osmosis dan difusi.doc
TRANSCRIPT
1. Difusi adalah perembesan zat dari ruang berkonsentrasi lebih tinggike ruang yang
berkonsentrasi lebih rendah. Perembesan itu mungkin tanpalewat sekat maupun lewat sekat.
Difusi berlangsung menurut gradientkonsentrasi. Yakni dari ruang zat A tinggi ke ruang zat A
rendah. Cara difusiumum terdapat pada sel dan tanpa butuh energi (Yatim, 1990).
Osmosis adalah difusi zat pelarut melintasi membran. Pada makhluk hidup zat pelarut
selalu air. Osmosis didefinisikan sebagai pergerakan air(zat pelarut) melalui membran permeabel
selektif, dari area dengankonsentrasi air yang tinggi ke area dengan konsentrasi air yang
rendah(James, 2008) contohnya Dalam bidang pertanian, pemahaman tentang transpor pasif
(difusi dan osmosis) sangatlah penting. Misalnya untuk menentukan dosis pupuk dan obat-
obatan yang aman bagi tanaman. Jika dosis terlalu pekat, tanaman bisa mati karena terjadi
plasmolisis. Selain itu, dengan memahami transpor pasif, kita dapat mengetahui bahwa macam
zat yang diberikan pada tanaman sebagai nutrien hendaknya berupa ion-ion yang mudah
masuk ke dalam sel-sel tanaman. Zat-zat organik seperti gula dan protein tidak akan masuk ke
dalam sel tanaman karena membran sel impermeabel terhadap zat-zat tersebut. Zat-zat tersebut
justru akan memicu plasmolisis dan akhirnya mematikan tanaman. Sifat
semipermeabel membran plasma menyebabkan tanaman mampu memilih zat-zat yang dapat
masuk ke dalam sel dan yang tidak (Purnomo,2009)
2. A. Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh
protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap
molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik
yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan
diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul –
molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral,
tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transporter dinamakan difusi difasilitasi (Loveless, 1991).
B. mekanisme osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan
yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan
oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut
dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau
berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena
alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit
luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif
dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor
(Keenan, et al,. 1984).
4.
Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar atau melalui daun. Unsur C dan O
diambil tanaman dari udara sebagai CO2 melalui stomata daun dalam proses fotosintesis. Unsur
H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar tanaman. Dalam jumlah sedikit air juga diserap tanaman
melalui daun. Penelitian dengan unsur radioaktif menunjukan bahwa hanya unsur H dari air yang
digunakan tanaman, sedang oksigen dalam air tersebut dibebaskan sebagai gas (Donahue, Miller,
Shickluna, 1977). Unsur-unsur hara yang lain diserap akar tanaman dari tanah. Walaupun
demikian bayak diserap tanaman melalui daun. Tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah
umumnya dalam bentuk ion.
Unsur-unsur hara tersebut dapat tersedia di sekitar akar tanaman dengan cara-cara
berikut :
1. Aliran Massa (mass flow)
Aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman
bersama-sama gerakan massa air. Gerakan massa air dalam tanah menuju ke permukaan akar
tanaman berlangsung terus-menerus karena air terus-menerus diserap akar dan menguap melalui
proses transpirasi
Tabel. Bentuk-bentuk ion dan Molekul unsur hara yang dapat diserap tanaman (Donahue
et al, 1977)
Unsur Bentuk yang dapat diserap keterangan
Hara
C CO2 (melalui daun) diserap dari udara
dan airH H+, H2O (H dari air)
O O2, CO2 (melalui daun)
N NH4+, NO3
- diserap dari tanah
P H2PO4-, HPO4
K K+
Ca Ca++
Mg Mg++
S SO4++
Fe Fe++, Fe+++
Mn Mn++
B BO33-, H2BO3
-, B(OH)4-
Mo MoO4- (molibdat)
Cu Cu++
Zn Zn++
Cl Cl-
2. Difusi
Air dan unsur hara yang terlarut di dalamnya disebut larutan tanah (soil solution). Pada
waktu akar tanaman menyerap unsur hara dari larutan tanah, unsur hara lain yang terlarut dalam
air bergerak menuju akar tanaman tanpa aliran air tetapi menyatakan bergeraknya suatu zat
(unsur hara) dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
3. Intersepsi akar
Akar-akar tanaman yang terus tumbuh akan terus memanjang menuju tempat-tempat
yang lebih jauh di dalam tanah sehingga menemukan unsur-unsur hara dalam larutan tanah di
tempat-tempat tersebut. Memanjangnya akar-akar tanaman berarti memperpendek jarak yang
harus ditempuh unsur-unsur hara untuk mendekati akar tanaman melalui aliran massa ataupun
difusi.
Menurut Donahue et al (1977) aliran massa merupakan mekanisme penyediaan unsur
hara yang paling utama untuk kebanyakn unsur hara seperti N (98,8%), Ca (71,4%), S (95%) Mo
(95,2%). Untuk unsur-unsur hara P dan K penyediaan unsur hara lebih banyak dilakukan melalui
proses difusi yaitu 90,0% untuk P dan 77,7% untuk K. penyediaan unsur hara melalui intersepsi
akar yang terpenting adalah untuk unsur Ca yang mencapai 28,6% sedang untuk unsur-unsur
lainnya hanya berkisar dari 1,2-5,0%. Besarnya proses difusi (suatu proses yang berjalan lambat)
untuk unsur P dan K disebabkan karena kedua unsur tersebut tersedia dari suatu bentuk mineral
di dalam tanah yang kelarutannya rendah.
Unsur-unsur hara yang telah tersedia di sekitar perakaran tanaman tersebut selanjutnya
melalui suatu proses dapat diserap akar tanaman bukan seperti “hewan minum air” di mana
segala unsur di dalamnya ikut terbawa, tetapi melalui proses yang khas. Dalam proses ini ada
dua hal yang perlu diketahui yaitu :
1. Diperlukan energy metabolic
2. Proses penyerapan unsur hara merupakan proses yang selektif ( memilih unsur
tertentu)
Energi metabolik didapat dari pernapasan akar tanaman sehingga penyerapan unsur hara
berkurang bila pernapasan berkurang. Dalam proses seleksi ternyata tanaman mempunyai
kemampuan memilih unsur-unsur tertentu untuk diserapnya.
Akar-akar tanaman yang palik aktif adalah dekat ujung akar yang baru terbentuk atau
rambut-rambut akar, dimana kegiatan respirasi (pernapasan) adalah yang terbesar. Sel-sel yang
menyusun akar tanaman di bagian luar terdiri dari dinding sel yang tidak aktif yang
bersinggungan langsung dengan tanah sedang bagian dalam terdiri dari protoplasma yang aktif
yang dikelilingi ileh suatu membrane. Seleksi terhadap unsur-unsur yang diserap tanaman
dilakukan oleh membrane ini melalui suatu proses yang masih belum diketahui dengan pasti.
Proses ini diperkirakan berlangsung melalui suatu carrier (pembawa) yang bersenyawa dengan
ion (unsur) terpilih untuk masuk ke dalam protoplasma dengan menembus membrane sel. Bila
akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation, maka dari akar akan dikeluarkan katin
H+ dalam jumlah yang setara. Bila yang diseap akar adalah anion, maka akar akan mengeluarkan
HCO3- dengan jumlah yang setara pula. Proses penyerapan unsur hara melalui akar-akar rambut.
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya ganggang) penyerapan air dan
zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui saluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan
tingkat tinggi (misalnya spermatophyta) proses pengankutan dilakukan oleh pembuluh
pengangkut terdiri dari xilem dan floem (Soemarworo, 1990).
Alat yang berperan pada transportasi zat-zat hara yaitu xilem, yang mengangkut air dan
mineral ke daun dan sebagai penyokong tanaman, tersusun atas trakeid yang tersusun oleh sel-sel
tunggal yang memanjang berbanding tebal dan berupa sel mati. Dibeberapa tempat, sel mati itu
berdinding tipis, yang disebut noktah. Noktah-noktah trakeid yang berdekatan terletak saling
berpasangan, mereka hanya terpisah selapis tipis dinding sel (Pradhan, 2001).
Perjalanan garam-garam mineral yang berasal dari tanah itu ke atas melalui xilem setelah
sampai di daun sebagian dan garam-garam tersebut digunakan di dalam daun dan sebagian yang
lain diedarkan ke bawah dan ke atas melalui floem. Pembesaran dari xilem ke floem dan
sebaliknya, maka didapati juga pengakutan zat makanan secara transversal yang berlangsung
melalui jari-jari empelur (Dwidjosoeputro, 1980).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan unsur hara, antara lain; a) faktor air untuk
melarutkan unsur hara atau zat mineral sehingga mudah menyerap air, b) daya serap akar,
tekanan setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi oleh besar
kecilnya/tinggi rendahnya tumbuhan. Bukti adanya tekanan/daya dari serap yang terjadi pada
akar ini adalah pada batang yang dipotong maka air tampak tergenang dipermukaan tunggaknya,
c) daya isap daun disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya
berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan)(Lakitan, 1996).
Transpor aktif dapat terjadi secara langsung dan transpor aktif tidak langsung. Yang
termasuk transportasi aktif adalah pompa Vdan P. Pompa tipe P adalah pompa H+ ATP-ase.
Pompa Ca2+ ATP-ase melawan gradien konsentrasi keluar sel atau masuk vesikel sitoplasma.
Tipe pompa V strukturnya sama dengan FoF1-ATP-ase. Transfor aktif tak langsung meliputi
simprot dan antiport. Simport mengankut substansi dengan arah yang sama dengan ion pemandu,
antiport mengangkut substansi dengan arah yang berlawanan dengan ion pemandu (Sumadi dan
Aditya, 1989).
Tumbuhan menyerap air dan mineral melalui rambut akar yang ganda di dekat ujung
akar. Air dan mineral sebagai hara secara luas tersimpan dalam tanah dan biasanya dapat
dimanfaatkan dalam jumlah kecil. Air meresap sampai pada akar melalui osmosis. Air berdifusi
melalui ruang antar sel parenkim korteks yang disebut apoplas. Air juga berdifusi dari sel ke sel
melalui plasmodesmata dan cara ini disebut dengan simplas (Nugroho dan Issirep, 2002).
Bergeraknya unsur hara menuju akar ada beberapa cara, yaitu:
1. Difusi, artinya gerakan ini hanya terjadi dalam jangka yang sangat pendek selama
pertumbuhan tanaman.
2. Aliran masa, artinya terjadi gerakan ion-ion. Aliran masa disebabkan adanya
transpirasi dan drainase.
3. Intersepsi, akar tanaman menyebar di dalam tanah menempati ruang terbesar dari
jumlah seluruh ruang yang ditempati tanah.
4. Transportasi aktif sistem, dengan cara menembus membran penghalang dengan
menggunakan energi ATP. Dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah
(Mukherji dan Ghosh, 2002).
Pada hakikatnya, terdapat dua cara pergerakan ion ke arah akar tanaman,
yaitu:
1. Dengan aliran masa dalam air bergerak masuk menembus tanah menuju akar
gradien potensial yang disebabkan oleh transportasi.
2. Dengan difusi gradien konsentrasi dihasilkan oleh pengkolin ion pada permukaan
akar.
Kecepatan perpindahan aliran masa jauh lebih cepat dibandingkan proses difusi tetapi
kenyataanya ini hanya untuk beberap ion (Pandey dan Sinha, 2002).
Molekul dan ion merupakan kesatuan dari gerakan yang tidak beraturan dalam tanah dan
dapat diserap sebagai hara-hara yang dibutuhkan tanaman. Gerakannya seperti Browman,
bergerak dengan adanya konsentrasi. Ion-ion masuk ke tanaman dengan gerakan dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah disebut dengan difusi (Stein, dkk, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Donahue, R.L., R.W. Miller, J.C. Shickluna. 1977. An Introduction to Soils and Plant Growth,
4th ed. Prentice-Hall, Inc. New Jersey
Dwijoseoputro, D., 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta.
James Joyce, Colin Baker, Helen Swain. 2008.Prinsip – Prinsip Sains Untuk Keperawatan.
Erlangga : Jakarta
Keenan, Donald, dan Jesse. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Lakitan, B., 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. CV Rajawali, Jakarta.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Mawarni, L., 2010. Absorbsi dan Transloasi Unsur Hara. Kuliah Fisiologi
Tumbuhan. Fakultas Pertanian USU, Medan.
Mukherji dan Ghosh. 2002. Plant Physiology. Tata Me Grow - Hill Publishing Company.
Limited, New Delhi.
Nugroho, L. H dan Issirep. 2002. Biologi Dasar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pandey, S dan B. Sinha. 2002. Plant Physiology. Vikas Publishing House PVT LTD, New
York.
Pradhan, S., 2001. Plant Physiology. Hat Arond Publication PVT LTD, New York.
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan
MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Soemarwono, I., Indrawarr., G. E. Guhardjar., A. Akim., S. Sabanni dan K. S. Lili. 1990.
Biologi Umum II. PT Gramedia, Jakarta.
Stein, K.R.,E. B. James dan H. J. Shelley. 2000. Introductiory Plant Biology Edition
Eleven. McGrow Hill Migher Education, New York.
Sumadi dan M. Aditya. 1989. Biologi Sel. Graha Ilmu, Jakarta.
Tjitrosomo, S. S., 1990. Botani Umum. Angkasa, Bandung.
Yatim, Wildan. 1990.Biologi Modern. Tarsito : Bandung