pedoman pendidikan
DESCRIPTION
pedomanTRANSCRIPT
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
1 PEDOMAN PENDIDIKAN
PEDOMAN PERATURAN AKADEMIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Batasan dan Definisi
Dalam Pedoman Peraturan Akademik Politeknik Negeri Jember, yang
dimaksud dengan:
1. Politeknik adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus;
2. Politeknik adalah Politeknik Negeri Jember;
3. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu
maksimum setara dengan Program Sarjana;
4. Program Diploma Satu (D-I) adalah pendidikan vokasi yang proses
pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin,
atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun
kontekstualnya di bawah bimbingan;
5. Program Diploma Dua (D-II) adalah pendidikan vokasi yang proses
pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin,
atau memecahkan masalah yang sudah akrab sifat-sifat maupun
kontekstualnya secara mandiri;
6. Program Diploma Tiga (D-III) adalah pendidikan vokasi yang proses
pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat rutin
maupun tidak rutin secara mandiri, mampu melakukan
pengawasan dan bimbingan, serta mempunyai keterampilan
manajerial dalam bidang kerjanya;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2 PEDOMAN PENDIDIKAN
7. Program Diploma Empat (D-IV) adalah pendidikan vokasi yang
proses pendidikannya diarahkan pada hasil lulusan yang
menguasai kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan yang
kompleks dengan dasar kemampuan profesional tertentu,
termasuk kemampuan merencanakan, melaksanakan kegiatan,
memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada
tingkat tertentu, memiliki keterampilan manajerial, serta mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang keahliannya;
8. Mahasiswa Politeknik adalah peserta didik yang terdaftar dan
belajar di Politeknik;
9. Kurikulum Politeknik adalah seperangkat rencana dan aturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta metode yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan akademik
untuk mencapai tujuan pendidikan Politeknik;
10. Kuliah adalah kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan
dengan tatap muka untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan
teknologi kepada mahasiswa;
11. Praktek adalah kerja kelompok atau individu yang diselenggarakan
di laboratorium atau lapang, baik di dadalam kampus maupun di
luar kampus Politeknik;
12. Kunjungan Lapang adalah studi melalui kunjungan (field trip) di luar
kampus Politeknik untuk menambah wawasan dan meningkatkan
keterampilan mahasiswa tentang penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
13. Tugas Akhir merupakan kegiatan akademik mahasiswa yang
bertujuan untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan
dan keahlian secara komprehensif yang dilengkapi dengan laporan
tertulis, selanjutnya disebut Proyek Penerapan Keahlian (PPK);
14. Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah bagian pendidikan yang
menyangkut proses belajar melalui pengalaman di luar proses
belajar mengajar dengan tatap muka, dengan maksud agar
mahasiswa memperoleh keterampilan, intelektual, manajerial, dan
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
3 PEDOMAN PENDIDIKAN
sosial pada dunia usaha dan industri serta instansi terkait yang
dilengkapi dengan laporan tertulis;
15. Tata Tertib adalah aturan yang ditetapkan Politeknik dalam
pelaksanaan kegiatan akademik dan harus dipatuhi oleh semua
pihak yang terkait;
16. Unsur Penunjang pada Politeknik terdiri atas perpustakaan,
laboratorium/studio, dan unit penunjang lain yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pendidikan Politeknik;
17. Satuan Kredit Semester (sks) adalah takaran penghargaan
terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama 1 (satu)
semester melalui kegiatan terjadwal yang meliputi waktu kegiatan
tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri;
18. Bobot sks Mata Kuliah adalah jumlah sks mata kuliah yang terdiri
atas jumlah sks teori dan/atau praktek;
19. Kalender Akademik adalah pedoman pelaksanaan jadwal kegiatan
akademik selama 1 (satu) tahun akademik;
20. Etika akademisi adalah melakukan penghalusan data sehingga
kelihatan lebih akurat dan baik (triming); usaha membuat data
sehingga kompatibel dengan suatu teori atau theorema (cooking);
menggunakan set data atau sebagian data seolah-olah telah
melakukan eksperimen, namun pada kenyataannya tidak pernah
melakukan hal tersebut (forging/fabrication); kegiatan publikasi
yang menggunakan hasil karya orang lain tanpa memberi apresiasi,
ijin dan pemakluman secara terbuka (plagiat), menulis publikasi
tanpa mencantumkan dalam daftar referensi untuk seluruh bagian
tulisan, ide, rumus yang digunakan atau diacu untuk penulisan/
pelaporan tersebut (referencing); merubah nama penulis/peneliti
yang akan dicantumkan dalam laporan/ publikasi dan kepantasan
pencantumannya sesuai dengan kontribusi yang diberikan dalam
proses penelitian (authorship-kontribusi).
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
4 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
Pasal 2
Maksud
Peraturan Akademik Politeknik, selanjutnya disebut Peraturan Akademik
dimaksudkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pendidikan
dan pengajaran di Politeknik.
Pasal 3
Tujuan
Peraturan Akademik bertujuan:
1. Menciptakan ketertiban, kelancaran, dan keberhasilan penyeleng-
garaan kegiatan pendidikan di Politeknik;
2. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di Politeknik;
3. Membudayakan sikap disiplin dan perilaku profesional sebagai jati
diri pendidikan Politeknik;
4. Menunjang pencapaian tujuan pendidikan tinggi dan pendidikan
nasional.
Pasal 4
Sasaran
Peraturan Akademik ditujukan kepada semua unsur pelaksana
pendidikan dan mahasiswa di Politeknik.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
5 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB III
MAHASISWA
Pasal 5
Waktu Penerimaan dan Daya Tampung
Penerimaan mahasiswa baru dilakukan setiap tahun akademik dan
jumlahnya disesuaikan dengan daya tampung di masing-masing Program
Studi.
Pasal 6
Persyaratan Calon Mahasiswa
1. Persyaratan Umum:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Lulusan Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan/atau Madrasah Aliyah (MA) yang sesuai
dengan Program Studi yang ada di Politeknik;
c. Pada saat pendaftaran, calon mahasiswa berumur tidak lebih 24
tahun, kecuali calon mahasiswa tugas belajar; d. Mahasiswa tugas belajar dari instansi/perusahaan dan/atau
program non-reguler, ketentuan dan seleksi penerimaan
mahasiswa diatur dengan Surat Keputusan Direktur;
e. Warga Negara Asing dengan ijin sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
f. Memenuhi ketentuan administrasi lainnya yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Persyaratan Khusus:
a. Tidak mempunyai cacat tubuh atau cacat lain yang dapat
mengganggu kelancaran proses belajar mengajar;
b. Tidak menderita buta warna, khususnya untuk Program Studi
tertentu.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
6 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 7
Cara Penerimaan Mahasiswa Baru
Calon mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan dapat mendaftar di
Politeknik melalui:
1. Jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), dengan
persyaratan:
a. Membayar uang pendaftaran;
b. Menyerahkan nilai rapor kelas I, II, dan III serta surat keterangan
tergolong siswa berprestasi dari Kepala Sekolah yang
bersangkutan;
c. Siswa yang dimaksud adalah calon lulusan pada tahun ajaran
yang sedang berlangsung;
d. Lulus seleksi tahap pertama, yaitu seleksi administrasi;
e. Lulus seleksi tahap kedua, yaitu wawancara dan pemeriksaan
kesehatan oleh pejabat yang berwenang dan hasilnya diumumkan
secara resmi oleh Direktur.
2. Jalur Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN) , dengan persyaratan:
a. Membayar uang pendaftaran;
b. Lulus UMPN;
c. Lulus pemeriksaan kesehatan oleh pejabat yang berwenang dan
hasilnya diumumkan secara resmi oleh Direktur.
3. Transfer dari perguruan tinggi lain dengan persyaratan:
a. Membayar uang pendaftaran;
b. Menyertakan surat pengantar dari pimpinan perguruan tinggi asal;
c. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mata kuliah yang sudah ditempuh
tidak kurang dari 2,00 (IPK ≥ 2,00) dan/atau tidak berstatus
dikeluarkan;
d. Lulus wawancara dan pemeriksaan kesehatan oleh pejabat yang
berwenang yang ditunjuk oleh Direktur.
4. Jalur penerimaan mahasiswa yang belum diatur di dalam pasal ini
akan ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur dengan
persetujuan Senat Politeknik dengan mengacu pada peraturan yang
berlaku.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
7 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 8
Surat Pernyataan
Bagi calon mahasiswa yang diterima sebagai mahasiswa Politeknik,
maka mahasiswa yang bersangkutan harus menandatangani surat
pernyataan bermaterai cukup yang dikeluarkan oleh Politeknik dan harus
disetujui oleh orang tua/wali yang menyatakan:
1. Calon mahasiswa bersedia mengikuti pendidikan di Politeknik;
2. Bersedia membayar biaya pendidikan dan biaya lainnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
3. Menerima segala Keputusan Direktur terutama bila mahasiswa yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari Politeknik sesuai dengan
Peraturan Akademik yang berlaku;
4. Tidak akan menuntut seluruh biaya yang telah dibayarkan apabila
mahasiswa yang bersangkutan dikeluarkan dari Politeknik sesuai
dengan Peraturan Akademik yang berlaku.
BAB IV
BIAYA PENDIDIKAN DAN DAFTAR ULANG
Pasal 9
Biaya Pendidikan
1. Setiap mahasiswa baru diharuskan membayar biaya-biaya sebagai
berikut:
a. Biaya dibayarkan setiap awal semester sebelum perkuliahan
dimulai, meliputi:
1) Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP);
2) Buku Kerja Praktek Mahasiswa (BKPM).
b. Biaya dibayarkan setiap tahun, meliputi:
1) Dana kegiatan kemahasiswaan;
2) Asuransi kesehatan dan kecelakaan.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
8 PEDOMAN PENDIDIKAN
c. Biaya dibayarkan sekali selama menjadi mahasiswa Politeknik,
meliputi:
1) Jas almamater, pakaian kerja/jas laboratorium, dan biaya
kegiatan awal mahasiswa baru;
2) Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM);
3) Simpanan pokok dan simpanan wajib koperasi mahasiswa.
2. Setiap mahasiswa lama diharuskan membayar biaya-biaya sebagai
berikut:
a. Biaya dibayarkan setiap awal semester sebelum perkuliahan
dimulai, meliputi:
1) Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP);
2) Buku Kerja Praktek Mahasiswa (BKPM).
b. Biaya dibayarkan setiap tahun, meliputi:
1) Dana kegiatan kemahasiswaan;
2) Asuransi kesehatan dan kecelakaan;
3) Biaya untuk kegiatan pengembangan keterampilan dan
wawasan mahasiswa;
3. Besar biaya-biaya tersebut ditentukan dengan Surat Keputusan
Direktur;
4. Mahasiswa cuti diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar
25% dari biaya SPP.
Pasal 10
Daftar Ulang
Mahasiswa baru dan lama wajib melaksanakan daftar ulang pada setiap
awal semester sebelum mengikuti kegiatan akademik dengan
menyerahkan semua bukti pembayaran seperti dimaksud pada Pasal 9.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
9 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 11
Sanksi Tidak Daftar Ulang
1. Mahasiswa yang tidak melaksanakan daftar ulang sampai dengan
batas akhir daftar ulang dengan ketentuan/ persyaratan yang
berlaku, dinyatakan tidak aktif;
2. Apabila mahasiswa tidak melaksanakan daftar ulang 2 (dua)
semester berturut-turut, maka mahasiswa tersebut dinyatakan
mengundurkan diri dari Politeknik;
3. Sanksi Pasal 11 ayat 1 tidak berlaku bagi mahasiswa yang mendapat
surat rekomendasi dari pimpinan Politeknik yang ditunjukkan 1 (satu)
minggu sebelum batas akhir daftar ulang.
BAB V
SISTEM PENDIDIKAN DAN MASA PENDIDIKAN
Pasal 12
Sistem Pendidikan
1. Sistem penyelenggaraan pendidikan yang diterapkan Politeknik
adalah sistem paket semester Program Diploma Politeknik;
2. Setiap mahasiswa wajib mengikuti semua mata kuliah yang
tercantum dalam kurikulum Program Diploma Politeknik sesuai
dengan Program Studinya;
3. Beban studi dan pengalaman belajar mahasiswa selama proses
pembelajaran diukur dengan menggunakan jumlah satuan kredit
semester (sks).
Pasal 13
Masa Pendidikan
Beban studi dan lama studi Program Diploma yang diselenggarakan
Politeknik dijelaskan pada tabel berikut:
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
10 PEDOMAN PENDIDIKAN
Program Beban Studi
(sks)
Lama Studi
(Semester)
Diploma I (D-I) 40 - 50 2 - 4
Diploma II (D-II) 80 - 90 4 - 6
Diploma III (D-III) 110 - 120 6 - 10
Diploma IV (D-IV) 144 - 160 8 - 14
Pasal 14
Kurikulum
1. Kurikulum Politeknik yang menjadi dasar penyelenggaraan Program
Studi terdiri atas Kurikulum Inti dan Kurikulum Institusional;
2. Struktur Kurikulum Inti maupun Institusional dibagi dalam 5 (lima)
bagian, yaitu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata
Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), Mata Kuliah Keilmuan
dan Keterampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), dan
Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB);
3. Kurikulum Inti yang dirumuskan berlaku secara nasional;
4. Kurikulum Institusional disusun dengan memperhatikan keadaan dan
kebutuhan lingkungan serta menjadi ciri khas Politeknik;
5. Kurikulum Politeknik ditekankan pada pendidikan vokasi dengan
perbandingan teori (40 - 50%) dan praktek (50 - 60%) dari total sks
yang ditempuh;
6. Beban studi mahasiswa setiap semester maksimum 24 sks;
Pasal 15
Kunjungan Lapang
1. Kunjungan lapang merupakan kegiatan akademik dan wajib diikuti
oleh mahasiswa Politeknik untuk meningkatkan wawasan dan
keterampilan sesuai dengan kompetensi masing-masing Program
Studi;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
11 PEDOMAN PENDIDIKAN
2. Kunjungan lapang diselenggarakan oleh Program Studi dengan
membentuk panitia khusus yang diatur dengan Surat Tugas Direktur;
3. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan kunjungan lapang dapat
melakukan kegiatan pengganti berupa tugas khusus sesuai
kompetensinya.
Pasal 16
Proyek Penerapan Keahlian
1. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan Proyek Penerapan Keahlian
(PPK);
2. Sebelum kegiatan PPK dilaksanakan, mahasiswa wajib membuat
proposal yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Ketua
Program Studi;
3. Proposal PPK wajib diseminarkan serta dihadiri oleh Dosen
Pembimbing dan mahasiswa;
4. Semua pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan PPK ditanggung
oleh mahasiswa yang bersangkutan;
5. Ketentuan-ketentuan lain akan diatur secara rinci pada Buku
Pedoman Pelaksanaan PPK.
Pasal 17
Praktek Kerja Lapang
1. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan Praktek Kerja lapang (PKL);
2. PKL diselenggarakan oleh panitia dan diketuai Pembantu Direktur
Bidang Akademik;
3. Ketentuan-ketentuan lain dalam pelaksanaan PKL akan diatur secara
rinci pada Buku Pedoman Pelaksanaan PKL.
Pasal 18
Jadwal Pendidikan dan Kalender Akademik
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
12 PEDOMAN PENDIDIKAN
Jadwal kegiatan pendidikan, pelayanan administrasi/penunjang, dan
hari libur diatur sebagai berikut:
1. Secara umum jadwal pendidikan adalah:
Senin - Sabtu : Pukul 07.00 - 17.00 WIB.
2. Jadwal pelayanan administrasi adalah:
Senin - Kamis : Pukul 07.00 - 14.00 WIB;
Jum'at : Pukul 07.00 - 11.00 WIB;
Sabtu : Pukul 07.00 - 12.30 WIB.
3. Jadwal pelayanan penunjang akademik mengikuti jadwal pendidikan
seperti tercantum pada Pasal 18 ayat 1;
4. Masa liburan akademik dalam 1 (satu) tahun diatur sebagai berikut:
a. Dua minggu setelah ujian akhir semester ganjil;
b. Hari-hari libur nasional.
5. Tahun akademik Politeknik dimulai bulan September dan berakhir
bulan Agustus tahun berikutnya, dan dapat disesuaikan dengan
kondisi yang berlaku;
6. Satu tahun akademik terbagi dalam 2 (dua) semester, yaitu semester
ganjil dan semester genap;
7. Satu semester setara dengan 16 - 19 minggu efektif, yang terbagi
menjadi:
a. Kegiatan kuliah dan praktek : 13 - 16 minggu;
b. Ujian tengah semester : 1 minggu;
c. Minggu tenang : 1 minggu;
d. Ujian akhir semester : 1 minggu.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
13 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB VI
PELAKSANAAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pasal 19
Kegiatan Perkuliahan
1. Mahasiswa wajib mengikuti kuliah 100% pada setiap mata kuliah
yang telah ditetapkan;
2. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 19 ayat 1 tanpa izin tertulis/
mangkir tidak diperkenankan mengikuti ujian semester pada mata
kuliah yang bersangkutan, dan nilai teorinya adalah nol;
3. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 19 ayat 1 karena izin
dan/atau sakit (dengan bukti surat yang dapat
dipertanggungjawabkan) diperkenankan mengikuti ujian semester
setelah melaksanakan tugas-tugas akademik;
4. Persentase ketidakhadiran maksimum untuk Pasal 19 ayat 3 adalah
25%;
5. Tugas-tugas akademik yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat 3
dikoordinir oleh Jurusan atau Program Studi melalui Koordinator
Mata Kuliah yang bersangkutan;
6. Evaluasi presensi kuliah dilakukan setiap 4 (empat) kali tatap muka
oleh Koordinator Mata Kuliah pada masing-masing Jurusan atau
Program Studi.
Pasal 20
Kegiatan Praktek
1. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktek 100% pada setiap mata
kuliah yang telah ditetapkan;
2. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 20 ayat 1 tanpa izin tertulis/
mangkir, nilai prakteknya adalah nol;
3. Mahasiswa yang tidak memenuhi Pasal 20 ayat 1 karena ijin
dan/atau sakit (dengan bukti surat yang dapat
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
14 PEDOMAN PENDIDIKAN
dipertanggungjawabkan) diperkenankan mengajukan praktek
pengganti yang dikoordinir oleh Jurusan atau Program Studi melalui
Koordinator Mata Kuliah;
4. Pelaksanaan praktek pengganti dapat dilakukan setelah mahasiswa
sehat atau paling lambat 1 (satu) minggu setelah seluruh acara
praktek berakhir;
5. Acara praktek pengganti dapat dilakukan sama dengan acara praktek
yang ditinggalkan atau berupa tugas khusus yang ditetapkan oleh
Koordinator Mata Kuliah;
6. Pelaksanaan praktek pengganti bagi mahasiswa dengan alasan
ditugaskan Politeknik dan/atau sakit atau ijin diatur sebagai berikut:
a. Semua biaya ditanggung oleh Politeknik apabila mahasiswa
mendapat tugas dari Politeknik;
b. Semua biaya ditanggung oleh mahasiswa apabila yang
bersangkutan sakit atau ijin (dengan bukti surat yang dapat
dipertanggungjawabkan);
c. Pengaturan jadwal kegiatan sepenuhnya menjadi wewenang
Jurusan atau Program Studi;
d. Administrasi pelaksanaan biaya praktek pengganti dikoordinir
oleh Ketua Laboratorium/UPT/Program Studi, dengan mengacu
pada ketentuan yang berlaku.
7. Persentase ketidakhadiran maksimum untuk Pasal 20 ayat 3 adalah
25%;
8. Evaluasi presensi praktek dilakukan setiap 4 (empat) kali tatap muka
oleh Koordinator Mata Kuliah pada masing-masing Jurusan atau
Program Studi;
Pasal 21
Ketertiban dan Kedisiplinan dalam Proses Belajar
1. Mahasiswa melakukan kuliah dan praktek sesuai jadwal;
2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 10 menit tidak
diperbolehkan mengikuti kegiatan kuliah atau praktek, selanjutnya
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
15 PEDOMAN PENDIDIKAN
mengurus surat ijin keterlambatan kepada dosen yang bersangkutan
melalui Unit Pelayanan Kelas (UPK) pada hari tersebut;
3. Mahasiswa dianggap tidak hadir kuliah atau praktek, apabila:
a. Meninggalkan lokasi/ruangan kuliah atau praktek tanpa ijin
dosen;
b. Melakukan pemalsuan presensi bagi mahasiswa lain;
c. Tidak mengisi daftar hadir kegiatan kuliah atau praktek.
4. Mahasiswa dilarang melakukan hal-hal yang dapat mengganggu
ketertiban dan kelancaran kuliah atau praktek;
5. Selama kegiatan praktek, mahasiswa wajib:
a. Menggunakan jas laboratorium apabila praktek di laboratorium
dan pakaian kerja lapang apabila praktek di lapang, kecuali pada
praktek mata kuliah tertentu akan diatur secara tersendiri;
b. Mematuhi peraturan/ketentuan lainnya yang berlaku di masing-
masing unit penunjang akademik.
6. Mahasiswa yang melakukan hal-hal seperti dimaksud pada Pasal 21
ayat 4 dan/atau tidak melaksanakan sebagaimana Pasal 21 ayat 5
dapat dikeluarkan/diperintahkan meninggalkan ruang kuliah atau
lokasi praktek dan dianggap tidak hadir dalam kegiatan kuliah atau
praktek.
BAB VII
PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA
Pasal 22
Ujian
1. Kegiatan dan kemajuan belajar mahasiswa penilaiannya dilakukan
secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas,
pelaksanaan praktek, dan pengamatan oleh dosen;
2. Jenis-jenis ujian yang dapat diadakan adalah ujian tengah semester,
ujian akhir semester, ujian praktek, ujian susulan, ujian perbaikan,
ujian PPK, dan ujian PKL;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
16 PEDOMAN PENDIDIKAN
3. Peserta ujian adalah mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan
untuk setiap jenis ujian yang ditetapkan Politeknik;
4. Pelaksana ujian semester adalah panitia ujian yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Direktur;
5. Ujian Tengah Semester:
a. Merupakan ujian tulis berdasarkan materi kuliah dan praktek;
b. Diselenggarakan pada pertengahan semester sesuai kalender
akademik;
c. Jadwal ujian tengah semester diatur oleh Politeknik dan
diumumkan kepada mahasiswa;
6. Ujian Akhir Semester:
a. Merupakan ujian tulis berdasarkan materi kuliah dan praktek;
b. Diselenggarakan pada akhir perkuliahan sesuai kalender
akademik;
c. Jadwal ujian akhir semester diatur oleh Politeknik dan diumumkan
kepada mahasiswa;
7. Ujian Praktek:
a. Merupakan ujian keterampilan materi praktek dan/atau
penguasaan teori yang mendukung pelaksanaan praktek;
b. Diadakan sesudah pelaksanaan praktek dan/atau kegiatan
praktek berakhir untuk mata kuliah yang bersangkutan.
8. Ujian Susulan:
a. Ujian susulan diperbolehkan dengan alasan ijin dan/atau sakit
(dengan bukti surat yang dapat dipertanggung-jawabkan) yang
dapat diterima oleh Ketua Jurusan atau Program Studi;
b. Ujian susulan dapat dilakukan pada ujian tengah semester, ujian
akhir semester, atau ujian praktek;
c. Pelaksanaan ujian susulan dilaksanakan 1 (satu) minggu setelah
mahasiswa aktif kembali dan jadwalnya diatur tersendiri oleh
Koordinator Mata Kuliah yang bersangkutan.
9. Ujian Perbaikan:
a. Ujian perbaikan teori dan/atau praktek wajib diberikan kepada
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
17 PEDOMAN PENDIDIKAN
mahasiswa yang memperoleh nilai kurang dari standar kelulusan;
b. Ujian perbaikan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) minggu
sebelum nilai akhir diumumkan;
c. Pelaksanaan ujian perbaikan diatur oleh Jurusan atau Program
Studi;
d. Ujian perbaikan dilaksanakan maksimum 1 (satu) kali.
10.Seluruh nilai hasil ujian sebagaimana diatur pada ayat 5 sampai
dengan ayat 9 wajib diumumkan kepada mahasiswa.
11. Ujian Proyek Penerapan Keahlian (PPK):
a. Ujian dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
oleh Jurusan atau Program Studi, sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Buku Pedoman Pelaksanaan PPK.
b. Ujian dilaksanakan oleh Tim Penguji yang ditetapkan Jurusan atau
Program Studi yang terdiri atas Dosen Pembimbing sebagai Ketua
Tim Penguji dan 2 (dua) orang anggota;
c. Kelulusan ujian PPK diumumkan oleh Ketua Tim Penguji setelah
ujian selesai dilaksanakan;
d. Perbaikan laporan akhir harus selesai paling lambat 1 (satu)
bulan terhitung sejak pelaksanaan ujian, apabila melewati batas
waktu yang telah ditentukan maka hasil ujian dianggap batal dan
mahasiswa diwajibkan melakukan ujian ulang dengan segala
biaya pelaksanaannya dibebankan kepada mahasiswa yang
bersangkutan;
e. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus diberi kesempatan ujian
ulang maksimum 2 (dua) kali sampai masa studinya berakhir.
12. Ujian Praktek Kerja Lapang (PKL):
a. Ujian dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
oleh Jurusan atau Program Studi, sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Buku Pedoman Pelaksanaan PKL.
b. Ujian dilaksanakan berdasarkan hasil kegiatan PKL yang ditulis
dalam bentuk laporan kegiatan sesuai dengan Jurusan atau
Program Studi;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
18 PEDOMAN PENDIDIKAN
c. Ujian dilaksanakan oleh Tim Penguji yang ditetapkan Jurusan atau
Program Studi yang terdiri atas Dosen Pembimbing sebagai Ketua
Tim Penguji dan 2 (dua) orang anggota;
d. Kelulusan ujian PKL diumumkan oleh Ketua Tim Penguji setelah
ujian selesai dilaksanakan;
e. Perbaikan laporan akhir harus selesai paling lambat 1 (satu)
bulan terhitung sejak pelaksanaan ujian, apabila melewati batas
waktu yang telah ditentukan maka hasil ujian dianggap batal dan
mahasiswa diwajibkan melakukan ujian ulang dengan segala
biaya pelaksanaannya dibebankan kepada mahasiswa yang
bersangkutan;
f. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus diberi kesempatan ujian
ulang maksimum 2 (dua) kali sampai masa studinya berakhir.
Pasal 23
Perhitungan Nilai Akhir
1. Komponen nilai mata kuliah dapat berupa nilai teori dan/atau
praktek;
2. Unsur-unsur nilai teori dapat berupa ujian tengah semester, kuis,
tugas-tugas teori, kehadiran, keaktifan, kedisiplinan/perilaku dan
ujian akhir semester;
3. Unsur-unsur nilai praktek dapat berupa pre-test, post-test, kehadiran,
keaktifan, kedisiplinan/perilaku, tugas-tugas praktek laboratorium,
kerja lapang, kerja bengkel, praktek lapang, hasil praktek, laporan,
dan ujian praktek;
4. Nilai akhir mata kuliah diproporsikan dari nilai teori dan/atau praktek
berdasarkan bobot sks teori dan/atau praktek.
Pasal 24
Kriteria Huruf Mutu, Angka Mutu, dan Skor Penilaian
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
19 PEDOMAN PENDIDIKAN
1. Nilai akhir suatu mata kuliah dinyatakan dengan huruf mutu A, AB, B,
BC, C, D dan E yang setara dengan angka mutu dan skor penilaian
sebagai berikut:
Huruf Mutu Angka Mutu Skor Penilaian
A 4.00 > 80
AB 3.50 76 - 80
B 3.00 71 - 75
BC 2.50 66 - 70
C 2.00 56 - 65
D 1.00 46 - 55
E 0.00 46
2. Acuan penilaian suatu mata kuliah dapat menggunakan metode
Penilaian Acuan Normal (PAN) atau Penilaian Acuan Patokan (PAP)
atau kombinasi keduanya.
Pasal 25
Hasil Studi Setiap Semester
1. Indeks Prestasi (IP) adalah indeks nilai yang diperoleh selama
1 (satu) semester;
2. Perhitungan Indeks Prestasi (IP) dihitung dengan rumus:
IP = Σ (AM x k)
Σk
dimana:
AM = Angka Mutu.
k = Bobot sks setiap mata kuliah pada semester tersebut.
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah indeks nilai yang diperoleh
pada seluruh semester yang telah ditempuh;
4. Perhitungan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dihitung dengan rumus:
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
20 PEDOMAN PENDIDIKAN
IPK = Σ (AM x K)
ΣK
dimana:
AM = Angka Mutu.
K = Bobot sks setiap mata kuliah pada semua semester yang
telah ditempuh.
Pasal 26
Evaluasi Prestasi Akademik
1. Setiap akhir semester dilakukan evaluasi prestasi akademik bagi
mahasiswa;
2. Hasil evaluasi prestasi akademik mahasiswa diwujudkan dalam
bentuk Kartu Hasil Studi (KHS);
3. KHS dibuat rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut:
a. Lembar pertama untuk mahasiswa yang bersangkutan;
b. Lembar kedua untuk dosen wali mahasiswa;
c. Lembar ketiga untuk orang tua/wali mahasiswa;
d. Lembar keempat untuk arsip di Bagian Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan;
4. Setiap akhir semester mahasiswa dapat mengambil KHS di Jurusan
atau Program Studi.
Pasal 27
Evaluasi Kenaikan Tingkat
1. Setiap akhir tahun akademik dilakukan evaluasi prestasi akademik
mahasiswa untuk menentukan status mahasiswa pada semester
ganjil tahun akademik berikutnya;
2. Mahasiswa dinyatakan naik tingkat apabila IPK ≥ 2,00 dan tanpa
nilai E pada tahun akademik yang ditempuh;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
21 PEDOMAN PENDIDIKAN
3. Mahasiswa dinyatakan tidak naik tingkat apabila IPK 1,00 - 1,99
dan/atau ada nilai E dalam 1 (satu) tahun akademik tersebut;
4. Mahasiswa yang tidak naik tingkat harus mengulang semester ganjil
dan/atau genap pada tingkat yang sama pada tahun akademik
berikutnya;
5. Mahasiswa yang tidak naik tingkat berhak menentukan mata kuliah
yang akan diulang;
6. Nilai mata kuliah pengulangan yang digunakan adalah nilai terakhir;
7. Mahasiswa yang mendapatkan IPK < 1,00 dinyatakan gagal
menempuh pendidikan di Politeknik (drop-out).
BAB VIII
LULUSAN DIPLOMA
Pasal 28
Ketentuan Kelulusan
1. Setelah berhasil menyelesaikan kewajiban sesuai kurikulum
Politeknik, mahasiswa akan dievaluasi dalam rapat pra-yudisium;
2. Rapat pra-yudisium diselenggarakan setiap 2 (dua) bulan;
3. Mahasiswa dinyatakan lulus akademik apabila telah menyelesaikan
semua mata kuliah pada setiap semester sesuai ketentuan, dengan
syarat sebagai berikut:
a. IPK ≥ 2,00 dan tanpa nilai E;
b. IPK mata kuliah keahlian Program Studi ≥ 2,00;
c. Nilai mata kuliah Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar
(ISBD), dan Ilmu Kealaman Dasar (IAD) minimal C;
d. Memenuhi kewajiban lain sesuai dengan syarat-syarat pra-
yudisium yang ditentukan oleh Politeknik.
5. Tanggal kelulusan terhitung sejak mahasiswa tersebut lulus dari
tugas akademik yang terakhir;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
22 PEDOMAN PENDIDIKAN
6. Hasil rapat pra-yudisium akan diumumkan Politeknik melalui Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan;
7. Mahasiswa dinyatakan lulus dari Politeknik setelah lulus pra-yudisium
dan memenuhi ketentuan administrasi yang ditentukan Politeknik.
Pasal 29
Hak Mahasiswa Setelah Lulus
1. Mahasiswa yang telah lulus pra-yudisium berhak mendapatkan:
a. Surat keterangan lulus;
b. Transkrip sementara.
2. Mahasiswa yang telah lulus Program Diploma di Politeknik berhak:
a. Mendapatkan ijazah Program Diploma Politeknik;
b. Mendapatkan transkrip (daftar nilai prestasi akademik);
c. Mengikuti wisuda;
d. Menggunakan gelar lulusan.
3. Lulusan Program Diploma yang berprestasi tinggi berhak
mendapatkan penghargaan dari Politeknik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pasal 30
Gelar Lulusan
1. Gelar lulusan Program Diploma di Politeknik dan singkatannya
adalah:
Program Gelar Lulusan Singkatan Gelar
Diploma I Ahli Pratama AP
Diploma II Ahli Muda AM
Diploma III Ahli Madya A.Md
Diploma IV Sarjana Sains
Terapan SST
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
23 PEDOMAN PENDIDIKAN
2. Gelar lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
dicantumkan di belakang nama yang bersangkutan.
Pasal 31
Predikat Kelulusan
1. Predikat kelulusan Program Diploma Politeknik adalah :
a. IPK 3,51 - 4,00 : dengan pujian (cum-laude);
b. IPK 2,76 - 3,50 : sangat memuaskan;
c. IPK 2,00 - 2,75 : memuaskan.
2. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan masa studi
maksimum sesuai dengan jenjang diploma yang ditempuh tanpa
pengulangan mata kuliah dan nilai setiap mata kuliah minimal B.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
24 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB IX
TATA TERTIB
Pasal 32
Kewajiban Mahasiswa
1. Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku di Politeknik
maupun peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia;
2. Ikut memelihara sarana dan prasarana, menjaga kebersihan serta
ketertiban dan keamanan di Politeknik;
3. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi
mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
4. Selama berada di lingkungan kampus Politeknik, mahasiswa harus
berpakaian rapi dan sopan;
5. Mahasiswa wajib menjaga nama baik Politeknik, etika, moral, nilai
kebudayaan nasional, dan saling toleransi.
Pasal 33
Hak Mahasiswa
1. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk
menuntut dan mengkaji ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
dengan peraturan/ketentuan yang berlaku di Politeknik;
2. Memperoleh pendidikan dan pengajaran sebaik-baiknya sesuai
dengan kompetensinya;
3. Memperoleh layanan bidang akademik dan memanfaatkan fasilitas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Politeknik;
4. Mendapatkan bimbingan akademik dari dosen sesuai dengan
Program Studi yang diikuti;
5. Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa.
Pasal 34
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
25 PEDOMAN PENDIDIKAN
Larangan Mahasiswa
1. Mempresensikan atau dipresensikan mahasiswa lain;
2. Mengambil hak dan/atau barang milik lembaga atau orang lain;
3. Meninggalkan ruangan atau lokasi tanpa seijin dosen/teknisi/
pembimbing lapang, selama kegiatan akademik berlangsung;
4. Melakukan pelanggaran etika akademisi;
5. Mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk, kolusi,
memberikan hadiah maupun berupa ancaman dengan maksud
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik;
6. Melakukan perbuatan tidak sopan dan/atau kekerasan terhadap
dosen, teknisi, administrasi atau sesama mahasiswa;
7. Menyuruh pihak lain melakukan tugas dan/atau kegiatan untuk
kepentingan dirinya/ pihak lain dalam kegiatan akademik;
8. Melakukan kecurangan berupa menyontek dan/atau kerjasama pada
saat ujian;
9. Melakukan pemalsuan, mengganti atau mengubah nilai akademik,
ijazah, Kartu Tanda Mahasiswa, dan tanda tangan dalam lingkup
kegiatan akademik.
BAB X
SANKSI DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 35
Sanksi Pelanggaran Akademik
Mahasiswa yang melanggar ketentuan Pasal 32 sampai dengan Pasal
34 dikenakan sanksi pelanggaran akademik oleh pejabat atau petugas
yang berwenang.
Pasal 36
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
26 PEDOMAN PENDIDIKAN
Tingkatan Sanksi
Tingkatan sanksi pelanggaran akademik terdiri atas sanksi pelanggaran
ringan, sedang, dan berat.
1. Sanksi pelanggaran akademik ringan berupa:
a. Peringatan secara lisan ataupun tertulis;
b. Pengurangan nilai mata kuliah yang bersangkutan.
2. Sanksi pelanggaran akademik sedang berupa:
a. Dibatalkan kehadirannya pada kegiatan akademik yang
bersangkutan;
b. Tidak lulus pada mata kuliah yang bersangkutan;
c. Skorsing atau dihentikan sementara status kemahasiswaannya
dari Politeknik.
3. Sanksi pelanggaran akademik berat berupa dikeluarkan atau dicabut
status kemahasiswaannya secara permanen dari Politeknik.
Pasal 37
Pemberi Sanksi
1. Sanksi ringan diberikan oleh Koordinator Mata Kuliah, Kepala
Laboratorium/Bengkel/Studio, Ketua Jurusan/Program Studi, dan
dokumennya diarsipkan di Bagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan;
2. Sanksi sedang dan berat diberikan oleh Pimpinan Politeknik dan
tembusan dokumennya disampaikan kepada orang tua serta
diarsipkan di Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
27 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 38
Pemberhentian dari Politeknik
1. Direktur menetapkan mahasiswa putus kuliah, drop-out atau
dikeluarkan dari Politeknik berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Tidak melaksanakan daftar ulang lebih dari 2 (dua) semester
berturut-turut;
b. Tidak naik tingkat 2 (dua) kali berturut-turut;
c. Waktu/masa studinya telah habis;
d. Mendapatkan IPK < 1,00;
e. Mendapatkan sanksi pelanggaran akademik berat (in-disipliner).
2. Mahasiswa yang putus kuliah atau drop-out berhak mendapatkan
surat keterangan daftar nilai mata kuliah yang telah ditempuh selama
menjadi mahasiswa Politeknik dan kehilangan haknya untuk
mengikuti pendidikan di Politeknik.
Pasal 39
Hak Membela Diri
Mahasiswa berhak untuk membela diri dan bertanya atas sanksi yang
diberikan kepada pejabat atau pihak yang memberikan sanksi.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
28 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB XI
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS KERUSAKAN
DAN KEHILANGAN
Pasal 40
Bahan, Peralatan, Sarana, dan Prasarana
1. Mahasiswa secara perorangan dan/atau kelompok, bertanggung
jawab terhadap sarana, prasarana dan bahan yang digunakan;
2. Mahasiswa yang merusakkan atau menghilangkan peralatan, sarana
dan prasarana karena kelalaian diharuskan mengganti, peralatan,
sarana dan prasarana yang dirusakkan/dihilangkan dengan
spesifikasi yang sesuai;
3. Kerusakan atau kehilangan alat akibat kelalaian atau kesengajaan,
perbaikan atau penggantiannya menjadi tanggung jawab mahasiswa/
kelompok yang bersangkutan;
4. Perbaikan atau penggantian alat-alat seperti dimaksud pada Pasal
21 ayat 7 diatur dalam ketentuan tersendiri.
BAB XII
CUTI AKADEMIK
Pasal 41
Cuti Akademik
1. Cuti akademik membebaskan mahasiswa dari kewajiban untuk
mengikuti kewajiban akademik dan tidak dihitung dalam masa studi
mahasiswa sesuai persyaratan;
2. Persyaratan cuti akademik:
a. Mahasiswa telah mengikuti kegiatan akademik minimal 2 (dua)
semester berturut-turut, kecuali karena sakit;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
29 PEDOMAN PENDIDIKAN
b. Mahasiswa harus mengajukan permohonan cuti akademik
kepada Direktur dengan salinan kepada Pembantu Direktur
Bidang Akademik dan Ketua Jurusan yang bersangkutan;
c. Batas waktu untuk cuti akademik berakhir sesuai dengan waktu
yang ditetapkan;
d. Cuti akademik maksimum 4 (empat) semester selama masa
studi;
e. Setiap cuti akademik maksimum 2 (dua) semester;
f. Mahasiswa yang telah menyelesaikan cuti akademik wajib
melakukan daftar ulang.
3. Bagi mahasiswa yang sakit berkepanjangan sehingga tidak dapat
mengikuti kegiatan akademik selama 4 (empat) minggu berturut-turut
pada semester tersebut, dinyatakan cuti akademik pada semester
yang bersangkutan.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 42
Penafsiran dan Peraturan Tambahan
1. Dalam hal keragu-raguan atas Peraturan Akademik ini, Direktur
berhak membuat kebijakan sesuai peraturan yang berlaku setelah
berkonsultasi dengan unsur pimpinan lainnya;
2. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Akademik ini akan
diatur tersendiri.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
30 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 43
Penutup
1. Dengan diberlakukannya Peraturan Akademik ini, maka Peraturan
Akademik sebelumnya dinyatakan tidak berlaku;
2. Peraturan Akademik ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini.
Ditetapkan di : Jember
Pada Tanggal : 15 Agustus 2007
Direktur,
Ir. H. Asmuji, MM
NIP. 131 804 030
Tembusan Yth:
1. Menteri Pendidikan Nasional;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
3. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
4. Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
5. Pembantu Direktur Politeknik Negeri Jember;
6. Ketua Jurusan di Lingkungan Politeknik Negeri Jember.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
31 PEDOMAN PENDIDIKAN
PEDOMAN PERATURAN KEMAHASISWAAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Pedoman Peraturan Kemahasiswaan Politeknik Negeri Jember,
yang dimaksud dengan :
1. Politeknik adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus;
2. Politeknik adalah Politeknik Negeri Jember;
3. Pendidikan Vokasi adalah pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu
maksimum setara dengan Program Sarjana;
4. Mahasiswa Politeknik adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
di Politeknik;
5. Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa adalah organisasi non-
struktural yang dibentuk oleh Direktur dan bertanggung jawab
kepada Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan dengan tugas
menegakkan dan melaksanakan Peraturan Kemahasiswaan;
6. Kegiatan kemahasiswaan adalah kegiatan mahasiswa yang
dilaksanakan di luar kegiatan akademik yang meliputi kegiatan
ekstra kurikuler dan ko-kurikuler;
Pasal 2
Kegiatan kemahasiswaan diarahkan agar mahasiswa menjadi insan
yang bertaqwa, berbudi luhur, cerdas, dan kompetitif.
BAB II
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
32 PEDOMAN PENDIDIKAN
ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Organisasi kemahasiswaan Politeknik menganut azas terbuka, tidak
diskriminatif, nirlaba, mandiri, adil, kekeluargaan, efektif, efisien, dan
transparan.
Pasal 3
1. Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah pembinaan sikap dan
kepribadian serta menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa
menuju peningkatan profesionalisme;
2. Organisasi kemahasiswaan Politeknik mempunyai fungsi legislatif
dan eksekutif;
3. Fungsi legislatif adalah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi
mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program, dan kegiatan
mahasiswa;
4. Fungsi eksekutif untuk melaksanakan kegiatan kemahasiswaan yang
meliputi kegiatan kemahasiswaan bidang penalaran dan keilmuan,
minat dan kegemaran, kesejahteraan mahasiswa, dan pengabdian
kepada masyarakat;
5. Dalam melaksanakan kegiatannya, organisasi kemahasiswaan
tunduk kepada peraturan dan perundangan yang berlaku dan
bertanggung jawab kepada pimpinan Politeknik;
6. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, organisasi kemahasiswaan
berkewajiban untuk menjaga dan membantu kelancaran
pelaksanaan proses pendidikan serta menjaga nama baik dan
wibawa Politeknik.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
33 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 4
Pembinaan
Pembinaan organisasi kemahasiswaan dilaksanakan oleh pembina,
pembimbing, dan pendamping serta unsur pendukung lainnya.
1. Pembina organisasi kemahasiswaan adalah :
a. Pembantu Direktur Bidang Akademik;
b. Pembantu Direktur Bidang Administrasi Umum dan Keuangan;
c. Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan;
d. Pembantu Direktur Bidang Kerjasama;
e. Ketua Jurusan;
f. Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan;
g. Kepala Sub-Bagian Kemahasiswaan;
2. Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa adalah staf pengajar yang
ditunjuk;
3. Pendamping Unit Kegiatan Mahasiswa adalah staf administrasi atau
petugas lain yang ditunjuk;
4. Apabila terjadi pelanggaran dalam penyelenggaraan kegiatan
kemahasiswaan, maka pimpinan Politeknik berhak mengambil
tindakan berupa:
a. Teguran dan peringatan;
b. Menghentikan kegiatan yang sedang berlangsung;
c. Penggantian pengurus;
d. Pembekuan organisasi.
BAB III
KEGIATAN KEMAHASISWAAN
Pasal 5
1. Kegiatan kemahasiswaan terdiri atas kegiatan ko-kurikuler dan
ekstra kurikuler;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
34 PEDOMAN PENDIDIKAN
2. Kegiatan ko-kurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan berdasarkan
penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan bidang studi;
3. Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan kemahasiswaan
berdasarkan penalaran, minat dan bakat, serta kesejahteraan
mahasiswa;
4. Setiap mahasiswa berhak mengikuti kegiatan kemahasiswaan
sebagai wadah untuk melatih soft skill dan menunjang
pengembangan kepribadian;
5. Kegiatan kemahasiswaan merupakan kegiatan yang bersahabat
sehingga tidak mengganggu ketenteraman masyarakat dan tidak
merusak persatuan dan kesatuan bangsa;
6. Kegiatan kemahasiswaan didasarkan atas azas swakarsa dalam arti
menumbuhkan, membantu dan mengembangkan kemauan dan
kemampuan mahasiswa untuk membina dan mengembangkan
dirinya dan lingkungan;
7. Kegiatan kemahasiswaan merupakan kegiatan yang secara langsung
atau tidak langsung membantu memberikan pengertian, pemahaman
dan keterampilan, serta profesionalisme yang menunjang kegiatan
kurikuler.
8. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan perlu selalu memperhatikan
adanya kesamaan hak dan tanggung jawab setiap mahasiswa;
9. Kegiatan kemahasiswaan harus dilaksanakan dengan teratur dan
tertib dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku dan lazim
dalam masyarakat akademis.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
35 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 6
Bidang Kegiatan
1. Bidang Pengembangan Penalaran dan Keilmuan:
a. Forum akademik/pertemuan ilmiah yang dapat berupa kegiatan-
kegiatan kuliah umum, diskusi ilmiah dan panel diskusi, lokakarya
dan seminar;
b. Kegiatan yang bernafaskan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Kegiatan pelatihan keterampilan mahasiswa.
2. Bidang Pengembangan Minat dan Kegemaran:
a. Olahraga;
b. Kesenian;
c. Resimen Mahasiswa;
d. Jurnalistik Mahasiswa;
e. Kegiatan Kepecinta-alaman;
f. Kegiatan Studi Keilmuaan;
g. Kegiatan Kepramukaan;
h. Kegiatan Perkoperasian/Kewirausahaan;
i. Kegiatan Keprofesian.
3. Bidang Kesejahteraan Mahasiswa, meliputi koperasi mahasiswa,
beasiswa, asrama, bimbingan dan konseling, serta kerohanian;
4. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, meliputi kegiatan untuk
memanifestasikan kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap
masyarakat.
Pasal 7
Perijinan Kegiatan Kemahasiswaan
1. Kegiatan kemahasiswaan dapat diselenggarakan di dalam dan/atau
di luar lingkungan kampus;
2. Kegiatan Kemahasiswaan tidak dibenarkan melakukan kegiatan atau
perbuatan yang mengganggu pelaksanaan fungsi-fungsi Politeknik;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
36 PEDOMAN PENDIDIKAN
3. Setiap kegiatan kemahasiswaan harus mendapat persetujuan dari
pembimbing.
Pasal 8
1. Penyelenggara kegiatan kemahasiswaan mengajukan usulan
kegiatan;
2. Kegiatan kemahasiswaan yang diadakan di dalam dan/atau di luar
kampus Politeknik harus mendapat ijin pimpinan atau pejabat yang
ditunjuk;
3. Penyelenggara kegiatan kemahasiswaan di luar kampus Politeknik
dan/atau yang mengikutsertakan masyarakat luar harus memperoleh
ijin atau diketahui aparat yang berwenang di luar Politeknik sesuai
aturan yang berlaku;
4. Kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan siswa tingkat menengah
baik di dalam maupun di luar kampus Politeknik perlu memperoleh
ijin dari pejabat yang terkait;
5. Kegiatan kemahasiswaan hanya dapat dilaksanakan setelah semua
perijinan diselesaikan.
Pasal 9
Pemanfaatan Sarana dan Prasarana
1. Sarana dan prasarana milik Politeknik dapat digunakan untuk
menunjang kegiatan kemahasiswaan;
2. Sarana dan prasarana tersebut meliputi aula, ruang kelas, lapangan
olahraga, kendaraan, fasilitas kesenian, dan fasilitas lainnya dapat
digunakan selama tidak mengganggu kelancaran penyelenggaraan
kegiatan Politeknik.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
37 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 10
1. Permohonan penggunaan sarana dan prasarana tersebut dapat
diajukan setelah usulan kegiatan disetujui oleh pimpinan Politeknik
atau pejabat yang ditunjuk;
2. Penggunaan sarana dan fasilitas Politeknik diajukan kepada
Pembantu Direktur Bidang Administrasi dan Umum atau pejabat yang
ditunjuk.
Pasal 11
1. Pelaksana kegiatan wajib memelihara dan menggunakan dengan
sebaik-baiknya sarana dan fasilitas milik Politeknik yang digunakan;
2. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab atas kehilangan dan
kerusakan sarana dan prasarana milik Politeknik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
3. Pertanggungjawaban atas penggunaan sarana dan prasarana
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 12
Pembiayaan
1. Sumber dana kegiatan kemahasiswaan berasal dari anggaran DIPA
Politeknik, swadana, sponsor atau sumber lain yang tidak mengikat;
2. Dana kegiatan kemahasiswaan dikelola secara efektif, efisien, dan
transparan.
3. Pengelolaan dana berdasarkan program kegiatan yang telah
ditetapkan dalam satu tahun anggaran;
4. Dana kegiatan dapat direalisasikan setelah usulan kegiatan disetujui.
Pasal 13
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
38 PEDOMAN PENDIDIKAN
1. Pengelolaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana kegiatan
kemahasiswaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Pengelolaan dana dan kegiatan kemahasiswaan
dipertanggungjawabkan kepada Pembantu Direktur Bidang
Kemahasiswaan.
BAB IV
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 14
Setiap mahasiswa berkewajiban:
1. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian;
2. Menjunjung tinggi nama baik almamater;
3. Mentaati peraturan/ketentuan dan keselamatan kerja yang berlaku
di Politeknik;
4. Ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap sarana dan prasarana
Politeknik dari kerusakan dan kehilangan;
5. Melaksanakan tugas-tugas akademik dan non-akademik dengan
sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab;
6. Berpakaian sopan dan rapi selama melaksanakan kegiatan
akademik dan kegiatan kemahasiswaan, antara lain:
a. Memakai celana panjang serta kemeja atau kaos berkrah dan
berlengan;
b. Memakai rok panjang sampai dengan di bawah lutut (untuk
wanita);
c. Berambut pendek tidak melewati krah (untuk pria);
d. Bersepatu (tidak pakai sandal atau sepatu dijadikan sandal);
e. Tidak boleh memakai anting-anting (untuk pria).
7. Segera melaporkan kepada Politeknik atau tim yang ditunjuk apabila
mengetahui ada pelanggaran peraturan, gangguan atau hal-hal lain
yang meragukan atau membahayakan Politeknik;
8. Bersikap dan bertingkah laku baik dan sopan.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
39 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 15
Setiap Mahasiswa Politeknik dilarang:
1. Makan, minum, dan merokok dalam kelas, laboratorium atau bengkel
kerja selama kegiatan akademik berlangsung;
2. Memiliki, membawa, menyimpan, memperjual-belikan dan/ atau
menggunakan narkoba, minuman keras atau beralkohol dan/atau
yang memabukkan;
3. Membawa, menyimpan, menggunakan atau memperdagangkan
senjata tajam atau senjata api, bahan peledak, atau alat/benda lain
yang membahayakan;
4. Berperilaku dan/atau mengucapkan kata-kata tidak sopan yang
merugikan orang lain;
5. Melakukan perjudian;
6. Mencuri, merusak atau mengubah serta menghilangkan fasilitas
Politeknik;
7. Melakukan tindak pidana;
8. Terlibat demonstrasi yang mengatasnamakan Politeknik tanpa seijin
Politeknik;
9. Menganiaya dan/atau melakukan ancaman terhadap orang lain;
10.Melakukan perbuatan asusila (termasuk pornografi dan pornoaksi);
11.Memalsukan dan atau menyalahgunakan surat atau dokumen
Politeknik;
12.Mengganggu mahasiswa lain yang sedang melaksanakan kegiatan
organisasi kemahasiswaan;
13.Membawa mahasiswa lain ke dalam kampus Politeknik (menginap)
tanpa seijin pimpinan Politeknik.
Pasal 16
Sanksi
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
40 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pelanggaran terhadap larangan dikenakan sanksi dalam bentuk
hukuman disiplin oleh pimpinan Politeknik atau petugas yang ditunjuk.
Pasal 17
Tingkat dan bentuk hukuman disiplin:
1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a. Hukuman disiplin ringan berupa peringatan lisan dan peringatan
tertulis;
b. Hukuman disiplin sedang berupa diberhentikan sementara;
c. Hukuman disiplin berat berupa diberhentikan sebagai mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa yang mendapatkan hukuman disiplin sampai 2 (dua)
kali, maka akan diberlakukan hukuman satu tingkat lebih berat.
Pasal 18
Kedisiplinan Mahasiswa
1. Agar menjadi insan yang bertaqwa, berbudi luhur serta cerdas dan
kompetitif, mahasiswa Politeknik wajib memiliki kedisiplinan tinggi;
2. Pembinaan dan penegakan kedisplinan mahasiswa dilaksanakan
oleh Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa;
3. Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa Politeknik adalah tim yang
dibentuk oleh Direktur dan berkedudukan di bawah Pembantu
Direktur Bidang Kemahasiswaan yang bertugas untuk menegakkan
disiplin mahasiswa selama proses pendidikan di Politeknik.
Pasal 19
1. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa
dipimpin oleh seorang ketua serta beberapa anggota;
2. Ketua tim adalah seseorang dosen yang dianggap mampu;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
41 PEDOMAN PENDIDIKAN
3. Anggota adalah dosen dan/atau staf administrasi yang dianggap
mampu.
Pasal 20
1. Tim Pembina Kedisplinan Mahasiswa berwenang untuk melakukan
pemanggilan, pemeriksaan, dan evaluasi terhadap mahasiswa yang
telah melanggar peraturan akademik dan/atau peraturan
kemahasiswaan berdasarkan hasil temuan tim maupun laporan
pihak lain;
2. Tim Pembina Kedisiplinan Mahasiswa berwenang untuk memberi
rekomendasi kepada Direktur berupa:
a. Sanksi akademik bagi mahasiswa yang terbukti melanggar
peraturan akademik dan peraturan kemahasiswaan;
b. Pembelaan bagi mahasiswa yang diadukan tetapi dinyatakan
terbukti tidak bersalah.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
42 PEDOMAN PENDIDIKAN
BAB V
KESEJAHTERAAN MAHASISWA
Beasiswa
Beasiswa adalah dana bantuan pendidikan untuk menunjang proses
belajar mahasiswa Politeknik yang memenuhi persyaratan.
Pasal 21
1. Beasiswa dapat diberikan kepada mahasiswa untuk kategori berikut:
a. Berprestasi akademik;
b. Berprestasi dan/atau aktif dalam kegiatan kemahasiswaan;
c. Kurang mampu secara ekonomi.
2. Maksud dan tujuan pemberian beasiswa antara lain:
a. Mendorong prestasi akademik mahasiswa;
b. Membantu biaya studi mahasiswa;
c. Meningkatkan kecintaan terhadap almamater.
3. Dana beasiswa dapat berasal dari pemerintah pusat dan daerah,
Politeknik, yayasan, perusahaan swasta nasional maupun asing,
perorangan, dan lain-lain;
4. Persyaratan, nilai nominal, jangka waktu, dan ketentuan lain
pemberian beasiswa diatur berdasarkan kesepakatan Politeknik
dengan pemberi beasiswa.
Pasal 22
1. Mahasiswa yang berhak mengajukan beasiswa adalah:
a. Aktif dan terdaftar sebagai mahasiswa Politeknik;
b. Tidak terkena sanksi akademik maupun administratif ;
c. Tidak sedang menerima beasiswa lain atau ikatan dinas;
d. Memenuhi persyaratan dan lolos seleksi penilaian.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
43 PEDOMAN PENDIDIKAN
2. Ketentuan dan persyaratan lain diatur tersendiri dalam suatu
pedoman yang diterbitkan oleh Politeknik.
Pasal 23
Penerima beasiswa berkewajiban untuk:
1. Menunjukkan perilaku yang baik dan tidak melanggar peraturan yang
berlaku di Politeknik;
2. Meningkatkan prestasi akademik;
3. Melaporkan hasil studi pada setiap akhir semester kepada Direktur
melalui Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan;
4. Memenuhi kewajiban lain yang ditetapkan oleh Politeknik dan
pemberi beasiswa.
Pasal 24
Beasiswa dapat dihentikan jika penerima beasiswa:
1. Melanggar ketentuan atau peraturan/tata tertib yang berlaku di
Politeknik;
2. Meninggal dunia;
3. Tidak aktif dan/atau tidak terdaftar lagi sebagai mahasiswa
Politeknik;
4. Sedang cuti akademik;
5. Telah menyelesaikan studi di Politeknik;
6. Prestasi akademik menurun;
7. Tidak naik tingkat atau melampaui semester yang ditentukan;
8. Terbukti menerima beasiswa, ikatan dinas atau bentuk tunjangan
lainnya;
9. Terbukti data permohonan beasiswa diisi secara tidak benar.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
44 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 25
Asrama Mahasiswa
1. Asrama mahasiswa Politeknik merupakan fasilitas kesejahteraan
mahasiswa yang mempunyai fungsi sebagai salah satu sarana
penunjang pendidikan;
2. Asrama mahasiswa Politeknik terdiri dari bagian putera dan bagian
puteri;
3. Penghuni adalah mahasiswa yang memenuhi persyaratan dan
mendapatkan Surat Ijin Menempati Asrama yang diterbitkan oleh
Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan;
4. Ijin menempati dapat dipertimbangkan untuk dicabut atau
diperpanjang sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku;
5. Pembinaan penghuni dilakukan oleh Pembantu Direktur Bidang
Kemahasiswaan, pengelola administrasi bidang kemahasiswaan dan
unsur lain yang dianggap perlu;
6. Setiap penghuni asrama wajib membayar iuran bulanan yang
besarnya ditentukan berdasarkan peraturan yang dikeluarkan
Politeknik;
7. Pengelolaan rutin pemeliharaan fasilitas fisik gedung, organik, dan
logistik dilakukan oleh unsur yang meliputi unsur pengelola
administrasi umum dan administrasi kemahasiswaan yang diangkat
dan bertanggung jawab kepada Pembantu Direktur Bidang
Kemahasiswaan;
8. Setiap penghuni asrama wajib mentaaati tata tertib dan peraturan
sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Pasal 26
Asuransi Kesehatan dan Kecelakaan
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
45 PEDOMAN PENDIDIKAN
Asuransi kesehatan dan kecelakaan merupakan salah satu bentuk
bantuan kesejahteraan bagi mahasiswa yang mengalami musibah sakit
dan/atau kecelakaan.
Pasal 27
Musibah sakit dan/atau kecelakaan yang dimaksud pada Pasal 26
dapat berupa musibah sakit, kecelakaan ringan, sedang, berat maupun
meninggal dunia.
Pasal 28
Untuk melaksanakan bantuan kesejahteraan ini, Politeknik menetapkan
perusahaan asuransi yang dianggap relevan untuk tujuan tersebut.
Pasal 29
1. Setiap mahasiswa wajib mengikuti program asuransi kesehatan dan
kecelakaan yang dikelola oleh perusahaan asuransi yang telah
ditetapkan oleh Politeknik;
2. Santunan asuransi dapat diberikan kepada mahasiswa yang
mengalami musibah dengan kriteria berikut:
a. Sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit;
b. Kecelakaan (tidak melanggar peraturan) dan menjalani rawat inap
dirumah sakit;
c. Meninggal dunia;
d. Bukan hal yang disengaja.
Pasal 30
Koperasi Mahasiswa
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
46 PEDOMAN PENDIDIKAN
1. Koperasi mahasiswa dikembangkan dengan tujuan untuk mewadahi
mahasiswa yang berminat untuk berlatih di bidang perkoperasian;
2. Koperasi mahasiswa merupakan bagian dari organisasi
kemahasiswaan Politeknik;
3. Setiap mahasiswa wajib menjadi anggota koperasi mahasiswa
Politeknik;
4. Dana untuk mengembangkan koperasi mahasiswa diambil dari
simpanan pokok dan dana kemahasiswaan yang bersumber dari
anggaran Politeknik;
5. Kepengurusan koperasi mahasiswa diatur sepenuhnya oleh
mahasiswa sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART).
Pasal 31
Kerohanian
Kegiatan kerohanian ditujukan untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan mahasiswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 32
Kegiatan kerohanian meliputi kegiatan keagamaan yang sesuai dengan
suasana akademik dan ketentuan yang berlaku.
Pasal 33
Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dibentuk Unit Kegiatan
Mahasiswa Bidang Kerohanian sesuai dengan kebutuhan.
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
47 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pasal 34
Setiap jenis kegiatan kerohanian yang dilakukan harus mendapatkan
persetujuan dari Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan.
Pasal 35
Pemberian Penghargaan
Mahasiswa yang berpotensi akademik dan/atau mempunyai prestasi
serta memenuhi syarat dapat diberikan penghargaan.
Pasal 36
Pemberian penghargaan dapat diberikan kepada:
1. Mahasiswa yang terpilih sebagai mahasiswa berprestasi di tingkat
Politeknik;
2. Mahasiswa terbaik di setiap Program Studi adalah mahasiswa yang
telah dapat meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di kelasnya
berturut-turut selama 2 (dua) semester dan aktif sebagai pengurus
kegiatan kemahasiswaan serta tidak pemah melanggar aturan yang
berlaku di Politeknik;
3. Mahasiswa yang telah meraih prestasi ekstra kurikuler baik di dalam
dan/atau di luar Politeknik;
4. Fungsionaris organisasi kemahasiswaan yang berprestasi dalam
organisasi kemahasiswaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 37
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
48 PEDOMAN PENDIDIKAN
Pemilihan dan penentuan mahasiswa berprestasi dilakukan setiap tahun
akademik oleh tim yang ditunjuk oleh Direktur.
Pasal 38
Bentuk penghargaan yang diberikan Politeknik dapat berupa:
1. Piagam Penghargaan, plakat, vandel atau bentuk cindera mata
lainnya;
2. Bantuan kesejahteraan berupa tabungan atau beasiswa sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
3. Mengikutsertakan dalam seleksi mahasiswa berprestasi tingkat yang
lebih tinggi;
4. Mengikutsertakan sebagai delegasi dalam kegiatan-kegiatan baik
tingkat regional maupun nasional.
Pasal 39
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah layanan konsultasi kepada pembinaan
karakter dalam masalah-masalah psikologis untuk mendukung dan
meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.
Pasal 40
Bimbingan dan Konseling dikelola oleh tim yang diangkat dan
bertanggung jawab kepada Direktur.
Pasal 41
1. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Bimbingan dan Konseling
dipimpin oleh seorang ketua serta beberapa anggota;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
49 PEDOMAN PENDIDIKAN
2. Ketua tim adalah seorang psikolog/psikiater/dosen konselor yang
dianggap mampu baik berasal dari luar maupun dari dalam
Politeknik.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 42
1. Ketentuan teknis pelaksanaan yang belum tercantum dalam
peraturan ini akan diatur dalam pedoman khusus yang diterbitkan
oleh Politeknik;
2. Peraturan Kemahasiswaan Politeknik berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari temyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : Jember
Pada Tanggal : 15 Agustus 2007
Direktur,
Ir. H. Asmuji, MM
NIP. 131 804 030
Tembusan Yth:
1. Menteri Pendidikan Nasional;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
3. Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
4. Inspektorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
50 PEDOMAN PENDIDIKAN
5. Pembantu Direktur Politeknik Negeri Jember;
6. Ketua Jurusan di Lingkungan Politeknik Negeri Jember.