pancasila sebagai filsafat

31
BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupuntidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.Gelombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasitelah mengancam, bahkan mengasai eksistensi Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai- nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain muncul masalah internal, yaitu maraknya tunttan rakyat, yang secara objektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan sosial. Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan nasional ditambah komplik internal seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik menarik kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri

Upload: budi-prasetyo

Post on 15-Apr-2016

233 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupuntidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.Gelombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasitelah mengancam, bahkan mengasai eksistensi Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain muncul masalah internal, yaitu maraknya tunttan rakyat, yang secara objektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan sosial. Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan nasional ditambah komplik internal seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik menarik kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri bangsa. Nilai-nilai baru yang masuk, baik secara sujektif maupun objektif, serta terjadinya pergeseran nilai di tengah masyarakat yang pada akhirnya mengancam-prinsip-prinsiphidup berbangsa masyarakat Indonesia. Prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar (The founding fathers) Negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat bernegara, itulah pancasila. Dengan pemahaman demikian, maka pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancamandengan munculnya nilai nilai baru dari nuar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadiSecara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa, senantiasanmemeliki suatu pandangan hidup atau filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain didunia. Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain.Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya Negara Indonesiamerdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental “di atas dasar apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai filsafat bangsa. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistim filsafat. Pemahaman demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology, epistemology, dan aksiologi dari kelima sila pancasila.

TRANSCRIPT

Page 1: Pancasila sebagai filsafat

BAB I. PENDAHULUAN

  LATAR BELAKANG

        Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupuntidak

langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.Gelombang besar

kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasitelah mengancam, bahkan mengasai

eksistensi Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah

terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya perbenturan

kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan

kenegaraan di Indonesia menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman internasional

yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain muncul masalah internal, yaitu maraknya tunttan

rakyat, yang secara objektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan

keadilan sosial. Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan nasional ditambah komplik

internal seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik menarik kepentingan yang secara

langsung mengancam jati diri bangsa. Nilai-nilai baru yang masuk, baik secara sujektif maupun

objektif, serta terjadinya pergeseran nilai di tengah masyarakat yang pada akhirnya mengancam-

prinsip-prinsiphidup berbangsa masyarakat Indonesia. Prinsip dasar yang telah ditemukan oleh

peletak dasar (The founding fathers) Negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi

suatu prinsip dasar filsafat bernegara, itulah pancasila. Dengan pemahaman demikian,

maka pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami

ancamandengan  munculnya nilai nilai baru dari nuar dan pergeseran nilai-nilai

yang terjadiSecara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa,

senantiasanmemeliki suatu pandangan hidup atau filsaat hidup masing-masing, yang berbeda

dengan bangsa lain didunia. Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas

Page 2: Pancasila sebagai filsafat

lokal) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian, bangsa

Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa

lain.Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya Negara Indonesiamerdeka,

mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental “di atas dasar

apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan mendasar ini akan

selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan kata lain, jati diri

bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai filsafat bangsa. Pancasila yang

terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistim filsafat. Pemahaman demikian

memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology, epistemology, dan aksiologi

dari kelima sila pancasila.

TUJUAN

Adapun Tujuan Umum dan Khusus dari pembuatan makalah ini yaitu:

1.     Agar kami mendapatkan nilai dari tugas Dosen mata kuliah

2.      mengetahui aspek dari isi pencasila sebagai filsafat

MANFAAT

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

a.        Guna menambah wawasan para mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam makalah

ini.

b.        Mengembangkan agar kami bisa mengetahui tujuan khusus pancasila

c.        Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam membuat makalah dengan benar

Page 3: Pancasila sebagai filsafat

BAB II. PERMASALAHAN

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian sistem dan unsur – unsur sistem ?

2. Bagaimana kesatuan sila – sila Pancasila sebagai suatu kesatuan yang sistematis, hirarkis,

dan logis ?

3. Apa saja unsur – unsur Pancasila sebagai suatu sistem filsafat ?

4. Bagaimana perbandingan filsafat pancasila dengan sistem filsafat lainnya yang didunia?

BAB III. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SISTEM DAN UNSUR – UNSUR SISTEM

Pengertian Sistem

Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau cara

dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi

satu kesatuan yang utuh. Sebagai suatu himpunan, system pun didefinisikan bermacam-macam

pula.

A.    Berbagai penggunaan istilah sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai pengertian demikian :

1.      Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (whole compounded of several

parts—Shrode dan Voich, 1974 : 115).

Page 4: Pancasila sebagai filsafat

2.      Hubungan  yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur (an

organized, functioning relationship among units or components – Awad, 1979 : 4)

Jadi, dengan kata lain systema itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang

saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole).

Penggunaan istilah sistem itu diantaranya :

1.      Sistem yang digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan atau himpunan benda-benda yang

disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling hubungan atau saling ketergantungan yang

teratur dan yang tergabungkan secara alamiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi

suatu kesatuan yang bulat dan terpadu ; suatu yang berfungsi, bekerja atau bergerak serentak

bersama-sama mengikuti suatu kontrol tertentu. Contohnya sistem tata surya dan ekosistem.

2.      Sistem yang menyangkut alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus

memberikan sumbangan terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang rumit tetapi amat

vital.

Misalnya sistem syaraf.

3.      Sistem yang menunjuk sehimpunan gagasan, prinsip, doktrin, hukum dan sebagainya yang

membentuk suatu kesatuan yang logik dan dikenal sebagai isi buah pikiran filsafat tertentu,

agama atau bentuk pemerintahan tertentu.

Contohnya : Sistem Teologis Agustinus, sistem pemerintahan demokratis dan sistem masyarakat

islam.

4.      Sistem yang digunakan untuk menunjuk suatu teori atau hipotesis (yang dilawankan

dengan praktek).

Misalnya pendidikan sistematik.

5.      Sistem yang digunakan dalam arti metode atau tata cara.

Page 5: Pancasila sebagai filsafat

Misalnya sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran, pembinaan pengusaha

ekonomi lemah dan sistem anak angkat.

6.      Sistem yang digunakan untuk menunjuk metode pengaturan organisasi atau susunan

sesuatu, atau mode tata cara dan dalam pengertian metode pengelompokkan, pengkodifikasian

dan sebagainya.

7.      Misalnya sistem pengelompokkan bahan pustaka menurut Dewey.

Jika diperhatikan dengan seksama, pemakaian sistem dapat digolongkan secara garis besar

pemakaian sistem itu digolongkan menjadi 2, yaitu :

1.      Sistem sebagai suatu wujud (entitas)

Suatu sistem bisa dianggap suatu himpunan bagian yang saling berkaitan membentuk satu

keseluruhan yang rumit atau komplek. Sistem sebagai suatu wujud, suatu entitas, sebagai suatu

benda, pada dasarnya bersifat deskriptif, bersifat menggambarkan. Pola seperti ini berguna

sekali, yakni dalam hal memberikan kemungkianan untuk menggambarkan dan membedakkan

antara benda yang satu dengan yang berlainan guna kepentingan panganalisaan dan untuk

mempermudah pemecahan masalah.

2.      Sistem sebagai suatu metode

Kata-kata sistem mempunyai makna metodologik, Sistem yang dipergunakan menunjuk tata

cara (prosedur), jadi bersifat preskriptif bukan deskriptif. Sistem dalam arti wujud (entitas)

bersifat deskriptif.

Contoh Deskriptif ( ini program investasi ) dan Preskriptif ( Ini program investasi yang akan

meningkatkan deviden )

Contoh-contoh tersebut masing-masing menunjukan wujud barang ( deskriptif ) sedangkan

( preskriptif ) yaitu suatu metode atau cara untuk mencapai sesuatu.

Page 6: Pancasila sebagai filsafat

Konsep sistem sebagai metode ini dikenal dalam pengertian umum sabagai Pendekatan

sistem. Pendekatan tersebut merupakan penerapan metode ilmiah di dalam usaha memecahkan

masalah. Mempergunakan pendekatan sistem menuntu pemahaman bahwa setiap sistem itu

berada dari sistem yang lebih besar atau lebih luas sehingga semua benda dengan sesuatu cara

saling berkaitan.

B.     Definisi-definisi sistem

Kebanyakan definisi sistem lebih menujuk sebagai suatu wujud benda jarang yang mengenai

sistem sebagai metode. Karena itu definisi yang dikutip di sini umumnya menunjuk wujud

benda.

Definisi yang apling sederhana di kemikakan oleh Johnson, Kast dan Rosenzweig sebagai

berikut ” Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,

suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu

kebulatan/keseluruhan yang kompleks/utuh ”.

Definisi yang lebih lengkap menunjukkan adanya tujuan sesuatu sistem. Misalnya menurut

Campbell (1979 : 3), ” Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang

bersama-sama berfungsi untuk mencapai sesuatu tujuan  ”.

Sedangkan menurut Awad, ” sistem merupakan sehimpunan komponen yang

terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai tujuan tertentu ”.

Definisi tersebut nampak terlampau rumit. Untuk memperejelasnya beberapa contoh

diberikan Murdick dan Ross sebagai berikut :

1.      Sistem Pabrik. Sekelompok orang, mesin dan fasilitas (sehimpunan unsur) melakukan

kegiatan atau bekerja untuk menghasilkan produk tertentu (mencapai tujuan bersama) dengan

mendayagunakan persyaratan produk, jadwal, bahan mentah dan daya listrik yang diubah

Page 7: Pancasila sebagai filsafat

menjadi daya mekanik (mengolah data, bahan dan energi) guna menghasilkan hasil karya/produk

dan informasi yang telah direncanakan atau diterapkan pada para langganan ( guna menghasilkan

barang pada saat yang telah ditetapkan).

2.      Sistem Informasi Manajemen. Sekumpulan orang, seperangkat pedoman dan alat

perlengkapan pegolah data (sekumpulan unsur) memilih,  menyimpan, mengolah dan memanggil

kembali data (mengolah data dan bahan) untuk mengurangi ketidakpastian di dalam pembuatan

keputusan (mencapai tujuan bersama) dengan menghasilkan informasi bagi pimpinan.

3.      Sistem Organisasi Usaha. Sekumpulan orang (sehimpunan unsur) mencari dan mengolah

sumber-sumber material dan informasi (membuat kegiatan) untuk mencapai berbagai macam

tujuan bersama.

C.    Sistem, unsur-unsur sistem dan tujuan sistem

Secara sederhana sistem itu merupakan sehimpunan unsur-unsur yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan bersama. Pengertian ini dapat digambarkan dengan beberapa contoh sistem,

unsur-unsurnya dan tujuannya seperti yang terlihat dalam bagan berikut (berdasarkan Murdick

dan Ross, 1982 : 2 dan Winardi, 1980 : 2)

SISTEM UNSUR-UNSUR

Tubuh manusia Organ-organ,  susunan urat syaraf, sistem  peredaran darah dan sebagainya

Klab rekreasi Anggota

Pabrik Orang, mesin, bangunan, bahan material

Sistem peluru kendali (rudal) Peluru kendali, dan tempat pelontarannya, manusia, jaringan pelacakan dan komunikasi

Kepolisian Manusia, perlengkapan, bangunan, jaringan komunikasi

Komputer Komponen fisik dan hubungan

Cakrawala Bintang, planit, energi

Page 8: Pancasila sebagai filsafat

Filsafat Ide-ide (buah pikiran)

 

Unsur-Unsur Sistem Dan Ciri-Ciri Sistem

Unsur-unsur dalam sistem meliputi hal-hal berikut:

a.    Seperangkat komponen, elemen, bagian

b.    Saling berkaitan dan tergantung

c.    Kesatuan yang terintegrasi (terkait dan menyatu)

d.    Memiliki peranan dan tujuan tertentu.

Jadi, sistem merupakan satu kesatuan yang saling terkait.

Pemahaman tentang pengertian sistem sangat diperlukan dalam rangka memperjelas pelaksanaan

tugas dan fungsi masing-masing komponen yang ada di dalam suatu sistem. Semua komponen

tersebut didayagunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Ciri-ciri umum sebuah sistem adalah sebagai berikut:

a.    Cenderung ke arah entropi lamban, menua, mati

b.    Hadir dalam ruang dan waktu yang tidak bisa dihentikan

c.    Mempunyai batas-batas yang dapat berubah

d.    Mempunyai lingkungan proksimal dan distal

1)    Lingkungan proksimal adalah lingkungan yang disadari oleh sistem)

2)    Lingkungan distal adalah lingkungan yang berada di luar sistem)

e.    Mempunyai variabel dan parameter

1)    Variabel adalah faktor-faktor dalam sistem

2)    Parameter adalah faktor-faktor di luar sistem

Page 9: Pancasila sebagai filsafat

f.    Mempunyai subsistem

g.    Mempunyai subrasistem

2. KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU KESATUAN YANG

SISTEMATIS, HIRARKIS, & LOGIS

1. Kesatuan Yang Sistematis

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sitem filsafat Sistem

adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang : saling berhubungan, saling bekerja sama, untuk suatu

tujuan tertentu, dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Jadi Pancasila yang

terdiri atas bagian-bagian, yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada hakikatnya :

a. merupakan suatu asas sendiri

b. fungsi sendiri-sendiri

Namun secara keseluruahan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

2. Kesatuan Yang Bersifat Organis

Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal dan bersumber pada hakikat

manusia “monopluralis” yakni :

-susunan kodrat, jasmani rohani

-sifat kodrat, individu- makhluk sosial

-kedudukan kodrat, pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan YME

Page 10: Pancasila sebagai filsafat

3. Kesatuan Yang Bersifat Hirarkis, Berbentuk Piramidal

Dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya,

dan isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya. Sila I menjadi basis dari Sila

II, III,IV dan V Ketuhanan YME adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan,

berkerakyatan, serta berkeadilan sosial, sehingga setiap sila terkandung sila-sila lainnya.

1. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.

Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling

bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang

utuh. Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. suatu kesatuan bagian-bagian

b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri

c. saling berhubungan dan saling ketergantungan

d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)

e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.

Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendirisendiri, fungsi sendiri-sendiri

namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan

(bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Page 11: Pancasila sebagai filsafat

2. a. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis Isi sila-sila Pancasila pada

hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila merupakan unsur (bagian

yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang

majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-

sila lainnya. Di samping itu, di antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan

sila-sila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filisofis bersumber pada hakikat

dasar ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat

manusia ”monopluralis” yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat

individu-mahluk sosial, dan kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan

Yang Maha Esa. Unsur-unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.

b. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramidal. Hirarkhis dan piramidal

mempunyai pengertian yang sangat matematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan

sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas (kuantiítas) dan juga dalam hal isi sifatnya.

Susunan sila-sila. Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari

sila-sila sebelumnya atau diatasnya. Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila

mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila

merupakan suatu keseluruhan yang bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang

Maha Esa menjadi basis dari sila-sila Pancasila berikutnya. Secara ontologis hakikat Pancasila

mendasarkan setiap silanya pada landasan, yaitu : Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh

karena itu, hakikat itu harus selalu berkaitan dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Dengan

demikian maka, sila pertama adalah sifat dan keadaaan negara harus sesuai dengan hakikat

Page 12: Pancasila sebagai filsafat

Tuhan; sila kedua sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat manusia; sila ketiga sifat

dan keadaan negara harus satu; sila keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan

hakikat rakyat; dan sila kelima adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil.

Contoh rumusan Pancasila yang bersifat hirarkis dan berbentuk pyramidal adalah : sila pertama,

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan

beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan-perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling

Mengkualifikasi Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkhis pyramidal juga

memiliki sifat saling mengisi dan salng mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap sila

terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa

dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang

mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut : sila Ketuhanan Yang Maha Esa

adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial

bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 13: Pancasila sebagai filsafat

3. UNSUR-UNSUR PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

1.        Unsur Ketuhanan

Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya pencipta yaitu

Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, mempunyai sifat sebagai

individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia tidak sempurna.

Namun diantara makhluk, manusia adalah yang paling sempurna.        

pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa

Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian rupa maka bangsa

Indonesia berusaha mempertahankan dan mengembangkan hidupnya untuk bisa mengatasi

tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa pandangan hidup atau

kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-

hari dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai

alam, adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak

memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian

besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Pada masa itu pengaruh agama dalam

kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti

adanya peninggalan, tulisan dan adat istiadat.

2.        Unsur Kemanusiaan

Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita

mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat

Page 14: Pancasila sebagai filsafat

manusia. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai kemanusiaan.

Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang membedakan manusia

dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya semua bangsa mesti

mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah adil dan

beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa

haknya sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai susila,

artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap

Bangsa lain. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu menerima bangsa lain dengan ramah tamah,

karena suatu bangsa tidak akan hidup sendirian terlepas dari bangsa lain.

3.        Unsur Persatuan

Bangsa Indonesia dengan ciri-cirinya rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan

semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh karena itu

unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat Indonesia bahkan sudah

dilaksanakan oleh mereka.

4.        Unsur Kerakyatan

Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat. Dalam

bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti Rakyat

Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun

sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada pemerintahan yang bersifat

Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya unsur-unsurnya sudah ada, yang selama itu

tidak pernah dimanfaatkan secara Nasional formal.

Page 15: Pancasila sebagai filsafat

5.        Unsur Keadilan

Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang

menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain

dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan

kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama.

Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil karya bersama

tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial.

 Istilah sistem sering digunakan dalam menyebutkan sesuatu, misalnya sistem

pemerintahan , sistem pendidikan dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini pengertian system

dikaitkan dengan sistem pancasila.Sebelum membahas pancasila sebagai suatu system ada

baiknya kita pahami pengertian sistem terlebih dahulu. Sistem adalah bekerjanya masing-masing

unsure atau elemen yang berbeda dalam suatu kelompok dimana yang satu dan yang lainya

saling terkait dan saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi mencapai kesuksesan

bersama. Misal sepeda merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat nsure-unsur yang

satu dan yang lain saling terkait, Unsur tersebut velg. Ban luar, ban dalam, pentil, rantai, stang

dan bagian yang lainya. Masing –masing unsure tersebut saling terkait sehingga sepeda tersebut

dapat digunakan sebagai alat transportasi untuk mengantarkan manusia dari suatu tempat

ketempat yang lain. Jika salh satu nsure tidak ada, misalnya pentil yang berpungsi sebagai utuk

menahan udara yang berda di dalam ban maka banya akan kempes, sistem sepeda tadi bisa

berjalan akan tetapi perjalananya tidak normal seperti biasanya. Nah dari situ terlihat betapa

pentingnya setiap nsure yang memiliki pungsi dan tugas masing-masing.

Page 16: Pancasila sebagai filsafat

Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita lihat

dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun system dalam

pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila saling

berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya pancasila

sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sepagai pedoman di dalam berbangsa dan bernegara

juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana sila-

silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah diatur

sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa dibolak balik.

Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas

makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila sebagai suatu system.

4. PERBANDINGAN SISTEM FILSAFAT PANCASILA DENGAN SISTEM FILSAFAT

LAIN DI DUNIA 

Sistem Filsafat Pancasila 

Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan

yang lainnya, bekerja sama sesuai dengan aturan yang diterapkan, sehingga membentuk suatu

tujuan yang sama.Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang

merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

Sistem Filsafat adalah kumpulan atau kesatuan pemikiran/ajaran yang saling berhubungan

dan mampu menjangkau seluruh realitas yang ada, mencakup pemikiran teoritis tentang realitas

adanya tuhan, alam, dan manusia, untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 17: Pancasila sebagai filsafat

Perbandingan Filsafat Pancasila Dengan Sistem Filsafat Lainnya Di Dunia Secara

filosofis,  Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar

epistemologis dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya

misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain  paham

filsafat di dunia.

1.    Dasar Antologis Sila-sila Pancasila

Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak,

oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pokok

pendukung sila-sila Pancasila adalah manusia.

2.    Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila

Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan.  Kalau manusia

merupakan basis ontologi Pancasila maka dengan demikian mempunyai implikasi terhadap

bangunan epistemologis dari Pancasila. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam

epistemologis, yaitu : pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori

kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentang watak pengetahuan manusia.

Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak

bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas

religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup

manusia.

3.    Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta

bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Menurut Notonegoro, nilai-nilai tersebut

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

Page 18: Pancasila sebagai filsafat

a. Nilai Material : segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.

b. Nilai Vital : segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau

kegiatan.

c. Nilai Kerohanian : segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia yang dapat dibedakan

atas empat tingkatan sebagai berikut :

– Nilai kebenaran : nilai yang bersumber pada akal, rasio, budi atau cipta manusia.

– Nilai keindahan/estetis : nilai yang bersumber pada perasaan manusia.

– Nilai kebaikan/moral : nilai yang bersumber pada unsur kehendak (will, wollen, karsa)

manusia

– Nilai religius : nilai kerohanian tertinggi dan bersifat mutlak yang berhubungan dengan

kepercayaan dan keyakinan manusia serta bersumber pada wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

 Pengetahuan Sistem Filsafat Perbandingan dengan Sistem Filsafat lainnya

Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat suatu bangsa, senantiasa memeliki suatu

pandangan hidup atau filsaat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain didunia.

Inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan / kreatifitas local ) dan sekaligus sebagai

local wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak mungkin

memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain. Ketika para pendiri

Negara Indonesia menyiapkan berdirinya Negara Indonesia merdeka, mereka sadar sepenuhnya

untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental “ di atas dasar apakah Negara Indonesia

merdeka ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan

tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia. Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak

Page 19: Pancasila sebagai filsafat

ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai filsafat bangsa. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada

hakekatnya merupakan system filsafat.

1.     Filsafat: Secara etimologis cinta akan kebijaksanaan, tapi dapat pula diartikan sebagai

keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati.

2.    Filsafat Pancasila: Kebenaran dari sila-sila Pancasila sebagai dasar negara atau dapat pula

diartikan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang utuh dan logis.

Menurut Ruslan Abdul Gani, bahwa pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir collective

ideologie (cita-cita bersama). Dari seluruh bangsa Indonesia. Dikatakan sebagai filsafat, karena

pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan olehthe founding

father bangsa Indonesia, kemudian dituangkan dalam suatu “system” yang tepat. Adapun

menurut Notonagoro, filsafat pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah, yaitu

tentang hakikat pancasila.

Sistem Filsafat Lain Di Dunia

Filsafat Pancasila merupakan refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara

dan kenyataan bahwa budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian

secara mandasar dan menyeluruh. Adapun perbandingan Filsafat Pancasila dengan Filsafat

lainnya yaitu sebagai berikut:

1.     Filsafat Komunisme

Filsafat ini tidak mementingkan adanya hal-hal ketuhanan. Semua hal diatur oeh satu kelompok

yang paling berkuasa. Dalam filsafat ini, semua kebebasan dihapuskan. Semua hal diatur oleh

penguasa tunggal sehingga sumber dari segala sumber hukum yang berlaku tidak berasal dari

suara rakyat, namun dari penguasa tunggal yang ada dimana filsafat komunis itu berada.

Page 20: Pancasila sebagai filsafat

2.    Filsafat Liberalisme

Dalam hal ini, semua hal tidak memiliki batasan, sehingga memungkinkan adanya benturan-

benturan dalam masyarakat. Tidak ada yang mengatur tentang penanggulangan benturan-

benturan tersebut,. masyarakat hanya akan menegur bila merasa teranggu oleh orang lain, namun

apabila tidak merasa terganggumaka mereka cenderung untuk bersikap masa bodoh.

3.    Filsafat Individualisme

Filsafat ini lebih cenderung lebih kekehidupan masing-masing orang dimana antara orang yang

saru dengan orang yang lain tidak mempunya ikatan sosial atau dengan kata lain, mereka berdiri

masing-masing. Tidak terdapat kebersamaan, persatuan atau tujuan bersama.

BAB. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

SARAN