pembahasan kisi-kisi soal ka

7
Spektrofotometri Pengertian Spektrofotometri Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.atau Spektrofotometri adalah suatu metode untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa itu mengabsorbsi sumber cahaya. c = λ . v atau λ = c/v atau v = c/λ E = h . v E = h . c/ λ dimana E = energi tiap foton h = tetapan Planck (6,626 x 10 -34 J.s), v = frekuensi sinar c = kecepatan cahaya (3 x 10 8 m.s -1 ) Contoh soal: Tentukan besarnya energi foton sinar kuning dengan panjang gelombang 589 nm! Jawab : Hukum Beer-Lambert Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:

Upload: amaliah-annisa

Post on 18-Nov-2015

546 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

aaaaaa

TRANSCRIPT

Spektrofotometri Pengertian Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya.atauSpektrofotometri adalah suatu metode untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa itu mengabsorbsi sumber cahaya. Hukum Plank

c = . v atau = c/v atau v = c/

Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensiE = h . vE = h . c/

dimana

E = energi tiap foton

h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),

v = frekuensi sinar

c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1)Contoh soal:Tentukan besarnya energi foton sinar kuning dengan panjang gelombang 589 nm!Jawab :

Hukum Beer-Lambert Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel.

Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = . b . c

dimana:

a = absorbansi

b = atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)

c = konsentrasi larutan yang diukur

= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

APLIKASI SPEKTROOTOMETRISalah satu pengujian kualitas minyak bumi adalah uji kualias warna warna produk yang tidak sesuai dengm standar tidak layak untuk dipasartan Karena itu- penting untuk melahirkan pengujian warna yang efektif, yaitu dilakukan secara spektrofotometri yang menguraikan cahaya polilkromatis menjadi monokromatis. Cahaya tersebut dilewatkan pada sampel minyak bumi, dimana sebagian energinya diserap,kemudian diukur intensitas radiasi yang diteruskan. Dengan demikian didapatkan transmitansi spektral, yang merupakan perbandingan intensitas cahaya.Spektrum yang dihasilkan di analisa pengaruh perubahan spektrum dan tingkat luminasi standar terhadap kenaikan nomor warna dari minyak bumi. Pengujian dilakukan dengan berbagai sampel minyak yang telah diketahui nomor warnanya kemudian di analisa tiap kenaikan warnanya Dapat dianalisa kualitas warna produk minyak bumi yang diproduksi. Metode Spektrofotometri dalam analisa Unsur

Metoda analisa spektrofotometri didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Faktor* Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).Ekstraksi Pelarut

Koef.DistribusiAdalah Koef.yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain.Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya: 1. Temperatur yang digunakan. Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k. 2. Jenis pelarut. Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k. 3. Jenis terlarut. Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k. 4. Konsentrasi Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k. Rumus Koef.DistribusiTetapan distribusi atau koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus:

Dengan :Kd = Koefisien distribusi,

Co = konsentrasi larutan pada pelarut organik,

Ca = konsentrasi larutan pada pelarut air.

Contoh soal jika koefisien distribusi HA antara air dan eter adalah 800, tetapan asamnya adalah 1,50 x 10-5 , hitung konsentrasi analitik HA yang tertinggal dalam air, estela 50 mL 0,0500M HA dalam air diekstraksi dengan 25,0 mL eter, jira pH larutan mula-mula adalah a) 2,00 dan b) 8,00.Solusi. Mula-mula harus dihitung harga D dengan rumus diatas, didapat untuk :a) pH = 2,00D = {Kd*[H3O+]/[ H3O+] + Ka} = 799 = Co/Ca .Co dan Ca adalah berturut-turut konsentrasi analitik dalam organik dan air. Setelah ekstraksi jumlah mmol total HA tidak berubah yaitu sebesar:50,0 mL x 0,0500M = 2,5 mmol = 50,0 Ca + 25,0 x Co. Akhirnya didapat

50,0 Ca + 25,0 x 799 Ca = 2,5 mmol, atau Ca = 1,25 x 10-4 M

b) pH = 8,00D = 0,533Ca = 3,95 x 10-2 M. Konsentrasi

M = atau M = Jika mol = maka

M = =

atau M =

Faktor-Faktor Pelarut

Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya.2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut.Kesetimbngan Asam Basa

Titrasi Asam-Basa Analit As.Kuat dan Basa Kuat

TITRASI ASAM KUAT DAN BASA KUAT.

sebelum titik ekivalen:

Karena disosiasi air dapat diabaikna, jumlah mol H+ sama dengan jumlah sisa asam yang tinggal

[H+] = (MAVA MBvB)/(VA + vB)

Pada titik ekivalen:

Disosiasi air tidak dapat diabaikan di sini.

[H+] = Kw = 10-7

setelah titik ekivalen:

Jumlah mol basa berlebih sama dengan jumlah mol ion hidroksida. [OH-] dapat diperoleh dengan membagi jumlah mol dengan volume larutan. [OH-] yang diperoleh diubah menjadi [H+].

[OH-] = (MBvB MAVA)/(VA + vB) (9.47)

[H+] = Kw/[OH-] = (VA + vB)Kw/(MBvB MAVA) (9.48)

Kurvanya simetrik dekat titik ekivalen karena vB VA.

Titrasi 10 x 10-3 dm3 asam kuat misalnya HCl 0,1 mol dm-3 dengan basa kuat misalnya NaOH 0,1 mol dm-3 menghasilkan kurva titrasi khas seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Pada tahap awal, perubahan pHnya lambat. Perubahan pH sangat cepat dekat titik ekivalen (vB = 10 x10-3 dm3). Dekat titik ekivalen, pH berubah beberapa satuan hanya dengan penambahan beberapa tetes basa.

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Aplikasi Redokscontohnya pada penyepuhan emas.

Pada penyepuhan tembaga oleh emas, logam emas dihubungkan dengan kutub positip, tembaga pada kutub negatif. Kedua logam tersebut dicelupkan pada larutan AuCl3. Setelah beberapa saat logam emas akan larut membentuk ion Au3+. Ion ini akan tereduksi menjadi Au pada kutub negatif yaitu tembaga. Lama-lama tembaga akan terlapisi emas. Reaksi yang terjadi:Di kutub + : Au -- >Au3+ + 3 eDi kutub : Au3+ + 3 e -- > AuPenerapan reaksi reduksi oksidasi juga diterapkan pada peluncuran roket . Untuk meluncurkan roket tersebut digunakan kerosin. Kerosin terbakar oleh oksigen memberikan energi untuk naik ke atas. Di angkasa roket menggunakan hidrogen yang dibakar dengan oksigen.Semua ini adalah reaksi redoks.pelapisan logam untuk perhiasan, peralatan rumah tangga, dll- pelapisan logam pada tangkki penyimpan bahan bakar pada SPBU- pembuatan logam-dari biji logam seperti pembuatan logam aluminium dan tembaga- pembuatan logam berbasis besi- sebagai dasar pembuatan bahan bakar mobil berbahan bakar listrikSetarakan reaksi redoks berikut.

JawabLangkah 1: Tentukan bilangan oksidasi pada setiap unsur dalam persamaan reaksi.

Langkah 2: Tentukan unsur yang mengalami perubahanbilangan oksidasi.

Langkah 3: Tentukan jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari unsur yang mengalami oksidasi dan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari unsur yang mengalami reduksi.

Langkah 4: Setarakan unsur yang mengalami oksidasi dan reduksi. Zat yang tereduksi dikalikan 2, sedangkan zat yang teroksidasi dikalikan 5.

Langkah 5: Setarakan unsur lainnya dalam urutan KAHO.

Kation yang tidak berubah bilangan oksidasinya, yaitu K dan Na sudah setara.Untuk menyetarakan jumlah atom H, tulis koefisien 3 H2O

Atom O ternyata sudah setara, dengan demikian reaksi tersebut sudah setara. EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

_1401625290.unknown

_1401625369.unknown

_1401625430.unknown

_1401625594.unknown

_1401625309.unknown

_1401624800.unknown