panduan inisiatif gali mutiara pancasila dan … · nilai-nilai pancasila dengan output untuk...
TRANSCRIPT
0
Tahun 2019 Kedeputian Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan
Panduan Inisiatif
Gali Mutiara Pancasila
dan Semangat Gotong Royong
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia dan sebagai pandangan
hidup bangsa merupakan hal yang tidak diragukan lagi. Pendiri bangsa telah
dengan segenap kesadaran menyepakati bahwa Pancasila merupakan konsep
berpikir yang paling sesuai dan paling mampu mengakomodasi keberagaman
yang membentuk negara Indonesia. Hal ini karena Pancasila digali dari dalam
diri bangsa Indonesia yaitu dari kearifan lokal yang berakar dan tumbuh di tengah-
tengah masyarakat Indonesia.
Sebagai dasar negara, Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum,
sehingga tidak boleh ada aturan hukum (formal yuridis) maupun aturan yang
bersifat informal baik dari tingkat paling tinggi sampai tingkat paling rendah yang
tidak sejalan dengan 5 sila Pancasila. Bahkan dalam aturan-aturan yang tidak
tertulis yang disepakati secara informal oleh elemen masyaratkat juga tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai ilmu dan pengetahun diajarkan di insitutusi pendidikan untuk
memastikan bahwa Pancasila dipahami dan dikenali secara utuh oleh siapapun
khususnya oleh rakyat Indonesia; dan dapat dikaji secara ilmiah untuk
memastikan objektivitas nilai dan kemampuannya untuk tetap relevan dengan
perubahan zaman.
Pancasila telah beberapa kali mengalami ujian, pada masa-masa setelah
kemerdekaan RI, Indonesia beralih dari UUD 1945 kepada UU RIS yang secara
2
prinsip mengabaikan keberadaan Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945. Kesadaran datang pada tahun 1959 dimana Presiden Soekarno
kemudian mendeklarasikan kembalinya Indonesia ke UUD 1945. Pada era
reformasi, Pemerintah pada saat itu memutuskan untuk tidak lagi memasukkan
pelajaran tentang Pancasila sebagai salah satu mata ajar wajib di sekolah-
sekolah dan secara bersamaan menghentikan kegiatan Penataran Pengamalan
dan Penghayatan Nilai-Nilai Pancasila (P4) yang pada era Pemerintah Orde Baru
secara masif dilaksanakan pada pada anak sekolah maupun kepada
organisasi/kelompok masyarakat lainnya. Hal ini terjadi karena adanya kesan
yang muncul di tengah masyarakat bahwa Pemerintah Orde Baru telah
menggunakan Pancasila sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan,
sehingga sebaiknya program-progam terkait Pancasila diminimalisir.
Pasca reformasi (sekitar 20 tahun kemudian) kesadaran tentang perlunya kembali
untuk mengaktualisasikan dan merevitalisasi nilai-nilai Pancasila muncul lagi
setelah maraknya isme-isme dan ideologi yang sangat bertentangan dengan
Pancasila seperti ideologi radikal yang menafikan keberagaman suku, budaya,
agama dan ada-istiadat yang ada di Indonesia dan berpotensi menjadi penyebab
perpecahan sesama anak bangsa. Indeks Ketahanan Nasional yang disusun
Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional Lemhanas mengindikasikan
melemahnya ketahanan ideologi dan politik dalam kurun tujuh tahun terakhir
(2010-2016). Indeks ketahanan ideologi, meliputi variabel toleransi,
kesederajatan dalam hukum, kesamaan hak kehidupan sosial, dan persatuan
bangsa, telah merosot dari skor 2.31 pada 2010 menjadi 2.06 pada tahun 2016.
Gambaran yang sama diperlihatkan oleh hasil Survei Nilai-Nilai Kebangsaan oleh
BPS tahun 2015 yang merupakan survei pertama kali di Indonesia. Dari setiap
100 orang Indonesia, 18 orang tidak tahu judul lagu kebangsaan RI, 53% orang
Indonesia tidak hafal seluruhnya lirik lagu kebangsaan, 24% tidak hafal sila-sila
3
Pancasila, 42% terbiasa menggunakan barang bajakan dan 55% jarang bahkan
tidak pernah ikut kerja bakti.
Aktivitas-aktivitas radikal yang ingin menjadikan Indonesia menjadi negara
khilafah dengan nilai-nilai yang sangat bertentangan dengan Pancasila
berdasarkan survei terbukti terus berlanjut. Upaya ini dilakukan secara sistemik
dengan menyasar semua golongan baik yang berpendidikan rendah maupun
kaum intelektual, orang tua, remaja dan anak usia dini, kaum profesional dan
masyarakat kebanyakan dan bahkan telah merasuk hingga ke pemerintahan.
Adanya aturan yang bersifat diskriminatif pada Perda-perda merupakan bukti
nyata bagaimana hal tersebut telah terjadi. Hal ini tentunya sangat
memprihatinkan dan bila tidak segera diatasi, secara perlahan namun pasti akan
mengarah kepada perpecahan antar anak bangsa dan menjadi ancaman yang
serius terhadap keutuhan NKRI.
Berbagai tantangan serius lain yang sedang dihadapi bangsa Indonesia seperti
penularan penyakit HIV Aids, penyalahgunaan narkoba, fenomena globalisasi
yang sangat memudahkan masuknya arus informasi dari luar serta faham
kapitalisme, merupakan hal-hal yang ingin dapat dihadapi dengan
mengedapankan pengamalan-nilai-nilai Pancasila.
Keprihatian tentang situasi tersebut telah menggugah berbagai kelompok
masyarakat, geliat unsur-unsur masyarakat yang peduli dengan lestari dan
aktualnya Pancasila muncul dan berkembang dengan berbagai aktivitas.
Beberapa dalam bentuk Kampung dan ada pula dalam bentuk komunitas. Untuk
kelompok institusi juga semakin banyak sekolah dan instansi Pemerintah yang
membentuk kelompok berbasis Pancasila. Hal ini seperti ini sangat
menggembirakan karena aktivitas tersebut berjalan berdasarkan inisiatif sendiri.
Implementasi kepedulian mereka diwujudkan dengan berbagai cara seperti
penataan kampung kumuh menjadi kampung yang bersih, asri dan bahkan
4
berupaya menciptakan aktivitas yang bersifat ekonomi untuk meningkatkan
penghasilan warga seperti Kampung Grendeng Pulo, Kampung Cimone dan
Kampung Markisa di Tangerang; peduli lingkungan seperti komunitas Ciliwung
yang aktif dalam upaya-upaya menjaga kebersihan kali Ciliwung; dan Gerakan
1000 di Kepulauan Seribu yang ingin mengangkat harkat hidup masyarakat
Kepulauan 1000 melalui berbagai aktivitas yang memanfaatkan kekayaan sumber
daya alam dan sumberdaya manusia setempat.
Pemerintah dalam hal ini Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) didirikan
untuk merevitalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai Pancasila. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan bottom up dan partisipatif yaitu mengutamakan
peran serta komponen masyarakat melalui gali mutiara Pancasila dari kearifan
lokal serta mendorong peningkatan semangat gotong royong. BPIP ingin semakin
mendorong partisipasi unsur-unsur masyarakat dalam turut serta secara aktif dan
berkelanjutan untuk mengeksplorasi nilai-nilai luhur yang telah ada sejak dahulu
kala namun terkubur oleh masuknya pengaruh-pengaruh luar yang
mengakibatkan perubahan gaya hidup menjadi semaki intoleran dan mudah
terbakar oleh hasutan-hasutan yang bertujuan memecah belah kesatuan.
Didukung jaringan pentahelix yaitu Pemerintah, Swasta, Masyarakat, Akademisi
dan Media, BPIP menyusun kegiatan pemberian insentif berupa hibah kepada
kelompok masyarakat, organisasi kemasyarakatan, insitusi pendidikan dan unit
kerja Pemerintah yang mampu menyampaikan usulan kegiatan yang dapat
menggali mutiara Pancasila dari kearifan lokal serta mendorong semangat
gotong-royong untuk meningkatkan kohesivitas antar elemen masyarakat.
Program ini disebut Pemberian Insentif Gali Mutiara Pancasila dan Meningkatkan
Semangat Gotong Royong. Mereka yang mendapat kesempatan memperoleh
insentif akan menjadi cikal bakal Unit Kerja Daerah yang menjadi mitra
Pemerintah dalam reaktualiasi dan revitalisasi Pancasila.
5
Landasan Hukum
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3. Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
4. Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2012 tentang
Hibah Daerah
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2011 tentang
Pedoman Pemerintah Daerah dalam Rangka Revitalisasi dan Aktualisasi
Nilai-Nilai Pancasila;
7. Peraturan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05
/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan;
9. Peratura-Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168
/pmk.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 99/PMK
.05/2017 tentang Administrasi Pengelolaan Hibah
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan
Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
12. Peraturan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila No. ..tentang…
6
Tujuan Program
Tujuan program adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas cikal bakal
Unit Kerja Daerah dalam melakukan program/kegiatan revitaslisasi dan
reaktualisasi Pancasila.
Sasaran program:
1. Terwujudnya unit kerja daerah yang mampu menggali nilai-nilai mutiara
Pancasila dengan komunitas berpancasila dan rekomendasi penguatan
pancasila dalam kemasan kearifan lokal masyarakat Indonesia.
2. Meningkatnya semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat
dengan sinkronisasi peraturan daerah dalam hukum nasional berdasarkan
ideologi pancasila dan menjadikan bahan ajar sebagai bentuk penguatan
ideologi Pancasila.
Luaran program
Luaran dari Program ini adalah daftar unit kerja daerah penerima insentif gali
mutiara pancasila dan semangat gotong royong.
Pengertian Program
Program Pemberian Insentif Gali Mutiara Pancasila dan Meningkatkan Semangat
Gotong Royong merupakan program BPIP yang memungkinkan dilakukannya
pemberian hibah dalam bentuk uang kepada Unit Kerja Daerah yang dipilih
melalui seleksi oleh Tim Seleksi Nasional (TSN). Pemenang adalah perwakilan
dari masing-masing Provinsi sehingga ada 34 pemenang yang mewakili setiap
Provinsi. Panitia seleksi dipilih dari unsur Pemerintah, swasta, aktivis
lingkungan/kemanusiaan/sosial, akademisi, dan media.
7
Panitia menetapkan 2 (dua) tema besar yang akan diterjemahkan oleh peserta
seleksi ke dalam berbagai bentuk kegiatan, yaitu: 1) Gali Mutiara Pancasila dari
Kearifan Lokal, selanjutnya disebut Gali Mutiara Pancasila dan 2). Meningkatkan
Semangat Gotong Royong, selanjutnya disebut Tema Gotong Royong. Yang
dimaksud dengan Gali Mutiara Pancasila adalah melakukan studi/kajian
terhadap kekayaan kearifan lokal yang ada di lingkup Provinsi dan menyusun
rekomendasi kearifan lokal yang paling sarat dengan nilai-nilai Pancasila. Adapun
yang dimaksud dengan studi/kajian dalam program adalah adalah kegiatan
identifikasi dan analisa sederhana terhadap kearifan lokal yang mengandung
nilai-nilai Pancasila dengan output untuk mendapatkan data atau informasi yang
representatif guna pengkajian lebih lanjut di tingkat Pusat.
Adapun Semangat Gotong Royong adalah melakukan kegiatan yang
mencerminkan semangat gotong royong di dalam berbagai sendi kehidupan
masyarakat (tidak diartikan hanya sebagai kerja bersama membersihkan
lingkungan pada akhir pekan). Lingkup kegiatan dalam teman Semangat Gorong
Royong adalah identifikasi Peraturan Daerah yang bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila serta menyusun rekomendasi; dan kerjasama dalam menyusun
suplemen bahan ajar untuk memperkaya bahan ajar Pancasila yang sudah ada
saat ini. Kegiatan tambahan yang bisa menjadi nilai tambah adalah kerjasama
meningkatkan tingkat perekonomian, kerjasama meningkatkan kelestarian
sungai, kerjasama meningkatkan keharmonisan antar umat beragama dll.
Pelaksanaan seleksi dilakukan pada tahun 2019 dan pemberian insentif dilakukan
pada awal tahun 2020.
8
BAB II
PENGAJUAN PENDANAAN DAN SELEKSI
Persyaratan Peserta
Peserta adalah kelompok (bukan individu), yang dapat berasal dari Organisasi
Kemasyarakatan, Kelompok Masyarakat, Institusi Pendidikan, Unit Kerja
Pemerintah di Daerah. Status peserta dibuktikan dengan akte pendirian dan/atau
anggaran dasar dan/atau anggaran rumah tangga.
Fokus tema kegiatan pada setiap provinsi
Fokus kegiatan sesuai dengan tema yang diberikan panitia kepada peserta yaitu
1) Gali mutiara Pancasila dan Meningkatkan semangat Gotong Royong dengan
ruang lingkup kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, pertahanan dan
keamanan. Lingkup penilaian adalah berdasarkan Provinsi, artinya pelamar akan
dikelompokkan ke dalam Provinsi sesuai domisili peserta dan pemenang adalah
akan dipilih dari masing-masing provinsi. Pemilihan tema sesuai provinsi adalah
sebagai berikut:
Tema Gali Mutiara Pancasila: Sumatera Barat, Riau, Jambi, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku dan
Papua.
Tema Semangat Gotong Royong: NAD, Sumatera Utara, Kepulauan Riau,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta,
DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku
Utara dan Papua Barat
9
Tahapan Seleksi
Tahapan seleksi dibagi atas 2 tahapan utama yaitu seleksi administrasi dan
seleksi wawancara, dengan rincian tahapan sebagai berikut :
1. Pengumuman program melalui media elektronik dan cetak
2. Sosialisasi program secara on line maupun pertemuan langsung
3. Pendaftaran Peserta melalui website bnp2tki www.go.id
4. Seleksi administrasi/dokumen
5. Pengumuman hasil seleksi administrasi/dokumen
6. Seleksi Wawancara
7. Pengumuman Akhir
8. Penandatangan kontrak kerjasama
Tahapan dan Jadwal Seleksi
1. Pengumuman Program Pemberian Insentif Gali Mutiara Pancasila dan
Semangat Gotong Royong dilakukan di website BPIP www.bpip.go.id dan
melalui media massa lainnya baik elektronik (media mainstream, media
sosial dll) maupun cetak.
2. Sosialisasi merupakan penyebarluasan informasi tentang program kepada
masyarakat umum baik yang dilakukan melalui media elektronik dan cetak
maupun dengan bertatap muka secara langsung.
3. Pendaftaran merupakan kegiatan administrasi penyampaian dokumen
kepada pihak panitia seleksi dengan melampirkan bukti fisik kelengkapan
yang telah di syaratkan oleh panitia. Mekanisme pengumpulan administrasi
terbagi dua jenis softcopy dan hardcopy. Peserta akan melakukan unggah
dokumen melalui website www.bpip.go.id. Sedangkan dokumen fisik dikirim
langsung ke Panitia Seleksi Pemberian Insentif Gali Mutiara Pancasila dan
Semangat Gotong Royong dengan alamat Jalan Veteran III No. 2 Jakarta
10
Pusat 10110. Daftar dokumen yang harus diserahkan dapat dilihat pada
Lampiran 1. Daftar Isi untuk penulisan hasil kajian/studi Gali Mutiara
Pancasila dan Laporan hasil Pelaksanaan Kegiatan Meningkatkan
Semangat Gotong Royong dapat dilihat pada Lampiran 5.
4. Seleksi administrasi merupakan rangkaian kegiatan pengecekan awal
kelengkapan dokumen peserta. Pengelompokan dokumen dilakukan
berdasarkan asal provinsi peserta. Kriteria penilaian seleksi administrasi
adalah kelengkapan dokumen dan kesesuaian isi dokumen dengan
panduan yang dikeluarkan oleh Panitia Seleksi.
5. Pengumuman hasil seleksi administrasi dilakukan melalui website
www.bpip.go.id. Peserta yang lolos seleksi administrasi berhak maju ke
tahap seleksi wawancara dengan jadwal sesuai panduan.
6. Seleksi wawancara merupakan tahapan percakapan antara peserta dengan
Panitia Seleksi yang diikuti oleh peserta yang telah lolos seleksi adminitrasi.
Seleksi wawancara akan dilakukan di Jakarta dengan lokasi seleksi
wawancara akan diumumkan kemudian melalui website www.bpip.go.id.
Seleksi ini merupakan tahapan akhir sebelum pengumuman pemenang.
Materi wawancara akan berkisar pada usulan perencanaan dan
pelaksanaan riset/studi Gali Mutiara Pancasila dan pelaksanaan kegiatan
Semangat Gotong Royong.
Catatan: Panitia tidak menanggung biaya transportasi dan akomodasi atau
biaya-biaya lain yang dikeluarkan oleh peserta selama seleksi berlangsung
7. Pengumuman seleksi wawancara merupakan hasil akhir tahapan seleksi.
Keputusan Panitia Seleksi bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Pengumuman akan dilakukan melalui website www.bpip.go.id.
8. Penandatanganan perjanjian kontrak dilakukan setelah pengumuman
tahap akhir. Pemenang akan dipanggil oleh Pansel sesuai jadwal dalam
Panduan untuk melakukan perjanjian kontrak yang bersifat mengikat.
11
Catatan: Pelaksanaan insentif akan dimulai pada Januari 2020. Penjelasan terkait
penyerahan insentif akan diberikan kemudian.
Jadwal Pelaksanaan Program
1. Pengumuman 1 Juni 2019
2. Sosialisasi 1-30 Juni 2019
3. Pendaftaran Peserta 1-19 Juli 2019
4. Seleksi Administrasi 20 Juli-21 Agustus 2019
5. Pengumuman hasil seleksi administrasi 28 Agustus 2019
6. Seleksi wawancara 1 September-31 September
7. Pengumuman Akhir 9 Oktober 2019
8. Penandatangan Kontrak Kerjasama 9 November 2019
Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian untuk pemberian insentif gali mutiara Pancasila dan
semangat gotong royong melalui proposal yang dibuat oleh peserta.
Kriteria penilaian didasari oleh profil komunitas/organisasi/institusi dan
rencana pelaksanaan program kegiatan sebagai rencana tindak lanjut.
Dengan didasari atas pemikiran ini maka kriteria penilaian proposal
dievaluasi dengan menggunakan 3 kriteria berikut:
1. Kepemimpinan dan Komitmen Komunitas/Organisasi/Institusi (20%)
Kualitas kepemimpinan pada komunitas/organisasi/institusi dinilai
antara lain dari kualitas proposal secara keseluruhan dan
kemampuan Komunitas/Organisasi/institusi untuk merencanakan
12
dan melaksanakan program penggalian mutiara Pancasila dan
semangat gotong royong (misalnya dalam menetapkan substansi
dari tema program dan unit internal dan eksternal
komunitas/organisasi/institusi yang akan dilibatkan dalam program
kegiatan yang akan diajukan); serta kejelasan arah pengembangan
program komunitas/organisasi/institusi yang dinyatakan dalam
pernyataan visi dan misi.
Komitmen institusi pada manajemen pelaksanaan program dilihat
dari sejauh mana upaya dan kesungguhan
komunitas/organisasi/institusi tersebut dalam menjalankan
praktek-praktek manajemen yang sehat dan bermutu, khususnya
dalam mengelola sumber daya dan program yang dilaksanakan.
Komitmen komunitas/organisasi/institusi dalam mengembangkan
budaya kualitas (quality culture) melalui pengembangan inovasi
yang diterapkan secara internal seperti mendorong dan
memfasilitasi unit-unit kerjanya untuk senantiasa bekerja secara
efektif dan efisien untuk mencapai keunggulan juga merupakan
aspek yang akan dinilai di sini.
Di samping itu, penilaian juga dilakukan terhadap kinerja
komunitas/organisasi/institusi dalam mengimplementasikan
program insentif yang sebelumnya dimenangkan, bila ada, akan
menjadi salah satu aspek tambahan yang dinilai pada komponen ini.
13
Bukti dari kegiatan program insentif yang pernah didapatkan akan
dilampirkan dalam bentuk portofolio kegiatan dan tingkat
capaiannya. Komitmen komunitas/organisasi/institusi dalam
mendukung program penggalian mutiara pancasila dan semangat
gotong royong khususnya yang terkait dengan proposal yang
diajukan akan dilihat diantaranya dari komitmen institusi dalam
mengembangkan dan memelihara kegiatan yang telah dan akan
dikembangkan melalui program hibah di tingkat
komunitas/organisasi/institusi, pelaksanaan monitoring evaluasi
internal, pengadopsian model kompetisi secara internal, dll.
Komitmen komunitas/organisasi/institusi dalam mendukung
tercapainya rencana strategi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila,
akan dijadikan sebagai aspek yang dipertimbangkan dalam
penilaian kriteria ini.
2. Ketepatan strategi dan program pengembangan yang
diajukan (30%)
Aspek ini dinilai dari kemampuan komunitas/organisasi/institusi dalam
menetapkan program pengembangan sesuai dengan kapasitas, kebutuhan
dan strategi pengembangan komunitas/organisasi/institusi secara
keseluruhan sesuai dengan tema yang ditetapkan oleh panitia.
Pemahaman Kondisi, karakter, konteks dan identitias dasar yang menjadi
modal dalam penggalian nilai mutiara Pancasila. Penetapan strategi,
14
prioritas unggulan, target capaian yang dipilih sebagai visi. Serta peran
program yang disusun, disepakati dan dijalankan.
3. Mutu dan relevansi program yang diusulkan (30%)
Untuk setiap tema program yang ditetapkan oleh panitia maka
peserta diminta untuk menyusun aktivitas yang secara sistematik
dan terprogram sehingga diharapkan akan menuju sasaran
peningkatan mutu yang telah ditetapkan. Dalam aspek ini akan
dinilai kejelasan dan koherensi serta efektivitas aktivitas yang
diajukan, ketepatan dan tingkat keberhasilan program yang terkait
dengan program/aktivitas yang diajukan, serta relevansi program
pengembangan secara keseluruhan dengan peningkatan mutu
komunitas/organisasi/institusi.
Kelayakan implementasi dan keberlanjutan program yang diajukan.
Penilaian pada aspek ini meliputi kejelasan mekanisme internal
pelaksanaan program pengembangan, kelayakan anggaran,
mekanisme penjaminan keberlangsungan program dan manajemen
yang dihasilkan, serta jaminan ketersediaan sumber daya untuk
mendukung pelaksanaan program.
4. Sistem monitoring evaluasi atau pemantauan (20%)
Sistem monitoring evaluasi dan pemantauan yang dimaksud di sini
15
adalah monitoring kegiatan pada program kerja yang dilaksanakan
komunitas/organisasi/institusi secara keseluruhan. Laporan
monitoring evaluasi dinilai dari 3 aspek yaitu cakupan aspek yang
dievaluasi, ketajaman analisis yang didukung oleh data/informasi
yang andal dan memadai, dan ketepatan dalam penyimpulan hasil
evaluasi sesuai dengan tema program kegiatan yang akan diajukan.
5. Kriteria Tambahan dalam penilaian merupakan nilai tambah bagi peserta.
Gali Mutiara Pancasila
- Inovasi Pengamalan Pancasila.
- Peran masyarakat dalam kearifan lokal.
- Materi proposal dan presentasi.
Semangat gotong royong
- Kesesuaian kajian perda yang tidak sejalan dengan Pancasila.
- Gotong royong dalam ekonomi suatu daerah atau pemberdayaan
masyarakat.
- Materi proposal dan presentasi.
- Usulan suplemen bahan ajar.
Ketentuan besaran insentif dan Penggunaan Anggaran
Besaran insentif diberikan kepada yang lulus seleksi akan disampaikan setelah
pengumuman pemenang. Penggunaan anggaran dialokasikan untuk kegiatan-
kegiatan sesuai proposal yang disampaikan kepada Panitia. Perubahan dapat
16
dimungkinkan sepanjang masih sangat berkaitan dengan kegiatan yang
tercantum dalam proposal.
Mekanisme Kontrak
Bagi peserta yang lulus seleksi akan diundang Panitia untuk menandatangani
kontrak dengan pengelola anggaran BPIP. Masa pelaksanaan kontrak adalah
berkisar 6 – 9 bulan. Bagi peserta yang proposalnya dinyatakan lulus untuk
diberikan insentif akan mengikat perjanjian atau kontrak dengan pengelola
anggaran BPIP. Dokumen kontrak berikut seluruh dokumen pencairan dana harus
ditandatangani oleh pimpinan tertinggi pada organisasi/institusi/lembaga.
Peserta diwajibkan membuat Surat Pertanggungjawaban Mutlak terkait
akuntanbilitas penggunaan anggaran. Ketentuan pencairan pendanaan yang lebih
rinci akan diatur dalam perjanjian kerja antara BPIP dengan organisasi/institusi/
lembaga penerima intensif. Seluruh bukti pengeluaran yang bersumber dari
pendanaan anggaran wajib disimpan untuk kebutuhan saat pertanggungjawaban
audit. Format Surat Pertanggungjawaban Mutlak dapat dilihat pada Lampiran 4.
Pelaporan dan Pencairan dana
Penyampaian laporan dilakukan secara online melalui website www.bpip.go.id
dan dipresentasikan di depan Panitia. Pencairan dana dilakukan per termin
setelah laporan dipresentasikan.
Pelaporan tema Gali Mutiara Pancasila:
1. Laporan Awal berisi usulan rinci pelaksanaan kajian/studi dilakukan satu
bulan setelah tanda tangan kontrak dengan persentasi alokasi anggaran
10%.
2. Laporan Kemajuan berisi hasil pengumpulan data dilakukan 2 bulan
sebelum masa kontrak berakhir dengan persentasi alokasi anggaran 60%
17
3. Laporan Akhir berisi hasil analisas, kesimpulan dan rekomendasi dilakukan
1 bulan sebelum masa kontrak dengan persentasi alokasi anggaran
berakhir 30%
4. Penerimaan Laporan dilakukan pada minggu terakhir masa kontrak dengan
persentasi alokasi anggaran 10%.
Daftar Isi Laporan dapat dilihat pada Lampiran 5.
Pelaporan tema Semangat Gotong Royong
1. Laporan Awal berisi usulan rinci rencana kegiatan dilakukan satu bulan
setelah tanda tangan kontrak dengan persentasi alokasi anggaran 10%.
2. Laporan Kemajuan berisi hasil hasil kegiatan data dilakukan 2 bulan
sebelum masa kontrak berakhir dengan persentasi alokasi anggaran 60%.
3. Laporan Akhir berisi kesimpulan dan rekomendasi dilakukan 1 bulan
sebelum masa kontrak berakhir dengan persentasi alokasi anggaran 30%.
4. Penerimaan Laporan dilakukan pada minggu terakhir masa kontrak 10%.
18
Daftar Lampiran
Lampiran 1 - Persyaratan kelengkapan dokumen
Lampiran 2 - Daftar Isi Proposal Tema Menggali Mutiara Pancasila dan semangat
gotong royong
Lampiran 3 – Rancangan Anggaran Biaya
Lampiran 4 – Surat Pernyataan Pertanggung Jawaban Mutlak
Lampiran 5 – Daftar Isi Laporan
19
Lampiran 1 - Persyaratan Kelengkapan Dokumen
a. Informasi Narahubung:
- Nama:
- No. Telepon:
- Email:
- File foto:
b. Identitas Peserta:
- Nama organisasi/institusi/kelompok
- File logo
- No. Telepon
- Website
- Alamat
- Provinsi
c. Kelembagaan dan organisasi
- Tipe Lembaga: swasta, pemerintah kota/kabupaten/desa,
institusi pendidikan, organisasi, komunitas.
- Nomor dan Tanggal SK/Akta Pendirian/AD/ART.
- Struktur Organisasi beserta foto untuk level pimpinan.
- Tahun Pendirian.
- Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran organisasi.
d. Kapasitas dan Kompetensi:
- Jumlah tenaga pengelola.
- Nama, jabatan, status SDM.
- Curiculum vitae.
- File foto-foto fasilitas pendukung kerja.
- Portofolio kegiatan yang pernah dilaksanakan.
- Jejaring dan kerjasama yang dimiliki.
20
Lampiran 2 – Daftar Isi Proposal
1. Daftar Isi Proposal tema Gali Mutiara Pancasila
- Dibuat dalam format .pdf
- Ukuran dokumen A4.
a) Sampul berisi tentang nama peserta, logo, nama kegiatan, dan tahun
pendanaan.
b) Kata Pengantar.
c) Daftar Isi.
d) Latar Belakang.
e) Permasalahan.
f) Tujuan dan sasaran kajian.
g) Kajian teori.
h) Jenis Program kegiatan.
i) Metode kajian/penelitian.
j) Hasil kajian/penelitian.
k) Rekomendasi
l) Dokumentasi pelaksanaan
2. Daftar Isi Proposal tema Semangat Gotong Royong
- Dibuat dalam format .pdf
- Ukuran dokumen A4.
a) Sampul berisi tentang nama peserta, logo, nama kegiatan, dan tahun
pendanaan.
b) Kata Pengantar.
c) Daftar Isi.
d) Latar Belakang.
e) Landasan pemilihan jenis program/kegiatan
f) Tujuan dan sasaran program/kegiatan terpilih.
g) Kajian teori.
h) Jenis Program/kegiatan.
i) Strategi dan Lini Masa Pelaksanaan program/kegiatan.
j) Rekomendasi
k) Dokumentasi pelaksanaan
21
Lampiran 3 - Rancangan Anggaran Biaya
No Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga
satuan
Jumlah Biaya Keterangan
1.
2.
3.
Total Anggaran
Biaya
22
Lampiran 4 - Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Mutlak
KOP Surat organisasi/lembaga/institusi/kelompok
Surat Pernyataan tanggung jawab mutlak
No: .....
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama:
Jabatan:
Alamat:
NIP:
Dengan ini menyatakan bertanggung jawab secara penuh terhadap
hal-hal sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penggunaan anggaran
yang diperoleh dari kegiatan pemberian insentif gali mutiara
pancasila dan semangat gotong royong tahun 2019. Surat
Perjanjian Kerja No. ...... tanggal......
2. H3[ kBersedia diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia dan apabila dikemudian hari terdapat
kesalahan terhadap penggunaan anggaran tersebut, saya
bersedia menyetorkan ke kas Negara.
Demikian surat pernyataan kesanggupan dan tanggung jawab ini
dibuat dengan sebenarnya, dalam keadaan sadar, dan tidak dibawah
tekanan.
Jakarta, ....../ ..... / 2019
Ketua/Kepala instisusi/organisasi
.
Materai Rp. 6,000,-
Nama Ketua/Kepala instisusi/organisasi
23
Lampiran 5 - Daftar Isi Laporan
Sampul
Ringkasan Eksekutif
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, manfaat)
Bab 2. Perencanaan kegiatan yang dilakukan
Bab 3. Hasil Yang telah dicapai
Bab 4. Permasalahan yang muncul
Bab 5. Strategi Pemecahan masalah
Bab 6. Rencana kegiatan selanjutnya
Bab 7. Kesimpulan
Lampiran (dokumen atau foto pelaksanaan kegiatan)