pemeriksaan penunjang

Upload: rio-nurdiansyah-batubara

Post on 19-Jul-2015

86 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pemeriksaan penunjang 1. Cairan serebrospinal (CSS) Yang paling khas adalah adanya disosiasi sitoalbuminik, yakni meningkatnya jumlah protein (100-1000 mg/dL) tanpa disertai adanya pleositosis (peningkatan hitung sel). Pada kebanyakan kasus, di hari pertama jumlah total protein CSS normal; setelah beberapa hari, jumlah protein mulai naik, bahkan lebih kanjut di saat gejala klinis mulai stabil, jumlah protein CSS tetap naik dan menjadi sangat tinggi. Puncaknya pada 4-6 minggu setelah onset. Derajat penyakit tidak berhubungan dengan naiknya protein dalam CSS. Hitung jenis umumnya di bawah 10 leukosit mononuclear/mm 2. Pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS) dan elektromiografi (EMG) Manifestasi elektrofisiologis yang khas dari GBS terjadi akibat demyelinasi saraf, antara lain prolongasi masa laten motorik distal (menandai blok konduksi distal) dan prolongasi atau absennya respon gelombang F (tanda keterlibatan bagian proksimal saraf), blok hantar saraf motorik, serta berkurangnya KHS. Pada 90% kasus GBS yang telah terdiagnosis, KHS kurang dari 60% normal. 3. EMG menunjukkan berkurangnya rekruitmen motor unit Dapat pula dijumpai degenerasi aksonal dengan potensial fibrilasi 2-4 minggu setelah onset gejala, sehingga ampilitudo CMAP dan SNAP kurang dari normal. Derajat hilangnya aksonal ini telah terbukti berhubungan dengan tingkat mortalitas yang tinggi serta disabilitas jangka panjang pada pasien GBS, akibat fase penyembuhan yang lambat dan tidak sempurna. Sekitar 10% penderita menunjukkan penyembuhan yang tidak sempurna, dengan periode penyembuhan yang lebih panjang (lebih dari 3 minggu) serta berkurangnya KHS dan denervasi EMG. 4. Pemeriksaan darah Pada darah tepi, didapati leukositosis polimorfonuklear sedang dengan pergeseran ke bentuk yang imatur, limfosit cenderung rendah selama fase awal dan fase aktif penyakit. Pada fase lanjut, dapat terjadi limfositosis; eosinofilia jarang ditemui. Laju endap darah dapat meningkat sedikit atau normal, sementara anemia bukanlah salah satu gejala. 5. Dapat dijumpai respon hipersensitivitas antibodi tipe lambat, dengan peningkatan immunoglobulin IgG, IgA, dan IgM, akibat demyelinasi saraf pada kultur jaringan. Abnormalitas fungsi hati terdapat pada kurang dari 10% kasus, menunjukkan adanya hepatitis viral yang akut atau sedang berlangsung; umumnya jarang karena virus hepatitis itu sendiri, namun akibat infeksi CMV ataupun EBV. 6. Elektrokardiografi (EKG) menunjukkan adanya perubahan gelombang Tserta sinus takikardia. Gelombang T akan mendatar atau inverted pada leadlateral. Peningkatan voltase QRS kadang dijumpai, namun tidak sering. 7. Tes fungsi respirasi (pengukuran kapasitas vital paru) akan menunjukkan adanya insufisiensi respiratorik yang sedang berjalan (impending). 8. Pemeriksaan patologi anatomi, umumnya didapati pola dan bentuk yang relatif konsisten; yakni adanya infiltrat limfositik mononuklear perivaskuler serta demyelinasi multifokal. Pada fase lanjut, infiltrasi sel-sel radang dan demyelinasi ini

akan muncul bersama dengan demyelinasi segmental dan degenerasi wallerian dalam berbagai derajat Saraf perifer dapat terkena pada semua tingkat, mulai dari akar hingga ujung saraf motorik intramuskuler, meskipun lesi yang terberat bila terjadi pada ventral root, saraf spinal proksimal, dan saraf kranial. Infiltrat sel-sel radang (limfosit dan sel mononuclear lainnya) juga didapati pada pembuluh limfe, hati, limpa, jantung, dan organ lainnya. Pemeriksaan Sistem Motorik Dengan menggunakan angka dari 0 sampai -4 Nilai 0 -1 -2 -3 -4 Gerakan Bebas + + + + Melawan Gravitasi + + + Melawan Pemeriksa + + Nilai 0 = Normal; -1 = Parese ringan; -2 = Parese Moderat ; -3 = Parese Hebat ; -4 = Paralisis

Pemeriksaan Lumbal Pungsi Cairan LCS : Jernih (Normal) Merah muda perdarahan trauma akibat pungsi Merah tua atau coklat perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan terlihat jelas sesudah disentrifuge Hijau atau keabu-abuan pus Coklat terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik Xanthokromia (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200mg/dl)

Nonne : Test yang dilakukan untuk menguji kadar globulin dalam LCS. Hasil test ini dipengaruhi oleh kenaikan kadar globulin. (+) menunjukkan adanya kenaikan globulin yang dapat ditandai dengan adanya cincin keruh pada tabung yang telah di isi LCS dan reagen berupa larutan jenuh amonium sulfat. Pandy : hampir sama dengan test Nonne, tetapi lebih bermakna dan sensitif. Juga bereaksi dengan albumin. Normal = +/- 1 Hitung jenis jumlah sel : normal 0-5 Kadar Protein : 15-45 Glukosa : 48-86