panas pelarutan

10
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM FISIKA TERAPAN PANAS PELARUTAN DISUSUN OLEH: 1. Arief Candra Edison 061240411464 2. Fitri Ramayanti 061240411467 3. Hardiansyah 061240411469 4. Lis Ocktty Zahara Pamoga 061240411472 5. M. Isnanto Wisnu Wicaksono 061240411476 6. Munardo Saputra 061240411479 7. Tri Amrullah 061240411482 8. Wulan appriani 061240411485 Kelompok : Tiga (3) Instruktur : Ir. Aisyah Suci Ningsih M.T POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

Upload: mganta-khaitami

Post on 23-Oct-2015

282 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Panas pelarutan

TRANSCRIPT

Page 1: Panas Pelarutan

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

FISIKA TERAPAN

PANAS PELARUTAN

DISUSUN OLEH:

1. Arief Candra Edison 0612404114642. Fitri Ramayanti 0612404114673. Hardiansyah 0612404114694. Lis Ocktty Zahara Pamoga 0612404114725. M. Isnanto Wisnu Wicaksono 0612404114766. Munardo Saputra 0612404114797. Tri Amrullah 0612404114828. Wulan appriani 061240411485

Kelompok : Tiga (3)

Instruktur : Ir. Aisyah Suci Ningsih M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TEKNIK ENERGI

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Page 2: Panas Pelarutan

PANAS PELARUTAN

I. TUJUAN

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan :

1. Untuk mengetahui panas pelarutan dari CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat

2. Untuk mengetahui panas pelarutan dengan menggunakan Hukum Hess

II. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat yang digunakan :

- Kalorimeter

- Thermometer 0-100

- Gelas kimia 100ml

- Stopwatch

- Oven

- Kaca arloji

- Neraca analitik

- Hot plate

- Spatula

- Desikator

2. Bahan yang digunakan :

- CuSO4.5H2O

- CuSO4 anhidrat

- Aquadest

III. DASAR TEORI

Panas Pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol

senyawa dilarutkan dalam sejumlah pelarut. Secara teoritis, panas pelarutan suatu

senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak terhingga, tetapi dalam prakteknya

Page 3: Panas Pelarutan

pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan

panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut. Perubahan entalpi pelarutan adalah

kalor yang menyertai proses penambahan sejumlah tertentu zat terlarut terhadap zat

pelarut pada suhu dan tekanan tetap. Terdapat 2 macam entalpi pelarutan yaitu entalpi

pelarutan integral dan entalpi pelarutan differensial.

Entalpi pelarutan integral didefinisikan sebagai perubahan entalpi jika suatu

mol zat dilakukan dalam n mol pelarut. Entalpi pelarutan deferensial sebagai perubahan

entalpi jika suatu mol zat terlarut diarutkan dalam jumlah larutan tak terhingga,

sehingga konsentrasinya tidak beruba dalam penambahan 1 mol zat terlarut. Secara

matematik didefinisikan sebagaimana d = m ∆H/dm, yaitu perubahan panas diplot

sebagai jumlah mol zat terlarut dan entalpi pelarut deferensial dapat diperoleh dengan

mendapatkan kemiringan tergantung pada konsentrasi larutan.

Kalor adalah sutu bentuk energy ang diterimah oleh suatu benda yang

menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau bentuk wujudnya. Kalor berbeda

dengan suhu, karena adalah ukuran dalam suatu derajat panas. Kalor merupakan suatu

kuantitas atau jumlah panas balik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.

Kalor (Q) dapat dirtikan sebagai energy yang dipindahkan melalui batas-batas

system, sebagian besar akibat dari adanya perbedaan antara system dan

lingkungan.menurut parjanjian, Q dihitung sebai positif jika kalor keluar sistem.

Kalor didefinisikan sebagai energy panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara

umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan

mengukur suatu benda tersebut. Jika suhuna tinggi, maka kalor yang dikandung oleh

benda sangat besar. Begitu juga sebaliknyajika suhu rendah, maka kalor yang

dikandung sedikit.

Kalor adalah energy yang dipindahkan dri suatu benda atau tubuh kepada

benda lain akibat suatu perbedaan suhu diantara mereka. Kalor dinyatakan dalam satuan

energi dalam joule (J). Menurut satuan (SI), kalor umumnya dinyatakan dalam kalori

(kal) yaitu suatu kalori adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk meningkatkan 1

gram air sebanyak 1 K atau 1 0C suhu kamar.

Kapasitas kalor adalah jumlah energy kalor yang diperlukan untuk menaikkan

suhusejumlah zat tertntu sebesar 1 K atau 1 0C. jumlah kalor yang diperlukan untuk

menaikkan suhu suatu zat ang diketahui oleh sembarang suhu awal sampai sembarang

suu akhir dapat ditentukan melalui pemahaman persamaan kalor :

Qkalor = m c ∆T

Page 4: Panas Pelarutan

Keterangan : m = massa benda

C = kapasitas kalor spesifik dari zat tertentu

∆T = perubahan suhu

Hukum Hess adalah sebuah hukum dalam kimia fisika untuk ekspansi hess

dalam siklus hess. Hukum ini digunakan untuk memprediksi perubahan entalpi dari

hukum kekekalan energy. Menurut hukum hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan,

perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang

digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal

dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi bukan langkah-langkah yang

dilakukan untuk mencapainya. Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi

dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya dengan

melakukan operasi aritamatika pada bebarapa persamaan reaksi yang perubahan entalpi

diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga

penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan.

IV. LANGKAH KERJA

1. Menentukan harga ketetapan kalor

a. Memasukkan 50 ml aquadest ke dalam kalorimeter.

b. Mengamati dan mencatat suhu air pada kalorimeter.

c. Memanaskan air sebanyak 50 ml di atas hot plate hingga suhunya di atas 10 0C

dari suhu awalnya 10 .

d. Memasukkan air panas ke dalam kalorimeter yang berisi air aquadest 50 ml.

e. Mencatat dan mengamati suhu campuran.

2. Menentukan panas pelarutan CuSO4

a. Menimbang secara teliti CuSO4 sebanyak 5 gram.

b. Memasukkan aquadest sebanyak 50 ml ke dalam kalorimeter kemudian catat

suhu air.

c. Mencampurkan 5 gram CuSO4.5H2O ke dalam calorimeter dan mengaduknya.

d. Mencatat perubahan suhu campuran

e. Mengulang langkah-langkah tersebut untuk CuSO4. 5 H2O yang terlebih dahulu

dipanaskan dengan suhu 110oC untuk menghilangkan H2O atau air Kristal.

V. KESELAMATAN KERJA

Page 5: Panas Pelarutan

Dalam menjaga keselamatan kerja usahakan dalam bekerja hati-hati dan menggunakan

jas lab dan kaca pelindung. Jika anggota tubuh kena bahan kimia uang digunakan cuci dengan

air yang mengalir.

VI. DATA PENGAMATAN

1. Menentukan harga calorimeter

Suhu mula-mula (T1) = 34oC

(T2) = 44oC

(T3) = 41oC

2. Menentukan panas pelarutan dan panas reaksi

Serbuk CuSO4 . 5 H2O = 5 gram

Serbuk CuSO4 anhidrat = 4,75 gram

Suhu mula-mula = (T1) = 34oC

(T2) = 44oC

(T3) = 36oC

VII. PERHITUNGAN

Menentukan harga kalorimeter

Q lepas = Q terima

Q air panas = Qai dingin + Q calorimeter

Mair panas cp ∆T = mair dingin + X . ∆T

50gr. 4,2 J/groC. 3oC = 50gr. 4,2 J/groC. 7oC + x .7oC

630 J = 1470 J + x . 7oC

x.7oC = -840 J

x = -120 J/oC

Menentukan Panas Pelarutan

CuSO4 . 5 H2O ( n = 0,02 mol )

Qpelarutan = Q air + Qkal

= 50 gr × 4,2 J/gr 0K × 2oC + (-120 J/0C) × 20C

= - 180 joule

Q pelarutan = - 180 Joule

Page 6: Panas Pelarutan

0,02 mol

= - 9000 J/mol

CuSO4 anhidrat ( n = 0,03 mol )

Qpelarutan = Q air + Qkal

= 50 gr × 4,2 J/gr 0K × 2oC + (-120 J/0C) × 20C

= 180 joule

Q pelarutan = 180 Joule

0,03 mol

= 6000 J/mol

VII. ANALISA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa pada saat

melakukan pengocokan pada calorimeter dilakukan dengan konstan agar suhu yang

didapatkan konstan. Penentuan panas pelarutan dan panas reaksi CuSO4 . 5 H2O digerus

terlebih dahulu agar luas kontak CuSO4 lebih besar. Pada percobaan penambahan

CuSO4 anhidrat, CuSO4 . 5 H2O harus dikeringkan terlebih dahulu ke dalam oven agar

hidratnya hilang dan warnanya berubah dari biru menjadi putih. Kemudian melakukan

dan memasukkannya ke dalam desikator agar dingin.

Pada percobaan ini terdapat kendala yaitu thermometer yang kurang baik dan

calorimeter yang bocor. Sehingga hasil yang didapat kurang akurat. Selain itu ketelitian

pengamat juga mempengaruhi hasil percobaan

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Panas pelarutan merupakan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu system apabila 1

mol zat terlarut dilarutkan dalam n1 mol pelarut pada thermometer.

Faktor-faktor yang mempengaruhi entalpi yaitu : jumlah zat, temperature, sifat zat

terlarut dan pelarutnya, konsentrasi awal dan akhir larutan.

Panas pelarutan pada CuSO4 . 5 H2O = - 9000 J/mol

Panas pelarutan pada CuSO4 anhidrat = 6000 J/ mol

IX. DAFTAR PUSTAKA

… Jobsheet Praktikum Fisika terapan. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. 2012

Page 7: Panas Pelarutan

X. GAMBAR ALAT

Kalorimeter Oven gelas kimia

termometer hot plate

Stopwatch kaca arloji

Botol aquadest