outline laporan ppeb'04 -...
TRANSCRIPT
RESUME LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTITUSI PEMERINTAH
KEGIATAN PEMBANGUNAN LISTRIK PERDESAAN DI WKP III
( KAB. LEBAK)
TAHUN ANGGARAN 2014
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN Tlp. 0254 267110 Fax. 0254 267109
KOTA SERANG - BANTEN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak) yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertambangan dan
Energi bertujuan selain untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di perdesaan dan
masyarakat miskin perkotaan, juga diharapkan dapat meningkatkan kondisi sosial dan
ekonomi di wilayah tersebut. Kegiatan ini sebagai upaya memudahkan akses
masyarakat terutama masyarakat desa dan masyarakat miskin perkotaan terhadap
energi listrik. Kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah Kabupaten Lebak yang
menjadi target kegiatan tahun anggaran 2014 ini, dengan jumlah sebanyak 6.000 rumah
tangga atau satuan sambungan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan bantuan akses energi listrik kepada
masyarakat perdesaan dan masyarakat miskin perkotaan di Provinsi Banten dengan
cara pemasangan instalasi listrik rumah dan penyambungan ke PLN.
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat perdesaan dan masyarakat miskin
perkotaan dapat menikmati energi listrik sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat tersebut, serta meningkatkan rasio elektrifikasi
di Provinsi Banten..
1.3 Ruang Lingkup
Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan sebagaimana yang tertuang dalam DPPA-
SKPD tahun anggaran 2014 terdiri dari 3 (Tiga) tolok ukur yaitu :
1. Penyelenggaraan sosialisasi pembangunan listrik perdesaan di WKP III
(Kabupaten Lebak ) dilaksanakan di 114 lokasi untuk sosialisisasi kepada
keluarga calon penerima bantuan serta 6 lokasi sosialisasi di kecamatan bagi
kepala desa/lurah yang wilayahnya menjadi target bantuan, yang tersebar di
wilayah Kabupaten Lebak dan 15 Lokasi sosialisasi Pemanfaatan dan
Keselamatan listrik rumah tangga.
2. Pembangunan IR dan SR yang terdiri dari pemasangan instalasi rumah dan
sambungan rumah sebanyak 6.000 unit di wilayah Kabupaten Lebak, serta rapat
kordinasi teknis Evaluasi Hibah dengan para kepala desa/lurah dari wilayah yang
direncanakan akan mendapatkan bantuan lisdes tahun 2014.
2
3. Pemutakhiran data ketenagalistrikan di wilayah Kabupaten Lebak yaitu
Melakukan Rapat Koordinasi awal dn Akhir Pemutakhiran Data Ketenagalistrikan
Se-kecamatan di wilayah Kabupaten Lebak.
1.4 Pembiayaan
Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak ) yang
dibiayai oleh dana APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.
7.688.765.000,- ini, menyerap total dana sebesar Rp. 7.645.381.200,- dengan rincian
pada masing-masing tolok ukur sebagai berikut :
− Sosialisasi Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak )
menyerap dana sebesar Rp. 691.787.0000,- atau 98,62 % dari anggaran Rp.
701.497.400,- dengan pelaksanaan 100 % realisasi fisik. Sisa anggaran terjadi
karena sisa dari honorarium tim pengadaan barang dan jasa, honorarium Promosi
dan Publikasi, belanja cetak, belanja makan-minum kegiatan dan belanja uang
saku peserta.
− Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak ) menyerap dana
sebesar Rp. 6.753.334.200,- atau 99,83 % dari anggaran sebesar Rp.
6.765.026.000,- dengan pelaksanaan 100 % realisasi fisik. Sisa anggaran terjadi
dari sisa belanja makan minum kegiatan , belanja perjalanan dinas luar daerah,
Belanja hibah kepada masyarakat dan Belanja Narasumber/Instruktur rakortek
evaluasi hibah.
− Pemutakhiran data ketenagalistrikan di wilayah Kabupaten Lebak menyerap dana
sebesar Rp. 200.260.000,- atau 90,11 %dari anggaran Rp. 222.242.000,- dengan
pelaksanaan 100 % realisasi fisik. Sisa anggaran terjadi karena sisa Belanja
Narasumber/Instruktur , belanja makan minum kegiatan , Belanja uang saku
peserta rakor.
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Maksud dari kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan (lisdes) ini adalah terpasangnya
instalasi listrik rumah penduduk penerima bantuan serta tersambungnya instalasi mereka ke
jaringan PLN sehingga mereka dapat menerima energi listrik. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan lisdes tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan yang didahului oleh pendataan
dan verifikasi calon penerima bantuan agar tepat sasaran yang dilakukan setahun sebelumnya,
lalu sosialisasi kepada umum dan penerima bantuan untuk memberikan pemahaman tentang
apa saja yang akan dilakukan pada kegiatan lisdes, serta pembangunan instalasi listrik rumah
dan penyambungan instalasi ke listrik PLN. Selain itu pada kegiatan lisdes ini terdapat pula
kegiatan sosialisasi pemanfaatan dan keselamatan listrik rumah tangga serta kegiatan rakortek
terkait hibah lisdes tahun 2014 dimana peserta rapatnya adalah para kepala desa/lurah yang
wilayahnya direncanakan akan mendapatkan bantuan lisdes 2014.
2.1 Penyelenggaraan Sosialisasi Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III (Kab.
Lebak)
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan skenario penyusunan perencanaan dimana
segala aspek, masukan, data dasar, survey awal menjadi suatu pertimbangan menyeluruh guna
menghasilkan konsep perencanaan yang tepat guna dan tepat sasaran.
Secara umum pelaksanaan kegiatan agar dapat tercapainya tujuan dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan maka ditempuh dengan tiga tahap pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 2-1. Tahap Kegiatan Sosialisasi
TAHAP PERSIAPAN
1. Rapat persiapan
2. Penyusunan Form daftar hadir, panduan dan perlengkapan
3. Koordinasi dengan Kab/ Kota, PLN dan Narasumber
5. Survey lapangan
6. Menyusun Jadwal dan penentuan lokasi atau tempat lokasi
7. Pembuatan dan Penyebaran Undangan Peserta
8. Konfirmasi Narasumber, peserta dan pihak-pihak terkait
TAHAP PELAKSANAAN
1. Penyelengaraan Sosialisasi
2. Pengaturan komponen pendukung sosialisasi
3. Dokumentasi Sosialisasi
EVALUASI DAN PELAPORAN
1. Rapat evaluasi, dilakukan tiap selesai sosialisasi
2. Penyusunan dan penggadaan laporan
4
A. Tahap Persiapan
Untuk menjamin agar kegiatan sosialisasi dapat berjalan dengan baik, maka
dilakukan berbagai persiapan sebagai berikut:
1. Rapat persiapan
Rapat persiapan dilakukan untuk membahas teknis pekerjaan meliputi
rapat-rapat persiapan dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, meliputi
rencana penyusunan Tim pelaksana kegiatan, penentuan narasumber, target
dan sasaran pekerjaan, persiapan penyusunan form seperti daftar hadir,
persiapan koordinasi, kebutuhan data dan lain sebagainya.
Dalam rapat yang dihadiri oleh pihak terkait dibicarakan tentang
deskripsi kegiatan yang akan dilaksanakan, data desa/kelurahan serta warga
yang akan dilakukan sosialisasi, data para narasumber yang direncanakan
sebagai pemberi materi sosialisasi, dan lain sebagainya. Panitia melakukan
surat-menyurat seperti surat pemberitahuan dan surat undangan kepada
seluruh pihak yang akan dihadirkan, juga melakukan kordinasi serta
konfirmasi kehadiran dengan para narasumber serta aparat desa/kelurahan
terkait kesiapan tempat dalam penyelenggaraan sosialisasi.
2. Melakukan survei lapangan
Survey langsung ke lapangan bertujuan untuk melihat kondisi
sebenarnya terhadap lokasi yang akan dilaksanakan sosialisasi serta
mengukur jarak tempuh dan waktu yang dibutuhkan bagi para narasumber
untuk sampai ke lokasi. Hal tersebut penting untuk dilakukan, dimana
hasilnya dapat dijadikan bahan dalam memetakan jadwal penyelenggaraan
dan merencanakan waktu keberangkatan.
3. Menyusun jadwal dan menentukan tempat penyelenggaraan sosialisasi
Setelah mendapatkan data dari survey lapangan serta konfirmasi
kesediaan waktu dan tempat dari aparat setempat, maka disusunlah jadwal
waktu dan lokasi penyelenggaraan sosialisasi. Hasil penyusunan jadwal
tersebut dibahas secara rinci dan apabila telah disetujui, maka jadwal tersebut
dijadikan dasar untuk konfirmasi kesediaan kehadiran para narasumber.
Lokasi pelaksanaan sosialisasi bagi kepala desa/lurah sebanyak 6
lokasi, sedangkan jumlah tempat pelaksanaan lokasi sosialisasi bagi calon
penerima bantuan IR untuk masing-masing wilayah kabupaten Kabupaten
Lebak adalah 114 Lokasi bagi penerima bantuan lisdes 2014.
5
4. Membuat dan mengirimkan surat-surat
Surat menyurat dilakukan sebagai media resmi untuk pemberitahuan
kepada berbagai pihak yang akan dilibatkan dalam acara sosialisasi serta
mendapatkan konfirmasi balik.
5. Melakukan konfirmasi kehadiran seluruh pihak
Setelah surat pemberitahuan yang dilampiri jadwal sosialisasi telah
terkirim, maka panitia melakukan konfirmasi kepada para narasumber
maupun pihak desa tentang kesanggupan hadir pada acara sosialisasi paling
lambat satu hari sebelum pelaksanaan. Apabila ada diantara narasumber yang
tidak dapat hadir, maka panitia meminta rekomendasi kepada narasumber
tersebut siapa yang dapat menggantikannya.
6. Mempersiapkan kebutuhan media dan akomodasi sosialisasi
Spanduk, stiker, perangkat pengeras suara, makan-minum, dan
perangkat dokumentasi merupakan unsur penunjang pada acara sosialisasi.
Walaupun sebagai penunjang, namun tetap harus dipersiapkan dan dipastikan
berfungsi baik dan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan pada saat
pelaksanaan.
B. Pelaksanaan Penyelenggaraan Sosialisasi Program Listrik Perdesaan.
Susunan pelaksana kegiatan kepanitian sosialisasi Program Listrik Perdesaan
telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Banten Nomor 902/Kep.44-Distamben/2014 tanggal 10 Pebruari 2014
tentang Penetapan Tim Teknis Pelaksana Sosialisasi pada Kegiatan Pembangunan
Listrik Perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak) Tahun Anggaran 2014.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan mulai Bulan Pebruari hingga Bulan Mei
2012. Acara sosialisasi baik sosialisasi untuk keluarga calon penerima bantuan maupun
kepala desa/lurah, umumnya dalam sehari dilakukan sebanyak dua kali di tempat yang
berbeda, yaitu pada pagi hari mulai pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB dan siang hari mulai
pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB. Pada hari dimana sosialisasi dilaksanakan, tim panitia
yang dibentuk terbagi dalam beberapa tim, yaitu tim mobilisasi narasumber, tim
persiapan lokasi sosialisasi tempat pertama, dan tim persiapan lokasi sosialisasi tempat
kedua.
Tim mobilisasi narasumber bertugas untuk melakukan penjemputan dan
mobilisasi narasumber menuju lokasi sosialisasi. Adapun tim persiapan lokasi pertama
dan lokasi kedua bertugas untuk berkoordinasi dengan aparat setempat dan bersama
sama menyiapkan lokasi. Persiapan di lokasi diantaranya mengatur tempat duduk untuk
narasumber, tamu undangan dan peserta, memasang spanduk dan menyiapkan sistem
6
pengeras suara, menyiapkan daftar hadir, serta menyiapkan stiker yang akan dibagikan
kepada peserta.
Setelah para narasumber tiba di lokasi pertama, maka tim mobilisasi dan tim
persiapan lokasi tersebut melebur dan bersama-sama menyelenggarakan acara
sosialisasi. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada saat acara berlangsung yaitu
mengedarkan daftar hadir untuk peserta, mencatat isi pembicaraan sosialisasi
(notulensi) untuk dokumentasi kegiatan, serta mengawasi operator perangkat pengeras
suara (apabila ada) agar suara yang dihasilkan tetap nyaman didengar.
Setelah selesai acara di lokasi pertama, tim mobilisasi kembali mengantarkan
para narasumber ke lokasi kedua, sedangkan tim persiapan lokasi bertugas untuk
membereskan tempat sosialisasi kembali seperti semula. Sedangkan di lokasi kedua
manakala para narasumber telah tiba, tim-tim tersebut seperti halnya pada lokasi
pertama bersama-sama menyelenggarakan acara sosialisasi. Begitu pula manakala
acara telah selesai, tim kembali membereskan tempat sosialisasi kembali seperti
semula.
Setelah semua acara pada hari tersebut selesai, dilakukan rapat evaluasi, yang
bertujuan untuk mengevaluasi maupun sebagai media untuk menampung keluhan atau
arahan dari narasumber dan peserta dalam rangka memperbaiki pelaksanaan sosialisasi
berikutnya. Hasil dari pelaksanaan sosialisasi dibuat laporan harian berupa notulen
rapat disertai foto kegiatan dan daftar hadir peserta.
2.1.1 Sosialisasi Pemanfaatan dan Keselamatan Listrik Rumah Tangga
Tujuan dari penyelenggaraan sosialisasi pemanfaatan dan keselamatan listrik rumah
tangga ini adalah agar masyarakat luas terutama di tingkat rumah tangga di Provinsi
Banten mendapat penjelasan dan pemahaman tentang penggunaan tenaga listrik yang
memenuhi keselamatan dan efisiensi. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa selain
listrik memiliki manfaat yang besar serta mempunyai posisi strategis dalam
perekonomian nasional dan membantu keamanan negara, tetapi juga mempunyai
potensi bahaya bagi jiwa manusia dan kerugian harta benda serta membutuhkan
investasi yang besar dalam pengadaannya dan berpotensi merusak lingkungan hidup.
Oleh karena itu, penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik harus dapat memenuhi
unsur keselamatan serta efisien dalam penggunaannya.
Keselamatan dalam penyediaan dan pemanfaatan ketenagalistrikan akan terpenuhi jika
dapat memenuhi unsur keandalan, aman dan nyaman bagi instalasi maupun pengguna,
serta tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Dalam UU 30/2009 tentang
Ketenagalistrikan serta PP 14/2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
telah diatur tentang kewajiban pemenuhan keselamatan ketenagalistrikan, bahkan
7
dalam UU tersebut dicantumkan pula sanksi pidana apabila tidak memenuhi
keselamatan. Di tingkat penyediaan, unsur keselamatan maupun efisiensi mudah
terpenuhi karena terkait dengan perizinan bagi pelaku usaha penyedia tenaga listrik
serta keekonomian suatu usaha, namun di tingkat pemanfaatan, terutama bagi
pemanfaat rumah tangga tidaklah mudah. Kesadaran yang rendah tentang keselamatan
serta efisiensi penggunaan listrik menjadi kendala utama. Hal tersebut tergambar dari
masih sering terjadinya kebakaran akibat konsleting listrik atau adanya korban jiwa
akibat tersengat listrik. Rasio penggunaan energi listrik terhadap produktivitas
perkapita yang masih tinggi dibandingkan negara lain juga memberikan gambaran
bahwa penggunaan listrik di rumah tangga kita relatif masih boros, padahal efek
efisiensi dalam penggunaan listrik bukan saja dapat dirasakan langsung oleh rumah
tangga berupa pembayaran listrik yang lebih murah, namun juga secara nasional dapat
menghemat biaya subsidi listrik, menghemat penggunaan energi primer yang
digunakan oleh pembangkit listrik terutama BBM, gas dan batubara, serta dapat
mengurangi pencemaran udara yang diakibatkan oleh pembangkit listrik yang
menggunakan BBM, gas dan batubara.
Terhadap kondisi tersebut, maka pemerintah mempunyai kewajiban untuk memberikan
pengertian dan pemahaman tentang keselamatan dan efisiensi penggunaan tenaga
listrik. Diharapkan dengan adanya kegiatan sosialisasi pemanfaatan dan keselamatan
listrik rumah tangga tersebut maka tujuan penggunaan tenaga listrik yang aman dan
efisien di tingkat rumah tangga dapat terwujud.
A. Lingkup wilayah dan lingkup kegiatan
Ruang lingkup wilayah penyelenggaraan sosialisasi pemanfaatan dan keselamatan
listrik rumah tangga di wilayah Kabuapten Lebak untuk tahun 2014 ini
dilaksanakan di 15 lokasi,.
Lingkup kegiatan dari penyelenggaraan sosialisasi ini adalah sebagai berikut:
1. Rapat persiapan untuk membahas teknis pekerjaan.
2. Memeriksa dan mempelajari dokumen penyelenggaraan sosialisasi yang
akan dijadikan dasar dalam pelaksanan sosialisasi di lapangan.
3. Melakukan survei dan pemetaan kondisi lapangan yang akan dijadikan
tempat sosialisasi.
4. Menyusun jadwal dan menentukan tempat sosialisasi yang tepat setelah
berkordinasi dengan aparat pemerintah setempat.
5. Membuat dan mengirimkan surat-surat untuk permohonan penggunaan
tempat sosialisasi beserta perlengkapannya, surat pemberitahuan dan surat
undangan kepada seluruh pihak yang akan hadir pada acara sosialisasi.
8
6. Melakukan konfirmasi kesiapan untuk hadir kepada seluruh pihak yang
terkait dengan penyelenggaraan sosialisasi terutama narasumber.
7. Mempersiapkan kebutuhan akomodasi, makan, dan minum untuk seluruh
pihak yang akan hadir sesuai dengan zona sosialisasi.
8. Pelaksanaan sosialisasi yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Mengatur tempat duduk untuk peserta, tamu undangan dan nara sumber.
b. Memasang spanduk dan menyiapkan sistem pengeras suara jika ada.
c. Menyediakan dan mengedarkan daftar hadir dan leflet serta uang saku
untuk perserta.
d. Membagikan jamuan makan minum untuk peserta, tamu undangan, dan
nara sumber.
e. Melakukan pemotretan pada saat kegiatan sosialisasi.
f. Setelah kegiatan selesai, mengatur dan membersihkan tempat sosialisasi
kembali seperti semula.
9. Rapat evaluasi, dilakukan tiap selesai sosialisasi.
10. Menyusun laporan akhir penyelenggaraan sosialisasi.
B. Hasil Penyelenggaraan Sosialisasi
1. Catatan (notulensi) harian sosialisasi.
2. Daftar hadir peserta, tamu undangan, dan nara sumber sosialisasi.
3. Gambar-gambar dokumentasi (foto-foto) kegiatan sosialisasi.
4. Laporan rapat persiapan dan rapat evaluasi sosialisasi.
5. Laporan akhir penyelenggaraan sosialisasi.
C. Personil Pelaksana
Dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut dilakukan oleh aparat dari dinas yang
dibantu dan terkoordinasi dengan aparat dari kabupaten/kota, kecamatan serta
desa.
9
2.2 Pelaksanaan Pembangunan Listrik Perdesaan di Provinsi Banten
Pelaksanaan pembangunan listrik perdesaan yang merupakan inti dari kegiatan
Pembangunan Listrik Perdesaan (Lisdes) yang telah dilaksanakan oleh Distamben
sejak tahun 2003 adalah berupa pemasangan instalasi rumah (IR) kepada tiap rumah
penduduk penerima hibah lisdes. Pelaksanaan pekerjaan tersebut dilakukan oleh
kontraktor pelaksana dan diawasi oleh dinas melalui konsultan pengawas. Setelah
pekerjaan pemasangan IR selesai, maka dinas akan melakukan pembayaran biaya
penyambungan listrik (BP) kepada PT. PLN (persero) agar rumah penduduk tersebut
dapat menikmati energi listrik dari PLN. Karena hasil akhir program lisdes tersebut
adalah dapat menikmati listrik dari PLN, maka ada kriteria teknis tertentu agar dapat
tersambung dengan PLN yaitu bahwa rumah tersebut haruslah ada dalam lingkup area
pelayanan jaringan PLN. Sedangkan untuk wilayah yang belum ada jaringan PLN
maka wilayah tersebut belum dapat dicakup dalam program lisdes ini.
Kontraktor pelaksana yang dapat melakukan pekerjaan ini harus memenuhi kriteria
tertentu yang ditetapkan dinas, sehingga pelaksanaan pemasangan IR dapat berjalan
dengan baik dan sesuai standar pemasangan instalasi (PUIL 2000). Lingkup dari
pekerjaan kontraktor pelaksana adalah penyediaan material IR dan pemasangan IR.
Adapun rumah penduduk yang berhak dipasang IR tersebut ditentukan oleh dinas
melalui tahapan pendataan yang dilakukan pada tahun sebelumnya dengan kriteria
sosial-ekonomi-teknis tertentu.
Spesifikasi teknis material dan pekerjaan IR yang digunakan untuk satu rumah adalah
sebagai berikut :
Kabel NYM 3 x 4 mm 1 m
Kabel NYM 3 x 2,5 mm 13 m
Kabel NYM 2 x 1,5 mm 12 m
MCB 6 A lengkap dengan kotak MCB 1 set
Fitting Plaffond 3 bh
Saklar Engkel (tunggal standar) 1 bh
Saklar Seri (standar) 1 bh
Stop Kontak (out bow) 1 bh
Earthing rod + klem (lengkap) 1 set
Pipa PVC 2 m
Pelengkap (roset plastik, lasdop, isolasi band, klem PVC, T-doss, paku, skrup) 1 set
Jasa Pemasangan 1 unit
Jasa inspeksi KONSUIL 1 unit
Semua material yang digunakan haruslah sesuai standar SNI, standar PLN dan sesuai
dengan daya yang tersambung yaitu 450 VA.
Kegiatan pembangunan listrik perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak ) tahun 2014
telah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Lebak yang menjadi target kegiatan dengan
jumlah penerima sebanyak 6.000 rumah tangga/Unit.
10
2.3 Pemutakhiran Data Ketenagalistrikan di WKP III ( Kabupaten Lebak) tahun
2014
Kegiatan pemutakhiran data ketenagalistrikan di WKP III (Kabupaten Lebak) tahun
2014 bertujuan untuk mendapatkan informasi kelistrikan di Wilayah Kabupaten Lebak
Provinsi Banten, diantaranya jumlah rumah tangga pemakai listrik baik itu listrik PLN
maupun non PLN di tiap desa, serta mengidentifikasi jumlah dan jenis pembangkitan
listrik, baik yang konvensional maupun pemanfaat energi baru dan terbarukan yang
ada. Dengan data-data tersebut maka dapat diketahui kondisi kelistrikan di Provinsi
Banten dari sisi pengguna akhir rumah tangga serta pembangkit listrik di wilayah
Provinsi Banten. Tentu hal tersebut tidaklah cukup untuk mengetahui secara
menyeluruh profil ketenagalistrikan di Provinsi Banten, karena masih dibutuhkan lagi
data-data lainnya seperti data pemanfaat akhir sektor usaha dan industri, data jaringan
transmisi dan distribusi tenaga listrik, serta data pembangkit PLN dan pembangkit
lainnya yang diusahakan oleh pihak swasta baik penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan umum.
11
BAB III
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN
3.1 Capaian Kinerja Fisik
Dari Grafik Kurva S pada Gambar 3.1 serta Tabel 3.1 memperlihatkan bahwa capaian
kinerja fisik Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan pada :
- Bulan Januari sampai dengan Bulan Mei realisasi fisik kegiatan sedikit di bawah
target fisik yang direncanakan. Pada bulan-bulan ini dilaksanakan kegiatan
sosialisasi.
- Bulan Mei - Juli realisasi fisik fisik kegiatan sedikit di bawah target fisik yang
direncanakan. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan IR dan SR belum
dilaksanakan , masih tahap proses persiapan . Untuk kegiatan pemasangan IR baru
dilakukan tahapan pelelangan dan baru selesai dan ditandatangani kontrak pada
Bulan awal Juli.
- Bulan Agustus– Desember realisasi fisik cukup mengejar target. Hal tersebut
terutama dikarenakan tahap pekerjaan IR dan SR yang direncanakan
pelaksanaannya selama 4 bulan yaitu Juli s/d November agak lambat di awal
Bulan Juli dan Agustus dan baru selesai pada awal bulan Desember. Walaupun
lebih lambat dari yang direncanakan, namun tidak melampaui batas akhir
pekerjaan yang ditentukan dalam kontrak.
- Bulan Desember semua pekerjaan telah berhasil diselesaikan.
Tabel 3.1 Progress Fisik Kegiatan
Bulan Target yang
direncanakan (%)
Realisasi Fisik (%)
Deviasi Fisik (%)
Keterangan
JANUARI 1,95 0,00 -1,95 dibawah target
PEBRUARI 3,71 1,13 -2,58 dibawah target
MARET 5,22 4,45 -0,77 dibawah target
APRIL 19,18 7,33 -11,86 dibawah target
MEI 32,11 7,90 -24,21 dibawah target
JUNI 44,97 8,21 -36,76 dibawah target
JULI 58,22 25,87 -32,35 dibawah target
AGUSTUS 71,49 45,97 -25,52 dibawah target
SEPTEMBER 85,36 59,01 -26,35 dibawah target
OKTOBER 98,81 76,86 -21,95 dibawah target
NOPEMBER 99,60 90,48 -9,13 dibawah target
DESEMBER 100 100 0,00 Sesuai Target
12
3.2 Capaian Kinerja Keuangan
Dari Grafik Kurva S pada Gambar 3.1 serta Tabel 3.2 memperlihatkan bahwa capaian
kinerja keuangan pada seluruh bulan berada di bawah target. Hal tersebut terjadi lebih
besar karena nilai kontrak pada tiap paket pekerjaan lebih rendah daripada nilai pagu
awal, serta pembayaran pekerjaan yang berdasarkan termin dimana nilai yang
dibayarkan selalu di bawah kemajuan pekerjaan fisik, kecuali pada pembayaran termin
terakhir. Namun secara umum kondisi capaian keuangan tersebut tidak menyalahi
karena masih lebih kecil atau sama dengan kemajuan fisik yang diperlihatkan pada
Tabel 3.1.
Pada akhir tahun penyerapan akhir keuangan sebesar 99,44 % dengan capaian fisik 100
%, sehingga terdapat sisa lebih pelaksanaan anggaran (SILPA) sebesar 0,56 % dari
total anggaran.
Tabel 3.2 Progres Keuangan Kegiatan
Bulan Target yang
direncanakan (%)
Realisasi Keuangan
(%)
Deviasi Keuangan
(%) Keterangan
JANUARI 1,95 0,00 -1,95 dibawah target
PEBRUARI 3,71 0,38 -3,34 dibawah target
MARET 5,22 2,91 -2,31 dibawah target
APRIL 19,18 4,07 -15,11 dibawah target
MEI 32,11 5,58 -26,53 dibawah target
JUNI 44,97 6,36 -38,61 dibawah target
JULI 58,22 17,63 -40,59 dibawah target
AGUSTUS 71,49 45,77 -25,72 dibawah target
SEPTEMBER 85,36 47,38 -37,98 dibawah target
OKTOBER 98,81 64,61 -34,21 dibawah target
NOPEMBER 99,60 68,60 -31,01 dibawah target
DESEMBER 100 99,44 -0,56 dibawah target
Gambar 3.1 Kurva S Target dan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan
13
BAB IV
PERMASALAHAN DAN HAMBATAN
4.1 Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan
diantaranya :
1. Menyesuaikan (mensinkronkan) antara jadwal kegiatan dan pencairan dana
kegiatan pada saat pelaksanaan;
2. Keterlambatan penyerapan anggaran;
3. Hal-hal non teknis lainnya.
4.2 Hambatan
Ada beberapa hambatan yang dihadapi pada saat pelaksanaan kegiatan Pembangunan
Listrik Perdesaan, tetapi dengan adanya kordinasi dan kerjasama tim, hambatan-
hambatan yang ada dapat teratasi.
14
BAB V
PENUTUP
Dari Resume Kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III ( Kabupaten Lebak) dapat
digarisbawahi bahwa :
1. Capaian kinerja fisik sampai akhir anggaran mencapai 100 %
2. Penyerapan anggaran mencapai 99,44 % atau sebesar Rp. 7.645.381.200,- dari anggaran
total sebesar Rp. 7.688.765.000,- sehingga terdapat sisa lebih pelaksanaan anggaran
(SILPA) sebesar Rp. 43.383.800,- atau 0,56 %.
3. Output (keluaran) yang merupakan hasil akhir dari pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Listrik Perdesaan di WKP III (Kabuapten Lebak) TA. 2014 adalah sebagai berikut :
a. Terlaksananya kegiatan sosialisasi kepada calon penerima hibah lisdes di 114 lokasi
serta sosialisasi bagi kepala desa/lurah sebanyak 6 lokasi yang tersebar di Kabupaten
Lebak serta terlaksananya sosialisasi tentang pemanfaatan dan keselamatan listrik
rumah tangga di 15 lokasi di wilayah Kabupaten Lebak.;
b. Terpasangnya Instalasi Rumah dan terbayarkannya pembayaran BP dan Token Tahun
2014 sebanyak 6.000 rumah/ satuan sambungan;
c. Tersusunnya 1 dokumen laporan pemutakhiran data kelistrikan di wilayah Kabupaten
Lebak.
Demikian laporan resume hasil kegiatan Pembangunan Listrik Perdesaan di WKP III
T.A. 2014 yang dapat kami sampaikan. Tentu banyak kekurangan yang telah dilakukan,
namun besar harapan kami bahwa apa yang telah kami lakukan dapat bermanfaat bagi
pembangunan Provinsi Banten, terutama bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Banten
pada umumnya. Kami sangat berharap masukan serta arahan lebih lanjut, agar pelaksanaan
kegiatan tersebut dapat berjalan lebih baik lagi di kemudian hari.