pbl dzaki.doc
TRANSCRIPT
Patofisiologi Stroke Non Hemoragik
1
Stroke iskemik akut adalah hasil dari penyumbatan sekunder pembuluh
darah yang mengakibatkan penyakit tromboemboli. Iskemi menyebabkan sel
mengalami hipoksia dan terjadi penuruanan ATP. Tanpa ATP terjadi kegagalan
pengaturan gradien konsentrasi ion pada membran sel dan depolarisasi. Edema
terjadi dengan influx natrium dan calcium serta perpindahan air mengikuti
natrium ke dalam sel.
Penyumbatan pembuluh darah akut menghasilkan daerah iskemi. Sel saraf
pada otak akan mengalami kematian jika suplai darah ke daerah tersebut < 10
ml/100g jaringan/menit. Pada daerah otak yang mendapat perfusi < 25 ml/100g
jaringan/menit disebut penumbra dan akan membaik dalam beberapa jam dengan
sendirinya.
Pada saraf yang mengalami iskemik juga akan terjadi kegagalan dalam
produksi ATP dan transport ion pada membran sel. Terjadi influks kalsium dan
melepas beberapa neurotransmitter berupa glutamat yang akan menghasilkan N
methyl D aspartat (NMDA) dan mengeksetasi reseptor di neuron. Neuron tersebut
kemudian berdepolarisasi. Influks kalsium, pelepasan glutamat dan depolarisasi
selanjutnya akan mengaktifkan enzim sehingga terjadi destruksi sel membran dan
struktur neuron lainnya. Radical bebas seperti asam arakidonat dan nitrid oxide
juga akan menyebabkan kerusakan sel saraf.
Dan apabila kerusakan saraf pada daerah-daerah yang penting seperti
yang dekat dengan nervus V, VII, IX, X, ha ini akan menggangu aktivat otot yang
akan menyebaban kelemahan seperti tidak dapat menelan, maupaun wajah yang
terlihat turun (merot) bahkan dapat menibulkan kehilang presepsi sensori.
2
Traktus Piramidalis
Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik secara langsung ke
LMN atau melalui interneuronnya tergolong dalam kelompok UMN. Neuron-
neuron tersebut merupakan penghuni girus presentralis. Oleh karena itu,
maka girus tersebut dinamakan korteks motorik. Mereka berada di lapisan
ke-V dan masing-masing memiliki hubungan dengan gerak otot tertentu.
Yang berada di korteks motorik yang menghadap ke fisura longitudinalis
serebri mempunyai koneksi dengan gerak otot kaki dan tungkai bawah.
Neuron-neuron korteks motorik yang dekat dengan fisura lateralis serebri
mengurus gerak otot larings, farings dan lidah. Penyelidikan dengan
elektrostimulasi mengungkapkan bahwa gerak otot seluruh belahan tubuh
dapat dipetakan pada seluruh kawasan korteks motorik sisi kontralateral.
Peta itu dikenal sebagai homunkulus motorik
Dari bagian mesial girus presentalis (area 4 korteks motorik) ke
bagian lateral bawah, secara berurutan terdapat peta gerakan kaki, tungkai
bawah, tungkai atas, pinggul, abdomen/toraks, bahu, lengan, tangan jari-jari,
leher, wajah, bibir, otot pita suara, lidah dan otot penelan. Yang menarik
perhatian adalah luasnya kawasan peta gerakan tangkas khusus dan
terbatasnya kawasan gerakan tangkas umum. Seperti diperlihatkan oleh
homunkulus motorik, kawkasan gerakan otot-otot jari/tangan adalah jauh
lebih luas ketimbang kawasan gerakan otot jari/kaki. Melalui aksonnya
neuron korteks motorik menghubungi motoneuron yang membentuk inti
motorik saraf kranial dan motoneuron di kornu anterius medula spinalis.
Akson-akson tersebut menyusun jaras kortikobulbar-kortikospinal.
Sebagai berkas saraf yang kompak mereka turun dari korteks motorik dan di
tingkat talamus dan ganglia basalia mereka terdapat diantara kedua
bangunan tersebut. Itulah yang dikenal sebagai kapsula interna, yang dapat
dibagi dalam krus anterius dan krus posterius. Sudut yang dibentuk kedua
bagian interna itu dikenal sebagai genu. Penataan somatotopik yang telah
dijumpai pada korteks motorik ditemukan kembali dikawasan kapsula interna
mulai dari genu sampai seluruh kawasan krus posterius.
Di tingkat mesensefalon serabut itu berkumpul di 3/5 bagian tengah
pedunkulus serebri dan diapit oleh daerah serabut-serabut frontopontin dari
3
sisi medial dan serabut-serabut parietotemporopontin dari sisi lateral. Di
pons serabut-serabut kortikobulbar dan kortikospinal saja. Bangunan itu
dikenal sebagai piramis dan merupakan bagian ventral medula oblongata.
Sepanjang batang otak, serabut-serabut kortikobulbar meninggalkan
kawasan mereka (di dalam pendukulus serebri, lalu di dalam pespontis dan
akhirnya di piramis), untuk menyilang garis tengah dan berakhir secara
langsung di motoneuron saraf kranial motorik (n III, n IV, n.V, n. VI, n VII, n.
IX, n. X, n. XI dan n. XII) atau interneuronnya di sisi kontralateral. Sebagian
dari serabut kortikobulbar berakhir di inti-inti saraf kranial motorik sisi
ipsilateral juga.
Di perbatasan antara medula oblongata dan medula spinalis, serabut-
serabut kortikospinal sebagian besar menyilang dan membentuk jaras
kortikospinal lateral ( traktus piramidalis lateralis), yang berjalan di funikulus
posterolateralis kontralateralis. Sebagian dari mereka tidak menyilang tapi
melanjutkan perjalanan ke medula spinalis di funikulus ventralis ipsilateral
dan dikenal sebagai jaras kortikospinal ventral atau traktus piramidalis
ventralis. Kawasan jaras piramidal lateral dan ventral makin ke kaudal makin
kecil, karena banyak serabut sudah mengakhiri perjalanan. Pada bagian
servikal disampaikan 55% jumlah serabut kortikospinal, sedangkan pada
bagian torakal dan lumbosakral berturut-turut mendapat 20% dan 25%.
Mayoritas motoneuron yang menerima impuls motorik berada di
untumesensia servikalis dan lumbalis, yang mengurus otot-otot anggota
gerak atas dan bawah.
4
1 Martini Fundumental Anatomy and Fisiology
Price, S, Lorraine, M., 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta
Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F., 2012. Fundamentals of Anatomy &Physiology. 9th ed. US: Benjamin Cummings.
5