pembahasan soal ujian tengah … berikan penjelasannya! pembahasan: untuk menjawab soal di atas kita...
TRANSCRIPT
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 1
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I
TAHUN 2009/2010
MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
UNIVERSITY
Muh_Nur_Jamal
7D744149
089670585040
16jamal
muh.jamal08
KADER HmI KOMHUK
UNPAS-BANDUNG
KETUPLAK LK I/2016-II
muh.nurjamaluddin
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 2
Silakan follow ya
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
Muhammad Nur Jamaluddin
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 3
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 4
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010
MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HARI, TANGGAL : KAMIS, 12 NOVEMBER 2009
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E / I
WAKTU : 90 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
Soal:
1. Buat skema dinul Islam! Dan berikan penjelasannya!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang skema dinul Islam dan penjelasannya.
Jawab:
Bahwa dinul Islam itu merupakan kata lain dari Iman.
Tercatat bahwa iman bagian dari tingkatan Islam yang tercatat dan diakui seluroh kaum
muslimin dan muslimat. Karena dalam menjalankan seluroh aktivitas yang bersifat agamis
pastilah dilandasi dan didasari iman yang mengecap, menempel dan tertancap di dalam hati.
Kadar iman seseorang berbeda bergantung pada kadar dari setiap muslim tersebut. Maka dari itu
bisa dikatakan setiap yang beriman pastilah muslim.
Perkataan iman yang berarti membenarkan itu disebutkan dalam Alquran, di antaranya dalam
Surah At-Taubah ayat 62 yang artinya: “Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai)
kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman.”
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 5
Rukun iman (pilar keyakinan) ini terdiri dari:
a. Iman kepada Allah
Patuh dan taat kepada ajaran Allah dan hukum-hukumNya.
b. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta
dan seluroh jagat raya.
c. Iman kepada Kitab-kitab Allah
Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah
Alquran. Alquran memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur, Taurat, dan
Injil.
d. Iman kepada Rasul-rasul Allah
Mencontoh perjuangan para nabi dan rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran.
e. Iman kepada Hari Kiamat
Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan.
f. Iman kepada Qada dan Qadar
Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta.
Definisi iman berdasarkan hadits merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan
merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan
sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang didalam
hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga
disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan
sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan
oleh Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar
dengan hati dan perbuatan dengan anggota.” Aisyah r.a. berkata: “Iman kepada Allah itu
mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota.”
Imam Al-Ghazali menguraikan makna iman: “Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan
pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota).”
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 6
Iman yang sempurna yang dapat diraih orang melalui keberalingan kepada Allah untuk
setiap perbuatan, berjuang meraih ridha Allah dan menunjukkan kesempurnaan akhlak
dalam semua keadaan. Maksud lainnya adalah membuat jelas bahwa tak sesuatu pun
menghalangi manusia dari meraih kesempurnaan akhlak yang diperlihatkan para nabi,
dengan syarat ia takut dan hormat tidak kepada siapa pun selain Allah dan tulus berjuang
demi tujuanNya di atas segalanya.
Mengecap manisnya iman dengan ketergantungan hanya kepada Allah SWT dapat
dilakukan dengan merasa hina, lemah, fakir dan tak berdaya yang disandarkan pada ke
Maha SempurnaanNya. Seiyanya orang yang beriman pastilah masuk surga.
2. Uraikan mengenai klasifikasi agama, dan bagaimanakah kedudukan agama Islam diantara
agama-agama lainnya?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang klasifikasi agama dan kedudukan agama Islam diantara agama-
agama yang lainnya.
Jawab:
a. Klasifikasi Agama
1) Agama Wahyu
Agama wahyu juga disebut agama samawi, agama langit. Agama wahyu adalah agama
yang ajarannya diwahyukan oleh Allah kepada umat manusia melalui RasulNya.
Adapun cirri-cirinya sebagai berikut:
a) Agama wahyu dapat dipastikan kelahirannya.
b) Disampaikan melalui utusan atau rasul Allah yang bertugas menyampaikan dan
menjelaskan lebih lanjut wahyu yang diterimanya dengan berbagai cara dan upaya.
c) Memiliki kitab suci yang keotentikannya bertahan tetap.
d) Sistem merasa dan berpikirnya tidak inheren dengan sistem merasa dan berpikir tiap
segi kehidupan masyarakat, menuntut supaya sistem merasa dan berpikir
mengabdikan diri kepada agama.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 7
e) Ajarannya serba tetap, tetapi tafsiran dan pandangannya dapat berubah dengan
perubahan akal.
f) Konsep ketuhanannya monoteisme mutlak.
g) Kebenaran prinsip-prinsip ajarannya tahan terhadap kritik akal, mengenai alam nyata
dalam perjalanan ilmu satu demi satu terbukti kebenarannya, dan mengenai alam
gaib dapat diterima oleh akal.
h) Sistem nilai ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan ukuran dan
hakikat kemanusiaan.
i) Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan
kepada manusia dalam pembentukan insan kamil sempurna yang bersih dari dosa.
2) Agama Ra’yu (Cultural Religion/Natural Religion)
Agama ra’yu juga disebut agama ardhi, agama bumi, kadang disebut agama budaya dan
agama alam. Agama ra’yu adalah agama yang ajaran-ajarannya diciptakan oleh manusia
sendiri, tidak diwahyukan oleh Allah melalui RasulNya. Adapun cirri-cirinya sebagai
berikut:
a) Agama ra’yu tidak dapat dipastikan kelahirannya.
b) Tidak mengenai utusan atau rasul Allah. Ajaran yang mengajarkan agama budaya
adalah filusuf atau pendiri agama tersebut.
c) Tidak memiliki kitab suci yang otentik, sekalipun memiliki kitab suci.
d) Sistem merasa dan berpikirnya interen dengan sistem merasa dan berpikir pada tiap
segi kehidupan.
e) Ajarannya berubah seiring perubahan masyarakat yang menganut, atau oleh
filusufnya.
f) Konsep ketuhanannya dinamisme, animisma, poleteisme paling tinggi monoteisme
nisbi. Kebenaran prinsip ajarannya tak tahan terhadap kritik akal, mengenai alam
nyata suatu ketika dibuktikan keliru oleh ilmu dalam perkembangannya, dan
mengenai alam gaib tak terpikir oleh akal. (Sidi Ghazalba: 1975: 49-53)
g) Nilai agama ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita, pengalaman dan
penghayatan masyarakat penganutnya.
h) Pembentukan manusia disandarkan pada pengalaman dan penghayatan masyarakat
penganutnya yang belum tentu diakui oleh masyarakat lain. (Muhammad Baud Ali,
1997: 72)
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 8
3) Perbedaan dari kedua jenis agama ini dikemukakan Al Masdoosi dalam Living
Religious of the World sebagai berikut:
a) Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan
wahyu tidak demikian.
b) Agama wahyu beriman kepada nabi, sedangkan agama bukan wahyu tidak.
c) Dalam agama wahyu sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang
diwahyukan, sedangkan agama bukan wahyu dan kitab suci tidak penting.
d) Semua agama wahyu lahir di daerah Timur Tengah, sedangkan agama bukan wahyu
lahir di luar daerah itu.
e) Agama wahyu lahir di daerah-daerah yang berada di bawah pengaroh ras semetik.
f) Agama wahyu sesuai dengan ajarannya adalah agama misionari, sedangkan agama
bukan wahyu agama misionari.
g) Ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama bukan wahyu kabur dan
elastis.
h) Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap, baik aspek spritual maupun
material, sedangkan agama bukan wahyu lebih menitikberatkan kepada aspek
spritual saja, seperti pada taoisme, atau pada aspek material saja seperti pada
confusianisme.
Sementara itu, dalam kajian keilmuan (scientific aproach), para ilmuwan membedakan
agama menjadi dua kelompok besar yaitu spiritualisme dan materialisme.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 9
1) Spiritualisme
Spritualisme adalah agama penyembah sesuatu (zat) yang gaib yang tidak tampak
secara lahiriah, sesuatu yang tidak dapat dilihat dan tidak berbentuk. Spiritualisme
ini terbagi dalam beberapa kelompok yaitu:
a) Agama ketuhanan (theistic religion), yaitu agama yang para penganutnya
menyembah Tuhan (theos). Agama ini mempunyai keyakinan bahwa Tuhan
adalah tempat manusia menaroh kepercayaan, dan kecintaan kepadaNya
merupakan kebahagiaan. Adapun yang termasuk kategori agama ini yaitu:
Monoteisme, yaitu bentuk religi/agama yang berdasarkan kepada
kepercayaan terhadap satu Tuhan dan yang terdiri dari upacara-upacara guna
memuja Tuhan tadi.
Politeisme, yaitu bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan
adanya banyak Tuhan yang memiliki tradisi upacara keagamaan guna
memuja Tuhan-tuhan tadi.
b) Agama penyembah roh, yaitu kepercayaan orang primitif kepada roh nenek
moyang, roh pemimpin, atau roh para pahlawan yang telah meninggal. Adapun
yang termasuk kategori agama ini adalah sebagai berikut:
Animisme, yaitu bentuk agama yang mendasarkan diri pada kepercayaan
bahwa disekeliling tempat tinggal manusia itu diam berbagai macam roh
yang berkuasa dan terdiri atas aktivitas pemujaan.
Praanimisme (dinamisme) adalah bentuk agama yang berdasarkan
kepercayaan terhadap kekuatan sakti yang ada dalam segala hal. Ada tiga
bentuk penyembahan kekuatan alam yaitu:
Penyembahan terhadap gejala alam, seperti hujan, guntur, gempa bumi,
dan topan.
Penyembahan terhadap anasir-anasir alam, seperti tanah, air, api, angin,
dan udara,
Penyembahan kepada benda-benda alam sekeliling, dalam bentuk:
Animatisme, yaitu suatu kepercayaan bahwa benda-benda dan
tumbuh-tumbuhan di sekitar manusia itu berjiwa dan bisa berpikir
seperti manusia.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 10
Fetishme, yaitu suatu bentuk agama yang berdasarkan kepercayaan
akan adanya jiwa dalam benda-benda alam tertentu dan mempunyai
aktivitas keagamaan guna memuja benda-benda berjiwa tadi.
Agama penyembah binatang (animal worship), yaitu kepercayaan
orang-orang kuno dan orang-orang primitif yang menganggap
binatang-binatang tertentu memiliki jiwa kesucian.
2) Agama Materialisme
Agama materialisme adalah agama yang mendasarkan kepercayaannya terhadap
adanya Tuhan yang dilambangkan dalam wujud benda-benda material, seperti
patung-patung manusia, binatang dan berhala-berhala atau sesuatu yang
dibangun dan dibuat untuk disembah.
b. Kedudukan Agama Islam dengan Agama yang Lainnya
Mengenai posisi Islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan
sebagai berikut, yakni:
Pertama, dapat dilihat dari ciri khas agama Islam yang paling menonjol, yaitu bahwa Islam
menyuruh para pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa agama besar di dunia
yang datang sebelumnya diturunkan dan diwahyukan oleh Allah SWT. Salah satu rukun
iman ialah bahwa seseorang harus beriman kepada sekalian nabi yang diutus sebelum nabi
Muhammad SAW.
Di dalam Alquran dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat Islam mengakui agama-agama
yang diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari rukun iman. Dalam surat Al-Baqarah ayat
136 dijelaskan yang artinya: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan
kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub dan anak-
cucunya serta apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada para
nabi dari Tuhan mereka, dan kami tak membeda-bedakan salah satu di antara mereka.”
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 11
Berdasarkan ayat tersebut terlihat jelas bahwa posisi Islam di antara agama-agama lainnya
dari sudut keyakinan adalah agama yang meyakini dan mempercayai agama yang di bawa
oleh para rasul sebelumnya. Dengan demikian orang Islam bukan saja beriman kepada Nabi
Muhammad SAW, melainkan beriman pula kepada semua nabi.
Kedua, posisi Islam di antara agama-agama di dunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama
Islam yang memberinya kedudukan istimewa di antara sekalian agama. Selain menjadi
agama yang terakhir, dan yang meliputi semuanya, Islam adalah pernyataan kehendak Ilahi
yang sempurna.
Dalam Alquran dinyatakan dalam surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya: “Pada hari ini Aku
sempurnakan untuk kamu agamaku, dan Aku lengkapkan nikmatKu kepadamu dan Aku
pilihkan untuk kamu Islam sebagai agamamu.”
Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain, kesadaran beragama bagi manusia
sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dari abad ke abad mengalami kemajuan.
Demikian pula wahyu tentang kebenaran agung yang diturunkan dari langit juga mengalami
kemajuan, dan ini mencapai titik kesempurnaan dalam Islam. Ketiga, posisi Islam diantara
agama-agama lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkannya. Dalam hubungan ini
agama Islam memiliki tugas besar, yaitu:
1) Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan di antara sekalian
agama-agama di dunia.
2) Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya.
3) Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para penganut agama
sebelumnya yang kemudian dimasukkan kedalam agamanya itu.
4) Mengajarkan kebenaran abadi yang sebelumnya tak pernah diajarkan, berhubung
keadaan bangsa atau umat pada waktu itu masih dalam taraf permulaan dari tingkat
perkembangan mereka, dan yang terakhir adalah memenuhi segala kebutuhan moral dan
rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju.
Keempat, posisi Islam di antara agama-agama lain dapat pula dilihat dari adanya unsur
pembaruan didalamnya. Datangnya Islam, agama memperoleh arti yang baru. Ada dua hal
mengenai hal ini, yaitu:
1) Agama tak boleh dianggap sebagai digma yang orang harus menerimanya, jika ia ingin
selamat dari siksaan yang kekal.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 12
2) Ruang lingkup agama itu tak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga
mencakup kehidupan dunia. Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapat
mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.
Kelima, posisi agama terhadap agama-agama lain dapat dilihat dari dua sifat yang dimiliki
ajaran Islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir ajaran-ajaran
agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru didalamnya. Islam terhadap
agama lainnya adalah bersikap persuasif, yaitu dari satu segi Islam melihat adanya hal-hal
yang tidak disetujui dan harus dihilangkan, namun dari segi lain Islam mengupayakan agar
proses menghilangkan tradisi yang demikian itu tidak menimbulkan gejolak sosial yang
merugikan.
Proses tersebut dilakukan secara bertahap sambil menjelaskan makna larangan tersebut yang
disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual mereka, hingga akhirnya perbuatan
tersebut benar-benar ditinggalkan oleh masyarakat.
Keenam, hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran moral atau akhlak
yang mulia yang ada didalamnya. Contoh ajaran moral dalam agama yaitu ajaran tentang
pengendalian diri dari memperturutkan hawa nafsu yang berakibat pada terjadinya tindakan
kejahatan. Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam ajaran Yahudi yang
di bawa oleh nabi Musa. Sebenarnya dalam agama Yahudi terdapat perintah Tuhan yang
meliputi:
1) pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) larangan menyekutukan Tuhan dengan apa saja dan dimana saja;
3) larangan menyebut nama Tuhan dengan kata-kata yang dapat menyia-nyiakannya;
4) memuliakan hari pemberhentian Tuhan dan menciptakan yaitu hari sabat;
5) menghormati ayah dan ibu;
6) larangan membunuh sesama manusia;
7) larangan berbuat zina;
8) larangan mencuri;
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 13
9) larangan menjadi saksi palsu;
10) menahan dorongan hawa nafsu/keinginan untuk memiliki sesuatu yang bukan menjadi
miliknya.
Ajaran tentang pengendalian hawa nafsu keduniaan (hedonisme) yang diikuti oleh keharusan
melakukan perbuatan yang baik bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya dapat dijumpai
pula dalam ajaran Islam yang bersumberkan pada Alquran dan As-sunah.
Alquran mengingatkan kepada penganutnya agar jangan memperturutkan hawa nafsu,
karena mereka yang mengikuti hawa nafsunya akan mudah terjerumus kedalam kehidupan
yang menyengsarakan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anam ayat 6 yang artinya:
“Katakanlah sesungguhnya aku dilarang menyembah Tuhan-tuhan yang kamu sembah
selain Allah. Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah
aku jika berbuat demikian dan tidaklah pula termasuk orang-orang yang mendapat
petunjuk.”
Ajaran sepuluh firman Tuhan sebagaimana yang terdapat dalam agama Yahudi yang di
bawa oleh nabi Musa juga dapat dijumpai dalam ajaran Islam sebagaimana termuat dalam
surat Al-Isra (17) ayat 23-37, yaitu:
1) Diperintahkan agar beribadah hanya kepada Allah semata.
2) Diperintahkan agar menghormati kedua orangtua dengan cara mengasihaninya pada saat
kedua orangtua tersebut sudah lanjut usia, merendahkan hati, tidak mengeluarkan kata-
kata yang menyakitinya melainkan dengan ucapan yang mulia dan menyenangkan, serta
senantiasa memanjatkan doa untuk keduanya.
3) Memberikan bantuan kepada karib-kerabat, orang miskin dan ibnu sabil.
4) Dilarang menghambur-hamburkan harta benda tanpa tujuan (mubadzir).
5) Dilarang bersikap bakhil dan tidak pula bersikap boros.
6) Dilarang membunuh anak kandung sendiri yang disebabkan karena takut miskin.
7) Dilarang membunuh orang lain kecuali ada alasan yang membolehkannya.
8) Dilarang memakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang dianggap baik dan
menyerahkan harta tersebut kepada mereka menjelang dewasa.
9) Diperintahkan agar menyempurnakaan timbangan dan takaran.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 14
10) Tidak menjadi saksi palsu, karena pendengaran, penglihatan dan hati sanubari akan
diminta pertanggungjawabannya.
11) Dilarang bersikap sombong, congkak dan tinggi hati.
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, terlihat dengan jelas bahwa posisi ajaran Islam diantara
agama-agama lain selain mengoreksi dan membenarkan juga melanjutkan sambil
memberikan makna-makna baru dan tambahan-tambahan yang sesuai dengan kebutuhan
zaman.
3. Jelaskan tiga argument, mengapa manusia harus beragama? Dan agamanya harus Islam!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang mengapa manusia harus beragama dan alasan tentang agama
Islam itu sendiri.
Jawab:
a. Sesungguhnya dalam kehidupan ini membutuhkan penyelesaian rasional dan irasional.
Salah satunya yaitu berkaitan dengan agama, bahwa agama berujung penyelesaian
masalahnya itu ke arah irasional.
b. Manusia harus beragama karena:
1) manusia memiliki kebatasan pengetahuan dalam banyak hal sehingga manusia harus
beragama;
2) agar senantiasa manusia memiliki pencarahan spritual dalam kehidupannya;
3) membatu manusia dalam menghadapi macam-macam permasalahan hidup;
4) sebagai respon untuk mengatasi kegagalan akibat ketidakmampuan manusia;
5) agama memberi isyarat kepada manusia bahwa ada zat yang lebih tunggal, yaitu Tuhan
Yang Maha Esa.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 15
c. Agama Islam itu:
1) melatih berpikir rasional;
2) memupuk rasa empati sosial;
3) memnumbukan etos kerja;
4) menambah ilmu pengetahuan;
5) menyehatkan jasmani;
6) melatih kepedulian terhadap lingkungan;
7) memberi ketenangan jiwa;
8) memiliki arah hidup yang jelas;
9) membangun pribadi unggul;
10) mendapat keadilan;
11) membangun kepribadian;
12) memupuk rasa saling tolong-menolong;
13) melatih kesabaran;
14) terhindar dari stress;
15) tentram menjalani hidup;
16) sukses kehidupan akhirat;
17) sumber motivasi terbesar.
4. Apa, bagaimana, dan untuk apa aqidah Islam?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang penjelasan dari aqidah Islam.
Jawab:
a. Pengertian Aqidah
Aqidah secara bahasa berasal dari kata ( halada halitsi araceS .nataki itrareb gnay (قد ع
keyakinan hati atas sesuatu. Kata aqidah tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang
terdapat dalam Islam dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada
istilah aqidah Islam dan aqidah nasrani, ada aqidah yang benar atau lurus dan ada pula
aqidah yang sesat atau menyimpang.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 16
Dalam ajaran Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan atas
sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu keyakinan kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir, serta taqdir baik
dan buruk. Hal ini didasarkan kepada hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari Shahabat Umar bin Khathab r.a. yang dikenal dengan hadits Jibril.
b. Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlak, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi
adalah suatu bangunan yang sangat rapuh.
Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung
beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal. Allah SWT berfirman:
فمن كان يرجوا لقآء ربه فليعمل عمال صالحا واليشرك بعبادة ربه أحدا.
Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat),
maka hendaklah ia beramal saleh dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah
kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Kahfi 18: 110)
Allah SWT juga berfirman:
ن الخاسرين.ولقد أوحى إليك وإلى الذين من قبلك لئن أشركت ليحبطن عملك ولتكونن م
Artinya: “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu,
bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur,
dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. Az-Zumar 39: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan
dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah
SAW berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan
nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama
lebih kurang tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang
merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 17
Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga
menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya.
Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam
rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun. Hal ini menjadi
pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan
dalam ajaran Islam.
Adapun enam tindakan keyakinan dalam Islam itu, yaitu:
a) beriman kepada Allah;
b) beriman kepada malaikat-malaikat Allah;
c) beriman kepada kitab-kitabNya;
d) beriman kepada para RasulNya;
e) beriman kepada hari akhir;
f) beriman kepada takdir baik dan buruk dari Allah SWT.
c. Manfaat Aqidah Islam
Aqidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu:
1) Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah semata. Karena Dia adalah pencipta
yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya
kepadaNya.
2) Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
aqidah.
3) Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran.
4) Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan bermuamalah dengan orang lain.
5) Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan
beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat
tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa.
6) Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah
untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa
yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 18
7) Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun
kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.
5. Salat merupakan ibadah yang dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Salat wajib
dilakukan lima kali dalam sehari semalam. Bagaimanakah saudara menjelaskan secara logis
pelaksanaan salat tersebut, dengan upaya pencegahan terhadap perbuatan dosa dan
kemungkaran?
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang penjelasan salat secara logis dengan upaya pencegahan terhadap
perbuatan dosa dan kemungkaran.
Jawab:
a. Penjelasan Salat Secara Logis
Salat adalah ibadah yang sudah diketahui diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam.
Salat adalah rukun Islam yang sangat ditekankan setelah dua kalimat syahadat. Di antara
manfaat salat adalah dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Namun benarkah hal
itu?
Allah SWT berfirman:
الة إن والمنكر الفحشاء عن تنهى الص
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.”
(Qs. Al-Ankabut 29: 45)
Perbuatan fahisyah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan jelek yang disukai
oleh jiwa semacam zina, liwath (homoseks dengan memasukkan kemaluan di dubur) dan
semacamnya. Sedangkan yang namanya munkar adalah perbuatan selain fahisyah yang
diingkari oleh akal dan fitrah. (Lihat Taisir Al Karimir Rahmankarya Syaikh As Sa’di,
halaman 632 dan Syarh Riyadhis Sholihin karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al
Utsaimin, 5: 45)
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 19
b. Salat Mencegah dari Perbuatan Mungkar dan Kesesatan
Ibnu Mas’ud pernah ditanya mengenai seseorang yang biasa memperlama salatnya. Beliau
pun berkata:
الة إن أطاعها من إال تنفع ال الص
“Salat tidaklah bermanfaat kecuali jika salat tersebut membuat seseorang menjadi taat.”
(HR. Ahmad dalamAz Zuhd, halaman 159 dengan sanad shahih dan Ibnu Abi Syaibah
dalam Al Mushonnaf 13: 298 dengan sanad hasan dari jalur Syaqiq dari Ibnu Mas’ud).
Al Hasan berkata:
بعدا إال للا من بها يزدد لم والمنكر، الفحشاء عن تنهه لم صالة صلى من
“Barangsiapa yang melaksanakan salat, lantas salat tersebut tidak mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah.” (Dikeluarkan oleh Ath
Thobari dengan sanad yang shahih dari jalur Sa’id bin Abi ‘Urubah dari Qotadah dari Al
Hasan)
Abul ‘Aliyah pernah berkata:
الة إن للا. وذكر والخشية، اإلخالص، بصالة : فليست الخالل هذه من شيء فيها يكون ال صالة فكل خصال ثالث فيها الص
وينهاه. يأمره القرآن وذكر المنكر، عن تنهاه والخشية بالمعروف، يأمره فاإلخالص
“Dalam salat ada tiga hal di mana jika tiga hal ini tidak ada maka tidak disebut salat. Tiga
hal tersebut adalah ikhlas, rasa takut dan dzikir pada Allah. Ikhlas itulah yang
memerintahkan pada yang ma’ruf (kebaikan). Rasa takut itulah yang mencegah dari
kemungkaran. Sedangkan dzikir melalui Alquran yang memerintah dan melarang sesuatu.”
(Lihat Tafsir Alquran Al Azhim, 6: 65).
Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali hafizhohullah berkata: “Siapa yang merutinkan salat dan
mengerjakannya di waktunya, maka ia akan selamat dari kesesatan.” (Bahjatun Nazhirin, 2:
232).
Jika ada yang sampai berbuat kemungkaran, maka salat pun bisa mencegahnya dari
perbuatan tersebut.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 20
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi
Nabi Muhammad SAW, ia mengatakan:
يقول ما سينهاه إنه “ فقال: سرق؟ أصبح فإذا بالليل يصلي فالنا إن فقال: وسلم عليه للا صلى النبي إلى رجل جاء
“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi Muhammad SAW. Ia berkata, “Ada
seseorang yang biasa salat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti
itu?” Beliau lantas berkata, “Salat tersebut akan mencegah apa yang ia katakan.” (HR.
Ahmad 2: 447, sanadnya shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
c. Kapan Salat Bisa Mencegah dari Perbuatan Keji dan Mungkar?
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Salat bisa mencegah
dari kemungkaran jika salat tersebut dilakukan dalam bentuk yang sempurna.
Ternyata kita dapatkan bahwa hati kita tidaklah berubah dan tidak benci pada
perbuatan fahisyah atau mungkar, setelah salat kita laksanakan atau keadaan kita tidak berubah
menjadi lebih baik, mengapa demikian? Itu bisa jadi karena salat kita bukanlah salat yang
dimaksud yang bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ingatlah bahwa firman Allah
itu benar dan janjiNya itu pasti yaitu salat itu memang bisa mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.
Sebenarnya, salat itu demikian yaitu jika engkau bertekad untuk bermaksiat atau hatimu
condong pada maksiat, lalu engkau lakukan salat, maka terhapuslah semua keinginan jelek
tersebut. Namun tentu saja hal itu dengan syarat, salat itu adalah salat yang sempurna. Wajib
kita meminta pada Allah agar kita diberi pertolongan untuk mendapat bentuk salat seperti itu.
Marilah kita sempurnakan salat tersebut sesuai dengan kemampuan kita dengan memenuhi
rukun, syarat, wajib, dan hal-hal yang menyempurnakan salat. Karena memang salat itu bisa
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Sebagian ulama salaf sampai berkata, jikalau salat yang kita lakukan tidak mencegah dari yang
mungkar, maka sungguh itu berarti kita semakin jauh dari Allah. Nas alullah al afiyah, kita
mohon pada Allah keselamatan. Karena bisa jadi salat yang kita lakukan tidak sesuai yang
dituntut. Lihatlah para ulama salaf dahulu, ketika mereka masuk dalam salat mereka, mereka
tidak merasakan lagi apa-apa, semua hal di pikiran disingkirkan kecuali hanya sibuk bermunajat
dengan Allah SWT.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 5: 45-46).
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 21
6. Jelaskan fungsi dan makna Alquran dan As-sunah serta hubungan keduanya!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang mengapa manusia harus beragama dan alasan tentang agama
Islam itu sendiri.
Jawab:
a. Makna Alquran
Secara terminologis, Alquran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf dan sampai kepada manusia secara
mutawatir dan membacanya merupakan suatu ibadah.
Ciri-ciri Alquran:
1) Alquran diturunkan dalam bahasa arab.
2) Alquran merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
3) Alquran itu dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir (dituturkan oleh
orang banyak kepada orang banyak sampai sekarang, mereka itu tidak mungkin sepakat
untuk berdusta).
4) Membaca setiap kata dalam Alquran itu mendapat pahala dari Allah, baik bacaan itu
dari hafalan sendiri maupun dibaca langsung dari mushaf Alquran.
Pokok-pokok kandungan Alquran:
1) Masalah kepercayaan (i’tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman.
2) Masalah etika (khuluqiyah) berkaitan dengan hal-hal yang dijadikan perhiasan bagi
seseorang untuk berbuat keutamaan dan meniggalkan kehinaan.
3) Masalah perbuatan dan ucapan (amaliyah) yang terbagi kedalam dua macam, yakni
pertama, masalah ibadah, yang berkaitan dengan rukun islam, nadzar, sumpah dan
ibadah-ibadah kain yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Kedua,
masalah muamalah, seperti akad, pembelanjaan, jinayat dan sebagainya yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lain, baik perorangan ataupun kelompok.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 22
Fungsi-fungsi Alquran:
1) Sebagai petunjuk terdapat dalam (Qs. Adz-Dzariyat, 51: 56)
2) Sebagai sumber ajaran islam terdapat dalam (Qs. Al-An’am, 6: 38 dan an-Nahl, 16:89)
3) Sebagai peringatan dan penyejuk terdapat dalam (Qs. Al-Qashas, 28: 77 dan Al-Isra 17:
82)
4) Pemisah antara yang hak dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah.
Topik-topik bahasan ilmu Alquran mencakup:
1) Sejarah ilmu Alquran.
2) Ilmu tentang latar belakang turunnya ayat-ayat.
3) Ilmu makki wa al-madani, yakni ilmu yanng menerangkan makna Alquran yang turun di
Makkah dan yang turun di Madinah.
4) Sekitar kalimat yang dipakai untuk pembukaan surat (fawatihu al-suwar).
5) Ilmu cara-cara membaca Alquran (ilmu qira’at).
6) Ilmu yang menerangkan ayat-ayat penghapus hukum dan ayat-ayat yang dihapus
hukumnya (ilmu nasikh wa al-mansukh).
7) Tentang ilmu cara-cara menulis lafaz-lafaz Alquran ( ilmu rasmi Alquran).
8) Ilmu yang menerangkan ayat-ayat muhkam & mutasyabih.
9) Ilmu perumpamaan yang digunakan Alquran.
10) Ilmu tentang sumpah dalam Alquran.
11) Ilmu tentang kisah-kisah yang ada dalam Alquran.
12) Ilmu jadal Alquran.
13) Ilmu tafsir.
14) Metode yang diperlukan mufassir.
15) Ilmu tentang kemukjizatan dalam Alquran.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 23
b. Makna Hadits
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi islam, hadits
adalah perbuatan, perkataan, dan taqrir (ketatapan/persetujuan) Nabi Muhammad SAW.
Hadits sebagai sumber hukum dalam agama Islam memiliki kedudukan kedua pada
tingkatan sumber hukum dibawah Alquran. Namun pada saat ini kata hadits mengalami
perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunah, maka bisa berarti segala perkataan
(sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang
dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif, maka
kata tersebut adalah kata benda.
Ilmu untuk mengetahui istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadits disebut mustalah
hadits. Kegunaannya adalah untuk menilai tentang sebuah hadits itu shahih (benar) atau
palsu dan untuk mengetahui tingkatan hadits itu. Istilah-istilah yang perlu diketahui
berkaitan dengan proses penyampaian sebuah hadits adalah sebagai berikut:
1) Mantan, yaitu perkataan (isi) hadits yang disampaikan.
2) Rawi (perawi) yaitu orang yang meriwayatkan hadits.
3) Sanad, yaitu orang-orang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadits dengan
kata lain sanad adalah orang-orang yang menjadi perantara dengan nabi Muhammad
SAW sampai kepada perawi.
Hadits nabi Muhammad SAW dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu sebagai berikut:
1) Hadits qauliyah yaitu hadits atas dasar segenap perkataan (ucapan) Nabi Muhammad
SAW.
2) Hadits fi’liyah yaitu hadits atas dasar perilaku (perbuatan) yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW.
3) Hadits taqririyah adalah hadits atas dasar persetujuan nabi Muhammad SAW terhadap
apa yang dilakukan oleh para sahabatnya artinya Nabi Muhammad SAW memberikan
penafsiran atau perbuatan yang dilakukan sahabatnya dalam suatu hukum Allah SWT
atau nabi diam sebagai tanda persetujuan (boleh) atas perbuatan-perbuatan sahabat nabi
Muhammad SAW.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 24
Adapun kedudukan atau fungsi hadits Nabi Muhammad SAW dalam hukum Islam adalah
sebagi berikut:
1) Sebagai sumber hukum Islam yang kedua. Ada beberapa hukum yang tidak disebutkan
di dalam Alquran. Rasulullah SAW, kemudian menjelaskan hukumnya baik dengan
perkataan, perbuatan maupun dengan penetapan. Dalil hukumnya menjadi sunah karena
apa yang dilakukan Rasulullah itu tidak lain penjabaran dari prinsip-prinsip yang sudah
ada dalam Alquran. Firman Allah SWT sebagai berikut: “….Apa yang diberikan rasul
kepadamu maka terimalah dia dan apa yang di larangnya bagimu maka tinggalkanlah…”
(Qs. Al Hasyr 59: 7). “Sesungguhnya telah ada pula diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik” (QS. Al Ahzab 33: 21). “Katakanlah: taatilah Allah dan RasulNya, jika kamu
berpaling maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir” (Qs. Ali Imran
3: 32). “ Barangsiapa yang mentaati rasul itu sesungguhnya ia telah mentaati Allah dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemeliharaan bagi mereka” (Qs. An-Nisa 4: 80).
2) Sebagai penguat dan pengukuh hukum yang telah disebutkan Allah didalam kitabNya,
sehingga keduanya yaitu Alquran dan hadits menjadi sumber hukum yang saling
melengkapi dan menyempurnakan.
3) Sebagai bayan takhsis, yaitu penjelas atau perincian terhadap ayat-ayat Alquran yang
masih bersifat umum. Seperti, perintah salat didapati dalam Alquran, tetapi tidak di
jelaskan tentang cara melaksanakannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syarat-
syaratnya. Rasulullah SAW melalui hadits menjelaskan semua itu sehingga umatnya
tidak menajalani kesulitan untuk melaksanakan perintah tersebut. Demikian pula halnya
dengan perintah puasa dan haji yang telah terdapat di dalam Alquran tetapi tidak
dijelaskan tentang pelaksanaannya secara terperinci. Rasulullah kemudian menjelaskan
dengan perbuatannya melalui praktik (tata krama) atau secara normatif dalam
menjalanakan perintah Allah SWT tersebut. Firman Allah SWT: “.. Dan kami turunkan
Alquran agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka…” (QS An-Nahl 16: 44).
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 25
4) Menetapkan hukum-hukum tidak terdapat dalam Alquran, hadits juga dapat berfungsi
untuk menetapkan hukum apabila di dalam Alquran tidak dijumpai seperti halnya
keharaman seorang laki-laki untuk menikah dengan bibi istrinya dalam waktu yang
bersamaan. Perhatikan terjemahan hadits berikut ini: “Dilarang seseorang
mengumpulkan (mengawini secara bersama) seorang perempuan saudaranya perempuan
dari ayahnya serta seorang perempuan dengan saudara perempuan dari ibunya.” (HR.
Bukhori-Muslim)
5) Sebagai bayan tafshil, keterangan yang menjelaskan ayat-ayat mujmal.
6) Hadits kadang dijadikan dalil nasakh mansukh yaitu menentukan mana ayat yang
dimaksud dari ayat-ayat yang kelihatannya berlawanan.
7) Memberi pengecualian pada pernyataan Alquran yang bersifat umum.
Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, hal ini bukan berarti bahwa nabi
Muhammad SAW sebagai penetap hukum atau memiliki kapasitas sebagai pembuat hukum
melainkan Allah SWT sendiri yang memberikan keputusan melalui perantara yakni
rasulNya.
Topik-topik bahasan as-sunah mencakup:
1) Tentang pengertian hadits, sunah, khabar, athar, dan hadits kudsi
2) Sejarah dan perkembangan pembukuan hadits, mulai dari periode pertama (masa nabi)
sampai sekarang.
3) Berbicara tentang macam-macam kitab hadits dan derajatnya.
4) Tentang cabang-cabang ilmu hadits.
5) Ilmu mustalah hadits.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 26
c. Hubungan Alquran dan As-sunah
1) As-sunah berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah tercantum di dalam Alquran.
Contoh: hukum jilbab dan menundukkan pandangan.
2) As-sunah menafsirkan dan merinci hal-hal yang masih bersifat global dalam Alquran.
Contoh: di dalam Alquran, Allah SWT memerintahkan kaum muslimin untuk
melaksanakan salat dan haji, lalu datang As-sunah menjelaskan secara rinci kaifiyat (tata
cara) pelaksanaan kedua ibadah tersebut. Kebanyakan as-sunah termasuk dalam jenis yang
kedua ini.
3) As-sunah menetapkan hukum yang tidak disebutkan di dalam Alquran. Contoh: hukum
mencukur alis, mengikir gigi, penjelasan tentang harta waris bagi nenek, hukum rajam bagi
pezina yang sudah menikah dan lain-lain.
7. Jelaskan istilah berikut ini:
a. rabbul alamin;
b. khalifah fil ardhi;
c. rahmatan lil alamin;
d. uswatun hasanah;
e. ukhuwah islamiyah;
f. hablumminallah dan hablumminnas.
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menjelaskan istilah-istilah yang ada di atas.
Jawab:
a. Rabbul Alamin
Rabb arti aslinya adalah yang punya (pemilik) di dalamnya terkandung arti: mendidik, yaitu
menyampaikan sesuatu kepada keadaannya yang sempurna dengan berangsur-angsur.
Alamin artinya semesta alam, yakni semua jenis alam. Alam itu berjenis-jenis macamnya,
yaitu alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda, alam makhluk
yang bertubuh halus umpamanya malaikat, jin dan alam yang lain.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 27
Ada ahli tafsir mengkhususkan alamin di ayat ini kepada makhluk-makhluk Allah yang
berakal yaitu manusia, malaikat dan jin. Tetapi ini berarti mempersempit arti kata yang
sebenarnya amat luas.
Dengan demikian Allah itu pendidik semesta alam tak ada suatu juga dari makhluk Allah itu
terjauh dari didikanNya.
Tuhan mendidik makhlukNya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia
menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu guna
kesempurnaan hidupnya masing-masing.
Siapa yang memperhatikan perjalanan bintang-bintang, menyelidiki kehidupan tumbuh-
tumbuhan dan binatang di laut dan di darat, mempelajari pertumbuhan manusia sejak dari
rahim ibunya, sampai ke masa kanak-kanak lalu menjadi manusia yang sempurna, tahulah
dia bahwa tidak ada sesuatu juga dari makhluk Tuhan yang terlepas dari penjagaan,
pemeliharaan, asuhan dan inayahNya.
b. Khalifah Fil Ardhi
Khalifah artinya menggantikan sedangkan fil ardhi adalah di bumi. Khalifah Fil Ardhi
berarti menggantikan Allah SWT dalam menegakkan kehendaknya dan menerapkan
ketetapan-ketetapannya. Tatapi bukan berarti Allah tidak mampu, namun karena Allah
hendak menguji manusia dan memberinya kehormatan.
Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Baqarah ayat 30
Yang artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan di muka bumi itu seorang khalifah.” Mereka berkata: “Apakah Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang
tidak kalian ketahui.”
Menurut Al-Qurthubi, pernyataan malaikat seperti di sebut dalam ayat itu,semata karena
mereka tahu karakter manusia yang senang berbuat kerusakan, kezaliman dan perbuatan
dosa lainnya, sehingga mengakibatkan pertumpahan darah diantara sesama manusia.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 28
c. Rahmatan Lil Alamin
1) Pengertian Rahmatan
Kata ‘rahmatan” kata bahas Arab yaitu “rohima” yang dimasdarkan menjadi
“rahmatan’ yang artinya kasih sayang.
2) Pengertian Lilalamin
Kata al-alamin adalah kata bahasa Arab yaitu alam yang dijama’kan menjadi
alamin yang artinya alam semesta yang mencakup bumi beserta isinya.
Maka dari itu pada tulisan kali ini Insya Allah akan kami sampaikan pemahaman yang
sebenarnya dari kalimat rahmatan lil alamin, sekaligus bantahan dari para pendukung
kesesatan dan pluralisme agama yang berdalil dengan istilah tersebut.
Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil alamin sebenarnya adalah
kesimpulan dari firman Allah SWT yang artinya: “Kami tidak mengutus engkau wahai
Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.” (Qs. Al-Anbiya 21: 107)
Dalam lisanul arob dijelaskan bahwa secara bahasa, rahmat artinya ar-rifqu wath-
tha’athuf yang artinya adalah kelembutan yang berpadu dengan rasa iba atau dengan
kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi
Muhammad SAW adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
Adapun makna secara istilah, maka berikut ini akan kami sampaikan penafsiran dari
para ahli tafsir, diantaranya Muhammad bin Jarir Ath Thabari menyebutkan bahwa: …
sebagian ahli tafsir berpendapat, rahmat yang dimaksud adalah seluruh manusia baik
mukmin maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas
radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat ini: ”Siapa saja yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang
tidak beriman kepada Allah dan rasulNya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan
tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di
tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 29
Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang
beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat
ini: “Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang
mendapat rahmat, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu
sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang dimaksud di sini adalah
orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan menaatinya”.
Selain itu, Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir menjelaskan bahwa: “Maksud ayat ini
adalah tidaklah kami mengutusmu wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh makhluk.” Sebagaimana dalam sebuah hadits: “Sesungguhnya aku adalah
rahmat yang dihadiahkan oleh Allah.” (HR. Al Bukhari)
Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah SWT tidak mengatakan rahmatan lilmu’minin,
namun mengatakan rahmatan lil alamin karena Allah SWT ingin memberikan rahmat
bagi seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para nabi, yaitu Muhammad
SAW. Beliau diutus dengan membawa kebahagiaan yang besar. Beliau juga
menyelamatkan manusia dari kesengsaraan yang besar. Beliau menjadi sebab
tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan akhirat. Beliau memberikan pencerahan
kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah
kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat
Allah bagi seluruh manusia. Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat
ini, yaitu ditundanya azab bagi mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab
berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan dengan
air”.
Inilah pemahaman yang benar tentang kalimat rahmatan lil alamin, dan ini sangat
bersebrangan dengan pemahaman yang disalah artikan oleh sebagian orang-orang
liberalis, mereka mengatakan bahwa rahmatan lil alamin adalah berkasih sayang dengan
orang kafir. Padahal ayat yang menyebutkan rahmatan lil alamin ini sama sekali tidak
anjuran untuk perintah berkasih sayang kepada orang kafir. Bahkan telah dijelaskan oleh
para ahli tafsir, bahwa bentuk rahmat Allah bagi orang kafir dalam ayat ini adalah
dengan tidak ditimpa musibah besar yang menimpa umat terdahulu.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 30
Selain itu, konsekuensi dari keimanan kepada Allah dan RasulNya adalah membenci
segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, membenci bentuk-bentuk penentangan
terhadap ajaran Rasulullah SAW, serta membenci orang-orang yang melakukannya.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya: “Kamu tidak akan mendapati
sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang
dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu
bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Qs. Al-
Mujadilah 58: 22)
Namun perlu dicatat, harus membenci mereka bukan berarti harus membunuh, melukai,
atau menyakiti orang kafir yang kita temui, dalam hal ini terdapat penjelasan yang
sangat rinci, yaitu bahwa ada orang kafir yang wajib diperangi, ada pula yang tidak
boleh dilukai. Kemudian, ada juga di antara kaum muslimin yang mengatakan
bahwa rahmatan lil alamin adalah berkasih sayang dalam kemungkaran dan
penyimpangan agama.
Sebagian kaum muslimin membiarkan berbagai maksiat dan penyimpangan agama serta
enggan menasihati dan dakwah kepada mereka karena khawatir para pelakunya
tersinggung hatinya jika dinasihati, kemudian ia berkat: “Islam kan rahmatan lil alamin,
penuh kasih sayang”. Dan sungguh ini adalah perkataan yang sangat aneh.
Padahal sebagaimana yang telah kami sampaikan tadi, bahwasanya Islam sebagai rahmat
Allah bukanlah maknanya berkasih sayang kepada pelaku kemungkaran serta
membiarkan mereka terus melakukannya. Melainkan Sebagaimana dijelaskan Ath
Thabari dalam tafsirnya tadi bahwa: “Rahmat bagi orang mukmin yaitu Allah
memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya asulullah SAW. Beliau memasukkan
orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran
Allah”. Bentuk kasih sayang Allah terhadap orang mukmin adalah dengan memberi
mereka petunjuk untuk menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi yang dilarang
oleh Allah, sehingga mereka menggapai surga.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 31
Kita juga merasa cinta dan sayang kepada saudara kita yang melakukan maksiat,
sepatutnya kita menasihatinya dan mengingkari maksiat yang dilakukannya dan
mengarahkannya untuk melakukan amal kebaikan. Inilah bentuk rahmatan lil
alamin yang sebenarnya.
Selain itu dalam Alquran surat Al-Ashr juga dijelaskan bahwa sesama muslim harus
saling menasihati, sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya: “ … dan nasihat
menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran.
d. Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam adalah Nabi
Muhammad SAW seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan
ajaran yang benar yaitu agama Islam.
Oleh sebab itu, kita sebagai muslim harus meniru dan mencontoh kepribadian beliau.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya:
”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu bagi
orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(Qs. Al-Ahzab 33: 21).
Kita agar dapat meneladani Rasulullah SAW harus banyak belajar dari Alquran dan hadits.
Sebagai salah satu contoh saja yaitu tentang kejujuran dan amanah atau dapat dipercayanya
nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik yaitu:
1) Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib)
Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan
dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak
Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 32
2) Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat khianat atau
tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT.
Rasulullah taat kepada Allah SWT. Rasulullah dalam membawakan risalah sesuai
dengan petunjuk Allah SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT
maupun kepada umatnya.
3) Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk
menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak
ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan
bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara
sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.
4) Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para
Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari
Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul
itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan
wahyu Allah.
e. Ukhuwah Islamiyah
Pengertian ukhuwwah al-Islamiyah dalam kamus bahasa arab ukhuwwah berarti
persaudaraan. Jika kita sebut ukhuwwah al-Islamiyyah ini berarti ukhuwwah yang terjalin
antar muslim karena keislamannya, bukan karena faktor lain.
Allah Swt. Berfirman yang artinya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.
sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Qs. Al-Hujarat 49: 10)
Dalam tafsir al-Jalalain, kata ukhwah ini ditafsirkan ukhwah fi ad-din yaitu bersaudara
karena agama.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 33
Dalam tafsir al-Khazin dijelaskan bahwa iman dapat mengikat hubungan seseorang seperti
terikatnya hubungan karena faktor keturunan, dan Islam laksana seorang ayah karena ia
dapat mengikat hubugan antar pemeluknya seperti seorang ayah mengikat hubungan antar
anak-anaknya.
Imam al-Manawi dalam menafsirkan ayat diatas berkata:
Artinya: “(Orang muslim itu bersaudara) yaitu mereka disatukan oleh ukhuwwah islamiyah
karena kehadiran ajaran nabi Muhammad SAW, karena mereka telah memiliki kepentingan
sama dalam meneguk iman, dan saling berbuat baik.”
Setiap ada kerukunan antar dua perkara atau banyak itulah yang disebut ukhuwwah. Firman
Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 103 yang Artinya: “Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk.” (Qs. Ali Imran 3:103 )
Banyak hadits Rasulullah yang menganjurkan kepada umat muslim untuk menjalin ukhuwah
antara lain:
Artinya: “Perumpamaan dua orang yang bersaudara bila bertemu adalah dua tangan yang
saling membasuh yang lain, dan tidak pernah bertemu dua orang mukmin kecuali Allah
berikan kebaikan bagi salah satunya dari sahabatnya.” (HR. Ad-Dailamy)
Artinya:
“Barang siapa menjalin hubungan persaudaraan di jalan Allah akan Allah tinggikan
derajatnya dalam surga yang tak dapat dicapai dengan sesuatu dari amalnya” (HR. Ibnu Abi
Dunya dan Ad-Dailamy)
Ukhuwah yang mendapat pujian dari Allah dan RasuluNya adalah ukhwah islamiyah fillah
yaitu persaudaraan sesama kaum muslim yang bertujuan mencari ridha Allah, bukan
persaudaraan yang didasari oleh tujuan mencari dunia seperti harta, pangkat, kedudukan dan
lain-lain.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 34
Pentingnya ukhwah islamiyah tak ada pihak yang tidak menyadari pentingnya ukhuwah
islamiyah. Apalagi pada era ini, kaum muslimin bagaikan buih di lautan sehingga tidak
memiliki kekuatan dan menjadi permainan bagi kaum kafir. Namun hal yang sangat sulit
adalah membentuk ukhwah itu sendiri.
Perlu upaya keras dan akhlak yang mulia untuk mampu mewujudkan ukhuwah.
Keberhasilah dakwah Rasulullah tidak terlepas dari upaya Rasulullah membentuk ukhuwah
yang erat diantara sesama kaum muslim saat itu.
Sebagaimana telah tersebut dalam kitab-kitab tarikh dan kitab-kitab hadits bahwa setelah
kurang lebih lima bulan lamanya nabi Muhammad SAW berdiam di kota Madinah, maka
Rasulullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar bahkan mereka berhak
menerima warisan dari saudara tersebut, ini berlaku sampai turunnya ayat yang menasakh
hal ini.
Sebelum datangnya Islam, penduduk jazirah Arabia pada umumnya, lebih banyak
membentuk ikatan antar mereka dari sisi silsilah keturunan. Semakin dekat garis keturunan
antara mereka, maka semakin kuat tali persekutuan. Izzah tertinggi (kemulian) bagi
masyarakat ini adalah pengabdian kepada suku.
Kepentingan seseorang adalah mewakili kepentingan suku. Pengabdian anggota suku adalah
untuk suku masing-masing. Lantaran fanatisme kesukuan yang sangat tinggi, tiap orang
berbangga atas kesukuannya, dan ketika tak ada kepentingan kecuali atas nama kepentingan
suku, maka peperangan, kebencian dan permusuhan terjadi selama bertahun-tahun.
Di Madinah kala itu berdiam dua suku Arab yang telah lama saling berperang Auz dan
Khazraj. Akibat permusuhan yang berlangsung lama, kondisi dua suku Arab tersebut makin
lama semakin buram, memburuk, memprihatinkan dan porak-poranda.
Ketika peperangan yang berlangsung menahun dengan tak ada salah satu pihak yang
mengalah dikarenakan gengsi dan keangkuhan.
Kelahiran Islam di kota Makkah, tetangganya, memunculkan harapan baru. Nabi
Muhammad SAW akhirnya diundang oleh beberapa orang yang sudah muak dengan
peperangan dan kebencian tak berujung dari kedua suku tersebut untuk menjadi penengah.
Nabi menyambut baik ajakan tersebut, dan akhirnya berangkat menuju Yatsrib yang
selanjutnya diubah nama oleh Nabi menjadi Madinah al-Nabi.
Dikenal masa-masa berikutnya dengan sebutan Madinah, atau Madinah al-Munawwarah.
Awal perubahan inilah yang kita kenal dengan hijrah nabi, sebagai titik penting sejarah
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 35
Islam dan kemanusian sekaligus, yang diabadikan sebagai awal penanggalan hijriyah dalam
Islam.
Hal pertama yang dikerjakan nabi saat menjejakkan kaki di bumi Madinah adalah
mempersatukan dua suku Arab yang saling bertempur. Nabi tak banyak mengalami
kesulitan dalam mengupayakan hal paling mendasar dalam sebuah masyarakat, karena nabi
dari pihak ibu adalah berasal dari suku tersebut.
Perdamaian kedua suku ini merupakan tiang pertama dari ajaran Islam, yaitu ukhuwah
(persaudaraan). Barangsiapa yang mengaku beragama Islam, dia adalah akh (saudara) bagi
seorang Muslim lainnya.
Nabi Muhammad SAW berhasil menyatukan dua suku yang saling bermusuhan selama
beberapa masa dalam satu payung Islam. Tak ada kedudukan lebih tingi, dan tak ada pula
yang lebih rendah, semua sama, kecuali nilai taqwa. Tak ada persaudaraan yang abadi
kecuali dikarenakan keimanan yang sama.
Bahkan pada waktu yang sama, nabi memperkenalkan kepada mereka saudara baru yang
berasal dari kota lain, Muhajiriin, orang-orang yang berhijrah bersama nabi dari Makkah.
Identitas kesukuan tidak lagi ditonjolkan dan dijadikan kebanggaan, kecuali bahwa mereka
penduduk asli Madinah adalah Anshar, para penolong, dan orang-orang pendatang sebagai
Muhajiriin.
Hak-hak dan kewajiban dalam ukhwah Imam Ghazali menggambarkan hubungan ukhuwah
islamiyah bagaikan hubungan pernikahan, sebagaimana dalam pertalian nikah ada hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi suami istri, demikan juga dalam hubungan persaudaraan
sesama muslim ada beberapa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai wujud dari
ukhuwah baik hal yang berkenaan dengan harta, jiwa, lisan, dan hati.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 36
1) Hak atas harta hak saudara kita ini dapat dipenuhi dengan membantu dan menolong
saudaranya dengan harta yang dimilikinya. Imam Ghazali membahagi tingkatan
membantu dengan harta kepada tiga kelas yang paling rendah adalah menanggung
kebutuhan saudaramu bagaikan pembantu kamu sehingga kamu akan memenuhi
kebutuhannya dari kelebihan harta yang kau miliki. Kedua adalah memposisikan
saudaramu dalam posisi dirimu sendiri sehingga kamu rela membagi sebagian hartamu
untuknya. Dan yang tertinggi adalah mendahulukan kebutuhan saudaramu, demi
berkorban untuknya, ini adalah tingkatan para shiddiqin. Sifat inilah yang digambarkan
dari gambarkan oleh Ibnu Umar r.a. tentang sifat shahabat Rasulullah SAW ahli shuffah.
Ketika salah seorang mereka mendapat hadiah kepala kambing, shahabat tersebut
berkata “saudaraku lebih berhajat dariku, maka dikirimkannya kepala kambing tersebut
kepada sahabat yang lain. Namun shahabat tersebut rupanya juga berpandangan sama,
sehingga daging kambing tersebut dishadaqahkan kepada sahabat yang lain.
Demikianlah seterusnya sehingga akhirnya kepala kambing tersebut jatuh ke tangan
sahabat yang pertama. Sifat sahabat Rasulullah tersebut Allah puji dalam Alquran surat
Al Hasyr ayat 9 yang artinya: “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah
dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar)
mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Mereka (Anshar) tiada
menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Kemudian yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung”.
2) Hak atas tenaga ini dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan berupa tenaga secara
langsung. Memberikan bantuan tenaga juga terdiri dari beberapa tingkatan, yang paling
rendah adalah bersedia membantu dengan senang hati ketika diminta sedangkan ia
mampu memberikan pertolongan.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 37
3) Hak atas lidah hak-hak persaudaraan atas lidah kita adalah:
a) Cara diam serta tidak membuka kekurangan dan keaiban saudara kepada orang lain,
baik dihapannya ataupun dibelakangnya serta berusaha menutupinya.
b) Mengeluarkan kata-kata yang baik, memanggilnya dengan panggilan yang baik dan
lain-lain.
4) Memaafkan kesalahan Setiap manusia tidak bisa lepas dari kesalahan dan tergelincir
dalam pergaulannya. Maka untuk menjaga ukhuwah sangat dituntut sifat mau
memaafkan sesalahan saudara kita.
5) Mendoakan semasa hidup dan sesudah meninggal doa kepada saudara sangat dianjurkan
sehingga tidak membedakan dengan berdoa untuk dirinya sendiri. Doa terhadap saudara
merupakan doa yang mustajabah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah
mengabulkan doa seseorangbagi suadaranya walaupun tidak dikabulkan untuk dirinya.”
6) Konsisten dan ikhlas persaudaraan karena karena akhirat tidakakan berubah walaupun
statusnya telah berubah. Hal ini akan terlihat sebaliknya bila persaudaraan tersebut
karena mengharap dunia. Banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari yang kita
temukan, persaudaraan yang putus ketika saudaranya telah jatuh miskin ataupun karena
ia telah menjadi kaya sehingga mereka tak butuh kepada saudaranya.
7) Berusaha memperingan dan tidak memberatkan. Seseorang yang benar-benar mencintai
saudaranya tidak kan melakukan hal-hal yang memberatkan saudaranya bahkan
sebaliknya ia berusaha untuk memperingan beban saudara. Demoga persatuan antar
kaum muslimin di Aceh khususnya dan di dunia pada umumnya dapat terjalin sangat
kuat sehingga masyarakat Islam dapat kembali berjaya seperti pada masa keemasannya
dahulu. Persatuan ini tentunya akan terjalin apabila kita mau menjunjung tinggi hak-hak
ukhuwah yang telah kami jelaskan diatas.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 38
f. Hablumminallah dan Hablumminnas
1) Hablum minallah, maknanya ialah perjanjian dari Allah yaitu masuk Islam atau beriman
dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan akhirat atau tunduk
kepada pemerintahan muslimin dengan jaminan dari pemerintah itu sebagaimana yang
diatur oleh syariah dalam perkara hak dan kewajiban orang kafir dzimmi (yaitu orang
kafir yang menjadi warga negara Islam) untuk mendapatkan jaminan perlindungan hak-
haknya sebagai manusia di dalam kehidupan dunia saja, dan mendapat ancaman azab di
akhirat. (Lihat Tafsir At-Thabari , Tafsir Al-Baghawi , dan Tafsir Ibnu Katsir tentang
pengertian surat Ali Imran ayat 112).
2) Hablum minan-nas, maknanya ialah perjanjian dari kaum mukminin dalam bentuk
jaminan keamanan bagi orang kafir dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum
mukminin melalui pemerintahnya untuk hidup sebagai warga negara Islam dari kalangan
minoritas nonmuslim. Atau dengan bahasa lain ialah dalam berinteraksi dengan sesama
manusia, maka jaminan yang bisa dipercaya hanyalah dari kaum muslimin yang
dibimbing oleh syariat Allah SWT.
8. Belum lama media cetak dan elektronik mewartakan paham keagamaan. Apa aliran itu?
Sebutkan sebab lahirnya aliran tersebut! Jelaskan tiga solusi terhadap aliran tersebut!
Pembahasan:
Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaanya, bahwa pertanyaan
di atas itu menanyakan tentang agama aliran ahmadiyah, sebab lahirnya aliran ahamdiyah, dan
tiga solusi terhadap lahirnya aliran ahamdiyah.
Jawab:
a. Aliran Agama Ahmadiyah
Ahmadiyyah adalah sebuah gerakan keagamaan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam
Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889, di sebuah kota kecil yang bernama Qadian di negara
bagian Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al
Mahdi.
Para pengikut Ahmadiyah, yang disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi, terbagi
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama ialah Ahmadiyya Muslim Jama'at
(atau Ahmadiyah Qadian).
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 39
Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Jemaat Ahmadiyah
Indonesia, yang telah berbadan hukum sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA
5/23/13 tanggal 13-3-1953). Kelompok kedua ialah Ahmadiyya Anjuman Isha'at-e-Islam
Lahore (atau Ahmadiyah Lahore). Di Indonesia, pengikut kelompok ini membentuk
organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia, yang mendapat Badan Hukum Nomor I
x tanggal 30 April 1930. Anggaran Dasar organisasi diumumkan berita negara tanggal 28
November 1986 Nomor 95 Lampiran Nomor 35.
Atas nama pemerintah Indonesia, menteri Agama, menteri dalam negeri, dan jaksa
agung Indonesia pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan surat keputusan bersama,
yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya yang
bertentangan dengan Islam.
b. Sebab Lahirnya Agama Aliran Ahmadiyah
Lahirnya aliran Ahmadiyah merupakan serentetan peristiwa sejarah dalam Islam yang
kemunculannya tidak terlepas dari situasi dan kondisi umat muslim sendiri pada saat itu.
Sejak kekalahan Turki Usmani dalam serangannya ke benteng Wina tahun 1683, pihak barat
mulai bangkit menyerang kerajaan tersebut, dan serangan itu lebih efektif lagi di abad ke-18.
Selanjutnya di abad berikutnya bangsa Eropa didorong oleh semangat revolusi industri dan
ditunjang oleh berbagai penemuan baru, mereka mampu mencipta senjata-senjata modern.
Secara agresif mereka dapat menjarah daerah-daerah Islam di satu pihak, sedangkan di
pihak lain umat Muslim sendiri masih tenggelam dalam kebodohan dan sikap yang apatis
dan fatalistis. Akhirnya Inggris dapat merampas India dan Mesir, Perancis dapat menguasai
Afrika Utara, sedangkan bangsa Eropa lainnya dapat menjarah daerah-daerah Islam lainnya.
Sesudah India menjadi koloni Inggris, tampaknya sikap ummat Muslim yang masih sangat
tradisional dan fatalistis, dengan disertai semangat antipati dan fanatisme keagamaan yang
berlebihan dalam menghadapi tradisi Barat, menyebabkan mereka semakin terisolasi.
Keadaan kaum Muslimin India ini, semakin buruk terutama sesudah terjadinya
pemberontakan mutiny di tahun 1857.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 40
Sebagai akibat pemberontakan tersebut, pihak Inggris menjadi lebih curiga dan bersikap
reaksioner terhadap ummat Islam. Inggris berkeyakinan bahwa ummat Islamlah yang
menjadi biang keladi pemberontakan tersebut, dan oleh karena itu harus bertanggung jawab.
Selain itu ia pun menuduh umat Muslim ingin mengembalikan hak-hak kemaharajaan
Mughal, disamping itu Inggris menganggap posisi umat Muslim adalah karena didorong
oleh semangat nasionalisme yang menyala-nyala, sedangkan kaum Hindu tampak dapat
menyembunyikannya, sehingga mereka dapat diajak bekerja sama dengan pemerintah
Inggris. Dengan demikian, posisi kaum Hindu jauh lebih baik bila dibandingkan dengan
posisi umat Islam.
Sebagaimana diketahui, kaum Hindu dibawah pemerintahan kolonial Inggris, lebih bersikap
kooperatif daripada umat Islam, karena itu sikap nonkooperatif umat muslim India saat itu
semakin memojokkan posisi mereka serta membawanya kedalam situasi keterasingan di
negeri sendiri. Selain itu mereka semakin tenggelam dalam keterbelakangan dan
perselisihan dengan sesama muslim, karena masalah khilafiyyah di satu pihak, dan di pihak
lain hubungan diantara mereka terutama yang telah mendapat didikan sistem barat, semakin
jauh jarak yang memisahkannya. Situasi umat muslim di India saat itu, boleh jadi tidak jauh
berbeda dengan keadaan umat muslim Indonesia di zaman pemerintahan kolonial Belanda.
Dalam keadaan demikian, intelektual kaum ulama Islam sebagai digambarkan oleh Maulana
Muhammad Ali, telah tenggelam sampai ke tingkat yang paling bawah. Sehingga
pertarungan antar sesama kelompok muslim, karena perbedaan paham yang kecil saja telah
dipandang sebagai pengabdian terhadap Islam yang paling besar, dan menghukum Muslim
lainnya sebagai kafir. Demikianlah situasi umat Muslim yang melatar belakangi munculnya
gerakan Mahdiisme Ahmadiyah. Sebagai yang telah disinggung dimuka, bahwa kemahdian
Ahmadiyah berorientasi pada pembaharuan pemikiran. Di sini Mirza Ghulam Ahmad yang
mengaku telah diangkat sebagai al-Mahdi dan al-Masih oleh Tuhan, merasa mempunyai
tanggung jawab moral untuk memajukan Islam dan umat Muslim dengan memberi
interpretasi baru terhadap ayat-ayat Alquran sesuai dengan tuntutan zamannya, sebagai yang
diilhamkan Tuhan kepadanya. Motif Mirza ini tampaknya didorong oleh gencamya serangan
kaum misionaris Kristen dan propaganda kaum Hindu terhadap ummat muslim saat itu.
Hubungan ini digambarkan oleh Wilfred Cantwell Smith bahwa Ahmadiyah yang lahir
menjelang akhir abad ke-19, ditengah huru-hara runtuhnya masyarakat Islam lama dan infiltrasi
budaya dengan sikapnya yang baru, serangan gencar kaum misionaris Kristen (terhadap Islam),
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun Akademik 2009/2010
Matakuliah Pendidikan Agama Islam
Created By Muhammad Nur Jamaluddin NPM. 151000126
Halaman 41
dan berdirinya Universitas Aligarh yang baru, maka lahimya Ahmadiyah adalah sebagai protes
terhadap keberhasilan kaum misionaris Kristen memperoleh pengikut-pengikut baru. Juga
sebagai protes terhadap paham rasionalis dan westernisasi yang dibawa oleh Sayyid Ahmad
Khan dengan Aligarhnya.
Disamping itu, di saat yang sama, demikian Smith menambahkan, lahirnya Ahmadiyah juga
sebagai protes atas kemerosotan Islam pada umumnya. Sayangnya pembaharuan al-Mahdi
Ahmadiyah ini menyentuh keyakinan umat Muslim yang sangat sensitif, yaitu masih adanya
nabi dan wahyu yang diturunkan Tuhan sesudah Alquran dan sesudah kerasulan nabi
Muhammad SAW. Inilah kiranya yang menyebabkan timbulnya reaksi keras dan permusuhan
umat Muslim terhadap aliran yang baru lahir itu.
c. Solusi Terhadap Lahirnya Agama Aliran Ahmadiyah
Adapun solusi terhadap lahirnya agama aliran ahmadiyah adalah sebagai berikut:
1) Tetap berpegang teguh kepada Alquran dan As-sunah, karena bila berpegang teguh kepada
keduanya Insya Allah tidak akan sesat selamanya.
2) Selalu waspada terhadap munculnya aliran sesat di sekitar kita. Bila ada kelompok/ aliran
yang menyipang dari Alquran dan As-sunah, pasti ia adalah aliran sesat.
3) Membentengi diri dengan memperkokoh keyakinan/keimanan agar tidak terperosok kepada
kesesatan, antara lain dengan cara:
a) memperdalam pengetahuan agama secara benar;
b) banyak duduk di majelis ilmu;
c) banyak berdzikir kepada allah;
d) banyak membaca/mengkaji Alquran;
e) berteman dengan orang-orang saleh dan shalehah.
4) Bagi yang mampu agar berusaha untuk menyadarkan orang-orang yang tersesat dari jalan
Allah dengan cara-cara yang bijaksana (bilhikmah).
5) Umat Islam harus lebih meningkatkan ukhuwwahnya agar tidak dipecah belah oleh
kekuatan-kekuatan luar yang bermaksud menghancurkan Islam.“
6) Berpegang teguhlah kalian kepada tali agama Allah dan janganlah kalian berpecah belah.”
(QS. Ali Imran 3: 103)