pelayanan pemerintah desa dalam pengurusan …
TRANSCRIPT
i
PELAYANAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGURUSAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pelayanan Desa Ponjong Kecamatan
Ponjong Kabupaten Gunungkidul)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
DANIAL NDILU HAMBA BANJU
15520051
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA”APMD”
YOGYAKARTA
2019
ii
PELAYANAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGURUSAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
(Studi Penelitian Deskriptif Kualitatif Pelayanan Desa Ponjong Kecamatan
Ponjong Kabupaten Gunungkidul)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (SI)
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Disusun Oleh :
DANIAL NDILU HAMBA BANJU
15520051
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA”APMD”
YOGYAKARTA
2019
v
MOTTO
tetapi carilah dahulu kerajaan allah
dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
matius 6:33
usahakanlah kesejahtraan kota kemana kamu aku buang,
dan berdoalah untuk kota itu kepada tuhan, sebab
kesejahtraannya adalah kesejahteraanmu.
yeremia 29:7
orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air
mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur
benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa
berkas-berkasnya.
mazmur 126:5-6
untuk menggapai sesuatu
ada harga yang harus dibayar
-penulis-
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
setiap berkat, rahmat, serta tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Karya tulis ini penulis persembahkan untuk :
1. “PAPA” Umbu Randa Ara yang telah memberikan dukungan secara moril
maupun materil, doa dan semangat serta nasehat kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Persembahan karya tulis ini sebagai
berkat atas doa dan harapan yang dipanjatkan kepada Tuhan Yesus, semoga
karya ini menjadi langkah awal untuk menggapai kesuksesan. Terima kasih
tidak terhingga penulis kepada papa yang sudah mempercayakan penulis
untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan selalu
mendukung setiap aktivitas penulis.
2. ”MAMA” Rambu Ester Uru Hidda yang selalu menasehati, mengingatkan,
mendukung penulis dalam doa dan dukungan materil dari awal hingga
menyenyelesaikan karya tulis. Ucapan terima kasih penulis kepada mama
karena didikan yang baik sehingga menghantarkan penulis hingga sampai
pada tahap akhir penyelesaian skripsi. Terima kasih untuk kesempatan ini
walaupun taruhannya adalah kebahagian PAPA dan MAMA harus berusaha
untuk memenuhi setiap kebutuhan penulis. Semoga Tuhan Yesus terus
memberikan berkat Kesehatan, umur panjang dan diberikan rejeki yang
berkelimpahan.
3. “KAKAK” Antoneta Maramba Meha, A,md yang selalu memberikan nasehat
dan mendukung penulis. Terima kasih sudah menjadi kakak yang baik, selalu
mendengar apa yang dikeluhkan penulis dan mampu mengarahkan penulis ke
arah yang lebih baik lagi. Semoga perhatian dan kasih sayang seorang kakak
tidak memudar, kiranya dalam keluargamu yang baru selalu diberkati yang
Maha Kuasa.
4. “KAKAK” Ndena Nggaba, S.Pd Gr yang selalu menasehati, mengarahkan dan
menjadi seorang kakak yang dapat diteladani kebaikannya. Terima kasih
penulis kepada kakak atas dukungan dan nasehat selama perkuliahan dan
penyusunan tugas akhir dapat terselesaikan. Babu Handa Praing, S.kep. Ners,
vii
yang tidak suka mengeluh. terima kasih untuk kebersamaan selama menjadi
anak kos, pernah merasakan pahit dan manisnya dalam berjuang mencapai
cita-cita. Biarlah semua pengalaman di rantauan menjadi pengalaman
berharga.
5. Marga Karita Dan Wilimaya yang sudah memberikan dukungan baik nasehat,
saran dan doa. Terima kasih atas dukungannya.
6. Keluarga Jogja. “Babu Handa Praing, S.Kep.Ners, U. Domu Mahani
(wunang), U. Guntur, R. Ayu, Aya Okto, R. Ambu, R. Elen, U. Upung, Tante
Seli dan Rambu Qwint”. Terima kasih untuk kebersamaannya. Semoga
saudara/i dapat menyelesaikan tanggungjawab yang di emban dan
memperoleh tambahan nama. Tetap semangat dan terus berjuang.
7. Teman-Teman Angkatan 2015 STPMD “APMD” Yogyakarta.
8. Teman-Teman Praktikum 2017, “(Alm) Iva Maniar, Yani, Ama Dode, Siska
dan Hamas ”. Terima kasih untuk kebersamaan dan perjuangannya selama
kegiatan praktikum.
9. Kelompok KKN Tahun 2018 periode 51, Padukuhan Pelem ” Dessy, Marsel,
Anto, Andina, Elen, Abang Frengki, Erik lawing, Bojes”. Terima kasih untuk
kebersamaan dan motivasi teman-teman kepada penulis.
10. Saudara/I dan Teman Seperjuangan ” Febrian, Uchand, Marsel, Sepry, Udho,
Anton, UJho, Jery, Usman, Wilton, Sany, Noker, Rinto, Getho, Orin, Andina,
Desi, Elen, Ambu, Nona Theresia, Indah, Reno, Adven, Marsel, Kris, Ran,
Sergio, Nova, Yani, Ningrum, Abang Afen, Fega, Pak Yan, Arifin, Siska,
Ray, Melvin, Alvon, Yaston, R. Rizani, Feri, Frids, Faisal, Tian, Rusdy,
Maretno, Ridho, Ferdi, Aldo, Simon, Alvons, Melvin dan teman-teman yang
tidak sempat saya sebutkan semuanya. Terima kasih untuk kebersamaannya
selama di Yogyakarta”.
11. Keluarga Padukuhan Pelem “Bpk. Triyuwono, Ibu Riyandani, Mbok, Pak
Junaidi, Ibu Yuni Bpk. Rusdy, Bintang, Indah, Keisa, Putri, Angga, Andang,
Nina Dan Anisa”
12. Resimen Mahasiswa Satuan Ganesa. Pak Edi Bulang, Ndan Krisna, Prov Sani,
Prov Noker, Prov Khen, Prov Agus, Pak Chanda, Pak Adven, Pak Gregor.
viii
Terima kasih untuk kebersamaan dan perjuangannya. Semoga rekan-rekan
juga dapat menyelesaikan tanggungjawab yang sama. Salam Komando.
WKDS.
13. Teman-Teman Kos wiro sableng (212) umbulharjo, kos Pohon Mangga “gang
buntu” dan kos Jones “gang mujahir”. Terima kasih untuk kebersamaan
selama menjadi anak kosan.
14. “HIPMASTY” rumah yang memberikan banyak pelajaran berharga bagi
penulis. Ucapan terima kasih penulis kepada keluarga HIPMASTY atas
kebersamaan dari seluruh saudara/i selama dirantauan dan sebagai tempat
menuangkan kerinduan pada suasana Sumba Timur. Semoga HIPMASTY
terus melahirkan generasi-generasi pembawa perubahan untuk organisasi dan
sumba timur pada umumnya kearah yang lebih baik.
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat melaksanakan kewajiban terakhir sebagai mahasiswa untuk melengkapi
persyaratan sarjana S-1 melalui skripsi yang berjudul : Pelayanan Pemerintah
Desa Dalam Pengurusan Administrasi Kependudukan di Desa Ponjong,
Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa
bantuan dari beberapa pihak, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah memberikan izin
penelitian.
2. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Triyanto Purnomo Raharjo, BE, M.Si selaku Ketua Program Studi
Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta.
4. Ibu Dra. Herawati, MPA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hastowiyono, MS selaku Dosen Penguji Samping I yang telah
banyak memberi masukan terhadap isi skripsi ini.
6. Ibu Dra. Tri Daya Rini, M.Si selaku Dosen Penguji Samping II yang telah
banyak memberi masukan terhadap isi skripsi ini.
x
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan materi kuliah khususnya
Dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
“APMD” Yogyakarta.
8. Seluruh staf dan karyawan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa
“APMD” Yogyakarta.
9. Kepala Desa, Perangkat Desa, dan seluruh Lembaga Desa serta masyarakat
Desa Ponjong yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan wawancara,
menggali informasi dalam penelitian untuk menyusun skripsi.
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Terima kasih atas dukungan, masukan, ide-ide, dan saran yang diberikan
kepada penulis untuk proses penyelesaian skripsi ini.
Demikian skripsi ini di buat, penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan, maka penulis sangat mengaharapkan
masukan dan saran serta kritikan yang membangaun dari pembaca, agar skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan STPMD “APMD” Yogyakarta.
Trima kasih.
Yogyakarta, 10 Oktober 2019
Penulis
Danial Ndilu Hamba Banju
15520051
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
SINOPSIS..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan ...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
E. Kerangka Teori ......................................................................... 10
F. Ruang Lingkup ......................................................................... 29
G. Metode Penelitian ..................................................................... 30
BAB II PROFIL DESA PONJONG ............................................................ 37
A. Sejarah Desa ............................................................................. 37
B. Kondisi Geografis ..................................................................... 41
xii
C. Keadaan Demografi .................................................................. 46
D. Keadaan Ekonomi .................................................................... 52
E. Kondisi Sarana dan Prasarana ................................................... 58
F. Kondisi Pemerintahan Desa ...................................................... 64
G. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Desa ................................ 68
H. Administrasi Kependudukan ..................................................... 77
I. Pelayanan Pengurusan Administrasi Kependudukan Desa
Ponjong .................................................................................... 79
J. Sarana dan Prasarana Penunjang Layanan Di Kantor Desa
Ponjong .................................................................................... 81
BAB III ANALISIS PELAYANAN PEMERINTAH DESA DALAM
PENGURUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI
KANTOR DESA PONJONG KECAMATAN PONJONG
KABUPATEN GUNUNG KIDUL DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA ............................................................................ 87
A. Deskripsi Informan ................................................................... 87
B. Analisis Data ............................................................................ 92
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 118
A. Kesimpulan .............................................................................. 118
B. Saran ........................................................................................ 122
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 123
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Deskripsi informan secara umum .............................................. 32
Tabel II.1 Nama-Nama Lurah/Kepala Desa sebelum dan sesudah
berdidrinya Desa Ponjong ......................................................... 38
Tabel II.2 Pamong Pembantu Kepala Desa................................................ 39
Tabel II.3 Luas Wilayah Dan Pembagian Wilayah Administratif .............. 44
Tabel II.4 Jumlah Penduduk Masing-Masing Pedukuhan .......................... 46
Tabel II.5 Jumlah Kepala Keluarga dan Kepadatan Penduduk
perpedukuhan ........................................................................... 48
Tabel II.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 49
Tabel II.7 Jumlah Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian ...................... 51
Tabel II.8 Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan .................................... 54
Tabel II.9 Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan .............. 56
Tabel II.10 Industri Rumah Tangga ............................................................ 57
Tabel II.11 Sarana dan Prasarana Pendidikan .............................................. 58
Tabel II.12 Sarana dan Prasarana Kesehatan ............................................... 60
Tabel II.13 Sarana dan Prasarana Olaraga ................................................... 61
Tabel II.14 Prasarana Peribadatan (Muslim) ............................................... 61
Tabel II.15 Prasarana Pembangunan ........................................................... 62
Tabel II.16 Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa ...... 63
Tabel II.17 Sarana dan Prasarana Perdagangan ........................................... 64
Tabel II.18 Sarana dan prasarana pelayanan kantor desa ............................. 82
xiv
Tabel III.1 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia ....................................... 88
Tabel III.2 Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 89
Tabel III.3 Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat pendidikan ................ 90
Tabel III.4 Deskripsi Informan Berdasarkan jabatan/pekerjaan ................... 91
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Dan
Kepercayaan .......................................................................... 50
Gambar 1. Aktivitas pelayanan pemerintah Desa Ponjong dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat ............................ 131
Gambar 2. Kondisi ruangan pelayanan dan perpustakaan di kantor Desa
Ponjong ................................................................................. 131
Gambar 3. Ruang pelayanan.................................................................... 132
Gambar 4. Ruang pelayanan dan petugas layanan (wawancara bersama
Ibu Puji Astuti) ...................................................................... 132
Gambar 5. Setelah melakukan awancara bersama Bapak Kepala Desa
Ponjong ................................................................................. 133
Gambar 6. Setelah melakukan wawancara bersama petugas pelayanan .... 133
Gambar 7. Papan Informasi di kantor Desa Ponjong ............................... 134
Gambar 8. Kotak Saran di Kantor Desa Ponjong ..................................... 134
Gambar 9. Kondisi tempat parkir kendaraan ............................................ 134
Gambar 10. Jadwal petugas pelayanan satu pintu di Kantor Desa Ponjong 135
Gambar 11. Jam Kerja Kantor Desa Ponjong ............................................ 136
Gambar 12. Persyaratan pembuatan surat .................................................. 136
xvi
INTISARI
Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah desa masih dihadapkan
pada pelayanan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya
manusia yang belum memadai. Hal ini terlihat dari masih banyaknya pengaduan
dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Masyarakat setiap
waktu menuntut pelayanan publik yang berkualitas, meskipun tuntutan tersebut
sering tidak sesuai dengan harapan pengguna layanan. Penelitian ini
menggambarkan bagaimana pelayanan pemerintah desa dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Desa Ponjong.
Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
penentuan informan dengan teknik purposive. Informan penelitian melibatkan 20
(dua puluh) orang yaitu pemerintah desa (penyedia layanan) dan masyarakat
(pengguna layanan). Lokasi Penelitian yaitu Desa Ponjong Kecamatan Ponjong
Kabupaten Gunungkidul. Teknik pengumpulan data penelitian yaitu pengamatan,
wawancara dan dokumentasi. Kemudian analisis dengan cara mereduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan pemerintah desa
dalam pengurusan administrasi kependudukan di kantor Desa Ponjong
Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul di nilai dari beberapa dimensi yaitu
: 1) Tangible (bukti langsung) Belum maksimal dalam pengelolaan dan penataan
ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan. Masih ada kekurangan seperti,
ruangan untuk perangkat desa, ruang pelayanan sempit, dan penataan parkiran
serta kebersihan. 2) Reliability (kehandalan) Kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat. Para petugas sudah
handal dalam mengurus administrasi, mempunyai standar pelayanan, dan mampu
menggunakan fasilitas-fasilitas penunjang pelayanan. Masyarakat dapat
memperoleh informasi dari desa melalui perangkat desa pada pertemuan RT/RW
setempat. 3) Responsiveness (daya tanggap). Pemerintah desa menyampaikan
informasi lewat lisan dan tulisan. Pemerintah desa menyediakan kotak saran dan
Penyampaian keluhan dapat disampaikan langsung kepada pemerintah desa dan
RT/RW. Keluhan tersebut akan dibahas pada rapat koordinasi pemerintah desa
dan mitra kerja pemerintah desa yang di adakan setiap hari senin. 4) Assurance
(jaminan). Pada jaminan ketepatan waktu belum memberikan kepuasan kepada
masyarakat. 5) Empathy (empati) Perangkat desa membantu masyarakat yang
merasa kesulitan, mampu menjelaskan persyaratan pengurusan administrasi
kependudukan dan mengutamakan kepentingan masyarakat.
Kata kunci : Pelayanan, Pemerintah Desa , Administrasi kependudukan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang
sangat luas. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas
barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 pun secara tegas
menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan
publik yang prima bagi semua penduduknya sesuai yang telah diamanatkan
dalam Undang-Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang pelayanan publik disebutkan pengertian pelayanan publik
sebagai berikut : “Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik”.
Pelayanan publik merupakan suatu usaha yang dilakukan kelompok
atau seseorang birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
2
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu dari pelaksanaan pelayanan
publik yaitu administrasi kependudukan yang berada di suatu pemerintahan.
Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan
penertiban dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi
kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
Pemerintah sebagai service provider (Penyedia Jasa) bagi masyarakat
dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Apalagi pada era
otonomi daerah kualitas dari pelayanan aparatur pemerintah akan semakin
ditantang untuk lebih optimal, kompeten dan mampu menjawab tuntutan yang
semakin tinggi dari masyarakat, baik dari segi kuantitas maupun dari segi
kualitas. Pelayanan publik yang berkualitas merupakan pelayanan yang
mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Namun pada kenyataannya penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilakukan oleh pemerintah masih dihadapkan pada pelayanan yang belum
efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia yang belum memadai.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya pengaduan dari masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti melalui media massa yang menuntut
peningkatan kualitas pelayanan publik. Masyarakat setiap waktu menuntut
pelayanan publik yang berkualitas, meskipun tuntutan tersebut sering tidak
sesuai dengan harapan karena pelayanan publik yang terjadi selama ini masih
berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.
3
Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa, Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1
ayat 1 UU No.6 Tahun 2014).
Desa kini mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dibuktikan
dengan adanya 2 asas penting yaitu, rekognisi dan subsidiaritas. Desa
diberikan pengakuan serta penghargaan untuk mengatur kewenangannya
sendiri sesuai hal-hal strategis yang ada di Desa. Dalam menjalankan roda
pemerintahannya desa mempunyai 4 kewenangan, Kewenangan Desa meliputi
kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat
istiadat Desa.
Pelayanan publik dalam hal ini pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah desa untuk melayani masyarakat perlu memperhatikan kebutuhan
pelanggan yaitu masyarakat. Kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi jika
pelayanan publik dapat memberikan pelayanan yang memenuhi indikator
pelayanan yang baik yaitu kepastian waktu pelayanan, kesopanan dan
keramahan, tanggung jawab, kelengkapan serta kemudahan mendapatkan
4
pelayanan seperti yang diamanatkan pada Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003. Jika pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah desa telah memenuhi kriteria tersebut maka dapat dikatakan
kebutuhan masyarakat telah terpenuhi sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada masyarakat.
Pelayanan dibidang administrasi kependudukan merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Pelayanan administrasi
kependudukan yang diinginkan masyarakat adalah pelayanan yang cepat,
tepat, jelas, dan ramah seperti yang diatur dalam keputusan Menteri Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Pelaksanaan administrasi ditingkat desa atau kelurahan diiatur dalam
Pengaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016 Tentang
Administrasi Pemerintah Desa. Pada pasal 2 mengatakan administrasi
pemerintah desa meliputi administrasi umum; administrasi penduduk;
administrasi keuangan; administrasi pembangunan; administrasi lainnya.
Keberadaan pemerintah desa yang diserahkan tugas dalam bidang
administrasi kependudukan menduduki posisi yang sangat penting karena
sebagai unit pemerintahan yang mengetahui secara pasti segala kondisi dan
permasalahan yang ada diwilayahnya, maka input kepada pemerintah
kecamatan yang menyangkut berbagai keterampilan dan informasi sangatlah
dibutuhkan dalam mengambil kebijakan daerah maupun nasional untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan secara menyeluruh. Dengan demikian
5
aparat desa dalam pelaksanaan tugasnya, terutama yang berhubungan dengan
penggunan administrasi penduduk semakin dituntut bekerja keras dalam
memiliki kemampuan yang optimal guna memperlancar pelaksanaan tugas
pemerintahan.
Pada dasarnya penyelenggaraan administrasi kependudukan
mempunyai peran dalam pemerintahan dan pembangunan desa. Sejalan
dengan arah penyelenggaraan administrasi kependudukan, pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar administrasi
kependudukan harus ditata dengan baik agar memberikan manfaat dalam
pembangunan menuju tata pemerintahan yang baik. Berlakunya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, dimana
otonomi daerah didefinisikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Oleh karena itu, pemerintahan desa dibawah pemerintahan
mempunyai hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya sendiri.
Kejelasan prosedur dan persyaratan dalam pengurusan administrasi
kependudukan belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat desa. Sehingga
proses pelayanan pengurusan administrasi kependudukan seringkali
mengalami kendala. Kendala-kendala yang bermula dari ketidak pahaman
masyarakat tentang prosedur dan persyaratan dalam mengurus administrasi
kependudukan didesa akan menjadi masalah yang berkepanjangan jika tidak
segera diatasi.
6
Masalah lain yang sering ditemukan di kantor desa terkait dengan
informasi pelayanan administrasi kependudukan yaitu bahwa belum ada
pemasamgan gambar alur atau tata cara pengurusan surat-surat seperti untuk
mengurus surat pengantar kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK),
Surat Pengantar Nikah, Surat Pengantar Cerai, Surat Keterangan Tidak
Mampu, Surat Keterangan Pindah, yang ditempel dipapan pengumuman
hanyalah syarat untuk membawa surat pengantar dari RT, RW dan Dukuh.
Hal ini menyebabkan masyarakat bingung dan tidak mengetahui tata cara
untuk mengurus surat-surat yang berhubungan dengan administrasi
kependudukan.
Dari beberapa permasalahan yang ada dikantor Desa Ponjong bahwa
dalam memberikan pelayanan pengurusan administrasi kependudukan
ternyata belum memuaskan. Hal tersebut dipengaruhi oleh aparat pemerintah
desa yang belum sepenuhnya memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat. Sarana dan prasaran yang ada dikantor desa juga belum memadai,
sehingga proses pelayanan menjadi tidak optimal.
Sebagai aparatur pemerintah desa Ponjong, pelayanan kepada
masyarakat adalah tujuan utama yang tidak mungkin dapat dihindarkan
karena merupakan kewajiban menyelenggarakan pelayanan dengan
memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Akan tetapi masih
dijumpai kelemahan secara umum terkait dengan pelayanan aparatur
pemerintah desa yang belum efektif. Hasil observasi yang dilakukan di kantor
desa Ponjong tentang pelayanan pengurusan administrasi kependudukan,
7
tidak ditemukannya gambar-gambar, informasi, dan syarat-syarat pengurusan
surat administrasi kependudukan yang di pasang pada papan Informasi.
Kelemahan tersebut diantaranya pelayanan yang rumit dan tidak sederhana,
kurangnya keterbukaan prosedur dalam memperolah pelayanan, kurang
efisien.
Adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelayanan itu
sendiri antara lain dari masyarakat, kemampuan pegawai, peraturan yang
diterapkan, dan fasilitas yang mendukung proses pelayanan. Kelemahan-
kelemahan yang ada didesa sendiri berasal dari aparat pemerintah desanya.
Aparat pemerintah desa dalam melayani masyarakat yang akan mengurus
administrasi kependudukan masih belum optimal dikarenakan masih ada
warga yang mengeluh pelayanan yang diberikan tidak tepat waktu,
masyarakat kurang memahami persyaratan pengurusan surat administrasi
kependudukan. Oleh karena itu peran para aparat pemerintah desa Ponjong
semakin penting dan sangat menentukan kemajuan suatu unit pemerintahan.
Fakta diperlukan aparat pemerintah desa yang benar-benar mampu dan dapat
bekerja sama dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Pemerintah desa Ponjong adalah penyelenggara pelayanan didesa
paling dekat dengan masyarakat. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Sebagai penyedia layanan ditingkat paling bawah
tentunya berupaya memberikan pelayanan yang memuaskan, mudah, tidak
berbelit-belit, biaya terjangkau, ramah, sopan tanggap dan lain-lainnya. Demi
peningkatan kualitas pelayanan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Disisi lain
kepuasan masyarakat adalah tolak ukur dari keberhasilan pelayanan publik
8
yang diberikan oleh pemerintah desa, oleh karena itu pelayanan publik harus
difokuskan pada pemenuhan kabutuhan masyarakat secara maksimal.
Berdasarkan uraian masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di Kantor Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul dengan Judul “Pelayanan Pemerintah Desa Dalam
Pengurusan Administrasi Kependudukan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan perihal masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : Bagaimana Pelayanan Pemerintah Desa Dalam Pengurusan
Administrasi Kependudukan.
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pelayanan pemerintah
desa dalam pengurusan administrasi kependudukan di Desa Ponjong
Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY).
D. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, maka
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
pengetahuan yang lebih lengkap khususnya mengenai Pelayanan
Pemerintah Desa Dalam Pengurusan Administrasi Kependudukan
sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
kepada Kantor Desa Ponjong untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
b. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal terjun
ke masyarakat mengenai pelaksanaan pelayanan publik. Serta untuk
penyusunan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa“APMD” Yogyakarta.
c. Bagi Sekolah Tinggi Pembangunan masyarakat Desa”APMD”
Yogyakarta
Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi dan kajian
mahasiswa Sekolah Tinggi Pembangunan masyarakat Desa”APMD”
Yogyakarta, khususnya mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan.
E. Kerangka Teori
Pelayanan Publik
1. Pelayanan
Pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang
lain sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan apa yang
diperlukan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995:571).
10
Sedangkan menurut Moenir (2010 : 26) pelayanan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode
tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai
dengan haknya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,
karena itu pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses,
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi
seluruh kehidupan orang dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Groonros (1990:27) dalam Ratminto dan
Atik (2005:2) pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan
karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh perusahaan pemberi
pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang
maupun sekelompok orang untuk melayani, membantu, menyiapkan,
mengurus dan menyelesaikan keperluan yang dapat dirasakan melalui
hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan yang menggunakan
peralatan berupa sarana dan prasarana kantor pemerintahan desa.
11
2. Pelayanan Publik
Pelayanan sangat berkaitan erat dengan masyarakat. Sehingga
pelayanan lebih dikenal dengan istilah pelayanan publik. Publik
berasal dari bahasa Inggis “Public” yang berarti umum, masyarakat
dan negara, kata publik dalam bahasa Indonesia baku diartikan
sebagai umum orang banyak dan ramai.
Menurut Sinambela (2011:5) pelayanan publik diartikan sebagai
pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tatacara yang telah ditetapkan.
Dalam keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara
Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan,
pelayanan publik adalah “segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima layanan maupun pelaksana ketentuan
peraturan perundang-undangan”, (Ratminto & Atik, 2005:18)
Sedangkan di dalam Undang-undang No 25 tahun 2009 tentang
pelayanan publik, mendefinisikan bahwa pelayanan publik adalah
“kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik”.
12
Menurut Pasal 5 Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, ruang lingkup pelayanan publik meliputi:
Pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Ruang lingkup
tersebut termasuk pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha,
tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,
kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber
daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya.
Berdasarkan definisi di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
pelayanan publik adalah serangkaian proses atau usaha yang
dilakukan perorangan maupun instansi publik untuk melayani,
membantu, menyiapkan, mengurus dan menyelesaikan keperluan yang
dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi
pelayanan,untuk mencapai tujuan tertentu atau melaksanakan
ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan sebelumnya.
3. Asas Pelayanan Publik
Asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik mejadi prinsip dasar
sebagai acuan dalam pengorganisasian, acuan kerja serta pedoman
penilaian kinerja bagi setiap penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan
zaman. Pemerintah sebagai Penyelenggara pelayanan publik harus
bisa memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya dalam bidang jasa
pelayanan. Untuk bisa memberikan pelayanan yang memuaskan dan
13
yang diharapkan oleh pengguna jasa, maka penyelenggara pelayanan
harus memenuhi asas-asas pelayanan.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas
pelayanan sebagai berikut (keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun
2004) dalam (Ratminto & Atik,2005:19-20) :
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
layanan dengan berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publikdengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan gender, dan status ekonomi.
14
f. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
Pada kutipan asas pelayanan publik dapat peneliti
menyimpulkan yaitu penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi
asas transparansi (keterbukaan), kesederhanna dan kejelasan prosedur
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna
layanan.
Asas-asas penyelenggaraan pelayanan publik juga diatur dalam
pasal 4 Undang-udang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik yang dikutip oleh Eny Kusdarini (2011: 190) yakni terdiri dari
beberapa asas:
a. Kepentingan umum yaitu pemberian pelayanan tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan atau golongan.
b. Kepastian hukum yaitu jaminan terwujudnya hak dan kewajiban
dalam penyelengaraan pelayanan.
c. Kesamaan hak yaitu pemberian pelayanan tidak membedakan
suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.
d. Keseimbangan hak dan kewajiban yaitu pemenuhan hak harus
sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh
pemberi maupun penerima pelayanan.
e. Keprofesionalan yaitu pelaksana pelayanan harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.
15
f. Partisipatif yaitu peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan, dan harapan masyarakat.
g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif yaitu setiap warga negara
berhak memperoleh pelayanan yang adil.
h. Keterbukaan yaitu setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah
mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang
diinginkan.
i. Akuntabilitas yaitu proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu
pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga
tercipta keadilan dalam pelayanan.
k. Ketepatan waktu yaitu penyelesaian setiap jenis pelayanan
dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.
l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan yaitu setiap jenis
pelayanan dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pelayanan publik akan
berkualitas apabila memenuhi asas-asas diantaranya: transparansi,
akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan
hak dan kewajiban, keprofesionalan, fasilitas, ketepatan waktu dan
kemudahan.
16
4. Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Menurut Bharata 2004 terdapat 4 (empat) unsur penting dalam
proses pelayanan publik, yaitu :
a. Penyedia layanan yaitu pihak yang dapat memberikan suatu
layanan tertentu kepada konsumen, berupa layanan dalam bentuk
penyediaan dan penyerahan barang dan jasa;
b. Penerima layanan yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen
yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan;
c. Jenis layanan yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia
layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan;
d. Kepuasan pelanggan yaitu dalam memberikan layanan penyedia
layanan harus mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu
kepuasan pelanggan.
Hal ini sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang
diperoleh para pelanggan itu biasanyasangat berkaitan erat dengan
standar kualitas barang dan/atau jasa yang mereka nikmati.
(www.kajianpustaka.com).
Unsur-unsur pelayanan publik adalah proses pelayanan baik itu
pemberi layanan, penerima layanan, jenis pelayanan dan kepuasan
pelanggan yang menjadi tolak ukur pelayanan.
5. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Penyelenggara pelayanan publik perlu memperhatikan dan
menerapkan prinsip, standar, pola penyelengaraan, biaya, pelayanan
17
bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan wanita,
pelayanan khusus, biro jasa pelayanan, tingkat kepuasan masyarakat,
pengawasan penyelenggaraan, penyelesaian pengaduan sengketa, serta
evaluasi kinerja penyelengaraan pelayanan publik, (Ratminto &
Atik,2005:21). Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanaan terdapat prinsip pelayanan publik yaitu sebagai berikut :
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal :
i. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik;
ii. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan
penyelesaian keluhan / persoalan / sengketa / dalam
pelaksanaan pelayanan publik;
iii. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
d. Akurasi
Prodak pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.
18
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang
ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan / persoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk penyedian sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika.
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana layanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
Pemberi layanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,
ramah,serta memberikan pelayanan dengan iklas.
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan,
seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.
19
Dari beberapa kutipan diatas prinsip pelayanan publik adalah
suatu pemberian layanan yang diberikan kepada pengguna layanan
yang berdasarkan kesederhanaan, keterbukaan, tanggung jawab, tidak
diskriminasi dan bertanggung jawab.
6. Kualitas Pelayanan Publik
Kualitas pelayanan (service quality) telah hampir menjadi faktor
yang menetukan dalam menjaga keberlangsungan suatu organisasi
birokrasi pemerintah maupun organisasi perusahaan. Kualitas
pelayanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa
publik, sangat penting dalam upaya mewujudkan kepuasan pengguna
jasa publik (customer satisfaction).
Menurut Ibrahim (2008: 46), kualitas pelayanan publik
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya
ditentukan pada saat terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut.
Menurut Tjiptono, ciri-ciri atau atribut-atribut yang ikut menentukan
kualitas pelayanan publik adalah :
a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan
proses;
b. Akurasi pelayanan, meliputi bebas dari kesalahan;
c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan;
d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyak petugas
yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti
komputer;
20
e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan
lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan
informasi dan lain-lain
f. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-
AC, kebersihan dan lain-lain.
Menurut Zeithhaml, Parasurman & Berry dalam Ratminto &
Atik (2005:175-176) berdasarkan review literatur diketemukannya ada
beberapa indikator-indikator sesuai dengan fokus dan konteks
penelitian yang dilakukan dalam proses penemuan dan penggunaan
indikator tersebut dengan lima dimensi pelayanan publik. untuk
mengetahui pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh pengguna
layanan, terdapat indikator ukuran kepuasan pengguna layanan yang
terletak pada lima dimensi pelayanan menurut apa yang dikatakan
pengguna layanan. Kelima dimensi tersebut, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung)
Kualitas pelayanan berupa sarana fisik dari gedung perkantoran,
peralatan,pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain. seperti
komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.
b. Reliability (kehandalan)
Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan
secara akurat.
c. Responsiveness (daya tanggap)
Kesukarealaan untuk menolong pengguna layanan dan
menyelenggarakan pelayanan secara iklas.
21
d. Assurance (jaminan)
Pengetahuan dan kesopanan para petugas dan kemampuan
mereka dalam memberikan kepercayaan kepada pengguna
layanan.
e. Empathy (empati)
Perlakuan atau sikap pribadi yang diberikan oleh penyedia
layanan kepada pengguna layanan.
Pelayanan publik dalam hal ini pelayanan yang dilakukan oleh
pemerintah desa untuk melayani masyarakat perlu memperhatikan
kebutuhan pelanggan yaitu masyarakat. Kebutuhan pelanggan dapat
terpenuhi jika pelayanan publik dapat memberikan pelayanan yang
memenuhi indikator pelayanan yang baik yaitu kepastian waktu
pelayanan, kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan
serta kemudahan mendapatkan pelayanan seperti yang diamanatkan
pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63
Tahun 2003, jika pelayanan yang diberikan oleh pemerintah desa telah
memenuhi kriteria tersebut maka dapat dikatakan kebutuhan
masyarakat telah terpenuhi sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada masyarakat.
Dari beberapa pendapat diatas mengenai tolak ukur kualitas
pelayanan publik, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
salah satunya yaitu: ukuran kualitas pelayanan publik menurut
Zeithhaml-Parasurman-Berry dalam Ratminto & Atik (2005:175-176)
22
dengan lima dimensi pelayanan publik. Kelima dimensi tersebut
adalah tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy.
Alasan peneliti menggunakan teori ini adalah teori ini sudah teruji
untuk mengukur kualitas pelayanan selain itu hal ini dilakukan agar
peneliti fokus dalam penelitian administrasi kependudukan desa.
Pemerintah Desa
Pemerintah desa adalah simbol formal dalam kesatuan masyarakat desa.
Pemerintah desa diselenggarakan dibawah pimpinan seorang kepala desa
beserta para pembantunya (perangkat desa),mewakili masyarakat desa guna
hubungan keluar maupun ke dalam masyarakat yang bersangkutan. (Saparin
2009:19 dalam Umar Naim, 2017:35-36).
Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa
ditegaskan bahwa pengertian pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan
pemerintahan desa tidak hanya menyelenggarakan urusan desa saja, tetapi
juga menyelenggarakan urusan pemerintahan diatasnya yang terkait dengan
desa. Pemerintahan desa diselenggarakan oleh pemerintah desa. Adapun yang
dimaksud dengan pemerintah desa adalah kepala desa atau yang disebut nama
lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
(Umar Nain, 2017:36)
Pemerintah desa sebagai pelayan masyarakat ditingkat desa adalah
menyediakan pelayanan kepada masyarakat serta menyejahterakan
23
masyarakat desanya. Kesejahteraan masyarakat akan terwujud apabila
kebutuhan masyarakat desa dapat terpenuhi, yakni terpenuhinya hak-haknya
sebagai warga masyarakat; yaitu bebas berpendapat dan menyampaikan
aspirasi serta mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pemerintah desa.
Hal ini sangat berkaitan erat dengan peran pemerintah desa dalam melayani
dan mengayomi masyarakat desa. Dalam kinerjanya, pemerintah desa harus
profesional, efisien dan efektif, terbuka serta bertanggung jawab. Seperti yang
sudah di jelaskan didalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa pasal 24 yang mengamanatkan penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan asas kepastian hukum; tertib penyelenggaraan pemerintahan;
tertib kepentingan umum; keterbukaan proporsionalitas; profesionalitas;
akuntabilitas; efektivitas dan efisiensi; kearifan lokal; keberagaman; dan
partisipatif; dengan demikian diharapkan pelayanan didesa mengalami
peningkatan dan juga dapat mensejahtrakan masyarakatnya.
Pelaksanaan administrasi ditingkat desa atau kelurahan diiatur dalam
Pengaturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016 Tentang
Administrasi Pemerintah Desa. Pada pasal 2 mengatakan administrasi
pemerintah desa meliputi administrasi umum; administrasi penduduk;
administrasi keuangan; administrasi pembangunan; administrasi lainnya.
Tujuan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah meningkatkan
kesejahtraan masyarakat, sehingga tugas pemerintah termasuk pemerintahan
desa adalah pemberian layanan (services), pemberdayaan (empowerment),
serta pembangunan (development) yang seluruhnya diabdikan bagi
kepentingan masyarakat (Rasyid, 1996: 37-38. Dalam Umar Naim, 2017: 37).
24
Keberadaan pemerintah desa yang diserahkan tugas dalam bidang
administrasi kependudukan menduduki posisi yang sangat penting karena
sebagai unit pemerintahan yang mengetahui secara pasti segala kondisi dan
permasalahan yang ada diwilayahnya, maka input kepada pemerintah
kecamatan yang menyangkut berbagai keterampilan dan informasi sangatlah
dibutuhkan dalam mengambil kebijakan daerah maupun nasional untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan secara menyeluruh. Dengan demikian
aparat desa dalam pelaksanaan tugasnya, terutama yang berhubungan dengan
penggunaan administrasi penduduk semakin dituntut bekerja keras dalam
memiliki kemampuan yang optimal guna memperlancar pelaksanaan tugas
pemerintahan.
Administrasi kependudukan
Pengertian Administrasi, adalah kata kerja sedangkan kata bendanya
adalah administration dan kata sifatnya adalah administratiavus. Dalam
kegiatan sehari-hari untuk istilah administrasi di bagi menjadi dua bagian
yaitu : Administrasi dalam pengertian yang sempit menurut Silalahi (1994:5)
dalam bukunya yang berjudul Studi Tentang Ilmu Administrasi, adalah :
“Penyusunan dan Pencatatan data dan informasi secara sistematis dengan
maksud menyediakan keterangan serta mempermudahkan, memperoleh
kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu sama lain.”
Administrasi dalam pengertian yang luas adalah seluruh proses kerja sama
satu orang atau lebih dalam mencapai tujuan bersama, (Simbolon, 2004:6).
25
Pelayanan administrasi kependudukan merupakan bagian dari pelayanan
publik yang harus diselenggarakan oleh negara guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam bidang administratif.
Menurut The Liang Gie dalam buku ilmu administrasi publik (Inu
Kencana Syafiie,2010) administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang
dalam kerja sama mencapaitujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
kependudukan adalah hal-hal yang berhubungan dengan struktur, jumlah,
jenis kelamin, umur, perkawinan, kehamilan, kematian dan lain-lain hingga
ketahanan yang berhubungan dengan ekonomi, sosial, budaya serta politik.
(www.pengertianku.net>umum)
Dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
kependudukan yang dimaksud dengan administrasi kependudukan adalah
rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dokumen berkaitan dengan
jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kualitas, kondisi, kesejahteraan,
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan.
Setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh dokumen
kependudukan, pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan
pencatatan sipil, kepastian hukum atas kepemilikan dokumen, informasi
mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil atas dirinya
dan/atau keluarganya serta ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat
kesalahan dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
26
Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan dokumen kependudukan adalah
dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai
kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pendaftaran
penduduk dan pencatatan sipil. Dokumen kependudukan pada dasarnya
seperti : (1) Biodata penduduk (2) Kartu Keluarga (KK) (3) Kartu Tanda
Penduduk (KTP), (4) Surat Keterangan Kependudukan, (5) Akta Pencatatan
Sipil.
Adapun surat keterangan kependudukan meliputi : (1) surat keterangan
pindah, (2) surat keterangan pindah datang, (3) surat keterangan pindah
keluar negeri, (4) surat keterangan datang dari luar negeri, (5) surat
keterangan tempat tinggal, (6) surat keterangan kelahiran, (7) surat
keterangan lahir mati, (8) surat keterangan batal kawin, (9) surat keterangan
pembatalan perkawinan, (10) surat keterangan kematian, (11) surat
keterangan pengangkatan anak, (12) surat keterangan pelepasan
kewarganegaraan indonesia, (13) surat keterangan pengganti identitas, (14)
surat keterangan pencatatan sipil. (www.academi.edu>kurniawan_wibowo)
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan
(Undang-Undang No. 23 Tahun 2006) Kependudukan adalah hal ihwal yang
berkaitan dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran,
perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta
ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
27
F. Ruang Lingkup
Untuk mempermudah penulisan laporan penelitian ini dan agar lebih
terarah serta berjalan dengan baik, maka perlu sekiranya dibuat suatu batasan
masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam penelitian
ini, yaitu :
1. Tangibles (bukti langsung)
Kualitas pelayanan berupa sarana fisik dari gedung perkantoran,
peralatan,pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain. seperti komputerisasi
administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.
2. Reliability (kehandalan)
Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat.
3. Responsiveness (daya tanggap)
Kesukarealaan untuk menolong pengguna layanan dan menyelenggarakan
pelayanan secara iklas.
4. Assurance (jaminan)
Pengetahuan dan kesopanan para petugas dan kemampuan mereka dalam
memberikan kepercayaan kepada pengguna layanan.
5. Empathy (empati)
Perlakuan atau sikap pribadi yang diberikan oleh penyedia layanan kepada
pengguna layanan.
28
G. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai metode adalah
deskriptif yang memusatkan pada pemecahan masalah yang aktual, data-
data yang dikumpulkan, disusun kemudian menggambarkan dan
dipaparkan selanjutnya data dianalisis.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengunakan pendekatan
naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman
tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus (Lexy, J.
Moleong, 2006:6). Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian
tentang pelayanan pemerintah desa dalam pengurusan administrasi
kependudukan di Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Unit Analisis
a. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Pelayanan Pemerintah
Desa Dalam Pengurusan Administrasi Kependudukan Di Desa
Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta”.
b. Subjeknya adalah sumber-sumber informasi dan orang-orang yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam bidang pengurusan
administrasi kependudukan, yang dapat memberikan dan memperkaya
data sehingga data yang didapatkan akurat sesuai dengan
permasalahan yang menjadi pusat perhatian peneliti. Alasan tersebut
29
di atas maka penulis mengambil beberapa sumber yang dianggap
paling sesuai dan kompeten perihal masalah yang diteliti sebagai
informan. Metode pengambilan informan dalam penelitian ini
menggunakan Teknik Purposive yakni mengambil informan dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu pada pihak yang
terkait yang relevan dengan pembahasan untuk dijadikan sumber data
yang di perlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi subyek
penelitian yaitu sebagai berikut :
Tabel I.1
Informan secara umum No Nama L/P Usia Pendidikan Jabatan/Pekerjaan
1. Arif Fauzi L 52 SMA Kepala Desa
2. Wakhid Arianto L 40 SMK Sekretaris Desa
3. Puji Astuti P 46 SMA Kaur Perencanaan
4. Oktarina Fajar Kurniawati
P 36 S1 Dukuh
5. M. Mahfudz Isa M L 34 SMK Dukuh
6. Doonye A L 41 D3 Kaur Keuangangan
7. Ahmad Suryana S. Ip
L 49 S1 Kaur Tata Usaha & Umum
8. Budiman S
Nuggroho
L 45 S1 Kasi Pemerintahan
9. Ibu Suparti P 53 SMP Dukuh
10. Iksan Dwi Nanda L 36 D2 Staf Kasi
Pemerintahan
11. Ida Farida P 30 SMP Petani
12. Suprianti P 40 SMP Petani
13. Panekam P 40 SMP Wirausaha
14. Tukino L 53 SMA Petani
15. Ibu Etin P 40 SMP Wirausaha
16. Tugiman L 57 SMA RT
17. Yono L 45 SMP Petani
18. Rubiati P 45 SMP Petani
19. Rusyanto L 50 SMA Petani
20. Pak Legiman L 54 SMA PNS/ASN
Sumber data primer 2019
30
c. Lokasi penelitian
Lokasi Penelitian Yaitu Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan tiga teknik pengumpulan
data yaitu, pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
a. Teknik Pengamatan/Observasi,
Menurut nasution MA, Observasi sebagai dasar ilmu pengetahuan.
Dalam arti para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu
fakta mengenai kenyataan yang di peroleh melalui observasi yang di
lakukan (Nasution MA, 1998:36).
Teknik pengumpulan data dengan observasi yaitu teknik pengumpulan
data secara langsung di lapangan. Teknik ini digunakan untuk
mengamati dan melihat proses pelaksanaan pelayanan publik yang
terjadi antara pegawai pelayanan dan masyarakat sebagai pengguna
layanan di KantorDesa Ponjong.
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang di lakukan dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Lexy J. Moleong).
Teknik wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data atau informasi secara mendalam mengenai pelaksanaan
31
pelayanan pengurusan Administrasi Kependudukan di Kantor Desa
Ponjong . Teknik wawancara ini dilakukan dengan menyiapkan
pedoman wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang memuat pokok-pokok permasalahan yang akan diteliti.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pemerintah desa di
Kantor desa sebagai pemberi layanan dan masyarakat sebagai
pengguna layanan.
c. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mencari data
sekunder berupa dokumen-dokumen resmi dan catatan-catatan yang
disimpan sebagi arsip.
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan
data yang di peroleh dari dokumen-dokumen yang berhubungaan
dengan masalah penelitian. Dokumen sebagai sumber data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, dan bahkan untuk
meramalkan hasil penelitian (Lexy J. Moleong, 2007:161).
Dalam penelitian ini dokumen yang akan dikumpulkan adalah
dokumen yang berkaitan dengan catatan peningkatan layanan, sarana
dan prasarana layanan yang dimiliki serta penunjang pelayanan
lainnya.
32
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
interprestasi data dalam penelitian ini adalah menggunakan interprestasi
deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan fenomena yang
terjadi dilapangan dalam bentuk kalimat yang saling berkesinambungan
sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini
(Lexy J. Moleong, 2007:15).
Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisis
datakualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian
berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah dari teknik analisis data kualitatif.
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat diambil.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan
informasi di susun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks
naratif (catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.
33
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu bagian dari teknik
analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis
yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.
34
BAB II
PROFIL DESA PONJONG
A. Sejarah Desa
Sekilas sejarah Desa Ponjong yang dimulai pada tahun 1912 bernama
Kademangan dan pada tahun itu juga terjadi peralihan dari Kademangan
berubah nama menjadi Kelurahan Ponjong Kapenewon/Asisten Ponjong.
Adapun pimpinan pada saat itu disebut dengan sebut Lurah yang dijabat oleh
beliau bapak Iro Taruno sampai pada tahun 1925. Sebagai gantinya pada
tahun 1925 sampai tahun 1935 Lurah Desa Ponjong dijabat oleh bapak Projo
Atmojo yang kemudian oleh masyarakat sekitar disebut dengan Bendoro
Lurah atau Ndoro Lurah. Pada tahun 1935 bapak Harjo Atmojo menjadi Lurah
Desa Ponjong menggantikan bapak Projo Atmojo sampai dengan tahun 1946
dan mendapat gelar Ndoro Dongkol.
Setelah bapak Harjo Atmojo pada tahun 1946 Lurah Desa Ponjong
dijabat oleh bapak Pawiro Yahyo sampai pada tahun 1948 yang kemudian
pada tahun 1949 Lurah Desa Ponjong di jabat oleh bapak Pawiro Suwito yang
dibantu oleh pamong lainnya. Adapun nama-nama Kepala Desa yang pernah
memimpin Desa Ponjong pada table dibawah ini:
35
Tabel II.1
Nama-Nama Lurah/Kepala Desa sebelum
dan sesudah berdidrinya Desa Ponjong
No Periode Nama Lurah/kepala Desa
1. 1912-1925 Iro Taruno
2. 1925-1935 Projo Atmo
3. 1935-1946 Harjo Atmo
4. 1946-1948 Pawiro Yahyo
5. Sd/1949 Pawiro Suwito
Sumber : Profil Desa Ponjong 2019
Tabel diatas menujukkan bahwa Kepemimpinan lurah/kepala desa
Ponjong sangat bervariasi dari masa ke masa. Masa kepemimpinan
lurah/kepala desa ada yang menjabat selama 6 tahun,10 tahun atau setara
dengan 1 periode dan 2 periode bahkan ada yang hanya menjabat 2 tahun lalu
di ganti. Jika dianalisis secara akademis maka banyak hal yang membuat
terjadinya pergantian kepemimpinan, salah satunya adalah kualitas
kepemimpinan dan loyalitas dalam pelayanan.
Pamong pembantu kepala desa Masing-masing pamong pada waktu
itu mempunyai 1 orang pembantu dalam melaksanakan tugasnya. Pembantu
Carik pada waktu itu dijabat oleh bapak Siswo Taruno, pembantu Sosial
dijabat Bapak Pawiro KartoRukiyo, pembantu Kemakmuran dijabat bapak
Karso Suwarno, pembantu Keamanan Bapak Pawiro Sumariyo sedangkan
pembantu Kaum pada saat itu dijabat oleh bapak Muh. Ahlan yang semua itu
adalah sebagai unsur tehnik administrasi sedangkan unsur kewilayahan diatur
sendiri.
36
Tabel II.2
Pamong Pembantu Kepala Desa
No. Nama Jabatan
1. Pawiro Suwito Lurah
2. Noto Disastro Carik
3. Muh Syahidi Sosial
4. Suro Atmojo Kemakmuran
5. Muh Dasuki Keamanan
6. Muh,Kholil Kaum
Sumber : Profil Desa Ponjong 2019
Pada tahun 1958 Bapak Noto Disastro yang menjabat carik Desa
Ponjong diangkat menjadi Upas sebutan untuk juru tulis di Kecamatan
Karangmojo, kemudian jabatan Carik Desa ponjong diganti oleh Bapak Karto
Dinomo hingga tahun 1984. Adapun pada tahun 1965 bapakMuh.
Syahididiangkat sebagai Karateker Lurah hingga tahun 1973, yang kemudian
ditetapkan menjadiLurah Desa Ponjong hingga tahun 1984.Dan pada tahun
tersebut hingga tahun 1985 Lurah Desa dijabat sementara (PJS) oleh bapak
Hadi Nur Hasyim hingga ditetapkan Lurah Desa Terpilih Bapak Drs.
Sugijono, Bapak Pujo Atmojo menggantikan jabatan Sosial hingga tahun
1978 dan pada tahun 1978 hingga tahun 1990 untuk Sosial Desa Ponjong
dijabat oleh bapak Hadi Nur Hasyim dan kemudian diganti oleh bapak
Tukiman hingga sekarang.
Bapak Suro Atmojo menjabat Kemakmuran sampai dengan tahun
1973 dan digantikan oleh bapak Noto Sucipto hingga tahun 1993 selanjutnya
dijabat oleh saudara Parja hingga sekarang, sedangkan pada tahun 1990
Bapak Muhamad Dasuki yang menjabat Keamanan digantikan oleh bapak
Hadi Nur Hasyim sampai dengan tahun 2004, kemudian beliau dilantik
37
menjadi Lurah Desa Ponjong menggantikan bapak Drs.Sugijono yang telah
berakhir masa jabatannya. Bapak Muh. Kholil menjabat Kaum hingga tahun
1991 kemudian digantikan oleh bapak Jahidi hingga saat ini.
Pemerintahan Iro Taruno sampai dengan era Raden Somoatmojo /
Ndoro dongkol berstatus Pangeran Projo. Unsur kewilayahan belum jelas
yang selanjutnya berubah-ubah mengenai batas-batas wilayah dan
jumlahnya.Kemudian sejak era Lurah Pawiro Yahyo mengenai status berubah
dari Pangreh Projo menjadi Pamong Desa / Pamong Kalurahan yang
wilayahnya menjadi 11 wilayah yang dipimpin oleh Pamong tersebut.
Adapun struktur / pembagian wilayah sebagai berikut :
1. Lurah disampiri wilayah duren di anthekkan kepada bapak Muslim.
2. Carik disampiri wilayah Tembesi di anthekkan kepada bapak Atmo
Pawiro.
3. Sosial disampiri wilayah Serut di anthekkan kepada bapak Cipto Rejo dan
pada tahun 1965 digantikan oleh bapak Wiryono.
4. Kemakmuran bapak Suro Atmojo langsung membawahi sendiri wilayah
Karangijo Kulon.
5. Keamanan disampiri wilayah Kuwon tidak menganthekan hingga tahun
1965 yang kemudian pada tahun itu dianthekkan kepada bapak Mustar.
6. Kaum disampiri wilayah Padangan dianthekkan Trisno Wiyono sampai
dengan tahun 1965 dan digantikan oleh bapak Muhkri.
7. Pembantu Carik dasampiri wilayah Karangijo Wetan.
8. Pembantu Sosial disampiri wilayah Ponjong.
9. Pembantu Kemakmuran disampiri wilayah Jaten.
38
10. Pembantu Keamanan disampiri wilayah Sumber Kidul.
11. Pembantu Kaum disampiri wilayah Sumber Lor.
Upah anthek-anthek tersebut yang menanggung adalah pajabat yang
menganthekkan dan tidak ada SK dari Pemerintah Kabupaten sehingga upah/
bengkok 6 orang anthek tersebut jauh berbeda dengan 5 orang pembantu
Kabag. Pada era Pemerintahan Camat bapak Kadiran dengan Bupati Ir.
DarmakunDarmo Kusumo anthek-anthek tersebut diberi SK Bupati sebagai
Pembantu Pamong dan berlaku diseluruh Desa se Kabupaten Gunungkidul,
dengan imbalan upah seperti yang ada / yang telah diterima.
B. Kondisi Geografis
Desa Ponjong yang merupakan Ibu Kota Kecamatan Ponjong, dan salah
satu desa yang menjadi Kawasan perencanaan Ibu Kota Kecamatan (IKK)
adalah Ponjong. Dengan potensi yang dimiliki, baik secara geografis maupun
secara kewilayahan, Desa Ponjong mempunyai daya dukung untuk
berkembang. Pontesi Sumber Daya Air, lokasi Densitas Wisata (DW), pusat
aktivitas komersial dan kedekatannya dengan jalur transportasi Semanu-
Karamojo, memberikan dampak untuk percepatan perkembangan Desa
Ponjong.
Dilihat dari tata guna lahan yang ada, secara umum dapat digambarkan
bahwa fungsi wilayah perencanaan masih didominasi ruang terbuka berupa
lahan kering dan lahan pertanian yang dilayani irigasi. Lahan pertanian ini
didukung oleh jaringan irigasi yang sumber airnya diambil dari Sumber
Ponjong yang letaknya, berdekatan dengan kantor Kepala Desa.
39
1. Letak dan Batas
Ketinggian tempat atau elevasi ditentukan berdasarkan elevasi
lahan daratan dari permukaan air laut, karena permukaan air laut dianggap
mempunyai elevasi 0 meter. Kecamatan Ponjong terletak pada ketinggian
antara 200-400 M dari permukaan air laut (dpal) dan Topografi Wilayah
dengan kategori datar sampai dengan bergunung. Kondisi berbukit terlihat
pada bagian Timur Laut, Timur, dan Selatan. Dimana
DesaPonjongterletak di wilayah bagian selatan pada daerah Cekungan
Wonosari dengan ketinggian 200 M dpal.
Bentuk lahan wilayah Desa Ponjong secara umum berupa dataran,
sebagian kecil bergelombang. Bentang lahan dari utara ke selatan
meliputi:lahan pertanian lahan kering, persawahan dan permukiman
berselang-seling.
Secara geografis Desa ponjong terletak di 3o 52’ 44” dan 7
o 52’
11” atau sebelah Timur Laut Kota Wonosari dengan jarak + 14 KM.
Secara administratif batas wilayah Desa Ponjong adalah :
a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Genjahan dan Desa
Sumbergiri
b) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Sumbergiri dan Desa Karang
Asem
c) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sidorejo dan Desa Bedoyo
d) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sidorejo
40
2. Klimatologi dan Hidrologi
Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah.
Komponen pembentuk iklim terdiri dari curah hujan dan temperatur.
Seperti kondisi di Kabupaten Gunung Kidul pada umumnya, Desa
Ponjong mengalami dua musim yaitu musim kemarau (April-Oktober) dan
musim penghujan (Oktober-April).
Berdasarkan data statistik Kabupaten Gunung Kidul, curah hujan
Kabupaten Gunung Kidul dalam tiga tahun terakhir berkisar 1.523-3.827
mm/tahun. Curah Hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan Desember-
Januari. Data curah hujan bulanan tertinggi selama tiga tahun terakhir
tercatat 484 mm, pada bulan desember 2007 (sumber : Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Kabupaten Gunung Kidul). Kondisi hidrologi di suatu
wilayah dapat ditinjau dari air permukaan dan air tanah (ground water).
Keberadaan air permukaan di wilayah perencanaan terdistribusi di
Sungai, danau di sebelah utara kantor desa dan kolam-kolam penduduk.
Danau tersebut tidak mengalami kekeringan pada musim kemarau, airnya
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk rumah tangga maupun
pertanian. Wilayah Desa Ponjong dilalui sungai, mengalir dari utara (Desa
Genjahan) ke arah selatan.
3. Luas Wilayah Dan Pembagian Wilayah Administratif
Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul,
mempunyai luas 628,0420 ha, yang terdiri atas 11 Pedukuhan, dengan luas
wilayah masing-masing sesuai tabel dibawah ini :
41
Tabel II.3
Luas Wilayah Dan Pembagian Wilayah Administratif
No. Pedukuhan RW RT Luas (M2)
1. Karangijo Kulon 1 5 484.930
2. Karangijo wetan 1 4 517.229
3. Sumber lor 1 5 729.337
4. Sumberkidul 1 4 538.125
5. Ponjong 1 4 520.405
6. Duren 1 4 647.910
7. Kuwon 1 4 650.355
8. Serut 1 4 568.170
9. Jaten 1 4 532.130
10. Tembesi 1 4 452.369
11. Padangan 1 4 639.460
Jumlah 11 46 6.280.420
Sumber : Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Tabel Tabel II.3 tersebut diketahui bahwa luas wilayah Desa
Ponjong sebesar 6.280.420 (M2). Luas wilayah masing-masing padukuhan
di Desa Ponjong sangat bervariatif. Padukuhan yang mempunyai luas
wilayah paling banyak adalah Padukuhan Sumber lor seluas 729.337 M2.
Luas wilayah paling sedikit adalah Padukuhan Tembesi seluas 452.369
(M2)
Pada 11 padukuhan yang terdapat di Desa Ponjong di pimpin oleh
seorang kepala Dusun/padukuhan. Dalam padukuhan terdapat mitra kerja
pemerintah desa yaitu Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetengga (RT).
Mitra kerja tersebut, dipimpin oleh seorang Ketua RW dan RT. Data pada
tabel II.3 pembagian wilayah desa. Terdapat mitra kerja pemerintah desa
di padukuhan dengan 1 orang ketua RW pada 11 padukuhan. Mitra kerja
lainya yaitu RT. paling banyak terdapat pada padukuhan karangijo kulon
42
dengan jumlah RT paling banyak yaitu 5 Ketua RT. Sedangkan 10
padukuhan lainya hanya mempunyai 4 ketua RT .
C. Keadaan Demografi
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk dan distribusinya pada setiap padukuhan dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II.4
Jumlah Penduduk Masing-Masing Pedukuhan
No. Pedukuhan Laki-Laki Perempuan Jumlah
(Jiwa)
1. Karangijo Kulon 330 350 680
2. Karangijo wetan 271 308 579
3. Sumber lor 330 340 670
4. Sumberkidul 226 213 439
5. Ponjong 219 225 444
6. Duren 230 242 472
7. Kuwon 228 249 477
8. Serut 132 134 266
9. Jaten 234 233 467
10. Tembesi 204 205 409
11. Padangan 235 265 500
Jumlah 2639 2764 5403
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Pada tabel II.4 jumlah penduduk perpadukuhan dapat dilihat pada
tabel tersebut. Diketahui jumlah penduduk menunjukkan bahwa penduduk
Desa Ponjong yang terdiri dari 11 padukuhan dan berjumlah 5403 jiwa.
Jumlah penduduk tersebut didominasi oleh perempuan dengan jumlah
2764 jiwa. Sedangankan laki-laki berjumlah 2639 jiwa.
Jika dilihat dari jumlah dan perkembangan penduduk
perpadukuhan, maka jumlah penduduk paling banyak terdapat pada
padukuhan Karangijo Kulon dengan jumlah penduduk 680 jiwa.
43
Sedangkan jumlah perkembangan penduduk paling sedikit terdapat pada
padukuhan Serut dengan jumlah penduduk 266 jiwa.
Jumlah dan perkembangan penduduk pada kawasan perencanaan
dapat berpengaruh terhadap perencanaan tata bangunan dan lingkungan,
karena dengan perkembangan penduduk dapat berpengaruh terhadap
perkembangan pembangunan atau perkembangan area terbangun akan
bertambah pada kawasan perencanaan dan juga untuk kebutuhan sarana
dan prasarana juga akan bertambah. Untuk itu diperlukan arahan mengenai
tata lingkungan dan permukiman pada kawasan perencanaan agar nantinya
pertumbuhan pembangunan pada kawasan perencanaan dapat tertata dan
tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan.
2. Kepadatan penduduk
Secara rincian jumlah keluarga dan kepadatan penduduk per Km2
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel II.5
Jumlah Kepala Keluarga dan
Kepadatan Penduduk perpedukuhan
No Pedukuhan
Jumlah
Keluarga
(KK)
Luas
Pedukuhan
(Ha)
Kepadatan
(Jiwa/Ha)
1. Karangijo Kulon 230 48,4700 13,02
2. Karangijo wetan 192 51,8680 10,78
3. Sumber lor 177 72,9100 8,53
4. Sumberkidul 53 53,7245 7,71
5. Ponjong 130 51,6925 7,82
6. Duren 131 64,2840 6,56
7. Kuwon 141 65,0390 7,35
8. Serut 67 56,8170 5,68
9. Jaten 120 54,8170 8,43
10. Tembesi 125 45,1915 8,76
11. Padangan 156 63,8865 8,05
Jumlah 1522 628,7000 8,31
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
44
Berdasarkan data kependudukan pada kawasan perencanaan
diketahui jumlah keluarga yang tertinggi pada Pedukuhan Karangijo
Kulon yaitu mencapai 230 keluarga dengan rata-rata penduduk per Ha
13,02 jiwa, dan jumlah keluarga terendah pada Padukuhan Sumberkidul,
yaitu 53 keluarga dengan rata-rata penduduk per Ha 5,68 jiwa.
3. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel II.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Tidak Sekolah 865
2. TK 283
3. SD 1202
4. SMP 952
5. SMA 1012
6. Akademi 3
7. D2 62
8. D3 129
9. S1 112
10. S2 43
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.6 diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa
Ponjong, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai Pasca Sarjana.
Penduduk yang tidak sekolah cukup tinggi. Berdasarkan tingkat
pendidikannya, tingkat pendidikan penduduk Desa Ponjong terbanyak
adalah Sekolah dasar (SD) dengan jumlah 1.202 Jiwa dan yang paling
sedikit adalah Akademi dengan jumlah 3 Jiwa.
45
4. Penduduk Berdasarkan Agama dan Kepercayaan
Gambar II.1
Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Dan Kepercayaan
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Berdasarkan data kependudukan, pemeluk agama Islam mencapai
5138 orang. kemudian Kristen sebanyak 10 orang dan Katholik paling
sedikit yaitu berkumlah 9 orang.
5. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel II.7
Jumlah Penduduk Berdasrkan Mata Pencaharian
No. Mata pencaharian Jumlah
1. PNS 166
2. Pensiunan 81
3. POLRI 6
4. Petani 941
5. Buruh Tani 490
6. Pegawai Swasta 363
7. Wiraswasta 302
8. Jasa 71
9. Peternakan 111
10. Pengangguran 543
11. TNI 1
Jumlah 3075
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
46
Penduduk Desa Ponjong, 80% bermata pencaharian petani. Untuk
angka pengganguran yang mencapai 543 Jiwa, ini merupakan
pengangguran tidakmutlak. Dimana pengangguran yang dimaksud adalah
cacah jiwa yang masuk dalam kategori usia tidak produktif. Jumlah
penduduk berdasarkan mata pencaharian paling banyak adalah petani
dengan jumlah 941 jiwa. Sedangakan jumlah penduduk berdasarkan mata
pencaharian paling sedikit adalah TNI.
D. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah melihat gambaran sektor
pendorong perkembangan ekonomi, kegiatan usaha dan perkembangan
penggunaan tanah, dan produktivitas kawasan.Sektor pendorong kegiatan
ekonomi pada wilayah Desa Ponjong dapat dilihat dari perkembangan
ekonomi dengan melihat potensi perekonomian di kawasan Desa Ponjong.
Dimana potensi tersebut dapat dilihat dari usaha yang dikembangkan di
masyarakat dan hasil produksi dari kegiatan usaha yang berkembang tersebut.
Dari data kependudukan di ketahui jumlah penduduk sebagian besar
berprofesi sebagai petani, sehingga dapat disimpulkan usaha pertanian
menjadi salah satu usaha yang berkembang di kawasan Desa Ponjong. Tetapi
selain usaha pertanian, usaha nonpertanian juga sudah menampakkan embrio
perkembangannya. Potensi perekonomian yang berkembang di kawasan
perencanaan adalah bergerak di bidang usaha pertanian, perikanan dan
peternakan, perdagangan, jasa dan industri rumah tangga.
47
1. Pertanian dan Perkebunan
Penyokong ekonomi utama di Desa Ponjong adalah produk hasil
pertanian, terutama produk tanaman pangan. Desa Ponjong merupakan
salah satu lumbung padinya Kabupaten Gunungkidul. Selain produk
tanaman pangan, hasil pertanian lainnya adalah; holtikultura dan tanaman
lahan kering. Meskipun merupakan lumbung padi Kabupaten
Gunungkidul, namun hasil pertanian terutama dari sawah (beras)
umumnya masih untuk konsumsi sendiri, sedangkan yang dijual masih
relatif sedikit.
Namun hal tersebut tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang
menyangkut kegiatan pertanian di Desa Ponjong selama ini, antara lain:
a. Lahan Basah
Beberapa saluran irigasi belum permanen
Sistem Pertaniaan yang masih boros air
Kebocoran saluran irigasi
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) belum bekerja dengan
maksimal
b. Lahan Kering
Jalan usaha Tani (JALUT) sebagian berupa jalan tanah dan jalan
setapak
Sarana budidaya dan komoditas belum optimal
Masih banyak bukit/ gunung yang tidak terurus (Serut, Kuwon,
Duren)
48
Dan binatang kera yang ada di bukit Padukuhan Serut, menjadi
hama pengrusak tanaman.
2. Peternakan
Seperti kebanyakan masyarakat Gunungkidul lainnya, mempunyai
hewan ternak dianggap sebagai tabungan dan belum menjadi usaha utama.
Beberapa pedukuhan di Desa ponjong, seperti Padukuhan Serut, Jaten,
Tembesi dan Padangan hampir semua Kepala Keluarga mempunyai hewan
ternak.
Dengan kisaran jumlah hewan ternak; untuk sapi antara 1 ekor
sampai 3 ekor setiap Kepala Keluarga. Untuk kambing 2 ekor sampai 5
ekor setiap Kepala Keluarga. Selain itu, ada jenis ternak lainnya, jenis
ternak yang dipelihara biasanya adalah:
Tabel II.8
Komoditas Peternakan Tiap Padukuhan
No Pedukuhan Jenis ternak
Sapi Kerbau Kambing Domba Kelinci
1. Karangijo Kulon 36 - 97 9 -
2. Karangijo wetan 16 - 29 - -
3. Sumber lor 38 - 96 - -
4. Sumberkidul 24 - 36 19 28
5. Ponjong 46 - 69 9 -
6. Duren 49 3 42 18 -
7. Kuwon 50 - 59 - 10
8. Serut 70 - 176 - 9
9. Jaten 46 - 99 12 -
10. Tembesi 56 - 80 10 5
11. Padangan 48 - 117 31 11
Jumlah 479 3 900 108 63
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dengan menjadikan hewan ternak sebagai tabungan di masa depan
oleh masyarakat desa, hal tersebut menunjukan semangat untuk memiliki
49
hewan cukup tinggi hal ini dapat di lihat dalam Tabel II-8 diatas dimana
secara keseluruhan dari pedukuhan yang ada telah memiliki ternak.
Berdasarkan tabel tersebut, jenis ternak kambing (900 ekor) dan sapi (479
ekor) menjadi hewan yang lebih banyak di pelihara sedangkan jenis ternak
kerbau sangat sedikit jumlahnya.
3. Perikanan
Perikanan air tawar di desa Ponjong, menjadi potensi tersendiri
untuk dikembangkan. Selain potensi yang dimiliki masyarakat, desa
Ponjong juga memanfaatkan Sumber air Ponjong untuk dikelola dalam
usaha peningkatan perikanan.
Berdasarkan hasil pemetaan swadaya, hasil budidaya ikan di Desa
Ponjong, belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk hasil
produksinya pada tiap-tiap padukuhan dapat dilihat pada Tabel 2 II-8 di
Desa Ponjong ada dua sistem budidaya ikan air tawar yang dikembangkan,
yaitu sistem kolam biasa dan sistem kolam terpal.
Tabel II.9
Komoditas Budidaya Ikan Air Tawar Tiap Padukuhan
No Padukuhan
Produksi (Per-3 Bulan)
Gurame
h Tawes Nila
Mujai
r Lele Bawal
1. Karangijo Kulon - - 190 33 31 47
2. Karangijo wetan 112.5 100 540 15 1050 50
3. Sumber lor - - - - 40 -
4. Sumberkidul 974 25 1995.5 942.5 1108 3895
5. Ponjong - 100 60 106 510 -
6. Duren - - - - 12.5 -
7. Kuwon - - - - 35 -
8. Serut - - - - 250 -
9. Jaten - - - - 10 -
10. Tembesi - - 40 - 499 -
11. Padangan 432.5 162.5 7432.5 413 109 3702.5
Jumlah 1519 387,5 10258 1509,5 3654,5 7694,5
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
50
Dari tabel II-9 tersebut diatas menunjukkan bahwa masyarakat
desa yang tersebar dalam 11 padukuhan tersebut lebih banyak
menghasilkan ikan nila dengan jumlah 10258 kg. Budidaya ikan palin
sedikit yaitu ikan tawes sebanyak 387,5. Pada 11 padukuhan di desa
ponjong Jenis ikan lele dibudidaya oleh semua padukuhan. jenis ikan lele
mampu di panen pertiga bulan sebanyak 3654,5 kg.
4. Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga yang berkembang di Desa Ponjong,
sebagian besar adalah industri makanan. Selain itu terdapat juga mebel,
bambu dan kayu. Hasil produksi Industri Rumah Tangga terutama
makanan, menjadi produk unggulan dan oleh-oleh khas dari Desa
Ponjong.
Tabel II.10
Industri Rumah Tangga
No. Komuditas Jumlah
1. Emping (Jagung dan Mlinjo) 6
2. Kacang Bawang 2
3. Kripik (Tempe, Pisang, Telo) 6
4. Rempeyek kacang dan kedelai 2
5. Krupuk 11
6. Makanan Ringan (Roti) 3
7. Tempe 8
8. Tahu 4
9. Jamu 1
10. Kerajinan Bambu 1
11. Kerajinan Kayu 6
12. Kerajinan Gerabah 1
13. Kerajinan Batu 3
Jumlah 54
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
51
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat potensi yang ada di Desa
Ponjong, produk-produk industri rumah tangga ini secara kualitas dapat
menjadi produk unggulan yang dapat di kembangkan guna meningkatkan
kesejateraan masyarakat. Dari tabel II-10 tersebut diatas menunjukkan
bahwa kerupuk menjadi komuditas yang lebih banyak diproduksi dengan
memiliki jumlah 11. Dan produksi paling sedikit yaitu jamu, kerajinan
bamboo, dan kerajinan gerabah masing-masing berjumlah 1.
5. Perdagangan dan Jasa
Aktivitas perdagangan Desa Ponjong terutama ditopang oleh Pasar
Ponjong. Pasar Ponjong akan terlihat sangat ramai pada hari pasaran yaitu
hari pasaran Pon dan Legi. Selain itu, untuk mendukung keberadaan pasar,
disekitar pasar terdapat toko, kios dan warung.
Pasar umum yang dikelola oleh Pemda ini, menyediakan
kebutuhan sehari-hari, dari kebutuhan pokok samapai kebutuhan sekunder.
Selain itu juga sebagai pusat perdagangan palawija. Desa Ponjong
merupakan salah satu desa pusat perdagangan palawija atau yang lebih
dikenal sebagai pengepul. Dan pengepul ini mempunyai andil yang cukup
besar dalam peningkatan perekonomian di Desa Ponjong.
E. Kondisi Sarana Dan Prasarana
1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Ponjong dapat dilihat
pada tabel berikut :
52
Tabel II.11
Sarana dan Prasarana Pendidikan
No. Prasarana Jumlah
1. Gedung SD/ sederajat 4
2. Gedung SMP/ sederajat 2
3. Gedung SMA/ sederajat 1
4. Gedung Taman Kanak-kanak 6
5. Gedung Perpustakaan Desa 1
Total 14
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.11 diketahui bahwa Keberadaan sarana dan prasarana
menjadi instrument penting dalam ikut menentukan mutu pendidikan serta
mencapai sebuah tujuan yang di kehendaki dalam hal mengejar prestasi.
Keberadaan sarana dan prasarana yang di miliki oleh Desa Ponjong antra
lain; 4 buah gedung Sekolah Dasar (SD), 2 buah gedung Sekolah
Menengah Pertama (SMP), 1 buah gedung Sekolah Menengah Atas
(SMA), serta 6 buah gedung taman kanak-kanak (TK) dan 1 buah gedung
perpustakaan desa.
2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Penyediaan sarana dan prasarana menjadi sebuah instrument
penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat,
selain itu juga masyarakat akan semakin muda untuk menjangkau dan
mendapatkan pelayanan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Keberadaan sarana dan prasarana yang di miliki oleh desa
ponjong dapat di lihat dalam tabel berikut.
53
Tabel II.12
Sarana dan Prasarana Kesehatan
No. Sarana dan Prasarana Jumlah
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Apotik 1
3. Posyandu 22
4. Rumah Praktek Dokter 1
5. Rumah Bersalin 3
6. Balai Kesehatan ibu dan anak 1
7. Dokter umum 2
8. Dokter spesialis 1
9. Para medis 24
10. Bidan 3
11. Perawat 11
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari Tabel II.12 diketahui bahwa sarana dan prasarana kesehatan
yang ada di Desa Ponjong sudah cukup memadai, karena jumlah para
medis terdapat 24 orang. Posyandu sebanyak 22 tempat, perawat sebanyak
11 orang, rumah bersalin dan bidan masing-masing berjumlah 3. Jumlah
dokter umum sebanyak 2 orang dan balai kesehatan ibu dan anak, dan
dokter spesialis berjumlah masing-masing 1.
3. Sarana dan Prasarana Olaraga
Menjadi salah satu bagian penting yang tidak terlepas dari aktifitas
keseharian masyarakat pada umumnya, menjaga stamina tubuh agar tetap
sehat dan fit menjadi tujuan utama dalam melaksanakan rutinitas olaraga
dapat dijadikan sebagai wadah untuk dapat berkumpul bersama. Berikut
rincian lengkap dalam bentuk tabel.
54
Tabel II.13
Sarana dan Prasarana Olaraga
No Sarana Jumlah
1. Lapangan sepak bola 1
2. Lapangan Bulu Tangkis 5
3. Lapangan Voli 5
4. Meja pimpong 5
5. Lapangan Basket 1
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.3 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana
olahraga yang di miliki oleh Desa Ponjong hingga saat ini, sudah cukup
memadai. Sarana dan prasarana olahraga antara lain : 5 lapangan voli, 5
meja pimpong, 5 lapangan bulu tangkis, 1 lapangan sepok bola dan 1
lapangan basket.
4. Sarana dan Prasarana Peribadatan
Tabel II.14
Prasarana Peribadatan (Muslim)
No. Prasarana Jumlah
1. Masjid 17
2. Mushola 15
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.14 dapat diketahui bahwa berdasarkan data
kependudukan mayoritas masyarakat desa Ponjong beragama Muslim atau
sebanyak 99%. Dengan memiliki sarana dan prasarana berupa Masjid
yang berjumlah 17 buah dan Mushola 15 buah.
5. Sarana dan Prasarana Transportasi
Membantu memperlancar aktifitas masyarakat dalam membangun
kehidupan sosial serta menghubungkan antara masyarakat yang satu
55
dengan masyarakat yang lain di suatu daerah yang berbeda menjadi tujuan
penting dari sebuah alat transportasi. Selengkapnya dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel II.15
Prasarana Pembangunan
No. Prasarana Jumlah
1. Jembatan beton 39
2. Jembatan kayu 2
3. Pangkalan ojek 1
4. Terminal bis/ angkutan 1
5. Truck umum 23
6. Ojek 6
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.14 dapat diketahuibahwa sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh desa Ponjong dalam meningkatkan pembangunan, antara lain
; jembatan beton 39 buah, jembatan kayu 2 buah, pangkalan ojek 1 buah,
terminal bus 1 bauh, truk umum 23 buah, dan memiliki ojek 6 orang.
6. Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa
Tabel II.16
Sarana dan Prasarana Lembaga Perekonomian/Usaha Desa
No Sarana Jumlah
1. Koperasi Unit Desa 1
2. koperasi simpan pinjam 1
3. BUM Desa 1
4. Bank Perkreditan Rakyat 4
5. Bank pemerintah 2
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.16 dapat diketahui bahwa keberadaan lembaga
perekonomian menjadi wadah yang penting dalam meningkatkan
kesejateraan masyarakat desa. Adapun lembaga perekonomian yang
berada di desa Ponjong antara lain; 1 buah Koperasi Unit Desa, 1 buah
56
koperasi simpan pinjam, 1 BUM Desa, 4 buah Bank Perkreditan
Rakyat, dan 2 buah bank pemerintah.
7. Sarana dan Prasarana Perdagangan
Fasilitas perdagangan merupakan sebuah wadah dimana orang
akan saling melakukan transaksi dalam perdangangan antara penjual
dan pembeli dengan keberdaan fasilitas tersebut dapat meningkatkan
aktifitas perdagangan. Selengkapnya dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel II.17
Sarana dan Prasarana Perdagangan
No. Jenis Jumlah
1. Pasar 1
2. Toko 125
3. Warung 57
Sumber: Profil Desa Ponjong Tahun 2019
Dari tabel II.17 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana
perdangan yang dimiliki oleh desa Ponjong sudah cukup baik karena
adanya Pasar 1 buah dan juga toko yang berjumlah 125 serta warung
57 buah menunjukan bahwa aktifitas perdagangan yang terjadi antara
masyarakat dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat
di jamin oleh Pemerintah setempat.
F. Kondisi Pemerintahan Desa
1. Pengertian Umum
Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah Desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
57
Kesatuan Republik Indonesia. Kepala Desa adalah sebagai pemimpin desa
yang dipilih langsung oleh penduduk desa dan berwenang untuk
menyelenggarakan urusan yang berkaitan dengan pemerintahan,
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat
dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri dari unsur staf, unsur
pelaksana dan unsur wilayah.
Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
Di samping itu, Kepala Desa sebagai penyelenggara dan
penanggung jawab di bidang pemerintahan, keuangan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta mengembang tumbuhkan jiwa kegotong royongan dalam
melaksanakan pembangunan Pemerintahan Desa.
a. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Desa;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
3) Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2000
tentang Kewenangan Daerah;
58
4) Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 16 Tahun 2006
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan;
5) Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa;
6) Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2006
tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;
7) Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2013
tentang Keuangan Desa;
b. Urusan Pemerintahan Desa
Urusan yang menjadi kewenangan Pemerintahan Desa meliputi:
1) Bidang Pemerintahan
2) Bidang Penyelenggaraan Pembangunan
3) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
4) Bidang Pemberdayaan Kemasyarakatan.
c. Lembaga Desa dan Lembaga Desa Lainnya
Lembaga Desa yang ada di Desa Ponjong antara lain :
59
LPMD;
PKK;
Karang Taruna;
Poskesdes;
LPMP;
RW;
RT;
BKM Mandiri;
Orsos.
Ngudi Rukun;
Gapoktan;
P3A;
Forum Anak;
KSM Peduli Kasih;dan
Lembaga Pelestari Budaya.
2. Visi Dan Misi Pemerintah Desa Ponjong
a. Visi
“Mewujudkan Masyarakat Desa Ponjong Yang Sejahtera Dan
Berakhlak Mulia”
b. Misi
Adapun Misinya adalah :
1) Menciptakan suasana masyarakat yang kondusif dengan
mengedepankan agama sebagai filter kehidupan.
2) Mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan mengutamakan
masyarakat sebagai pelaku ekonomi untuk meningkatkan
pendapatan.
3) Mengembangkan potensi desa baik potensi sumber daya manusia
maupun potensi sumber daya alam sebagaio aset kesejahteraan
rakyat.
4) Mendorong generasi muda agar berperan aktif dalam
pembangunan.
60
5) Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menyediakan fasilitas pada
masyarakat dalam rangka peningkatan potensi masyarakat.
3. StrukturPemerintahan Desa
Desa Ponjong di pimpin oleh seorang Kepala Desa yang di bantu
oleh beberapa orang Pamong desa yang bertanggungjawab terhadap
jalannya pemerintahan di desa, secara umum kondisi struktur
pemerintahan di desa Ponjong dapat di uraikan sebagai pada Gambar II-
2Struktur Pemerintahan Desa Ponjong Kecamatan Ponjong Kabupaten
Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
G. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Desa
1. Kepala Desa
a. Kedudukan Kepala Desa
Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang
memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
b. Tugas Kepala Desa
Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,
melaksanakan pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat.
c. Wewenang Kepala Desa
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Desa
mempunyai wewenang sebagai berikut:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
61
2) Mengajukan rancangan peraturan desa;
3) Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD;
4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai
APBDesa untuk dibahas bersama BPD;
5) Membina kehidupan masyarakat desa;
6) Membina perekonomian desa;
7) Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
8) Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
9) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang
undangan
d. Kewajiban Kepala Desa
1) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
4) Melaksanakan kehidupan demokrasi;
5) Melaksanakan prisip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas
dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme;
62
6) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan
desa;
7) Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik.
e. Fungsi Kepala Desa
1) Pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa;
2) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak
asal usul desa;
3) Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
yang diserahkan pengaturannya kepada desa;
4) Pelaksanaan tugas pembaharuan;
5) Pelaksanaan urusan pemerintahan lainnya.
Kepala Desa juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati melalui
Camat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban kepada BPD, serta menginformasikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat..
2. Sekretariat Desa
a. Kedudukan
1) Sekretariat Desa berkedudukan sebagaiunsur staf yang membantu
Kepala Desa dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan
desa.
63
2) Sekretariat Desa sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Sekretaris
Desa yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Desa.
3) Sekretaris Desa dalam melaksanakan tugas dibantu oleh
kepalakepala urusan.
b. Tugas Sekretaris Desa
Sekretaris Desa mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa.
c. Fungsi Sekretaris Desa
1) Pelaksanaan pelayanan administrasi pemerintahan desa;
2) Pelaksanaan urusan keuangan desa;
3) Pelaksanaan urusan perencanaan;
4) Pelaksanaan urusan tata usaha;
5) Penyusunan rancangan peraturan desa, peraturan kepala desa, dan
rancangan keputusan Kepala Desa.
Seketariat Desa sebagaimana dimaksud terdiri dari:
a) Urusan Umum
Urusan umum adalah unsur pelaksana teknis yang membantu
Sekretaris Desa dalam bidang urusan rumah tangga desa, urusan
umum sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala Urusan Umum
yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Desa.
Urusan umum mempunyai tugas urusan rumah tangga desa
meliputi:
64
(1) Persuratan;
(2) Kearsipan
(3) Perpustakaan
(4) Sarana dan prasarana pemerintah desa; dan
(5) Urusan rumah tangga lainnya.
b) Urusan Perencanaan
Urusan Perencanaan adalah unsur pelaksana teknis yang
mempunyai tugas di bidang perencanaan pemerintah desa. Urusan
Perencanaan sebagaimana dimaksud dipimpin oleh Kepala Urusan
Perencanaan yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris Desa. Urusan Perencanaan mempunyai tugas menyusun
perencanaan program pemerintah desa mencakup bidang
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Urusan Perencanaan mempunyai fungsi:
(1) Menyiapkan bahan dan perumusan kebijakan perencanaan
bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan;
(2) Penyiapan bahan penyusun program pembangunan;
(3) Penyiapan bahan penyusun laporan;
(4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program;
(5) Penyusnan laporan kegiatan pemerintahan desa.
c) Urusan Keuangan
Urusan Keuangan adalah unsur pelaksana teknis yang membantu
Sekretaris Desa dalam bidang keuangan. Urusan Keuangan
65
mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, monitoring, dan
evaluasi keuangan desa meliputi: Peyusunan Anggaran, Perubahan
dan Perhitungan anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,
Penatausahaan keuangan desa, dan menggali sumber pendapatan
desa. Urusan Keuangan mempunyai fungsi:
(1) Perencanaan dan pelaksanaan APBDesa, perubahan dan
perhitungan APBDesa;
(2) Pengadministrasian keuangan desa;
(3) Pengelolaan pendapatan desa;
(4) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas.
3. Kepala Seksi Pemerintahan
a. Kedudukan Bagian Pemerintahan Unsur pelaksana teknis yang
membantu Kepala Desa di bidang pemerintahan desa. Bagian
pemerintahn berkedudukan di bawah Kepala Desa dan bertanggung
jawab kepada Kepala Desa.
b. Tugas Bagian Pemerintahan
(1) Merencanakan;
(2) Melaksanakan;
(3) Monitoring dan evaluasi yang meiputi ketentraman dan
ketertiban masyarakat desa;
(4) Kependudukan;
(5) Pertanahan;
(6) Pembinaan sosial politik.
66
c. Fungsi Bagian Pemerintahan
(1) Pelaksanaan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban desa;
(2) Pelaksanaan adminstrasi kependudukan;
(3) Pelaksanaan administrasi pertanahan;
(4) Pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial politik;
(5) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas.
4. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat
a. Kedudukan Bagian Kesejahteraan Rakyat Bagian Kesejahteraan
Rakyat adalah unsur peaksana teknis lapangan yang membantu tugas
Kepala Desa dalam bidang kesejahteraan rakyat. Bagian
Kesejahteraan Rakyat dipimpin oleh seorang Kepala Bagian
Kesejahteraan Rakyat yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
b. Tugas Bagian Kesejahteraan Rakyat Melaksanakan, Monitoring dan
evaluasi kegiatan kemasyarakatan meliputi keagamaan, nikah, talak,
cerai, dan rujuk, sosial, pendidikan, kebudayaan, pemuda dan
olahraga, perempuan, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan
keluarga.
c. Fungsi Bagian Kesejahteraan Rakyat
(1) Pelaksana kegiatan kemasyarakatan;
(2) Pembinaan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa;
(3) Pelayanan administrasi nikah, talak, cerai, dan rujuk;
67
(4) Pembinaan kegiatan di bidang sosial;
(5) Pembinaan kegiatan di bidang pendidikan dan kebudayaan;
(6) Pembinaan kegiatan di bidang pemuda dan olahraga, dan
pemberdayaan perempuan;
(7) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas;
(8) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas.
5. Kepala Seksi Pembangunan
a. Kedudukan Bagian Pembangunan Bagian Pembangunan adalah
unsur pelaksana teknis lapangan yang membantu tugas Kepala Desa
dalam bidang pembangunan. Bagian Pembangunan dipimpin oleh
Kepala Bagian Pembangunan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
b. Tugas Bagian Pembangunan Merencanakan, melaksanakan,
monitoring dan evaluasi pembangunan desa yang meliputi
pembangunan sarana dan prasarana desa, perekonomian masyarakat
desa dan sumber pendapatan desa.
c. Fungsi Bagian Pembangunan
(1) Perencanaan program pembangunan desa;
(2) Peningkatan sarana dan prasarana desa;
(3) Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan kegiatan di bidang
pertanian, kehutanan, perindustrian, perdagangan, koperasi,
usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, pertambangan
dan energi, serta lingkungan hidup;
68
(4) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas.
6. Staf Perangkat Desa
Secretariat desa dan bagian-bagian dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya dapat dibantu oleh staf perangkat desa sesuai dengan beban
kerja, kemampuan desa, dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Staf perangkat desa berkedudukan dan bertanggung jawab
kepada Sekretaris Desa, Kepala Urusan, dan Kepala Bagian.
7. Dukuh
a. Kedudukan Dukuh Dalam melaksanakan tugas Dukuh
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Desa.
b. Tugas Dukuh Dukuh bertugas membantu Kepala Desa dalam
Menyelenggarakan tugas dan kewajibannya meliputi: kegiatan di
bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
c. Fungsi Dukuh
(1) Pelayanan masyarakat
(2) Pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat di wilayah
kerjanya;
(3) Pelaksanaan Peraturan desa, Peraturan Kepala Desa, dan
Peraturan perundangan lainnya.
(4) Peningkatan partisipasi dan swadaya gotong royong masyarakat;
(5) Pembinaan adat istiadat;
(6) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas.
69
8. Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa atau disingkat dengan BPD
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa
Sidoluhur. Anggota BPD adalah wakil dari masyarakat desa terkait
berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan secara musyawarah
dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari unsur ketua RW, golongan
profesi, pemuka agama, dan tokoh masyarakat lainnya. Masa jabatan
anggota BPD adalah enam tahun dan dapat diangkat atau diusulkan
kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. BPD berfungsi
menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat, serta pengawasan.
H. Administrasi Kependudukan
Administrasi pemerintahan desa adalah keseluruhan proses kegiatan
pencatatatan data dan informasi mengenai Pemerintahan desa pada Buku
Register Desa. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa, bahwa
administrasi desa dibagi menjadi:
1. Administrasi Umum
Administrasi Umum merupakan pencatatan data dan informasi mengenai
kegiatan pemerintahan pada Buku Administrasi Umum.
Administrasi Umum meliputi:
a. Buku Peraturan di Desa
b. Buku Keputusan Kepala Desa
70
c. Buku Inventaris Desa dan Kekayaan Desa
d. Buku Aparat Pemerintah Desa
e. Buku Tanah Kas Desa
f. Buku Tanah di Desa
g. Buku Agenda
h. Buku Ekspedisi
i. Buku Lembaran Desa dan Buku Berita Desa.
2. Administrasi Penduduk
Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai kependudukan pada Buku Administrasi Penduduk.
Administrasi Penduduk meliputi:
a. Buku Induk Penduduk
b. Buku Mutasi Penduduk Desa
c. Buku Rekapitulasi Jumlah Penduduk
d. Buku Penduduk Sementara
e. Buku Kartu Tanda Penduduk dan Buku Kartu Keluarga.
3. Administrasi Keuangan
Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai pengelolaan keuangan desa pada Buku Administrasi Keuangan.
Aministrasi Keuangan terdiri dari:
a. Buku Anggaran Pendapatan Belanja Desa
b. Buku Rencana Anggaran Biaya
c. Buku Kas Pembantu Kegiatan
71
d. Buku Kas Umum
e. Buku Kas Pembantu
f. Buku Bank Desa
4. Administrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatatan data dan
informasi pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pada
Buku Administrasi Pembangunan. Administrasi Pembangunan terdiri dari:
a. Buku Rencana Kerja Pembangunan
b. Buku Kegiatan Pembangunan
c. Buku Inventarisasi Hasil-hasil Pembangunan
d. Buku Kader Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat
5. Administrasi Lainnya
Administrasi lainnya merupakan pencatatatan data dan informasi
mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat. Administrasi lainnya meliputi:
a. Kegiatan Badan Permusyawaratan Desa dalam buku administrasi
BPD
b. Kegiatan musyawarah desa dalam buku musyawarah desa
c. KegiatanLembagaKemasyarakatanDesa.
72
I. Pelayanan pengurusan Administrasi Kependudukan Desa Ponjong
1. Persyaratan buat memasukan ke kartu keluarga (terlambat)
a. Surat pemgantar rt/rw
b. Foto copy surat keterangan kelahiran / akta kelahiran
c. Kartu keluarga orang tua (ibu)
d. Ktp kedua orang tua (asli dan foto copy 2 lembar)
e. Buku nikah orang tua (asli dan foto copy 2 lembar)
f. Ktp 2 orang saksi (foto copy 2 lembar)
g. Surat keterangan domisili dari desa
h. Surat pernyataan orang tua bermaterai rp. 6000,-
i. Surat kuasa materai rp 6000,- bila dikuasakan
j. Semua berkas di legalesir oleh pejabat yang berwenang
2. Persyaratan buat surat kelahiran
a. Surat pengantar rt/rw
b. Surat keterangan kelahiran/kehamilan dari bidan/dokter (asli dan foto
copy 2 lembar)
c. Kartu keluarga orang tua (ibu)
d. Ktp kedua orang tua (asli dan foto copy 2 lembar)
e. Buku nikah orang tua (asli dan foto copy 2 lembar)
f. Ktp 2 orang saksi (foto copy 2 lembar)
3. Persyaratan pembuatan surat akta kelahiran
a. Surat pengantar rt/rw
b. Foto copy surat keterangan kelahiran dari bidan/dokter
c. Surat kelahiran/duplikat kelahiran dari desa
73
d. Surat pengantar akta kelahiran dari desa
e. Kartu keluarga yang tercantum nama yang bersangkutan
f. Foto copy ktp kedua orang tua
g. Foto copy buku nikah orang tua
h. Foto copy ktp 2 orang saksi
i. Surat kuasa bermaterai rp 6000,- bila dikuasakan
j. Semua berkas di legalesir oleh pejabat yang berwenang
4. Persyaratan buat akta kematian
a. Surat pemgantar rt/rw
b. Surat kematian dari dokter/paramedis/rumah sakit
c. Surat kematian/duplikat kematian dari desa
d. Surat pengantar akta kematian dari desa
e. Foto copy akta kelahiran/sttb/ijazah/sk bagi yang memiliki
f. Foto copy kutipan akta nikah, bagi yang sudah/terikat perkawinan
g. Foto copy kutipan akta nikah orang tua. Bagi orang tua yang sudah
menikah setelah tahun 1974 wajib melampirkan foto copy akta
nikah/dublikat nikah. Bagi orang tua yang menikah sebelum tahun
1974 wajib melampirkan surat keterangan dari desa
h. Foto copy kartu keluarga
i. Foto copy ktp 2 orang saksi
j. Suarat kuasa bermaterai rp 6000,- bila dikuasakan
k. Semua berkas dilegalisir oleh pejabat berwenang
74
J. Sarana dan prasarana penunjang layanan di kantor desa ponjong
Pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah desa merupakan suatu
aktivitas untuk memberikan kepuasan kepada pengguna layanan. Tentu dalam
memberikan pelayanan membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana pada dasarnya berbentuk fasilitas atau alat yang digunakan secara
langsung untuk keberlangsungan suatu kegiatan. Biasanya alat atau fasilitas
ini peran penting, karena tanpanya, kegiatan tersebut tidak dapat terselenggara
dengan baik. Bahkan, kegiatan tidak akan ada tanpa adanya alat tersebut.
Prasarana juga dibutuhkan dalam menunjang pelayanan yang dilakukan.
Dalam mendukung pelayanan di kantor desa ponjong, pemerintah desa
menyediakan sarana dan prasana. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel II.18
Sarana dan prasarana pelayanan kantor desa
No Jenis Fasilitas Sarana Jumlah
1. Kotak Saran 1
2. Tempat Sampah 10
3. Kursi Pertemuan 160
4. Kursi Tamu 4
5. Meja Pelayanan 2
6. Meja Rapat 40
7. Meja Kerja 35
8. Taplak Meja 35
9. Rak Buku 8
10. Ruang Pelayanan 1
11. Ruang Tunggu Dan Perpustakaan 1
12. Almari 15
13. Wifi 1
14. Camera 2
15. Computer 4
16. Labtop 6
17. Printer 3
18. Infokus 1
19. Mesin Ketik 2
75
20. Tv 1
21. Kipas Angin 5
22. Sound System 2
23. Peneras Suara 1
24. Sepeda Motor 1
25. Papan Informasi 3
26. Ganzet 1
27. Taman 1
28. Toilet 3
29. Sanyo 2
30. Musyola 1
31. Parkiran. 1
Sumber : Data Primer Sarana Dan Prasarana Desa Ponjong Tahun 2019
Bagan I.1
Struktur Pemerintahan Desa Ponjong Kecamatan Ponjong
Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber Data : Profil Desa Ponjong 2018
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Kepala Urusan
Tata Usaha dan
Umum
Kepala Urusan
Perencanaan
Kepala Seksi Kesejahteraan
Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Urusan
Keuangan
Kepala Seksi Pelayanan
Dukuh
BPD
76
DATA APARAT PEMERINTAH DESA PONJONG KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2019
NO. N A M A TEMPAT, TANGGAL LAHIR PENDI-DIKAN
AGAMA JABATAN NOMOR DAN TANGGAL SK
KET. PENGANGKATAN PELANTIKAN
1. ARIF AL FAUZI Gunungkidul, 13 Nopember 1967 SLTA Islam Kepala Desa 141/262/PG/KPTS/2015
17 Desember 2015
2. WAKHID ARYANTO Gunungkidul, 16 Nopember 1978 SMK Islam Sekretaris Desa 19/ KPTS / 2017 23 Mei 2017
3. BUDIMAN SETYANUGROHO, S.P.
Gunungkidul, 17 Desember 1974 S 1 Islam Kepala Seksi Pemerintahan 14/KPTS/2004 14 Oktober 2004
4. P A R J A Gunungkidul, 16 Februari 1960 SLTA Islam Kepala Seksi Kesejahteraan 7/KPTS/PD/1993 01 April 1993
5. - - - - Kepala Seksi Pelayanan - -
6. DOONYE ARIESTIYANTO, Amd
Gunungkidul, 17 April 1978 D III Islam Kepala Urusan Keuangan 20/ KPTS / 2017 23 Mei 2017
7. AHMAD SURYANA Gunungkidul, 2 Nopember 1969 SLTA Islam Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum
11/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002
8. PUJI ASTUTI Gunungkidul, 21 Desember 1972 SLTA Islam Kepala Urusan Perencanaan 12/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002
9. BASUKI Gunungkidul, 17 April 1971 SLTA Islam Dukuh Karangijo Kulon 05/KPTS/2009 19 Januari 2009
10. OKTARINA FAJAR KURNIAWATI, S. Pd.
Gunungkidul, 12 Oktober 1983 S1 Islam Dukuh Karangijo Wetan 23/Kpts/2018 21 Mei 2018
11. S U T I N O Gunungkidul, 28 Juli 1973 SLTA Islam Dukuh Sumber Lor 13/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002
77
NO. N A M A TEMPAT, TANGGAL LAHIR PENDI-DIKAN
AGAMA JABATAN NOMOR DAN TANGGAL SK
KET. PENGANGKATAN PELANTIKAN
12. MUH. MAHFUDZ ISA MAULUDY
Gunungkidul, 25 Desember 1991 SMK Islam Dukuh Sumber Kidul 24/Kpts/2018 21 Mei 2018
13. RATIMAN Gunungkidul, 22 Nopember 1972 SLTA Islam Dukuh Ponjong 16/KPTS/X/2004 14 Oktober 2004
14. WALUYO Gunungkidul, 21 April 1972 D II Islam Dukuh Duren 13/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2002
15. SUKATNO Gunungkidul, 6 September 1970 SLTP Islam Dukuh Kuwon 02/KPTS/2008 23 Januari 2008
16. SAPARTI Gunungkidul, 21 April 1966 SLTP Islam Dukuh Serut 13/KPTS/LD/2002 18 Oktober 2008
17. TUMIYO Gunungkidul, 9 Maret 1965 SLTA Islam Dukuh Jaten 09/KPTS/2005 08 Desember 2005
18. ASTUTIK PURWANDARI Gunungkidul, 14 aPRILi 1979 SLTP Islam Dukuh Tembesi 18/KPTS/PD/2012 30 November 2012
19. SIGIT SUPRIYANTO Gunungkidul, 19 September 1979 SLTA Islam Dukuh Padangan 19/KPTS/2012 30 November 2012
20. ARIS, S. Pd. Gunungkidul, 13 Juli 1972 SI Islam Staf Kasi Kesejahteraan 04/KPTS/2008 30 November 2012
21. IKSAN DWI NANDA Gunungkidul, 10 Juni 1985 S I Islam Staf Kasi Pemerintahan 21/KPTS/2012 30 November 2012
22. ABDAN SULISTYO Gunungkidul, 16 Agustus 1983 SMK Islam THL Pembantu Umum & Jaga Malam
03/KPTS/2019 02 Januari 2019
78
BAB III
ANALISIS PELAYANAN PEMERINTAH DESA DALAM PENGURUSAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KANTOR DESA PONJONG
KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNG KIDUL DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
Analisis data kualitatif adalah proses menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.
Analisis data merupakan suatu cara pengelolaan data yang telah penulis peroleh
selama melakukan kegiatan penelitian dilapangan. Analisis data yang
dimaksudkan untuk membuktikan keterangan empiris yang dikemukakan penulis.
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan fakta lapangan,
informasi diperoleh dari beberapa informen yang telah ditetapkan sebelum
penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Ponjong Kecantan Ponjong Kabupaten
Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kurang lebih 2
minggu. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pelayan pemerintah desa
dalam pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong.
A. Deskripsi Informan
Deskripsi informan merupakan gambaran profil narasumber informasi
yang menurut peneliti dapat dipercaya dan dapat mejawab pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan. Gambaran ini menunjukan sebagai kaitan antar
yang diteliti dan informasi yang diperoleh sesuai dengan harapan peneliti.
Dalam penelitian ini melibatkan 20 orang (dua puluh) orang informan
(narasumber).
79
Dalam menjawab permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian
ini. Maka, informan sangatlah menentukan dalam peleksanaan penelitian ini.
Oleh karena, informan merupakan sumber data informasi yang dibutuhkan
untuk dapat menganalisis dan menjawab permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini. Berdasarkan topik dalam penelitian yaitu pelayanan pemerintah
desa dalam pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong.
Dekripsi informan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, dan
jabatan/pekerjaan. Adapun deskripsi informan dapat dilihat sebagai berikut :
1. Deskripsi informan berdasarkan usia
Tabel III.1
Deskripsi Informan Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase
1 21 – 30 1 5 %
2 31 – 40 7 35 %
3 41 – 50 7 35 %
4 51 – 60 5 25 %
Jumlah 20 100 %
Sumber data primer 2019
Dalam tabel III.2 menunjukkan usia dari informan (narasumber)
penelitian. Dapat di lihat dari data kematangan usia untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Rata-rata usia paling sedikit
terdapat pada usia 21-30 Tahun sebanyak 1 orang dengan persentasi
sebesar 5 %. usia antara 51-60 Tahun sebanyak 5 orang dengan persentase
sebanyak 25 %. Usia paling banyak terdapat pada rentan usia 51-60 Tahun
sebanyak 7 orang dengan persentase 35 % dan Usia 31- 40 Tahun
sebanyak 7 orang dengan persentasi sebanyak 35 %.
80
2. Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel III.2
Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 12 60 %
2 Perempuan 8 40 %
Jumlah 20 100 %
Sumber : data primer 2019
Pada tabel III.3 tersebut diatas menunjukan jumlah informan
(narasumber) berdasarkan jenis kelamin. Pada informan (narasumber)
paling rendah yaitu informan (narasumber) perempuan berjumlah 8 orang
dengan persentasi sebanyak 40 %. Dan informan (narasumber) paling
tinggi didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 12 orang
dengan persentase sebanyak 60 %.
Pada deskrpsi informen berdasarkan jenis kelamin tidak menjadi
persoalan antara laki-laki dan pemerempuan. laki-laki dan perempuan
mempunyai kedudukan yang sama dalam memperoleh pelayanan
pengurusan administrasi kependudukan di kantor desa Ponjong.
3. Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat pendidikan
Tabel III.3
Deskripsi Informan Berdasarkan Tingkat pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SMP 7 35 %
2 SLTA/SMA/SMK 8 40 %
3 DIPLOMAT 2 10 %
4 S1 3 15 %
Jumlah 20 100 %
Sumber : data Primer 2019
81
Pada data tabel III.4 menunjukkan bahwa informan (narasumber)
dengan tingkat pendidikan paling sedikit yaitu Diploma berjumlah 2 orang
dengan persentase sebanyak 10 %. Tingkat pendidikan S1 berjumlah 3
orang dengan persentase sebanyak 15 %. Tingkat pendidikan SMP
berjumlah 7 orang dengan persentase sebanyak 35 %. Sedangkan tingkat
pendidikan paling banyak yaitu pendidikan SLTA/SMA/SMK berjumlah 8
orang dengan persentase sebanyak 40 %.
Dalam deskripsi informen berdasarkan tingkat pendidikan terdapat
jenjang pendidikan yang bervariatif dari informen. untuk memperkaya data
dalam penelitian pengetahuan dari masing-masing informen akan
mempengaruhi setiap pelayanan yang dilakukan di kantor desa Ponjong.
4. Deskripsi Informan Berdasarkan jabatan/pekerjaan
Tabel III.4
Deskripsi Informan Berdasarkan jabatan/pekerjaan
No Jabatan / Pekerjaan Frekuensi persentase
1 Pemerintah Desa 10 50 %
2 RT 1 5 %
3 Petani 6 30 %
4 Wirausaha 2 10 %
5 PNS/ASN 1 5 %
Jumlah 20 100 %
Sumber : data primer 2019
Pada tabel III.5 dapat diketahui tingkat jabatan/pekerjaan informan
(narasumber) dalam penelitian. Data jumlah tingkat jabatan/pekerjaan
yang paling sedikit adalah RT berjumlah 1 orang dengan persentase
sebanyak 5 % dan PNS/ASN berjumlah 1 orang dengan persentase
sebanyak 5 %. Selanjutnya jabatan/pekerjaan wirausaha berjumlah 2 orang
dengan persentase sebanyak 10 %. jabatan/pekerjaan petani berjumlah 6
82
orang dengan persentasi sebanyak 30 %. Sedangkan tingkat
jabatan/pekerjaan pemerintah desa paling banyak, berjumlah 10 orang
dengan persentase sebanyak 50 %.
Pada deskripsi informen berdasarkan jabatan/pekerjaan yang
diperoleh untuk mendapatkat informasi dari pemerintah desa (penyedia
layanan) dan masyarakat (pengguna layanan) tentang pengurusan
administrasi Kependudukan di desa Ponjong.
B. Analisis Data
Pelayanan publik adalah serangkaian proses atau usaha yang dilakukan
perorangan maupun instansi publik untuk melayani, membantu, menyiapkan,
mengurus dan menyelesaikan keperluan yang dapat dirasakan melalui
hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan, untuk mencapai tujuan
tertentu atau melaksanakan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan
sebelumnya.
Pemerintah desa merupakan kepala desa dan perangkat desa lainnya
sebagai penyelenggara pelayanan publik yang paling dekat dengan masyarakat
di tingkat paling bawah. Sebagai penyelenggara pelayanan dituntut untuk
menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat
Desa adalah pengguna layanan di kantor desa. Maka, untuk mengetahui dan
menilai sebuah produk pelayanan pemerintah desa dalam pengurusan
administrasi kependudukan, ada beberapa indikator yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menilai pelayanan yang telah diberikan oleh penyedia
layanan.
83
1. Tangibles
Tangible adalah berupa sarana fisik dari gedung perkantoran,
peralatan, pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain. seperti komputerisasi
administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.
Dari hasil penelitian terkait Tangible berupa sarana fisik dan fasilitas
pendukung pelayanan pengurusan administrasi kependudukan di kantor
Desa Ponjong. Wawancara dengan Bapak Arif F sebagai Kepala Desa
Ponjong memberikan informasi sebagai berikut :
“Dalam memberikan pelayanan dikantor desa selama ini, kami sudah
berupaya memberikan pelayanan yang maksimal. Peleyanan ini tidak
terlepas dari fasilitas pendukung pelayanan dikantor ini mas. Jadi,
mas juga bisa melihat fasilitas yang telah kami sediakan. Misalnya
gedung, ada gedung pertemuan, gedung pemerintahan dan
pelayanan. untuk ruang khusus kades dan perangkat desa sudah ada,
walaupun belum semuanya untuk perangkat. Ada juga yang masih
gabung.
Fasitas lainya seperti mushola 1 (satu), masyarakat yang sementara
dikantor ataupun kami pemerintah desa jika mau sholat gak harus
jalan jauh ke masjid mas. untuk parkirannya kami juga menyediakan
didepan mas. Masyarakat bisa parkir di situ. Toilet juga kami
menyediakan 3 (tiga), jadi tidak antri jika mau ke toilet.
Ruang pendukung seperti ruangan khusus pelayanan juga sudah ada
mas, gabung sama perpustakaan. Jadi kami sengaja gabung
ruangannya. Kalau ada masyarakat yang datang ngurus apa saja yang
diperlukan bisa menunggu dengan membaca buku-buku yang sudah
disediakan. Selain buku-buku juga disediakan televisi. Sarana dan
prasarana lainnya juga ada 1 (satu) sepeda motor untuk mempercepat
aktivitas luar desa maupun dalam desa. Juga ada labtop 6 (enam)
unit yang diberikan kepada perangkat. (tanggal 04 april 2019)
Hasil wawancara bersama kepala desa dapat disimpulkan bahwa
tangible fasiltas lainya dalam mendukung pelayanan dikantor Desa
Ponjong mulai dari gedung, kendaraan, tempat parkiran, toilet dan fasilitas
84
lainya sudah cukup baik. Namun perlu adanya penambahan ruangan-
ruangan khusus untuk masing-masing perangkat.
Untuk menambah data terkait Tangible berupa sarana fisik dan
fasilitas pendukung pelayanan pengurusan administrasi kependudukan di
kantor Desa Ponjong dengan mewawancarai Bapak Ahmad Suryana S. Ip
sebagai Kaur Tata Usaha & Umum yaitu :
“Untuk fasilitasnya mas, kami sudah berupaya untuk melengkapi
setiap kebutuhan dikantor desa dalam menunjang pelayanan apa
saja. Fasilitas-fasilitas fisik, ada gedung kantor dan gedung
pertemuan yang ada didepan. Untuk gedung kantor ada ruangan
untuk kades, ruangan untuk sekdes, kaur, kasi dan ruang pelayanan
mas. Untuk ruangan pelayanan kami gabung sama perpustakaan, jadi
masyarakat sambil menunggu bisa sambil baca-baca buku yang
disediakan diruang pelayanan mas.
Untuk memberikan kenyaman bagi masyarakat yang datang
mengurus/membutuhkan layanan kami juga mempunyai fasilitas
lainnya satu mushola, toilet 3 (tiga), papan informasi, kotak saran
tempat parkir, kipas angin, televisi, tempat sampah dan lainnya”.
(tanggal 04 april 2019).
Wawancara tersebut menunjukan bahwa fasilitas fisik yang tersedia
dikantor Desa Ponjong sudah cukup memadai. Kantor Desa Ponjong sudah
menyediakan ruang pelayanan, perpustakaan, ruangan perangkat, parkiran,
toilet, mushola, kipas angin, televisi dan papan informasi. Jadi masyarakat
yang datang mengurus/ membutuhkan pelayanan dapat terlayani dan
memberikan kenyamanan bagi masyarakat.
Demikian juga yang disampaikan oleh Ibu Puji Astuti petugas
layanan satu pintu pada saat ditemui diruang pelayanan :
“Menurut saya mas, fasilitas-fasilitas pendukung pelayanan dikantor
Desa Ponjong sudah cukup baik mas. Dikantor desa sendiri sudah
menyediakan ruang pelayanan, ruang tunggu digabung perpustakaan,
hiburan televisi, kipas angin, mushola, papan informasi,toilet, tempat
parkir juga disediakan. Jadi kami berupaya untuk memberikan
85
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, pada saat mereka
kekantor tidak merasa jenuh atau bosan menunggu layanan. Tentu
ada juga kekurangan-kekurangan lain ya mas. Tapi kami akan
berusaha maksimal dalam memberikan pelayanan”. (tanggal 04 april
2019).
Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa Tangible dan
fasilitas pendukung layanan lainya sudah cukup memadai karena
pemerintah desa sudah berupaya maksimal dalam menyediakan fasilitas
dikantor Desa Ponjong mulai dari ruang pelayanan, ruang tunggu,
perpustakaan, hiburan televisi, kipas angin, mushola, papan informasi,
tempat parkir, toilet dan lainnya. Pemerintah Desa Ponjong sudah berusaha
maksimal dalam menyediakan fasilitas penunjang layanan untuk
memberikan kepuasan kepada pengguna layanan dikantor Desa Ponjong.
Dari hasil wawancara bersama pemerintah Desa Ponjong sebagai
penyedia layanan di kantor Desa. Dapat di simpulkan bahwa
Tangibleadalah berupa sarana fisik dari gedung perkantoran,
peralatan,pegawai, dan fasilitas-fasilitas lain. seperti komputerisasi
administrasi, ruang tunggu, tempat informasi sudah cukup baik. Pemerintah
Desa sudah berupaya memberikan pelayanan yang maksimal dengan
menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung pelayanan seperti gedung
perkantoran, ruang pelayanan, perpustakaan, televisi, kipas angin,
perpustakaan, wifi, kendaraan roda dua, mushola, papan informasi, tempat
parkir dan lain-lain. Pemerintah Desa Ponjong menyadari bahwa masih ada
kekurangan ruangan untuk para perangkat desa, kekurangan ini
berpengaruh pada proses pelayanan, namun pemerintah Desaakan berupaya
86
untuk melengkapi ruangan perangkat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dan pemerintah desa sendiri.
Selanjutnya wawancara dengan ibu Panekam seorang pengguna
layanan. beliau menuturkan terkait Tangible dan fasiltas pendukung lainya
sebagai berikut :
“fasilitas yang ada dikantor desa sudah lumayan bagus mas. Dari
ruang tunggu, parkiran, kebersihan juga terjaga dan kelihatan bersih
mas. Toiletnya juga ada mas. Tapi untuk ruangan peleyanannya
kalau bisa sebenarnya kursi-kursinya ditata ya mas, biar lebih rapi.
Soalnya ruangannya juga sempit mas. Yahh… untuk fasilitas saat ini
sudah lumayan bagus dari sebelum-sebelumnya”. (tanggal 04 april
2019).
Wawancara tersebut menunjukan bahwa tampilan fisik dan fasilitas
pendukung pelayanan dikantor Desa Ponjong sudah cukup baik karena
sudah dilengkapi dengan ruang tunggu, perpustakaan, televisi, kipas angin
dan tempat parkir. Walaupun masih di butuhkan penataan kursi diruang
tunggu agar lebih terlihat rapidan menambah kenyamanan pengguna
layanan dikantor Desa Ponjong.
Senada juga yang disampaikan Bapak Tukino sebagai pengguna
layanan dikantor Desa Ponjong :
“menurut saya mas, kalau fasilitas dikantor desa sudah cukup baik.
Karena sudah ada ruang tunggu, jadi tidak harus berada jauh dari
tempat mengurus. Juga disediakan hiburan Televisi, kipas angin,
buku-buku, tempat parkir, toilet dan papan informasi lainya. Untuk
parkiran harus ditata lagi mas biar rapi ya, soalnya kalau parkir
sembarangan gak enak lihatnya, juga toiletnya harus dibersihkan
supaya bersih mas”. (tanggal 04 april 2019).
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa tampilan fisik dan fasilitas
penunjang layanan dikantor Desa Ponjong sudah cukup baik karena sudah
87
menyediakan fasilitas pendukung layanan seperti ruang tunggu, kipas
angin, hiburan televisi, tempat parkir, toilet dan papan informasi. Perlu
adanya penataan parkir dan kebersihan toilet di kantor Desa Ponjong.
Dari hasil wawancara bersama beberapa masyarakat pengguna
layanan terkait tangibel dikantor desa bahwa sudah sukup baik karena
pemerintah desa menyediakan ruang tunggu, perpustakaan, televisi, kipas
angin, tempat parkir, toilet, dan papan informasi. Adapun yang perlu di
perhatikan oleh pemerintah Desa Ponjong yaitu penataan ruang tunggu dan
kebersihan lingkungan kantor Desa Ponjong.
Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan terhadap
beberapa informan (narasumber) baik penyedia layanan maupun pengguna
layanan dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan pemerintah desa dalam
pengurusan administrasi kependudukan di kantor Desa Ponjong kecamatan
Ponjong Kabupaten Gunungkidul pada tangible sudah cukup memadai.
Baik itu fasilitas gedung, ruang pelayanan, ruang tunggu yang digabung
bersama perpustakaan, hiburan televisi, kipas angin, toilet, papan
informasi, mushola, tempat sampah dan tempat parkir. Pemerintah desa
perlu memperhatikan penataan ruang tunggu agar terlihat rapi, penataan
parkir, dan kebersihan toilet. Sehingga dalam memberikan pelayanan
memberikan kanyaman bagi penerima layanan.
Dari hasil obsevasi dan dokumentasi peneliti memperoleh data
bahwa peneliti melakukan pengamatan terkait Tangible (bukti langsung)
dan fasiltas pendukung lainnya. Bahwa benar yang dikatakan oleh
88
pemerintah desa (penyedia layanan) dan masyarakat (pengguna layanan)
bahwa ketersedian fasitas dikantor Desa Ponjong sudah cukup memadai.
Fasilitas lainya juga disediakan wifi, printer, komputer dan mesin tik.
Dokumen yang diperoleh peneliti juga cukup menambah data untuk
memperkaya pernyataan dari hasil wawancara informen (narasumber),
pengamatan, dan dokumentasi. Dari hasil dokumentasi perlu adanya
penetaan ruangan, penataan parkiran dan memperhatikan kebersihan toilet.
Sebagai penyedia layanan perlu memperhatikan setiap fasiltas yang ada
dikantor desa. Sebagai tolak ukur maksimalnya pelayanan, masyarakat
sebagai pengguna layanan akan merasa mendapatkan kepuasan terhadap
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Desa Ponjong.
2. Reliability
Reliability adalah Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan
yang dijanjikan secara akurat.
Berkaitan dengan reliability adalah kemampuan petugas untuk
memberikan pelayanan di kantor Desa Ponjong. Wawancara dengan Bapak
Wakhid Arianto sebagai Sekertaris desa, menjelaskan :
“untuk standar pelayanan masih berpatokan pada kecamatan tatapi
didesa kondisional saja mas. Gak terlalu formal-formal. Misalnya
penggunaan bahasa sering menggunakan ahasa Jawa. Cara ini untuk
lebih paham setiap kebutuhan masyarakat yang sudah terbiasa
menyampaikan dengan bahasa Jawa. kami selalu berusaha untuk
bekerja dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam
menyelenggarakan pelayanan tentunya mempunyai bekal yang
cukup dan kelengkapan fasilitas yang mendukung untuk
mempercepat proses pelayanan. Kalau untuk perangkat hampir 75 %
sudah bisa menggunakan computer ataupun labtop, beberapa
perangkat desa diberikan labtop untuk membantu proses pengolahan
89
data. Yahh… paling beberapa dukuh dan perangkat lain yang belum
bisa mas. (tanggal 04 april 2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa reliability adalah
Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat sudah cukup baik karena adanya standar pelayanan yang
kondisional, selalu berusaha untuk bekerja dan memberikan yang terbaik
kepada masyarakat, mampu menggunakan fasilitas-fasilitas pendukung
seperti labtop, komputer, mesin tik. Hampir 75 % (persen) sudah bisa
mengoperasikan labtop, komputer, dan mesin tik. Harapannya semua
perangkat desa dapat mengoperasikan fasilitas yang tersedia, guna
mempercepat proses pelayanan.
Selanjutnya wawancara dengan Ibu Puji Astuti petugas pelayanan
sekaligus Kepala Urusan Perencanaan juga menyampaikan bahwa :
“kalau standar pelayanannya kami masih sama dengan Kecamatan
Ponjong, namanya didesa ya mas tahu sendirilah. Kita sesuaikan
dengan masyarakat aja mas, biar jangan kaku. Kami beberapa
perangkat sudah diberikan laptop, kalau untuk kepala dusun belum
semua. Hampir semua bisa mengoperasikan alat-alat di ruangan
pelayanan mas. Misalnya, mesin TIK bagi yang belum mahir
komputer/labtop, juga ada komputer 4 (empat) unit bagi yang belum
bisa komputer bisa untuk belajar, dan printer juga. Tahun ini kami
sedang menganggarkan untuk peningkatkan kapasitas pemerintah
desa dengan mengadakan pelatihan untuk semua perangkat desa.
Jadi pelatihan disesuaikan dengan jabatan tugasnya. Harapanya
semua dapat mengetaui lebih tugas pokoknya dan mempercepat
proses pelayanan juga”. (tanggal 04 april 2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa reliability adalah
Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat sudah cukup baik karena pemerintah Desa sudah mempunyai standar
pelayanan dari Kecamatan Ponjong, beberapa perangkat desa juga mampu
90
mengopersikan komputer, labtop, mesin TIK, dan printer. Dalam
perjalanannya akan ada penganggaran khusus untuk mengadakan pelatihan
peningkatan kapasitas masing-masing perangkat. Dengan harapan semua
dapat mengetaui tugas pokoknya dan mempercepat proses pelayanan.
Selanjutnya wawancara dengan Muh. Mahfudz Isa Mauludy Kepala
Dusun Sumber Kidul juga menyampaikan berkaitan reliability adalah
kemampuan untuk memberikan pelayanan di kantor Desa Ponjong
menjelaskan :
“menurut saya, standar pelayanan sudah ada mas. Kalau penggunaan
fasilitas–fasilitas misalnya komputer, labtop, mesin TIK dan printer
saya belum terlalu bisa mas. yah.. masih berusaha juga mas, supaya
bisa. Kebetulan dikantor juga menyediakan komputer ada 4 (empat)
unit kalau tidak sibuk bisa langsung belajar mas. Biasanya selama ini
kalau untuk mempercepat penyampaian informasi kepada
masyarakat entah informasi apa saja, lansung disampaikan kepada
kami kepala-kepala dukuh, selanjutnya disampaikan kepada RT/RW.
Pada saat pertemuan RT/RW langsung disampaikan kepada
masyarakat”.(tanggal 04 april 2019).
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa reliability adalah
kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat sudah cukup baik karena sudah mempunyai standar pelayan,
beberapa perangkat belum mahir dalam mengoperasikan komputer, labtop,
mesin TIK, dan printer. Penyampaian informasi disampaikan melalui para
kepala-kepala dukuh, selanjutnya disampaikan kepada RT/RW. Pada saat
pertemuan RT/RW langsung disampaikan kepada masyarakat.
Dari hasil wawancara dengan pemerintah desa sebagai
penyelenggara pelayanan dalam hal ini reliablity adalah kemampuan untuk
menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara akurat ditingkat desa
91
dalam pengurusan administrasi kependudukan. Bahwa reliablity
pemerintah desa sudah cukup baik karena sudah mempunyai standar
pelayanan di tingkat desa, pemerintah Desa sebagai penyelenggara layanan
sudah mampu mengoperasikan alat penunjang pelayanan seperti labtop,
komputer, dan mesin tik. Masih ditemukan beberapa perangkat Desa belum
mampu menggunakan alat pendukung pelayanan, tetapi sudah disediakan
labtop dan komputer untuk belajar.
Proses penyampaian informasi dari pemerintah desa dilakukan
dengan menyampaikan informasi langsung kepada para kepala-kepala
dukuh. Selanjutnya dikepala dukuh menyampaikan kepada RT/RW dan
RT/RW disampaikan kepada masyarakat melalui pertemuan bersama
masyarakat. Untuk meningkatkan kapasitas pemerintah desa, maka
dianggarkan untuk memberikan pelatihan sesuai dengan tugas pokok
pemerintah desa. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan
meningkat kinerja pemerintah Desa.
Selanjutnya wawancara dengan Ibu Panekam sebagai masyarakat
pengguna layanan dalam pengurusan administrasi kependudukan berkaitan
dengan Reliability adalah Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan
yang dijanjikan secara akurat , yaitu :
“menurut saya, sudah cukup bagus ya mas. Gak kaya dulu lagi
kadang gak ada orang dikantor. Tetapi sekarang sudah baik,
walaupun masih menunggu kedatangan aparat desa. Mungkin ada
acara lain atau gimana makanya lambat mas. Tapi kalau ngurus-
ngurus surat cepat kok mas gak lama, soalnya udah pake computer
dan pelayanannya satu pintu mas”.(tanggal 04 april 2019).
92
Wawancara tersebut menunjukan bahwa reliability adalah
Kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat sudah lumayan baik karena petugas dapat dengan cepat dalam
mengurus surat-surat yang dibutuhkan oleh masyarakat. Para petugas
pelayanan harus tertip dalam kehadiran kekantor agar masyarakat tidak
menunggu lama.
Selanjutnya wawancara dengan Ibu Ida Farida masyarakat pengguna
layanan dikantor Desa Ponjong, juga mengatakan :
“menurut saya cukup handal mas, mereka mampu mengurus
administrasi dengan baik. Menggunakan komputer dan labtop. Juga
bisa langsung diprint dikantor mas, jadi gak harus lama-lama
menunggu. Yah.. walaupun kadang petugasnya gak ada, katanya
pertemuan kekecamatan atau di kabupaten. Biasanya kalau ada
informasi dari desa disampaikan lewat pertemuan rutin RT/RW,
biasanya dalam sebulan 3 sampai 4 kali pertemuan mas”. (tanggal
08 april 2019 )
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa reliability adalah
kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat sudah cukup baik karena para petugas sudah handal dalam mengurus
administrasi yang dibutuhkan masyarakat, para petugas juga menggunakan
fasilitas pendukung layanan seperti komputer, labtop, mesin TIK, dan
Printer, penyampaian informasi juga disampaikan kepada masyarakat
melalui pertemuan RT/RW yang diadakan 3 sampai 4 kali dalam satu
bulan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan terhadap
beberapa informan (narasumber) dapat disimpulkan pada aspek reliability
adalah kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang dijanjikan
93
secara akurat sudah cukup baik karena para petugas sudah handal dalam
mengurus administrasi yang dibutuhkan masyarakat di Desa Ponjong.
Pemerintah Desa sudah mempunyai standar pelayanan, mampu
menggunakan fasilitas penunjang seperti komputer, labtop, mesin TIK, dan
Printer. Dalam meningkatkan kapasitas pemerintah desa akan di anggarkan
untuk pemberian pelatihan. Masyarakat dapat memperoleh informasi dari
Desa melalui perangkat desa pada pertemuan RT/RW setempat.
3. Responsiveness
Kesukarealaan untuk menolong pengguna layanan dan
menyelenggarakan pelayanan secara iklas dalam pengurusan administrasi
kependudukan. Ketanggapan atau responsiveness petugas di Kantor Desa
Ponjong sangat berhubungan dengan aspek kesigapan petugas dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Daya tanggap petugas di Kantor Desa
Ponjong dalam memberikan pelayanan menjadi salah satu aspek yang
mempengaruhi penilaian masyarakat atas pelayanan yang diselenggarakan.
Pada penelitian ini untuk mengetahui tentang respon petugas
terhadap masyarakat saat menanggapi keluhan maupun disaat masyarakat
mengalami kesulitan, peneliti melakukan wawancara langsung dengan
Pemerintah Desa dan masyarakat yang mempunyai keluhan saat di Kantor
Desa ponjong.
Berkaitan dengan kesukarelaan untuk menolong pengguna layanan
dan menyelenggarakan pelayanan secara iklas dalam pengurusan
administrasi kependudukan, wawancara dengan Bapak Iksan D. NandaStaf
Kepala Seksi Pemerintahan menjelaskan :
94
“kami yang bertugas dalam memberikan pelayan sudah berusaha
untuk mempermudah setiap proses pengurusan surat, misalnya
Pengantar Ktp, Akta Kelahiran, Akta Kematian dan Surat lainnya.
Selama ini dalam memberikan informasi terkait persyaratan pelayan
ada dua cara yaitu lisan dan tulisan. Informasi melalui tulisan dengan
memasang gambar persyaratan pengurusan administrasi di papan
informasi yang ada didepan itu mas. Kalau ada yang merasa
kesulitan, kami dengan senang hati membantu mas. Tetapi yang
masih berkaitan dengan tugas pelayanan”. (tanggal 08 april 2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa responsiveness petugas di
kantor Desa Ponjong sudah sangat baik karena memberikan kemudahan
dan bersedia membantu masyarakat yang merasa kesulitan. Petugas
pelayanan sudah memberikan informasi tentang persyaratan pengurusan
administrasi kependudukan melalui pemasangan di papan-papan informasi
Desa. Petugas memberikan pelayanan secara iklas kepada semua
masyarakat yang membutuhkan dan membantu masyarakat yang merasa
kesulitan dalam pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa
Ponjong.
Untuk memperkaya data peneliti wawancara dengan Arif Fauzi
kepala Desa Ponjong berkaitan responsiveness petugas dalam memberikan
pelayanan dalam pengurusan administrasi kependudukan, beliau
menjelaskan:
“selama ini mas, kami sudah berusaha memberikan pelayanan
kepada masyakat lewat petugas layanan dalam pengurusan
administrasi. Tetapi namanya masyarakat berbeda-beda
pemikirankan mas, ada yang puas ada juga yang belum. Kami juga
menyediakan kotak saran dikantor untuk masrakat dapat
menyampaikan keluhan. Untuk menanggulangi, Setiap hari senin
kami mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh perangkat desa
dan mitra kerja pemerintah desa RT/RW dan BPD. Jadi dalam
pertemuan itu akan dibahas berbagai hal tentang pemerintahan,
pembangunan, kesejahtraan, pelayanan dan banyak lagi. Pada saat
itulah para RT/RW menyampaikan perkembangan ataupun keluhan
95
yang ditemui dimasyarakat. Maka langkah selanjutnya mencari
solusi untuk setiap permasalahan”.(tanggal 04 april 2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa responsiveness petugas di
Kantor Desa Ponjong sudah sangat baik karena pemerintah desa mampu
menyediakan kotak saran dan mampu menjawab setiap perkembangan dan
permasalahan. Pemerintah desa mampu memaksimalkan kinerja dari
perangkat desa dan mitra kerja pemerintah desa dengan mengadakan rapat
koordinasi setiap hari senin untuk meningkatkan kinerja pemerintahan
Desa Ponjong.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Oktarina
Fajar Kurniawati, S.Pd dengan Kepala Dusun Karangijo, Beliau
menjelaskan :
“menurut saya mas, kami sudah memberikan kemudahan bagi
masyarakat yang membutuhkan layanan. misalnyal warga saya,
berangkatnya pagi trus pulangnya sore, jadi gak bisa ngurus sendiri
kekantor biasanya dititipkan ke saya, tetapi sudah harus lengkap
persyaratannya. Kami selalu bersedia jika dibutuhkan baik jam kerja
maupun dirumah, namanya tanggungjawab harus iklaslah dalam
mengerjakannya. Kalaupun masyarakat kurang puas biasanya ada
yang menyampaikan langsung keluhannya kepada saya. Kalau ada
masukan dari warga akan disampaikan kepada pemerintah desa
melalui rapat koordinasi setiap hari senin mas. Nanti solusinya akan
dicarikan bersama-sama pemerintah desa lainnya”. (tanggal 04 april
2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa responsiveness petugas di
Kantor Desa Ponjong sudah sangat baik karena pemerintah sudah
memberikan kemudahan bersedia mengurus administrasi warganya yang
tidak ke kantor desa Karena berhalangan dengan pekerjaan lainnya,
menerima keluhan, dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi
melalui rapat koordinasi yang dilakukan setiap hari senin.
96
Dari hasil wawancara bersama pemerintah Desa sebagai penyedia
layanan, berkaitan dengan responsiveness kesukarealaan untuk menolong
pengguna layanan dan menyelenggarakan pelayanan secara iklas dalam
pengurusan administrasi kependudukan di kantor Desa. Bahwa
responsivesssudah cukup baik karena pemerintah Desa sudah membantu
masyarakat yang merasa kesulitan dalam pengurusan surat. Pemerintah
desa juga membantu masyarakat yang ingin mengurus surat tanpa harus
kekantor Desa dengan beberapa pertimbangan karena kesibukan
masyarakat itu sendiri.
Dalam memberikan informasi terkait pengurusan administrasi
kendudukan, pemerintah desa menyampaikan lewat lisan dan tulisan.
Informasi tertulis yaitu pemasangan persyaratan pengurusan administrsi
pada papan informasi yang ada kantor Desa. Informasi lisan yaitu
penyampaian lewat kepala-kepala dukuh dan disampaikan kepada ketua
RT/RW. Kemudian RT/RW manyampaikan langsung kepada masyarakat
lewat pertemuan warga, pertemuan di adakan 3-4 kali pertemuan dalam
sebulan. Untuk menanggulangi keluhan masyarakat terkait peleyanan,
Pemerintah Desa menyediakan kotak saran di kantor Desa. Penyampaian
keluhan dapat disampaikan langsung kepada Pemerintah Desa dan RT/RW.
Keluhan tersebut akan dibahas pada rapat koordinasi pemerintah Desa dan
mitra kerja pemerintah Desa yang di adakan setiap hari senin, maka akan
dibahas dan mencari solusinya. Pertemuan tersebut juga membahas tentang
pemerintahan, pembangunan, kesejahtraan, pelayanan dan hal-hal strategis
lainnya.
97
Selanjutnya wawancara dengan Bapak Tukino, sebagai masyarakat
pengguna layanan menyampaikan berberapa hal berkaitan dengan
responsiveness adalah kesukarealaan untuk menolong pengguna layanan
dan menyelenggarakan pelayanan secara iklas dalam pengurusan
administrasi kependudukan dikantor Desa Ponjong :
“menurut saya mas, untuk urus surat-surat susah mas. Tapi saya
biasanya langsung ketemu RT atau Dukuhnya langsung untuk Tanya
kepastian syaratnya. Saya juga kerja proyek mas, jarang di rumah
paling malam baru balik trus paginya berangkat lagi. Gak sempat
juga kalau urus. Saya biasa minta bantuan kepala dusun
saja.pemerintah desa sudah memberikan kemudahan kepada saya.
Kalau informasi atau masukan untuk pemdes pasti disampaikan pas
pertemuan RT/RW biasanya 3-4 kali dalam satu bulan mas”.(tanggal
04 april 2019)
Senada yang di sampaikan olehIbu Etin sebagai pengguna layanan
pada saat di wawancarai, beliau mengatakan :
“Menurut saya mas, pelayanan dikantor desa untuk urus surat
pengatar pembuatan Ktp,Akta Kelahiran, dan surat lainya sudah baik
kok mas. Juga mudah ngurusnya, kalau udah paham alur dan
persyaratannya. Saya awal ngurus susah mas, soalnya belum paham
dan persyaratannya terlalu banyak. Tapi kalau udah jelas
persyaratannya mudah saja mas”. (tanggal 08 april 2019)
Demikian juga yang di sampaikan pada saat wawancara dengan
Bapak Legiman sebagai pengguna layanan di kantor desa, beliau
menyampaikan bahwa :
“untuk urus surat biasanya saya titip ke pak dukuh aja mas. Kalau
urus sendiri gak sempat mas soalnya saya kerja berangkat pagi
pulang sore mas. Yang penting persyaratannya lengkap pak
dukuhnya pasti bisa bantu”. (tanggal 08 april 2019).
Wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa responsiveness
petugas di Kantor Desa Ponjong sudah sangat baik karena masyarakat
98
merasa puas dengan pelayanan pemerintah desa dalam mengurus
administrasi kependudukan. Masyarakat dapat memperoleh informasi
dengan jelas dari pemerangkat desa lewat pertemuan RT/RW dan
masyarakat dibantu mengurus administrasi kependudukan.
Selain itu peneliti melakukan observasi beberapa kali pada waktu
yang berbeda. Pada indikator responsiveness petugas di Kantor Desa
Ponjong dalam membantu dan memberikan pelayanan kepada masyarakat
sudah terpenuhi dengan cukup tepat. Hal ini dapat dilihat dari kesigapan
para petugas di Kantor Desa dalam melayani masyarakat di ruang
pelayanan. Petugas merespon hal-hal yang ditanyakan masyarakat dan
memberi pengarahan terkait dengan pertanyaan tersebut.
4. Assurance
Pengetahuan dan kesopanan para petugas dan kemampuan mereka
dalam memberikan kepercayaan kepada pengguna layanan. Masyarakat
sebagai pengguna layanan di Kantor Desa tentu ingin mendapatkan
pelayanan yang memuaskan. Hal tersebut harus didukung dengan
komunikasi yang baik antara penerima layanan dengan pemberi layanan.
komunikasi yang terjadi yaitu interaksi antara petugas pelayanan dengan
masyarakat, pimpinan dengan petugas, dan petugas dengan petugas.
Menjalin hubungan atau komunikasi saja tidak cukup untuk
memberikan kepuasan kepada masyarakat, akan tetapi petugas di Kantor
Desa harus dapat memegang kepercayaan dari masyarakat sebagai
pengguna layanan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
99
jaminan-jaminan, seperti jaminan kesopanan, ketepatan waktu, jaminan
kepastian biaya dalam pelayanan.
Pemerintah Desa dalam memberikan Assurance pengetahuan dan
kesopanan para petugas dan kemampuan mereka dalam memberikan
kepercayaan kepada pengguna layanan Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Budiman S. Nuggroho, petugas layanan pada saat wawancara di
Kantor Desa bahwa :
“kami tentunya masih banyak yang perlu diperbaiki mas, salah satu
agenda tahun ini sudah di anggarkan khusus untuk peningkatkan
kapasitas pemerintah desa dengan mengadakan pelatihan untuk
semua perangkat desa. Misalnya bidang pelayanan, kesejahtraan,
keuangan, tata usaha, perencanaan, pemerintahan dan masih ada
beberapa lagi. Jadi pelatihan disesuaikan dengan jabatan tugasnya.
Kami sebagai penyedia layanan harus paham dengan tupoksi
masing-masing perangkat. Untuk jaminan pelayan ketepatan waktu
kami berusaha untuk menyelesaikannya tanpa menunda-nunda,
untuk jaminan biaya semuanya gratis mas mulai tanggal 02 april
2015 semua bentuk pelayanan administrasi di Kantor desa Gratis.
Berdasarkan peraturan Desa Ponjong Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pungutan Desa” (tanggal 08 april 2019)
Dalam meningkatkan kapasitas pemerintah Desa Ponjong,
wawancara bersama Bapak Doonye A, sebagai Kepala Urusan Keuangan.
Beliau menjelaskan bahwa :
Pengetahuan pemerintah desa memang penting mas, jangan sampai
petugasnya gak paham dan gak ngerti dengan tugasnya pada saat
melukukan pelayanan. Pemerintah Desa sedang menganggarkan
untuk pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa mas.
Harapannya semua pemerintah Desa dapat lebih paham dengan
tupoksinya mas. (tanggal, 04 april 2019)
Senada juga yang disampaikan oleh Ibu Suparti, dukuh juga petugas
pelayanan. Pada saat wawancara di kantor Desa, Beliau mengatakan
bahwa :
100
“kami sudah mempunyai jadwal khusus untuk pelayanan mas,
misalnya hari ini ada 10 orang petugas layanan, ada dukuh dan
perangkat lainnya. Cukup bisa untuk mengisi kekosongan ataupun
mempercepat pelayanan mas”. (wawancara dengan, tanggal 04 april
2019)
Wawancara bersama kepala seksi pemerintahan, kaur keuangan dan
dukuh (1 dari 10 petugas pelayanan pada hari kamis) dapat disimpulkan
bahwa pelayanan dalam pengurusan administrasi kependudukan di Kantor
Desa pada dimensi Assurance sudah cukup baik. Dibuktikan dengan
adanya penganggaran khusus peninggkatan kapasitas pemerintahan desa
seperti bidang pelayanan, kesejahtraan, keuangan, tata usaha, perencanaan,
pemerintahan dan masih ada beberapa lagi. jaminan biaya telah ditetapkan
pada tanggal 02 april 2015 semua bentuk pelayanan administrasi di Kantor
Desa Gratis. Berdasarkan peraturan Desa Ponjong Nomor 4 Tahun 2015
Tentang Pungutan Desa. Jaminan ketepatan waktu oleh petugas perlu di
evaluasi agar pelayanan dapat berjalan dengan baik. Memaksimalkan
kinerja petugas layanan yang jumlah petugas layanan dikantor desa
berjumlah 10 sampai 11 orang setiap harinya sehingga memberikan
kepuasan kepada masyarakat.
Pelayanan di Kantor Desa Ponjong dilaksanakan pada hari Senin
sampai Kamis yaitu pada pukul 08.00-15.00 WIB istrahat Pukul 12.00-
12.45 WIB sedangkan pada hari Jum’at pada pukul 08.00-14.30 WIB
istirahat pukul 11.45-13.00 WIB. wawancara dengan Bapak Rusyanto,
Masyarakat sebagai pengguna layanan juga memberikan penjelasan pada
dimensi Assurance ketepatan waktu pelayanan yaitu :
101
“menurut saya mas, untuk ketepatan waktunya tergantung
petugasnya. Kalau petugasnya ada pasti cepat mas. Tapi kadang
mereka tidak ada dikantor katanya ada rapat ke kecamatan, rapat di
RT/RW atau mengikuti undangan warga.” (tanggal 08 april 2019)
Senada yang disampaikan oleh Ibu Suprianti sebagai masyarakat
pengguna layanan di kantor Desa bahwa :
“menurut saya, untuk ketepatan waktunya belum baik mas. Kalau
mau ngurus di kantor Desa kadang petugasnya gak ada mas. Itu yang
membuat lama. Juga persyaratan yang kurang lengkap harus balik
lagi ke rumah untuk lengkapi surat persyaratannya”. (tanggal 08
april 2019)
Mengenai Assurance biaya yang dikeluarkan dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa, wawancara dengan Bapak
Tugiman ketua RT dalam memberikanlayanan, menjelaskan :
“menurut saya mas, biaya untuk mengurus surat-surat pengantar
administrasi kependudukan gratis mas, gak ada pungutan apa-apa
kepada warga”. (tanggal 08 april 2019).
Selanjutnya wawancara dengan Bapak Yono sebagai masyarakat
pengguna layanan dalam pengurusan administrasi kependudukan.
berkaitan dengan jaminan pengetahuan, kecepatan (keakuratan data) biaya,
dan kesopanan beliau mengatakan :
“pelayanannya baik, petugasnya juga rama dan sopan mas.
Pelayanannya juga cepat mas, kalau persyaratannya lengkap. Untuk
biaya administrasinya semuanya gratis. Gak perlu bayar lagi
mas”.(tanggal 08 april 2019)
Wawancara bersama beberapa pengguna layanan dikantor desa
dapat disimpulkan bahwa pelayanan sudah cukup baik karena petugas
mempunyai kemampuan, cepat (keakuratan data), sopan dan rama dalam
memberikan pelayanan pengurusan administrasi. Semua pelayanan
102
administrasi kependudukan di desa Ponjong gratis, tidak ada pungutan
kepada warga yang melakukan pengurusan administrasi di Kantor Desa
Ponjong. Perlu adanya penataan jadwal kepada petugas layanan agar dapat
berada di tempat, sehingga masyarakat dapat dengan cepat memperoleh
pelayanan.
Berdasarkan Wawancara dan Observasi peneliti yang dilakukan
melihat pelayanan mengenai dimensi Jaminan atau assurance di Kantor
Desa Ponjong, dapat disimpulkan bahwa jaminan kepastian waktu
pelayanan dan jaminan biaya pelayanan sudah cukup baik tetapi belum
memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan. Hal
ini dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi pemerintah Desa di Kantor Desa
Ponjong untuk meningkatkan ketepatan waktu pelayanan menjadi lebih
baik lagi.
5. Empathy
Empathy adalah Perlakuan atau sikap pribadi yang diberikan oleh
penyedia layanan kepada penerima layanan dalam pengurusan administrasi
kependudukan di Kantor Desa Ponjong. Untuk mengetahui pelayanan
pemerintah Desa dalam pengurusan administrasi kependudukan dikantor
Desa Ponjong, terkait dimensi empathy, peneliti melakukan wawancara
dengan Bapak Arif Al Fauzi sebagai kepala Desa Ponjong, beliau
menjelaskan bahwa :
“kami dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sudah
berdasarkan standar pelayanan, setiap perangkat desa dan petugas
layanan harus mempunyai rasa memiliki. Berusaha bekerja untuk
memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.Selama ini mas,
103
pelayanan di kantor Desa disesuaikan sama budaya setempat mas
dalam tata krama dan sopan santun dalam pelayanan. Kalau ada
keluhan masyarakat disampaikan langsung kepada kami atau
RT/RW nanti pada rapat koordinasi akan dibahas dan direspon
dengan solusi mas”.(tanggal 04 april 2019).
Wawancara tersebut dengan bapak Kepala Desa dapat disimpulkan
bahwa pelayanan sudah cukup baik karena pemerintah Desa menjalankan
standar pelayanan, memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Pemerintah Desa juga menyesuaikan pelayanan dengan
budaya tata krama, sopan dan santun warga setempat. keluhan pelayanan
dapat disampaikan langsung kepada pemerintah Desa dan mitra kerja
pemerintah Desa (RT/RW). Akan dibahas pada rapat koordinasi dan
merespon dengan solusi.
Wawancara dengan Bapak Budiman Setyanugroho, S.P Petugas
layanan sekaligus kepala seksi pemerintahan pada saat ditemui di ruang
pelayanan juga menjelaskan terkait Empaty. Empathy adalah Perlakuan
atau sikap pribadi yang diberikan oleh providers kepada costomers dalam
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong yaitu :
“menurut saya mas kami sudah menjalankan pelayanan
maksimal,sebagai kasi pemerintahan kami menekankan dalam
memberikan pelayanan perlu memperhatikan sopan dan santun
kepada masyarakat. Sebagai petugas pelayanan kami memberikan
pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat tanpa
membeda-bedakan masyarakat. Kami mengutamakan kepentingan
masyarakat yang membutuhkan mas”.(tanggal, 08 april 2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa pelayanan dikantor desa
sudah cukup baik karena pemerintah desa menjalankan tugas sebagai
pelayan dengan memperhatikan kesopanan dan santun. Pemerintah desa
104
tidak diskriminasi (membeda-bedakan) dalam memberikan pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat dan mengutamakan kepantingan masyarakat
yang membutuhkan pelayanan di Kantor Desa Ponjong.
Berkaitan dengan Empathy adalah Perlakuan atau sikap pribadi yang
diberikan oleh penyedia layanan kepada pengguna layanan dalam
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong,
wawancara dengan Bapak M. Mahfudz Isa M, Dukuh Sumber Kidul
menjelaskan :
“Selama ini mas, dalam memberikan pelayan kepada masyarakat.
Kami sangat mempermudah warga yang mau mengurus surat
administrasi kependudukan. Namanya didesa mas, ya kita harus
sopan dan santun dengan warga yang membutuhkan pelayanan. Ada
juga warga yang minta bantuan langsung ke rumah, karena belum
paham dengan persyaratannya. Saya menjelaskan dengan baik agar
mereka memahami. Kalau pun mereka sibuk biasanya dititip kesaya
untuk diurus dikantor Desa mas”. (tanggal 04 april 2019)
Wawancara tersebut menunjukkan bahwa pelayanan dikantor Desa
Ponjong sudah cukup baik karena perangkat desa membantu masyarakat
yang merasa kesulitan dalam pengurusan surat-surat administrasi
kependudukan. Perangkat desa mampu menjelaskan kepada masyarakat
terkait persyaratan pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa
Ponjong.
Dari hasil wawancara bersama pemerintah desa (penyedia layanan)
terkait dimensi empathy. Bahwa, pemerintah desa sudah cukup baik karena
mengutamakan kepantingan masyarakat yang membutuhkan pelayanan.
Keluhan pelayanan dapat disampaikan langsung kepada pemerintah desa
105
dan mitra kerja pemerintah desa (RT/RW). Akan dibahas pada rapat
koordinasi dan merespon dengan solusi.
Penyelenggaraan pelayanan Pemerintah Desa juga menyesuaikan
budaya tata krama, sopan dan santun warga setempat, untuk mempermudah
pemahaman dan proses pengurusan administrasi kependudukan.
Pemerintah desa tidak diskriminasi (membeda-bedakan) dalam
memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kantor Desa
Ponjong.
Selanjutnya wawancara dengan Bapak Rusyanto sebagai masyarakat
pengguna layanan dalam hal Empathy adalah Perlakuan atau sikap pribadi
yang diberikan oleh providers kepada costomers dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong, menjelaskan :
“menurut saya mas, pemerintah desa cukup sopan dan santun dalam
memberikan pelayanan di Kantor Desa. Mereka memberikan
pelayanan juga bagus mas”. ( tanggal 08 april 2019).
Senada yang disampaikan oleh Ibu Rubiati sebagai masyarakat
pengguna layanan. Pada diwawancarai terkait dimensi empathy, beliau
mengatakan bahwa :
“pemerintah desa sopan dan santun mas. Saya kalau mau urus surat-
surat kalau belum paham, saya minta pak dukuh aja yang urus. Kami
tidak dibeda-bedakan mas dalam pengurusan administrasi”. (tanggal
08 april 2019)
Wawancara bersama bapak Rusyanto dan ibu Rubiati sebagai
pengguna layanan dapat disimpulkan bahwa pelayanan dikantor desa sudah
cukup baik karena masyarakat dapat diperlakukan dengan sopan dan
santun. Masyarakat juga tidak didiskriminasi (dibeda-bedakan) dalam
106
memperoleh palayanan dalam pengurusan administrasi kependudukan di
Kantor Desa Ponjong.
Dimensi Empathy yang lain juga ditunjukkan dengan sikap petugas
pelayanan pemerintah Desa sebagai penyelenggara pelayanan untuk lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan
pribadi. Hal itu merupakan kewajiban penyedia layanan untuk melayani
kebutuhan masyarakat sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.
Petugas pelayanan di Kantor Desa Ponjong dalam memberikan
pelayanan juga berperilaku sopan, santun, adil dan tidak pandang bulu
(diskriminatif). Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan, petugas
pelayanan di Kantor Desa ponjong tidak membeda-bedakan masyarakat
yang melakukan pelayanan dalam pengurusan administrasi kependudukan.
107
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, dapat
ditarik kesimpulan tentang pelayanan pemerintah desa dalam pengurusan
administrasi kependudukan di kantor Desa Ponjong di nilai dari lima dimensi
yaitu Tangibles, Reliability, Responsivineness, Assurance, dan Empathy.
1. Tangibles
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat di
tarik kesimpulan bahwa pelayanan pemerintah desa dalam pengurusan
administrasi kependudukan di kantor Desa Ponjong pada dimensi Tangible
belum maksimal dalam pengelolaan dan penataan ketersediaan sarana dan
prasarana pelayanan. Penyedian fasilitas-fasilitas pendukung pelayanan
seperti gedung perkantoran, ruang pelayanan, perpustakaan, televisi,
computer, labtop, kipas angin, perpustakaan, wifi, kendaraan roda dua,
mushola, papan informasi, tempat parkir, toilet dan lain-lain. Pemerintah
Desa Ponjong menyadari bahwa masih ada kekurangan ruangan untuk
para perangkat desa, ruang pelayanan sempit, dan penataan parkiran serta
kebersihan. Kekurangan ini berpengaruh pada proses pelayanan kepada
masyarakat dan pemerintah desa sendiri.
108
2. Reliability
Berdasarkan hasil peneltian yang telah peneliti lakukan terhadap
beberapa informan (narasumber) dapat disimpulkan pada dimensi
reliability adalah kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan yang
dijanjikan secara akurat sudah cukup baik karena para petugas sudah
handal dalam mengurus administrasi yang dibutuhkan masyarakat.
Pemerintah Desa sudah mempunyai standar pelayanan, mampu
menggunakan fasilitas penunjang seperti komputer, labtop, mesin TIK,
dan Printer. Dalam meningkatkan kapasitas pemerintah desa akan di
anggarkan untuk pemberian pelatihan. Masyarakat dapat memperoleh
informasi dari Desa melalui perangkat desa pada pertemuan RT/RW
setempat.
3. Responsiveness
Daya tanggap dan kesukarelaan petugas di Kantor Desa Ponjong
dalam memberikan pelayanan menjadi salah satu aspek yang
mempengaruhi penilaian masyarakat atas pelayanan yang
diselenggarakan. Dari hasil wawancara dengan beberapa informan dalam
memberikan dan memperoleh informasi terkait pengurusan administrasi
kendudukan. Pemerintah desa menyampaikan lewat lisan dan tulisan.
Informasi tertulis yaitu pemasangan persyaratan pengurusan administrsi
pada papan informasi yang ada kantor Desa. Informasi lisan yaitu
penyampaian lewat kepala-kepala dukuh dan disampaikan kepada ketua
RT/RW. Kemudian RT/RW manyampaikan langsung kepada masyarakat
109
lewat pertemuan warga, yang di adakan 3-4 kali dalam sebulan. Untuk
menanggulangi keluhan masyarakat terkait peleyanan, Pemerintah Desa
menyediakan kotak saran di kantor Desa. Penyampaian keluhan dapat
disampaikan langsung kepada Pemerintah Desa dan RT/RW. Keluhan
tersebut akan dibahas pada rapat koordinasi pemerintah Desa dan mitra
kerja pemerintah Desa yang di adakan setiap hari senin, maka akan
dibahas dan mencari solusinya. Pertemuan tersebut juga membahas
tentang pemerintahan, pembangunan, kesejahteraan, pelayanan dan hal-hal
strategis lainnya. Masyarakat dapat memperoleh informasi dengan jelas
dari perangkat desa lewat pertemuan RT/RW dan masyarakat dibantu
mengurus administrasi kependudukan. Petugas merespon hal-hal yang
ditanyakan masyarakat dan memberi pengarahan terkait dengan
pertanyaan tersebut.
4. Assurance
Dilihat dari hasil penelitian pelayanan pemerintah desa dalam
pengurusan administrasi kependudukkan dikantor Desa Ponjong mengenai
dimensi assurance, dapat disimpulkan bahwa pelayanan belum baik.
Petugas mempunyai kemampuan, cepat (keakuratan data), sopan dan rama
dalam memberikan pelayanan pengurusan administrasi. Semua pelayanan
administrasi kependudukan di desa Ponjong gratis, tidak ada pungutan
kepada warga. Pada jaminan ketepatan waktu belum memberikan
kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan, perlu adanya
penataan jadwal kepada petugas layanan agar dapat berada di tempat,
110
sehingga masyarakat dapat dengan cepat memperoleh pelayanan. Hal ini
dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi pemerintah Desa di Kantor Desa
Ponjong untuk meningkatkan ketepatan waktu pelayanan menjadi lebih
baik.
5. Empathy
Dilihat dari hasil penelitian penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa pemerintah Desa memiliki empathy kepada penerima layanan.
perangkat desa membantu masyarakat yang merasa kesulitan dalam
pengurusan surat-surat administrasi kependudukan. Perangkat desa juga
mampu menjelaskan kepada masyarakat terkait persyaratan pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong. Pemerintah desa
sudah cukup baik karena mengutamakan kepantingan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan. Petugas pelayanan sopan, santun dan adil.
Petugas pelayanan di Kantor Desa Ponjong tidak membeda-bedakan
(diskriminasi) masyarakat yang melakukan pelayanan dalam pengurusan
administrasi kependudukan.
111
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pelayan pemerintah desa dalam
pengurusan administrasi kependudukan di kantor Desa Ponjong Kecamatan
Ponjong kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada
beberapa saran yang diajukan sekiranya dapat dipertimbangkan dan sebagai
bahan evaluasi bagi pemerintah Desa untuk meningkatkan pelayanan menjadi
lebih baik lagi.
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pemerintah desa perlu
memperhatikan penataan ruang tunggu agar terlihat rapi, penataan parkir,
dan kebersihan. Sehingga dalam memberikan pelayanan memberikan
kanyaman bagi penerima layanan. Kekurangan ini berpengaruh pada
proses pelayanan.
2. Pemerintah desa perlu menambah gedung dan ruangan perangkat desa.
Penembahan tersebut untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dan pemerintah desa sendiri.
3. Perlu memperhatikan dan memaksimalkan setiap fasiltas yang ada
dikantor desa. Pemasangan informasi terkait pengurusan surat-surat
administrasi harus di pasang pada papan informasi.
4. Perlu adanya penataan jadwal petugas layanan agar dapat berada di
tempat, sehingga masyarakat dapat dengan cepat memperoleh pelayanan.
Pada jaminan ketepatan waktu belum memberikan kepuasan kepada
masyarakat sebagai pengguna layanan.
112
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, Agus.(2015).Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, inklusi, dan Kolaboratif.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hardiyansyah, M.Si.(2018).Kualitas Pelayanan Publik.Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Lexy J. Moleong.(2007).Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Litjan Poltak Sinambela, dkk.(2011). Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan,Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mukarom, Zeanal.mahibudin wijaya laksana.2016.Membangun Kinerja Pelayanan Publik. Bandung:CV pustaka Setia.
Mulyana,Deddy.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Naim, Umar.(2017).Relasi Pemerintah Desa Dan Supra Desa Dalam Perencanaan Dan Penganggaran Desa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2006. (2016). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: pustaka Belajar.
Peraturan Perundangan
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
https://www.slideshare.net/abieyanka/permen-no47-th-2016-tentang-administrasi-pemerintahan-desa
https://alsafrijunerripandawa.wordpress.com/2016/07/27pengertian-kependudukan-menurut-para-ahli/
113
PEDOMAN WAWANCARA
Identitas Informan :
1. Nama : ............................................
2. Usia : ............................................
3. Jenis Kelamin : (Laki-Laki/Perempuan)
4. Jabatan/ Pekerjaan : ............................................
5. Pendidikan : ............................................
A. PEMERINTAH DESA (kepala desa dan perangkat desa)
a. Tangibles (bukti langsung)
1. Bagaimana kesediaan fasilitas terkait dengan kualitas pelayanan
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
2. Bagaimana tata ruang tempat pelayanan dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa ponjong ?
3. Apa upaya pemerintah desa dalam memberikan kemudahan akses
informasi, kejelasan prosedur dan persyaratan layanan ? Apakah ada
pemasangan gambar alur atau tata cara pengurusan surat-surat
administrasi kependudukan ?
4. Bagaimana penerapan kedisiplinan pemerintah desa dalam melayani
masyarakat dalam mengurus administrasi Kependudukan di Kantor
desa Ponjong ?
5. Bagaimana kecakapan pemerintah desa dalam menggunakan alat
bantu pelayanan pengurusan administrasi kependudukan di Kantor
Desa Ponjong ?
114
b. Reliability (kehandalan)
1. Apa saja standar pelayanan dan apakah pemerintah desa sudah
bekerja sesuai standar pelayanan dalam pengurusan administrasi
kependudukan di kantor Desa Ponjong ?
2. Bagaimana keahlian pemerintah desa dalam menggunakan alat
penunjang seperti komputer dan alat penunjang pelayanan lainya ?
3. Bagaimana kecermatan pemerintah desa memberikan informasi
kejelasan prosedur dan persyaratan kepada masyarakat dalam
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
4. Apa upaya peningkatkan kemampuan pemerintah desa dalam
melayani masyarakat di Kantor Desa Ponjong ?
c. Responsiveness (daya tanggap)
1. Bagaimana respon pemerintah desa apabila terdapat masyarakat/
pemohon yang merasa kesulitan dalam proses pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan petugas dalam menjaring aspirasi
masyarakat ? apakah ada sistem informasi pelayanan dan kotak saran,
untuk meningkatkan pelayanan di Kantor Desa Ponjong ?
3. Bagimana kecermatan pegawai dalam menangani setiap keluhan dari
masyarakat ketika melakukan proses pelayanan pengurusan
administrasi di Kantor Desa Ponjong ?
115
4. Bagaimana pemerintah desa merespon usulan masyarakat ? dan apa
solusi atas keluhan dan usulan masyarakat untuk memperbaiki
kualitas pelayanan di Kantor Desa Ponjong ?
d. Assurance (jaminan)
1. Upaya apa yang dilakukan pemerintah desa dalam meningkatkan
pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan
di Kantor Desa Ponjong ?
2. Apakah jaminan ketepatan waktu dan keakuratan pelayanan
administrasi kependudukan sesuai dengan standar pelayanan ?
3. Bagaimana jaminan biaya yang dibebankan kepada masyarakat terkait
pelayanan pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa
Ponjong ?
4. Bagaimana jaminan kesopanan yang diterapkan pemerintah desa
dalam pelayanan pengurusan administrasi di kantor desa Ponjong ?
5. Apakah pemerintah desa sudah memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada masyarakat dalam pengurusan administrasi
kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
e. Empathy (empati)
1. Apakah pemerintah desa mendahulukan kepentingan
pelanggan/pemohon dalam memberikan layanan di kantor desa ?
2. Bagaimana pemerintah desa menyikapi usulan dan keluhan dari
masyarakat terkait pelayanan pengurusan administrasi kependudukan
di Kantor Desa Ponjong ?
116
3. Bagaimana sikap ramah dan sopan pemerintah desa ketika
memberikan pelayanan di Kantor Desa Ponjong ?
4. Apa pemerintah desa membantu masyarakat yang mengalami
kesulitan tampa diskriminasi (tampa membeda-bedakan) dalam
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
B. MASYARAKAT
a. Tangibles (bukti langsung)
1. Bagaimana kesedian fasilitas pelayanan petugas dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
2. Bagaimana fasilitas tata ruang layanan di Kantor Desa Ponjong?
3. Apakah petugas memberikan kemudahan akses informasi,
kejelasan prosedur dan persyaratan layanan ? Apakah ada
pemasangan gambar alur atau tata cara pengurusan surat-surat
administrasi kependudukan ?
4. Bagaimana kedisiplinan para petugas dalam pengurusan
administrasi Kependudukan di Kantor desa Ponjong ?
5. Apakah fasilitas yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan
penerima layanan dalam pengurusan administrasi kependudukan di
Kantor Desa Ponjong ?
b. Reliability (kehandalan)
1. Apakah petugas bekerja sesuai dengan standar pelayanan dalam
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
117
2. Bagaimana kehandalan petugas dalam pelayanan pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
3. Bagaimana tingkat kemudahan akses dalam mengurus dan
memenuhi persyaratan pelayanan dalam pengurusan administrasi
kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
4. Apakah masyarakat mampu memahami informasi penjelasan
prosedur dan persyaratan dari petugas dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
5. Apakah petugas menguasai teknologi pelayanan misalnya dalam
penggunaan komputer dan alat bantu lainya dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
c. Responsiveness (daya tanggap)
1. Bagaimana sikap petugas jika pengguna layanan mengalami
kesulitan dalam pengurusan administrasi kependudukan di Kantor
Desa Ponjong ?
2. Bagaimana tanggapan petugas apabila pengguna layanan
memerlukan bantuan dalam pengurusan administrasi
kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
3. Apakah petugas menyediakan sistem informasi layanan dan kotak
saran terhadap pelayanan pengurusan administrasi kependudukan
di Kantor Desa Ponjong ?
4. Apakah petugas mampu merespon kritik atau keluhan dan saran
atau usulan dan apakah solusi petugas terhadap kritik dan saran,
118
memberikan kepuasan pengguna layanan dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
d. Assurance (jaminan)
1. Bagaimana pengetahuan kemampuan petugas dalam proses
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
2. Bagaimana jaminan ketepatan waktu dalam proses pelayanan
pemerintah desa dalam pengurusan administrasi kependudukan di
Kantor Desa Ponjong ?
3. Bagaimana jaminan biaya yang dikeluarkan dalam pengurusan
administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
4. Bagaimana kesopanan petugas dalam memberikan layanan
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
5. Apakah petugas sudah memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada pengguna layanan dalam pengurusan administrasi
kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
e. Empathy (empati)
1. Bagaimana sikap petugas saat melayani masyarakat dalam
mengurus administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
2. Apakah petugas memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
pengguna layanan dalam pengurusan administrasi kependudukan
di Kantor Desa Ponjong ?
119
3. Apakah petugas sudah memberikan pelayanan yang sama terhadap
seluruh masyarakat tanpa diskriminasi dalam pengurusan
administrasi kependudkan di Kantor Desa Ponjong ?
4. Apakah petugas membantu masyarakat yang kesulitan dalam
pengurusan administrasi kependudukan di Kantor Desa Ponjong ?
5. Apa saran dan kritik kepada petugas dalam pengurusan
administrasi kependudukan di kantor desa ponjong guna
meningkatkan kualitas kegiatan pelayanan yang lebih baik
kedepannya ?
120
Lampiran Dokumentasi
Gambar 1. Aktivitas pelayanan pemerintah Desa Ponjong dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Gambar 2. Kondisi ruangan pelayanan dan perpustakaan di kantor Desa Ponjong.
121
Gambar 3. Ruang pelayanan
Gambar 4. Ruang pelayanan dan petugas layanan (wawancara bersama Ibu Puji
Astuti)
122
Gambar 5. Setelah melakukan awancara bersama Bapak Kepala Desa Ponjong
gambar 6. Setelah melakukan wawancara bersama petugas pelayanan.
123
Gambar 7. Papan Informasi di kantor Desa Ponjong
Gambar 8. Kotak Saran di Kantor Desa Ponjong
Gambar 9. Kondisi tempat parkir kendaraan
124
Gambar 10. Jadwal petugas pelayanan satu pintu di Kantor Desa Ponjong
125
Gambar 11. Jam Kerja Kantor Desa Ponjong
Gambar 12. Persyaratan pembuatan surat