peb

10
EKLAMPSIA Preeklampsia yang dipersulit oleh kejang tonik-klonik generalisata disebut eklampsia. Koma fatal tanpa kejang juga pernah disebut eklampsia; namun, sebaiknya diagnosis dibatasi pada wanita dengan kejang dan menggolongkan kematian pada kasus non kejang sebagai kasus yang disebabkan oleh pre eklampsia berat. Eklampsia disebut antepartum, peripartum atau postpartum tergantung kapan kejangnya muncul. Serangan kejang biasanya dimulai disekitar mulut dalam bentuk kedut-kedutan (twitching). Kejang pertama biasanya menjadi pendahulu kejang-kejang berikutnya. Apabila kejangnya jarang wanita yang bersangkutan biasanya pulih kesadarannya setelah tiap serangan. Meski jarang, satu kali kejang dapat diikuti koma yang berkepanjangan walaupun umumnya kematian tidak terjadi sampai setelah kejang berulang-ulang. Pada preeklampsia antepartum, tanda-tanda persalinan dapat dimulai dengan segera setelah kejang dan berkembang dengan cepat, kadang-kadang sebelum petugas menyadari bahwa wanita yang tidak sadar ini mengalami his. Apabila kejang terjadi saat persalinan, frekuensi dan intensitas his dapat sangat meningkat, dan durasi persalinan dapat memendek. Karena ibu mengalami hipoksemia ada 1

Upload: arif-febrianto

Post on 04-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kejang

TRANSCRIPT

Page 1: PEB

EKLAMPSIA

Preeklampsia yang dipersulit oleh kejang tonik-klonik generalisata disebut eklampsia. Koma

fatal tanpa kejang juga pernah disebut eklampsia; namun, sebaiknya diagnosis dibatasi pada wanita

dengan kejang dan menggolongkan kematian pada kasus non kejang sebagai kasus yang disebabkan

oleh pre eklampsia berat. Eklampsia disebut antepartum, peripartum atau postpartum tergantung

kapan kejangnya muncul.

Serangan kejang biasanya dimulai disekitar mulut dalam bentuk kedut-kedutan (twitching).

Kejang pertama biasanya menjadi pendahulu kejang-kejang berikutnya. Apabila kejangnya jarang

wanita yang bersangkutan biasanya pulih kesadarannya setelah tiap serangan. Meski jarang, satu kali

kejang dapat diikuti koma yang berkepanjangan walaupun umumnya kematian tidak terjadi sampai

setelah kejang berulang-ulang.

Pada preeklampsia antepartum, tanda-tanda persalinan dapat dimulai dengan segera setelah

kejang dan berkembang dengan cepat, kadang-kadang sebelum petugas menyadari bahwa wanita

yang tidak sadar ini mengalami his. Apabila kejang terjadi saat persalinan, frekuensi dan intensitas

his dapat sangat meningkat, dan durasi persalinan dapat memendek. Karena ibu mengalami

hipoksemia ada asidemia laktat akibat kejang janin dapat mengalami bradikardia setelah serangan

kejang. Pada sebagian wanita dengan eklampsia kematian mendadak terjadi bersamaan dengan

kejang atau segera sesudahnya akibat perdarahan otak massif. Perdarahan sub luteal dapat

menyebabkan hemiplegia.

PENATALAKSANAAN           

Sebagian regimen eklampsia yang digunakan mempunyai dasar fisiologi yang sama, prinsip-

prinsipnya mencakup :

1

Page 2: PEB

1. Pengendalian kejang dengan magnesium sulfat intravena dosis bolus. Terapi magnesium sulfat ini

di lanjutkan dengan infuse kontinu atau dosis bolus intramuskular dan diikuti oleh suntikan

intramuskular berkala

2. Pemberian obat antihipertensi oral atau intravena intermiten utnuk menurunkan tekanan darah

apabila tekanan diastolik dianggap terlalu berbahaya. Sebagian dokter mulai mengobati pada saat

tekanan diastolik mencapai 100 mmHg

3. Menghindari diuretik dan pembatasan cairan intravena kecuali apabila pengeluaran cairan

berlebihan

4. Pelahiran.

 

Magnesium Sulfat Untuk Mengendalikan Kejang

Cara pemberian Magnesium Sulfat untuk Preeklampsia Berat dan Eklampsia

Infus intravena kontinu

1. Berikan dosis bolus 4 ¨C 6 gram MgSO4 yang di encerkan dalam 100 ml cairan IV dan diberikan

dalam 15-20 menit.

2. Mulai infuse rumatan dengan dosis 2 gram /jam dalam 100 ml cairan IV

3. Ukur kadar magnesium sulfat pada 4-6 jam setelahnya dan sesuaikan kecepatan infuse untuk

mempertahan kadar antara  4 dan 7 mEq/l(4,8-8,4 mg/dl)

4. Magnesium sulfat dihentikan 24 jam setelah bayi lahir

Injeksi intramuscular intermiten

1. Berikan 4 g magnesium sulfat (MgSO4.7H2O USP) sebagai larutan 20 % secara intravena dengan

kecepatan tidak melebihi 1 gram/menit.

2

Page 3: PEB

2. Lanjutkan segera dengan 10 gram larutan Magnesium sulfat 50 %, separuhnya (5 g) disuntikkan

dalam-dalam di kuadran lateral atas bokong dengan jarum ukuran 20 dengan sepanjang 3 inci.

Apabila kejang menetap setelah 15 menit, berikan magnesium sulfat sampai 2 gram dalam bentuk

larutan 20 % secara intravena dengan kecepatan tidak melebihi 1 g/mnt. Apabila wanita tersebut

bertubuh besar dapat diberikan sampai 4 g secara perlahan-lahan.

3. Setiap 4 jam sesudahnya berikan 5 gram larutan magnesium sulfat 50 % yang disuntikkan dalam-

dalam ke kuadran lateral aras bokong bergantian kiri dan kanan, tetapi hanya setelah dipastikan :

a. reflekS patella masih baik

b. tidak terdapat depresi pernafasan

c. pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya melebihi 100 ml

4. Magnesium sulfat di hentikan setelah 24 jam.

 

Efektivitas klinis terapi magnesium sulfat

Wanita yang mendapat terapi magnesium sulfat mengalami 50% kejang berulang

dibandingkan dengan mereka yang mendapat diazepam. Pada perbandingan lain wanita yang

mendapat terapi magnesium sulfat lebih kecil kemungkinan memerlukan ventilasi buatan, terjangkit

pneumonia dan dirawat di ruang perawatan intensif daripada mereka yang mendapat fenitoin.

 

Mencegah eklampsia

Terapi magnesium sulfat lebih baik daripada fenitoin dalam mencegah kejang eklampsia.

Masih terus terjadi silang pendapat mengenai apakah magnesium sulfat profilakis perlu diberikan

secara rutin kepada semua wanita bersalin yang mengalami hipertensi. Perdebatan saat ini berpusat

pada wanita preeklamptik mana yang perlu diberi profilaksis. Manfaat magnesium sulfat profilaktik

bagi wanita dengan preeklampsia ringan masih diperdebatkan karena resiko eklampsia yang

diperkirakan adalah 1 dalam 100 atau kurang. Witlin dan Sibai baru-baru ini mengulas bukti

3

Page 4: PEB

efektivitas magnesium sulfat untuk mengobati dan mencegah kejang akibat gangguan hipertensi pada

kehamilan. Mereka menyimpulkan bahwa walaupun magnesium sulfat jelas bermanfaat bagi wanita

preeklampsia berat dan eklampsia, perlu tidaknya pemberian profilaktik bagi wanita dengan penyakit

ringan masih belum jelas.

KOMPLIKASI

Komplikasi terberat kematian pada ibu dan janin. Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari

ibu yang menderita preeklampsi. Komplikasi yang biasa terjadi : (1,2,5)

1. Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut.

2. Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen secara berkala.

3. Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.

4. Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes dan low platelet.

5. Kelainan ginjal

6. DIC.

7. Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine

HELLP Syndrome

Sindroma hemolisis, elevated liver enzymes and low platelet adalah suatu komplikasi pada

preeklampsia – eklampsia berat. Kehamilan yang dikomplikasikan dengan sindroma HELLP juga

sering dikaitkan dengan keadaan – keadaan yang mengancam terjadinya kematian ibu, termasuk DIC,

oedema pulmonaris, ARF, dan berbagai komplikasi hemoragik. Insiden terjadinya sindroma ini

sebanyak 9,7 % dari kehamilan yang mengalami komplikasi preeklampsia – eklampsia. Sindroma ini

dapat muncul pada masa antepartum (70 %) dan juga post partum (30 %). Ciri – ciri dari HELLP

syndrome adalah: (1,8)

Nyeri ulu hati

4

Page 5: PEB

Mual dan muntah

Sakit kepala

Tekanan darah diastolik ³ 110 mmHg

Menampakkan adanya oedema

HELLP syndrome dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian: (8,11,12)

5

Page 6: PEB

1. Mississippi, dibagi menjadi 3 kelas:

Thrombositopenia

- Kelas 1: ≤ 50.000 / μl

- Kelas 2: > 50.000 ≤ 100.000 / μl

- Kelas 3: > 100.000 ≤ 150.000 / μl

Disfungsi hemolisis - hepatis

- LDH ³ 600 IU / L

- SGOT dan / atau SGPT ³ 40 IU /

L

- Ciri – ciri tersebut harus semua

terdapat

2. Tennessee, dibagi menjadi 2 kelas:

Complete

- Trombosit < 100.000 / μl

- LDH ³ 600 IU / L

- SGOT ³ 70 IU / L

Parsial

- Hanya satu dari ciri – ciri di atas

yang muncul

6

Page 7: PEB

Penanganan sindroma HELLP pada dasarnya sama dengan pengobatan pada preeklampsia –

eklampsia berat, ditambah dengan pemberian kortikosteroid dosis tinggi yang secara teoritis dapat

berguna untuk : (12)

1. Dapat meningkatkan angka keberhasilan induksi persalinan dengan memberikan

temporarisasi singkat dari status klinis maternal.

2. Dapat meningkatkan jumlah trombosit dan mempertahankannya secara konvensional agar

dapat dilakukan anestesi regional untuk persalinan vaginal maupun abdominal.

Dosis yang digunakan untuk antepartum adalah dexametasone 2 x 10 mg sampai persalinan.

Sedangkan untuk post partum adalah 2 x 10 mg sebanyak 2 kali, dilanjutkan dengan 2 x 5 mg

sebanyak 2 kali, setelah itu dihentikan. (12)

PROGNOSIS

Kriteria yang dipakai untuk menentukan prognosis eklampsia adalah kriteria Eden:

1. Koma yang lama.

2. Nadi > 120x/menit.

3. Suhu > 40 ° C

4. TD sistolik > 200 mmHg.

5. Kejang > 10 kali.

6. Proteinuria > 10 gr/dl.

7. Tidak terdapat oedem.

Dikatakan buruk bila memenuhi salah satu kriteria di atas. (1,2,6)

7