulan pendapatan
- Mengembangkan rencana untuk memperoleh pendapatan yang selama ini
hilang / tidak tergarap
2. Secara sederhana, ada tiga tahapan administrasi pendapatan:
- Mobilisasi kas. Pada tahap ini pemerintah daerah berusaha merubah tagihan
menjadi kas secepat mungkin dan menyetorkannya ke bank agar dapat
digunakan untuk membayar tagihan pada saatnya.
- Mengontrol pengeluaran kas. Dalam tahap ini diusahakan untuk membayar
tagihan atau hutang jangka pendek sampai pada saat terakhir tanpa
menyebabkan timbulnya denda. Katakanlah kita membayar pada waktunya.
- Menginvestasikan uang yang menganggur. Daripada uang disimpan dalam
rekening bank (dengan bunga yang kecil), lebih baik diinvestasikan pada
surat berharga jangka pendek (misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI))
yang dapat menghasilkan bunga yang lebih besar. Bunga yang dihasilkan
merupakan pendapatan bagi kota dan dapat dianggarkan untuk mendukung
kegiatan pelayanan.
3. Dengan menerapkan suatu program yang menyeluruh untuk memperbaiki
administrasi pendapatan, akan banyak manfaat yang diperoleh pemerintah
daerah, yaitu:
- Mengurangi keharusan untuk memotong program dibidang pelayanan.
- Meningkatkan kemampuan untuk memberikan pelayanan baru atau
memperbaiki pelayanan.
- Meningkatkan kelayakan dan akuntabilitas staf yang bertanggung jawab
untuk mengghasilkan dan mengumpulkan pendapatan.
- Struktur pendapatan lebih merata dan efisien serta tidak bergantung pada
beberapa sumber saja.
- Akan nampak bahwa ada retribusi yang tidak dapat menutupi biaya
pelayanan yang disediakan, karena dibatasi oleh kebijakan keuangan kota /
kabupaten.
- Akan terlihat adanya kelemahan prosedur, organisasi atau manajemen
keuangan kota / kabupaten.
- Mengetengahkan bidang-bidang yang diperlukan dimasa yang akan datang,
sehingga memudahkan dalam penyusunan dan perkiraan anggarannya.
4. - Kantor / dinas pemerintah daerah dimana pembayaran atas suatu pelayanan
dilakukan, misalnya jasa fotocopy atau denda perpustakaan, atau
- Kantor yang ditetapkan sebagai tempat pembayaran rekening
- Bank yang ditunjuk sebagai tempat pembayaran rekening
5. - Menyediakan data yang akurat dan tepat waktu bagi manajemen
- Melindungi aset dan dokumen
- Menyusun laporan pertanggungjawaban atas aset yang diverifikasi secara
teratur dan ditindaklanjuti
- Meningkatkan efisiensi, mengurangi pekerjaan ganda dan mencegah
penggunaan sumber secara tidak efisien
- Memastikan bahwa semua transaksi sudah dicatat untuk mempersiapkan
laporan keuangan akhir tahun yang akurat sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum