paper bisnis

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Business Model Canvas atau BMC merupakan konsep model bisnis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur ini, berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit dan kompleks menjadi sederhana agar dapat dimanfaatkan oleh sebuah organisasi/ wirausahawan untuk membuat, mendiskusikan, dan memahami sebuah model bisnis dengan lebih sistematis. Karena kesederhanaannya, metode kanvas dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis organisasinya. Pendekatan kanvas memberikan step-step yang memfasilitasikan tentang membuat bisnis yang ditampilkan dalam satu lembar kanvas, berisi peta sembilan elemen (kotak). BMC tersebut mencakup, yaitu: Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penulisan paper ini adalah sebai berikut: 1.2.1 Bagaimana penjelasan 9 elemen BMC? 1.2.2 Bagaimana BMC Kedai MAMA? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui penjelasan 9 elemen BMC 1

Upload: anggadewiputri

Post on 11-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Business Model Canvas atau BMC merupakan konsep model bisnis yang

dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur ini, berhasil mengubah

konsep model bisnis yang rumit dan kompleks menjadi sederhana agar dapat dimanfaatkan

oleh sebuah organisasi/ wirausahawan untuk membuat, mendiskusikan, dan memahami

sebuah model bisnis dengan lebih sistematis. Karena kesederhanaannya, metode kanvas

dapat mendorong sebanyak mungkin karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis

organisasinya. Pendekatan kanvas memberikan step-step yang memfasilitasikan tentang

membuat bisnis yang ditampilkan dalam satu lembar kanvas, berisi peta sembilan elemen

(kotak). BMC tersebut mencakup, yaitu: Customer Segments, Value Proposition, Channels,

Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key

Partnerships, dan Cost Structure.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan paper ini adalah sebai berikut:

1.2.1 Bagaimana penjelasan 9 elemen BMC?

1.2.2 Bagaimana BMC Kedai MAMA?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui penjelasan 9 elemen BMC

1.3.2 Untuk mengetahui BMC Kedai MAMA

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Elemen-Elemen Bisnis Kanvas

Model bisnis kanvas terdiri dari 9 elemen yang disebut sebagai 9 building blocks, yaitu:

2.1.1 Customer Segments 

Customer Segments adalah pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang atau

organisasi yang ingin dibidik oleh perusahaan.  Menurut Osterwalder & Pigneur

(2010, hal 20), sebuah bisnis model akan menetapkan satu atau banyak customer

segments. Organisasi harus sadar dalam mengambil keputusan pelanggan yang akan

dilayani atau diabaikan. Ada beberapa tipe customer segments adalah:

1. Mass Market

2. Niche Market

3. Segmented

4. Diversified

5. Multi-Sided Platforms or Multi-Sided Markets

Pelanggan yang dimaksud adalah

Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan akan sebuah penawaran yang

berbeda

Kelompok pelangan yang dapat dijangkau dengan channel yang berbeda

Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan customer relationship yang

berbeda

Kelompok pelanggan yang memiliki keinginan profitabilitas yang berbeda

Kelompok pelanggan yang mampu membayar akan semua hal tersebut diatas

2.1.2 Value Proposition 

Value Proposition adalah bundling (seluruh bagian) dari sebuah produk atau jasa

yang bermanfaat untuk spesifik kelompok pelanggan tertentu (customer

segments).Value Proposition adalah alasan mengapa sekelompok pelanggan memilih

suatu nilai manfaat tertentu yang ditawarkan bila dibandingkan dengan nilai manfaat

yang ditawarkan perusahaan lain. Value Propositions yang ditawarkan bisa sama

2

dengan yang lain namun beda atribut dan fitur atau bisa juga sebuah penawaran yang

baru yang lebih inovatif dan atau disruptive.

Value Proposition harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Nilai

tambah apa yang bisa kita tawarkan ke pelanggan? Permasalahan pelanggan mana

yang ingin diselesaikan?Kebutuhan pelanggan apa yang hendak di penuhi? Bundling

produk atau jasa apa yang di tawarkanuntuk masing-masing kelompok pelanggan.

2.1.3 Channels

Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value proporsition

kepada customer segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahap

mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual.

Channels menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan mengkomunikasikan dan

mendeliver nilai proposisi tertentu yang ditawarkan ke sebuah kelompok

pelanggan. Channels adalah “touch point” sebuah organisasi dengan pelanggan yang

berperan sangat penting dalam membangun customer experience.

Beberapa Fungsi Channels:

Membangun awareness diantara pelanggan tentang penawaran sebuah produk

atau jasa

Bagaimana membantu pelanggan memilih Value Proposition dari sebuah

perusahaan

Memungkinkannya untuk sebuah kelompok pelanggan membeli produk atau

jasa yang spesifik

Bagaimana men-deliver sebuah produk atau jasa

Menyediakan “post-purchase” customer support

Bagaimana cara untuk menjangkau segmen pelanggan yang dibidik? Bagaimana

saluran distribusi segmen pelanggan yang ada sekarang? Mana yang terbaik dan

saluran mana yang Cost-Efficient? Serta bagaimana caranya mengintegrasikan

saluran itu dengan rutinitas pelanggan?

2.1.4 Customer Relationship

3

Merupakan cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya. Menurut

Osterwakler & Pigneur (2010, hal 28). Customer Relationship dibagi menjadi enam,

yaitu:

1. Personal Assistant

2. Dedicated Personal Assistant

3. Self service

4. Automated service

5. communities

6. Co-creation

2.1.5 Revenue Streams

Merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umunya organisasi memperoleh

pendapatan dari pelanggan. Revenue Streams pada 9 building block,

merepresentasikan baimana sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap sekmen

pelanggan.

Osterwakler & Pigneur (2010, hal 30-31) menjelaskan bahwa bila customer adalah

jantung dari perusahaan, maka Revenue Streams adalah pembuluh darahnya. Dan,

peruasahaan perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa customer rela untuk

membayar. Sebuah bisnis model dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang

berbeda, yakni:

1. Transaction revenue yang diperoleh dari 1 kali pembayaran dari customer

2. Recurring revenue yang berasal dari pembayaran yang masih berlanjut untuk

menyampaikan value proposition kepada pelanggan dan menyediakan

customer support setelah pembelian.

Jadi menurut Osterwakler & Pigneur, pertanyaan yang harus dijawab dalam revenue

streams adalah untuk nilai apakah yang akan membuat customer mau untuk

membayar, untuk apa mereka bayar dan bagaimana cara pembayaran, cara

pembayaran apa yang mereka lebih sukai.

2.1.6 Key Resources

4

Merupakan sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan

proposisi nilai. Sumber daya umunya berwujud manusia, teknologi, peralatan,

channel maupun brand.

2.1.7 Key Activities

Merupakan kegiatann utama organisasi untuk dapat menciptakan proposisi nilai.

Menurut Osterwakler & Pigneur, key activities mendeskripsikan aktifitas penting

yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik.

key activities dapat dikategorikan menjadi 3, yakni:

1. Produksi

2. Solusi masalah

3. Platform / network

2.1.8 Key Partnerships

Merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan

proposisi nilai tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key

Partnership oleh perusahaan dapat berbentuk outsourcing, join venture, joint

operation, atau aliansi strategis. Partnership atau kemitraan adalah kesepatkan dan

kerjasama. Sudah menjadi strategi umum perusahaan untuk menjalin partnership

yang ditujukan agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya.

Menurut Osterwakler & Pigneur kemitraan dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Strategic alliances between non-competitor

2. Coorperation

3. Joint ventures to develop new businesses

4. Buyer supplier relationships to assure reliable supplies

2.1.9 Cost Structure

Merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan

proposisi nilai yang diberikan kepada pelangan. Struktur biaya yang efisien, menjadi

kunci besarnya laba yang diperoleh organisasi. Menurut Osterwakler & Pigneur, cost

5

structure ini dijelaskan seluruh biaya yang akan muncul dalam menjalankan sebuah

bisnis model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah pos-pos paling penting.

Dalam aktivitas usaha untuk men-deliver value proposition kepada customer,

menjaga customer relationships dan men-generate revenue, seluruhnya memerlukan

biaya. Biaya-biaya itu dapat dihitung dengan mudah setelah key resources, key

activities, dan key partnership telah ditentukan. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam

pos cost structure adalah biaya apa saja yang paling penting dan dibutuhkan untuk

menjalankan suatu bisnis model, mana biaya yang paling mahal dan key activities

apa yang paling mahal.

2.2 BMC Kedai MAMA

Kedai MAMA (Mari Makan) merupakan ide bisnis yang ingin kami dirikan di

kemudian hari. Kedai MAMA sendiri memiliki arti yakni Kedai Mari Makan. Banyaknya

usaha kedai yang berkembang di daerah Kampus Univesitas Udayana membuat kami

mendapatkan ide untuk menciptakan Kedai tetapi dengan tema berbeda. Dimana pada

Kedai kami menjual makanan khas Korea dan Jepang yang biasanya di jual di restoran-

restoran dengan harga mahal. Namun, kami ingin menyediakan Kedai yang menjual

masakan khas Korea dan Jepang dengan harga yang terjangkau.

6

Berikut adalah BMC yang kami buat dari rencana bisnis Kedai MAMA.

2.2.1 Customer segment

Lokasi Kedai MAMA adalah berada di dekat Kampus Universitas Udayana, karena

memang lingkungan Kedai masakan khas Korea dan Jepang sangat langka di

kawasan dekat Kampus. Maka kami memilih customer segment yang ditunjukkan

kepada para pencinta budaya Korea dan jepang, masyarakat yang tertarik dengan

makanan Korea dan Jepang, dan forum/komunitas penyuka Korea dan Jepang.

7

Kebanyakan mahasiswa memiliki ketertarikan dengan budaya Korea dan Jepang,

sehingga sangat cocok untuk menjual makanan khas Korea dan Jepang dengan harga

yang terjangkau oleh mahasiswa.

2.2.2 Value Proposition

Value proposition kami adalah dengan menyediakan makanan khas Korea dan

Jepang dengan harga terjangkau, menyediakan jasa delivery, dan menggunakan

bahan-bahan makanan yang higienis dan berkualitas, mengadakan event-event

tertentu yang melibatkan membership untuk membentuk kekeluargaan diantara

mereka., memberikan diskon dan souvenir kepada member dengan persyaratan

khusus. Nilai tambah lainnya dari Kedai MAMA kami adalah memberikan

kenyamanan tempat, dimana desain tempat yang kami harapkan adalah meja dan

kursi yang ada di luar ruangan. Kami menyediakan lesehan untuk memberikan

kenyamanan kepada pengunjung yang datang dan dalam jumlah banyak atau

rombongan yang berniat membeli masakan khas Korea dan jepang.

2.2.3 Channels

Cara kami mengenalkan Kedai MAMA adalah melalui sosial media (website

marketing, email marketing), iklan di media cetak, dan melalui direct marketing,.

Para pelanggan dapat langsung datang ke lokasi untuk menikmati masakan khas

Korea dan Jepang serta dengan suasana yang nyaman. Atau pelanggan yang tidak

bisa datang langsung ke Kedai, kami menyedia kan jasa delivery untuk mengantarkan

makanan yang dipesan customer segment ke tempat yang diminta oleh customer

segment.

2.2.4 Customer Relationship

Membentuk membership untuk membangun rasa kekeluargaan melalui media sosial

(BBM, Line, Twitter, Facebook, Instagram). Ini merupakan cara kami menjaga

hubungan dengan pelanggan.

2.2.5 Revenue Streams

8

Pendapatan dari Kedai MAMA berasal dari penjuualan makanan khas Korea dan

Jepang seperti: beef teriyaki, chicken teriyaki, bibimbap, jajangmyeon, jjamppong,

kimbap, omurice, ramen, sushi, dan teokpokki.

2.2.6 Key Resources

Bahan baku masakan, tukang masak, dan peralatan dapur serta resep merupakan

sumber daya utama kami dalam berbisnis. Tentunya perlu adanya tempat untuk

menjalankan bisnis ini seperti Kedai, dan membutuhkan modal untuk menjalankan

bisnis ini dan komputer yang melakukan administrasi yang berhubungan dengan

bisnis ini.

2.2.7 Key Activities

Dalam menjalankan usaha Kedai MAMA tentunya aktifitas utama kami adalah

penjualan makanan khas Korea dan Jepang. Melakukan aktifitas yang berhubungan

dengan pembuatan makanan dan melayani pelanggan selama mereka menikmati

makanannya hingga pelanggan selesai makan harus dilayani dengan ramah dan

sopan.

2.2.8 Key Partnerships

Kedai MAMA tidak akan bisa berdiri tanpa adanya hubungan yang mendukung dari

pihak lain. Supplier bahan baku makanan merupakan partner utama kami, karena

merekalah kami mendapatkan bahan baku untuk kami membuat produk yang akan

dijual. Bekerja sama dengan jasa travel dan komunitas pencita Korea dan Jepang

untuk mau berkunjung ke Kedai MAMA untuk menikmati sajian masakan khas

Korea dan Jepang. Dan, bekerja sama dengan Bank untuk mendapatkan pinjaman

modal yang akan digunakan untuk membangun dan mengembangkan bisnis ini.

2.2.9 Cost Structure

Biaya-biaya yang kami butuhkan adalah biaya tenaga kerja untuk memberikan gaji

setiap satu bulan sekali. Biaya sewa tempat karena kami tidak memiliki lahan

pribadi, sehingga sewabangunan yang menjadi solusi kami untuk menciptakan usaha.

9

dan biaya promosi. Biaya pembelian bahan baku yang pasti akan kami keluarkan

setiap harinya. Dan, biaya penunjang operasi lainnya untuk memenuhi kebutuhan

persediaan dapur Kedai MAMA.

DAFTAR PUSTAKA

http://tipsmodelbisnis.tumblr.com/ (diakses terakhir tanggal 20 April 2015)

http://www.slideshare.net/erlinda11593/bisnis-model-kanvas (diakses terakhir tanggal 20

April 2015)

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB%20II_2013_0050.pdf (diakses

terakhir tanggal 20 April 2015)

http://ppm-manajemen.ac.id/wp-content/uploads/Penjelasan-singkat-BMC.pdf (diakses

terakhir tanggal 20 April 2015)

10