pemba has an

11
BAB 4. PEMBAHASAN 4.1 Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh adalah berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m 2 ). IMT ini merupakan indikator yang praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa. Berikut tabel klasifikasi IMT : IMT KATEGORI < 18,5 Berat badan kurang 18,5 – 22,9 Berat badan normal ≥ 23,0 Kelebihan berat badan 23,0 – 24,9 Beresiko menjadi obes 25,0 – 29,9 Obes I ≥ 30,0 Obes II Setelah melakukan observasi perhitungan IMT maka didapatkan untuk 35 siswa THP-A disajikan dalam tabel berikut : IMT Keterangan Jumla h Frekuensi (%) < 18,5 Berat badan kurang 10 28,57 18,5 – 22,9 Berat badan normal 21 60,00

Upload: fiolantonius9295

Post on 03-Oct-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjjhjkn

TRANSCRIPT

BAB 4. PEMBAHASAN 4.1 Indeks Massa TubuhIndeks Massa Tubuh adalah berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2). IMT ini merupakan indikator yang praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang dewasa. Berikut tabel klasifikasi IMT : IMTKATEGORI

< 18,5 Berat badan kurang

18,5 22,9Berat badan normal

23,0Kelebihan berat badan

23,0 24,9 Beresiko menjadi obes

25,0 29,9Obes I

30,0 Obes II

Setelah melakukan observasi perhitungan IMT maka didapatkan untuk 35 siswa THP-A disajikan dalam tabel berikut : IMTKeteranganJumlahFrekuensi (%)

< 18,5Berat badan kurang1028,57

18,5 22,9Berat badan normal2160,00

23,0Kelebihan berat badan00,00

23,0 24,9Beresiko menjadi obes12,86

25,0 29,9Obes I25,71

30,0Obes II12,86

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa paling banyak responden yang memiliki status gizi berat badan kurang 10 responden, berat badan normal 21 responden, beresiko menjadi obes 1 orang, kategori obes I sebanyak 2 responden, dan kategori obes II sebanyak 1 responden.

4.2 Kebutuhan Energi Kebutuhan energi menurut FAO/ WHO (1985) adalah konsumsi energi yang berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan keseuntuhatan jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi (Almatsier, 2003)Kebutuhan energi total pada orang dewasa digunakan untuk metabolisme basal, aktivitas fisik, efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (SDA) (Almatsier, 2003)4.2.1 Protein Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamulan dan menyusui. Berikut tabel angka kecukupan protein yang dianjurkan (per orang per hari).Golongan umur Berat badan (kg)Tinggi badan (cm)Protein

0-6 bulan5,56012

7-12 bulan8,57115

1-3 tahun129023

4-6 tahun1811032

7-9 tahun 2412037

pria

10-12 tahun3013545

13-15 tahun4515064

16-19 tahun5616066

20-45 tahun6216555

46-59 tahun 6216555

>60 tahun6216555

Wanita

10-12 tahun3514054

13-15 tahun4615362

16-19 tahun5015451

20-45 tahun5415648

46-59 tahun 5415448

>60 tahun5415448

Hamil +12

Menyusui

0-6 bulan+16

7-12 bulan+12

1 gr protein akan menghasilkan 4 kkal. Jadi didapatkan data untuk THP-APria Jumlah responden Keterangan

16-191Tercukupi

20-459Tercukupi

wanita

16-197Tidak tercukupi

20-4518Tidak tercukupi

Untuk mahasiswa pria dengan umur 16-19 tahun dan 20-45 tahun ini dalam pemenuhan protein sudah sangan tercukupi namun untuk mahasiswa wanita dengan umur 16-19 tahun dan 20-45 tahun tidak tercukupi. Protein memiliki fungsi yang banyak seperti pertumbuhan dan pemeliharaan, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi dan sumber energi. Jika dalam mengonsumsi makanan kebutuhan energi akan protein kurang maka akan menyebabkan kwasriokor pada anak anak dan kekurangan energi ini dikatakan sebagai keadaan maramus (Almatsier, 2003) dan jika dalam mengonsumsi makanan kebutuhan energi akan proten berlebih maka akan menyebabkan asidisis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum daran dan demam. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angka kecukupan gizi untuk protein (Almatsier, 2003)Saran untuk mahasiswa wanita yang kekurangan protein maka hendaknya mengkonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung protein dari bahan makanan hewani atau nabati. Untuk makanan yang mengandung protein dari bahan makanan hewani seperti telur, susu, daging, unggas, ikan dan kerang sedangkan untuk makanan yang mengandung protein dari bahan makanan nabati seperti kacang kedelai dan hasilnya dan kacang kacangan. 4.2.2 LemakLemak berfungsi sebagai cadangan enrgi dan pelindung organ tubuh. Satu gram lemak setara dengan 9 kkal. Kelebihan kalori dari asupan makanan akan disimpan sebagai cadangan energi sehingga konsumsi karbohidrat atau protein yang berlebih akan diubah tubuh menjadi lemak. Asupan lemak harian perlu diperhatikan karena kelebihan asupan lemak dapat menyebabkan penumpukan lemak yang memicu obesitas dan peningkatan kolesterol. Berikut tabel angka kecukupan lemak yang dianjurkan (per orang per hari).Kelompok Umur (tahun)BB (kg)TB (cm)Lemak (gram)

Laki-laki

10-123414270

13-154615883

16-185616589

19-296016891

30-496216873

50-646216865

65-806016862

Diatas 805816860

Perempuan

10-123614567

13-154615571

16-185015871

19-295415975

30-495515960

50-645515953

65-805415943

Diatas 805315940

Sumber: Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013Dari tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa angka kecukupan gizi mahasiswa dan mahasiswi THP A FTP Universitas Jember (kkal) yaitu:Pria Jumlah responden Keterangan

19-29 tahun101 orang: tercukupi9 orang: tidak tercukupi

wanita

19-29 tahun25Tidak tercukupi

Untuk mahasiswa dengan umur 19-29 tahun, angka kebutuhan lemak masih banyak yang tidak tercukupi. Hanya ada 1 orang yang kebutuhan lemaknya telah tercukupi. Dan untuk mahasiswi dengan umur 19-29 tahun, angka kebutuhan lemak tidak ada yang mencukupi. Lemak memiliki fungsi yaitu sebagai cadangan makanan pada tubuh manusia. Asupan lemak harian perlu diperhatikan karena kelebihan asupan lemak dapat menyebabkan penumpukan lemak yang memicu obesitas dan peningkatan kolesterol. Bagi mahasiswa yang kekurangan asupan lemak maka sebaiknya mengkonsumsi makanan yang berlemak seperti daging, kulit ayam. Penambahan konsumsi lemak tersebut juga harus diimbangi dengan aktivitas yang seimbang agar tidak terjadi penumpukan lemak yang dapat mengakibatkan obesitas.

4.2.3 KarbohidratKarbohidratKebutuhan kecukupan karbohidrat berdasarkan usia (IOM, 2005 dalam Hardiansyah, dkk., 2012). Kecukupan karbohidra tersebut disajikan pada Tabel 1.Tabel 1. Kecukupan karbohidrat berdasarkan usiaGolongan umur Karbohidrat gramKarbohidrat kkal

0-5 bulan58232

6-11 bulan82328

1-3 tahun155620

4-6 tahun220880

7-9 tahun 2541016

Pria

10-12 tahun2891156

13-15 tahun3401360

16-18 tahun3681472

19-29 tahun3751500

30-49 tahun3941576

50-64 tahun 3491396

65-793091236

>80 tahun248992

Wanita

10-12 tahun2751100

13-15 tahun2921168

16-18 tahun2921168

19-29 tahun3091236

30-49 tahun3231292

50-64 tahun 2851140

65-792521008

>80 tahun232928

Hamil

Trimester 1+25

Trimester 2+42

Trimester 3+41

Menyusui

0-6 bulan+45

7-12 bulan+55

Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa rata-rata kebutuhan energi yang berasal dari perhitungan kebutuhan karbohidrat berdasarkan usia di kelas THP-A menunjukkan bahwa kebutuhan karbohidrat yang dimiliki oleh mahasiswa THP-A dengan jenis kelamin perempuan (25) belum tercekupi. Pada perhitungan kebutuhan karbohidrat pada mahasiswa THP-A jenis kelamin pria (10) menunjukkan bahwa rata-rata kebutuhan karbohidrat telah tercukupi hanya terdapat 2 mahasiswa kelas yang mengalami kekurangan energi yang berasal dari karbohidrat dan 8 mahasiswa mengalami kelebihan karbohidrat. Kelebihan dan kekurangan karbohidrat dapat memiliki dampak negatife bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan karbohidrat merupakan salah satu jenis kebutuhan makro yang dapat menghasilkan glukosa dan energi. Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan glukosa darah rendah. Contoh resiko kekurangan karbohidrat yaitu akan menyebabkan pingsan, sementara apabila kandungan karbohidrat berlebih akan meningkatkan resiko penyakit diabetes (Mahan K. dan Escott-Stump, 2008 dalam Hardiansyah, dkk., 2012).Faktor yang mempengaruhi angka kecukupan karbohidrat seseorang adalah usia, berat badan, tahap pertumbuhan dan perkembangan serta kegiatan fisik. Tinggi badan yang semakin panjang akan mengakibatkan angka kebutuhan terhadap karbohidrat semakin tinggi. Ketidaksesuain standar yang ditetapkan oleh IOM, 2005 dan tidak terpenuhinya kebutuhan karbohidrat dapat disebabkan oleh penggunaan beberapa faktor yang digunakan dalam perhitungan yaitu tinggi dan berat. Standar tinggi dan berat badan yang digunakan sebagai standar untuk perhitungan tidak sesuai dengan tinggi dan berat yang dimiliki oleh mahasiswa THP-A (IOM, 2005 dalam Hardiansyah, dkk., 2012).Saran bagi mahasiswa yang kekurangan karbohidrat yaitu mahasiswa hendaknya mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan karbohidrat yang lebih banyak sehingga karbohidrat dapat terpenuhi. Karbohidrat dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi makanan seperti nasi, jagung, roti, dan berbagai jenis olahan dari umbi-umbian.