organisasi dan teori organisasi (ade heryana, sst, mkm)...organisasi dan teori organisasi (ade...
TRANSCRIPT
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
1
ORGANISASI DAN TEORI ORGANISASI
Ade Heryana, SST, MKM
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari artikel ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian Organisasi
2. Menjelaskan prinsip-prinsip umum dari Organisasi
3. Menjelaskan perbedaan sudut pandang konvensional dengan modern terhadap Organisasi
4. Menjelaskan pembagian teori Organisasi
5. Menjelaskan karakteristik teori Organisasi yang berfokus pada kinerja dan struktur
6. Menjelaskan karakteristik dan perbedaan antara teori organisasi Scientific Management,
teori Administratif Fayol, teori Birokrasi Weber, dan teori Perilaku Administratif Simon
PENGERTIAN ORGANISASI
Jobplanet, sebuah perusahaan jasa karir online merilis lima belas perusahaan jenis
korporasi terbaik sepanjang 2016 di Indonesia dilihat dari aspek pekerjaannya. Dirilis pada
situs jobplanet.com, terdapat dua perusahaan yang menonjol di sini yaitu Kementerian BUMN
dan Chevron Pacifi Indonesia. Kementerian BUMN tertinggi pada aspek jenjang karir dan
manajemen, sedangkan Chevron Pacific Indonesia pada aspek work-life balance, work-life
balance, serta gaji dan tunjangan. Sebuah perusahaan harus terus memantau situasi lingkungan
tempat ia beraktivitas untuk mendapatkan daya kompetetif, daya ketertarikan pelamar, dan
bernilai bagi karyawannya (Levy, 2009). Lalu bagaimana dengan perusahaan tempat Anda
bekerja apakah sudah memuaskan dalam memenuhi kebutuhan hidup baik secara fisik dan
mental?
Kedua perusahaan terbaik tersebut merupakan metamorfosis dari apa yang disebut
organisasi. Mereka telah mengalami perkembangan berpuluh-puluh tahun dari organisasi yang
kecil hingga besar dengan jumlah karyawan ratusan hingga ribuan. Sebuah organisasi yang
baik memiliki empat karakteristik yakni appropiate (proses pengambilan keputusan sesuai
dengan kondisi lingkungan), adequate (kecukupan sumberdaya), effective (tepat
sasaran/tujuan), dan efficient (dapat menggunakan sumberdaya dengan baik). Sedangkan
organisasi yang terlambat atau kurang baik dalam mengambil keputusan, tidak mampu bereaksi
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
2
terhadap perubahan lingkungan, dan sering terdapat pertentangan kepentingan antar
anggotanya akan berkembang menjadi organisasi yang kurang baik.
Organisasi tempat Anda bekerja atau belajar memiliki tujuan profitabilitas dan
berkembang ke arah yang lebih baik. Kesamaan lainnya, perusahaan tersebut dan organisasi
tempat Anda bekerja/belajar terdiri dari orang-orang yang memiliki tujuan berbeda-beda.
Pekerjaan rumah manajemen adalah bagaimana agar tujuan hidup masing-masing orang selaras
dengan tujuan organisasi. Dalam artikel ini pengertian organisasi dibatasi pada konteks tempat
bekerja, sehingga pekerja merupakan orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
Untuk apa mahasiswa mempelajari organisasi? Seperti kita ketahui, dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai organisasi atau kelompok yang turut berperan dalam menentukan
tujuan dan keputusan. Organisasi tersebut berproses atau beroperasi dengan cara-cara yang
unik. Sehingga dengan mempelajari organisasi, mahasiswa dapat memahami bagaimana proses
operasional yang ada dalam organisasi. Harapannya adalah mahasiswa dapat mengantisipasi
berbagai jenis masalah yang mungkin akan dihadapi dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab baik di tempat kerja maupun di tempat aktivitas lainnya. Pada akhirnya, mahasiswa akan
memberikan kontribusi yang berguna bagi kelangsungan organisasi.
Pengertian dari organisasi ada tiga pendapat yaitu:
1. Organisasi adalah sistem dimana manusia saling tergantung atau terkait.
2. Organisasi adalah kerangka kerja bagi manajemen dalam bekerja. Artinya organisasi
merupakan wadah, lembaga, atau kelompok fungsional ketika proses manajemen
berlangsung.
3. Organisasi adalah strategi komplek yang melibatkan manusia yang didesain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga organisasi merupakan wadah dimana
sekumpulan orang diarahkan untuk tujuan-tujuan spesifik dari organisasi.
Sebuah organisasi terdiri dari tiga unsur pokok yakni orang-orang, tujuan, dan struktur.
Sehingga fungsi utama organisasi adalah: a) sebagai wadah bagi orang-orang dalam bekerja
sama mencapai satu tujuan; b) sebagai wadah bagi orang-orang dalam pembentukan perilaku
dan budaya organisasi; dan c) sebagai wadah untuk mencapai sasaran yang sulit dicapai
seorang diri.
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
3
Dewasa ini sudut pandang orang terhadap organisasi telah mengalami pergeseran dari
pandangan konvensional menjadi sudut pandang modern. Perbedaan terebut disajikan pada
tabel 1 berikut:
Tabel 1. Perbedaan Organisasi menurut Sudut Pandang Konvensional dan Modern
PANDANGAN KONVENSIONAL PANDANGAN MODERN
Stabil Dinamis Tidak fleksibel Fleksibel Berfokus pada pekerjaan Berfokus pada keahlian Definisi pekerjaan berdasarkan posisi/jabatan Definisi pekerjaan berdasarkan tugas Berorientasi individu Berorientasi tim Pekerjaan yang tetap Pekerjaan bersifat sementara Berorientasi perintah Berorientasi partisipasi Pengambilan keputusan oleh manajemen Paritisipasi karyawan dalam pengambilan
keputusan Berorientasi peraturan Berorientasi konsumen Pekerja homogen Pekerja beragam Waktu kerja ditentukan Tidak ada batasan waktu kerja Hubungan hirarki Hubungan lateral dan jaringan Bekerja di fasilitas organisasi selama jam kerja tertentu
Bekerja di mana saja dan kapan saja
TEORI ORGANISASI
Teori organisasi merupakan sejumlah pemikiran dan konsep yang menjelaskan atau
memperkirakan bagaimana organisasi/kelompok dan individu di dalamnya “berperilaku”
dalam berbagai jenis struktur dan kondisi tertentu (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009). Dari
definisi tersebut, organisasi seperti juga manusia memiliki perilaku yang bisa diamati dengan
baik oleh orang di dalamnya maupun oleh pihak luar.
Ahli manajemen dan organisasi menyatakan teori organisasi berakar dan telah ada sejak
zaman purbakala atau abad pertengahan. Namun studi formal tentang teori organisasi baru
dilakukan ketika pabrik-pabrik mulai dikenal di Inggris Raya (Shafritz & Ott dalam Levy,
2009). Terdapat berbagai jenis teori organisasi dari berbagai literatur dan sumber pustaka. Scott
dalam Legaard (2010) membagi teori organisasi ke dalam tiga level analisis, yaitu: 1) Level
sosial-psikologis, yakni teori organisasi yang berfokus pada hubungan individu dan antar
personal/individu; 2) Level struktural, yakni teori organisasi yang berfokus pada organisasi
secara umum dan subdivisi dari organisasi seperti departemen, tim, dan sebagainya; dan 3)
Level makro, yakni teori organisasi yang berfokus pada peran organisasi dalam hubungannya
dengan organisasi dan komunitas lainnya.
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
4
Sementara Legaard sendiri membagi teori organisasi ke dalam tiga perspektif yang
merupakan wilayah utama yang menjadi pusat studinya (Legaard, 2010), yaitu:
a. Teori organisasi yang berfokus pada kinerja dalam menjalankan tugas dan struktur;
b. Teori organisasi yang berfokus pada motivasi karyawan; dan
c. Teori organisasi yang berfokus pada penyesuaian dengan lingkungan sekitar.
Pembagian teori organisasi tersebut disajikan pada tabel 2 berikut berdasarkan
perspektif Scott dan Legaard.
Tabel 2. Teori Organisasi menurut Perspektif Legaard dan Scott
Perspektif Legaard (2010)
Persepktif Scott Kinerja dan Struktur Motivasi
Penyesuaian
terhadap lingkungan
Scientific Management
(Taylor) – 1911
Expectancy theory
(Vroom) – 1976
Administrative theory
(Fayol) – 1925
Self-efficacy
Management by
Objective (Drucker) –
1968
Needs theories
Motivational theories
Qualifications and
personality
Level analisis sosio-
psikologis
2 Factors theory
(Herzberg) – 1966
Reward/Reinforcement
theory (Skinner)
Pathfinder theory
Cultural theories (Schein,
Martin and Albert &
Whetten) – 1992
Bureaucracy model (Max
Weber) – 1922
Job Design Loose-coupled
organizations (Weick) –
1995
Administrative theory
(Fayol) – 1925
Job Characteristics
(Hackman & Oldham)
External environment
Factors & Organizational
Structures (Mintzberg) –
1981
Level analisis struktural
Organizational Learning
(March & Olsen)
Level analisis makro
The Learning
Organization (Argyris &
Senge) – 1990
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
5
Stepen P. Robbins (1995) membuat pembagian teori organisasi ke dalam empat
kategori antara lain sebagai berikut:
1. Teoretikus Tipe 1
a. Dikenal dengan aliran klasik
b. Mengembangkan model organisasi universal
c. Melihat organisasi sebagai sistem tertutup untuk mencapai tujuan dengan efisiensi
d. Para ahli: scientific management (Frederick W. Taylor), prinsip-prinsip organisasi
(Henry Fayol), teori birokrasi (Max Weber), dan teori pencanaan rasional (Ralph
Davis).
2. Teoretikus Tipe 2
a. Pengakuran sifat sosial organisasi
b. Membentuk aliran hubungan antar manusia (human relations school)
c. Memandang organisasi sebagai seseuatu yang terdiri dari tugas-tugas maupun manusia
d. Para ahli: teori/kajian Hawthorne (Elton Mayo), teori sistem kerjasama (Chester
Bernard), teori X dan Y (McGregor), dan teori anti birokrasi (Warren Bennis).
3. Teoretikus Tipe 3
a. Pendekatan kontinjensi antara mekanistik dan humanistik
b. Para ahli: teori perspektif lingkungan (Katz & Kahn), kasus teknologi, teori besaran
organisasi (kelompok Aston)
4. Teoretikus Tipe 4
a. Memusatkan perhatian pada sifat politis organisasi
b. Para ahli: batas-batas kognitif terhadap rasionalitas (March & Simon), teori arena
politik (Jeffrey Pfeffer)
TEORI ORGANISASI YANG BERFOKUS PADA KINERJA DAN STRUKTUR
SCIENTIFIC MANAGEMENT
Teori ini lahir pada awal abad 20, dikembangkan oleh Frederick W. Taylor.
Karakteristik dari aliran ini adalah:
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
6
1. Ide dasar scientific management adalah proses yang sistematis dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi produksi yang diperoleh melalui analisis ilmiah dan berbagai
percobaan.
2. Taylor meyakini bahwa ouput yang maksimal dari sustu proses dapat dihasilkan dengan
input yang minimal (energi, sumberdaya).
3. Titik awal pemikiran Taylor adalah proses kerja individu yang akan bergabung dalam
suatu sistem proses.
4. Struktur organisasi terbentuk mengikuti proses kerja yang ada, dan peran manajer dalam
memerintah akan hilang.
5. Dibutuhkan staff yang memiliki spesialisasi untuk mengoptimalkan proses kerja.
6. Dikategorikan sebagai pendekatan bottom-up, karena memulai dari proses kerja individu.
Pemikiran scientific management akhirnya diadopsi oleh perusahaan industri
manufaktur skala besar. Salah satu yang mengadopsi adalah Henry Ford (perusahaan otomotif
Ford) yang akhirnya melahirkan revolusi industri.Melalui berbagai studi tentang waktu dan
dengan keterampilan pekerja, saat itu pembuatan mobil mulai bisa diproduksi secara massal
(jumlah besar) dengan proses kerja menggunakan mesin. Fenomena ini menciptakan aliran
baru yang disebut Fordism.
Scientific management memiliki pengaruh yang menentukan dan panjang terhadap
praktik industri dan terhadap teori organisi secara keseluruhan. Pada akhirnya teori ini
mendapat kritik keras dari pegawai dan manajer yang menerapkan pendekatan ini, karena studi
ini mengabaikan pendapat dan pemikiran mereka. Akibat dari pertentangan ini dan
berkembanganya pandangan/aliran humanity, teori scientific management tidak dapat bertahan
lama sebagai ideologi yang diikuti manajemen. Namun pandangan-pandangan scientific
management masih tetap dipakai sebagai pedoman kerja bukan hanya di sektor industri tetapi
juga di sektor jasa.
ADMINISTRATIVE THEORY
Pada waktu yang hampir bersamaan dengan Taylor, Henri Fayol mengembangkan
pendekatan lain yang bersifat rasional yang fokusnya berlawananan dengan scientific
management. Karakteristik dari teori administratif Fayol antara lain:
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
7
1. Prinsip-prinsip administratif yang membentuk struktur hirarkis organisasi berbentuk
piramida, berfungsi sebagai dasar beberapa organisasi dalam menjalankan aktivitas, yaitu
dengan pendekatan top-down. Bandingkan dengan scientific management yang
menggunakan pendekatan bottom-up dengan titik awal dari pekerjaan individu.
2. Pendakatan administratif memfokuskan pada dua prinsip dalam organisasi yaitu
Koordinasi dan Spesialisasi. Gambar 1 berikut menjelaskan prinsip-prinsip Koordinasi dan
Spesialiasi pada pendekatan administratitf Fayol.
Gambar 1. Prinsip Koordinasi dan Spesialisasi (Teori Administratif Fayol)
Teori administratif yang dikemukan Fayol mendapat kritik karena terlalu
menyederhanakan kondisi administratif. Seorang ahli yang mengkritik cukup keras adalah
Herbert Simon yang akan didiskusikan pada sub bab mendatang.
Henry Fayol juga mengembangkan prinsip-prinsip yang harus dimiliki organisasi,
sebagai berikut:
1. Terdapat kejelasan dalam merumuskan tujuan organisasi. Tujuan yang jelas memudahkan
anggota organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan akhir yang diharapkan;
2. Terdapat pembagian kerja, sehingga harus disusun struktur organisasi yang jelas dan
sesuai dengan kebutuhan/tujuan yang ditetapkan. Fungsi atau posisi dalam organisasi
dapat digolongkan dengan berbagai cara, antara lain:
- Menurut kesamaan fungsi. Misalnya sebuah rumah sakit dapat menggabungkan
kesamaan suatu fungsi dalam organisasinya, sehingga semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan masuk
dalam fungsi pelayanan.
Koordinasi (Struktur organisasi piramida)
• Seluruh pekerja hanya diawasi oleh satu supervisor
• Seorang supervisor hanya memiliki bawahan sesuai yang ia kelola (span of control)
• Pekerjaan rutin sebaiknya dikerjakan oleh bawahan, sehingga supervisor dapat mengerjakan tugas lain yang lebih spesifik
Spesialisasi (pembagian kegiatan/tugas dalam organisasi)
• Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan
• Tujuan (departemen pemasaran atau pengembangan)
• Proses (Menulis, Membuka tutup botol, dsb)
• Pelanggan (pelanggan besar, menengah, kecil)
• Geografis (pelayanan berdasarkan area atau wilayah)
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
8
- Menurut macam jasa yang dihasilkan. Misalnya jasa pelayanan resep dokter masuk
dalam fungsi farmasi
- Menurut produk yang dihasilkan. Misalnya unit menghasilkan makanan/minuman
yang higienis bagi pasien dikelompokkan dalam fungsi gizi;
- Menurut pelanggan yang dilayani. Misalnya unit khusus yang melayani kelompok usia
di atas 60 tahun digabungkan dalam fungsi/klinik geriatri;
- Menurut tata kelola. Misalnya unit yang melayani pengiriman dokumen medik pasien
dan menyimpannya secara sistematis dikelompokkan dalam fungsi layanan rekam
medik;
- Menurut pembagian wilayah. Misalnya unit pemasaran rumah sakit terbagi atas
wilayah barat atau timur.
3. Terdapat kontinuitas dan fleksibilitas. Kontinuitas berarti kelangsungan hidup dan sikap
suatu organisasi harus terjamin. Jaminan kelangsungan tertuang dalam perencanaan jangka
panjang, serta program dan kegiatan pelaksanaan. Sedangkan fleksibillitas berarti mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah (dinamis) tanpa
mengubah tujuan organisasi.
4. Terdapat kejelasan dan keseimbangan antara delegasi, wewenang, dan tanggung jawab
(chain of command). Delegasi merupakan pembagian tugas/wewenang pimpinan kepada
bawahannya dengan memperhatikan ketentuan dan tujuan organisasi. Wewenang
merupakan hak prerogatif seseorang untuk memerintah, mengarahkan, dan bertindak
sesuai dengan tujuan organisasi. Sedangkan tanggung jawab merupakan kewajiban
anggota organisasi dalam melaksanakan tugasnya.
5. Terdapat kesatuan arah (unity of direction). Artinya seluruh kemampuan, pikiran, keahlian,
waktu, dan kegiatan anggota organisasi ditujukan untuk mencapai satu sasaran yaitu
mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien.
6. Terdapat kesatuan komando (unity of command). Pengertian kesatuan komando adalah
terjaminnya kerjasama anggota organisasi, dengan memusatkan pengendalian pada
manajemen tingkat atas. Dengan demikian, seorang bawahan hanya memiliki satu atasan.
7. Terdapat rentang pengawasan/kekuasaan (span of control). Pengertian rentang
pengawasan adalah sebarapa banyak bawahan/orang yang sesuai berada di bawah sebuah
posisi/jabatan. Span of control dijalankan untuk menjamin efektifitas dan kesinambungan
sebuah organisasi. Namun perlu dipahami bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam mengendalikan orang-orang yang ada dalam lingkaran kekuasaannya
untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
9
Akibat dari span of control dan tujuan organisasi untuk mencapai tujuan secara bersama-
sama maka terdapat konsep sentralisasi dan desentralisasi. Bila pengambilan keputusan
seluruhnya diserahkan kepada manajemen tingkat atas, maka hal ini disebut dengan
sentralisasi. Bila pengambilan keputusan sebagian diserahkan kepada manajer tingkat
bawah, maka disebut dengan desentralisasi.
8. Terdapat tingkatan pekerja (employment hierarchies). Hirarki pekerja merupakan tata
hubungan formal antara atasan dan bawahan, serta jaringan peranan yang diinginkan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian,
pendelegasian tugas/pekerjaan dilakukan sesuai dengan “tangga” jabatan. Sebuah hirarki
jabatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) hampir selalu membentuk piramida; b) terbag-
bagi ke dalam satu seri tingkatan horisontal; dan c) secara keseluruhan tetap ada sepanjang
masa organisasi tersebut beroperasi/berdiri.
9. Terdapat koordinasi. Dalam organisasi, semua kegiatan untuk mencapai tujuan harus
dikoordinasikan antara satu anggota dengan anggota lain. Dengan demikian, asas dalam
koordinasi adalah kerjasama dan kesatuan untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi
koordinasi dijalankan untuk mencegah hal-hal sebagai berikut: konflik/kontradiksi,
persaingan tidak sehat, pemborosan, kekosongan waktu dan ruang, serta perbedaan
pendekatan dalam pelaksanaan.
Teori scientific management Taylor dan teori administratif Fayol termasuk dalam
kelompok teori organisasi klasik. Teori organisasi klasik mengajukan empat ajaran/konsep
utama dalam teori organisasi klasik (Shafritz & Ott dalam Levy, 2009) yakni:
1. Organisasi ada karena alasan ekonomis dan untuk mencapai tujuan produktif;
2. Cara terbaik untuk mencapai pruduktivitas diperoleh kajian dan analisis secara ilmiah;
3. Terdapat spesialisasi dan pembagian kerja untuk memaksimalkan produksi; dan
4. Baik organisasi maupun manusia di dalamnya bertindak berdasarkan prinsip rasional dan
ekonomis.
Dari keempat ajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi menurut teori
organisasi kalsik merupakan sekumpulan orang yang bertindak secara rasional/ekonomis
dengan berbagai spsialisasi atau pembagian kerja, untuk mencapai tujuan produktif dengan
cara berdasarkan analisis ilmiah.
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
10
TEORI BIROKRASI WEBER
Teori Birokrasi dipelopori oleh Max Webber (seorang sosiolog asal Jerman yang
melakukan studi tentang organisasi antara tahun 1800-1900). Webber memiliki pandangan
yang berbeda dibanding Taylor dan Fayol. Ia memasukkan perspektif sosial dan psikologis
untuk memahami tentang organisasi. Menurut Webber untuk memahami organisasi dan
strukturnya dapat dicari menggunakan konteks historis, dan ia mengembangkan norma-norma
yang seharusnya dijalankan oleh suatu birokrasi (yang direfleksikan sebagai “pegawai publik”)
antara lain: a) pegawai publik sebaiknya bertindak seolah-olah dirinya adalah pemilik birokrasi
(kantor) dan tetap menjalankan tugas secara birokratis; dan b) birokrasi sebaiknya terdiri dari
pegawai publik profesional yang netral sehingga struktur organisasi dapat berfungsi dengan
lancar dan seefektif mungkin.
Sehingga menurut Weber, Birokrasi adalah sebuah struktur administrasi tertentu yang
bekerja berdasarkan otoritas yang beorientasi legal dan peran (Scott dalam Legaard, 2010),
dengan ciri-ciri antara lain:
1. Terdapat pembagian kerja di antara anggota organisasi
2. Terdapat hirarki secara administratif
3. Terdapat sistem yang berorientasi pada peran, yang menggambarkan kinerja
4. Terdapat pemisahan antara kepemilikan dan hak individu dengan kantor
5. Seleksi staff berdasarkan kualifikasi teknis, dan pekerja berusaha mencapai karir
Berdasarkan ciri-ciri birokasi tersebut, Weber mengemukan empat pandangan
mengenai organisasi yaitu:
a. Setiap pekerjaan pada organisasi birokrasi merupakan posisi khusus dengan tugas dan
tanggung jawab tertentu. Pandangan ini disebut dengan division of labor. Pandangan ini
memungkinkan organisasi untuk memaksimalkan kemampuan anggotanya yang spesifik
sesuai dengan pekerjaan atau tugas dipercayakan kepadanya. Namun terdapat kelemahan
yang dihadapi yaitu terdapat kesulitan dalam mengkoordinasikan berbagai tugas yang
dijalankan oleh masing-masing pekerja, termasuk memastikan produk yang dihasilkan
oleh organisasi tersebut;
b. Struktur pada organisasi birokrasi cenderung berbentuk piramida (top-down pyramidal
organizational) dengan satu orang berada di puncak, lihat gambar 1. Pada setiap level
organisasi, pekerja melapor kepada orang yang berada di atasnya dalam rantai komando.
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
11
Gambar 1. Struktur Organisasi menurut Teori Birokrasi
c. Penyelesaian pekerjaan pada organisasi birokrasi dilakukan dengan membagi sebagian
tugas supervisor kepada bawahannya. Organisasi birokrasi tidak menyarankan supervisor
menyelesaikan sendiri tugasnya namun sebagian tanggung jawab didelegasikan kepada
bawahan. Prinsip ini disebut dengan delegation of authority. Menurut teori Birokrasi,
perilaku manajer atau supervisor yang selalu ingin menyelesaikan seluruh pekerjaan yang
diberikan kepadanya tanpa melibatkan bawahan disebut dengan micro-managers.
d. Pencapaian tujuan pada organisasi birokrasi disesuaikan dengan tingkat pengawasan yang
dilakukan oleh supervisor/manajer yakni jumlah bawahan ideal yang melapor kepadanya,
atau disebut span of control. Semakin tinggi span of control, maka kemampuan
supervisor/manajer dalam mengelola bawahan semakin sulit. Namun bila terlalu kecil
maka akan terjadi kekurangan beban kerja.
TEORI PERILAKU ADMINISTRATIF (HERBERT SIMON)
Studi yang dilakukan Herbert Simon bertujuan mengkritisi pemikiran dan pemahaman
individu yang dikemukakan teori scientific management Taylor. Teori ini memahami
organisasi dari level analisis secara makro. Kritik Simon terhadap Taylor diibaratkan
pertarungan antara economic man dengan administrative man dimana Simon melakukan
pendekatan lebih humanis. Menurut Simon, meskipun setiap individu berusaha mencari apa
yang ia inginkan, namun pada dasarnya ia tidak begitu peduli dengan keinginan dasarnya.
Sehingga setiap individu tidak akan melakukan tindakan rasional secara menyeluruh, akan
tetapi melakukan tindaka rasional yang terbatas.
Manajer Level Atas
Manajer level menengah
Pekerja Pekerja Pekerja
Manajer level menengah
Pekerja Pekerja Pekerja
Manajer level menengah
Pekerja Pekerja Pekerja
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
12
Perbedaan pandangan antara economic man (Taylor) dengan administrative man
(Simon) antara lain sebagai berikut:
1. Economic man (disebut juga Homo economicus) beranggapan individu melakukan
tindakan rasional penuh, yaitu
a. Memiliki tujuan yang jelas dan konstan
b. Memperoleh pengetahuan dan informasi \secara penuh
c. Mengoptimalkan nilai pemanfataan
2. Administrative man (disebut juga Homo organisans) beranggapan individu melakukan
tindakan rasional yang terbatas, yaitu
a. Memiliki tujuan yang tidak jelas dan kemampuan menantukan prioritas yang lemah
b. Memiliki pengetahuan yang terbatas
c. Memuaskan nilai pemanfaatan
Pemikiran Simon ini berdampak pada prose pengambilan keputusan individu dalam
suatu organisasi, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Orang yang akan mengambil keputusan selalu akan memiliki model sederhana yang telah
ada. Model ini disebut dengan “pemahaman situasional” atau “penentuan situasional” atau
“penentuan masalah” atau “pendefinisian masalah”
b. Model ini tidak begitu saja diterapkan dalam menganalisis keputusan, namun akan
dilibatkan dalam sejumlah proses psikologis dan sosiologis. Kemudian pengambil
keputusan akan berusaha terlibat secara aktif dengan lingkungannya dan berusaha
menemukan tindakan alternatif lainnya.
c. Proses keputusan individu dan organisasi difokuskan pada upaya mencari dan memilih
antara alternatif yang “memuaskan”. Hanya pada beberapa kasus, keputusan difokuskan
pada alternatif yang “mengoptimalkan”.
d. Keputusan yang diambil individu menurut pandangan administratif, diperoleh dengan
keterbatasan pengetahuan akan lingkungan yang ditentukan.
REFERENSI
Legaard, Jorgen (2006), Organizational Theory, NP: Mille Bindslev & Ventus Publishing
Levy, Paul E. (2010), Industrial Organizational Psychology: Understanding the Workplace,
New York: Worth Publisher
Organisasi dan Teori Organisasi (Ade Heryana, SST, MKM)
13
Robbins, Stephen P. (1995), Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi, Jakarta: Penerbit
Salemba
Yonker, Robert D., “Organizational Behavior” dalam Steven G. Rodelberg, Encyclopedia of
Industrial and Organizational Psychology, California: Sage Publications
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan sebuah organisasi yang ideal !
2. Sebutkan prinsip-prinsip organisasi yang saat ini sulit dijalankan di perusahaan atau
organisasi yang Anda tempati !
3. Menurut Anda, apakah pandangan konvensional tentang organisasi masih tetap relevan
dijalankan untuk saat ini. Jika iya, sebutkan contoh kasusnya !
4. Apakah perbedaaan level analisis organisasi menurut Scott?
5. Apakah terdapat pandangan organisasai menurut scientific management yang masih
relevan dengan kondisi perusahaan atau organsisasi Anda?
6. Menurut pandangan Fayol, sebuah organisasi yang ideal seharusnya seperti apa?
7. Setelah membaca teori birokasi Max Weber, apakah menurut Anda istilah “birokrasi”
memang benar berkonotasi negatif? Jelaskan jawaban Anda.
8. Apakah pandangan-pandangan tentang organisasi menurut Herbert Simon dalam teori
Perilaku Administratif-nya?