pediculosis capitis 2
DESCRIPTION
vbvbTRANSCRIPT
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN APRIL 2013
Pedikulosis Kapitis
Disusun oleh:
Andi Zuljumadi Adma (C11108236)
Riana Inggrid S. (C11105018)
Sri Mahtufa Riski (C11109759)
Supervisor :
Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K)
Pembimbing:
dr. Sari Handayani
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1
Lembar Pengesahan
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:
Nama : 1. Andi Zuljumadi Adma (C11108236)
2. Riana Inggrid S. (C11105018)
3. Sri Mahtufa Riski (C11109759)
Judul Referat : Pedikulosis Kapitis
Telah menyelesaikan tugas refarat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian
Ilmu Kesehatan Kulit-Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar, April 2013
Supervisor, Pembimbing,
Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp. KK (K) dr. Sari Handayani P.
2
Daftar Isi
Lembar pengesahan ........................................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................................... 3
I. Pendahuluan ........................................................................................... 4
II. Epidemiologi ........................................................................................... 4
III. Etiopatogenesis ...................................................................................... 5
IV. Manifestasi klinis ................................................................................... 8
V. Diagnosis ................................................................................................... 10
VI. Diagnosis banding .............................................................................… 11
VII. Penatalaksanaan .................................................................................... 13
VIII. Komplikasi ............................................................................................... 16
IX. Prognosis .................................................................................................. 16
Daftar pustaka ....................................................................................................... 17
Lampiran.................................................................................................................... 19
3
Pedikulosis Kapitis
I. Pendahuluan
Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang
disebabkan oleh Pediculus humanus var. capitis. kutu rambut (Pediculus
humanus var. capitis) secara efektif berinfestasi hanya kepala manusia dan
berbeda dari kutu tubuh (Pediculus humanus var. corporis) dan kutu kemaluan
(Pthirus pubis). Kutu ini adalah parasit obligat artinya menghisap darah
manusia untuk dapat mempertahankan hidup.1-3
II. Epidemologi
Kutu kepala yang disebabkan oleh Pedikulosis kapitis adalah masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Kutu kepala umunya menyerang anak
perempuan yang bersekolah di sekolah dasar, baik pada negara berkembang
maupun negara maju.4,6
Di Amerika Serikat, Pedikulosis kapitis menyerang sekitar 6-12 juta
orang setiap tahun. Sedangkan pada survei epidemiologi di sekolah tertentu di
beberapa negara untuk mengetahui prevalensi kutu kepala telah ditemukan
sebanyak 6,8% di Turki, 8,9% di Belgia, 13% di Australia, 35% di Brazil,
5,8% di Korea dan 52% di Ukraina .4,9
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan host yang dapat
dihubungkan dengan prevalensi kutu kepala antara lain ras, kelompok umur,
jenis kelamin, kondisi sosial-ekonomi dan karakteristik rambut. Kondisi
hidup penuh sesak dan munculnya resistensi terhadap insektisida telah
memberi kontribusi pada di-kutu kepala dalam beberapa tahun terakhir.2,4
Pedikulosis kapitis tidak memandang usia atau strata ekonomi yang
dapat kebal terhadap penyakit ini, meski pun kondisi hidup yang penuh sesak
cenderung dikaitkan dengan prevalensi yang lebih tinggi. Setiap keluarga yang
memiliki anak kecil setidaknya satu orang akan terjangkit, kutu kepala dapat
menjangkit orang dari segala usia, tetapi anak-anak rentan terhadap infestasi
karena kebiasaan mereka bermain dalam kontak dekat, berbagi topi, telfon
4
selular, sisir dan sikat dan pakaian. Tambahan pula dalam kondisi higine yang
tidak baik, misalnya jarang memberishkan rambut atau rambut yang relatif
susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang pada wanita). Anak
perempuan sekitar dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan kutu kepala
dari pada anak laki-laki.Infestasi di Amerika Serikat untuk ras kulit hitam
tidak umum terjangkit, karena karakteristik fisik batang rambut mereka, yang
lebih berbentuk oval dan karena itulebih sulit untuk dipahami.1,5,6
III. Etiopatogenesis
Kutu termasuk dalam kelompok order Phthiraptera. Kutu ini tidak
bersayap, mulut kutu berada di dorsoventral yang mana wajib dimiliki
ectoparasites. Manusia dapat disinggahi parasit oleh tiga spesies Anoplura:
Pediculus capitis (kutu rambut), Pediculus humanus dan Phitirus Pubis.5,7
Kutu betina dewasa berwarna putih keabu-abuan dengan panjang
mulut 3-4 mm sedangkan kutu jantan dewasa sedikit lebih kecil. Cakar berada
pada kaki kutu yang digunakan untuk adaptasi pada pertumbuhan rambut.7,10
Kutu ini mempunyai 2 mata 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan
menjadi kemerahan jika telat menghisap darah. Terdapat 2 jenis kelamin,
ialah jantan dan betina, yang betina betina dengan ukuran panjang 1,2-3,2
mm dan lebar lebih kurang ½ panjangnya, jantan lebih kecil dan jumlahnya
hanya sedikit.1,2
5
a. b.
Gambar 1. Menunjukkan Pediculus capitis (a) induk kutu (betina). (b) telur kutu yang melekat pada helai rambut. 7
Siklus hidupnya melalui stadium telur,larva, nimfa, dan dewasa.
Telur (nits) diletakkan disepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya
rambut, yang berarti makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang.1,8
Kutu kepala, pedikulosis capitis, Kutu betina hidup selama 30 hari,
dan selama itu ia meletakkan antara 5 dan 10 telur sehari pada batang
rambut atau kurang lebih 150 telur dalam 30 hari. Kapsul telur berbentuk
oval (nits) biasanya di letakkan dekat dengan kulit kepala untuk kehangatan,
dan pada umumnya telur terletak 0,6 mm dari kulit kepala yang belum
menetas. Di iklim hangat, bagaimanapun, nits layak dapat ditemukan 15 cm
atau lebih dari kulit kepala, terutama di daerah di atas tengkuk. Nits yang
melekat pada rambut individu melalui suatu matriks protein yang eratresem
konstituen asam amino dari batang rambut manusia itu sendiri sehingga
setiap senyawa masa depan yang mudah akan membubarkan lapisan nit juga
akan cenderung merusak batang rambut. Kutu jarang hidup lebih dari 36
jam dari host tanpa makan darah. Namun, mengingat suhu yang sesuai (28-
32'C /82-90'F) dan kelembaban (70-90% RH), nits dapat bertahan hidup dan
menetas setelah 10 hari jauh dari host.8,11
6
Gambar 2. Siklus hidup kutu (Pediculus capitis)8
Kutu kepala dan manusia telah berevolusi bersama, karena fakta
bahwa kutu tergantung sepenuhnya pada manusia untuk hidup mereka dan
tidak terjadi pada setiap spesies inang lainnya. Kutu menghabiskan sebagian
besar hidup mereka di rambut, bukan di kulit kepala, dan datang ke kulit
kepala untuk memberi makan. Mencari kutu di rambut sangat susah karena
mereka bergerak cepat jauh dari gangguan, memanjat cepat dan bawah
poros dan samping menyeberang ke poros lain. Telur pediculus humanus
tidak sulit untuk melihat pada poros rambut. Telur yang baru diletakkan
adalah biasanya dalam 1,5 cm dari kulit kepala, sedangkan telur tua lebih
lebih tinggi poros rambut. Pediculus capitis.4,9
Transfer dari rambut untuk rambut sangat tergantung pada pola
spasial dan kinetik. Itu preferensi untuk rambut yang lewat perlahan dari
ekor ke kepala mungkin karena faktor anatomi dan perilaku. Cakar pertama
pada kaki kutu adalah satu-satunya cakar yang digunakan untuk membuat
kontak dengan rambut baru dan kaki lainnya hanya digunakan setelah cakar
7
pertama itu terpasang. Kepala kutu berorientasi untuk makanan darah, maka
mereka mendekatkan kepala mereka dekat dengan kulit kepala.3,9
Kutu yang tidak mencari makan darah sesekali memposisikan diri di
atas kulit kepala tuan rumah dengan ekor mereka menghadap kepala host.
Posisi ini akan memudahkan penularan karena rambut lewat.9,12
Selain transmi kutu dengan kontak langsung, ternyata dapat juga
melalui kontak tidak langsung seperti peralatan umum dalam rumah tangga.
Hal ini juga menyatakan terjadi melalui sisir, sikat untuk semir rambut, atau
topi.5,10
Jika kutu mencari makan di kepala manusia, mereka menuju ke
kulit kepala dan mengisap darah. Pada saat mengisap darah tersebut kutu
juga memasukkan liur dan ekskreta ke dalam kulit. Rasa gatal akan timbul
akibat pengaruh air liur dan ekskreta dari kutu. Kelainan kulit yang timbul
disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan rasa gatal tersebut.1,3
IV. Manifestasi Klinis
Infestasi kutu kepala ditandai dengan nits melekat pada rambut
sekitar 0,7 cm dari kulit kepala. Nits sering ditemukan dibagian oksipital
dan retro auricular kepala dan lebih mudah untuk mengamati dari pada
merangkak kutu dewasa. Pruritus adalah gejala utama, meskipun pasien
dengan kutu bisa tanpa gejala. Reaksi gigitan, excoriations, impetiginization
sekunder, pioderma, limfadenopati servikal, konjungtivitis, demam, dan
malaise juga manifestasi yang mungkin. Pioderma bisa disertai dengan
alopecia. Ruam morbilliform hipersensitivitas dapat meniru eksantema
virus. Dalam kasus lama, dermatitis keparahan variabel dapat dilihat,
ditandai dengan eksudasi dan pengerasan kulit, terutama didaerah
oksipital.1,8
Kejadian yang jarang, dalam sangat penuh dan pasien yang tidak
berobat, rambut bisa menjadi kusut dengan eksudat, predisposisi daerah
terhadap infeksi jamur. Hal ini mengakibatkan massa malodorous. Kutu tak
8
terhitung jumlahnya dan nits dapat ditemukan di bawah massa rambut
terjerat.11,14
Gigitan baru dapat menyebabkan reakti vasi gigitan sudah sembuh.
Penyebab yang paling mungkin dari gigitan menjadi respon inflamasi
terhadap air liur kutu disuntikkan atau antikoagulan. Pada saat kutu-kutu
pertama, pruritus tidak dapat dilihat selama 1 sampai 2 bulan karena butuh
waktu untuk mengembangkan kepekaan. Oleh karena itu, pada saat pasien
merupakan gejala, ia mungkin telah penuh selama minimal 1 bulan.11,14
Pasien datang dengan pruritus berat pada kulit kepala, dan sering
memiliki limfadenopati servikal posterior. Eksoriasi dan bintik kecil dari
kotoran kutu ditemukan pada kulit kepala, dan impetigo sekunder
merupakan hal yang biasa terjadi. Kutu dapat diidentifikasi, terutama saat
menyisir rambut. Telur bisa ditemukan pada seluruh kulit kepala,tapi yang
paling umum di daerah retroauricular. Umumnya, hanya telur yang dekat
kulit kepala yang memiliki isi dan telur di daerah distal telah kosong. Pada
keadaan sangat lembab, telur dapat ditemukan di sepanjang rambut. Bila
infeksi sekunder berat, rambut akan menggumpal dibabkan oleh banyaknya
pus dan krusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah
bening regional (oksiput dan retroartikular). Pada keadaan tersebut kepala
memberikan bau busuk.1,9,12
9
Gambar 3. Telur kutu pada rambut
Dan cangkang telur yang kosong.7
V. Diagnosis
Untuk mendiagnosis kutu adalah mencari kutu atau telur yang layak
(nits) pada pemeriksaan. Ekskoriasis dan pioderma juga dapat tampak.
Karena kutu menghindari cahaya dan merangkak dengan cepat, inspeksi
visual tanpa menyisir sulit. Menggunakan sisir kutu meningkatkan
kemungkinan menemukan kutu hidup dan merupakan alat skrining
pembantu. Diagnosis kutu menggunakan sisir kutu ini empat kali lipat lebih
efisien dari pada pemeriksaan visual langsung.14,15
Nits kecil lebih mudah untuk diamati, terutama pada
tengkuk leher atau di belakang telinga. Nits sendiri tidak diagnostik kutu
aktif. Namun, jika nits ditemukan dalam 0,7 cm dari kulit kepala,
infestasi aktif kemungkinan. Kutu bisa sulit untuk dideteksi. Sebuah cahaya
terang (woods lamp), lensa pembesar. Dermoskopi juga merupakan bantuan
dalam diagnosis dan tindak lanjut dari capitis pedikulosis.2,5,14
10
Gambar 4. Pedikulosis kapitis. (a) telur kutu (nits) yang banyak. (b) dengan dermatitis nuchal khas.13
(a) (b)
Telur mati dapat tetap terpaku pada rambut selama 6 bulan. Rambut
manusia tumbuh pada tingkat sekitar 1cm/bulan. Karena ikut dengan rambut
yang tumbuh, telur kutu yang kosong yang telah melekat pada helai rambut
akan menjauh dari kulit kepala. Setelah 2 sampai 3 bulan, ini telur kutu
kosong menjadi lebih terlihat, terutama pada rambut gelap.2,15
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
o Mikroskopi
Kutu atau telur kutu pada helai rambut dapat di
periksa untuk mengkonfirmasi pemeriksaan makroskopi
dari kulit kepala dan rambut.
o Kultur
Jika dicurigai impetiginasi, perlu dilakukan cultur
bakteri.1,16
VI. Diffensial diagnosis
Dilihat dari manifestasi klinis adanya benjolan-benjolan kecil
seperti mutiara di rambut dapat didiagnosis banding dengan Piedra
hitam. Piedra hitam merupakan infeksi jamur pada rambut yang
mengakibatkan benjolan-benjolan di luar permukaan rambut.
Selain itu mengakibatkan juga rambut mudah patah.16
11
Gambar 5. Piedra hitam. Rambut diuji dengan
pemeriksaan 30% KOH, dengan latar cerah. Nodul
gelap terbentuk hifa dematiaceous melekat bersama-
sama untuk membentuk massa keras.7
Gambar 7. Psoriasis kapitis.7
o Dengan adanya manifestasi klinis gatal pada kulit kepala dapat
didiagnosis banding dengan
psoriasis capitis, namun terdapat adanya skuama.
Impetigo, merupakan infeksi kulit yang menyebabkan
pustula, atau krusta
lichen simplex kronik adalanya kelainan kulit berupa eritema,
papul, berskuama, hiperpigmentasi.
a. Psocids adalah kutu-seperti serangga (Rayap buku) yang jarang dapat
menyebabkan kutu kepala manusia, mereka mudah dibedakan dari
kutu manusia dengan kepala mereka lebih besar, mulut besar, kaki
belakang yang besar, dan antena panjang.15
12
Gambar 8. Psocids8
VII. Penatalaksanaan
a. Non medikamentosa
Menyisir kutu
Tujuan menyisir kutu setiap hari adalah untuk menghapus
nimfa yang menetas antara perlakuan pediculicidal. Kutu
menunjukkan kerentanan berbagai pediculicides berdasarkan tahap
perkembangan mereka. Satu dapat mengharapkan untuk
menemukan kutu sama sekali tahap pengembangan pada kepala
penuh, karena itu mereka akan mati pada waktu yang berbeda
mengikuti aplikasi pediculicide. Proses menyisir kutu rambutnya
harus dibasahi dengan air, bukan kondisioner. Pada akhirsetiap
sesi, mencucisisir di bawah keran. Rendam sisir dalam air yang
sangat panas selama 10 menit atau simpan dalam freezer selama 24
jam sebelum menggunakan lagi.8,10
Kontrol keadaan sekitar
Pengobatan harus dipertimbangkan hanya jika kutu hidup
atau nits layak diamati. Semua pakaian, handuk, seprei, boneka
binatang, dan kain mainan yang digunakan oleh anak penuh dalam
waktu 2 hari sebelum diagnosis harus dicuci dalam air panas dari
50 ° C, atau mesin dikeringkan pada pengaturan panas tertinggi,
setidaknya 30 menit . Tutup kepala, sisir, headphone, dan helm
harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan pediculicide atau
isopropil alkohol. Jika tidak ada modalitas tersebut adalah dapat
juga menyegel benda dalam kantong plastik selama 2 minggu juga
pilihan untuk memastikan dekontaminasi. Lantai, karpet, area
13
bermain, bantal, kotak karpet, furnitur berlapis dan harus disedot
untuk menghilangkan rambut ditumpahkan dengan telur layak.8,15
b. Medikamentosa
Topikal agen
Malathion
Malathion (0,5% atau 1%) adalah lotion atau spray yang
harus diterapkan pada rambut, dibiarkan terbuka, dan dibersihkan
setelah 8 sampai 12 jam. 1,15
Gama benzen heksaklorida
Gama benzen heksaklorida (gameksan) 1% berbentuk krim
yang digunakan dengan cara dioleskan lalu didiamkan 12 jam
kemudian dicuci dan disisir.
Benzil benzoat 25%
Benzil benzoat 25% emulsi yang digunakan dengan cara
dioleskan lalu didiamkan 12 jam kemudian dicuci dan disisir.1
Pyrethrin:
Krim permetrin 1% bilas. Pertama kali keramas rambut
dengan sampo non-condisioner dan handuk kering. Setelah itu,
diterapkan krim permetrin 1%, biarkan selama 10 menit dan
kemudian dibilas.15
Pyrethrins plus butoksida piperonyl
Produk ini yang banyak dipasarkan kebanyakan shampoo
yang diterapkan untuk mengeringkan rambut dan biarkan selama
10 menit sebelum dibilas.
Permetrin (5%)
14
Permetrin (5%) adalah krim. Produk ini biasanya
diterapkan semalam untuk kutu. Ini diterapkan ke kulit kepala dan
biarkan selama beberapa jam atau semalaman, setelah itu harus
dibilas.15
Carbaryl (0,5%),
Carbaryl (0,5%) adalah karbamat yang mengikat ke situs
yang sama pada enzim acetylcholinesterase sebagai organofosfat.
Penggunaan carbaryl semakin sedikit, sebagian didasarkan pada
bukti bahwa hal itu mungkin karsinogenik. Memiliki potensi
mutagenik, dan harus terus telah dibatasi hanya menggunakan.15
Lindane (1%)
Lindane (1%) adalah sedian yang tersedia sebagai sampoo
yang harus dibiarkan selama tidak lebih dari 10 menit, dengan
aplikasi berulang-ulang dalam 7 sampai 10 hari. 15
VIII. Komplikasi
Infeksi bakteri sekunder mungkin cukup memperparah untuk membuat
anak demam dan lesu. 16
IX. Prognosis
Infeksi ini pada dasarnya tidak berbahaya. Namun, stigma yang
terkait dengan kutu kepala dan trauma psikologis yang dialami oleh
beberapa orang dalam upaya mereka untuk menghilangkan infeksi sangat
outweight dampak fisik kutu. Reaksi sensitasi untuk kutu air liur dan
kotoran dapat menyebabkan iritasi lokal dan eritema, infeksi sekunder dari
goresan mungkin terjadi. kutu telah diidentifikasi sebagai vektor mekanis
utama dari kulit kepala pioderma disebabkan streptokokus dan
staphylococci biasanya ditemukan pada kulit.3
15
Daftar Pustaka
16
1. Handoko RP. Penyakit Parasit Hewan. In: Djuanda A, Hamzah M,
Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 5 ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. p. 119-20.
2. P T, Habif. Clinical Dermatology : A Color Guide to Diagnosis
and Therapy. Philadelphia: Mosby; 2003.
3. Burgess IF, Dodd CS. Head Lice. In: Williams H, Bigby M,
Duepgen T, Herxheimer A, Naldi L, Rzany B, editors. Evidence-based
Dermatology. London: BMJ Books; 2003. p. 525-30.
4. AR. M, AH. Z, AM. A, Z. E. The Prevelence of Pediculosis capitis
in Primary School Student in Bahar, Hamadan Province, Iran. J res Health
Sci. 2009:p.45-9.
5. Stone SP, Goldfarb JN, Bacelieri RE. Scabies, Other mites, and
Pediculosis. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in general medicine. 7th ed.
New York: McGraw-Hill; 2008. p. 2033-35.
6. Saddozai S, Kakarsulemankhel JK. Infestation of Head Lice,
Pediculus humanus capitis, in School Children at Quetta City and its
Suburban Areas. Pakistan J Zool. 2008;40:45-2.
7. Burns DA. Diseases caused by Arthropods and Other Noxious
Animals. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's
textbook of dermatology. 8th ed. London: Wiley-Blackwell; 2010. p.
38.15-.20.
8. Meinking TL, Burkhart CN, Burkhart CG, Elgart G. Infection,
Infestatiotion and Bites. In: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, editors.
Dermatology. 2nd ed. London: Elsavier; 2008.
9. Canyon DV, Speare R, Muller R. Spatial and Kinetic Factors for
the Transfer of Head Lice (Pediculus capitis) Between Hairs. The Journal
of Investigative Dermatology. 2002;119:629-31.
10. Roberts RJ. Head Lice. The New England Journal of Medicine.
2002;346:1645-50.
11. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculosis
humanus capitis an update. Acta Dermatoven APA. 2008;17:p. 147-53.
17
12. James WD, Berger TG, Elston DM. parasitic infestation, stings,
and bites. Andrews' disease of the skin clinical dermatology. 10th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2006. p. p. 446-49.
13. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Other Infectious Diseases. In:
Sterry W, Paus R, Burgdorf W, editors. Thieme Clinical Companions
Dermatology. 5th ed. Stuttgart: Thieme; 2006. p. 126-7.
14. Flinders Dc, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. American
Family Physician. 2004;69:341-8.
15. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculosis
humanus capitis an update. Acta Dermatoven APA. 2008;17:p. 147-53.
16. Wolff K, Johnson RA. Arthropod Bites, Stings, and Cutaneous
Infections. In: Wolff K, Johnson RA, editors. Fitzpatrick's Colour Atlas
and Synopsis of Clinical Dermatology. 6th ed. New York: McGraw-Hill;
2009. p. 860-63.
18
LAMPIRAN
19