pemaknaan simbol-simbol agama dalam · pdf filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada...

22
1 PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI GEORGE WALKER BUSH PASCA SERANGAN 11 SEPTEMBER 2001 Agustina Siahaan * ABSTRAK Masalah utama yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah makna dan alasan penggunaan simbol-simbol agama dalam kebijakan luar negeri Bush terhadap Afghanistan dan Irak pasca serangan 11 September 2001. Simbol agama yang diteliti terbagi dalam tiga bentuk yaitu pengutipan ayat Alkitab, metafora dan frase agama Kristen, dan pengutipan syair lagu rohani yang dimuat dalam pidato, pernyataan resmi, dan juga buku pertahanan Amerika Serikat. Karya ilmiah ini didasari oleh konsep benturan peradaban yang disampaikan oleh Samuel P. Huntington bahwa konflik yang semakin berkembang akan diwarnai oleh perbedaan peradaban. Pandangan ini kemudian dikelola dengan menggunakan paradigma konstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa penggunaan simbol agama dalam kebijakan Bush bukan hanya sebuah peristiwa alamiah, namun suatu ide yang dibangun untuk tujuan tertentu. Penulis menginterpretasi simbol simbol agama tersebut menggunakan analisa pemahaman interpretasi yang memungkinkan hasil penelitian ini sedikit banyak tidak lepas dari emosi dan interpretasi penulis sendiri. Karya ilmiah ini menghasilkan kesimpulan bahwa simbol-simbol agama yang digunakan Bush dalam kebijakan luar negerinya dimaksudkan untuk memenuhi target dalam domestik maupun internasional. Dalam domestik, Bush berusaha memanfaatkan simbol-simbol agama untuk berkomunikasi dan menarik dukungan masyarakatnya dalam berperang di Irak dan Afghanistan. Sementara penggunaan simbol agama ke Afghanistan dan Irak dimaksudkan untuk membenturkan Amerika dan Islam (kebaikan dan kejahatan) yang membuat kebijakan Bush dapat dilegalkan dan mendapat dukungan dari pihak internasional. Kata kunci: Benturan Peradaban, Interpretasi, Kebijakan Luar Negeri, Simbol Agama, Serangan September ABSTRACT The main issue in this paper is related to the meaning and reason for the use of religious symbols in Bush's foreign policy towards Afghanistan and Iraq after the attacks of 11 September 2001. The religious symbols are divided into three form, they are biblical language, metaphors and phrases of Christianity, and Christian spiritual song (hymnology). They are all contained in speeches, official statements, and also the US defense book. This thesis is written based on the concept of clash of civilizations by Samuel P. Huntington. Huntington mainstream view is that the conflict in the future is no longer characterized by political and economic, but differences of civilization. These views are then managed using a constructivism which holds that no action will occur naturally, which can be assumed that the use of religious symbols in Bush's policy is not just a natural event, but surely there is intention are built for a specific purpose. To explore the meaning of religious symbols, the writer use the interpretative understanding analysis which is enables the interpretation affect by the writer‟s interpretation. And to explore the reason on why Bush use the religious symbol, writer use the strategic policy analysis. This method reveals the reason on how a * Mahasiswi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57126

Upload: lambao

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

1

PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI

GEORGE WALKER BUSH PASCA SERANGAN 11 SEPTEMBER 2001

Agustina Siahaan*

ABSTRAK

Masalah utama yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah makna dan alasan penggunaan

simbol-simbol agama dalam kebijakan luar negeri Bush terhadap Afghanistan dan Irak pasca

serangan 11 September 2001. Simbol agama yang diteliti terbagi dalam tiga bentuk yaitu

pengutipan ayat Alkitab, metafora dan frase agama Kristen, dan pengutipan syair lagu rohani

yang dimuat dalam pidato, pernyataan resmi, dan juga buku pertahanan Amerika Serikat.

Karya ilmiah ini didasari oleh konsep benturan peradaban yang disampaikan oleh Samuel P.

Huntington bahwa konflik yang semakin berkembang akan diwarnai oleh perbedaan

peradaban. Pandangan ini kemudian dikelola dengan menggunakan paradigma

konstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah.

Dalam hal ini dapat diasumsikan bahwa penggunaan simbol agama dalam kebijakan Bush

bukan hanya sebuah peristiwa alamiah, namun suatu ide yang dibangun untuk tujuan tertentu.

Penulis menginterpretasi simbol simbol agama tersebut menggunakan analisa pemahaman

interpretasi yang memungkinkan hasil penelitian ini sedikit banyak tidak lepas dari emosi dan

interpretasi penulis sendiri. Karya ilmiah ini menghasilkan kesimpulan bahwa simbol-simbol

agama yang digunakan Bush dalam kebijakan luar negerinya dimaksudkan untuk memenuhi

target dalam domestik maupun internasional. Dalam domestik, Bush berusaha memanfaatkan

simbol-simbol agama untuk berkomunikasi dan menarik dukungan masyarakatnya dalam

berperang di Irak dan Afghanistan. Sementara penggunaan simbol agama ke Afghanistan dan

Irak dimaksudkan untuk membenturkan Amerika dan Islam (kebaikan dan kejahatan) yang

membuat kebijakan Bush dapat dilegalkan dan mendapat dukungan dari pihak internasional.

Kata kunci: Benturan Peradaban, Interpretasi, Kebijakan Luar Negeri, Simbol Agama,

Serangan September

ABSTRACT

The main issue in this paper is related to the meaning and reason for the use of religious

symbols in Bush's foreign policy towards Afghanistan and Iraq after the attacks of 11

September 2001. The religious symbols are divided into three form, they are biblical

language, metaphors and phrases of Christianity, and Christian spiritual song (hymnology).

They are all contained in speeches, official statements, and also the US defense book. This

thesis is written based on the concept of clash of civilizations by Samuel P. Huntington.

Huntington mainstream view is that the conflict in the future is no longer characterized by

political and economic, but differences of civilization. These views are then managed using a

constructivism which holds that no action will occur naturally, which can be assumed that

the use of religious symbols in Bush's policy is not just a natural event, but surely there is

intention are built for a specific purpose. To explore the meaning of religious symbols, the

writer use the interpretative understanding analysis which is enables the interpretation affect

by the writer‟s interpretation. And to explore the reason on why Bush use the religious

symbol, writer use the strategic policy analysis. This method reveals the reason on how a

*Mahasiswi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Jalan Ir.

Sutami No. 36A, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, 57126

Page 2: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

2

leader chose the most strategic policy in any condition. The study concluded that religious

symbols in Bush foreign policy are intended to meet the targets in both domestic and

international. In domestic, Bush tried to use religious symbols to communicate and attract

the support of American people in the war of Iraq and Afghanistan. While the use of religious

symbols to Afghanistan and Iraq intended for banging America and Islam (good and evil)

that will make Bush was able and legal to overcome the evil actions in Afghanistan and Iraq.

Keyword: Clash of civilization, foreign policy, religious symbol, re-interpretation, September

attack

LATAR BELAKANG

Meskipun dunia telah bergerak kearah sekulerisme dengan ditandai pemisahan ruang

agama dan ruang politik serta meningkatnya jumlah ateisme dan agnotisme, namun diskursus

tentang agama tidak pernah berhenti untuk dibahas. Sejarah menunjukkan bahwa agama telah

menjadi alat paling sensitif sebagai alasan dalam melegalkan berbagai tindakan dalam

lingkungan sosial termasuk peperangan. Perang Salib (crusade) yang sering digambarkan

sebagai peperangan dua agama besar yaitu Islam dan Kristen adalah contoh besar perang

yang dipicu oleh perbedaan pandangan agama. Perang Salib beserta pemikiran-pemikirannya

telah mengonstruksi citra dunia Islam di mata Barat dan begitu pula sebaliknya. Akhirnya,

Perang Salib telah melahirkan perasaan saling tidak percaya serta salah paham yang tidak

berkesudahan. Bahkan tindakan terorisme banyak dihubungkan dengan identitas agama

tertentu, sehingga banyak menuai respon yang beragam diantara pemeluk agama.

Amerika Serikat adalah negara yang menyatakan bahwa agama merupakan konsep

yang harus dipisahkan dari konsep politik. Secara umum pemisahan tersebut berasal dari

konsep Thomas Jefferson yang berbunyi separation of church and state atau pemisahan

gereja dan negara. Hal ini dimaknai bahwa negara Amerika bukan negara yang berlandaskan

agama sehingga tidak boleh ada intervensi dari agama manapun terhadap hukum dan

pemerintahan di Amerika atau bisa dikatakan sepenuhnya sekuler.1 Namun demikian jika

dilihat dalam politik praktis Amerika adalah salah satu negara sekuler yang masih dibalut

diskursus agama.2 Beberapa presiden Amerika Serikat sering menggunakan atribut dan

simbol agama dalam kebijakannya, termasuk John Adams, John F. kenndedy, Bill Clinton,

dan George W. Bush dan lain sebagainya.3

Namun dari sekian presiden yang sarat dengan simbol agama, Presiden George W.

Bush (selanjutnya disebut Bush) dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang paling

fenomenal dengan simbol-simbol agamanya. Dan uniknya momentum peristiwa penyerangan

World Trade Center dan Pentagon atau yang lebih dikenal dengan peristiwa 11 September

Page 3: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

3

2001 menjadi momen paling penting dalam penggunaan simbol-simbol agama dalam rezim

Bush. Pernyataan Bush, menyusul peristiwa 11 September 2001 dengan istilah Perang

Salibnya telah membuktikan kuatnya bekas peristiwa perang tersebut dalam benak Bangsa

Barat. Peristiwa penyerangan 11 September 2001 dipercaya oleh Bush sebagai sebuah

tindakan yang mengubah wajah Amerika. Pemerintah dan masyarakat Amerika serta

sebagian masyarakat dunia mempercayai bahwa peristiwa ini merupakan ulah kelompok anti

Amerika atau teroris kelas atas yang disinyalir kelompok Al-Qaeda, yaitu kelompok radikal

dari Timur Tengah. Timur Tengah menjadi kawasan yang sangat krusial bagi Amerika

Serikat setelah peristiwa 11 September 2001.

Pada tahun 2004, dalam sebuah pernyataannya saat diwawancarai, Bush kembali

mempertegas makna City upon a Hill (doktrin awal eksepsionalisme Amerika Serikat)

dengan menyatakan “Like generations before us, we have a calling from beyond the stars to

stand for freedom. This is everlasting dream of America.”4 Bush terlihat sangat percaya diri

untuk menyatakan bahwa Bush adalah orang pilihan Tuhan sebagai presiden dan Bush juga

menyampaikan bahwa negara Amerika adalah bangsa pilihan Tuhan yang mendapat otoritas

Tuhan sepenuhnya, baik dalam memerangi musuh dan untuk mewujudkan perdamaian.

Simbol-simbol agama yang digunakan Bush terlihat sangat spontan dan memiliki

pemaknaan yang terkadang sangat krusial dalam memandang peristiwa menegangkan yaitu

serangan 11 September 2001. Dalam hal ini muncul asumsi terkait tujuan penggunaan simbol

agam tersebut yaitu terkait pengaruh dendam masa lalu atas perang salib atau justru hanya

disebabkan oleh perkembangan kepentingan Amerika Serikat di Timur tengah.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Karya ilmiah ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif eksploratif. Kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Sementara penelitian eksploratif adalah penelitian

yang bertujuan untuk memetakan suatu objek secara relatif mendalam, atau dengan kata lain

penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang

mempengaruhi terjadinya sesuatu dan dipakai manakala kita belum mengetahui secara persis

dan spesifik mengenai objek penelitian kita.5

2. Jenis Data

Page 4: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

4

Data terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah

suatu objek atau dokumen original serta material mentah dari pelaku yang disebut first-hand

information. Data primer dalam penelitian ini berupa teks pidato dan teks wawancara Bush

yang sudah dipublikasikan dalam bentuk script yang diakses dari website resmi White House.

Adapun data sekunder adalah data pendukung yang sudah dikompilasi dalam bentuk buku,

majalah, jurnal serta berita-berita cetak maupun online yang berhubungan dengan isu ini.

3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Segala data yang dibutuhkan untuk penulisan karya ilmiah ini akan dikumpulkan

dengan teknik-teknik, yaitu:

a. Studi Pustaka yaitu melalui pencarian data dalam bentuk dokumentasi seperti buku

cetak, buku elektronik, jurnal, majalah, surat kabar cetak.

b. Internet Browsing yaitu melalui pencarian data data pendukung melalui internet yang

menyediakan website-website terkait isu yang dibahas, seperti jurnal online, video,

dan artiket serta berita terkait.

4. Teknik Analisis Data

Untuk memperdalam mengapa suatu kebijakan luar negeri diputuskan, muncullah

studi analisis strategis kebijakan luar negeri (strategic foreign policy analysis) yang mengkaji

serta mempelajari kebijakan melalui proses pengambilan keputusan yang akan

mempengaruhi sistem internasional. Studi ini membantu kita dalam mengkaji fenomena-

fenomena yang sedang terjadi di sekitar kita dengan membandingkan satu kebijakan luar

negeri dengan yang lainnya sehingga dapat menemukan kebijakan yang lebih strategis yang

didukung oleh situasi yang terjadi. Kebijakan luar negeri tentunya dirumuskan oleh aktor-

aktor penting seperti individu. Level individu ini merupakan bagian dari level analisis yang

digunakan unruk menjelaskan pengambilan kebijakan luar negeri.

Level analisis individu menunjukkan bahwa suatu kebijakan luar negeri

sesungguhnya adalah cerminan dari pemikiran serta perilaku pemimpin negara tersebut.

Setiap individu memiliki karateristik yang berbeda, dimana setiap individu mempunyai

caranya masing-masing dalam membuat kebijakan luar negeri. Keputusan dalam

pengambilan kebijakan luar negeri ini biasanya terpengaruh dari emosi serta sudut pandang

pemimpin tersebut. Latar belakang kehidupan dan kondisi psikologis seorang pemimpin juga

sangat mempengaruhi cara seorang pemimpin dalam membuat keputusan.

Page 5: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

5

Marijke Breuning menyebutkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam

analisis kebijakan luar negeri level individu ini yaitu operational code, analisa karakter

pemimpin dan leadership trait analysis. Metode kedua adalah analisa karakter pemimpin

yang dikategorikan menjadi empat jenis karakter dari pemimpin yaitu, (1) active-positive,

pemimpin di kategori ini banyak berkontribusi serta memperoleh rasa puas dari pekerjaan

yang dilakukannya. (2) active-negative, pemimpin pada katagori ini adalah pemimpin yang

lebih mementingkan kekuasaan dan cara mempertahankanya, (3) passive-positive, pemimpin

yang kurang aktif namun tetap memberikan yang terbaik dalam melakukan pekerjaannya,

kategori yang terakhir adalah passive-negative, merupakan pemimpin yang kurang energik.

George W. Bush tergolong pemimpin aktif negatif yang begitu masif dalam mengambil

segala kebijakan yang mungkin bisa diambil untuk mempertahankan kekuasaannya termasuk

mengambil kebijakan kontroversial untuk berperang di Timur Tengah dengan membawa

terorisme menjadi isu utamanya, namun dampak dan akibat perang menjadi masalah baru

yang dihadapi Amerika. Dalam penemuan yang Amy temukan dalam artikel ilmiahnya,

kebijakan kontroversial tersebut diambil oleh Bush untuk menarik simpati masyarakat

Amerika untuk berkontribusi memilihnya kembali dalam periode kedua.6

AGAMA DAN PENGALAMAN SPRITUAL GEORGE WALKER BUSH

Bush bergabung dalam jemaat di Gereja Metodis tak lama setelah anak-anaknya lahir.

Perjalanan spiritual Bush terlihat lambat, tetapi secara bertahap membawanya ke pengalaman

iman yang kuat. Bush telah dibaptis di Yale non-denomination Dwight Hall Chapel dan orang

tuanya telah membawanya ke dua gereja yaitu Presbyterian dan Episcopal di Texas tetapi

pengalaman spiritualnya belum tumbuh secara mendalam. Pandangan spritualnya mulai

bergeser ketika Bush senior mengundang penginjil terkenal dunia yaitu Billy Graham untuk

menjawab beberapa pertanyaan dari keluarga Bush yang tengah berkumpul saat liburan

keluarga di Kennebunkport, Maine. Graham berbicara dengan Bush yang mana pesan dalam

pembicaraan ini sangat menggugah spiritualitas Bush.7 Bush mulai membaca Alkitab lebih

serius dan menghadiri acara Pendalaman Alkitab (PA) setiap rabu malam. Pada waktu Bush

mulai berkampanye untuk pemilihan Presiden pada tahun 2000, pandangan spritualitasnya

semakin terlihat dan terluapkan, dan bahkan dia membicarakan hal itu saat kampanye,

terutama ketika dia menyebut Yesus sebagai filsuf favoritnya selama hidup.

Bush banyak menggantungkan diri terhadap istrinya untuk membawa hidupnya dalam

perubahan besar. Sebelum menikah Bush memiliki beberapa episode kehidupan yang terikat

Page 6: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

6

dengan alkohol. Segera setelah menikahi Laura, Bush bergabung dengan United Methodist

Church dan menjadi seorang jemaat Kristen yang mengalami pengalaman spiritual lahir

kembali (born again). Berdasarkan catatan Bush dalam bukunya Decision Point, Bush

menyebutkan bahwa titik awal penentu pengalaman keimanannya terjadi pada ulang

tahunnya yang ke-40. Pada pagi hari di hari ulang tahunnya yang ke-40 tersebut, Bush

melakukan aktivitas rutinnya yaitu lari pagi. Dalam perjalanannya Bush memungkiri

kehidupannya yang masih banyak dibumbui perilakunya yang kurang baik. Bush merasakan

sebuah perasaan bersalah dan merasa sudah waktunya untuk kembali ke jalan yang benar. Dia

melukiskan perasaan tersebut dalam bukunya sebagai berikut:

My problem was not only drinking; it was selfishness. The booze was leading me to

put myself ahead of others, especially my family... faith showed me a way out. I knew I

could count on the grace of God to help me change. It would not be easy, but by the

end of the run, I had made up my mind: I was done drinking.8

Pada tahun 1981 pasangan Bush dan Laura akhirnya menikmati kedatangan putri

kembarnya, Barbara dan Jenna. Banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan pribadi

Bush mulai saai itu seperti berhenti minum dan menjadi sangat terlibat aktif dalam pelayanan

di gerejanya. Selama hidup di Texas, Bush dan keluarga menjadi jemaat aktif di Highland

Park Methodist United Church.

Metodis adalah sebuah sekte Kristen yang telah mengalami transformasi setelah

zaman kegelapan dari Eropa. Metodis muncul pada tahun 1700-an di Inggris dan kemudian

menyebar ke negara-negara koloni Inggris. Charles dan John Wesley adalah ayah dan anak

yang menjadi perintis aliran Metodisme. Awalnya Charles adalah pendeta gereja Anglikan

yang merupakan aliran Episkopalian di Inggris. John Wesley kemudian mengikuti jejak

ayahnya sebagai Anglikan. Dalam proses pemuridan, John mengalami pengalaman spiritual

yang sangat penting yaitu menjadi seorang Kristen yang terlahir kembali. John Wesley

kemudian menetapkan tiga ajaran dasar utama yang harus dijadikan sebagai dasar hidup

jemaat metodis. Ajaran dasar tersebut adalah:

a. Mempertaruhkan seluruh kemampuan untuk menjauhi kejahatan/iblis dan

menghindari keterlibatan dalam perbuatan keji

b. Berlaku dan bertindak baik sebanyak mungkin dan ditujukan kepada lebih banyak

orang

Page 7: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

7

c. Patuh dan taat terhadap firman yang disampaikan Tuhan Yang Maha Kuasa9. Inilah

yang disebut panggilan atau call. Dengan adanya panggilan, maka pasti harus ada

misi atau mission yang harus dipertaruhkan dan diperjuangkan.

Jemaat metodis memiliki kewajiban untuk menanggung kesaksian Kristus yang dapat

ditunjukkan melalui sikap setia kepada Yesus Kristus, menjalani kehidupan yang sesuai

dengan kehidupan dan kesaksian firman Tuhan. Untuk memenuhi kewajiban ini, jemaat harus

merefleksikan secara kritis warisan alkitabiah dan warisan teologis, berjuang untuk

menyampaikan kesaksian dan injil kepada lebih banyak orang terutama mereka yang tidak

beriman kepada Tuhan. Dengan adanya pandangan yang demikian, maka lahir baru (born

again) adalah sebuah anugerah yang harus direspon dengan mengambil keputusan untuk

menerima Kristus sepenuhnya dalam hidup seorang pengikut Kristus.

Keimanan Bush banyak diinspirasi oleh tokoh metodisme tersebut. Salah satu himne

Wesley yang terkenal berjudul A Charge to Keep menjadi inspirasi terbesar Bush. Judul

himne tersebut juga menjadi judul biografi Bush. Setelah mengalami pengalaman spiritual

lahir baru, Bush mulai terbuka untuk menunjukkan dan membicarakan terkait keyakinan dan

kepercayaannya dengan orang-orang yang ditemui. Setelah Bush menjabat sebagai gubernur,

Bush menunjukkan sisi religiusitasnya secara eksplisit melalui pernyataan-pernyataan resmi

dan juga pidato-pidatonya. Dalam biografinya, Bush menyatakan bahwa Bush menunjukkan

sisi religiusitasnya sebagai bagian dari pekerjaan yang ilahi yaitu memberi kesaksian kepada

banyak orang terkait dengan anugerah yang telah menyucikannya dan menyelamatkannya.10

PROFIL PERUSAHAAN MINYAK GEORGE WALKER BUSH

Bush menerima pekerjaan sebagai landman untuk sebuah perusahaan minyak,

meneliti situs pengeboran potensial dan melakukan negosiasi sewa dengan pemilik

perusahaan landman. Setelah bekerja sebagai landman selama beberapa tahun, Bush mulai

banting setir dan mendirikan Arbusto Energy pada tahun 1977. Bush mengawali karier dalam

dunia usaha dengan mendirikan Arbusto Energy, sebuah perusahaan pengeboran minyak dan

gas. Bush memulai perusahaan minyak dengan bantuan ayah dan kakeknya Prescott Bush.

Dengan bantuan keluarga inilah akhirnya Bush junior bisa bekerjasama dengan Perusahaan

Keluarga Bin Laden yaitu perusahaan konstruksi terbesar di Timur Tengah dan di dunia.

Beberapa anggota keluarga bin Laden menginvestasikan jutaan di The Carlyle Group, sebuah

perusahaan ekuitas global swasta yang berbasis di Washington, DC., dengan penasihat senior

perusahaannya adalah ayah Bush yaitu George H.W.Bush.11

Page 8: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

8

Presiden Bush dan keluarga bin Laden telah terhubung melalui penawaran bisnis

sejak tahun 1977, ketika Salem bin Laden, kepala bisnis keluarga bin Laden berinvestasi di

perusahaan minyak start-up Bush yaitu Arbusto Energi , Inc. Arbustro kemudian dijual pada

tahun 1984 kepada Spectrum 7, perusahaan minyak lainnya dan diubah namanya menjadi

Bush Exploration Co. Bush sendiri menjadi CEO perusahaan baru tersebut. Kemudian pada

tahun 1986, Spectrum 7 melakukan merger dengan Harken Energy, dan Bush menjadi

direktur Harken.12

Hubungan bisnis keluarga Bush dan keluarga bin Laden tidak dilakukan secara

terang-terangan, namun melalui beberapa kolega seperti James R. Bath. Bath adalah teman

George W. Bush selama hari-hari mereka bersama-sama di Texas Air National Guard.

Berdasarkan laporan The Outlaw Bank, Bath mengaku bahwa Bath adalah seorang investor

asli dalam perusahaan eksplorasi minyak Bush. Bath ditemukan investor untuk Arbusto dan

membuat kekayaannya dengan menginvestasikan uang dua sheik Arab di BCCI (Bank of

Credit and Commerce International) yang terhubung dengan Khalid bin Mahfouz dan Salem

bin Laden. Mahfouz dan bin Laden adalah orang terkaya di dunia dan pemegang saham

pengendali di BCCI. Menurut perjanjian kepercayaan (trust agreement) 1976, Salem bin

Laden menunjuk James Bath sebagai perwakilan bisnis di Houston. Hubungan Bath dengan

kerajaan keuangan bin Laden dan CIA dipublikasi pada tahun 1992 oleh Bill White, mantan

mitra bisnis real estate dengan Bath.13

Keuangan perusahaan Bush terkait dengan keluarga bin Laden sampai pada akhinya

Salem meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang yang aneh di dekat San Antonio Texas

pada tahun 1988. Pemilik lapangan terbang dan mantan bidang Kelautan Earl Mei

menyatakan bahwa kecelakaan ini benar-benar aneh dan tidak diketahui pasti penyebab

kecelakaannya. Kematian bin Laden menjadi sebuah kisah misterius yang berdasarkan

paparan dari Outlaw Bank, kematian ini merupakan kisah tragis dari hubungan bisnis

keluarga Bush dan bin Laden. Pada tahun-tahun ini Osama bin Laden sedang

mengorganisasikan Al-Qaeda.

Pada April 1989, Bush dan beberapa rekan investor lain membeli 86% saham klub

bisbol AS yaitu Texas Rangers dengan pinjaman sebesar US$500.000 dari bank. Pinjaman

tersebut dibayarnya dengan menjual sahamnya sebesar $848.000 di Harken. Hal ini memicu

kerugian yang besar di Harken yang mana peristiwa ini dikenal dengan nama Skandal

Harken. Peristiwa ini terjadi sebelum penyerangan Irak ke Kuwait sehingga banyak yang

Page 9: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

9

menyatakan bahwa Bush sudah mengetahui perang Irak dan Kuwait sebelumnya. Sampai saat

ini fluktuasi hubungan keluarga Bush dan dan keluarga Bin Laden menjadi kajian penting

dibalik serangan 11 September 2001 dan kebijakan perang di Afghanistan dan Irak.

Berdasarkan pengalamannya dalam bisnis minyak, Bush mendapat banyak pelajaran

berharga. Bush menulis dalam bukunya A Charge to keep sebuah kalimat yang bernada

demikian:

I learned how to manage, how to set clear goals and work with people to achieve

them. I learned the human side of capitalism. I felt responsible for my employees and

tried to treat them fairly and well.14

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN LUAR NEGERI BUSH PASCA SERANGAN 11

SEPTEMBER 2001

1. Bush Doctrine

Doktrin Bush merujuk pada serangkaian kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh

Presiden Bush setelah peristiwa 11 September. Doktrin ini dikenali dari kebijakan utamanya

yaitu memperbolehkan tindakan pre-emptive war terhadap lawan-lawan potensial sebelum

mereka menyerang Amerika Serikat. Pemerintahan Bush memandang legitimasi pre-emptive

war tergantung pada keberadaaan suatu ancaman yang segera (imminent threat), sebuah

terma yang dicari dengan cara pendefinisian yang sangat luas.15

The Bush Doctrine

berpandangan bahwa akibat-akibat potensial dari penggunaan senjata pemusnah massal

sangat serius sehingga penerapan preemptive war menjadi suatu keharusan khususnya ketika

senjata tersebut bisa dimiliki oleh berbagai kelompok bersenjata yang menunjukkan

permusuhan dengan anggota yang rela mati demi mendapatkan martyrdom (mati demi

mempertahankan keyakinan/kepercayaan).

Pada tanggal 17 September 2007 Bush menerbitkan Strategi Keamanan Nasional

pemerintahannya (NSS-National Security Strategy 2002). Itu adalah yang pertama kalinya

berbagai elemen Bush Doctrine secara formal diartikulasikan dalam satu dokumen. Dokumen

sepanjang 33 halaman itu menghadirkan sebuah reformulasi yang keras dan komprehensif

tentang Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat. Dokumen tersebut memberikan kerangka

pemikiran tentang sebuah gambaran Amerika yang kuat di dunia, sebuah gambaran yang

akan mengedepankan strategi preemptive war sebagai inti doktrin utamanya untuk menangani

rogue states dan kelompok teroris global yang memiliki senjata pemusnah massal.

Page 10: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

10

Berdasarakan NSS, preemptive war didefinisikan sebagai penggunaan kekuatan

militer antisipatoris terhadap potensi serangan yang bersifat segera, telah sejak lama diterima

sebagai tindakan yang sah dan sesuai menurut hukum internasional. Dalam NSS yang baru

tersebut, pemerintahan Bush berusaha memperluas maknanya dengan menyertakan perang

preventif yang berintikan proposisi bahwa kekuatan militer dapat dipergunakan bahkan tanpa

evidensi suatu serangan yang segera dalam rangka memastikan bahwa sebuah ancaman serius

terhadap Amerika Serikat tidak berakumulasi dan tumbuh dari waktu ke waktu. Strategi ini

juga mempromosikan preemptive war sebagai perangkat pokok kebijakan luar negeri

Amerika Serikat.16

Dalam pidato kenegaraannya pada malam hari tanggal 11 September 2001, Bush

memutuskan untuk menyertakan sebuah kalimat yang keras tentang penghukuman pihak-

pihak yang dianggapnya telah mendukung kegiatan terorisme global. Bush mengumumkan

bahwa Amerika Serikat make no distinction between the terrorists who committed these acts

and those who harbor them.17

Tidak ada pemisahan antara teroris dan negara-negara yang

mendukung terorisme. Dalam pernyataan ini bisa diinterpretasikan bahwa Amerika merasa

ada beberapa negara yang mendukung terorisme sehingga negara-negara tersebut juga harus

terlibat menjadi sasaran militer Amerika Serikat.

Selanjutnya, pada kesempatan pidato di Kongres tanggal 20 September 2001, Bush

mendasarkan pidatonya pada pidato terdahulu yang diberikan pada tanggal 11 September

2001:

We will pursue nations that provide aid or safe haven to terrorism. Every nation, in

every region, now has a decision to make. Either you are with us, or you are with the

terrorists. From this day forward, any nation that continues to harbor or support

terrorism will be regarded by the United States as a hostile regime.18

Pernyataan inilah yang menjadi tonggak defenisi Bush Doctrine yaitu keinginan Bush

untuk membuat negara-negara mengambil posisi untuk mendukung Amerika Serikat dalam

memerangi terorisme atau jika tidak maka akan dianggap menjadi bagian dari teroris itu

sendiri. Setidaknya ada 5 ciri khas Bush Doctrine, yaitu, Pencarian moral clarity, prinsip

„either with or against us, strategi ofensif-defensif atau yang juga dikenal dengan strategi

preemption,, penerapan opsi unilateralisme jika kepentingan vital Amerika Serikat terancam,

Upaya mempertahankan keunggulan Amerika Serikat di segala bidang (American

Supremacy).19

Page 11: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

11

2. War on Terrorism

Peristiwa serangan 11 September 2001 atau yang dikenal dengan istilah Black

September merupakan awal dari kebijakan-kebijakan Bush yang begitu fenomenal terutama

terhadap Timur Tengah. Peristiwa ini sangat mengejutkan jutaan rakyat Amerika, mengingat

Amerika Serikat yang selama ini menjadi negara dengan sistem keamanan yang sangat kuat

dan ketat. Peristiwa ini membawa isu terorisme dalam bagian terdepan dalam pemerintahan

Bush yang telah dihasilkan dalam deklarasi Global War on Terror. Dalam buku putih

National Strategy for Combatting Terrorism Bush menyatakan:

No group or nation should mistake America‟s intentions: We will not rest until

terrorist groups of global reach have been found, have been stopped, and have been

defeated.20

Deklarasi Global war on Terror merupakan kampanye militer internasional untuk

menggalang dukungan terkait dengan penyerangan terhadap kaum terorisme. Amerika

Serikat dan para sekutunya serta komunitas global yang ikut mendukung berupaya

mengalahkan terorisme dan organisasinya dengan cara menyerang tempat tinggal mereka dan

menghancurkan strata kepemimpinannya, komandonya, kontrolnya, alat-alat dan dukungan

material serta sistem keuangannya.

Ada empat tujuan utama dari war on terrorism yaitu sebagai berikut: a) mengalahkan

terorisme dan organisasinya, b) menghapuskan pendanaan, dukungan, dan tempat

perlindungan bagi terorisme (Deny Sponsorship, Support, and Sanctuary to Terrorists), c)

mengurangi dan menetralisir situasi yang bisa dieksploitasi oleh terorisme (Diminish the

Underlying Conditions that Terrorists Seek to Exploit), d) mempertahankan kepentingan dan

melindungi rakyat Amerika Serikat di dalam dan luar negeri (Defend U.S. Citizens and

Interests at Home and Abroad).21

Bush kembali menegaskan keinginan Amerika Serikat yang mengambil alih segala

bentuk tindakan berani untuk mengalahkan terorisme. Dalam white paper National Strategy

for Combatting Terrorism Bush menegaskan hal berikut:

We must take the battle to the enemy, disrupt his plans and confront the worst threats

before they emerge. In the world we have entered, the only path to safety is the path of

action. And this nation will act.22

Page 12: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

12

3. Axis of Evil

Pada State of the Union Address tahun 2002, Bush memperkenalkan gagasan tentang

sebuah Poros Setan atau Axis of Evil yang terdiri dari Irak, Iran, dan Korea Utara. Negara-

negara tersebut dianggap sebagai ancaman besar terhadap keamanan dan kepentingan serta

keselamatan warga Amerika Serikat. Amerika Serikat menunjukkan indikasi tersebut dengan

menyatakan akan melakukan serangan militer secara preemptif terhadap ketiga negara

tersebut:

North Korea is a regime arming with missiles and weapons of mass destruction, while

starving its citizens.... Iran aggressively pursues these weapons and exports terror....

Iraq continues to flaunt its hostility toward America and to support Terror…. States

like these, and their terrorist allies, constitute an axis of evil, arming to threaten the

peace of the world. We'll be deliberate, yet time is not on our side. I will not wait on

events, while dangers gather. I will not stand by, as peril draws closer and closer. The

United States of America will not permit the world's most dangerous regimes to

threaten us with the world's most destructive weapons.23

SIMBOL-SIMBOL AGAMA YANG DIGUNAKAN BUSH DALAM KEBIJAKAN

LUAR NEGERINYA

Ada tiga bentuk simbol-simbol agama yang digunakan oleh Bush dalam

kebijakannya, yaitu pengutipan ayat alkitab (biblical language), metafora dan frase agama

Kristen (Christian metaphore and phrase), dan pengutipan syair lagu rohani Kristen

(hymnology). Ayat alkitab yang dimaksud adalah pengutipan ayat Alkitab secara langsung

seperti kutipan Injil Mazmur 23:4 dalam pidato Address to the Nation 11 September 2001.

Sementara frase Kristen adalah frase-frase seperti panggilan, misi, kebaikan dan kejahatan,

garam dan terang, yang merupakan frase yang memiliki makna yang luas dalam teologi

kekristenan. Selain itu Bush juga sering mengutip lagu rohani seperti himne metodis, dan

juga pengutipan wonder working power dalam pidato memorial day of September 11, 2001.

MAKNA DAN ALASAN SIMBOL AGAMA DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI

GEORGE WALKER BUSH

Bush adalah pemimpin yang mampu menghubungkan ruang antara cita-cita Amerika

(American ideals) dan kepentingan Amerika (American interest) dengan menggunakan

simbol-simbol agama. Dalam sebuah debat presiden sebelum peristiwa 11 September 2001,

ketika dihubungkan dengan kebijakan luar negeri terkait kebijakan Clinton sebelumnya, Bush

pernah menyatakan “It really depends on how our nation conducts itself in foreign policy. If

Page 13: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

13

we are an arrogant nation, they‟ll resent us. If we are humbly nation, but strong they‟ll

welcome us.”24

Pernyataan Bush menunjukkan keinginan Bush untuk membawa Amerika

sebagai negara yang ramah dan rendah hati di dunia internasional, namun pernyataan ini

berubah total setelah peristiwa 11 September terjadi, Bush menyatakan:

My vision shifted dramatically after September the 11th

because I now realize the

stakes. I realize the world has changed. No longer would the United States be a

humble nation but one chosen by God to lead the world. Our nation is choosen by

God and commissioned by history to be a model to the world of justice and inclusion

and diversity without division.25

Pernyataan ini sekaligus mengukuhkan bahwa kebijakan Bush untuk mengubah rezim

di Afghanistan dan Irak adalah implementasi visi Bush untuk menegakkan kebebasan di

belahan dunia yang masih diliputi rezim otoriter. Bush juga menegaskan bahwa kebebasan

bukanlah hadiah Amerika kepada dunia, tetapi kebebasan adalah pemberian Tuhan kepada

setiap orang dan masyarakat dunia. Tuhan sebagai pemegang otoritas tertinggi adalah sumber

dari kebebasan bagi setiap orang. Ini mengimplikasikan bahwa tugas untuk memberikan

kebebasan kepada negara yang masih otoriter adalah merupakan penegakan hukum Tuhan

yang dipikul oleh Amerika.

Pada malam inagurasi kedua setelah masa periode pertama yang masih diliputi

dengan kekacauan dan ketidakpastian, Bush dengan tegas menyatakan bahwa Amerika

Serikat telah memperjuangkan martabat dan nilai manusia, karena Amerika adalah generasi

yang memikul kuasa dari Maker of Heaven and Earth.26

Dan status Amerika sebagai

pembawa citra Allah secara otomatis memberikan kuasa bagi Amerika untuk memberikan

hak bagi semua orang terutama hak untuk menentukan nasib sendiri dan hak untuk bebas dari

kekuasaan sewenang-wenang.

Lebih lanjut, dalam memetakan dan memaknai kebijakan luar negerinya, Bush

menyatakan bahwa Amerika Serikat memiliki panggilan dan misi dari sang kuasa yaitu

pencipta langit dan bumi dan segala isinya untuk mengenakan baju prajurit dan melaksanakan

tugas mulia dari Kristus.27

Panggilan dan misi (calling and mission) adalah dua simbol

penting dalam kristiani. Dalam Alkitab dinyatakan bahwa setiap orang memiliki panggilan

masing-masing dari Kristus untuk menjalankan misi yang ilahi. Terdapat banyak sekali ayat

dalam Alkitab yang menguraikan tentang panggilan Kristus. Salah satu ayat yang

menyatakan panggilan Kristus tersebut adalah 2 Timotius 1:9 yaitu:

Page 14: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

14

Dialah yang menyelamatkan kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan

perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang

telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.28

Setiap panggilan yang diberikan Kristus kepada jemaatnya pasti diiringi dengan

maksud yang sudah ditetapkan Tuhan. Panggilan setiap orang berbeda, ada yang terpanggil

untuk melayani, untuk menghibur, untuk membawa damai, dan lain sebagainya. Sebagai

perwakilan dari Amerika Serikat, Bush menyampaikan bahwa Amerika Serikat adalah negara

yang terpanggil untuk maksud yang universal yaitu menegakkan kebebasan dan mengalahkan

kekuatan yang menghalanginya yaitu iblis. Selain frase call and mission, frase yang paling

sering muncul dan paling konfliktual dalam pidato Bush adalah frase good and evil dan light

and darkness. Berdasarkan ayat-ayat Alkitab, iblis (baal atau mamon) adalah kekuatan yang

selalu bertolak belakang dengan kekuasaan Yesus. Iblis akan selalu ada sebab iblis tercipta

bersamaan dengan terciptanya bumi, namun poin yang menjadi sangat penting adalah bahwa

siapa saja yang ingin mengikut Yesus berarti harus mampu memusuhi dan mengalahkan

keinginan iblis. Tuhan sendiri telah mengalahkan kekuatan iblis melalui kebangkitan-Nya,

sehingga setiap orang yang dipanggil oleh Yesus juga memiliki kuasa yang sama dengan

Tuhan untuk menaklukkan kekuatan gelap dan kekuatan iblis tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut maka bisa diinterpretasi bahwa dengan menggunakan

simbol good and evil, Bush terlihat menciptakan jarak pemisah yang sangat luas antara

Amerika yang baik dan teroris (serta pendukungnya) yang jahat. Ini juga bermakna bahwa

tidak ada yang bisa menyatukan antara kelompok yang baik dan yang jahat, hasil akhir satu-

satunya yang bisa ditempuh adalah harus mengalahkan satu pihak dan kemenangan di pihak

yang lain. Hal itu sesuai dengan khotbah Yohannes yaitu salah satu rasul dalam perjanjian

baru yang menyatakan dalam Yohannes 1;4-5 “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah

terang manusia. Terang itu bercahaya didalam kegelapan dan kegelapan itu tidak

menguasainya.”29

Dalam ayat ini Yohannes menyampaikan bahwa terang atau dalam bahasa

yang lebih umum yaitu good sudah pasti menang dari kejahatan atau evil. Ini berarti Amerika

sebagai pihak baik sudah dipastikan untuk memenangkan pertempuran tersebut. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Bush pada pertemuan keagamaan pada 30 Maret 2002, Bush

menyatakan “we can be confident that evil may be present and it may be strong, but it will

not prevail.”30

Secara spesifik Campbell dan Jamieson dalam artikel ilmiah yang berjudul President

George W. Bush, Presidential Rhetoric and Constructions of Otherness, Post 9/11,

Page 15: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

15

menyatakan bahwa penggunaan simbol agama dalam kebijakan Bush pada dasarnya adalah

untuk memudahkan Bush dalam berkomunikasi dengan masyarakatnya. Semakin paham

masyarakat terhadap maksud Bush, dan semakin terpengaruh masyarakat terhadap ide Bush,

maka semakin mudah Bush membuat keputusan untuk menyelesaikan problema yang

dihadapi bangsanya.31

Campbell menyoroti perlunya presiden untuk mengadopsi bahasa yang sesuai dengan

perannya dalam berbagai kondisi masyarakat. Campbell menyatakan bahwa dalam perannya

sebagai imam, Bush bisa menyatakan perang terhadap kejahatan (evil), dan dalam perannya

sebagai panglima tertinggi, Bush bisa menyatakan perang terhadap terror (war on terror).

Campbell menegaskan bahwa Bush menggunakan bahasa agama seperti pendeta, karena sifat

traumatis pasca serangan 11 September membutuhkan peran imam untuk membangkitkan

dan menyatukan negara bersama-sama.

Situasi duka masyarakat Amerika Serikat begitu besar setelah serangan 11 September

2001, masyarakat Amerika berada dalam situasi kaget, takut, sedih, dan membutuhkan

pertanggung-jawaban pelaku. Amerika berduka atas kematian 3.000 orang anggota

masyarakatnya. Dalam keadaan duka ini, Bush melihat bahwa masyarakat butuh kebangkitan

dan kepulihan. Situasi ini juga membuat Bush untuk mengambil pilihan untuk menempatkan

peran yang bisa mengayomi kebutuhan masyarakatnya sekaligus membentuk kebijakan yang

harus diambil dalam melawan kejahatan dan musuh yang bertekad menghancurkan Amerika.

Analisis Edwards dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Presidential Rhetoric: What

Difference Does it Make?, memberikan kesimpulan yang berbeda dari pandangan Campbell.

Edwards menyatakan bahwa Bush menggunakan simbol-simbol agama Kristen, yang sedikit

banyak berhubungan paralel dengan simbol agama dari perang di masa lalu, memiliki

maksud tertentu. Dapat dikatakan bahwa alasan Bush menggunakan simbol agama tersebut

adalah untuk melakukan manipulasi dalam membaca serangan 11 September 2001 sebagai

ancaman nasional dan internasional, sehingga pengambilan keputusan untuk perang adalah

tindakan yang sah untuk dilakukan. Dengan kata lain simbol agama digunakan untuk menarik

dukungan publik dalam memberikan legitimasi kebijakan Bush yaitu War on Terror baik di

Afghanistan maupun Irak.

Secara politis simbol-simbol agama yang digunakan Bush memang efektif. Dalam

kasus ini efektif didefenisikan adalah bahwa simbol-simbol agama Bush mampu membuat

agenda politiknya berhasil dan diterima oleh pihak-pihak yang dituju. Pendapat ini beranjak

Page 16: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

16

dari argumen bahwa Bush sengaja menggunakan simbol-simbol agama Kristen yang sudah

sangat akrab dengan hampir 70% telinga masyarakat Amerika. Jika rakyat mampu

berhubungan dengan penggunaan simbol-simbol agama yang berulangkali digunakan serta

menggunakan simbol-simbol yang telah mendarah daging, yang kemudian diikat ke dasar

pemikiran untuk terlibat dalam konflik, ini membuat masyarakat Amerika memberi dukungan

terhadap perang yang dideklarasikan Bush. Jika Bush mampu membingkai perang melalui

budaya dan agama sehingga bisa menyatukan perspektif yang sama bahwa Amerika telah

menjadi sasaran teroris karena kebebasan yang dijunjung, maka dalam hal ini Amerika

memiliki hak untuk bertahan (self defense) dan memerangi kejahatan/teroris (progressive and

preemptive strike) tersebut. Simbol-simbol agama Bush berjalan efektif secara politis ditandai

dengan persentase dukungan yang diterima oleh Bush dari masyarakat dalam perang di

Afghanistan dan Irak. Selain itu dalam pemilu yang kedua, Bush juga mendapat dukungan

yang begitu masif dari kaum Evangelis Amerika yang akhirya memberi kemenangan bagi

Bush untuk menjadi presiden dua periode. Pandangan ini didukung oleh hasil survei dari

Baylor religion yang dapat dilihat dalam grafik 1.

Grafik 1. Sikap Pro-perang Masyarakat Amerika (Afiliasi Politik dan Agama) Source: Baylor Religion Survey

Dalam grafik 1 dapat kita lihat bahwa masyarakat yang cenderung pro terhadap

perang Afghanistan dan Irak adalah pihak-pihak dan masyarakat agamawi atau yang banyak

berkolaborasi dengan agama (gereja). Sementara politikus yang pro terhadap perang adalah

Page 17: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

17

kaum republik konservatif yang sebagian besar adalah kaum Evangelis. Hal ini

mengimplikasikan munculnya perubahan dalam sikap masyarakat Amerika tentang peran

agama dalam politik yang mana simbol-simbol agama Bush telah mampu mengonstruksi

masyarakat Amerika bahwa mereka sedang memerangi iblis dan kejahatan.

Dilain sisi, John Walis (editor of liberal evangelical magazine Sojourners)

menyatakan bahwa penggunaan simbol agama dalam kebijakan luar negeri Amerika adalah

sebuah periode yang bisa digambarkan dengan istilah “speak softly but carry a big stick.”32

Walis mengatakan bahwa penggunaan simbol agama dalam kebijakan Bush adalah teologi

yang keliru. Kebijakan Bush telah menciptakan kebingungan antara tujuan Tuhan yang sejati

dengan kepentingan terbaik Amerika. Secara spesifik Walis ingin menyatakan bahwa

penggunaan simbol-simbol agama dalam kebijakan luar negeri telah menyalahi makna yang

ilahi, dan bahkan simbol-simbol agama yang digunakan Bush sebenarnya dibuat untuk

memenuhi kepentingan dan tujuan yang lain, berikut kutipan pernyataan Walis:

The speeches contain biblical language and hymnology, but often misused or often

put in a different context, and the meaning has been changed. The meaning of the

hymns and the meaning of that biblical text has been changed to serve another

purpose. That's my concern, when all of a sudden it's supporting American foreign

policy, when it wasn't about American foreign policy. It's about the light of Christ in

the world. It was about the word of God in history. It wasn't about the American

people and their values. So he's changing the meaning of the words, and that to me is

disconcerting.33

Selain itu, penggunaan simbol-simbol agama Kristen oleh Bush ketika

mendeskripsikan misinya di Timur Tengah semakin mempertajam kekuatan konflik

peradaban antara Barat dan Islam. Mayoritas orang Arab dan Muslim percaya bahwa tragedi

11 September telah menciptakan dua dampak yang begitu besar bagi kawasan dan agama

tersebut. Pertama, fakta bahwa pembajak telah melakukan distorsi ayat-ayat Al-Quran untuk

membenarkan perjuangan politik mereka telah membuat citra Islam sebagai agama yang

damai dipertanyakan. Kedua, tindakan para penyerang dengan menciptakan korban yang

begitu besar telah memberi perngatan pertama terkait keselamatan dan keamanan banyak

komunitas muslim dalam menghadapi kemungkinan permusuhan dan pembalasan pihak

Amerika dan pihak pihak yang merasa terpancing untuk mendukung Amerika seperti Kristen

Eropa.

Ormas Islam dan organisasi politik Mesir memberikan tanggapan terhadap

penggunaan simbol-simbol agama dalam operasi kebijakan luar negeri Bush. Simbol-simbol

Page 18: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

18

agama yang digunakan Bush ternyata membangunkan pemikiran-pemikiran yang semakin

konfliktual bagi orang Islam di Timur Tengah. Sejumlah ormas dan organisasi politik Mesir

mengangggap tindakan yang dilakukan AS terhadap Afghanistan pasca serangan 11

September hanya merupakan alasan dasar yang pada gilirannya akan merambah terhadap

semua wilayah Islam di Timur Tengah setelah Afghanistan. Permusuhan dan peperangan

yang dikobarkan Amerika tidak lain merupakan kelanjutan dari Perang Salib terhadap Islam

dan meramba ke berbagai wilayah Islam yang melakukan penolakan terhadap misi Amerika.

Afghanistan dan Irak telah menjadi korban keganasan penyerangan 11 September 2001.

Meskipun dengan bukti yang tidak memadai, namun dengan simbol-simbol agama yang

digunakan, Bush telah mampu melaksanakan perang terhadap Afghanistan dan Irak. Namun

konflik yang tersisa di Afghanistan dan Irak tidak kunjung usai dan justru semakin menyebar

sampai saat ini.

KESIMPULAN

Sebagai pemimpin yang menghadapi salah satu kasus teroris terbesar diabad ini yaitu

penyerangan 11 September 2001, Presiden Bush telah mampu mengubah wajah peristiwa

tersebut melalui bingkai simbol-simbol agamanya. Simbol agama yang digunakan Bush tidak

hanya menggambarkan bentuk tujuan akhir dari suatu kebijakan tetapi juga mewarnai cara

pandang Bush dalam melihat realitas dan membuat realitas menjadi penting karena ada

agama sebagai fondasi pendukungnya. Bush menggunakan simbol-simbol agama untuk

mendefinisikan batas-batas dalam memahami mengapa serangan 11 September terjadi dan

bagaimana seharusnya masyarakat Amerika yang baik dan patriotik merespon peristiwa

tersebut. Simbol-simbol agama dalam kebijakan luar negeri Bush menjadi media komunikasi

yang memudahkan Bush berhubungan dengan masyarakat domestiknya dan juga lingkungan

internasional.

Bush melalui penggunaan frase panggilan dan misi memberikan makna bahwa

peristiwa 11 September bukan hanya sebuah peristiwa kriminal, namun peristiwa ini terjadi

karena Tuhan memiliki panggilan untuk Amerika untuk menaklukkan kejahatan tersebut.

Tuhan memilih Amerika karena Tuhan tahu Amerika sanggup untuk memenuhi panggilan

tersebut. Secara rinci dalam pidato-pidato Bush ada tiga poin yang menjadi panggilan

Amerika yaitu, pertama, melindungi orang-orang yang tidak bersalah dari pelaku kejahatan

(teroris), kedua, menegakkan kebebasan bagi semua umat karena kebebasan adalah hadiah

Page 19: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

19

Tuhan, ketiga, Amerika memiliki panggilan untuk melawan pemerintahan tirani yang

menghambat kebebasan manusia.

Namun dari penyimpangan imlementasi kebijakan Bush dilapangan telah

menghadirkan pandangan bahwa Bush menggunakan simbol-simbol agama adalah untuk

melakukan manipulasi dalam membaca konflik (serangan 11 September) sebagai ancaman

nasional dan internasional, sehingga pengambilan keputusan untuk perang adalah tindakan

yang sah untuk dilakukan. Dengan kata lain simbol agama digunakan untuk menarik

dukungan publik dalam memberikan legitimasi kebijakan Bush yaitu War on Terror baik di

Afghanistan maupun Irak.

Dengan menggunakan simbol-simbol agama, Bush mampu membuat peristiwa 11

September menjadi momentum dalam memperbaiki reputasinya dalam domestik Amerika

dan sekaligus berhasil mencapai misinya di dunia internasional (two level games) yaitu

penegakan misi “war on terror.” Misi awal Bush yang ditujukan untuk menghancurkan

terorisme “evil” telah mengalami perubahan dan telah merambah ke arena-arena lain seperti

pencarian sumber daya alam (minyak dan mineral) serta penegakan nilai-nilai demokrasi

secara paksa melalui penggulingan pemimpin Afghanistan dan Irak yang dianggap otoriter.

Dalam bahasa yang lebih singkat penggunaan simbol-simbol agama dalam kebijakan luar

negeri terhadap Afghanistan dan Irak, dapat digambarkan dalam frase speak softly but carry a

big stick.

1 John Bambenek,”What Does Separation of Church and State Really Mean?” http://www.libertymagazine.org/article/what-does-separation-of-church-and-state-really-mean, diakses pada 16

Februari 2016, 14.30 WIB, Surakarta. 2 Bill Flax,“The True Meaning of Separation of Church and State,”

http://www.forbes.com/sites/billflax/2011/07/09/the-true-meaning-of-separation-of-church-and-

state/#30f1015e6e59, diakses pada 16 Februari 2016, 14.00 WIB, Surakarta. 3 David C. Leege dan Lyman A Kellsted, Rediscovering the religious factor in American Politics, (1993), versi

Indonesia, Agama dalam politik Amerika, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2006. 4 John, Wolley dan Gerhard Pieters, “Remarks Accepting the presidential nomination at the republican national

convention in New York City,” http://www.presidency.ucsb.edu/ws/index.php?pid=72727&, diakses pada 14

juni 2015, 13.30 WIB, Surakarta. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung,

2013, hal. 49. 6 Black, Amy E, “With God on Our Side: Religion in George W.Bush’s Foreign Policy Speeches’” American

Political Science Association, 501 College Ave, Wheaton College, Illinois, 2004. 7 PBS Frontline Analisys,”The Spirituality of George W. Bush, PBS Frontline Analysis,”

http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/jesus/president/spirituality.html, diakses pada 19 Februari

2016, 20.00 WIB, Surakarta. 8Bio Staff,”George W. Bush Biography,” http://www.biography.com/people/george-w-bush-9232768, diakses

pada 26 Februari 2016, 15.00 WIB, Surakarta.

Page 20: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

20

9 Mary Fairchild, “Methodist Church Beliefs and Practices: Understanding the Precepts and Distinctions of

Methodism,” http://christianity.about.com/od/devotionals/a/Methodist.htm, diakses pada 05 Maret 2016, 19.00

WIB, Surakarta. 10 Ibid. 11 Rick, Wiles,”Bush's Former Oil Company Linked To bin Laden Family,”

http://www.rense.com/general14/bushsformer.htm, diakses pada 23 April 2016 12 Bio Staff,”George W. Bush Biography,” http://www.biography.com/people/george-w-bush-9232768, diakses

pada 26 Februari 2016, 15.00 WIB, Surakarta. 13 Rick, Wiles, opcit. 14 Millercenter University of Virginia,“George W. Bush: Life Before the Presidency,”

http://millercenter.org/president/biography/gwbush-life-before-the-presidency, diakses pada 18 Februari 2016,

19.00 WIB, Surakarta. 15 Robert Jervish,”Understanding Bush Doctrine,” Political Science Quarterly, volume 118, no.3, Amerika,

2003. 16 The White House, The National Security Strategy of the United States of America, Washington, 2002. 17 PBS Frontline Analisys,”The evolution of Bush Doctrine,”

http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/iraq/etc/cron.html, diakses pada 27 Februari 2016, 14.00WIB, Surakarta. 18 Ibid. 19 Holiday Dmitri, Frontier Justice: Cowboy Ethics and The Bush Doctrine of Preemption. MA Thesis, Chicago:

Committee on International Relations, University of Chicago, 2003) hlm.10, available from the internet :

http://holidayness.com/HDmitri_MAthesis.pdf., diakses pada 18 Februari 2016, 20.00 WIB, Surakarta. 20 White House Archive, National Strategy for Combatting Terrorism, Washington, 2003. Hal. 1. 21 Ibid. Hal 15-28 22 Ibid. Hal 11 23 PBS Frontline Analisys,”The evolution of Bush Doctrine,”

http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/iraq/etc/cron.html, diakses pada 27 Februari 2016, 14.00WIB,

Surakarta. 24 Kevin R. den Dulk, dan Mark J.Rozell, George W. Bush, Religion, and Foreign Policy: Personal, Global, and Domestic Contexts, The review of Faith and International affairs, Routledge, 2004. 25 Ibid. 26 Ibid. 27 Ibid. 28 Alkitab King James Version, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2012. 29 Ibid. 30 Paula R.V. Dalziel, President George W. Bush, Presidential Rhetoric and Constructions of Otherness, Post

9/11, Edge Hill University, Lancashire, 2004. 31Ibid. 32 James P. Pfifner dan Roger H. Davidson, Understanding the Presidency, Pearson Longman, New York, 2010. 33 PBS,”The spirituality of George W. Bush: Interview Jim Wallis,” http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/jesus/interviews/wallis.html, diakses pada 22 Maret 2016, 10.00

WIB, Surakarta.

Page 21: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

21

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alkitab King James Version, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2012.

Dalziel, Paula R.V., President George W. Bush, Presidential Rhetoric and Constructions ofOtherness, Post 9/11, Edge Hill University, Lancashire, 2004.

Dulk, Kevin R. den dan Mark J.Rozell, George W. Bush, Religion, and Foreign Policy:Personal, Global, and Domestic Contexts, The review of Faith and Internationalaffairs, Routledge, 2004.

Leege, David C, dan Lyman A Kellsted., Rediscovering the religious factor in AmericanPolitics, (1993), versi Indonesia, Agama dalam politik Amerika, Yayasan OborIndonesia, Jakarta, 2006.

Pfifner, James P. dan Roger H. Davidson, Understanding the Presidency, Pearson Longman,New York, 2010.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D,Alfabeta, Bandung, 2013.

E-JOURNAL

Jervish, Robert,”Understanding Bush Doctrine,” Political Science Quarterly, volume 118,no.3, Amerika, 2003.

Black, Amy E,“With God on Our Side: Religion in George W. Bush’s Foreign PolicySpeeches,” American Political Science Association, 501 College Ave, WheatonCollege, Illinois, 2004.

INTERNET

Bambenek, John,”What Does Separation of Church and State Really Mean?,”http://www.libertymagazine.org/article/what-does-separation-of-church-and-state-really-mean, diakses pada 16 Februari 2016, 14.30 WIB, Surakarta.

Bio Staff,“George W. Bush Biography,” http://www.biography.com/people/george-w-bush-9232768, diakses pada 26 Februari 2016, 15.00 WIB, Surakarta.

Dmitri, Holiday, Frontier Justice: Cowboy Ethics and The Bush Doctrine of Preemption. MAThesis, Chicago: Committee on International Relations, University of Chicago, 2003)hlm.10, available from the internet : http://holidayness.com/HDmitri_MAthesis.pdf.,diakses pada 18 Februari 2016, 20.00 WIB, Surakarta.

Fairchild, Mary, “Methodist Church Beliefs and Practices: Understanding the Precepts andDistinctions of Methodism,”http://christianity.about.com/od/devotionals/a/Methodist.htm, diakses pada 05 Maret2016, 19.00 WIB, Surakarta.

Flax, Bill,“The True Meaning of Separation of Church and State,”http://www.forbes.com/sites/billflax/2011/07/09/the-true-meaning-of-separation-of-

Page 22: PEMAKNAAN SIMBOL-SIMBOL AGAMA DALAM · PDF filekonstruktivisme yang memandang bahwa tidak ada tindakan yang terjadi secara alamiah. Dalam hal ini dapat ... secara relatif mendalam,

22

church-and-state/#30f1015e6e59, diakses pada 16 Februari 2016, 14.00 WIB,Surakarta.

Millercenter University of Virginia,“George W. Bush: Life Before the Presidency,”http://millercenter.org/president/biography/gwbush-life-before-the-presidency,diakses pada 18 Februari 2016, 19.00 WIB, Surakarta.

PBS Frontline Analisys,”The evolution of Bush Doctrine,”http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/iraq/etc/cron.html, diakses pada 27Februari 2016, 14.00WIB, Surakarta.

PBS,” The spirituality of George W. Bush: Interview Jim Wallis,”http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/shows/jesus/interviews/wallis.html, diaksespada 22 Maret 2016, 10.00 WIB, Surakarta.

Wiles, Rick,”Bush's Former Oil Company Linked To bin Laden Family,”http://www.rense.com/general14/bushsformer.htm, diakses 23 April 2016, 20.00WIB, Surakarta

Wolley, John dan Gerhard Pieters, “Remarks Accepting the presidential nomination at therepublican national convention in New York City,”http://www.presidency.ucsb.edu/ws/index.php?pid=72727&, diakses pada 14 juni2015, 13.30 WIB, Surakarta.

DOKUMEN LAIN

The White House, The National Security Strategy of the United States of America,Washington, 2002.