pembelajaran langsung dalam sains
DESCRIPTION
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Standar kompetensi mata pelajaran Sains atau yang kita kenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA di tuntutan penguasan pengetahuan samping berisi IPA (konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum)juga menekankan pada penguasaan keterampilan kerja ilmiah (termasuk di dalamnya keterampilan hand on yang berhubungan dengan alat-alat IPA) dan sikap ilmiah. Hal ini sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri yang meliputi produk (pengetahuan IPATRANSCRIPT
1
MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM SAINS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Model-model Pembelajaran Sains
Dosen Pengampu :
Dr. rer.nat Rayandra Asyhar, M.Si
Disusun Oleh:
Hutomo Atman Maulana
Wella Pusvita Sari
MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Standar kompetensi mata pelajaran Sains atau yang kita kenal dengan Ilmu
Pengetahuan Alam baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA di samping berisi
tuntutan penguasan pengetahuan IPA (konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum)
juga menekankan pada penguasaan keterampilan kerja ilmiah (termasuk di dalamnya
keterampilan hand on yang berhubungan dengan alat-alat IPA) dan sikap ilmiah.
Hal ini sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri yang meliputi produk (pengetahuan
IPA yang, mencakup fakta, konsep, prinsip, teori, hukum), proses (yang mencakup
kegiatan-kegiatan ilmiah yang menggunakan proses IPA) dan sikap (sikap ilmiah yang
meliputi keingintahuan, keteguhan hati, ketekunan, hati-hati, objektif, dsb).
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran IPA yang optimum, untuk
mempelajari IPA disarankan menggunakan berbagai variasi metode, pendekatan, dan
model pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kompetensi siswa yang harus dikuasai.
Untuk membantu guru sains dalam mengimpelementasikan pesan kurikulum IPA, para
praktisi pendidikan IPA telah banyak memperkenalkan dan menerapkan
berbagai model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik
mata pelajaran IPA. Dari beberapa model pembelajaran yang dikemukakan pakar
pendidikan IPA, dapat kita pelajari bahwa setiap model pembelajaran didasari
oleh teori belajar tertentu dan digunakan untuk tujuan tertentu pula. Untuk tujuan
penguasaan perilaku tertentu (misalnya penguasaan keterampilan motorik) model
pembelajaran yang dapat digunakan berbeda untuk tujuan penguasaan keterampilan
berpikir. Atas dasar adanya tujuan- tujuan yang berbeda dalam pembelajaran, maka
penggunaan model pembelajaran pun hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai dan karakteristik topik yang akan diajarkan. Salah satu model pembelajaran
yang menekankan pada penguasaan perilaku (misalnya perilaku penguasan
keterampilan motorik) adalah model pembelajaran langsung atau Direct Instruction.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Model Direct Instruction?
2. Apa saja unsur dasar dari Model Direct Instruction (sintaks, sistem sosial, prinsip
reaksi, sistem pendukung)?
3. Bagaimana aplikasi Model Direct Instruction dalam pembelajaran Sains?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka makalah ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui definisi Model Direct Instruction.
2. Mengetahui unsur dasar dari Model Direct Instruction (sintaks, sistem sosial,
prinsip reaksi, sistem pendukung).
3. Mengetahui Aplikasi Model Direct Instruction dalam pembelajaran Sains.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Pembelajaran
Joyce & Weil (1996) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan
demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran:
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat
dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
Model mengandung maksud tertentu bagi pengguna, menawarkan pernyelesaian dari beban
pembelajaran dan menyajikan fokus dan arahan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Model ini
dimaksudkan untuk memudahkan para guru melaksanakan pembelajaran. Pola pikir yang digunakan
adalah perumusan tujuan, penyusuanan kegiatan belajar, dan penyusuan kegiatan penilaian untuk
mencapai tujuan serta memahami keefektifan kegiatan belajar yang telah dilaksanakan (Ella
Yulaelawati, 2004). Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat belangsungnya pembelajaran, oleh karena itu peranan
model pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Suatu model mengajar
dapat diartiakan sebagai suatu rencana atau pola yan digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur
materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setting pengajaran atau
setting lainnya (Dahlan, 2000).
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan
kerangka konsep sebagai pedoman dalam mengatur materi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau
metode tertentu yaitu: rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai .
5
Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai, model
pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil, 1996), yaitu (1) syntax, yaitu
langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, adalah suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support system,
segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5)
instructional dan nurturant effects, hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan
yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar yang disasar (nurturant effects).
2.2 Model Direct Instruction
Direct Instruction atau model pembelajaran langsung menurut Arends dalam Trianto
(2009:41) adalah suatu model pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik, dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi
selangkah.
Menurut Hamzah (2008:166) menyatakan bahwa model pembelajaran langsung adalah
program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam
memahami suatu materi dan konsep diri sendiri.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada
penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif,
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Transformasi dan ketrampilan secara langsung
2. Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
3. Materi pembelajaran yang telah terstuktur
4. Lingkungan Belajar yang telah terstruktur
5. Distruktur oleh guru.
Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan,
dan sebagainya.
Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan
tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan
tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap
6
penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan
tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
2.3 Unsur Dasar Model Direct Instruction
Model Direct Instruction memiliki beberapa unsur dasar, yaitu: sintaks, sistem sosial,
prinsip reaksi, sistem pendukung.
2.2.1 Sintaks Model Direct Instruction
Sintaks Model Pembelajaran Langsung menurut Kardi dan Nur (2008:8) terdiri dari 5
fase diantaranya: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan, Membimbing pelatihan, Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik, dan Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
Penjelasan 5 Fase Model Pembelajaran Langsung
1. Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa
1) Menyampaikan tujuan
Para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpatisipasi dalam suatu
pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus mereka lakukan
setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu (Kardi dan Nur, 2000: 27).
7
2) Menyiapkan siswa
Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa
pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah
dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari, tujuan ini
dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pembicaraan pelajaran yang lalu,
atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa (Kardi dan Nur, 2000:29).
Menyiapkan siswa yaitu memusatkan perhatian siswa pada materi yang akan kita
ajarkan, membantu siswa melihat relevansi pelajaran, serta memotivasi siswa berperan
aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Mendemonstrasikan Pengetahuan dan Keterampilan
Menurut Kardi dan Nur (2000:31) kunci untuk berhasil ialah mempresentasikan
informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif adalah
sebagai berikut:
1) Mencapai kejelasan
Kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada
siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar siswa. Sementara
itu, pada guru pemula dan belum berpengalaman ditemukan banyak penjelasan
yang kabur dan membingungkan. Hal ini pada umumnya terjadi pada saat guru
tidak menguasai sepenuhnya isi pokok bahasan yang diajarkannya, dan tidak
meguasai teknik komunikasi yang baik.
2) Melakukan demonstrasi
Agar dapat mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil,
guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan di
demonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-
komponennya.
3. Membimbing pelatihan
Menurut Kardi dan Nur (2000:35) prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan diantaranya:
1) Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna
2) Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep atau keterampilan yang
dipelajari.
3) Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan dan latihan
terdistribusi.
8
4) Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan.
4. Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pembelajaran langsung, karena tanpa
mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa, dalam kenyataannya, tugas
paling penting bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran langsung adalah memberi
siswa umpan balik bermakna dan pengetahuan tentang hasil latihannya (Kardi dan Nur, 2000:
37). Fase ini ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa
dan siswa memberikan tanggapan berupa jawaban yang menurut mereka benar. Selanjutnya,
guru merespon jawaban yang diberikan siswa tersebut.
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa,
misalnya umpan balik secara lisan, tes, dan komentar tertulis (Kardi dan Nur, 2000:37).
Umpan balik sebaiknya diberikan seusai pelatihan dan sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa, sehingga siswa dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahannya dalam menjawab
latihan.
5. Memberikan Kesempatan untuk Pelatihan Lanjutan dan Penerapan
Menurut Kardi dan Nur (2000:42) kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada
siswa sebagai fase akhir pelajaran pembelajaran langsung adalah pekerjaan rumah, ada tiga
panduan umum untuk latihan-latihan mandiri yang diberikan sebagai Pekerjaan Rumah (PR)
diantaranya:
1) Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran,
tetapi merupakan kelanjutan pelatihan untuk pembelajaran berikutnya.
2) Guru semestinya menginformasikan kepada orang tua siswa tentang tingkat
keterlibatan mereka yang diharapkan.
3) Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang Pekerjaan Rumah (PR) tersebut.
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil (1996),
sebagai berikut:
1. Orientasi.
Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika
guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa;
(2) mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran; (3) memberikan
penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan
9
materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama
pembelajaran; dan(5) menginformasikan kerangka pelajaran.
2. Presentasi.
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep
maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa: (1) penyajian materi dalam
langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif
pendek;(2) pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan
keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap
tugas; dan (4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
3. Latihan terstruktur.
Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang
penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan
memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon
siswa yang salah.
4. Latihan terbimbing.
Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran
guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5. Latihan mandiri.
Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui
siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase
bimbingan latihan.
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks
pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut:
1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam
tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang
diharapkan.
2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru
mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah
dikuasai siswa.
10
3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi,
menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan
sebagainya.
4. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau
menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap
hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa
yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
7. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas
mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah
mereka pelajari.
2.2.2 Sistem Sosial Model Direct Instruction
Sistem sosial adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran. Beberapa
situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam
pembelajaran:
1. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan
garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan
keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
2. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki
struktur yang jelas dan pasti.
3. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa,
misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
4. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya
menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa
suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
5. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan
pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
6. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik.
11
7. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa
melakukan suatu kegiatan praktik.
8. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu
siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen.
9. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan
penjelasan yang sangat terstruktur.
10. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa
atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat
pada siswa.
2.2.3 Prinsip Reaksi Model Direct Instruction
Prinsip reaksi adalah suatu pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru
melihat dan memperlakukan siswa, termasuk bagaimana memberikan respon terhadap siswa. Prinsip-
prinsip reaksi diatur oleh kebutuhan untuk memberikan pengetahuan hasil, membantu semua
siswa mengikuti sendiri, dan menawarkan penguatan.
2.2.4 Sistem Pendukung Model Direct Instruction
Sistem pendukung merupakan semua sarana dan alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan
model tersebut. Sistem pendukung mencakup rangkaian tugas-tugas pembelajaran, kadang-
kadang serumit dengan pengaturan yang dikembangkan tim instruksi yang dijelaskan secara
individu.
Kelebihan dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung:
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai
apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan
faktual yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-
keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang
relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
12
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata
pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan
dan antusiasme siswa.
8. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada
siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam
menyusun dan menafsirkan informasi.
9. Secara umum, ceramah adalah cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan
lingkungan yang tidak mengancam dan bebas stres bagi siswa. Para siswa yang
pemalu, tidak percaya diri, dan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tidak merasa
dipaksa dan berpartisipasi dan dipermalukan.
10. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model
pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan bagaimana suatu
permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu
pengetahuan dihasilkan.
11. Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”cara-cara disipliner dalam
memandang dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif” yang
menyadarkan siswa akan keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran
sehari-hari.
12. Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya
ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini.
13. Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak tersedia
secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan hasil-hasil
penelitian terkini.
14. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya
terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
15. Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu
tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika
siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas
tersebut.
16. Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
13
17. Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru sehingga
guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan
mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut,
guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar,
atau ketertarikan siswa.
3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan,
teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang
tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran
langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah,
kemandirian, dan keingintahuan siswa.
6. Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan
banyak perilaku komunikasi positif.
7. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model
pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan yang cukup
untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
8. Model pembelajaran langsung memberi siswa cara pandang guru mengenai bagaimana
materi disusun dan disintesis, yang tidak selalu dapat dipahami atau dikuasai oleh
siswa. Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mendebat cara pandang ini.
9. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi materi
yang disampaikan.
14
10. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan membuat siswa
percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua yang perlu mereka ketahui. Hal
ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
11. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu arah, guru
sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman siswa. Hal ini dapat
membuat siswa tidak paham atau salah paham.
12. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,
banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-hal yang
dimaksudkan oleh guru.
2.4 Aplikasi Model Direct Instruction Dalam Pembelajaran Sains
Contoh penerapan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran IPA sebagai
berikut ini.
Contoh Model Pembelajaran Langsung
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI/1
Aspek : Benda dan Sifatnya
Kompetensi Dasar : 5. Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa
perubahan benda dipengaruhi oleh berbagai faktor
(termasuk suhu dan waktu).
Materi Pokok : Kondisi yang mempengaruhi perubahan pada benda antara
lain suhu dan waktu
Waktu : 2 x 35 menit
Indikator : Mendeskripsikan perubahan berbagai benda dengan kondisi
yang berbeda, misal suhu dan kelembaban.
Untuk mencapai indikator tersebut, siswa harus mampu menggunakan termometer,
dengan demikian indikator tambahan adalah:
a. menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan
termometer;
b. memperagakan cara menggunakan termometer.
15
Kegiatan Pembelajaran
Sintaks
pembelajaran
Kegiatan Guru-Siswa
Orientasi Guru menginformasikan tujuan pembelajaran:
Misalnya:
Anak-anak hari ini kalian akan belajar dan berlatih
menggunakan termometer, setelah pelajaran
selesai kamu diharapkan dapat:
1. menyebutkan urutan langkah-langkah
mengukur suhu zat cair dengan termometer;
2. memperagakan cara menggunakan
termometer.
Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan dan pentingnya mempelajari
penggunaan termometer.
Guru menginformasikan hal-hal yang harus
diperhatikan siswa dalam pelajaran.
Presentasi 1. Guru menunjukkan termometer dan
menjelaskan nama dan jenis termometer
kemudian menjelaskan urutan langkah-langkah
cara menggunakan termometer.
2. Guru mendemonstrasikan cara mengukur suhu
zat cair dengan termometer.
3. Guru meminta seorang siswa menyebutkan
kembali urutan langkah-langkah menggunakan
termometer sesuai dengan apa yang telah
dijelaskan.
4. Guru meminta seorang siswa mengulang
peragaan menggunakan termometer.
16
Latihan terstruktur Guru meminta siswa melakukan kegiatan
mengukur suhu zat cair dengan kondisi suhu zat
cair berbeda-beda dibawah instruksi guru dan
pengawasan guru.
Latihan terbimbing Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan pengukuran suhu berbagai zat
cair dengan kondisi dipanaskan dan tidak
dipanaskan dan suhu campuran air panas dengan
air dingin.
Latihan mandiri Guru memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan pengukuran suhu berbagai zat zair.
Penutup Guru mengadakan tanya jawab untuk
memantapkan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada makalah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Transformasi dan ketrampilan secara langsung
b. Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
c. Materi pembelajaran yang telah terstuktur
d. Lingkungan Belajar yang telah terstruktur
e. Distruktur oleh guru.
2. Model Direct Instruction memiliki beberapa unsur dasar, yaitu:
a. Sintaks
Sintaks Model Pembelajaran Langsung menurut Kardi dan Nur (2008:8)
terdiri dari 5 fase diantaranya: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
siswa, Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, Membimbing
pelatihan, Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik,
dan Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
b. Sistem sosial
Sistem sosial sangat terstruktur
c. Prinsip reaksi
Prinsip-prinsip reaksi diatur oleh kebutuhan untuk memberikan
pengetahuan hasil, membantu semua siswa mengikuti sendiri, dan
menawarkan penguatan.
d. Sistem pendukung
Sistem pendukung mencakup rangkaian tugas-tugas pembelajaran,
kadang-kadang serumit dengan pengaturan yang dikembangkan tim
instruksi yang dijelaskan secara individu.
3. Aplikasi model direct instruction dalam pembelajaran sains
Contoh penerapan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran IPA sebagai
berikut ini.
Contoh Model Pembelajaran Langsung
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VI/1
Aspek : Benda dan Sifatnya
Kompetensi Dasar : 5. Menyimpulkan berdasarkan pengamatan bahwa
perubahan benda dipengaruhi oleh berbagai faktor
(termasuk suhu dan waktu).
Materi Pokok : Kondisi yang mempengaruhi perubahan pada benda antara
lain suhu dan waktu
Waktu : 2 x 35 menit
Indikator : Mendeskripsikan perubahan berbagai benda dengan kondisi
yang berbeda, misal suhu dan kelembaban.
Untuk mencapai indikator tersebut, siswa harus mampu menggunakan termometer,
dengan demikian indikator tambahan adalah:
a. menyebutkan urutan langkah-langkah mengukur suhu zat cair dengan
termometer;
b. memperagakan cara menggunakan termometer.
Kegiatan Pembelajaran
Sintaks
pembelajaran
Kegiatan Guru-Siswa
Orientasi Guru menginformasikan tujuan pembelajaran:
Misalnya:
Anak-anak hari ini kalian akan belajar dan berlatih
menggunakan termometer, setelah pelajaran
selesai kamu diharapkan dapat:
3. menyebutkan urutan langkah-langkah
mengukur suhu zat cair dengan termometer;
4. memperagakan cara menggunakan
termometer.
Guru menginformasikan kegiatan yang akan
dilakukan dan pentingnya mempelajari
penggunaan termometer.
Guru menginformasikan hal-hal yang harus
diperhatikan siswa dalam pelajaran.
Presentasi 5. Guru menunjukkan termometer dan
menjelaskan nama dan jenis termometer
kemudian menjelaskan urutan langkah-langkah
cara menggunakan termometer.
6. Guru mendemonstrasikan cara mengukur suhu
zat cair dengan termometer.
7. Guru meminta seorang siswa menyebutkan
kembali urutan langkah-langkah menggunakan
termometer sesuai dengan apa yang telah
dijelaskan.
8. Guru meminta seorang siswa mengulang
peragaan menggunakan termometer.
Latihan terstruktur Guru meminta siswa melakukan kegiatan
mengukur suhu zat cair dengan kondisi suhu zat
cair berbeda-beda dibawah instruksi guru dan
pengawasan guru.
Latihan terbimbing Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan pengukuran suhu berbagai zat
cair dengan kondisi dipanaskan dan tidak
dipanaskan dan suhu campuran air panas dengan
air dingin.
Latihan mandiri Guru memberikan kesempatan kepada siswa
melakukan pengukuran suhu berbagai zat zair.
Penutup Guru mengadakan tanya jawab untuk
memantapkan pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari siswa.
3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan pada makalah, maka penulis dapat memberikan saran bahwa model
direct instruction tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan
pembelajaran dan semua siswa
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati. 2005. Model Pembelajaran Langsung. Bandung: Depdiknas
Joyce, Bruce; Weil , Marsha, and Showers, Bweverly.1992. Models of Teaching.
Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon.
Slavin, Robert E., 2003, Educational Psychology: Theory and Practice, 7thEdition,
Boston: John Hopkins University.
Tobing, Rangke L , Setia Adi, Hinduan, 1990, Model-Model mengajar Metodik
Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah Dasar, makalah dalam
penataran Calon Penatar Dosen Pendidikan Guru SD (Program D-II)
Winataputra, Udin. 1992/1993. Materi pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Modul 1-
9. Jakarta: Depdikbud