pdrbkabkota sumut 2006 2010
DESCRIPTION
PDRB 2005-2010Sumatera UTaraKabupaten KOtaTRANSCRIPT
-
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI SUMATERA UTARA MENURUT KABUPATEN/KOTA
2006-2010
Katalog BPS: 9302003.12
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI SUMATERA UTARA Jln. Kapten Muslim No. 67/71 Medan 20123, Telp. (061)8452343, 8459966; Faks : (061)8452773 Home Page : http://sumut.bps.go.id E-mail : [email protected];
LANGKAT
TAPANULI SELATAN
LABUHAN BATU
NIAS
ASAHAN
KARO
DAIRISIMALUNGUN
MANDAILING NATAL
TAPANULI UTARA
DELI SERDANG
TOBA SAMOSIR
TAPANULI TENGAH
SERDANG
BEDAGAI
SAMOSIR
HUMBANG
HASUNDUTAN
NIAS SELATAN
PAKPAK
BHARAT
MEDAN
P. SIDEMPUAN
BINJAI
TJ. BALAI
SIBOLGA
P. SIANTAR
TEBING
TINGGI
sumu
t.bps
.go.id
-
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI SUMATERA UTARA MENURUT KABUPATEN/KOTA
2006-2010
LANGKAT
TAPANULI SELATAN
LABUHAN BATU
NIAS
ASAHAN
KARO
DAIRISIMALUNGUN
MANDAILING NATAL
TAPANULI UTARA
DELI SERDANG
TOBA SAMOSIR
TAPANULI TENGAH
SERDANG
BEDAGAI
SAMOSIR
HUMBANG
HASUNDUTAN
NIAS SELATAN
PAKPAK
BHARAT
MEDAN
P. SIDEMPUAN
BINJAI
TJ. BALAI
SIBOLGA
P. SIANTAR
TEBING
TINGGI
sumu
t.bps
.go.id
-
No. ISSN : - Katalog BPS : 9302003.12 No. Publikasi : 12550.11.03 Ukuran Buku : 28 X 21 cm Jumlah Halaman : 158+ xii
Naskah
Penanggung Jawab Umum : Drs. Suharno, M.Sc.
Editor dan Penanggung Jawab Teknis : Khaerul Agus, S.Si., MM.
Koordinator : Sabar Alberto Harianja, S.Si.
Anggota : Maria Ulfa, SST
: Sampun
Gambar Kulit : Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara
Sumber Dana : APBD Provinsi Sumatera Utara T.A. 2011
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI SUMATERA UTARA MENURUT KABUPATEN/KOTA
2006-2010
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
sumu
t.bps
.go.id
-
ABSTRAKSI
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator
yang penting untuk mengetahui dan
mengevaluasi hasil pembangunan yang
dilaksanakan, khususnya dalam bidang
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menun-
jukkan sejauh mana kinerja atau aktivitas
dari berbagai sektor ekonomi dalam
menghasilkan nilai tambah atau pendapatan
wilayah/daerah pada suatu periode tertentu.
Tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara tumbuh sebesar 6,35 persen
lebih tinggi dibanding tahun 2009 sebesar
5,07 persen. Laju pertumbuhan ekonomi ini
juga lebih tinggi dibanding dengan laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
mencapai 6,10 persen pada periode yang
sama.
Berdasarkan kabupaten/kota, tahun 2010
semua kabupaten/kota menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang positif, pada
kisaran 4,12-7,16 persen. Kota Medan dan
Pakpak Bharat merupakan kabupaten/kota
dengan laju pertumbuhan tertinggi yang
masing-masing mencapai 7,16 persen dan
6,77 persen. Sedangkan Kabupaten Nias
Selatan, Batubara dan Kota Tanjung Balai
merupakan kabupaten/kota dengan laju
pertumbuhan yang terendah masing-masing
4,12 persen, 4,65 persen dan 4,93 persen.
Dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi antara daerah kabupaten dengan
kota, pada tahun 2010 rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi daerah kota lebih
tinggi dibanding daerah kabupaten. Rata-rata
laju pertumbuhan ekonomi daerah kota
mencapai 6,89 persen, sedangkan untuk
daerah kabupaten laju pertumbuhan ekonomi
hanya 5,55 persen.
Sumber pertumbuhan ekonomi merupakan
indikator yang digunakan untuk melihat
seberapa besar suatu sektor atau secara
spasial (kabupaten/kota) dalam menciptakan
laju pertumbuhan ekonomi (provinsi).
Pada tahun 2010, Medan menjadi sumber
pertumbuhan ekonomi yang terbesar yang
mencapai 2,24 persen terhadap pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara sebesar 6,35 persen,
diikuti Deli Serdang 0,77 persen. Sementara
Pakpak Bharat dan Nias Barat merupakan
penyumbang sumber pertumbuhan terkecil,
yaitu masing-masing hanya 0,01 persen.
Struktur ekonomi suatu wilayah sangat
ditentukan oleh besarnya peranan sektor-
sektor ekonomi dalam memproduksi barang
dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai
tambah yang diciptakan oleh masing-masing
sektor menggambarkan ketergantungan suatu
daerah terhadap kemampuan berproduksi
dari masing-masing sektor.
Tahun 2010 peranan sektor industri
pengolahan sebesar 22,96 persen dan
pertanian menyumbang sekitar 22,92 persen
terhadap total PDRB Sumatera Utara.
Disamping itu peranan sektor perdagangan,
hotel dan restoran juga memegang peranan
yang cukup penting di Sumatera Utara yang
mencapai 19,00 persen, diikuti sektor jasa-
jasa 10,81 persen dan sektor pengangkutan
dan komunikasi 9,03 persen.
Sementara sektor listrik, gas dan air bersih
merupakan sektor dengan peranan terkecil,
0,95 persen.
sumu
t.bps
.go.id
-
KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara
menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 merupakan lanjutan publikasi sejenis tahun
sebelumnya yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.
Publikasi ini menyajikan data PDRB Provinsi Sumatera Utara menurut kabupaten/kota
dan lapangan usaha.
Secara rinci, publikasi ini menyajikan tabel-tabel PDRB kabupaten/kota menurut
lapangan usaha yang merupakan hasil penghitungan dari masing-masing kabupaten/kota
dan telah direkonsilisasi dengan nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara. Tabel-tabel yang
disajikan mencakup tabel pokok dan tabel turunan PDRB kabupaten/kota menurut
lapangan usaha, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000.
Tabel pokok yang disajikan, seperti: laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, sumber
pertumbuhan ekonomi, peran PDRB per kabupaten/kota terhadap PDRB provinsi, peran
nilai tambah sektoral kabupaten/kota terhadap total nilai tambah sektoral, dan PDRB
per kapita. Sedangkan tabel turunan yang disajikan, meliputi indeks berantai dan indeks
implisit, baik menurut kabupaten/kota maupun lapangan usaha.
Beberapa angka yang disajikan ada yang masih bersifat sementara dan bahkan
sangat sementara, terutama untuk data tahun 2010, karena belum tersedianya data secara
lengkap. Selanjutnya data ini kelak akan disempurnakan pada publikasi berikutnya.
Segala kritik dan saran dari pengguna data sangat diharapkan demi penyempurnaan
publikasi ini di masa datang.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan hingga publikasi
ini terwujud saya ucapkan terimakasih.
Medan, November 2011
Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara
Kepala,
Drs. Suharno, M.Sc.
NIP 19550106 197703 1 002
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
iii
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAKSI i
KATA PENGANTAR . ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK . iv
DAFTAR LAMPIRAN TABEL . v
BAB 1. PENDAHULUAN 2
1.1 Pergeseran Tahun Dasar ............................................................................................. 2
1.2 Pemilihan Tahun Dasar 2000 .................................................................................... 3
1.3 Konsep dan Defenisi ................................................................................................... 4
1.4 Metode Penghitungan ................................................................................................ 4
1.5 Klasifikasi Lapangan Usaha ...................................................................................... 6
1.6 Survei Khusus Sektoral (SKS) .................................................................................. 7
1.7 Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan .................................. 7
1.8 Kegunaan Data PDRB ............................................................................................... 11
BAB 2. TINJAUAN EKONOMI REGIONAL SUMATERA UTARA MENURUT
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010 14
2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota 14
2.2 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota 16
2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Terhadap Total
Masing-Masing PDRB Kabupaten/Kota 19
2.4 Peranan PDRB Kabupaten/Kota Terhadap Total PDRB Provinsi 23
2.5 Peranan Nilai Tambah Bruto Sektoral Kabupaten/Kota terhadap Total Nilai
Tambah Bruto Sektoral Provinsi 25
2.6 PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota 32
LAMPIRAN TABEL 34
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB Provinsi Sumatera Utara
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2010 (Persen) ......................................
15
2.2 Peringkat dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
Terhadap Laju Pertumbuhan Sumatera Utara Tahun 2009-2010 (Persen)....................
17
2.3 Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2010 (Persen) .............................
20
2.4 Peringkat Peranan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku
Terhadap Total PDRB Kabupaten/KotaTahun 2010**
...........................................
24
2.5 Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010**
(Persen) .......................................................
25
DAFTAR GRAFIK
Grafik Judul Grafik Halaman
2.1 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota
di Sumatera Utara Tahun 2010 (Persen) ......................................................................
14
2.2 Struktur Ekonomi Sumatera Utara Menurut Sektor 2010 (Persen) ............................. 19
2.3 Perbandingan Peranan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Terhadap
Total PDRB Tahun 2010 (Persen) ..................................................................... 23
2.4 Peranan Nilai Tambah Bruto (NTB) Sektor Pertanian Kabupaten/Kota
Terhadap Total NTB Sektor Pertanian Sumatera Utara Tahun 2010**
(Persen)........... 26
2.5 Peranan Nilai Tambah Bruto (NTB) Sektor Industri Pengolahan Kabupaten/Kota
Terhadap Total NTB Sektor Industri Pengolahan Sumatera Utara Tahun 2010**
(Persen) ........................................................................................................................
27
2.6 Perbandingan Peranan NTB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten/Kota
2010**
(Persen)............................................................................................................... 28
2.7 Peranan Nilai Tambah Bruto (NTB) Sektor Bangunan Kabupaten/Kota
Terhadap Total NTB Sektor Bangunan Sumatera Utara Tahun 2010**
(Persen) ......... 29
2.8 Peranan NTB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten/Kota
Terhadap Total NTB Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sumatera Utara
Tahun 2010**
(Persen)....................................................................................................
29
2.9 Peranan NTB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten/Kota Terhadap
Total NTB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sumatera Utara Tahun 2010
(Persen) .......................................................................................................................
30
2.10 Peranan NTB Sektor Jasa-Jasa Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektor Jasa-
Jasa Sumatera Utara Tahun 2010**
(Persen)................................................................. 31
2.11 Perbandingan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku
di Sumatera Utara Tahun 2010**
(Juta Rupiah).......................................................... 32
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
v
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010 (Juta Rupiah) .........................
35
2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010 (Juta Rupiah) ........................
36
3. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010 (Rupiah) ...........................................................................
37
4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010 (Rupiah) ...........................................................................
38
5. Peranan PDRB Kabupaten/Kota Terhadap Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Sumatera Utara 2006-2010 (%) ....................................................................
39
6. Peranan PDRB Kabupaten/Kota Terhadap Total PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010 (%) ............................................................
40
7. Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010...........................................................................
41
8. Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010............................................................................
42
9. Indeks Berantai PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010...................................................................
43
10. Indeks Berantai PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010...............................................
44
11. Indeks Harga Implisit PDRB Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, 2006-2010 ....................................................................................................................
45
12. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2006 (%) ....................................
46
13. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2007 (%) ....................................
47
14. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2008 (%) ....................................
48
15. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2009*) (%) .................................
49
16. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2010**) (%) ...............................
50
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
vi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
17. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota Tahun 2006 (%) ............................
51
18.
Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota Tahun 2007 (%) ........................... 52
19. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota Tahun 2008 (%) ............................
53
20. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota Tahun 2009*) (%) ........................
54
21. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota Tahun 2010**) (%) ......................
55
22.
Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 (%) .........................................................................
56
23. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 (%) .........................................................................
57
24. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 (%) .........................................................................
58
25. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009*) (%) ......................................................................
59
26. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010**)(%) .....................................................................
60
27. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006 (%) ................................................................
61
28. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2007 (%) ................................................................
62
29.
Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 (%) ................................................................
63
30. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009*) (%) ............................................................
64
31. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010**) (%) ..........................................................
65
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
vii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
32. Indeks Berantai PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010...............................................................................
66
33.
Indeks Berantai PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .................................................
67
34.
Indeks Berantai PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010...............................................................
68
35.
Indeks Berantai PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010................................................................
69
36.
Indeks Berantai PDRB Sektor Bangunan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .............................................................................
70
37. Indeks Berantai PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010...................................................
71
38. Indeks Berantai PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .................................................
72
39. Indeks Berantai PDRB Sektor Keuangan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 ..............................................................................
73
40. Indeks Berantai PDRB Sektor Jasa-Jasa Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 ..............................................................................
74
41. Indeks Berantai PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .............................................................................
75
42. Indeks Berantai PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010........................................
76
43. Indeks Berantai PDRB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 ...............................................................
77
44. Indeks Berantai PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010.........................................
78
45. Indeks Berantai PDRB Sektor Bangunan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .............................................................................
79
46. Indeks Berantai PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ADH Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 ......................................................
80
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
viii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
47. Indeks Berantai PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ADH Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 ...............................................................
81
48. Indeks Berantai PDRB Sektor Keuangan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 .............................................................................
82
49. Indeks Berantai PDRB Sektor Jasa-Jasa Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010...............................................................................
83
50. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Pertanian Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ...............................................................................................
84
51. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Pertambangan dan Penggalian Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ........................................................
85
52. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Industri Pengolahan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ....................................................................................
86
53. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ........................................................
87
54. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Bangunan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ...............................................................................................
88
55. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) .........................................................
89
56. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) .........................................................
90
57 Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Keuangan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ..............................................................................................
91
58. Indeks Harga Implisit PDRB Sektor Jasa-Jasa Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2006-2010 (2000 = 100) ..............................................................................................
92
59. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Jutaan Rupiah) ........... ........................
93
60. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .........................................
94
61. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mandailing Natal Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
95
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
ix
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
62. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mandailing Natal Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .................
96
63. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
97
64. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
98
65. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
99
66. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
100
67. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
101
68. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
102
69. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Toba Samosir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
103
70. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Toba Samosir Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
104
71. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .........................
105
72. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhanbatu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ...............
106
73. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Asahan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ......................................
107
74. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Asahan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .............................
108
75. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
109
76. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
110
77. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
111
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
x
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
78. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Dairi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
112
79. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
113
80. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Karo Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
114
81. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
115
82. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
116
83. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Langkat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
117
84. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Langkat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............................
118
85. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
119
86. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
120
87. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Humbang Hasundutan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ...............
121
88. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Humbang Hasundutan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .....
122
89. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
123
90. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
124
91. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Samosir Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
125
92. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Samosir Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............................
126
93. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
127
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
xi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
94. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah).................
128
95. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batubara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
129
96. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Batubara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .............................. 130
97. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Lawas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ........................
...............................................
131
98. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Lawas Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ...............
......................................................
132
99. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Lawas Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............
133
100
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Padang Lawas Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .....
......................................................
134
101 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............
135
102 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .....
......................................................
136
103 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............
137
104 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .....
......................................................
138
105 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Utara Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
139
106 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............................
......................................................
140
107 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
141
108 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Nias Barat Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............................
......................................................
142
109 Produk Domestik Regional Bruto Kota Sibolga Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ......................................................
143
110.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Sibolga Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
144
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006- 2010
xii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
111.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tanjungbalai Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
145
112.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tanjungbalai Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............................
146
113.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pematangsiantar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
147
114.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pematangsiantar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................ 148
115.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebingtinggi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ....................................... 149
116.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Tebingtinggi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .............................. 150
117.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ...................................................... 151
118.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ....................................... 152
119.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ......................................................
153
120 Produk Domestik Regional Bruto Kota Binjai Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
154
121 Produk Domestik Regional Bruto Kota Padangsidimpuan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..........................
155
122.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Padangsidimpuan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ................
156
123 Produk Domestik Regional Bruto Kota Gunung Sitoli Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) .......................................
157
124 Produk Domestik Regional Bruto Kota Gunung Sitoli Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rupiah) ..............................
158
sumu
t.bps
.go.id
-
PENDAHULUAN
1. Pergeseran Tahun Dasar 2. Pemilihan Tahun Dasar 2000 3. Konsep dan Definisi 4. Metode Penghitungan 5. Klasifikasi Lapangan Usaha 6. Survei Khusus Sektoral 7. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan
Konstan
8. Kegunaan Data PDRB
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
2
BAB 1 PENDAHULUAN
Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah pada bulan Januari 2001, maka
setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam merencanakan dan
mengelola pembangunan daerahnya sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah itu
sendiri. Dalam rangka evaluasi dan proses penyusunan perencanaan dibutuhkan berbagai
indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi dan kemajuan pembangunan
daerah.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam suatu
periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha kegiatan ekonomi dalam suatu
daerah/wilayah pada periode tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun, sedang PDRB atas dasar konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai dasar.
1.1. Pergeseran Tahun Dasar
Dalam publikasi ini tahun dasar yang digunakan mengalami pergeseran dari tahun
1993 menjadi tahun 2000. Perubahan tahun dasar ini antara lain disebabkan oleh berbagai
faktor, yaitu :
a. Secara nasional telah terjadi perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat sehingga
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993
menjadi makin tidak realistis.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
3
b. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh dampak deregulasi dan debirokratisasi.
Secara nasional sejak tahun 1991 sektor industri peranannya sudah melampaui sektor
pertanian dan menjadi primadona perekonomian Indonesia.
c. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh
globalisasi tentunya akan berpengaruh kepada perekonomian domestik. Masih dalam
periode tersebut, pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berdampak
kepada perubahan struktur perekonomian indonesia. Akibatnya struktur ekonomi
Indonesia tahun 1993 telah berbeda dengan tahun 2000.
1.2. Pemilihan Tahun Dasar 2000
Pada dasarnya penetapan tahun 2000 sebagai tahun dasar secara teknis dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Berdasarkan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang
dalam buku panduan yang baru Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi
PDB atau PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik
dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini juga
merupakan komitmen pimpinan BPS negara ASEAN tahun 2000, agar besaran
angka-angka PDB atau PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan antar
waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia.
b. Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi, cakupan terus mengalami
penyempurnaan, dalam jangka waktu tujuh tahun juga telah terjadi perubahan
struktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang sangat signifikan. Perbaikan
cakupan terutama di sektor industri pengolahan (elektronik/teknologi informatika)
serta disektor jasa-jasa. Disisi lain juga terjadi perubahan dalam komposisi harga
antara sektor primer, sekunder dan tersier.
c. BPS telah merampungkan penyusunan Tabel Input-Output Indonesia 2000, termasuk
Sumatera Utara untuk tingkat provinsi. Tabel I-O tersebut telah mengalami uji
konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan mempertimbangkan kelayakan struktur
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
4
permintaan maupun penawaran. Oleh karena itu struktur ekonomi Indonesia yang
digambarkan melalui Tabel I-O dapat dijadikan sebagai kerangka dasar
(benchmarking) dalam penyempurnaan penghitungan PDB/PDRB, sekaligus dipakai
sebagai tahun dasar dalam penyusunan series baru penghitungan PDB/PDRB, baik
sektoral maupun penggunaan.
d. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun 2000
secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan
berkelanjutan dibandingkan kondisi pada tahun 1993. Hal itu dimungkinkan
disebabkan berbagai Departemen/Kementrian maupun Instansi Pemerintah lainnya
juga ikut membangun statistik bagi keperluan perencanaan sektoralnya masing-
masing. Dengan dukungan data yang lebih lengkap, terinci dan konsisten diharapkan
estimasi PDB/PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan
konsisten.
1.3. Konsep dan Defenisi
Dalam menghitung pendapatan regional, hanya dipakai konsep domestik. Berarti
seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang
melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah (dalam hal ini provinsi/kabupaten/kota)
dihitung dan dimasukkan, tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi.
Dengan demikian PDRB secara agregatif menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam
menghasilkan pendapatan/balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut
berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut. Dengan kata lain PDRB
menunjukkan gambaran production originated.
1.4. Metode Penghitungan
Ada dua metoda yang dapat dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu metoda
langsung dan metoda tidak langsung.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
5
1.4.1. Metode Langsung
Penghitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah, hasil penghitungannya
mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut.
Pemakaian metoda ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan.
1.4.1.1.Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah nilai tambah bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu wilayah/region dalam suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah Nilai Produksi Bruto
(NPB/Output) dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang
digunakan dalam proses produksi.
1.4.1.2.Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah/region dalam jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka NTB adalah jumlah
dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan; semuanya sebelum
dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini
termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.
1.4.1.3.Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengeluaran
konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan inventori dan ekspor neto (ekspor
neto merupakan ekspor dikurangi impor), di dalam suatu wilayah/region dalam periode
tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada
penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
6
1.4.2. Metode Tidak Langsung/Alokasi
Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai
tambah daerah ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat daerah
dibawahnya. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau
erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut.
Pemakaian masing-masing metoda pendekatan sangat tergantung pada data yang
tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metoda tersebut akan saling menunjang
satu sama lain, karena metoda langsung akan mendorong peningkatan kualitas data
daerah, sedang metoda tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi
data daerah.
1.5. Klasifikasi Lapangan Usaha
Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan/agregasi dari seluruh NTB yang
dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh
lapangan usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor ekonomi. Ini sesuai dengan
pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk Domestik Bruto (PDB)
ditingkat nasional. Pembagian ini sesuai dengan System of National Accounts 1968
(SNA68). Hal ini juga memudahkan para analis untuk membandingkan PDRB antar
provinsi/kabupaten/kota dan antara PDRB dengan PDB.
Dengan demikian dalam penyajian buku ini kegiatan ekonomi/lapangan usaha
dirinci menjadi: 1). pertanian, 2). pertambangan dan Penggalian, 3). industri pengolahan,
4). listrik, gas dan air bersih, 5). bangunan, 6). perdagangan, restoran dan hotel, 7).
pengangkutan dan komunikasi, 8). keuangan, usaha persewaan dan jasa perusahaan 9).
jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap sektor tersebut dirinci lagi menjadi
sub-sub sektor.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
7
1.6. Survei Khusus Sektoral (SKS)
Diantara ketiga metoda penghitungan PDRB, metoda pendekatan produksi yang
sering digunakan. Kedua pendekatan lainnya diterapkan untuk beberapa sektor tertentu.
Dalam penghitungan PDRB melalui pendekatan produksi, NTB merupakan hasil
pengurangan NPB/output dengan Biaya Antara. Data mengenai biaya antara, pada
umumnya diperoleh dari SKS yang dilaksanakan untuk sektor-sektor tertentu secara
berkala (biasanya setiap tahun). Dari hasil pengolahan SKS didapatkan struktur biaya,
yaitu: rasio biaya antara dan nilai tambah terhadap output masing-masing kegiatan,
subsektor, dan sektor yang disurvei. Informasi lain yang dapat diperoleh adalah indikator
produksi, harga dan indikator-indikator lainnya. Estimasi NTB dapat diperoleh dengan
mempergunakan rasio yang dihitung dari struktur biaya seperti tersebut di atas.
Pengambilan sampel dalam SKS dilakukan dengan cara purposive. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa survei ini hanya untuk menghasilkan rasio
struktur biaya saja, tidak untuk mengestimasi nilai keseluruhan dari masing-masing
kegiatan, subsektor dan sektor yang disurvei, karena populasinya tidak diketahui.
1.7. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
Hasil penghitungan PDRB disajikan atas harga berlaku dan harga konstan.
1.7.1. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.
NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPB/Output dengan
biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan
perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari
masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang
dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian NPB/Output dilakukan sebagai berikut :
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
8
1. Untuk sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam
seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama kali dicari kuantum
produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan
kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang dipergunakan
tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota dengan kabupaten dan kota
lainnya. Selain itu diperlukan juga data harga per unit/satuan dari barang yang
dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen, yaitu harga yang
diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi pertama antara
produsen dengan pembeli/konsumen. NPB/Output atas dasar harga berlaku
merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing-masing
komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain menghitung nilai produksi utama,
dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan mempunyai
nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksudkan adalah produksi ikutan yang
benar-benar dihasilkan sehubungan dengan proses produksi utamanya.
2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan
air minum, dan sektor bangunan, penghitungannya sama dengan sektor primer.
Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga
produsen masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan.
NPB/output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum
produksi dengan harga masing-masing komoditi pada tahun yang bersangkutan.
Selain itu dihitung juga produksi jasa yang digunakan sebagai pelengkap dan
tergabung menjadi satu kesatuan usaha dengan produksi utamanya.
3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor
perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan
lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan
jasa-jasa, untuk penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari
indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, subsektor, dan
sektor. Pemilihan indikator produksi didasarkan pada karakteristik jasa yang
dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
9
itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan
sektor yang bersangkutan. NPB/Output atas dasar harga berlaku merupakan
perkalian antar indikator harga masing-masing komoditi/jasa pada tahun yang
bersangkutan.
1.7.2 Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan
Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar
harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu.
NTB atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi
saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga
suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk melihat
pertumbuhan ekonomi secara kesuluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan
struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ketahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah atas dasar harga
konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut :
1.7.2.1.Revaluasi
Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun
dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar
harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih
antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan.
Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang
digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak disamping itu data
harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu
biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output
atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap
output pada tahun dasar.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
10
1.7.2.2.Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas tahun dasar harga konstan diperoleh
dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks
produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi
yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja,
jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan subsektor,
dan sektor yang dihitung.
Ekstrapolasi juga dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan,
kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh
perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
1.7.2.3.Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai
tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks
harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen
(IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan sebagainya, tergantung mana yang
lebih cocok.
Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana
nilai tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas
dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.
1.7.2.4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya,
sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi
tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas
dasar harga konstan adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya, sedangkan
indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
11
Dalam kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara,
disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum
tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga konstan deflasi berganda
belum banyak dipakai.
1.8. Kegunaan Data PDRB
Dari data PDRB, dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting
lainnya, seperti :
1. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar , yaitu PDRB dikurangi
dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam
proses produksi selama setahun.
2. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor Produksi, yaitu produk
domestik regional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak
langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang
dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah.
Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap
barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat
menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk regional
neto atas dasar biaya factor produksi disebut sebagai Pendapatan Regional.
3. Angka-angka per kapita, yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana
diuraikan diatas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat
menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh
dari data ini antara lain adalah :
1. PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi
yang dihasilkan oleh suatu wilayah regional. Nilai PDRB yang besar menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.
2. Pendapatan regional harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan
untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
12
3. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
4. Distribusi PDRB harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur
perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-
sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian
suatu wilayah.
5. PDRB dan pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan
nilai PDRB dan pendapatan regional per kepala atau per satu orang penduduk.
6. PDRB dan pendapatan regional per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk
mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.
sumu
t.bps
.go.id
-
TINJAUAN EKONOMI REGIONAL
SUMATERA UTARA MENURUT
KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2010
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
2. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
3. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha
4. Peranan PDRB Kabupaten/Kota Terhadap Total PDRB
5. Peranan NTB Sektoral Kabupaten/Kota Terhadap Total NTB Sektoral
6. Perbandingan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota
su
mut.b
ps.go
.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
14
BAB 2 TINJAUAN EKONOMI REGIONAL SUMATERA UTARA
MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2010
2.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk
memonitor dan mengevaluasi hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam
bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan menunjukkan sejauh mana kinerja atau
aktivitas dari berbagai sektor ekonomi dalam menghasilkan nilai tambah atau pendapatan
masyarakat pada suatu periode tertentu. Untuk mengetahui fluktuasi pertumbuhan
ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun, digunakan PDRB atas dasar harga
konstan secara berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan
kinerja perekonomian, sebaliknya bila negatif menunjukkan terjadinya penurunan kinerja
perekonomian yang dilaksanakan dibanding periode sebelumnya.
Grafik 2.1. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2010 (Persen)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Nias
Madina
Tapsel
Tapeng
Taput
Tobasa
L.batu
Asahan
Sim
alungun
Dairi
Karo
D S
erdang
Langkat
Nisel
Hum
bahas
P B
harat
Sam
osir
Sergei
Batubara
Palas
Paluta
Labusel
Labura
Nias U
tara
Nibar
Sibolga
T balai
Psiantar
T Tinggi
Medan
Binjai
Psidim
puan
Gunung S
itoli
Sum
ut
Kabupaten/Kota
Persen
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
15
Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi provinsi dan kabupaten/kota periode
tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota dan PDRB Provinsi Sumatera Utara
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2010 (Persen)
Kabupaten/Kota 2006 2007 2008 2009*) 2010**)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten
01. Nias 4,70 6,64 6,70 6,04 6,75 02. Mandailing Natal 6,17 6,44 6,44 6,40 6,41 03. Tapanuli Selatan 5,79 4,39 4,97 4,05 5,06 04. Tapanuli Tengah 5,68 6,70 6,22 5,76 6,15 05. Tapanuli Utara 5,44 6,04 5,74 4,98 5,56 06. Toba Samosir 5,17 5,53 5,61 5,30 5,73 07. Labuhanbatu 5,33 6,71 5,84 4,88 5,15 08. Asahan 4,44 4,89 5,02 4,67 4,97 09. Simalungun 4,76 5,31 4,73 4,92 5,12 10. Dairi 4,28 4,68 4,52 4,72 5,02 11. Karo 4,96 5,13 5,21 5,17 6,03 12. Deli Serdang 5,45 5,74 5,95 5,42 5,98 13. Langkat 2,99 4,81 5,07 5,04 5,74 14. Nias Selatan 3,99 4,27 4,77 4,08 4,12 15. Humbang Hasundutan 5,77 6,06 5,84 5,32 5,45 16. Pakpak Bharat 5,66 5,95 5,87 5,83 6,77 17. Samosir 3,64 4,59 5,00 5,10 5,59 18. Serdang Bedagai 6,22 6,25 6,12 5,92 6,14 19. Batubara 1) 4,01 4,47 4,30 4,65
20. Padang Lawas 1) 1) 4,79 5,72 5,53
21. Padang Lawas Utara 1) 1) 4,95 5,14 6,74
22. Labuhanbatu Selatan 1) 1) 1) 4,94 5,61
23. Labuhanbatu Utara 1) 1) 1) 5,29 5,68
24. Nias Utara 1) 1) 1) 6,69 6,73
25. Nias Barat 1) 1) 1) 5,92 6,28
Kota
26. Sibolga 5,22 5,53 5,85 5,70 6,04
27. Tanjungbalai 3,54 4,01 4,00 4,17 4,93
28. Pematangsiantar 5,96 5,12 5,72 5,36 5,85
29. Tebingtinggi 5,33 5,98 6,04 5,95 6,07
30. Medan 7,76 7,78 6,89 6,55 7,16
31. Binjai 5,32 5,68 5,54 5,87 6,07
32. Padangsidimpuan 5,49 6,18 6,09 5,83 5,74
33. Gunung Sitoli 1) 1) 1) 7,45 6,73
Sumatera Utara 6,20 6,90 6,39 5,07 6,35
Catatan :
PDRB Sumatera Utara bukan merupakan penjumlahan dari PDRB Kabupaten/Kota.
PDRB Sumatera Utara dan PDRB Kabupaten/Kota masing-masing dihitung secara terpisah.
1). Masih bergabung dengan kabupaten induknya. *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
16
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2010 yang digambarkan oleh
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan mengalami peningkatan sebesar 6,35
persen. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2010 mengalami akselerasi
atau tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2009 yang mencapai 5,07 persen. Laju
pertumbuhan ekonomi ini juga lebih tinggi dibanding pencapaian laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang mencapai 6,10 persen pada periode yang sama.
Secara spasial, pada tahun 2010 kabupaten/kota se Sumatera Utara mengalami
pertumbuhan ekonomi yang positif, yaitu pada kisaran 4,12-7,16 persen. Medan yang
merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara, pusat pemerintahan, pusat bisnis/keuangan
dan perdagangan merupakan kabupaten/kota dengan laju pertumbuhan tertinggi yang
mencapai 7,16 persen, disusul oleh Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 6,77 persen.
Sedangkan Kabupaten Nias Selatan, Batubara dan Kota Tanjung Balai merupakan
kabupaten/kota dengan laju pertumbuhan yang terendah masing-masing 4,12 persen,
4,65 persen dan 4,93 persen.
Dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi antara daerah kabupaten
dengan kota, pada tahun 2010 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi daerah kota lebih
tinggi dibanding daerah kabupaten. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi daerah kota
mencapai 6,89 persen, sedangkan untuk daerah kabupaten laju pertumbuhan ekonomi
hanya 5,55 persen.
Dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara, hanya ada 3 kabupaten/kota dengan
laju pertumbuhan ekonominya melambat di tahun 2010, artinya laju pertumbuhan
ekonominya positif, namun lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, ketiga
kabupaten/kota tersebut adalah: Padang Lawas, Padangsidimpuan dan Gunung Sitoli
(lihat tabel 2.1).
2.2. Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
Sumber pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang digunakan untuk
melihat seberapa besar suatu sektor atau secara spasial (kabupaten/kota) dalam
menciptakan laju pertumbuhan ekonomi (provinsi). Pada dasarnya sumber pertumbuhan
ekonomi merupakan perkalian laju pertumbuhan ekonomi terhadap peranannya.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
17
Sehingga besar kecilnya sumber pertumbuhan ekonomi yang tercipta pada suatu wilayah
sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya peranan wilayah tersebut pada daerah induknya.
Tabel 2.2 Peringkat dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota
Terhadap Laju Pertumbuhan Sumatera Utara Tahun 2009-2010 (persen)
2009*) 2010**)
Pe-
ring-
kat
Kabupaten/Kota
Sumber
Pertum
buhan
Pe-
ring-
kat
Kabupaten/Kota
Sumber
Pertum
buhan
(1) (2) (3) (5) (6) (7)
1 Medan 1,76 1 Medan 2,24
2 Deli Serdang 0,60 2 Deli Serdang 0,77
3 Langkat 0,28 3 Langkat 0,37
4 Batubara 0,25 4 Batubara 0,31
5 Simalungun 0,21 5 Simalungun 0,25
6 Serdang Bedagai 0,21 6 Serdang Bedagai 0,25
7 Asahan 0,20 7 Asahan 0,24
8 Karo 0,13 8 Karo 0,18
9 Labuhan Batu Utara 0,13 9 Labuhan Batu Utara 0,16
10 Labuhanbatu 0,12 10 Labuhanbatu 0,15
11 Labuhan Batu Selatan 0,11 11 Labuhan Batu Selatan 0,14
12 Mandailing Natal 0,10 12 Mandailing Natal 0,11
13 Binjai 0,09 13 Binjai 0,11
14 Pematangsiantar 0,08 14 Pematangsiantar 0,11
15 Dairi 0,08 15 Dairi 0,09
16 Toba Samosir 0,07 16 Toba Samosir 0,09
17 Tapanuli Utara 0,06 17 Tapanuli Selatan 0,08
18 Tapanuli Selatan 0,06 18 Tapanuli Utara 0,08
19 Tebing Tinggi 0,05 19 Tapanuli Tengah 0,06
20 Tapanuli Tengah 0,05 20 Tebing Tinggi 0,06
21 Gunung Sitoli 0,05 21 Tanjungbalai 0,06
22 Tanjungbalai 0,05 22 Samosir 0,05
23 Padangsidimpuan 0,04 23 Gunung Sitoli 0,05
24 Samosir 0,04 24 Humbang Hasundutan 0,05
25 Humbang Hasundutan 0,04 25 Padangsidimpuan 0,05
26 Nias Selatan 0,04 26 Padang Lawas Utara 0,05
27 Padang Lawas Utara 0,03 27 Nias Selatan 0,05
28 Sibolga 0,03 28 Sibolga 0,04
29 Padang Lawas 0,03 29 Padang Lawas 0,04
30 Nias 0,03 30 Nias 0,03
31 Nias Utara 0,02 31 Nias Utara 0,03
32 Nias Barat 0,01 32 Nias Barat 0,01
33 Pakpak Bharat 0,01 33 Pakpak Bharat 0,01
Jumlah 5,07 Jumlah 6,35
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
18
Pada tahun 2010, Medan tetap menjadi daerah sumber pertumbuhan ekonomi
(penopang) yang terbesar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (6,35
persen) yang mencapai 2,24 persen atau menyumbang sebesar 35,22 persen. Sumber
pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding tahun 2009 yang mencapai 1,76 persen.
Sementara Pakpak Bharat dan Nias Barat merupakan kabupaten/kota dengan
penyumbang sumber pertumbuhan ekonomi terkecil baik pada tahun 2009 dan 2010,
yaitu masing-masing hanya menyumbang 0,01 persen.
Dalam dua tahun terakhir, urutan sepuluh kabupaten/kota penyumbang terbesar
terhadap laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tidak berubah. Urutan kesepuluh
kabupaten/kota tersebut adalah: Medan, Deli Serdang, Langkat, Batubara, Simalungun,
Serdang Bedagai, Asahan, Karo, Labuhan Batu Utara dan Labuhan Batu.
Pada tahun 2010, Kota Medan menyumbang sebesar 2,24 persen dari 6,35 persen
laju pertumbuhan Sumatera Utara. Diikuti Deli Serdang sebesar 0,77 persen, Langkat
sebesar 0,37 persen, Batubara 0,31 sebesar persen, Simalungun sebesar 0,25 persen,
Serdang Bedagai sebesar 0,25 persen, Asahan sebesar 0,24 persen, Karo sebesar 0,18
persen, Labuhan Batu Utara sebesar 0,16 persen dan Labuhan Batu sebesar 0,15 persen.
Jumlah laju pertumbuhan yang tercipta dari ke sepuluh kabupaten/kota ini tahun 2010
sebesar 4,90 persen, sementara pada tahun 2009 hanya 3,90 persen.
Sementara lima kabupaten/kota dengan sumber pertumbuhan ekonomi yang
paling kecil tahun 2010 adalah Pakpak Bharat sebesar 0,01 persen, Nias Barat sebesar
0,01 persen, Nias Utara sebesar 0,03 persen, Nias sebesar 0,03 persen, dan Padang Lawas
sebesar 0,04 persen. Total laju pertumbuhan ekonomi yang tercipta dari ke lima
kabupaten/kota ini hanya 0,12 persen. Kondisi ini tidak berbeda pada tahun 2009,
dimana kelima kabupaten/kota di atas merupakan kabupaten/kota dengan sumber
pertumbuhan ekonomi terkecil.
Berdasarkan peringkat, beberapa kabupaten/kota mengalami perubahan peringkat
dari tahun 2009 ke tahun 2010. Kabupaten/kota yang mengalami kenaikan peringkat dari
tahun 2009 ke 2010 adalah Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Kota Tanjung
Balai, Samosir, Humbang Hasundutan dan Padang Lawas Utara. Sedangkan
kabupaten/kota yang mengalami penurunan peringkat adalah Tapanuli Utara, Tebing
Tinggi, Gunung Sitoli, Padangsidimpuan dan Nias Selatan.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
19
2.3. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Terhadap
Total Masing-Masing PDRB Kabupaten/Kota
Struktur ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-
sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai
tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan
suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari masing-masing sektor.
Pada periode tahun 2000-2002, sektor pertanian mendominasi dalam
pembentukan PDRB Sumatera Utara, namun tahun 2003-2010 tergeser oleh sektor
industri pengolahan. Tahun 2010 sektor industri pengolahan menyumbang 22,96 persen
terhadap total PDRB Sumatera Utara. Walaupun sektor industri pengolahan memberi
peranan terbesar terhadap total PDRB Sumatera Utara, namun kehidupan masyarakat di
Sumatera Utara yang sebagian besar berdomisili di daerah pedesaan sangat tergantung
pada sektor pertanian. Tahun 2010 peranan sektor pertanian menyumbang sekitar 22,92
persen terhadap total PDRB Sumatera Utara.
Grafik 2.2 Struktur Ekonomi Sumatera Utara Menurut Sektor 2010 (Persen)
Bangunan; 6,35 Listrik-Gas-Air; 0,95
Pertambangan-Penggalian; 1,37
Jasa-Jasa; 10,81
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan;
6,60Pengangkutan-
Komunikasi; 9,03
Industri Pengolahan; 22,96 Pertanian; 22,92
Perdagangan, Hotel-Restoran; 19,00
Berdasarkan Sakernas Agustus 2010 jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas
yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 2,85 juta jiwa atau sekitar 46,52 persen
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
20
terhadap total penduduk Sumatera Utara berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama
seminggu yang lalu. Sektor pertanian masih memegang peranan yang dominan pada
sebagian besar daerah kabupaten di Sumatera Utara. Sedangkan jumlah penduduk
berumur 15 tahun keatas yang bekerja disektor industri hanya sebanyak 0,44 juta jiwa
atau 7,16 persen.
Disamping itu peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran juga memegang
peranan yang cukup penting di Sumatera Utara yang mencapai 19,00 persen, diikuti
sektor jasa-jasa 10,81 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi 9,03 persen.
Tabel 2.3. Struktur Ekonomi Kabupaten/Kota Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten/Kota Tahun 2010**) (Persen)
PDRB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 (JUTAAN Rp.)(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Kabupaten1. Nias 55,97 3,74 1,10 0,18 7,22 4,11 3,17 4,11 20,39 100,00 1.140.430,672. Mandailing Natal 42,59 1,37 3,94 0,44 11,46 17,75 5,13 2,09 15,23 100,00 3.826.485,353. Tapanuli Selatan 45,07 0,31 27,27 0,10 3,30 13,11 2,62 0,54 7,70 100,00 3.145.180,634. Tapanuli Tengah 41,60 0,69 13,40 0,85 5,43 12,17 2,08 3,97 19,82 100,00 2.294.071,725. Tapanuli Utara 54,41 0,14 1,69 0,88 6,13 14,65 4,10 3,70 14,31 100,00 3.807.803,556. Toba Samosir 26,20 0,43 41,96 1,08 6,48 9,92 3,13 3,01 7,78 100,00 3.480.436,007. Labuhanbatu 19,31 1,73 44,18 0,43 2,51 17,26 4,43 1,37 8,79 100,00 7.610.590,698. Asahan 36,77 0,22 30,02 1,43 2,60 15,75 4,46 2,60 6,14 100,00 11.931.676,619. Simalungun 54,59 0,44 17,03 0,78 1,82 8,42 3,31 1,97 11,63 100,00 10.360.954,3810. Dairi 60,37 0,08 0,39 0,35 4,11 15,34 5,61 1,86 11,89 100,00 3.777.740,1611. Karo 61,08 0,36 0,73 0,33 3,58 11,57 7,55 1,62 13,18 100,00 6.676.016,3812. Deli Serdang 11,30 0,93 49,41 0,20 2,22 21,03 1,52 2,39 11,00 100,00 39.803.571,9213. Langkat 49,69 11,10 13,43 0,54 2,71 11,17 2,79 1,89 6,67 100,00 17.181.618,2914. Nias Selatan 40,45 2,64 2,50 0,34 12,38 18,11 7,06 5,59 10,92 100,00 2.241.519,5415. Humbang Hasundutan 58,01 0,20 0,36 0,42 3,84 14,83 4,07 3,58 14,71 100,00 2.470.988,4516. Pakpak Bharat 64,53 0,05 0,23 0,32 10,53 12,10 2,12 1,60 8,52 100,00 331.841,1417. Samosir 60,39 0,06 1,54 0,16 0,33 9,63 1,28 2,28 24,34 100,00 1.669.603,0118. Serdang Bedagai 39,72 1,00 19,62 0,71 10,58 15,15 0,86 3,30 9,06 100,00 9.697.604,0019. Batubara 15,51 0,11 53,57 0,68 1,61 22,76 2,72 1,20 1,83 100,00 16.590.193,1020. Padang Lawas 66,21 1,09 3,67 0,14 6,03 9,33 3,36 0,53 9,65 100,00 1.603.123,9321. Padang Lawas Utara 70,66 0,67 3,20 0,11 5,43 8,67 1,15 0,46 9,66 100,00 1.725.247,4522. Labuhan Batu Selatan 24,59 0,80 49,65 0,21 1,82 15,83 2,08 0,99 4,05 100,00 6.288.954,1723. Labuhan Batu Utara 35,57 1,27 34,09 0,29 2,12 16,97 3,08 1,10 5,51 100,00 7.161.088,3924. Nias Utara 69,96 3,69 0,81 0,24 4,15 7,88 2,66 5,43 5,16 100,00 1.134.251,5625. Nias Barat 72,94 3,82 1,25 0,26 2,93 4,40 2,87 4,86 6,66 100,00 574.553,11Kota26. Sibolga 23,13 0,01 8,51 1,02 5,56 22,87 14,78 9,34 14,79 100,00 1.543.776,7027. Tanjungbalai 19,08 2,91 19,11 0,85 14,97 20,29 6,98 5,44 10,38 100,00 3.157.470,8428. Pematangsiantar 2,72 0,02 22,23 1,40 5,05 34,02 9,24 13,40 11,91 100,00 4.163.437,7429. Tebing Tinggi 1,60 0,08 19,67 0,49 9,90 22,55 14,43 12,01 19,28 100,00 2.294.967,4530. Medan 2,67 0,00 14,97 1,70 9,78 26,92 18,95 14,27 10,72 100,00 83.315.016,0331. Binjai 5,18 7,73 21,81 1,96 8,26 16,89 5,04 19,35 13,79 100,00 4.945.363,4232. Padangsidimpuan 15,76 0,35 11,65 0,63 5,06 22,63 12,02 11,95 19,95 100,00 2.093.999,8933. Gunung Sitoli 12,50 0,32 3,01 0,51 13,55 34,43 16,27 11,22 8,20 100,00 2.009.057,71
Sumatera Utara 22,92 1,37 22,96 0,95 6,35 19,00 9,03 6,60 10,81 100,00 275.700.207,28
Keterangan :
Lapangan Usaha 1. Pertanian 5. Bangunan 9. Jasa-Jasa2. Pertambangan dan Penggalian 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran3. Industri Pengolahan 7. Pengangkutan dan Komunikasi4. Listrik, Gas dan Air Bersih 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
PDRB Sumatera Utara bukan merupakan penjumlahan dari PDRB Kabupaten/KotaPDRB Sumatera Utara dan PDRB Kabupaten/Kota masing-masing dihitung secara terpisah
Kabupaten/KotaLAPANGAN USAHA
JUMLAH
Tahun 2010 berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, ada dua belas
kabupaten, dimana peranan sektor pertaniannya di atas 50 persen terhadap masing-
masing total PDRB-nya, yaitu : Nias Barat sebesar 72,94 persen; Padang Lawas Utara
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
21
sebesar 70,66 persen; Nias Utara sebesar 69,96 persen; Padang Lawas sebesar 66,21
persen; Pakpak Bharat sebesar 64,53 persen; Karo sebesar 61,08 persen; Samosir sebesar
60,39 persen; Dairi sebesar 60,37 persen; Humbang Hasundutan sebesar 58,01 persen;
Nias sebesar 55,97; Simalungun sebesar 54,59 persen dan Tapanuli Utara sebesar 54,41
persen.
Sementara peranan sektor pertanian di daerah kota dibawah 25 persen. Daerah
kota yang peranan sektor pertaniannya cukup dominan adalah Sibolga dan Tanjungbalai.
Tingginya andil sektor pertanian khususnya di Kota Sibolga dan Tanjungbalai, berasal
dari kontribusi sub sektor perikanan khususnya perikanan laut.
Sektor pertambangan dan penggalian, peranannya dimasing-masing daerah
umumnya relatif kecil hanya berkisar antara 0,00 persen sampai 3,82 persen, kecuali
Kabupaten Langkat yang memiliki perenan sebesar 11,10 persen dan Binjai 7,73 persen
yang merupakan sumbangan dari sub sektor pertambangan migas.
Sektor industri pengolahan dalam tujuh tahun terakhir (2003-2010) menjadi
leading sektor dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara, menggeser peran sektor
pertanian yang sebelumnya memberikan kontribusi terbesar. Meskipun demikian tidak di
semua kabupaten/kota sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dalam
pembentukan PDRB. Sebaran sektor industri pengolahan lebih heterogen dibanding
sektor pertanian yang lebih merata/homogen antar kabupaten/kota. Sektor industri
pengolahan menjadi penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB umumnya terjadi
pada daerah-daerah yang memiliki potensi perkebunan sekaligus terdapat kegiatan
industri khususnya agroindustri yang mengolah hasil-hasil perkebunan seperti kelapa
sawit, karet dan lain-lain.
Tahun 2010 peranan sektor industri pengolahan mencapai 22,96 persen terhadap
total PDRB Sumatera Utara, lebih rendah dibanding peranannya tahun 2009 yang
mencapai 23,29 persen. Ada lima kabupaten/kota, dimana peranan nilai tambah industri
pengolahannya paling besar dibanding sektor lainnya pada masing-masing
kabupaten/kota, yaitu: Batubara yang mencapai 53,57 persen; Labuhanbatu Selatan
sebesar 49,65 persen; Deli Serdang sebesar 49,41 persen; Labuhan Batu sebesar 44,18
persen; Toba Samosir sebesar 41,96 persen.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
22
Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang memberikan peranan
terkecil dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara. Walaupun peranannya relatif kecil,
namun sektor ini merupakan sektor yang sangat vital karena berfungsi sebagai penggerak
bagi sektor lainnya. Sektor ini secara total menyumbang 0,95 persen terhadap total
PDRB Sumatera Utara. Demikian pula peranan sektor ini pada masing-masing
kabupaten/kota relatif sangat kecil, yaitu pada kisaran 0,11-1,96 persen.
Peranan sektor bangunan dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara relatif
kecil, yaitu 6,35 persen. Kabupaten/kota yang peranan sektor bangunan terhadap masing-
masing total PDRB-nya relatif besar adalah: Tanjungbalai yang mencapai 14,97 persen
terhadap total PDRB Tanjungbalai; Gunung Sitoli sebesar 13,55 persen; Nias Selatan
sebesar 12,38 persen; Serdang Bedagai sebesar 10,58 persen; Pakpak Bharat sebesar
10,53 persen; Tebing Tinggi sebesar 9,90 persen dan Medan sebesar 9,78 persen.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor yang mempunyai
pengaruh relatif cukup besar terhadap pembentukan PDRB masing-masing
kabupaten/kota. Umumnya peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran di suatu
daerah akan besar apabila peranan sektor pertanian dan industri pengolahan dominan.
Disisi lain, sektor perdagangan, hotel, dan restoran memegang peran utama dalam
pembentukan PDRB suatu daerah pada daerah-daerah yang menjadi perlintasan antar
wilayah.
Kabupaten/Kota yang memiliki peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran
terbesar, umumnya merupakan daerah kota, seperti Kota Gunung Sitoli yang mencapai
34,43 persen terhadap total PDRB Kota Gunung Sitoli, Pematangsiantar sebesar 34,02
persen; Medan sebesar 26,92 persen; Padangsidimpuan sebesar 22,63 persen; Sibolga
sebesar 22,87 persen; dan Tebingtinggi sebesar 22,55 persen. Sedangkan untuk daerah
kabupaten dimana peranan sektor perdagangan, hotel, dan restoran cukup besar adalah
Batubara sebesar 22,76 persen dan Kabupaten Deli Serdang sebesar 21,03 persen.
Untuk sektor pengangkutan dan komunikasi, konsentrasi sektor ini terdapat pada
daerah perkotaan, seperti Medan yang menyumbang 18,95 persen terhadap total PDRB-
nya, Gunung Sitoli sebesar 16,27 persen; Sibolga sebesar 14,78 persen; Tebingtinggi
sebesar 14,43 persen; Padangsidimpuan sebesar 12,02 persen dan Pematangsiantar
sebesar 9,24 persen.
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
23
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan peranannya secara total
menyumbang sebesar 6,60 persen terhadap PDRB Sumatera Utara. Sektor ini termasuk
salah satu kelompok sektor tersier, sehingga kegiatan ini terkonsentrasi pada daerah kota.
Secara persentase Kota Binjai menyumbang sebesar 19,35 persen terhadap total PDRB-
nya, diikuti Medan yang menyumbang 14,27 persen; Pematangsiantar sebesar 13,40
persen; Tebingtinggi sebesar 12,01 persen; dan Padangsidimpuan sebesar 11,95 persen.
Sektor jasa-jasa meliputi kegiatan pemerintahan umum dan jasa swasta, seperti
sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumah tangga.
Peranan yang terbesar terdapat di Kabupaten Samosir yang mencapai 24,34 persen
terhadap total PDRB Samosir; diikuti Nias sebesar 20,39 persen; Padangsidimpuan 19,95
persen; Tapanuli Tengah sebesar 19,82 persen; dan Tebingtinggi sebesar 19,28 persen.
2.4. Peranan PDRB Kabupaten/Kota Terhadap Total PDRB
Besarnya nilai PDRB yang dihasilkan oleh setiap kabupaten/kota selain
tergantung dari investasi yang ditanamkan di masing-masing daerah, juga sangat
dipengaruhi sumber daya alam dan sumber daya manusia daerah yang bersangkutan.
Grafik 2.3 Perbandingan Peranan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku Terhadap
Total PDRB Tahun 2010**) (Persen)
0
5
10
15
20
25
30
35
Nias
Madina
Tapsel
Tapeng
Taput
Tobasa
L.batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
D Serdang
Langkat
Nisel
Hum
bahas
P Bharat
Samosir
Sergei
Batubara
Palas
Paluta
Labusel
Labura
Nias U
tara
Nibar
Sibolga
T balai
Psiantar
T Tinggi
Medan
Binjai
Psidimpuan
G. Sitoli
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
24
Tabel 2.4 Peringkat Peranan PDRB Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Berlaku
Terhadap Total PDRB Kabupaten/Kota Tahun 2010**)
Peri-
ngkat Kabupaten/Kota
PDRB
(Juta Rp.)
Peranan
(%)
(1) (2) (3) (4)
1
Medan 83.315.016,03 30,85
2 Deli Serdang 39.803.571,92 14,74
3 Langkat 17.181.618,29 6,36
4 Batubara 16.590.193,10 6,14
5 Asahan 11.931.676,61 4,42
6 Simalungun 10.360.954,38 3,84
7 Serdang Bedagai 9.697.604,00 3,59
8 Labuhanbatu 7.610.590,69 2,82
9 Labuhan Batu Utara 7.161.088,39 2,65
10 Karo 6.676.016,38 2,47
11 Labuhan Batu Selatan 6.288.954,17 2,33
12 Binjai 4.945.363,42 1,83
13 Pematangsiantar 4.163.437,74 1,54
14 Mandailing Natal 3.826.485,35 1,42
15 Tapanuli Utara 3.807.803,55 1,41
16 Dairi 3.777.740,16 1,40
17 Toba Samosir 3.480.436,00 1,29
18 Tanjungbalai 3.157.470,84 1,17
19 Tapanuli Selatan 3.145.180,63 1,16
20 Humbang Hasundutan 2.470.988,45 0,92
21 Tebing Tinggi 2.294.967,45 0,85
22 Tapanuli Tengah 2.294.071,72 0,85
23 Nias Selatan 2.241.519,54 0,83
24 Padangsidimpuan 2.093.999,89 0,78
25 Gunung Sitoli 2.009.057,71 0,74
26 Padang Lawas Utara 1.725.247,45 0,64
27 Samosir 1.669.603,01 0,62
28 Padang Lawas 1.603.123,93 0,59
29 Sibolga 1.543.776,70 0,57
30 Nias 1.140.430,67 0,42
31 Nias Utara 1.134.251,56 0,42
32 Nias Barat 574.553,11 0,21
33 Pakpak Bharat 331.841,14 0,12
Total PDRB 100,00
Catatan : **) Angka Sangat Sementara
Pada tahun 2010 kabupaten/kota yang memberikan peranan relatif besar dalam
pembentukan PDRB Provinsi Sumatera Utara berurutan adalah: Kota Medan sebesar
30,85 persen, diikuti Kabupaten Deli Serdang sebesar 14,74 persen, Langkat sebesar
sumu
t.bps
.go.id
-
PDRB Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2006-2010
25
6,36 persen, Batubara sebesar 6,14 persen dan Asahan sebesar 4,42 persen yang diukur
berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku. Sementara untuk kabupaten/kota lainnya
hanya mampu memberikan sumbangan dibawah empat persen.
Kabupaten Pakpak Bharat, merupakan kabupaten/kota yang paling kecil
peranannya (sumbangannya) terhadap total PDRB di Sumatera Utara, yaitu hanya 0,12
persen, disusul oleh Nias Barat, Nias Utara dan Nias masing-masing sebesar 0,21 persen,
0,42 persen dan 0,42 persen yang merupakan hasil pecahan dari Kabupaten Nias.
2.5 Peranan NTB Sektoral Kab./Kota Terhadap Total NTB Sektoral Provinsi
Sumbangan kabupaten/kota dalam pembentukan NTB masing-masing sektor
terhadap total NTB sektoral provinsi cukup bervariasi. Hal ini dikarenakan ada