pemba has an
TRANSCRIPT
![Page 1: Pemba Has An](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022080902/55cf9b14550346d033a4a79d/html5/thumbnails/1.jpg)
Pembahasan I
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat
karbohidrat dengan berbagai uji-uji yang mengetahuinya. Dalam percobaan,
dilakukan 2 uji yaitu uji benedict dan uji tromer terhadap pati1%, NaOH 10%,
Glukosa, Fruktosa, dan sukrosa.
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam
suatu larutan dengan terbentuknya endapan merah bata. Pereaksi benedict
mengandung atom Cu yang terikat sebagai kompleks. Pereaksi ini dapat
mengoksidasi gula pereduksi Uji benedict didasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+.
Pada proses reduksi Cu2+ dilakukan dalam suasana basa dan ditambahkan zat
pengkompleks (sitrat) untuk mencegah pengendapan CuCO3. Pereaksi ini dapat
mengoksidasi gula pereduksi. Jika senyawa yang mengandung gugus aldehid
direaksikan dengan pereaksi benedict, maka akan terbentuk endapan Cu2O
berwarna merah, kuning, atau hijau. Dari percobaan yang telah dilakukan,
endapan merah bata dihasilkan oleh glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang
menandakan adanya gula pereduksi dari ketiga larutan tersebut. Sementara pati
1% menghasilkan endapan putih, gula dan gula jagung tidak memberikan
perubahan apapun, hal tersebut menandakan bahwa ketiga larutan tersebut
bukan gula pereduksi. Pati merupakan polisakarida sehingga tidak
menghasilkan uji positif pada pereaksi benedisct. Berdasarkan teori, sukrosa
tidak bisa menjadi pereduksi karena tidak memiliki gugus OH glikosidik. hasil
yang bertolak belakang dengan teori ini disebabkan oleh terkontaminasinya
larutan sukrosa oleh larutan lain yang mengandung gula pereduksi. Glukosa dan
fruktosa dapat dikatakan sebagai gula pereduksi karena glukosa dan fruktosa
dapat mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian
mengendap sebagai Cu2O.
![Page 2: Pemba Has An](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022080902/55cf9b14550346d033a4a79d/html5/thumbnails/2.jpg)
Selanjutnya uji trommer, Reaksi Trommer digunakan untuk analisis
kuantitatif disakarida. Dalam reaksi Trommer, sampel direaksikan dengan asam
kuat, biasanya Asam Sulfat, sehingga terjadi reaksi hidrolisis, menghasilkan
monosakarida. Monosakarida yang dihasilkan, kemudian dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan reaksi Benedict. Reaksi Benedict dilakukan untuk
menguji kandungan monosakarida dalam sampel. Uji positif, jika dihasilkan
endapan merah bata. namun pada percobaan ini uji trommer dilakukan
dengandengan NaOH sambil diteteskan dengan CuSO4, hasil yang didapatkan
setelah larutan glukosa dan fruktosa direaksikan dengan kedua tersebut dan
dipanaskan adalah endapan hitam dan larutan coklat. Hal tersebut manandakan
bahwa hasil ujinya negatif, dikarenakan glukosa dan fruktosa merupakan
monosakarida sedangkan uji trommer digunakan untuk mengidentifikasi
disakarida.
Pembahasan II
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik zat pati dari berbagai
sumber pati dengan berbagai perlakuan dan penambahan suatu pereaksi tertentu.
Dilakuka tiga percobaan untuk mengetahui karakteristik pati atau amilum ini.
Pada percobaan pertama larutan pati didiamkan, sampai endapan dan filtratnya
terpisah. Jika sudah terpisah maka pisahkan endapan dan filtrat tersebut ke
dalam 2 tabung reaksi. Setelah dilakukan pengujian dengan larutan iodin pada
masing-masing tabung, tabung yang berisi endapan pati mengalami perubahan
menjadi berwarna ungu, sementara filtranya tidak mengalami perubahan. Suatu
Polisakarida yang diuji dengan larutan iodin akan bereaksi menghasilkan warna
yang spesifik. warna biru dihasilkan jika dalma polisakarida tersebut terdapat
amilosa, amilopektin dengan larutan iodin akan menghasilkan warna merah
violet dan glikogen atau dekstrin akan menghasilkan warna coklat. Karena pada
![Page 3: Pemba Has An](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022080902/55cf9b14550346d033a4a79d/html5/thumbnails/3.jpg)
praktikum ini endapan menghasilkan warna ungu, jadi dapat dikatakan bahwa
amilosa lebih banyak terkandung pada zat pati.
Pada percobaan kedua, larutan pati direaksikan terlebih dahulu dengan HCl
pekat agar larutan bersifat asam, lalu dipanaskan agar terhidrolisis menjadi
senyawa-senyawa yang sederhana. Hidrolisis pati menyebabkan berubahnya
amilum menjadi glukosa karena amilum mengandung amilosa dan amilopektin
yang merupakan polimer dari glukosa. Pengujian dilakukan dengan
memerhatikan perubahan warna dari amilum yang derekasikan dengan iodin
setiap 3 menit. Jika warna biru pada rekasi tersebut sudah hilang (tak berwarna),
glukosa terlah terbentuk. Namun dalam praktiknya, warna biru sulit hilang. Saat
warna biru hilang, warna berubah menjadi merah muda yang menandakan
bahwa amilum belum terhidrolisis menjadi glukosa. Namun kesalahan
praktikan, langsung melanjutkan ke proses berikutnya yaitu penetralan dengan
NaOH dan uji benedict. Sehingga seelah diuji benedict, tidak menghasilkan
endapan merah bata, hanya larutan berwarna biru.
Pada percobaan ketiga, dilakukan uji iodin pada dua larutan pati dengan volume
yang sama. Tabung pertama, pati yang sudah direaksikan dengan iodin
menghasilkan warna biru, warna biru ini merupakan hasil dari ikatan kompleks
antara amilum dengan iodin.Kemudian larutan dipanaskan sampai warna biru
menghilang. Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk
micelles, yaitu molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata
karena hanya pada tingkat molekuler. Micelles ini dapat mengikat I2 yang
terkandung dalam pereaksi iodium dan memberikan warna biru khas pada
larutan yang di uji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan saling
menjauh sehingga mecelles-pun tidak lagi terbentuk akibatnya tidak bisa
lagi memngikat I2 karenanya warna biru yang
ditimbulkan akan menghilang. Micelles akan terbentuk kembali pada saat
didinginkan dan warna biru kembali muncul. Tetapi pada percobaan yang
dilakukan, warna biru tidak terbentuk kembali, karena larutan iodin yang
![Page 4: Pemba Has An](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022080902/55cf9b14550346d033a4a79d/html5/thumbnails/4.jpg)
digunakan untuk pereaksi tidak dari iodin murni, tapi yang digunakan
adalah iodin yang terkandung dalam obat penyembuh luka (yang
kandungan iodinnya sedikit). Pada tabung kedua, pati yang sudah direaksikan
dengan iodin menghasilkan warna biru,. Lalu diberi perlakuan dengan
meneteskan 10 tetes Natrium tiosulfat sampai warna birunya menghilang. Ion
Na+ bersifat alkalis sehingga dapat menghilangkan warna biru pada larutan.
Sama halnya dengan tabung yang pertama, tabung kedua pun tidak membentuk
warna biru kembali setelah didiamkan selama berjam-jam.
Assegaf F., 2009,’ Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa
paradisiaca L.) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis’,
Purwokerto Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni,
Azmi, 2006,’ Penentuan Kondisi Optimum Fermentasi Aspergillus oryzae
Untuk Isolasi Enzim Amilase Pada Medium Pati Biji Nangka
(Arthocarphus heterophilus Lmk)’, Pekanbaru Jurnal Biogenesis Vol. 2(2),
Coulson, E. H., and Ingle, Richard. 2004. Nuffield Chemistry: Handbook for
Pupils.
Ebbing, Darrell D. 2001.General Chemistry. USA: Haughton, Muffin Company.
Rindit, Pambaylun, dkk. 1998. Laporan Penelitian : Mempelajari Hidrolisis
Pati Gadung (Dioscoreahispida Dernst) dengan Enzim α-amilase dan Gluko
amilase untuk Pembuatan Sirup Glukosa. Palembang.
Fakultas Pertanian UNSRI.
Saraswati. 1982. The Problems to be Solved in Starch Processing Jakarta
Technologies in Indonesia. BPPT.
![Page 5: Pemba Has An](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022080902/55cf9b14550346d033a4a79d/html5/thumbnails/5.jpg)
Zulfikar, 2008, Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Jakarta