paper geriatri.doc
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi tua bukanlah suatu penyakit, tetapi dengan bertambah tuanya seseorang maka
dia akan mengalami banyak perubahan. Dimana yang paling terlihat ialah perubahan
fisiknya. Pada orang tua terjadi penurunan kemampuan mekanisme hemostatik dan
fisiologi seluruh organ tubuhnya sehingga pada orang tua rentan sekali terhadap berbagai
penyakit seperti infeksi dan trauma.
Pemilihan tindakan dan obat-obat anesthesia pada pasien-pasien tua harus hati-
hati karena fungsi seluruh organnya telah menurun, belum lagi diperberat dengan
penyakit tertentu yang memang sudah diderita oleh para lanjut usia.
Dengan bertambahnya usia terjadi peningkatan tekanan darah sistolik, penurunan
cardiac output dan penurunan heart rate, bertambahnya frekuensi nafas, berkurangnya
permukaan alveolus paru dan berkurangnya oksigenasi arterial. Dengan bertambahnya
usia terjadi penurunan aliran darah ke ginjal dan GFR menurun, terjadi penurunan massa
otot, peningkatan massa lemak dan pengeroposan tulang. Dengan bertambahnya usia
pendengaran dan penglihatan juga menurun. Proses metabolisme juga menurun.
Jangan sampai obatobat anesthesia yang kita pilih memperberat beban organ yang
sudah mengalami penurunan fungsi tersebut. Obat-obatan anestetik biasanya
dimetabolisme di hepar dan ginjal. Hal ini memberikan perhatian khusus pada pasien
yang memiliki kelainan sistemik yang melibatkan organ-organ tersebut. Penyakit-
penyakit seperti gagal jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, diabetes mellitus
merupakan contoh beberapa penyakit sistemik yang memerlukan perhatian khusus pada
orang tua sebelum dilakukan tindakan anesthesia-analgesia.
Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang anesthesia pada pasien geriatric untuk
didiskusikan bersama sehingga dapat diambil manfaatnya dalam pembelajaran mengenai
anestesiologi pada umumnya dan anesthesia pada pasien geriatric pada khususnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Perubahan fisiologi yang terjadi pada proses penuaan
Fisiologi pada pasien geriatri ditandai oleh penurunan cadangan fungsional. Pada pasien
tersebut, fungsi fisiologis biasanya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan aktifitas
harian normal. Tetapi, kebutuhan tambahan yang secara umum terjadi pada periode
perioperatif mungkin menyebabkan beban yang signifikan pada sistem organ yang
cadangan fisiologisnya sudah rendah. Pada geriatri, adanya penyakit penyerta akan sangat
membatasi kemampuan mereka dalam mentoleransi stres perioperatif.
Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan usia berhubungan dengan peningkatan morbiditas jantung. Penuaan
berhubungan dengan suatu peningkatan prevalensi penyakit jantung dan penurunan
cadangan fungsional kardiovaskular. Gagal jantung merupakan penyebab tersering bagi
pasien berusia lebih dari 65 tahun dirawat di rumah sakit. Penting untuk membedakan
efek kardiovaskular karena proses penuaan dengan penyait jantung yang disebabkan oleh
penyakit penyerta yang sering terjadi seperti aterosklerosis, hipertensi, dan diabetes
mellitus. Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh jaringan tubuh, perubahan
yang terjadi pada sistem kardiovaskuler oleh karena proses penuaan dapat terlihat dari
tekanan darah, cardiac output dan heart rate, serta ukuran jantung meningkat karena
terjadi hipertropi ventrikel. Hal ini terjadi respon terhadap peningkatan afterload ventrikel
kiri yang terjadi akibat penurunan distensibilitas arteri. Hipertropi otot jantung sangat
khas dan kira-kira terjadi 30% peningkatan ketebalan dinding ventrikel kiri. Tekanan
darah bergantung dari cardiac output dan resistensi perifer. Pada orang tua terjadi
peningkatan resistensi perifer yang disebabkan oleh rusaknya jaringan ikat elastis arteri.
Penuaan juga menyebabkan penurunan rigiditas dan komplian pembuluh darah. Tekanan
darah biasanya meningkat pada orang tua. Tekanan sistolik meningkat seiring dengan
peningkatan umur tetapi akan stabil setelah usia 60 tahun, tetapi tekanan darah sistolik
akan terus meningkat dan pada wanita peningkatannya pesat setelah usia 55 tahun.
Peningkatan resistensi perifer dan tekanan darah diastolic menyebabkn LVH (Left
Ventricular Hypertrophy).
Cardiac output tergantung dari kontraktilitas otot jantung, volume akhir diastolic,
dan heart rate. Faktor yang mempengaruhi cardiac output adalah volume akhir diastolic,
volume darah di ventrikel kiri. Penurunan elastisitas arteri yang disebabkan oleh fibrosis
media, merupakan bagian dari proses penuaan. Penurunan compliance arteri
menyebabkan peningkatan afterload, peningkatan tekanan darah sistolik dan LVH.
Terjadi penebalan dinding ventrikel dan beberapa myocardial mengalami fibrosis dan
kalsifikasi. Tekanan darah diastolic tetap atau menurun sama seperti halnya cardiac
output yang menurun, yang sesuai dengan pertambahan umur, tetapi tampak tetap pada
individu yang sehat. Pengisian diatolik pada awal diastolic (passive diastolic filling)
berkurang sekitar setengah pada umur 20 dan 80 tahun, karena berkurangnya elastisitas
ventrikel kiri dan compliance. Pada orang tua meningkatnya pengisian ventrikel pada late
diastolic memiliki dua konsekuensi klinis, yang dapat diketahui dari perubahan suara
jantung, yaitu terdengarnya suara jantug keempat dan terjadinya atrial fibrilasi yang dapat
menyebabkan gagal jantung. Peningkatan tonus vagal dan penurunan sensitivitas
terhadap reseptor adrenergic menyebabkan penurunan heart rate (HR). Heart rate
merupakan factor ketiga yang menentukan cardiac output. Walaupun jantung pada
keadaan istirahat tidak banyak dipengaruhi oleh proses penuaan. Pada orang tua terjadi
penurunan respon heart rate terhadap aktivitas, karena terjadi penurunan sensitivitas
terhadap katekolamin di sirkulasi. Heart rate mengalami penurunana maksimal kira-kira 1
denyut/menit/tahun pada usia >50 tahun.
Pada pasien tua yang dievaluasi untuk pembedahan didapatkan insiden yang
tinggi dari disfungsi diastolic yang dapat dideteksi dengan Doppler echocardiografi.
Disfungsi diastolic dapat terlihat dengan hipertensi sistemik, penyakit arteri koroner,
cardiomyophathi, valvular heart disease terutama aortic stenosis. Disfungsi diastolic
menyebabkan peningkatan ventricular end-diastolic pressure dengan perubahan kecil
pada volume ventrikel kiri. Kontribusi atrium terhadap pengisian ventrikel menjadi lebih
penting pada pasien tua daripada pasien muda. Pembesaran atrium merupakan faktor
predisposisi terjadinya atrial fibrilasi. Dan terjadi peningkatan resiko menderita gagal
jantung kongestif.
Cadangan jantung pada pasien lanjut usia mengalami penurunan yang
bermanifestasi dengan penurunan tekanan darah yang hebat pada saat induksi anesthesia.
Perubahan sirkulasi menyebabkan lambatnya onset obat yang diberikan secara intravena
tetapi mempercepat induksi menggunakan agen inhalasi. Pada orang tua kemampuan
untuk merespon hipovolemia, hipotensi atau hypoxia dengan peningkatan heart rate lebih
rendah dari pada pasien dengan usia lebih muda.
Sistem Respirasi
Sistem respirasi mengalami penurunan cadangan fungsi dengan sebab yang multifaktorial
(table 2.2 dan 2.3). Pada keadaan normal, penurunan pada fungsi sistem respirasi ini tidak
berhubungan dengan pembatasan yang signifikan dalam aktivitas sehari-hari. Dinding
dada menjadi kurang mengembang pada geriatri yang kemugkinan karena perubahan
yang berhubungan dengan otot, tulang kosta, dan penurunan mobilitas sendi
kostovertebral. Perubahan ini menyebabkan gangguan fungsi restriktif. Dinding dada
yang tidak dapat mengembang dengan baik menyebabkan otot interkostal tidak bekerja
dengan efisien. Karena itu, diafragma dan otot abdomen memiliki peranan yang sangat
penting dalam pernafasan tidal. Tetapi pada orang tua fungsi diafragma juga mengalami
penurunan karena bertambahnya umur yang menjadikan diafragma lebih datar dan
cenderung mengalami respiratory fatique saat memerlukan peningkatan menit ventilasi
yang signifikan. Elastisitas pada jaringan paru berkurang yang menyebabkan terjadinya
overdistensi alveoli dan kolaps saluran nafas kecil, serta berkurangnya permukaan
alveolar yang mengurangi efisiensi pertukaran gas. Hasil akhir dari perubahan elastisitas
paru dan dinding dada adalah peningkatan tekanan intrapleural yang secara signifikan
mempengaruhi fungsi respirasi. Tekanan intrapleural meningkatkan kecendrungan
kolapsnya jalan nafas kecil, yang menyebabkan terperangkapnya gas dan/atau terbatasnya
aliran udara ekspirasi. Pada geriatri terjadi penurunan yang progresif dari kapasitas vital
paru akibat berkurangnya elstisitas dada dan kekuatan otot pernafasan. Penutupan jalan
nafas pada geriatri membatasi ekspirasi yang menyebabkan meningkatnya volume residu
(volume udara yang masih tetap di paru setelah ekspirasi malsimal) dan closing capacity
(volume udara di paru saat saluran nafas mulai tertutup). Penutupan jalan nafas biasanya
terjadi pada daerah paru yang dependen dimana tekana intrapleura sekitarnya besar. Jalan
nafas pada orang dewasa muda, penutupan jalan nafas terjadi hanya volume paru yang
rendah (kira-kira 10% dari kapasitas vital). Karena itu, penutupan jalan nafas biasanya
tidak terjadi pada pernafasan tidal. Tetapi, saat tekanan intrapleura meningkat seiring
dengan usia, penutupan jalan nafas terjadi pada volume yang lebih besar. Karena itu,
pada geriatri, penutupan jalan nafas terjadi kira-kira pada kapasitas vital 40% yang
menunjukkan volume paru yang melebihi FRC (Functional Residual Capacity). Bahkan
pada orang normal, closing capacity melebihi functional residual capacity (volume udara
yang tetap di paru saat akhir ekspirasi normal) pada usia 45 tahun dalam posisi terlentang
dan usia 65 tahun dalam posisi duduk. Saat ini terjadi penutupan beberapa jalan nafas
pada pernafasan tidal normal yang menghasilkan ketidak serasian ventilasi perfusi.
Ketidak serasian ventilasi perfusi pada geriatri meningkat sehingga mengganggu
mekanisme ventilasi dengan akibat menurunnya kapasitas vital dan cadangan paru.
Table 2.2
FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK YANG MEMPENGARUHI SISTEM RESPIRASI SELAMA PROSES PENUAAN
Faktor Intrinsik Faktor lingkungan, perilaku dan yang berhubungan dengan penyakit
Penurunan diameter bronkiolusPenurunan luas permukaan alveolusPeningkatan jumlah kolagen paruPenurunan jumlah elastin paruKiposkoliosisPeningkatan kekakuan dinding thorakPenurunan kekuatan diafragma
Polusi lingkungan dan industriMerokokKondisi umumPenyakit penyerta
Table 2.3
KONSEKUENSI FUNGSIONAL DARI FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK YANG MEMPENGARUHI SISTEM RESPIRASI SELAMA PROSES PENUAAN
Penurunan rekoil elastis paruPeningkatan komplian paruPenurunan kapasitas difusi oksigenPenutupan jalan nafas prematur yang menyebabkan tidak seimbangnya V/Q dan peningkatan gradien oksigen alveoli-arterialPenutupan jalan nafas kecil dan terjebaknya udaraPenurunan laju aliran ekspirasi
Efisiensi pertukaran gas menurun dengan bertambahnya usia sebagai hasil dari
peningkatan shunting dan penurunan kapasitas difusi paru. Peningkatan denyut jantung
dan ventilasi semenit sebagai respon terhadap peningkatan PaCO2 atau penurunan PaO2
menurun pada geriatri. Menurunnya respon ventilasi dipengaruhi oleh multi faktor dan
menunjukkan adanya penurunan sensitifitas kemoreseptor perifer, penurunan aktifitas
otot pernafasan, penurunan efesiensi mekanis sistem respirasi, dan penurunan respirasi
secara umum Pencegahan hipoksia preoperatif dapat dilakukan dengan preoksigenasi
yang lebih lama sebelum dilakukannya induksi. Pada orang tua sering terjadi aspirasi
pneumonia yang dapat mengancam nyawa, karena pada orang tua berkurangnya fungsi
mucociliary, penurunan refleks proteksi laringeal yang progresif seiring dengan
bertambahnya usia karena desensitisasi reseptor dari epitel jalan nafas. Sensitifitas refleks
batuk dapat meningkat pada pemberian angiotensin-converting enzyme inhibitor. Respon
pernafasan terhadap hiperkarbia dan hipoksia sangat merupakan mekanisme yang sangat
penting. Tetapi, respon ini lebih jauh diturunkan oleh pemberian opioid dan obat sedatif
atau hipnotik. Karena itu, geriatri berada pada resiko tinggi terhadap depresi pernafasan
yang mengancam nyawa pada periode perioperatif.
Sistem Gastrointestinal
Proses penuaan menyebabkan perubahan klinis yang tidak begitu signifikan pada fungsi
gastrointestinal. Beberapa orang tua mengalami penurunan kontraksi esophagus dan
menurunnya tekanan sfingter esophagus bawah, tetapi kejadian ini relative jarang terjadi.
Pada geriatric, pengosongan lambung dari materi padat relatif normal pada populasi
geriatri yang sehat. Tetapi, pengosongan lambung dari cairan biasanya lebih lambat
dibandingkan dengan orang dewasa muda. Baik pengosongan cairan maupun makanan
padat sering terlambat jika terdapat penyakit penyerta. Gastroesofageal reflux disease
(GERD) lebih sering terjadi pada geriatri. Gejala yang khas dari GERD terlihat pada
populasi yang lebih muda, (sakit ulu hati dan regurgitasi) lebih jarang pada geriatri.
Disfagia, muntah, gejala gangguan pernafasan, penurunan berat badan, dan anemia sering
terjadi sebagai gejala pada geriatri. Obat-obat yang sering diresepkan pada geriatri dapat
terjadi predisposisi terjadinya GERD akibat menurunnya tonus spingter esofageal bawah,
seperti Antikolinergik, Antidepresan, Nitrat, Chalcium channel blokers, dan Theofilin.
Asam lambung pada geriatri berkurang yang menyebabkan meningkatnya pH lambung,
sehingga memanjangnya pengosongan lambung. Pada usus halus terjadi peningkatan
absorpsi vitamin yang larut lemak dan menurunnya absorpsi kalsium pada geriatri.
Konstipasi juga merupakan masalah yang sering terjadi pada geriatri, karena pada geriatri
terjadi penurunan motilitas usus.
Aliran darah hepatik dan massa hati menurun dengan bertambahnya usia. Tetapi
fungsi hepatoseluler terlihat relatif masih baik. Fungsi sintesis protein dapat hilang pada
beberapa individu terutama pada mereka dengan asupan nutrisi yang kurang. Penurunan
konsentrasi albumin serum akan berpengaruh pada ikatan obat. Di pihak lain, konsentrasi
dari protein pengikat obat yang penting, alfa-1-asam glikoprotein, menurun pada geriatri.
Sintesis kolinesterase plasma di hati dapat menghilang, terutama pada laki-laki.
Penurunan massa dan aliran darah hepar menyebabkan terjadinya penurunan yang
signifikan metabolisme obat-obat yang masuk ke dalam tubuh.
Sistem Renal
Aliran darah renal dan massa ginjal menurun seiring bertambahnya umur. Berat ginjal
pada orang dewasa rata-rata 300gr dan pada geriatri menjadi 200gr. Berkurangnya massa
ginjal diakibatkan oleh berkurangnya korteks ginjal. Korteks ginjal mengandung 85%
sel-sel nefron yang berkurang dengan bertambahnya umur. Aliran darah renal menurun
dari 1200 mL/min (pada dewasa muda) menjadi 600 mL/min (pada geriatri), karena
berkurangnya renovascular bed dan menyempitnya arteri-arteri renal karena
aterosklerosis. Hal ini menyebabkan menurunnya glomerular filtration rate (GFR),
penurunan nilai GFR sekitar 8mL/min/1,73m2 per tahun setelah umur 40 tahun.
Penurunan GFR ini tidak menmbulkan peningkatan serum kreatinin, karena penurunan
serum kreatinin disebabkan oleh berkurangnya massa otot. Respon terhadap kekurangan
natrium menurun, sehingga beresiko terjadinya dehidrasi. Kemampuan mengeluarkan
garam dan air juga berkurang, dapat terjadi overload cairan dan juga hiponatremia. Maka
pada geriatri terapi cairan harus diperhatikan.
Walaupun fungsi ginjal berkurang pada geriatri, tetapi masih cukup untuk
menjaga homeostasis pada kondisi fisiologis yang normal. Bertambahnya umur,
meningkatnya nitrogen dalam urin dan serum kretinin merupakan resiko terjadinya gagal
ginjal akut pasca operasi. Penurunan fungsi ginjal mempengaruhi ekskresi obat-obatan.
Muskuloskeletal
Pada orang tua
Organ Sistem Perubahan Fisiologi pada
Penuaan
Implikasi klinis dan Fungsional
Sistem
Kardiovaskular
1. Peningkatan resistensi
perifer;
2. peningkatan kekakuan
ventrikel kiri dan penurunan
compliance;
3. peningkatan pengisian
ventrikel selama akhir
periode diastolik yang
difasilitasi oleh kontraksi
atrium;
4. penurunan respon heart rate
terhadap katekolamin;
5. aterosklerosis
1. peningkatan tekanan darah
2. LVH
3. penurunan cardiac output
4. peningkatan suseptibilitas
terjadinya gagal jantung diastolik
5. terdengarnya suara gallop
6. penurunan respon heart rate
pada saat aktivitas
7. penurunan suplai darah ke
organ.
Sistem Respirasi 1. penurunan recoil elastic
2. penurunan compliance sistem
1. penurunan faktor difusi
CO,FEV1,FVC
respirasi secara keseluruhan
3. peningkatan alveoli yang
tidak berperan pada
pertukaran gas
4. penurunan luas alveolar
5. penurunan daya tahan paru
2. peningkatan volume residu
3. penurunan PaO2
4. penurunan efetifitas refleks
mucociliari
5. peningkatan kemungkinan
terjadinya aspirasi dan infeksi
pada sistem respirasi
Sistem Renal 1. hilangnya 1/3 massa
ginjal
2. penurunan renovaskular
3. penyempitan arteri
renalis
4. penurunan aliran darah
renal
Penurunan GFR
Sistem
Muskuloskeletal
1. hilangnya massa otot
2. penurunan lean body
mass
3.pengeroposan tulang yang
progresif dan osteoporosis
Terjai gangguan dalam aktivitas,
rentan terhadap trauma dan fraktur
Regulasi
Glukosa
Terjadi penurunan sensitivitas
insulin dan terjadi peningkatan
glukosa 2 jam post prandial
Terjadi gangguan regulasi glukosa
Fungsi Thyroid Total index T4,T3, dan T4 bebas
mungkin memberikan hasil
salah pada pasien dengan
penyakit akut non thyroid
Terjadi penurunan produksi
hormon thyroid. Tes terhadap TSH
dan T4 bebas perlu dilakukan pada
orang tua
Penurunan
Fungsi Seksual
Testosteron,testosteron bebas
dan bioavailable testosteron
semanya berkurang seiring
dengan bertambahnya umur dan
terjadi atherosclerotic vascular
Penurunan fungsi seksual secara
perlahan, dan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk mencapai
klimaks, serta dapat terjadi
disfungsi ereksi.
disease.
Sistem
Gastrointestinal
1. penurunan kontraksi esofagus
2. peurunan tekanan sfingter
esofagus
3. perlambatan pengosongan
lambung
1. terjadi perubahan minimal
pada fungsi gastrointestinal
2. peningkatan produksi asam
lambung
3. defisiensi enzim laktase
4. konstipasi
Sistem Imun 1. penurunan cell-mediated
immunity
2. penurunan level basal
dan stimulasi interleukin 2
3. berkurangnya respon
proliferatif dar limfosit
terhadap antigen
4. peningkatan level Ig G
dan Ig A,serta IgM menurun
yang menyebabkan ambatnya
respon terhadap antigen
5. penurunan jumlah sel
killer yang efektif
Berkurangnya dan lambatnya
respon terhadap antigen,
peningkatan autoantibodi, dan
insiden kanker
Sistem saraf Penurunan jumlah sel saraf yang
dikompensasi dengan
peningkatan sambungan dendrit
dari sel saraf
Pada usia lanjut kognisi dan
behaviour essential masih dalam
batas normal
Pengelihatan 1. Peningkatan ukuran lensa
2. penurunan fleksibilitas lensa
3. pupil mengecil
4. peningkatan permeabilitas
lensa
1. presbiopi
2. kesulitan beradaptas pada
keadaan gelap
3. penurunan akuitas
pengelihatan
4. katarak
Pendengaran 1. penurunan elastisitas timpani Kehilanan daya pendengaran
2. terganggunya artikulasi otot
pendengaran
3. hilangnya neuron di korteks
pendengaran
frekuensi tinggi dan terganggunya
kapasitas fungsional
Kulit 1. berkurangnya kontak antara
dermis dan epidermis
2. penurunan melanosit
3. penurunan jumlah saraf
kutaneus
4. penurunan lemak di
subkutan
5. penurunan kelenjar keringat
dan sebum
1. terganggunya regulasi termis,
rambut memutih
2. penurunan sensivitas nyeri dan
sentuh
3. sangat rentan terhadap
terjadinya
hipotermia,kepanasan,heat
strokes,kulit kering atau
xerosis,pressure sores
Suhu tubuh 1. berkurangnya respon
kelenjar keringat
2. gangguan konservasi panas
3. berkurangnya kemampuan
untuk membedakan
temperatur
Heat strokes, hipotermia, rasa
terbakar.