patient safety (gadar)

Upload: astrid-puteri-novianti

Post on 07-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kegawatdaruratan dan Bencana

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien.Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.

B. Tujuan:1. Tujuan Umum: Mengetahui gambaran mengenai Patient Safety

2. Tujuan Khusus: a. Untuk mengetahui pengertian daripatient safety.b. Untuk mengetahui enam tujuan penanganan patient safetyc. Untuk mengetahuitujuan sistem keselamatan pasiend. Untuk mengetahui tujuh standar keselamatan pasiene. Untuk mengetahui aplikasi patient safety

C. Manfaat:1. Bagi Akademik :Makalah tentang patient safety diharapkan dapat menambah informasi bagi akademik bahwa patient safety masih banyak terjadi di rumah sakit dan perlu menjadi perhatian bagi mahasiswa dalam penanganan patient safety.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan:Makalah ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi perhatian bagi petugas kesehatan bahwa menjamin keselamatan pasien merupakan hal yang sangat penting, perlu adanya Standar Pelayanan terhadap Patient Safety.

3. Bagi Penulis:Makalah ini diharapkan dapat menambah informasi bagi penulis sendiri dan dapat menjadi tanggung jawab bersama sebagai mahasiswa keperawatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianKeselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.(Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)

Setiap tahun menetapkan National Patient Safety Goals (sejak 2002), Juli 2003: Menerbitkan Pedoman The Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery, Maret 2005 mendirikan International Center for Patient Safety. (JCAHO (JointComm. On Accreditation for Healthcare organization USA)

WHO Health Assembly ke 55 Mei 2002 menetapkan resolusi yang mendorong (urge) Negara untuk memberikan perhatian kepada problem Patient Safety meningkatkan keselamatan dan system monitoring. Oktober 2004 WHO dan berbagai lembaga mendirikan World Alliance for Patient Safety dengan tujuan mengangkat Patient Safety Goal First do no harm dan menurunkan morbiditas, cidera dan kematian yang diderita pasien.(WHO: World Alliance for Patient Safety, Forward Programme, 2004)

B. Enam tujuan penanganan patient safety menurut (Joint Commission International)Mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi secara efektif, meningkatkan keamanan dari high-alert medications, memastikan benar tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien, mengurangi resiko infeksi dari pekerja kesehatan, mengurangi resiko terjadinya kesalahan yang lebih buruk pada pasien

Salah satu penyebab utama kesalahan yang tidak dapat dihindarkan oleh pasien dalam organisasi perawatan kesehatan adalah kesalahan pengobatan. Pengobatan dengan risiko yang paling tinggi yang menyebakan luka melalui pnyalahgunaan (meliputi kemoterapi, konsentrasi cairan elektrolit, heparin, IV digoxin, dan adrenergic agonists) adalah dkenal sebagai high-alert drugs. Namun mungkin kesalahan atau mungkin tidak menjadi lebih banyak dengan obat-obatan tersebut dibandingkan obat yang lainnya, mungkin berhubungan dapat juga lebih menghancurkan atau memperburuk.

C. Meningkatkan Keamanan Pada High-Alert MedicationsPada tahun 1999, sekitar 160 organisasi perawat kesehatan melalui United States-based Institute for Safe Medication Practices (ISMP), lima pengobatan yang sering terjadi dan hasil yang salah dalam kematian atau masalah yang serius yang mana adalah Insulin, Opiates and narcotics, Injectable potassium chloride/phosphate concentrate, Intravenous anticoagulants (heparin) dan sodium chloride solutions diatas 0.9 %.Obat-obatan adalah salah satu bagian yang terpenting dalam penanganan pada pasien. Management dengan benar untuk memastikan dalam pasien safety. Seperti, potassium chloride (2 mEq/ml atau konsentrasi yang lebih), pothasium phosphate, Sodium chloride (0,9%) atau dengan konsentrasi lebih), dan magnesium sulfate (50% atau konsentrasi lebih). Kesalahan ini dapat juga muncul ketika angota staff tidak engan benar mengorientasikan ke unit perawatan pasien, ketika perawat kontrak dan digunakan dan tidak berorientasi dengan benar, atau selama keadaan gawat darurat.

a. High Allert MedicationHigh Allert Medication adalah Obat-obatan yang menyebabkan resiko tinggi memperburuk pasien ketika diberikan kesalahan dalam pengobatan. Namun kesalahan mungkin atau tidak mungkin lebih banyak dengan obat-obatan ini. (JCI, 2007)

D. Perencanaan Proaktif Untuk mengurangi Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan High-Alert Medications

Tipe obatFaktor Resiko UmumRencana Proaktif

Insulina. Tidak ada system cek dosisb. Botol-botol insulin dan heparin dicampur dan dijaga dalam kedekatan tertutup satu sama lainnya pada unit keperawatan.c. untuk unit-unit dalam order. (dapat dibingungkan dengan O, mudah overdosis 10x lipat).d. Angka kesalahan terjadi ke dalam cairan infus

a. Menetapkan sistem pengecekan yang mana satu perawat membuat preparat dosis dan perawat lainnya melakukan review terhadapnya.b. Menyimpan insulin dan heparin tidak berdekatan.c. Melakukan ejaan untuk setiap unit lebih baik daripada menyingkatnyad. Menetapkan sebuah sistem pengecekan yang independen untuk angka pompa infuse dan pengaturan konsentrasi.

Opiates dan narkotika. Faktor resiko umumb. Narkotik parenteral disimpan sebagai stok dasar di area keperawatan.c. Hydromorphine dibingungkan dengan morphined. Patient-controled analgesia (PCA) mengacaukan konsentrasi.a. Membatasi ketersediaan opium dan narkotik dalam stok dasar.b. Mengajarkan para staff tentang kemungkinan pencampuran hydromorphone dan morphine.c. Menyediakan Protocol peralatan PCA untuk dua kali cek obat, pengaturan pompa, dan dosis.

Penyuntikan potassium chloride/phosphate concentrate

a. Menyimpan concentrated potassium chloride/phosphate di luar farmasi.b. Mencampur tanpa persiapan dari potassium chloride/phosphatec. Reguests for unusual concentrations

a. Memindahakan potassium chloride/phosphate dari stok dasar.b. Memindahakan preparasi obat dan gunakan pra campuran komersial dari IV.c. Menetapkan standard an batasi konsentrasi obat.

Antikoagulan Intravena / Heparin

a. Factor resiko umumb. Konsentrasi dan total volume tidak terlabel dengan jelas.c. Botol multidosisd. botol-botol insulin dan heparin dicampur dan dijaga dalam kedekatan tertutup satu sama lainnya pada unit keperawatan.a. Menetapkan standar konsentrasi dan menggunakan premixed solutionsb. Menggunakan botol single-dosisc. Memisahkan heparin dan insulin: pindahkan heparin dari top of medication carts

Sodium chlorine solutions di atas 0.9%

a. menyimpan sodium chloride solution di atas 0.9 % di atas nursing unit.b. Tersedianya banyak konsentrasi/formulac. Tidak ada sistem pengecekan dua kali.

a. Membatasi jalan masuk sodium chloride solutions di atas 0.9%: pindahkan solutions ini dari nursing unit.b. Membuat satandar dan batasan obat dan konsentrasi.c. Menyediakan protokol peralatan untuk double-check angka pompa obat, konsentrasi, dan garis tambahan.

(Joint Commission International, 2007).

E. Pada staf pendidik dapat dicegah Look-Alike, Sound Alike ErrorsMengajarkan staf untuk mencegah bunyi kedengarannya sama tetapi berbeda dengan menggunakan:a. Menuliskan dengan benar dan mengucapkan ketika mengkomunikasikan informasi dalam pengobatan. Buat pendengar tersebut mengulang kembali pengobatan tersebut untuk meyakinkan mereka mengerti dengan benar.b. Mengingatkan merek tersebut dan nama obat generik yang biasa diucapakan dan seperti terlihat.c. Memperhatikan potensial untuk kesalahan kesalahan pembagian ketika menambahkan obatd. Kelompokkan obat dengan kategori daripada dengan alpabet.e. Mengingatkan menempatkan dalam sistem komputer dan diatas label pada tempat pengobatan untuk tanda dokter, perawat, dan farmasi pada masalah yang potensial.f. Meliputi indikasi pada pengobatan dalam menolong farmasi mengidentifikasi masalah potensial.g. Melakukan check tempat atau label pengobatan selain label pasien sebelum memberikan dosis kepada pasien. (Joint Commission International,2007.

F. Enam Tahapan Untuk Mengambil Keputusan Dalam Pemberian Pengobatana. Membuat diagnosa yang benarb. Mengerti patofisiologi pada penyakit tersebut, review pilihan menu dari farmakoteraphyc. Teliti pasien obat dan dosis yang benard. Memilih poin poin akhir atau bagian untuk mengikutie. Memelihara hubungan terapeutik dg pasien.(Melmon and Morellis Clinical Pharmacology, 2000)

G. Tindakan Enam Tepat Dalam Pemberian Obata. Tepat Obat : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat, mengetahui reaksi obat, mengetahui efek samping obat, hanya memberikan obat yang didiapkan diri sendiri.b. Tepat dosis : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek hasil hitungan dosis dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplos obat.c. Tepat waktu : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek tanggal kadarluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30 menit.d. Tepat pasien : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas pasien pada papan/kardeks di tempat tidur pasiene. Tepat cara pemberian : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat.f. Tepat dokumentasi : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat (Kozier, B. Erb, G. & Blais, K. (1997).

H. Penanganan Pasien Cideraa. Definisi JatuhJatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yan gdapat dilihat/dirasakan atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke, pingsan, dan lainnya. b. Beberapa hal untuk mencegah terjadinya jatuh1) Obat-obatan: perawat melihat efek samping obat yang memungkinkan terjadinya jatuh2) Penglihatan menurun: perawat dapat tetap menjaga daerah yang dapat menyebabkan jatuh, menggunakan kaca mata, sehingga pasien dapat berjalan sendiri misalnya pada malam hari.3) Perubahan status mental: perawat tanggap terhadap perubahan perilaku pasien4) Meletakkan sepatu dan tali sepatu pada tempatnya: perawat mengecek seluruh daerah yang dapat menyebabkan jatuh (misal sepatu atau tali sepatu yang tidak pada tempatnya).5) Jatuh di lantai: perawat mengecek penyebab sering terjadinya jatuh.6) Terlalu banyak furniture, daerah yang gelap, dan sedikit hidarasi (perawat menganjurkan untuk minum 6-8 gelas per hari).(Joint Commission International, 2007)c. Mengklasifikasi resiko jatuh dengan caraJatuh yang tidak disengaja, jatuh secara fisik yang tidak diantisipasi (misalnya, pingsan, serangan mendadak, dan lain-lain), jatuh yang diantisipasi dapat diukur dengan menggunakan Morse Fall Scale (karakteristik pasien yang mesti diketahui seperti jatuh, lemah atau gangguan pada cara berjalan, menggunakan alat bantu berjalan, mengkaji intravena, atau gangguan status mental).d. Jatuh dapat dikarenakan faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik (jatuh yang pernah terjadi sebelumnya, menurunnya pandangan, sistem muskuloskeletal, status mental, penyakit akute. Faktor ekstrinsik (obat-obatan, bathtubs dan toilet, desain alat-alat furniture, tidak adekuatnya perlengkapan).

Keamanan fisik (Biologic safety) merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman kecelakaan dan cidera (injury) baik secara mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis. Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik Mencegah terjadinya jatuh pada klien :orientasikan klien pada saat masuk rumah sakit dan jelaskan sistem komunikasi yang ada, hati-hati saat mengkaji klien dengan keterbatasan gerak, supervisi ketat pada awal klien dirawat terutama malam hari, anjurkan klien menggunakan bel bila membutuhkan bantuan, berikan alas kaki yang tidak licin, berikan pencahayaan yang adekuat, pasang pengaman tempat tidur terutama pada klien dengan penurunan kesadaran dan gangguan mobilitas, jaga lantai kamar mandi agar tidak licin (Potter and Perry, 1997).Penggunaan alat seperti restrains merupakan salah satu alat untuk immobilisasi pasien. Alat restrain dapat manual ataupun mekanik, alat ini berguna untuk memberikan batasan pada klien untuk bergerak secara bebas. Untuk menghindari jatuh dapat dimodifikasi dengan memodofikasi lingkungan yang dapat mengurangi cidera seperti memberi keamanan pada tempat tidur, toilet, dan bel. Jeruji (side rails) pada sisi tempat tidur juga dapat mencegah terjadi cidera pada klien. Said rails dapat meningkatkan mobilisasi klien dan stabilitas di tempat tidur pada saat klien akan bergerak dari tempat tidur ke kursi (Potter dan Perry, 1997).

I. Program Keselamatan Pasien Rumah sakit sebagai Langkah StrategisKeselamatan Pasien Rumah Sakit- KPRS (Patient Safety) adalah suatu system dimana RS membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ni termasuk: asesment risiko, Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, Peloporan dan analisis insiden, Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

J. Tujuan sistem keselamatan pasien RS1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat3. Menurunnya KTD di RS4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak trjadi pengulangan KTD(Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)K. Tujuh Standar Keselamatan Pasien RS (KARS DepKes)1. Hak pasien2. Mendidik pasien dan keluarga3. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. (Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)

L. Penerapan Pedoman Penting International Patient Safety Goals (Ipsg)Ada 6 sasaran penting dengan total 8 syarat TARGET 1; SYARAT 1Identifikasi Pasien secara Tepat : Tujuan dari sasaran ini adalah untuk mendapatkan identitifikasi yang setepatnya dari individu yang menerimaperawatan tersebut.1. Menggunakan paling sedikit dua (2) cara untuk menilai pasien ketika memberikan obat, darah atau produk dari darah; mengambil contoh darah dan spesimen-spesimen lain untuk pengujian secara klinis. Nomor ruangan pasien tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai pengenalan pasien, pengenal yang digunakan untuk semua , pemeriksaan prosedur, pengantaran obat, pengambilan sampel dan spesimen, yaitu: a) Nomor catatan medis pasien harus diperiksa b) Tanggal lahirnya pasien harus diperiksa ini harus dilakukan secara lisan atau mengenai pasien yang tidak sadar, harus ditunjukkan pada gelang nama pasien.

2. Semua pasien yang diprosedur/dioperasi, akan diharuskan unutk memiliki 2 Gelang Nama pada salah satu diantara pergelangan tangan atau pergelangan kaki.

TARGET 2; SYARAT 2Meningkatkan komunikasi yang efektif: Komunikasi yg tidak efektif adalah hal yang paling sering disebutkan sebagai penyebab dalam kasus-kasus Sentinel. Komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat, komplit, tidak rancu dan dimengerti oleh sang penerima. Penelitian juga menunjukan bahwa penundaan dalam menanggapi hasil yang penting dapat mempengaruhi secara negatif hasil akhir pasien.

TARGET 3; SYARAT 3Meningkatkan Keamanan Penggunaan Obat yang, membutuhkan perhatian: manajamen obatobatan yang tepat merupakan faktor penting dalam menjamin keselamatan pasien:

TARGET 4; SYARAT 4, 5 & 6Mengurangi Salah lokasi, Salah Pasien dan Salah Tindakan Operasi: Tujuan dari target ini adalah untuk SELALU mengenali Tepat lokasi, Tepat pasien dan Tepat tindakan.

TARGET 5; SYARAT 7Mengurangi Risiko Infeksi: Penelitian telah membuktikan bahwa melakukan petunjuk cuci tangan akan mengurangi transmisi infeksi dari staf ke pasien. Hal ini akan mengurangi insiden kesehatan yang berhubungan dengan infeksi.

TARGET 6; SYARAT 8Mengurangi risiko pasien cidera karena jatuh: Jatuh menjadi salah satu bagian besar dari penyebab cideranya pasien yang sedang dirawat di rumah sakit.

M. Aplikasi Patient SafetyPelayanan keperawatan yang baik adalah pelayanan keperawatan yang memperhatikan keselamatan pasien.Setiap tindakan keperawatan yang dilakukan beserta dengan peralatan dan lingkungan sekitar sudah seharusnya dikondisikan secara sempurna untuk menunjang keselamatan pasien.Oleh karena itu, diperlukan pengkajian terhadap keselamatan pasien. Pengkajian tersebut meliputi pengkajian dalam bidang sebagai berikut :a. Strukturb. Lingkunganc. Peralatan dan teknologid. Prosese. Orangf. Budaya

N. Aplikasi patient safety di Unit Gawat Darurat

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah suatu unit di dalam rumah sakityang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakitdancedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.Sifat pasien yang mendapatkan perawatan di UGD adalah sebagai berikut :a. Perlu mendapatkan pertolongan segera, cepat, tepat, dan amanb. Mempunyai masalah patologis, psikologis, lingkungan, dan keluargac. Perlu mendapatkan informasi secara cepat dan tepatd. Unik

Selain itu, pasien yang mendapatkan perawatan di UGD, diklasifikasikan berdasarkan kondisi atau keadaan jasmani pasien. Klasifikasi tersebut meliputi :a. Pasien TGDG false emergency (Label Hijau)Merupakan pasien yang memerlukan tindakan medis tidak segera

b. Pasien DTG (Label Kuning)Merupakan korban tidak gawat tetapi memerlukan pertolongan medik untuk mencegah keadaan yang lebih gawat atau mencegah cacat.c. Pasien GD (Label Merah)Merupakan korban yang berada dalam keadaan nyawa terancam apabila tidak memperoleh pertolongan dengan segera.d. Pasien GTD (Label Putih)Merupakan pasien dalam keadaan parah yang tidak memiliki harapan atau harapan yang tipis jika diberikan pertolongan.e. Pasien yang meninggal ataudeath on arrival(Label Hitam)Aplikasi keselamatan pasien dalam unit gawat darurat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Fasilitas yang terdapat dalam UGD telah tersedia dengan lengkap.b. Peralatan medis yang terdapat pada UGD adalah alat yang steril.c. Menggunakan alat injeksi sekali pakai.d. Petugas medis harus menerapkan komunikasi antar petugas dengan baik saat melakukan serah terima pasien sehingga tidak terjadi kesalahan saat melakukan tindakan kepada pasien.e. Petugas medis harus mampu mengatasi pasien secara cepat dan tepat.f. Petugas medis harus memiliki kognitif yang baik dalam menangani pasien.g. Petugas medis wajib melaksanakan prosedur aseptik mencegah infeksi nosokomial.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANKeselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Enam tujuan penanganan patient safety menurut (Joint Commission International): mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi secara efektif, meningkatkan keamanan dari high-alert medications, memastikan benar tempat, benar prosedur, dan benar pembedahan pasien, mengurangi resiko infeksi dari pekerja kesehatan, mengurangi resiko terjadinya kesalahan yang lebih buruk pada pasien. Selain itu tujuan sistem keselamatan pasien antara lain, untuk terciptanya budaya keselamatan pasien di RS, meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya KTD di RS, terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD. Dan tujuh standar keselamatan pasien RS yaitu hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan, penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien, peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien, mendidik staf tentang keselamatan pasien, komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Dalam aplikasi patient safetydiperlukan pengkajian terhadap keselamatan pasien, pengkajian tersebut meliputi pengkajian dalam bidang sebagai berikut yaitu struktur, lngkungan, peralatan dan teknologi, proses, orang, dan budayaB. SARANKita sebagai seorang perawat seharusnya lebih bisa memperhatikan dan menerapkan sistem keselamatan pasien dalam melaksanakan asuhan keperawatan.Demi terwujudnya keamanan dan kenyamanan pasien serta mencegah terjadinya kejadian yang tidak di inginkan (KTD).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan R.I(2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit. utamakan keselamatan pasien. Bakit Husada

Depertemen Kesehatan R.I (2006). Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. (konsep dasar dan prinsip). Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta.Nursalam, (2002). Manajemen keperawatan. aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Salemba Medik. Jakarta.

PERSI KARS, KKP-RS. (2006). Membangun budaya keselamatan pasien rumah sakit. Lokakarya program KP-RS. 17 Nopember 2006

Supranto.(2001). Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan pangsa pasar. Jakarta: Rieneka Cipta

Sitorus, R. (2006). Metode praktik keperawatan pofessional di rumah sakit. penataan struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. EGC. Jakarta.

Tomey. A.M. dan Alligoog, M.R.(2006). Nursing theorist and their work. 6th ed. St. Louis: Mosby.

Yahya, A. A.(2007). Kecurangandalam jaminan asuransi kesehatan . Fraud dan Patient Safety. Jakarta.Seminaar PAMJAKI. Hotel Bumi Karsa . 13 Desember 2007.

5

14