pelaksanaan pendaftaran tanah … pendaftaran tanah melalui proyek operasional nasional agraria (p...
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH MELALUI PROYEK
OPERASIONAL NASIONAL AGRARIA (PRONA) DI KABUPATEN
MAGETAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar
Sarjana (Strata-1) pada Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
Oleh :
NORMALITA DEWI CHAERANI
No. Mahasiswa : 07410040
Program Studi : Ilmu Hukum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2011
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaanProyek Operasional Agraria (PRONA) di Kabupaten Magetan, untuk mengetahuikendala apa saja yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan ProyekOperasional Agraria (PRONA) di Kabupaten Magetan serta bagaimana caramengatasinya. Penelitian ini dilatarbelakangi karena masih banyak bidang-bidang tanah di Kabupaten ini yang belum terdaftar. Hal ini dapat dilihat darisekian banyak bidang-bidang tanah yang ada di kabupaten Magetan ini palinghanya sekitar 30 - 40% saja yang tanahnya sudah didaftarkan dan tanah belumdidaftarkan masuk dalam kategori desa tertinggal yang penduduknya sebagiantermasuk golongan ekonomi lemah. Pemerintah mengadakan program PRONA diKabupaten Magetan karena dirasa oleh pemerintah sebagai daerah berkembangyang akan mengalami perkembangan pesat di segala bidang termasuk dalambidang pertanahan dan Magetan merupakan daerah yang tanahnya mempunyaipotensi produksi bahan pokok yang cukup untuk dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitumeneliti dan membahas permasalahan dari sudut pandang ketentuan hukum atauperaturan perundang-undangan yang berlaku. Tekhnik pengumpulan datamenggunakan Studi kepustakaan ( library research ) dan wawancara ( interview), sedangkan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumberdata sekunder.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Pelaksanaan ProyekOperasional Agraria (PRONA) sebagai salah satu usaha Pemerintah dalamkegiatan sertifikat massal di Kabupaten Magetan telah sesuai dengan ketentuanyang ada dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik dalamUUPA, SK MenDaGri no. 189 tahun 1981, PP no.24 Tahun 1997, maupunPMA/BPN no.3 tahun 1997. Namun dalam pelaksanaan PRONA di KabupatenMagetan masih ada kendala yang dihadapi yaitu (1) peserta PRONA tidak sedikityang belum memenuhi persyaratan seperti KTP yang mati dan belumdiperpanjang (2) pemahaman masyararakat waktu sosialisasi kurang, karenamasyararakat menganggap semua tanah bebas dari pajak sedangkan hanya tanahkonversi murni saja yang dibebaskan dari pajak. (3)Petugas sebelumnya telahmemberitahukan perihal pajak BPHTB tersebut dan banyak malah sebagianbesar calon peserta PRONA yang mendaftarkan tanahnya telah setuju bila harusmembayar pajak tersebut. Akan tetapi pada akhirnya mereka tidak bisamembayar.Cara mengatasi dari permasalahan tersebut hanya bisa menunggupemegang hak atas tanah untuk melunasi tagihan BPHTB tersebut karena di satusisi tidak bisa memaksakan pemegang hak atas tanah untuk membayar karenamemang kondisi yang tidak memungkinkan untuk melunasinya langsung di sisilain Kantor Pertanahan juga didesak untuk segera melunasinya. Hanya berharappada untuk tahun mendatang pelaksanaan PRONA benar-benar dibebaskan darisegala macam biaya termasuk pajak BPHTB atau agar tidak memberatkankhususnya karena waris tarif pengenaan BPHTB dinaikan menjadi 150 juta.