patofis komplikasi hd

3
Kooman, Gladziwa, dan Bocker (1999) menyebutkan faktor dasar penyebab intradialisis hipotensi adalah penurunan volume darah. Awal hemodialisis terjadi penurunan volume darah tiba-tiba akibat perpindahan darah dari intravaskuler ke dalam dialiser. Penurunan volume darah memicu aktivasi reflek cardiopressor menyebabkan peningkatan aktifitas saraf parasimpatis mengakibatkan penurunan curah jantung dan turunnya tekanan darah (Barnas, Boer & Kooman, 2002).Pada satu sisi, kondisi pasien dapat mencetuskan penurunan tekanan darah selama hemodialisis: umur, komorbid seperti diabetes dan kardiomiopati, anemia, large interdialytic weight gain (IDWG), penggunaan obat-obat antihipertensi. Pada sisi lain, faktor-faktor yang berhubungan dengan dialisis itu sendiri dapat berkontribusi terhadap instabilitas hemodinamik: sesi hemodialisis yang pendek, laju ultrafiltrasi yang tinggi, temperatur dialisat yang tinggi, konsentrasi sodium dialisat yang rendah, inflamasi yang disebabkan aktivasi dari membran dan lain-lain. Faktor yang kelihatannya paling dominan dari kejadian IDH ini adalah berkurangnya volume sirkulasi darah yang agresif, dikarenakan ultrafiltrasi,penurunan osmolalitas ekstraselular dengan cepat yang berhubungan dengan perpindahan sodium, dan ketidakseimbangan antara ultrafiltrasi dan plasma refilling. Dari segi pandangan fisiologi, IDH dapat dipandang sebagai suatu keadaan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskular dalam merespon penurunan volume darah secara adequat. Respon adequat dari sistem kardiovaskular termasuk refleks aktivasi sitem saraf

Upload: irma-setyawati

Post on 28-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Patofis Komplikasi HD

Kooman, Gladziwa, dan Bocker (1999) menyebutkan faktor dasar penyebab

intradialisis hipotensi adalah penurunan volume darah. Awal hemodialisis terjadi

penurunan volume darah tiba-tiba akibat perpindahan darah dari intravaskuler ke dalam

dialiser. Penurunan volume darah memicu aktivasi reflek cardiopressor menyebabkan

peningkatan aktifitas saraf parasimpatis mengakibatkan penurunan curah jantung dan

turunnya tekanan darah (Barnas, Boer & Kooman, 2002).Pada satu sisi, kondisi pasien

dapat mencetuskan penurunan tekanan darah selama hemodialisis: umur, komorbid seperti

diabetes dan kardiomiopati, anemia, large interdialytic weight gain (IDWG), penggunaan

obat-obat antihipertensi. Pada sisi lain, faktor-faktor yang berhubungan dengan dialisis itu

sendiri dapat berkontribusi terhadap instabilitas hemodinamik: sesi hemodialisis yang

pendek, laju ultrafiltrasi yang tinggi, temperatur dialisat yang tinggi, konsentrasi sodium

dialisat yang rendah, inflamasi yang disebabkan aktivasi dari membran dan lain-lain. Faktor

yang kelihatannya paling dominan dari kejadian IDH ini adalah berkurangnya volume

sirkulasi darah yang agresif, dikarenakan ultrafiltrasi,penurunan osmolalitas ekstraselular

dengan cepat yang berhubungan dengan perpindahan sodium, dan ketidakseimbangan

antara ultrafiltrasi dan plasma refilling. Dari segi pandangan fisiologi, IDH dapat dipandang

sebagai suatu keadaan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskular dalam merespon

penurunan volume darah secara adequat. Respon adequat dari sistem kardiovaskular

termasuk refleks aktivasi sitem saraf simpatetik, termasuk takikardia dan vasokonstriksi

arteri dan vena yang merupakan respon dari cardiac underfilling dan hipovolemia.

Mekanisme kompensasi ini dapat terganggu pada beberapa pasien, yang akan

menyebabkan mereka mempunyai faktor resiko terjadinya IDH. Bagaimanapun, hal-hal

seperti ini sulit untuk diukur dan untuk dimodifikasi. Suatu studi komprehensif

mengenai regulasi volume darah selama HD, dapat menolong kita untuk mengerti

tentang kemungkinan IDH pada individu pasien. 1,2,3,4

DAPUS

1. KDOQI Clinical Practice Guidelines for Cardiovascular Disease in Dialysis patients:

NKF KDOQI Guidelines, National Kidney Foundation Inc 2005

2. Kooman Jeroen et al, European Best Practice Guidelines (EBPG) Guideline on

haemodynamic instability: Nephrology Dialysis Transpant (2007); Oxford University

Press, pg ii22-ii44

Page 2: Patofis Komplikasi HD

3. W Sulowicz et al, Pathogenesis and treatment of dialysis hypotension: International

Society of Nephrology 2006, pg s36-s39

4. Biff F. Palmer et al, Recent Advances in the Prevention and Management of

Intradialytic Hypotension: J Am Soc Nephrol 19: 8–11, 2008. doi:

10.1681/ASN.2007091006

5. Kooman, J.P., Gladziwa, U., & Bocker,. (1999). Roleof the venous system in

hemodynamics during ultrafiltration and bicarbonate dialysis. Kidney International. 42.718–

726.

6. Barnas, G.W., Boer, W.H., & Koomnas, H.A. (2002). Hemodynamic patterns and

spectral analysis of heart rate variability during dialysis hypotension.

http://jasn.asnjournals.org/cgi/content/abstract/10/12/2577. akses juni 2014