pemeriksaan fisik ortopedi.ppt

15
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD DR SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2014 Pembimbing: dr. H. Sunaryo, Sp.OT, SH, MH.Kes Oleh: Agung Zukhruf NPM. 10310020

Upload: nur-shabrina-fahmi-skakxiia

Post on 03-Sep-2015

461 views

Category:

Documents


47 download

TRANSCRIPT

  • KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHRSUD DR SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI2014

    Pembimbing:dr. H. Sunaryo, Sp.OT, SH, MH.Kes

    Oleh:Agung ZukhrufNPM. 10310020

  • STATUS LOKALISInspeksi (Look)Palpasi (Feel)Pergerakan (Move)Uji Neurologi

  • INSPEKSI (LOOK)1. Kulit = Perhatikan adanya suatu kelainan dengan memperhatikan dari depan, samping dan belakang. Perhatikan adanya jaringan parut, sinus, perubahan warna atau penonjolan pada vertebra yang mungkin mengidentifikasi suatu spina bifida.

  • 2. Kontur Jaringan Lunak = Perhatikan apakah terdapat pembengkakkan yang bisa disebabkan oleh infeksi trauma atau tumor.3. Kontur Tulang dan Sendi = Adanya deformitas tulang belakang dapat berupa kifosis, lordosis, atau skoliosis

  • Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakitdegeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann.

    Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja dan lebih banyak menyerang anak laki-laki.

  • Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah

    Penyebab dari lordosis adalah posisi duduk, kebiasaan tubuh yang salah, serta bawaan sejak lahir (congenital)

  • Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmenservikal(leher),torakal(dada) maupunlumbal(pinggang). Sekitar 4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan

    Kongenital(bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu.Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:-Cerebral palsy-Distrofi otot-Polio-Osteoporosis juvenilIdiopatik, penyebabnya tidak diketahui

  • PALPASI (FEEL)

    Prosesus spinosus dan ligamentum di antara tulang belakang dipalpasi; perhatikan setiap penonjolan. Rasa nyeri harus ditentukan tempatnya pada struktur tulang, jaringan antara vertebra, atau otot yang mengelilinginya.

    Jika ada rasa nyeri yang hebat atau spasme otot jangan letakkan pasien pada posisi duduk, sebaiknya pasien dimiringkan pada suatu sisi untuk melakukan pemeriksaan.

  • PERGERAKAN (MOVE)

    1. Rotasi = Diperiksa dengan meminta pasien untuk memutar badannya ke kedua sisi, sementara panggulnya difiksasi oleh tangan pemeriksa. Gerakan ini pada dasarnya adalah suatu pergerakan toraks dan tidak terbatas pada penyakit lumbosakral. Bisanya gerakan terbatas atau nyeri jika ada trauma, infeksi tumor atau proses degeneratif. Nyeri pada saat rotasi harus ditandai tepat dimana nyeri berada dan juga keterbatasan rotasi pada satu sisi atau sisi lainnya

  • 2. Fleksi lateral = Bisanya pada daerah lumbal, pasien diminta untuk mencondongkan badannya ke samping (kanan atau kiri), dengan meluncurkan tangannya ke bawah melewati sisi luar paha sampai menyuntuh sisi lateral lutut; kedua sisi kemudian dibandingkan.

    Lateral fleksi terbatas pada kondisi seperti low back pain, prolaps diskus pada lumbal atau lumbosacral. Pada kasus tersebut biasanya lateral fleksi lebih terbatas pada satu sisi dibandingkan sebelahnya. Pada kondisi ankylosing* spondylitis, infeksi, atau fraktur semua gerakan terbatas

  • 3. Fleksi dan Ekstensi =biasanya pada regio lumbal dan panggul tetapi lebih sering pada panggul. Fleksi dan ekstensi yang terbatas ditemukan pada prolaps diskus intervertebra, degeneratif, akifitas berlebih pada vertebra dan penyakit lainnya.

    Gerakan fleksi ini dinilai dengan meminta pasien untuk berdiri dengan lutut dan kaki dirapatkan, kemudian pasien diminta untuk mencoba menyentuh ibu jari kakinya. Pada keadaan normal gerakan ini dilakukan secara luwes. Untuk menguji ekstensi mintalah pasien mencondongkan badannya ke belakang; bila tulang belakang kaku, ia menipu dengan membengkokan lututnya

  • UJI NEUROLOGIS