oleh - core.ac.uk filedisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program setudi strata i pada...
TRANSCRIPT
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI’AH
(BPRS) DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN DATA EVELOPMENT
ANALYSIS (DEA) PERIODE 2016
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Setudi Strata I pada Jurusan
Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi & Bisnis dan Hukum Ekonomi
Syariah Fakultas Agama Islam
Oleh :
ARIF RAMADHAN
B 300 132 020 / I 000 132 020
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARI’AH (BPRS) DI KOTA SURAKARTA MENGGUNAKAN DATA
EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2016
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Tingkat Efisiensi Fungsi Intermediasi Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di Kota Surakarta Menggunakan Data
Evelopment Analysis (DEA) Periode 2016”. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganaliasis tingkat efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di
Kota Surakartayang telah dikukuhkan pemerintah diantara Bank Pembiyaan
Rakyat Syari’ah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 BPRS.
Diantaranya BPRS Central Syari’ah Utama, BPRS Dana Amanah, BPRS Dana
Mulia, BPRS Harta Insan Karimah. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diambil dari www.ojk.co.id yang dipublikasi oleh
masing-masing Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS). Penelitian ini
menggunakan Variabel input-outputdengan metode Data Evelopment Analysis
(DEA), Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pada triwulan I –
triwulan IV hanya terdapapat satu Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
yang mengalami inefisiensi. Berdasrkan perhitungan menggunakan Data
Evelopment Analysis (DEA) yaitu pada triwulan II – triwulan IV BPRS Central
Syari’ah Utama mengalami inefisiensi, sedangkan pada triwulan I – triwulan IV
BPRS Dana Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan Karimah
menunjukkan efisiensi.Para periode 2016 triwulan I – triwulan IV ketiga Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yaitu BPRS Dana Amanah, BPRS Dana
Mulia, BPRS Harta Insan Karimah sudah 1.000 atau mengalami efisiensi terus
menurus selama triwulan tersebut.
Kata Kunci : Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS), Efisiensi, Data
Evelopment Analysis (DEA)
ABSTRACT
This research is entitled "Analysis of Efficiency Level of Intermediation Function
of Syari'ah People's Financing Bank (BPRS) in Surakarta City Using Data
Evelopment Analysis (DEA) Period 2016". The purpose of this research is to
analyze the efficiency level of Syari'ah People's Financing Bank (BPRS) in Kota
Surakartayang which has been confirmed by government among Shariah Banks of
Shari'ah used in this research consists of 4 BPRS. Among them are BPRS Central
Syari'ah Utama, BPRS Dana Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan
Karimah. The data used in this study is secondary data taken from www.ojk.co.id
published by each Sharia Bank Financing (BPRS). This research uses input-output
variable with Data Evelopment Analysis (DEA) method, From the results of
research conducted shows that in Quarter I - Quarter IV only got one Sharia Bank
Financing (BPRS) that experienced inefficiency. Based on the calculation using
Data Evelopment Analysis (DEA), in Quarter II - Quarter IV BPRS Central
2
Syari'ah Utama experienced inefficiency, whereas in Quarter I - IV IV BPRS
Dana Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan Karimah showed
efficiency. The period 2016 Quarter I - fourth quarter III of Syari'ah People's
Financing Bank (BPRS) namely BPRS Dana Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS
Harta Insan Karimah already 1.000 or experienced efficiency continue to manage
during the quarter.
Keywords: Syari'ah People's Financing Bank (BPRS), Efficiency, Data
Evelopment Analysis (DEA)
1. PENDAHALUAN
Perbankan merupakan tonggak utama dalam pengukuran pertumbuhan
suatu Negara. Di Indonesia, perbankan digolongkan menjadi dua, yakni bank
umum konvensional dan bank umum syariah. Sejarah perbankan di Indonesia
memperlihatkan bahwa bank konvensional jauh lebih dulu ada dibandingkan
dengan bank syariah yang baru ada di tahun 1992. Dengan waktu yang lebih
lama itulah bank konvensional menguasai pasar perbankan nasional dengan
jumlah bank yang sudah banyak. Namun seiring dengan perkembangan dunia
perbankan dan adanya kebutuhan masyarakat muslim untuk mendapatkan
layanan jasa keuangan yang berdasarkan syariat islam yakni dengan prinsip bagi
hasil, maka pemerintah membuat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang
Perbankan syari’ah yang secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha
perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2009 tentang Bank
berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan tersebutlah yang dijadikan dasar
hukum beroperasinya bank syariah di Indonesia.
Pasca krisis, perbankan syariah terus mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pendirian bank syariah ataupun
lokus bank konvensional yang memberikan pelayanan syariah dengan
membentuk Unit Usaha Syariah (UUS). Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008
yang merupakan amandemen dari Undang-Undang Nomor 6 tahun 2009 tentang
Perbankan dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2010 tentang Bank Indonesia,
telah memberikan peluang yang besar bagi perbankan konvensional dalam
memberikan layanan syariah sebagai wujud pengelolaan dual banking sistem
3
dengan mendirikan lokus berupa Unit Usaha Syariah (UUS), disamping itu juga
berdiri Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) (Asma Nurulaini : 2014)
Keberadaan BPRS memiliki tujuan khusus, yaitu menyediakan jasa dan
produk perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah, dan usaha kecil
dan menengah (UKM) baik diperkotaan maupun dipedesaan. Secara umum,
BPRS memiliki tujuan dan karakteristik yang relatif sama dengan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) lainya. LKM memilik dua tujuan utama yang harus
dicapai sekaligus, yaitu komersial dan pengembangan (Muhari dan Hosen, 2014:
307).
UKM merupakan sektor yang potensial untuk penyaluran pembiayaan bagi
BPRS, karena UKM memiliki peran yang strategis dalam perekonomian Indonesi
dimana unit usaha UKM merupakan 99,9% dari total usaha di Indonesia serta
menyerap 77,67 juta tenaga kerja atau 96,8% dari tenaga kerja nasional,dengan
sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 56,5% (Hartono,
2008: 52).
Dengan latar belakang di atas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat efisiensi BPRS menggunakan metode Data Envelopment Analysis
(DEA). Terutama efisiensi terkait fungsi bank sebagai lembaga Intermediasi.
Fungsi ini berkaitan dengan pemberian fasilitas atau kemudahan mengenai aliran
dana dari mereka yang kelebihan dana kepada mereka yang membutuhkan dana.
Lembaga keuangan dalam fungsi ini adalah sebagai broker, pialang atau dealer
yang berperan meningkatkan efisiensi pihak yang berlebihan dana dan pihak
yang membutuhkan dana. Pihak yang mempunyai kelebihan dana disebut sebagai
pihak penyimpan (saver) dan pihak yang membutuhkan dana disebut sebagai
pihak peminjam (borrower) (Komaryatin, 2007: 102).
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dengan metode Data Evelopment Analysis (DEA) untuk
mengetahui efisiensi fungsi Intermediasi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
memerlukan variabel input dan output. Variabel input dan output dalam penelitian
ini adalah:
4
Tabungan Wadi’ah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadiah,
yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai dengan
kehendak pemiliknya ( Karim, 2004: 271).
Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad
Mudharabah. Mudharabah mempeunyai dua bentuk yaitu Mudharabah
Mutlaqoh dan mudharabah Muqayyadah, yang pebedaanya terletak pada ada
atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik dana (Shahibul mal) kepada
bank sebagai pengelola dana (Mudharib) ( Karim, 2004: 273).
Beban Personalia adalah dana yang dikeluarkan oleh bank pembiayaan
rakyat syariah untuk membayar kariyawan.
Penempatan pada bank lain adalah penanaman dana pada bank syariah lain
baik didalam maupun diluar negeri dalam bentuk antara lain sertifikat investasi
mudharabah antar bank, deposito mudharabah, tabungan mudharabah, tabungan
wadiah, giro wadiah yang bertujuan untuk pengoptialisasikan dana.
Piutang Murabahah adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh
uang,barang dan atau jasa tertentu (akibat) pada masa yang akan datang, sebagai
akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu dalam
pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan dan
laporan laba-rugi yang dimiliki oleh masing-masing bank. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah DEA (Data Evelopment Analysis). DEA
adalah sebuah metode frontier non parametic yang menggunakan program linier
untuk membandingkan rasio outputdan input untuk semua unit yang dapat
dibandingkan dalam sebuah populasi. Tujuan metode DEA adalah sebagai alat
untuk membantu dalam evaluasi tingkat efisiensi dari decision making unit
(DMU) (Fathony, 2012: 227).
DEA pertama kali diperkenalkan oleh Charnes et al. (1978) yang
dideskripsikan sebagai model aplikasi program matematika untuk data
pengamatan yang menyediakan cara baru dalam memperoleh pendekataan
empirik dari hubungan antara input dan output seperti pada fungsi produksi
5
dan/atau kurva kemungkinan produksi efisien yang merupakan landasan utama
dari ekonomi modern (Nurlinda, 2014: 1-2).
Model CCR merupakan model yang paling sering digunakan, yang
dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978. dengan
menerapkan constant return to scale (CRS). Rumus dari model dapat ditulis
sebagai berikut (Komariyatin, 2007: 107-108):
Dimana:
ho : efisiensi masing-masing BPRS
s : jumlah output BPRS yang di amati
m : jumlah input BPRS yang diamati
yrj : jumlah ouput i yang digunakan masing-masing BPRS
xij : jumlah input j yang digunakan masing-masing BPRS
ur : bobot output i yang dihasilkan per BPRS
vi : bobot input j yang diberikan per BPRS
Kendala:
untuk r = 1, N
Dimana N menunjukkan jumlah bank dan sample, Angka rasio efisiensi
relatif berkisar antara 0 sampai dengan 1 atau 0 sampai 100%. Suatu DMU
memiliki kinerja yang efisien jika nilai efisiensi relatif sebesar 1 atau 100%
sedangkan DMU lain yang nilainya dibawah 1 atau 100% maka kemampuannya
masih dibawah DMU yang telah efisisien.
6
3. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dalam perbandingan efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah (BPRS) sebagai perhitungannya menggunakan metode analisis Data
Evelopment Analysis (DEA). Dalam penelitian ini menggunakan tiga input dan
dua output. Variabel input yang digunakan adalah tabungan wadiah, tabungan
mudharabah, beban personalia, sedangkan variabel output yang digunakan adalah
piutang murabahah, penempatan bank lain.
Variabel pertama dalam penelitian ini adalah tabungan wadiah.
Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) ditunjukkan oleh tabel
dibawah ini.
Tabel 4.5 Tabungan Wadiah (dalam rupiah)
Tahun 2016 DM1 DM2 DM3 DM4
Maret 1.524.168 2.022.076 220.164 3.569.992
Juni 1.443.495 1.610.317 652.389 4.560.760
September 1.606.854 1.892.988 479.819 4.511.537
Desember 1.773.211 1.848.810 928.716 8.713.554
Jumlah 6.347.728 7.374.191 2.281.088 21.355.843
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tabungan wadiah ada yang
mengalami peningkatan ada yang mengalami penurunan setiap bulannya. Dari
keempat Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang dijadikan sampel
penelitian, BPRS Harta Insan Karimah mempunyai nilai tertinggi dengan jumlah
21.355.843 (DM4), sedangkan BPRS Dana Mulia yang mempunyai nilai terendah
dengan jumlah 2.281.088 (DM3).
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tabungan mudharabah ada
yang mengalami peningkatan ada yang mengalami penurunan setiap bulannya.
Dari keempat Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang dijadikan sampel
penelitian, BPRS Dana Mulia mempunyai nilai tertinggi dengan jumlah
35.106.481 (DM3), sedangkan BPRS Dana Amanah yang mempunyai nilai
terendah dengan jumlah 92.913 (DM2).
Variabel ketiga dalam penelitian ini adalah beban personalia. Perkembangan
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) ditunjukkan oleh tabel dibawah ini.
7
Tabel 4.7 Beban Personalia (dalam rupiah)
Tahun 2016 DM1 DM2 DM3 DM4
Maret 171.086 150.360 163.537 615.852
Juni 405.189 339.595 355.846 1.222.769
September 614.387 522.133 544.421 1.827.739
Desember 859.505 728.000 743.866 2.563.363
Jumlah 2.050.167 1.740.088 1.807.670 6.229.723
Sumber : otoritas Jasa Keuangan (OJK), diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa beban personalia ada yang
mengalami peningkatan ada yang mengalami penurunan setiap bulannya. Dari
keempat Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang dijadikan sampel
penelitian, BPRS Harta Insan Karimah mempunyai nilai tertinggi dengan jumlah
6.229.723 (DM4), sedangkan BPRS Dana Amanah yang mempunyai nilai
terendah dengan jumlah 1.740.088 (DM2).
Variabel output yang digunakan adalah piutang murabahah dan penempatan
bank lain. Variabel pertama dalam penelitian ini adalah piutang murabahah.
Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) ditunjukkan oleh tabel
dibawah ini.
Tabel 4.8 Piutang Murabahah (dalam rupiah)
Tahun 2016 DM1 DM2 DM3 DM4
Maret 6.771.789 4.625.123 10.881.133 26.948.757
Juni 7.868.299 7.938.629 12.929.827 30.742.946
September 8.218.674 8.600.075 12.836.178 32.881.417
Desember 8.772.114 10.497.892 14.034.786 38.053.017
Jumlah 31.630.876 31.661.719 50.681.924 128.626.137
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa piutang murabahah ada yang
mengalami peningkatan ada yang mengalami penurunan setiap bulannya. Dari
keempat Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang dijadikan sampel
penelitian, BPRS Harta Insan Karimah mempunyai nilai tertinggi dengan jumlah
128.626.137 (DM4), sedangkan BPRS Central Syaria’ah Utama yang mempunyai
nilai terendah dengan jumlah 31.630.876 (DM1).
Variabel output yang kedua dalam penelitian ini adalah penempatan bank
lain. Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) ditunjukkan oleh
tabel dibawah ini.
8
Tabel 4.9 Penempatan Bank Lain (dalam rupiah)
Tahun 2016 DM1 DM2 DM3 DM4
Maret 2.471.984 1.566.311 2.569.582 6.505.316
Juni 2.024.064 1.040.266 1.445.123 7.001.644
September 2.596.952 2.529.444 2.972.415 11.282.331
Desember 2.169.093 4.280.349 3.449.318 10.691.097
Jumlah 9.262.093 9.416.370 10.436.438 35.480.388
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diolah
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa penempatan bank lain ada yang
mengalami peningkatan ada yang mengalami penurunan setiap bulannya. Dari
keempat Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang dijadikan sampel
penelitian, BPRS Harta Insan Karimah mempunyai nilai tertinggi dengan jumlah
35.480.388 (DM4), sedangkan BPRS Central Syaria’ah Utama yang mempunyai
nilai terendah dengan jumlah 9.262.093 (DM1).
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Efisiensi BPRS Triwulan I-IV pada periode
2016
Nama BPRS Triwulan
I
(Maret)
Triwulan
II
(Juni)
Triwulan
III
(September)
Triwulan
IV
(Desember)
BPRS
CENTRAL
SYARI’AH
UTAMA
1.000
(efisien)
0.900
(inefisien)
0.731
(inefisien)
0.806
(inefisien)
BPRS DANA
AMANAH
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
BPRS DANA
MULIA
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
BPRS
HARTA
INSAN
KARIMAH
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
1.000
(efisien)
Sumber : Hasil olah data DEAP 2.1
Tabel 4.10 menunjukkan skor masing – masing bank pembiayaan rakyat
syariah. Berdasarkan hasil ini terlihat Triwulan I tahun 2016 terdapat 4 BPRS
yang telah efisien yaitu BPRS Central Syari’ah Utama, BPRS Dana Amanah,
BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan Karimah. Pada Triwulan II tahun 2016
terdapat 3 BPRS yang telah efisien yaitu BPRS Dana Amanah, BPRS Dana
Mulia, BPRS Harta Insan Karimah. Sementara BPRS yang mengalami inefisiensi
9
yaitu BPRS Centra Syari’ah Utama (0.900). Pada Triwulan III tahun 2016
terdapat 3 BPRS yang telah efisien yaitu BPRS Dana Amanah, BPRS Dana
Mulia, BPRS Harta Insan Karimah. Sementara BPRS yang mengalami inefisiensi
yaitu BPRS Centra Syari’ah Utama (0.731). Pada Triwulan IV tahun 2016
terdapat 3 BPRS yang telah efisien yaitu BPRS Dana Amanah, BPRS Dana
Mulia, BPRS Harta Insan Karimah. Sementara BPRS yang mengalami inefisiensi
yaitu BPRS Centra Syari’ah Utama (0.806).
Dari 4 BPRS yang menjadi obyek penelitian, pada periode 2016 Triwulan I
terdapat 4 BPRS yang telah beroperasi secara efisien, pada Triwulan II terdapat 3
BPRS yang telah beroperasi secara efisien, Triwulan ke III jumlah BPRS yang
bekerja secara efisien sebanyak 3 BPRS, dan untuk Triwulan IV jumlah BPRS
yang beroperasi secara efisien sebanyak 3 BPRS. Sedangkan 1 BPRS yang
terdapat inefisien dalam periode tertentu. Berikut ini dapat dilihat tingkat
Inefisiensi BPRS berdasarkan masing – masing input dan outputnya, serta
penyebab terjadinya.
Tabel 4.11Nilai Radial Movement dan Slack Movement BPRS Central
Syari’ah Utama Triwulan II
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
Triwulan II, tingkat efisiensinya 0.900
Piutang
Murabahah
7868299.000 869524.125 1602171.134 10339994.259
Penempatan
Bank Lain
2024064.000 223678.902 0.000 224774.902
Tabungan
Wadiah
1443495.000 0.000 0.000 1443495.000
Tabungan
Mudharabah
845993.000 0.000 0.000 845993.000
Beban
Personalia
405189.000 0.000 -5248.159 399940.841
Sumber : Hasil olah data DEAP 2.1
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa inefisiensi BPRS Central Syari’ah Utama
terdapat pada pertama outputnya dimana nilai radial movement pada output
piutang murabahah sebesar 869524.125 jadi BPRS Central Syari’ah perlu
menambah piutang murabahah sebesar 869524.125 (dalam rupiah). Pada posisi ini
10
BPRS Central Syari’ah Utama sudah bisa dikatakan dalam posisi efisien, namun
jika ingin berada di posisi paling efisien, maka BPRS Central Syari’ah Utama
harus mengurangi lagi beban personalia sebesar 1602171.134 (dalam rupiah) yang
ditunjukkan oleh nilai slack movement. Pada sisi input terdapat radial movement
dengan nilai 223678.902 pada nilai tabungan wadiah, sehingga BPRS Central
Syari’ah Utama perlu menambah jumlah tabungan wadiah sebesar 223678.908
(dalam rupiah). Pada sisi input yang lain terdapat slack movement dengan nilai -
5248.159 pada baban personalia, sehigga BPRS Central Syari’ah Utama perlu
mengurangi jumlah beban personalia sebesar 5248.159 (dalam rupiah).
Tabel 4.12 Nilai Radial Movement dan Slack Movement BPRS Central
Syari’ah Utama Triwulan III
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
Triwulan III, tingkat efisiensinya 0.731
Piutang
Murabahah
8218674.000 3022957.361 0.000 11242631.361
Penempatan
Bank Lain
2596952.000 955199.727 216279.058 3768430.786
Tabungan
Wadiah
1606854.000 0.000 -143910.285 1462943.715
Tabungan
Mudharabah
862255.000 0.000 0.000 862255.000
Beban
Personalia
614387.000 0.000 0.000 614387.000
Sumber : Hasil olah data DEAP 2.1
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa inefisiensi BPRS Central Syari’ah
Utama terdapat pada output kedua dimana nilai radial movement pada output
piutang murabahah sebesar 3022975.361 jadi BPRS Central Syari’ah perlu
menambah piutang murabahah sebesar 3322957.361 (dalam rupiah). Pada sisi
output terdapat radial movement dengan nilai 955199.727 pada nilai penempatan
bank lain, sehingga BPRS Central Syari’ah Utama perlu menambah jumlah
penempatan bank lain sebesar 955199.727 (dalam rupiah). Pada posisi ini BPRS
Central Syari’ah Utama sudah bisa dikatakan dalam posisi efisien, namun jika
ingin berada di posisi paling efisien, maka BPRS Central Syari’ah Utama harus
menambah lagi pada nilai penempatan bank lain sebesar 216279.058 (dalam
11
rupiah) yang ditunjukkan oleh nilai slack movement. Pada sisi input terdapat slack
movement dengan nilai -143910.285 pada nilai tabungan wadiah, sehingga BPRS
Central Syari’ah Utama perlu mengurangi jumlah tabungan mudharabah sebesar
143910.285 (dalam rupiah).
Tabel 4.13 Nilai Radial Movement dan Slack Movement BPRS Central
Syari’ah Utama Triwulan IV
Original
Value
Radial
Movement
Slack
Movement
Projected
Value
Triwulan IV, tingkat efisiensinya 0.806
Piutang
Murabahah
8772114.000 2113525.820 0.000 10885639.820
Penempatan
Bank Lain
2169093.000 522614.510 1534764.670 4226472.180
Tabungan
Wadiah
1773211.000 0.000 0.000 1773211.000
Tabungan
Mudharabah
878768.000 0.000 0.000 878768.000
Beban
Personalia
859505.000 0.000 -125075.946 734429.054
Sumber Hasil olah data DEAP 2.1
Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa inefisiensi BPRS Central Syari’ah
Utama terdapat pada output kedua dimana nilai radial movement pada output
piutang murabahah sebesar 2113525.820 jadi BPRS Central Syari’ah perlu
menambah piutan murabahah sebesar 2113525.820 (dalam rupiah). Pada sisi
output terdapat radial movement dengan nilai 522614.820 pada penempatan bank
lain, sehingga BPRS Central Syari’ah Utama perlu menambah jumlah penempatan
bank lain sebesar 522614.820 (dalam rupiah). Pada posisi ini BPRS Central
Syari’ah Utama sudah bisa dikatakan dalam posisi efisien, namun jika ingin
berada di posisi paling efisien, maka BPRS Central Syari’ah Utama harus
menambah jumlah penempatan bank lain sebesar 1534764.670 (dalam rupiah)
yang ditunjukkan oleh nilai slack movement. Pada sisi input terdapat slack
movement dengan nilai -125075.946 pada nilai beban personalia, sehingga BPRS
Central Syari’ah Utama perlu mengurangi jumlah beban personalia sebesar
125075.946 (dalam rupiah).
12
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisi menggunakan DEAP 2.1, dengan menggunakan 4
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah BPRS di Kota Surakarta yaitu BPRS Central
Syari’ah Utama, BPRS Dana Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan
Karimah, pada periode 2016 terdapat Bank Pembiayaan Syari’ah (BPRS) yang
sudah efisien ada pula Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang belum
efisien (inefisien). Pada triwulan I BPRS yang mengalami efisien adalah BPRS
Central Syari’ah Utama, BPRS Dana Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta
Insan Karimah. Sedangkan pada triwulan II - triwulan IV pada BPRS Central
Syari’ah Utama mengalami inefisiensi hal ini terlihat dari skor efisiensi
menunjukkan kurang dari satu yaitu triwulan II (0.900), triwulan III (0.731),
triwulan IV (0.806). Pada triwulan I BPRS Central Syari’ah Utama, BPRS Dana
Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan Karimah keempatnya sudah
efisien dalam kinerjanya, hal ini terlihat dari masing-masing skor efisiensi
menunjukkan angka 1.
Ketiga Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yaitu BPRS Dana
Amanah, BPRS Dana Mulia, BPRS Harta Insan Karimah pada triwulan I –
triwulan IV sudah menunjukkan kinerja yang baik sehingga dari triwulan I –
triwulan IV skor sudah menunjukkan angka 1 yang berarti sudah efisien dalam
kinerjanya.
Inefisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) pada penelitian ini
terjadi pada triwulan II – triwulan IV. Hal ini disebabkan oleh ketiga variabel
inputnya (tabungan wadiah, tabungan mudharabah, beban personalia) dengan
tingkat efisiensi yang berbeda-beda.
Sedangkan variabel output pada BPRS rata-rata sudah efisien, namun ada
beberapa BPRS yang harus meningkatkan variabel outputnya untuk mencapai titik
paling efisien.
13
Berdasarkan Hipotesis yang berbunyi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
(BPRS) tingkat efisiensi yang berbeda satu dengan yang lainnya terbukti pada
setiap triwulannya karena ada tiga Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
yang sudah efisien dari empat Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang
menunjukkan efisiensi dalam kinerjanya.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil dan simpulan yang telah diperoleh dari penelitian ini, maka
saran yang dapat disampaikan adalah:
Untuk BPRS yang belum efisien dapat melakukan perbaikan dengan
mengoptimalkan variabel – variabel yang menjadi penyebab inefisiensi, seperti
meningkatkan piutang murabahah dan penempatan bank lain. Serta memangkas
dengan cara menanmabah tabungan wadiah dan tabungan mudharabah, dan
mengurangi beban personalia dari masyarakat yang tidak bisa disalurkan menjadi
pendapatan untuk BPRS.
Perlunya kebijakan pemerintah yang dapat membantu menaikkan efisiensi
BPRS, sehingga dapat mengubah BPRS yang belum efisien menjadi efisien.
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti efisiensi BPRS sebaiknya
meneliti BPRS yang tidak hanya beroperasi pada suatu daerah. akan lebih baik
jika penelitian selanjutnya dilakukan terhadap seluruh BPRS di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan
Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009: 21-29.
Akbar, Rifki Ali. 2010. Analisis Efisiensi Baitul Maal wa Tamwil dengan
Menggunakan Data Evelopment Analysis (DEA) (Studi pada BMT Bina
Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada Tahun 2009). Skripsi, Jurusan
Manajemen Universitas Ponorogo. Semarang.
Al Arif, Nur Rianto. 2015. Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik.
Bandung: CV Pustaka Setia. Islamic Finance and Business Review. Vol.
5 No. 2 Agustus-Desember 2010. Ali, M. Mahbubi dan Ascarya. Analisis
Efisisensi Baitul Maal Wa Tamwil Dengan Pendekatan Two Stage Data
Evelopment Analysis (Studi Pada BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri).
14
Al – Qur’ān
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah (Dari Teori Ke Praktik).
Jakarta: Gema Insani.
Djazuli, A dan Yadi Janwari. 2007. Lembaga-Lembaga Pereknomian Ummat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fathony, Moch. 2012. Esti masi Faktor- Faktor yang mempengaruhi Efisiensi
Bank Domestik dan Asing di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Vol. 16, No.2 Mei 2012.
Hartono, Imam dkk. 2008. Analisis Efisiensi Bank Perkreditan Rakyatdiwilayah
Jabodetabek dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis. Direktorat
Kredit BPR dan UMKM. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, vol.5 No. 2
Oktober 2008.
Karim, Adiwarman. 2004. BANK ISLAM (Analisis Fiqih dan Keuangan). 2004.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kementrian Agama Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Perbankan Syariah.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Urusan
Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
Komaryatin, Nurul. 2007. Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karisidenan Pati
dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Dinamika Ekonomi
dan Bisnis, Vol. 4 No. 2 Oktober 2007.
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Ekonomi Syariah di Indonesia. Jakarta:
Prena Media Group.
Muhammad. 2013. Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah. Yogyakarta:
UII Press.
Muharam, Harjum dan Rizki Pusvitasari. 2008. Analisis Efisiensi Perbankan
Syariah di Indonesia dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis
(DEA). Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Muhari, Syafaat dan Muhamad Nadratuzaman Hosen. 2014. Tingkat Efisiensi
BPRS di Indonesia: Perbandingan Metode SFA dengan DEA dan
Hubunganya Dengan CAMEL. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 18,
No.2 Mei 2014, hlm. 307-328.
Nurlinda, Antik. 2014. Analisis Efisiensi UKM Pembuat Tahu di Kelurahan Pasir
Jaya Bogor dengan Menggunakan Data Evelopment Analysis
(DEA).Skripsi ITB.
15
Puspitasari, Anita. 2017. Analisis Efisiensi Bank Umum Syari’ah Di Indonesia
dengan Metode Data Evelopment Analysis (DEA). (Studi Pada BUSN
Devisa Bank Umum Syari’ah Periode 2014-2015)
Pohan, Ahmad Azhari. Efisiensi Kinerja Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor 2015.
Setiawan, Nugraha. 2015. “Teknik Sampling”. Parung Bogor. Inspektorat Jendral
Departemen Pendidikan Nasional
Yahya, Muchlis. 2012. Menakar Efisiensi BPRS Sebagai Bank Pembiayaan
Rakyat Berbasis Bagi Hasil. Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411 –
0393 Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012.
Http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf .
Diakses pada 07 – 06 – 2017 pukul 06.43
Http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf.
Diakses pada 08 - 06 – 2017 pukul 13.30
Http://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 18 – 05 – 2017 pukul 11.35
Http://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/laporan-keuangan-
perbankan/Default.aspx . Diakses pada 18 – 05 – 2017 pukul 11.20
Http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Default.aspx . Diakses pada 31 – 05 – 2017 pukul 01.48