pasien case

Upload: affan-zulkarnain

Post on 20-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pasien Case

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangPenyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan

    masyarakat yang utama di negara yang sedang berkembang termasuk

    Indonesia. Infeksi susunan saraf pusat merupakan masalah yang

    serius. Diagnosis dan keterlambatan penatalaksanaan yang tidak

    sesuai akan berakhir dengan kematian atau disabilitas yang serius.

    Diagnosis yang ditegakkan sedini mungkin serta terapi yang cepat dan

    tepat dapat membantu mengurangi angka kematian. 1

    Angka kematian untuk penyakit infeksi susunan saraf pusat

    masih tinggi, misalnya pada ensefalitis berkisar antara 3!"#.

    Penderita yang hidup $"!%"# mempunyai komplikasi atau ge&ala sisa

    yang melibatkan sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan,

    motorik, psikiatrik, epilepsi, pengelihatan atau pendengaran bahkan

    sampai sistem kardio'askuler.1,$

    (nsefalitis adalah suatu peradangan parenkim otak, muncul

    sebagai disfungsi neuropsikologi difus atau fokal. )eskipun terutama

    melibatkan otak, meningens &uga sering ikut terlibat. Dari perspektif

    epidemiologi dan pato*siologi, ensefalitis berbeda dari meningitis,

    meskipun pada e'aluasi klinis keduanya bisa hadir, dengan tanda!

    tanda dan ge&ala peradangan meningeal seperti fotofobia, sakit kepala,

    atau leher kaku. )eskipun gangguan bakteri, &amur dan autoimun

    dapat menghasilkan ensefalitis, sebagian besar kasus disebabkan oleh

    'irus.3

    +ecara umum angka kematian ensefalitis masih cukup tinggi,

    dengan demikian pula dengan ge&ala sisa yang ter&adi. +alah satu

    faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka mortalitas dan

    morbiditas ini adalah masalah diagnosis untuk mencari 'irus penyebab.

    Insiden ensefalitis adalah 1 kasus per $"".""" populasi di Amerika

    +erikat, 'irus herpes simpleks -+/ men&adi penyebab paling umum.

    1

  • 7/24/2019 Pasien Case

    2/19

    1.$ 0u&uan Penulis

    ntuk memenuhi tugas kepanitraan klinik senior 22+/ dibagian

    neurologi rumah sakit umum daerah solok

    $

  • 7/24/2019 Pasien Case

    3/19

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    $.1 De*nisi

    Hipokalemia periodik paralise adalah kelainan yang ditandai dengan kadar

    potassium (kalium) yang rendah (kurang dari 3.5 mmol/L) pada saatserangan, disertai

    riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal.

    $.$ (pidmiologi

    Angka kejadian adalah sekitar 1 diantara 1. orang, pria le!ih sering dari

    wanita dan !iasanya le!ih !erat. "sia terjadinya serangan pertama !er#ariasi dari 1$%

    tahun, &rekuensi serangan ter!anyak di usia 15$35 tahun dan kemudian menurun dengan

    peningkatan usia.

    $.3 (tiologi

    Hipokalemia periodik paralise !iasanya dise!a!kan oleh kelainan genetik

    otosomal dominan. Hal lain yang dapat menye!a!akan terjadinya hipokalemia periodi'

    paralise adalah tirotoksikosis.

    enye!a! lain hipokalemia meliputi

    1. eningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tu!uh Anda.

    2. *e!erapa o!at dapat menye!a!kan kehilangan kalium yang dapat

    menye!a!kan hipokalemia. +!at yang umum termasuk diuretik loop

    (seperti urosemide). +!at lain termasuk steroid, li'ori'e, kadang$kadang

    aspirin, dan anti!iotik tertentu.

    3. -injal (ginjal) dis&ungsi $ ginjal tidak dapat !ekerja dengan !aik karenasuatu kondisi yang dise!ut Asidosis u!ular -injal (A). -injal akan

    3

  • 7/24/2019 Pasien Case

    4/19

    mengeluarkan terlalu !anyak kalium. +!at yang menye!a!kan A

    termasuk 0isplatin dan Am&oterisin *.

    4. ehilangan 'airan tu!uh karena muntah yang !erle!ihan, diare, atau

    !erkeringat.

    5. 2ndokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) $

    aldosteron adalah hormon yang mengatur kadar potasium. enyakit

    tertentu dari sistem endokrin, seperti aldosteronisme, atau sindrom

    0ushing, dapat menye!a!kan kehilangan kalium.

    . Hipokalemia dapat terjadi karena adanya &aktor pen'etus tertentu,

    misalnya asupan yang tidak adekuat, pengeluaran !erle!ihan melalui ginjal

    atau gastrointestinal, o!at$o!atan, dan perpindahan transelular

    (perpindahan kalium dari serum ke intraselular) selain itu makanan dengan

    kadar kar!ohidrat tinggi, istirahat sesudah latihan &isik, perjalanan jauh.

    adar insulin juga dapat mempengaruhi kelainan ini pada !anyak

    penderita, karena insulin akan meningkatkan aliran kalium ke dalam sel.

    ada saat serangan akan terjadi pergerakan kalium dari 'airan ekstra

    selular masuk ke dalam sel, sehingga pada pemeriksaan kalium darah

    terjadi hipokalemia. adar kalium !iasanya dalam !atas normal diluar

    serangan. en'etus untuk setiap indi#idu !er!eda, juga tidak ada korelasi

    antara !esarnya penurunan kadar kadar kalium serum dengan !eratnya

    paralisis (kelemahan) otot skeletal.

    4. Hal lain yang dapat menye!a!akan terjadinya hipokalemia periodi'

    paralise adalah tirotoksikosis. ekanisme terjadinya memang !elum jelas,

    namun pada penderita dengan tirotoksikosis itu didapatkan periodi'

    paralysis.

    $.% Pato*siologi

    alium adalah kation utama 'airan intrasel. enyataannya 67 8 dari simpanan

    tu!uh (3$9 m2:) !erada didalam sel dan % 8 sisanya (kira$kira 4 m2:) terutama

    dalam pada kompetemen 20. adar kalium serum normal adalah 3,5$5,5 m2:/L dan

    sangat !erlawanan dengan kadar di dalam sel yang sekitar 1 m2:/L. alium

    merupakan !agian ter!esar dari ;at terlarut intrasel, sehingga !erperan penting dalam

    menahan 'airan di dalam sel dan mempertahankan #olume sel. alium 20, meskipun

    hanya merupakan !agian ke'il dari kalium total, tetapi sangat !erpengaruh dalam &ungsi

    %

  • 7/24/2019 Pasien Case

    5/19

    neuromuskular. er!edaan kadar kalium dalam kompartemen alah satu aki!at

    dari hal ini adalah e&ek toksik dari hiperkalemia !erat yang dapat dikurangi kegawatannya

    dengan meingnduksi pemindahan kalium dari 20 ke elain !erperan penting

    dalam mempertahankan &ungsi nueromuskular yang normal, kalium adalah suatu ko&aktor

    yang penting dalam sejumlah proses meta!olik.

    Homeostasis kalium tu!uh dipengaruhi oleh distri!usi kalium antara 20 dan eha!is makan, semua kalium dia!sorpsi akan masuk kedalam sel dalam !e!erapa menit,

    setelah itu ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan !erlangsung

    !e!erapa jam. >e!agian ke'il (?%8) akan diekskresikan melalui keringat dan &eses. @ari

    saat perpindahan kalium kedalam sel setelah makan sampai terjadinya ekskresi kalium

    melalui ginjal merupakan rangkaian mekanisme yang penting untuk men'egah

    hiperkalemia yang !er!ahaya. 2kskresi kalium melalui ginjal dipengaruhi oleh

    aldosteron, natrium tu!ulus distal dan laju pengeluaran urine. >ekresi aldosteron

    dirangsang oleh jumlah natrium yang men'apai tu!ulus distal dan peningkatan kalium

    serum diatas normal, dan tertekan !ila kadarnya menurun. >e!agian !esar kalium yang di

    &iltrasikan oleh gromerulus akan di rea!sorpsi pada tu!ulus proksimal.

    Aldosteron yang meningkat menye!a!kan le!ih !anyak kalium yang terekskresi

    kedalam tu!ulus distal se!agai penukaran !agi rea!sorpsi natrium atau H. alium yang

    terekskresi akan diekskresikan dalam urine. >ekresi kalium dalam tu!ulus distal juga

    !ergantung pada arus pengaliran, sehingga peningkatan jumlah 'airan yang ter!entuk

    pada tu!ulus distal (poliuria) juga akan meningkatkan sekresi kalium.

  • 7/24/2019 Pasien Case

    6/19

    eseim!angan asam !asa dan pengaruh hormon mempengaruhi distri!usi kalium

    antara 20 dan erat otot se'ara elektrik tidak ada hantaran selama serangan. ekuatan

    otot normal diantara serangan, tetapi setelah !e!erapa tahun, tingkat kelemahan yang

    menetap semakin !erkem!ang pada !e!erapa tipe (khususnya primer). >emua

    !entuk primer ke'uali *e'ker myotonia kongenital (0) juga terkait autosomaldominan atau sporadik (paling sering mun'ul dari paint mutation).

    4

  • 7/24/2019 Pasien Case

    7/19

    elama !erlangsungnya potensial aksi ion natrium

    !ergerak melintasi mem!ran melalui #oltage$gated ion 'hannel.

    asa istirahat mem!ran serat otot dipolarisasi terutama oleh pergerakan klorida

    melalui 'hannel klorida dan dipolarisasi kem!ali oleh gerakan kalium, natrium, klorida

    dan kalsium 'hannelopati se!agai se!uah grup , dihu!ungkan dengan myotonia dan .

    >u!unit &ungsional 'hannel natrium, kalsium dan kalium adalah homolog. =atrium

    'hannelopati le!ih dipahami daripada kalsium atau klorida 'hannelopati.

    $. 5e&ala 2linis

    >emua di'irikan oleh elemahan periodik. ekuatan noramal diantara

    serangan. elemahan yang menetap !isa !erkem!ang kemudian dalam !e!erapa !entuk.

    aling !anyak pasien dengan primer !erkem!ang gejala se!elum dekade ketiga.

    Hipokalemik periodik paralisis

    asus yang !erat mun'ul pada awal masa kanak$kanak dan kasus yang

    ringan mungkin mun'ul selam!at$lam!atnya dekade ketiga. >e!agian

    !esar kasus mun'ul se!elum umur 1 tahun. elemahan !isa !ertingkat

    mulai dari kelemahan sepintas pada sekelompok otot yang terisolasi

    sampai kelemahan umum yang !erat. >erangan !erat dimulai pada pagi

    hari, sering dengan latihan yang !erat atau makan tinggi kar!ohidrat pada

    hari se!elumnya. asien !angun dengan kelemahan simetris !erat, sering

    dengan keterli!atan !atang tu!uh. >erangan ringan !isa sering dan hanya

    meli!atkan suatu kelompok otot pentig, dan !isa unilateral, parsial, ataumonomeli'. Hal ini !isa mempengaruhi kaki se'ara predominanB kadang

    C kadang, otot ektensor dipengaruhi le!ih dari &leksor. @ursi !er#ariasi dari

    !e!erapa jam sampai hampir 7 hari tetapi jarang le!ih dari 4% jam.

    >erangannya intermiten dan in&rekuen pada awalnya tetapi !isa meningkat

    &rekuensinya sampai serangan terjadi hampir setiap hari. rekuensi mulai

    !erkurang oleh usia 3 tahunBhal ini jarang terjadi setelah umur 5 tahun.

    engeluaran urin menurun selama serangan karena akumulasi air intrasel

    meningkat. yotonia interi'tal tidak sesering hiperkalemik . lid lag

    6

  • 7/24/2019 Pasien Case

    8/19

    myotonia dio!ser#asi diantara serangan. elemahan otot permanen

    mungkin terlihat kemudian dalam perjalanan penyakit dan !isa menjadi

    tajam. Hipertropi !etis pernah dio!ser#asi. +tot proksimal wasting

    daripada hipertropi, !isa terlihat pada pasien dengan kelemahan permanen.

    Hipokalemia periodik aralise

    1. elemahan pada otot

    %. erasaan lelah

    3. =yeri otot

    9. estless legs syndrome

    5. ekanan darah dapat meningkat

    . elumpuhan atau ra!domiolisis (jika penurunan amat !erat)4. -angguan toleransi glukosa

    7. -angguan meta!olisme protein

    6. oliuria dan polidipsia

    1. Alkalosismeta!olik

    -ejala klinis nomor 1, %, 3, 9 di atas merupakan gejala pada otot yang

    tim!ul jika kadar kalium kurang dari 3 m2:/ltr.

    $.4 Diagnosa

    @iagnosis didapatkan dari anamnesis seperti adanya riwayat pada keluarga karena

    erat kaitannya dengan genetik serta gejala klinis seperti yang terse!ut di atas,

    pemeriksaan &isik dan pemeriksaan penunjang.

    Gejala Umur onset Lama serangan Faktor Pencetus Keara!an

    "erangan

    Gambaran #ang

    ber!ubungan

    Hiperkalemik

    periodik

    paralisis

    @ekade

    pertama

    kehidupan

    *e!erapa menit

    sampai kurang

    dari % jam

    (aling sering

    kurang dari 1

    Dam)

    $endah

    pemasukan

    kar!ohidrat

    (puasa)

    $ @ingin

    $

  • 7/24/2019 Pasien Case

    9/19

    $tres 2mosional

    $rauma

    $eriode

    menstruasi

    -ipokalemi

    k periodik

    paralisis

    $*er#ariasi,

    anak C anak

    sampai dekade

    ketigaE

    $>e!agian

    kasus se!elum1 tahun.

    $*e!erapa jam

    sampai hampir

    seminggu.

    $has tidak

    le!ih dari 4%

    jam

    $serangan awal

    pagi setelah hari

    yang lalu

    !erakti#itas &isik

    $akanan tinggi

    ker!ohidrat

    $@ingin

    $>e#ere

    $aralisis

    omplit

    $%#otonik lid

    lag tiba$tiba

    $%#otonia

    dianatara

    serangan jarang

    $arsial

    unilateral

    monomelik

    $kelema!an otot

    meneta ada

    ak!ir en#akit

    otasiumasso'i

    ated myotona

    @ekade

    pertama

    idak ada

    kelemahan

    E @ingin

    Eerangan

    kekakuan dandari ringan

    sampai !erat

    Hipertro&i otot

    aramyotonia

    'ongenital

    @ekade

    pertama

    % C %9 jam dingin Darang parah $seudohipertro&i

    otot

    $aradoksal

    myotonia

    $Darang

    kelemahan

    menetap

    irotoksikosis

    periodik

    paralisis

    @ekade ketiga

    dan keempat

    *e!erapa jam

    sampai 4 hari

    $>ama seperti

    hipokalemik

    $hiperinsulinemia

    >ama seperti

    hipokalemik

    $*isa !erkem!ang

    menjadi

    kelemahan otot

    menetap

    $Hipokalemia

    selama seranganTabel 2. Perbedaan gambaran diantara bentuk umum eriodik aralisis

    8

  • 7/24/2019 Pasien Case

    10/19

    22AA= 2="=DA=-

    1. adar dalam serum.

    %. adar , =a, 0l dalam urin %9 jam.

    3. adar g dalam serum.

    9. Analisis gas darah.

    5. 2lektrokardiogra&i.

    enurunan kadar serum , tetapi tidak selalu di!awah normal, selama serangan. asien

    punya pengalaman retensi urin dengan penigkatan kadar sodium, kalium dan klorida urin.

    enurunan kadar &os&or serum se'ara !ertahap juga terjadi. adar &os&okinase (0)

    meningakat selama serangan. 20- !isa menunnjukkan sinus !radikardi dan !ukti hipokalemi

    (gelom!ang datar, gelom!ang " di lead elama serangan, suplemen oral kalsium le!ih !aik dari suplemen

  • 7/24/2019 Pasien Case

    11/19

    onitor kadar kalium tiap %$9 jam untuk menghindari hiperkalemia

    terutama pada pem!erian se'ara intra#ena.

    em!erian intra#ena dalam !entuk larutan 0l disarankan melalui #ena

    yang !esar dengan ke'epatan 1$% m2:/jam, ke'uali disertai aritmia atau

    kelumpuhan otot perna&asan, di!erikan dengan ke'epatan 9$1

    m2:/jam. 0l dilarutkan se!anyak % m2: dalam 1 '' =a0l isotonik.

    @iet rendah kar!ohidrat dan rendah natrium !isa menurunkan &rekuensi

    serangan.

    %.7 @ *A=@

  • 7/24/2019 Pasien Case

    12/19

    Alamat : +impang

  • 7/24/2019 Pasien Case

    13/19

    2eadaan umum :Baik

    2esadaran : compos mentis

    0ekan darah : 11">6" mm-g

    9adi : 7" ?>menit teratur/

    Pernapasan: 17?>menit +uhu: 36."c

    0urgor kulit:9ormal

    2ulit dan kuku: 9ormal

    BB: @ "kg

    Kelen+a& 'eta benin'

    Leher: Dalam batas normal

    Aksila: Dalam batas normal

    Inguinal: Dalam batas normal

    T(&a% Paru

    Inspeksi: simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan

    dinamis

    Palpasi: fremitus taktil kiri dan kanan sama

    Perkusi: sonor pada kedua lapang paru

    Auskultasi: 'essikuler =h!>!,rh!>!

    ;antung

    Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

    Palpasi: ictus cordis tidak terab Perkusi: dalam batas normal

    Auskultasi: dalam batas normal

    Abdomen

    Inspeksi: sikatrik !,'enektasi!

    Palpasi: hepar dan lien tidak teraba

    Perkusi: tympani

    Auskultasi : bising usus @ 9ormal/2. Status neu&(l('i%us

    5+: (%)4 1/a. Tanda &an'san'an selaput (ta%

    2aku kuduk: ! Brudinki I: !

    0anda kernig:! Brudinki II:!

    b. Tanda penin'%atan te%anan Int&a%&anial,-

    Pupil: Isokor diameter 3mm>3mm

    /. Peme&i%saan ne&0us %&anialis

    13

  • 7/24/2019 Pasien Case

    14/19

    9er'us I 9ormal9er'us II 0a&am pengelihat

    Lapang pandang baik9er'us III,I,I Pupil bulat

    Diameter 3mm

    5erakan bola mata kesegala

    arah

    +trabismus !/

    9istagmus!/

  • 7/24/2019 Pasien Case

    15/19

    n2ekuata

    n

    333 333 333 333

    0ro* 9orm

    al

    9orm

    al

    9orm

    al

    9orm

    al0onus 9orm

    al

    9orm

    al

    9orm

    al

    9orm

    al

    e. Peme&i%saan sensibilitas

    +ensibilitas nyeri +ensibilitas

    rabaan

    +ensibilitas $ titik

    4. Sistem "e5e%

    isi(l('i %anan Ki&i

    ornea @ @)aseter @ @Biseps @ @0riseps @ @AP< @ @2P< @ @

    Pat(l('is Kanan Ki&iBabinski ! !hadoks ! !Eppenheim ! !

    5ordon ! !+chaeFer ! !2lonus Paha ! !2lonus 2aki ! !

    3. un'si (t(n(m)iksi :9ormalDefekasi :9ormal+ekresi keringat :9ormal

    Peme&i%saan Lab(&at(&ium

    1

  • 7/24/2019 Pasien Case

    16/19

    Da&a "utin

    Ele%t&(lit

    aal 6in+alreum $1,4 mg>dlreatinin ",84 mg>dl

    Ele%t&(lit

    Asam urat 4,6mg>dl9atrium 11,$ m(G>lkalium $,%" meG>l2lorida 117,$ )eG>l

    etab(lisme Ka&b(id&atAd random 1"$ mg#5lukosa Puasa 4% mg#$ ;am PP 8" mg#

    Lipid P&(*l0otal holesterol 16 mg>dl0rigliserida 14" mg>dl-DL!holesterol 18 mg>dlLDL!holesterol 1"4 mg>dl

    "en/ana Peme&i%saan Tambaan

    (25

    Dia'n(sa

    Diagnosa klinik: 0etraparalitik 0ipe L)9

    Diagnosa topik : )embran Etot dl-ematokrit 36,7 #

    Leukosit 14.83">ul0rombosit %"%.""">ul

  • 7/24/2019 Pasien Case

    17/19

    > 1I1

    't 3 I 5mg

    A @ankos 3I1

    @ar#on 3I mg

    BAB I7PEBAHASAN KASUS

    0elah dilaporkan kasus pasien perempuan 37 tahun yang

    datang ke I5D neurologi ,0,A @ankos dan @ar#on.

    16

  • 7/24/2019 Pasien Case

    18/19

    BAB 7KESIPULAN DAN SA"AN

    8.1 Kesimpulan+eorang pasien dira=at dibangsal neurologi ,0,A

    @ankos dan @ar#on.

    8.2 Sa&anasien disarankan untuk !anyak mengkonsumsi makanan yang tinggi kalium dan

    mengurangi makanan yang mengandung kar!ohidrat tinggi. @an disarankan untuk !anyak

    minum minuman istonik dan mengurangi akti#itas yang !erle!ihan.

    17

  • 7/24/2019 Pasien Case

    19/19

    &'FT'( PU"T'K'

    1. >udoyo A. J, >etiyohadi *, Alwi imadi!rata . , >etiadi >. *ukuAjar

    Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, 2disi + , penyunting , *uku Ajar =e&rologi Anak , Dakarta !alai pener!it "H @a#ids , Halperin L . Hypokalemia and paralisis KD ed %3 B

    6 11

    . >teedwel 2, Allen , !inder L> hypokalemi' periodik paralisesa re#iew

    o& the etiologies, pathophysiology. resentation and therapy. Am j 2merg ed

    166% 1193$7

    4. oley , tawil , thormton 0a 'hanelopaties myotonik disorders and

    periodik paralisis. @alamswaiman , ashwal s, penyunting. ediatri'

    neurology. 2disi ke 3. >t lowis mos!y1666h 1%66$1h36

    7. 0hang G0, huang 00, 'hiou GG, Gu 0G. enal tu!ular a'idosis 'ompli'ated

    with hipokalemik periodik paralisis. ediatr neural 1665135%$9

    18