pajak penghasilan
DESCRIPTION
pembahasan mengenai pajak penghasilaTRANSCRIPT
-
PAJAK PENGHASILAN(PPH)
1. Pengertian Pajak Penghasilan
Pasal 4 ayat (1) UU PPh ,Pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan WP, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Laba keuangan sebelum pajak adalah istilah pelaporan keuangan yang sering
diacu sebagai laba sebelum pajak, laba untuk tujuan pelaporan keuangan, atau laba
untuk tujuan pembukuan. Laba keuangan sebelum pajak ditentukan menurut GAAP dan
diukur dengan tujuan memberikan informasi yang bergunan bagi investor dan kreditor.
Laba kena pajak atau laba untuk tujuan pajak, adalah istilah akuntansi pajak
yang digunakan untuk menunjukkan jumlah yang menjadi dasar perhitungan hutang
pajak perusahaan. laba kena pajak ditentukan menurut peraturan Internal Revenue
(peraturan pajak) yang dirancang untuk mendapatkan uang guna mendukung operasi
pemerintah.
Adapun asas Pengenaan Pajak penghasilan yaitu sebagai berikut
Asas Domisili yaitu asas pemungutan pajak atas domisili atau tempat subyek pajak
Asas Sumber yaitu pemungutan pajak berdasarkan sumber penghasilan yang diperoleh oleh Subyek Pajak
Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan
(recoverable) pada periode mendatang sebaga; akibat adanya :
(a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan
(b) sisa kompensasi kerugian
Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau
kewajiban dengan DPP-nya Perbedaan temporer dapat berupa
-
(a) perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) adalah perbedaan
temporer yang meninibulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan
laba fiscal periode mendatang pada saat nilai tercatat aset dipulihkan (recovered) atau nilai
tercatat kewajthan tersebut dilunasi (settled), atau
(b)perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) adalah
perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible
amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aset
dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled).
Beban Pajak Tangguhan dan Pendapatan Pajak Tangguhan
Pajak Kini (current tax) adalah jumlah PPh terhutang atas Penghasilan Kena Pajak pada satu
periode.
Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan
Pendapatan pajak tangguhan menimbulkan asset pajak tangguhan.
Aset Pajak Tangguhan
Aset Pajak Tangguhan (deffered tax asset) timbul apabila beda waktu menyebabkan
terjadinya koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil dari pada
beban pajak menurut peraturan perpajakan.
Aset Pajak Tangguhan adalah jumlah PPh terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat
adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian.
Kewajiban Pajak Tangguhan
Kewajiban Pajak tangguhan (deffferd tax liabilities) timbul apabila beda waktu menyebabkan
terjadinya koreksi negative sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada
beban pajak menurut peraturan perpajakan.
Kewajiban Pajak Tangguhan adalah jumlah PPh terhutang untuk periode mendatang sebagai
akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
-
Pencatatan dan Penyajiannya
Pengakuan asset dan kewajiban pajak tangguhan deilakukan terhadap rugi fiscal yang masih
dapat dikompensasikan dan beda waktu antara laporan keuangan komersial dengan laporan
keuangan fiscal yang dikenakan pajak, dikalikan dengan tariff pajak yang berlaku, tariff
maksimum PPh 30%.
Jurnal untuk mencatat timbulnya asset pajak tangguhan adalah
Keterangan Debit Kredit
Aset pajak tangguhan
Pendapatan pajaktangguhan
xxxx
Xxx
Jurnal untuk mencatat timbulnya kewajiban pajak tangguhan adalah
Keterangan Debit Kredit
Beban pajak tangguhan
Kewajiban pajak tangguhan
xxxx
Xxx
Tarif Pajak
Tarif pajak penghasilan wajib pajak (WP) orang pribadi dalam negeri dan bentuk usaha tetap diatur berdasarkan UU PPh pasal 17.
Ada empat macam tarif pajak yaitu:
1. tarif pajak proposional (sebanding)
2. tarif pajak progresif (semakin besar)
3. tarif pajak degresif (semakin kecil)
4. tarif pajak tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak.
Misalnya: tarif bea materai untuk cek dan bilyet giro dengan harga nominal berapapun dikenakan bea materai Rp 3.000,-
-
Tarif Pajak untuk Badan
Lapisan Penghasilan Prosentase
Sampai dengan 50 juta 10%
50 juta sampai dengan 100 juta
15%
100 juta keatas 30%
Pasal 17 ayat (1) huruf b UU PPh
Tarif Pajak untuk Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan Prosentase
Sampai dengan 25 juta 5%
25 juta sampai dengan 50 juta 10%
50 juta sampai dengan 100 juta
15%
100 juta sampai dengan 200 juta
25%
200 juta keatas 35%
Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh
REFERENSI
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=13 http://ilmuhariini.blogspot.com/2013/06/akuntansi-pajak-penghasilan_2.html http://domain-pajak.blogspot.com/2010/01/akuntansi-pajak-penghasilan-psak-46.html http://sifaakt.blogspot.com/2013/02/pajak-penghasilan.html