pemanfaatan pusling

66
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PUKSESMAS KELILING DAN PEMANFAATAN FASILITAS PUSKESMAS KELILING PROPOSAL PENELITIAN Pembimbing : Dr. dr. Maskito A. S., MS Penyusun : Nadya Y.D.H.P 030.07.173 Okky Nafiriana 030.10.214 Sely Fauziah 030.10.248 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE 16 MARET 2015 – 23 MEI 2015

Upload: okkynafiriana

Post on 18-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ikm

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PUKSESMAS KELILING DAN PEMANFAATAN FASILITAS PUSKESMAS KELILINGPROPOSAL PENELITIAN

Pembimbing :Dr. dr. Maskito A. S., MS

Penyusun :Nadya Y.D.H.P030.07.173

Okky Nafiriana030.10.214

Sely Fauziah

030.10.248KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 16 MARET 2015 23 MEI 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMUM UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

LEMBAR PENGESAHANPROPOSAL PENELITIANHUBUNGAN ANTARA PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI PUSKEMAS KELILING DAN PEMANFAATAN FASILITAS PUSKESMAS KELILINGTelah disusun oleh :NADYA Y.D.H.P

030.07.173

OKKY NAFIRIANA

030.10.214

SELY FAUZIAH

030.10.248

Periode:16 Maret 2015 23 Mei 2015

Tempat:Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat, Jakarta Selatan

Menyetujui:

Pembimbing Puskesmas

Kepala Puskesmasdr. Rebekka Daulay

dr. Chitra R.C

Pembimbing

Dr. dr. Maskito A.S, MS

KATA PENGANTARAssalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul Hubungan Antara Perilaku Masyarakat Mengenai Puskesmas Keliling dengan Pemanfaatan Puskesmas Keliling. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.

Penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, maka dari itu peneliti mengucapkan terima kasih. Peneliti juga menyadari bahwa proposal penelitian ini tidak luput dari kesalahan, baik salah ketik, kesalahan bahasa, maupun kesalahan lainnya oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin memohon maaf atas kekurangan pada skripsi ini. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal penelitian ini.

Akhir kata, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, para pembaca, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Jakarta, 11 April 2015Penulis

DAFTAR ISIHALAMANHALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL.................................iKATA PENGANTAR..............................................................................................iiDAFTAR ISI .......iiiBAB I PENDAHULUAN .......11.1. Latar belakang.....1

1.2. Rumusan masalah .......31.3. Tujuan ........41.3.1 Tujuan umum ............41.3.2 Tujuan khusus ...41.4. Hipotesis ....41.5. Manfaat ......51.5.1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan .51.5.2. Manfaat untuk profesi ..........51.5.3. Manfaat untuk masyarakat ...........................................................5BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RINGKASAN PUSTAKA..72.1. Puskesmas ......72.1.1. Definisi Puskesmas ..72.1.2. Prevalensi Puskesmas dan Jumlah Kunjungan Pasien .82.1.3.Fungsi Puskesmas ........................................102.1.4.Sejarah Perkembangan.........................................112.1.5.Kegiatan Pokok Puskesmas.................................132.1.6.Wilayah Kerja Puskesmas ..............................222.1.7.Kedudukan Puskesmas........................................232.1.8.Satuan Penunjang.........................................242.2. Puskesmas Pembantu.............................242.3. Puskesmas Keliling ....................................................252.3.1. Puskesmas Keliling Roda Empat .........252.3.2. Puskesmas Keliling Perairan/Terapung .......................262.4. Pelayanan Rawat Jalan ...........................................................................272.5. Teori Harapan Pelanggan ...................................................................292.6. Teori Kebutuhan Pelayanan Kesehatan.................................................302.7. Sikap .....................................................................................................322.8. Perilaku Kesehatan ...............................................................................342.9. Pengetahuan ........................................................................................382.10.Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan...............402.11.Mutu Pelayanan Kesehatan ..................................................................452.12.Faktor yang mempengaruhi kunjungan ulang482.13.Masyarakat......................................................512.14.Karakteristik Sosiodemografi ................................................................532.15.Ringkasan Pustaka..........................562.16.Kerangka Teori ......................................................................................60BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ....613.1. Kerangka konsep.....613.2. Variabel Penelitian.........623.3. Definisi Operasional.......63BAB IV METODE .....674.1. Desain penelitian.........................674.2. Lokasi dan waktu penelitian...........674.3. Populasi dan sampel penelitian...674.4. Bahan dan instrumen penelitian..................704.5. Analisis data............704.5.1.Analisis Univariat .......................704.5.2.Analisis Bivariat .....................704.6. Alur kerja penelitian........714.7. Etika penelitian........................72DAFTAR PUSTAKA ..............73BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar belakangTujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.1 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka disediakan suatu pelayanan kesehatan sebagai upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihata dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat yang dilaksanakan secara merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.1,2 Pelayanan kesehatan dibedakan menjadi tiga tingkat, dimana pelayanan kesehatan tingkat pertama atau juga merupakan pelayanan kesehatan primer diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Bentuk pelayanan ini di Indonesia berupa Pusat Kesehatan Mayarakat (Puskesmas).3 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup empat indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk.1Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Jumlah puskesmas di Indonesia pada akhir tahun 2013 sebanyak 9655 unit dengan rincian jumlah puskesmas rawat inap 3.317 unit dan puskesmas non rawat inap sebanyak 6338 unit. Untuk Provinsi DKI Jakarta jumlah puskesmas sebanyak 340 dengan jumlah puskesmas rawat inap 30 unit dan non rawat inap 310 unit.4 Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa.3Puskesmas keliling yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak (mobile) dengan tujuan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas. Bantuan sarana kesehatan ini baik berupa kendaraan bermotor roda empat atau perahu bermotor, pengadaannya disesuaikan dengan keadaan dan prasarana komunikasi yang ada di daerah yang bersangkutan. Jika dilihat perkembangan fisiknya maka upaya Puskesmas Keliling tersebut selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.4

Dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, puskesmas belum dimanfaatkan secara maksimal. Mengingat jumlah kunjungan pasien di Puskemas yang masih rendah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk diadakannya puskesmas keliling yang bertujuan untuk membantu puskesmas dalam wilayah kerjanya sehingga dapat menjangkau masyarakat.4Pada Kecamatan Mampang Prapatan, puskesmas keliling dilakukan secara bergiliran setiap harinya di 5 Kelurahan yang berbeda, yaitu Kuningan Barat, Pela, Bangka, Tegal Parang dan Mampang. Dari kelima Kelurahan tersebut, didapatkan jumlah kunjungan terendah ke Puskesmas keliling pada Kelurahan Kuningan Barat yaitu 93 kunjungan selama bulan Februari sampai Maret 2015.

Pemanfaatan fasilitas kesehatan di puskesmas dapat dilihat dengan menggunakan beberapa indikator, antara lain beberapa kunjungan perhari buka puskesmas dan frekuensi kunjungan puskesmas. Hal ini berarti dengan meningkatnya kunjungan Puskesmas disebabkan adanya kesadaran individu dan masyarakat itu sendiri untuk mencapai serta mendapatkan pelayanan kesehatan dari fasilitas kesehatan yang pemerintah siapkan. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor waktu, jarak, biaya, pengetahuan, fasilitas, kelancaran hubungan antara dokter dengan klien, kualitas pelayanan dan konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit.42Rendahnya pemanfaatan fasilitas Pelayanan Kesehatan menurut penelitian sebelumnya diantaranya berkaitan dengan beberapa factor yaitu: faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, ekonomi, mutu pelayanan, perilaku yang mencangkup pengetahuan dan sikap mengenai kesehatan.5 Namun pada penelitian yang lain dikatakan bahwa faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan jarak tidak berkaitan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan di Puskesmas.

Oleh karena pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling yang masih rendah di Kelurahan Kuningan Barat, maka penulis tertarik tertarik untuk meneliti Hubungan antara perilaku masyarakat mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan puskesmas keliling.1.2 Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan pokok penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan: apakah ada hubungan antara perilaku masyarakat mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.1.3 Tujuan penelitian1.3.1.Tujuan umumPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.1.3.2 Tujuan khusus1. Mengetahui hubungan antara karakter sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan) dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 2. Mengetahui hubungan antara perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 3. Mengetahui hubungan antara perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 1.4 HipotesisBerdasarkan masalah tersebut diatas, peneliti dapat menulis hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara karakter sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan) dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 2. Terdapat hubungan antara perilaku dalam aspek sikap mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.3. Terdapat hubungan antara perilaku dalam aspek pengetahuan mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling.

1.5 Manfaat penelitian :

1.5.1Manfaat untuk ilmu pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti yang tertarik dengan penelitian mengenai hubungan antara perilaku masyarakat mengenai puskesmas keliling dan pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling. 1.5.2 Manfaat untuk profesi Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis sebuah karya ilmiah. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan sebuah penelitian.1.5.3 Manfaat untuk masyarakat

Hasil penelitian ini dapat sebagai sebagai tambahan pengetahuan tentang pemanfaatan puskesmas keliling sehingga diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan pengetahuan bagi institusi kesehatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas puskesmas keliling sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas keliling. BAB IITINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA2.1PUSKESMAS2.1.1DEFINISI PUSKEMASPuskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Kecamatan sehat mencakup empat indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk.(DEPKES 2014)2.1.2PREVALENSI PUSKESMAS DAN JUMLAH KUNJUNGAN PASIENPada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu serta puskesmas keliling. Jumlah puskesmas di Indonesia pada akhir tahun 2013 sebanyak 9655 unit dengan rincian jumlah puskesmas rawat inap 3.317 unit dan puskesmas non rawat inap sebanyak 6338 unit. Untuk Provinsi DKI Jakarta jumlah puskesmas sebanyak 340 dengan jumlah puskesmas rawat inap 30 unit dan non rawat inap 310 unit.(KEMENKES 2014)

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar 33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku petugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan Puskesmas.(12)Indonesia memiliki banyak keanekaragaman. Keanekaragaman yang ada di Indonesia seperti tingkat perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di berbagai daerah. Budaya memeriksakan kesehatan secara dini anggota keluarga belum tampak. Hal ini terlihat banyaknya klien yang datang ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan keadaan kesehatan sebagai tindakan kuratif belum didukung sepenuhnya oleh upaya promotif dan preventif. Selain itu, tidak semua masyarakat dengan mudah mendapatkan akses pelayanan puskesmas karena keadaan geografis, luas wilayah, sarana penghubung dan kepadatan penduduk. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan, kesadaran dan minat masyarakat untuk datang berobat dan berkunjung ke pelayanan kesehatan (Effendi, 2009).(14)Syafriadi, Kusnanto dan Lazuardi (2008) menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakan hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada hubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap pemanfaatan pelayanan.(15) (RINGKASAN PUSTAKA)Menurut Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2012, total jumlah penduduk kota Jakarta yaitu 9.991.788 jiwa dan didapatkan jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas Provinsi DKI Jakarta sebanyak 8.713.223 orang (87,2 %). Jumlah kunjungan tersebut terbagi menjadi wilayah Jakarta Selatan sebanyak 1.958.314 orang, Jakarta Pusat 1.089.037 orang, Jakarta Utara 1.528.803 orang, Jakarta Barat 1.579.928 orang, Jakarta Timur 2.552.099 orang dan Kepulauan Seribu 5.042 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan persentase jumlah kunjungan rawat jalan pada Puskesmas di Jakarta Selatan sebanyak 19,5%.(16)2.1.3 KEGIATAN POKOK PUSKESMASBerdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :

1. Upaya kesehatan ibu dan anak2. Upaya keluarga berencana3. Upaya peningkatan gizi4. Upaya kesehatan lingkungan

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular6. Upaya pengobatan

7. Upaya penyuluhan

8. Upaya kesehatan sekolah9. Upaya kesehatan olah raga

10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

11. Upaya peningkatan kesehatan kerja12. Upaya kesehatan gigi dan mulut13. Upaya kesehatan jiwa14. Upaya kesehatan mata15. Laboratorium kesehatan16. Upaya pencatatan dan pelaporan

17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional19. Upaya kesehatan remaja20. Dana sehat(21)2.2PUSKESMAS KELILINGDalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa.Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas keliling adalah:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam 1 minggu

2. Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

3. Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi kasusu gawat darurat

4. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual

Untuk memperluas, memperlancar dan meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas serta menunjang pelaksanaan rujukan medis dan kesehatan, maka perlu diadakan Puskesmas Keliling baik Roda-4 maupun Perairan/ Terapung.(25)

2.3PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATANPelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan akan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka peluang hubungan yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan pemberi jasa.(43)

Menurut Andersen faktor faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi :

1. Karakteristik pemungkin (Predisposing Characteristics), yang menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda beda yang digolongkan atas :

a. Ciri demografi seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah keluarga

b. Struktur sosial, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan dan kesukuan

c. Sikap dan pengetahuan individu terhadap pelayanan kesehatan

2. Karakteristik pendukung (Enabling characteristics), yang menjelaskan bahwa meskipun individu mepunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan kesehatan, tidak akan bertindak menggunakannya kecuali mampu memperolehnya. Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan konsumen untuk membayar. Yang termasuk karakteristik ini adalah :

a. sumber keluarga (family resources), yang meliputi pendapatan keluarga, cakupan asuransi kesehatan dan pihak pihak yang membiayai individu atau keluarga dalam mengkonsumsi pelayanan kesehatan

b. sumber daya masyarakat (community resources), yang meliputi tersedianya pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan dan sumber sumber yang ada didalam masyarakat.

3. Karakteristik kebutuhan (need). Faktor predisposisi dan factor pendukung dapat terwujud menjadi tindakan pencarian pengobatan, apabila tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi :

a. Kebutuhan yang dirasakan (perceived need), yaitu keadaan kesehatan yang dirasakan

b. Evaluate / clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian petugas. Model pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang diajukan oleh Andersen pada tahun 1984, sering disebut sebagai model penentu siklus kehidupan (life cycle determinants model) atau model perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan (behaviour model of health services utilization).(44)

Gambar 1. Model perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan

2.4FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

2.4.1PERILAKU KESEHATANPerilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.(36) Perilaku konsumen dapat juga disebut sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.(37) Ada beberapa macam teori tentang perilaku, antara lain :

1. perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan praktik atau tindakan 2. perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti : pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya masyarakat.(38)Perilaku seseorang terdiri dari tiga bagian penting, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap atau tanggapan dan psikomotori diukur melalui tindakan (praktik) yang dilakukan.Pengetahuan terhadap manfaat suatu kegiatan akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif ini akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Niat untuk ikut serta dalam suatu kegiatan sangat tergantung pada seseorang mempunyai sikap positif atau tidak terhadap kegiatan. Adanya niat untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya sangat menentukan apakah kegiatan akhirnya dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah yang disebut dengan perilaku.(40)Perilaku kesehatan menurut Skinner (1938), sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007), membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang diantaranya adalah : 1. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya yang mencakup antara lain :

a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)

b. Olahraga teratur

c. Tidak merokok

d. Tidak minum minuman keras dan narkoba

e. Istirahat yang cukup

f. Mengendalikan stress

g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks

2. Perilaku Sakit (Illness Behaviour)

Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang gejala dan penyebab penyakit, dan sebagainya.3. Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behaviour)

Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban sebagai orang sakit, yang harus diketahui oleh orang lain (terutama keluarganya). Perilaku ini disebut perilaku peran sakit (the sick role) yang meliputi :

a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

b. Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak

c. Mengetahui hak (misalnya ; hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya). 2.4.1.1SIKAP (ATTITUDE)Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Jadi manifestasi dari sikap tidak dapat langsung dilihat, namun hanya dapat ditafsirkan. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) sikap mempunyai 3 komponen pokok yang bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude), yaitu : 1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak2.4.1.2PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007). (42)Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi masyarakat tentang penggunaan puskesmas dan konsep sehat sakit masyarakat atau pengertian masyarakat tentang penyakit.

Indikator yang dapat digunaakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :

Pengetahuan tentang sehat dan penyakit meliputi :

1. Penyebab penyakit

a. Gejala dan tanda-tanda penyakit

b. Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan

c. Bagaimana cara penularannya

d. Bagaimana cara pencegahannya

2. Pengetahuan tentang cara hidup sehat

a. Jenis-jenis makanan yang bergizib. Manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatan

c. Pentingnya olahraga bagi kesehatan

d. Penyakit-penyakit atau bahaya merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan sebagainya

e. Pentingnya istirahat cukup, rekreasi, dan lain sebagainya bagi kesehatan3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

a. Manfaat air bersih

b. Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk kotoran dan sampah

c. Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah sehat

d. Akibat polusi bagi kesehatan Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan puskesmas, maka kemungkinan masyarakat akan menggunakan fasilitas kesehatan juga akan berubah seiring dengan pengetahuan seperti apa yang diketahuinya.(42)

2.4.2KARAKTERISTIK SOSIODEMOGRAFI

2.4.2.1UMURUsia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo, 2005).Dalam model system kesehatan (Health System Models) oleh Anderson (1974, dalam Notoatmodjo 2007) menyebutkan bahwa umur termasuk dalam faktor sosial demografis yang mempengaruhi seseorang untuk mencari pengobatan dan menggunakan pelayanan kesehatan.

Menurut Hall dan Donan (1990) mengatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemilihan pelayanan kesehatan. Semakin dewasa maka semakin mengerti akan pemilihan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena berhubungan dengan pola pikir. (62)2.4.2.2 JENIS KELAMIN (PR)2.4.2.3PENDIDIKAN

MenurutDictionary of Education pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam lingkungan masyarakat. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk merubah perilaku manusia.Pendidikan merupakan unsur karakteristik personal yang sering dihubungkan dengan derajat kesehatan seseorang/masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menyerap informasi dalam bidang kesehatan. 2.4.2.4PEKERJAAN

Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan barang atau jasa dimanapun merupakan sebuah pekerjaan. Pekerjaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan tenaga fisik maupun kemampuan memutar otak demi memenuhi target menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat.Pekerjaan menjadi factor penyebab seseorang untuk berperilaku terhadap kesehatannya. Hal ini disebabkan karena pekerjaan menjadi factor risiko seorang mengalami sakit maupun penyakitnya.(63)2.4.2.5PENGHASILANPenghasilan adalah penghasilan/upah rata-rata per bulan yang didapatkan dibandingkan dengan beban keluarga (Zadjuli, 1991). Andersen yang dikutif oleh Notoatmojo (2003) mengatakan bahwa komponen penghasilan masuk dalam komponen predisposing. Komponen ini digunakan untuk menggambarkan fakta, bahwa individu mempunyai kecendrungan yang berbeda-beda untuk menggunakan pelayanan kesehatan.(64)2.5RINGKASAN PUSTAKATabel 1. Ringkasan pustakaPenelitiLokasi penelitian Desain penelitianSubyek studiVariabel penelitianLama waktu Hasil penelitian

Saragih RDeli Serdang, MedanDeskriptif1070 respondenVariabel tergantung : Pelayanan kesehatan

Variabel bebas : Pengetahuan, sikap dan tindakan - Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan (p