pemutakhiran ssk kabupaten tabanan 2015
TRANSCRIPT
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam rangka mengatasi permasalahan sanitasi diperlukan terobosan di sektor sanitasi di
mana Indonesia telah memulai melalui program pembangunan yang komprehensif, terintegrasi
dan melibatkan berbagai pihak melaluiPercepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
PPSP adalah program nasional pembangunan sanitasi di Indonesia dengan mempromosikan
program dan kegiatan sanitasi yang tertuang dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5
tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten/Kota.
Kabupaten Tabanan telah ikut dalam program PPSP pada tahun 2010 dengan penyusunan
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan dilanjutkan dengan penyusunan SSK (Strategi Sanitasi
Kabupaten/Kota) dan Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada tahun 2011. Dengan telah
dilakukannya implementasi dari dokumen SSK sebelumnya, diperlukan Pemutakhiran SSK melalui
identifikasi terhadap pelaksanaan program sanitasi untuk dapat mengetahui sejauh mana
kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan sanitasi dari rencana yang telah disusun di
dalam SSK sebelumnya.
Selain itu Pemutakhiran SSK perlu dilakukan mengingat periode pelaksanaan yang
tercantum dalam dokumen SSK telah melampaui masa berlaku atau telah kadaluarsa, yaitu lebih
dari 5 tahun dan untuk peningkatan kualitas dokumen dari SSK sebelumnya. Dalam menyusun
strategi pembangunan sanitasi selanjutnya akan sepenuhnya tergantung dari informasi yang
dihasilkan dari pemutakhiran SSK dengan mempertimbangkan perkembangan atas kebijakan-
kebijakan baru yang ada terkait sanitasi, terutama kebijakan di tingkat Pusat, Provinsi dan
Kabupaten Tabanan.
Pemerintah Kabupaten Tabanan memiliki perhatian khusus dalam sektor sanitasi dimana
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tabanan melalui misi
1 yaitu Mewujudkan Masyarakat Tabanan yang Memiliki Nilai Kecerdasan, Derajat Kesehatan yang
Tinggi, dan Berakhlak Mulia dimana untuk mewujudnya masyarakat Tabanan dengan derajat
kesehatan yang tinggi diselenggarakan melalui kegiatan yang menitikberatkan pada upaya
promotif dan preventif. Perwujudan masyarakat yang sehat tidak hanya dengan menyediakan
fasilitas kesehatan dan perluasan pelayanan kesehatan, namun yang terpenting adalah usaha
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
2
pencegahan. Dalam pencapaian usaha pencegahan diupayakan untuk mewujudkan kawasan
permukiman dan perumahan yang aman, sehat, serasi dan nyaman serta ramah terhadap
lingkungan. Hal utama yang juga harus dilakukan adalah memperluas prilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) serta perbaikan fasilitas sanitasi baik perkotaan maupun perdesaan.
Selain dokumen RPJMD yang dijadikan acuan dalam pembangunan sektor sanitasi terdapat
dokumen lainnya yaitu RTRWKabupaten Tabanan. RTRW Kabupaten Tabanan adalah rencana tata
ruang yang bersifat umum, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah, rencana
struktur ruang wilayah, rencana pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan
pemanfaatan ruang wilayah, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah. Hal inilah
yang menjadikan RTRW berkedudukan sebagai acuan bagi penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya termasuk SSK Kabupaten
Tabanan.
Dengan mengingat perjalanan PPSP di Kabupaten Tabanan yang telah menginjak tahun ke-
6, tentunya sudah cukup banyak kemajuan yang dicapai oleh Kabupaten Tabanan melalui peran
seluruh SKPD terkait bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat walaupun tidak dapat
dipungkiri juga bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan dalam
mewujudkan pembangunan sanitasi yang diharapkan. Melalui Pemutakhiran SSK ini diharapkan
akan teridentifikasi kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan sanitasi dari rencana dalam
SSK terdahulu dan tersusunnya strategi pembangunan sanitasi untuk mendukung pencapaian
nasional yaitu universal akses di tahun 2019.
1.2. Metodologi Penyusunan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten
Tabanan yang terbentuk melalui Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor
180/16/02/HK&HAM/2015 Tahun 2015 tentang Pembentukan Kelompok Kerja dan Bagan
Struktur Sanitasi Kabupaten Tabanan.
Adapun metodologi yang digunakan dalam Pemutakhiran SSK ini yaitu :
1. Pengumpulan data sekunder yang meliputi data umum, teknis dan non teknis yang
dikumpulkan oleh anggota pokja sesuai dengan bidang atau tugas pokok dan fungsi
masing-masing anggota pokja;
2. Penyiapan dan pengumpulan data primer melalui survey yang meliputi study EHRA dan
kajian teknis sanitasi yaitu Kajian Peran Serta Swasta, Kajian Kelembagaan, Kajian
Komunikasi dan Media, Kajian Peran Serta Masyarakat dan Kajian Sanitasi Sekolah;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
3
3. Diskusi dengan anggota pokja yang dilaksanakan melalui rapat-rapat untuk memenuhi
setiap tahapan dan pemenuhan data serta penyepakatan hal-hal sesuai dengan buku
pedoman penyusunan SSK;
4. Kunjungan Lapangan dilaksanakan untuk megetahui kondisi riil yang ada di
masyarakat sehingga memahami langsung permasalahan sanitasi di masyarakat.
Kunjungan juga dilakukan ke penyedia layanan sarana pendukung sanitasi untuk
menggali peluang kerjasama dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan ;
5. Studi Banding dilaksanakan baik di dalam daerah maupun luar daerah untuk
mempelajari kemajuan atau keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai oleh daerah-
daerah lainnya yang dapat diterapkan di Kabupaten Tabanan;
6. Konsolidasi dengan para pemangku kepentingan (stake holder) yang terkait dengan
sektor sanitasi untuk menggali peluang-peluang pembiayaan dan penyepakatan
rencana rencana pelaksanaan program dan kegiatan sektor sanitasi;
7. Kosultasi publik dengan masyarakat guna menyampaikan perencanaan sanitasi yang
akan dilaksanakan dan untuk mendapat masukan dari masyarakat dan pihak-pihak
terkait guna mematangkan permasalahan dan perencanaan pembangunan sanitasi dan
kesepakatan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Proses Penyusunan Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi
Kabupaten Tabanan yang didasarkan pada Pedoman Penyusunan Pemutakhiran SSK dengan tetap
memperhatikan dasar hukum yang berlaku dan tahapan-tahapan penyusunan serta
pendokumentasian data pendukung untuk kesempurnaan dokumen.
Proses penyepakatan dilaksanakan melalui :
- Diskusi antar pokja sanitasi;
- Internalisasi kepada pemerintah kabupaten dan sumber pendanaan non pemerintah di
kabupaten;
- Eksternalisasi Program dan Kegiatan pada Pokja Provinsi, Satker K/L dan sumber
pendanaan lainnya di provinsi;
- Konsultasi publik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
1.3. Dasar Hukum
Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan berpijak pada beberapa peraturan
perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Produk
hukum tersebut meliputi :
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
4
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antar Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025;
5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
8. Undang-undang Republik Indonesia N0.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
9. Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Presiden Republik Indonesia
1. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (2015-2019);
Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
5
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang
Program Kali Bersih;
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL;
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang
Baku Mutu air Limbah Domestik;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah
Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi
Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah;
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan;
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah – pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan;
8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman;
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian
Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus;
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi;
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
6
Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 tahun 2005 tentang Tata cara Pemberian Ijin
Pemanfaatan Sumber Air;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor.18 Tahun 2005 Dokumen Strategi
Penanggulangan Kemiskinan ;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah 2005-2025;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah 2011-2015;
6. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan
Kakus;
7. Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan;
8. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Tabanan 2012-2032;
9. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
10. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Bangunan Gedung;
11. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Tabanan;
12. Peraturan Bupati Tabanan Nomor Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelayanan
Persampahan/Kebersihan;
13. Peraturan Bupati 32 Tahun 2012 Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah;
14. Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2013 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011
tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
15. Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2013 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011
tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
16. Peraturan Bupati Nomor 79 Tahun 2013 tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Tabanan;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
7
17. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan
Lumpur Tinja;
18. Surat Keputusan Bupati Nomor 180/367/02/HK&HAM/2014 Tahun 2014 Penetapan Lokasi
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Tabanan;
19. Surat Keputusan Bupati Nomor 180/437/03/HK&HAM/2014 2014 tentang Penetapan Desa-
Desa Rawan Air di Kabupaten Tabanan;
20. Surat Keputusan Bupati Nomor 180/16/02/HK&HAM/2015 2015 Pembentukan Kelompok
Kerja dan Bagan Struktur Sanitasi Kabupaten Tabanan;
1.4. Posisi, Fungsi dan Peran SSK
Posisi SSK merupakan dokumen perencanaan sektoral khususnya untuk sektor sanitasi
sehingga SSK memiliki posisi yang cukup penting dalam perencanaan pembangunan yang
terintergrasi dimana merupakan dokumen teknis operasional pembangunan sektor sanitasi yang
perlu diintegrasikan dengan dokumen perencanaan oprasional lainnya khususnya di bidang Cipta
Karya dalam pembangunan permukiman yang tetap mengacu pada dokumen RTRW, RPJP maupun
RPJM Kabupaten.
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) berfungsi sebagai rencana program dan kegiatan
Kabupaten Tabanan untuk melaksanakan urusan menyangkut sanitasi, sekaligus menjadi wujud
nyata perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terhadap pengelolaan sanitasi terutama
untuk berkontribusi dalam pencapaian RPJMD pada sektor sanitasi dan menjadi pedoman dan
arahan bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalampenyesuaian program dan
kegiatandalam Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan.
Peran SSK khususnya dalam pembangunan permukiman yaitu mendukung terwujudnya
target akses universal yaitu terlayaninya akses sanitasi 100 % di tahun 2019 dan mendukung
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
Adapun posisi, fungsi dan peran SSK dapat digambarkan sebagai berikut :
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
8
Gambar 1.1 Posisi, Fungsi dan Peran SSK
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang adanya pemutakhiran SSK,
metodologi, dasar hukum, sisitematika penulisan dan posisi, fungsi, maupun peran
SSK di antara dokumen perencanaan lain yang telah ada, yaitu: RPJMD, Renstra, dan
RTRW.
BAB II : Profil Sanitasi saat Ini
Bab II menjelaskan wilayah kajian SSK dan kondisi umum kabupaten/kota yang
mencakup: administratif, kependudukan, jumlah penduduk miskin, keuangan dan
perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas
dan tanggung jawab setiap perangkat daerah, komunikasi dan media.
RTRW/ Perda
RPJMD
Perda BG
SSK
RISPAM
RTBL
Perencanaan
Pembangunan Terintegrasi
SDA
Perda-Perda
Penanganan Kawasan Permukiman
Perenc.
Perumahan&
Permukiman
Posisi SSK dalam Perencanaan
RESTRA SKPD A RESTRA SKPD B, dst
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
9
BAB III : Kerangka Pengembangan Sanitasi
Bab ini menjelaskan kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup: (i) Visi dan
misi Sanitasi, (ii) Tahapan Pengembangan Sanitasi (Sistem dan zonasi), (iii) tujuan
dan sasaran sanitasi, (iv) skenario pencapaian sasaran, dan (v) kemampuan
pendanaan sanitasi daerah.
BAB IV : Strategi Pengembangan Sanitasi
Bab ini menjelaskan mengenai strategi sanitasi yang mencakup tidak hanya aspek
teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi,
partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan
keberpihakan pada masyakarat miskin).Strategi disusun menggunakan analisis
Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT). Selain itu, bab ini juga memberikan
informasi detail mengenai program dan kegiatan yang dihasilkan dari simulasi
menggunakan Instrumen Perencanaan Sanitasi.
BAB V : Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi
Pada dasarnya Bab 5 (beserta Lampiran 4) merupakan hasil pembahasan yang
diperoleh saat internalisasi dan eksternalisasi program dan kegiatan setelah
dilakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.
BAB VI : Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK
Bab ini menjelaskan mekanisme monitoring dan evaluasi dari implementasi SSK 5
(lima) tahun kedepan.
BAB VII : Penutup
Bab ini berisikan rekomendasi-rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dari
pemutakhiran SSK yang dilakukan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
10
BAB II
PROFIL SANITASI SAAT INI
2.1. GAMBARAN WILAYAH
2.1.1. Administrasi Wilayah
Kabupaten Tabanan merupakan salah satu dari 9 kabupaten/kota di Wilayah Provinsi Bali
yang dibentuk berdasarkan UU No. 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat
II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT. Secara geografis posisi Kabupaten
Tabanan berada di tengah Pulau Bali terletak diantara 080-14’ 30” – 080 30’ 07” LS dan 1140 54’52”
– 1150 12’57” BT. Kabupaten Tabanan berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah Utara,
Kabupaten Badung di sebelah Timur, Samudera Hindia di sebelah Selatan dan Kabupaten Jembrana
serta Buleleng di sebelah Barat.
Secara administrasi batas-batas Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Buleleng
Selatan : Samudra Hindia
Timur : Kabupaten Badung
Barat : Kabupaten Jemberana
Luas wilayah Kabupaten Tabanan adalah 839,33 km2 atau sekitar 14,89 % dari luas
Provinsi Bali, secara geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o
54’52” – 115o 12’ 57” Bujur Timur. Secara administratif Kabupaten Tabanan terbagi menjadi 10
(sepuluh) kecamatan dan terdiri atas 133 desa.
Jarak dari Ibukota Kabupaten Tabanan (Kota Tabanan) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota
Denpasar) sekitar 20 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh
perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten
berkisar antara 0-55 km, dimana Kecamatan Pupuan merupakan daerah yang memiliki jarak
terjauh dari Ibukota Kabupaten.
Untuk lebih jelas mengenai luas wilayah serta pembagian daerah administrasi di Kabupaten
Tabanan ini dapat dilihat pada Tabel 2.1
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
11
Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per Kecamatan dan jumlah desa/kelurahan di
Kabupaten Tabanan
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014
Sedangkan untuk wilayah kajian SSK di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada peta dibawah ini:
Nama Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
/Desa
Luas Wilayah
Administrasi Terbangun
(Ha) (%) thd total
administrasi
(Ha) (%) thd luas
administrasi
Selemadeg 10 5.205 6,20 2.718 5,45
Kerambitan 15 4.239 5,05 1.927 3,86
Tabanan 12 5.140 6,12 3.298 6,61
Kediri 15 5.360 6,39 2.758 5,53
Marga 16 4.470 5,34 2.156 4,32
Baturiti 12 9.917 11,82 8.833 17,71
Penebel 18 14.198 16,92 9.577 19,20
Pupuan 14 17.902 21,33 9.576 19,20
Selemadeg Barat 11 12.015 14,31 6.755 13,54
Selemadeg Timur 10 5.478 6,53 2.280 4,57
T O T A L 133 83.933 49.878
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
12
Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kajian SSK
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
13
2.1.2 Kependudukan
Tahun 2013, jumlah penduduk yang tercatat dalam registrasi mencapai 448.033 orang.
Jumlah tersebut meningkat sekitar 6 ribu jiwa jika dibandingkan dengan pencatatan registrasi
tahun sebelumnya. Penduduk tersebut tersebar di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten
Tabanan. Dari 10 kecamatan tersebut, Kecamatan Kediri merupakan kecamatan dengan jumlah
penduduk yang paling banyak yaitu sebanyak 78.313 jiwa atau sekitar 17,48 persen dari total
penduduk Kabupaten Tabanan. Kecamatan dengan persentase penduduk tertinggi kedua, berada di
Kecamatan Tabanan dengan jumlah penduduk sebesar 70.509 jiwa. Dibandingkan dengan tahun
2012, persentase penduduk di Kecamatan Tabanan mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen.
Jika dilihat dari klasifikasi wilayah kawasan perkotaan dan perdesaan, maka jumlah
penduduk kawasan perkotaan Tahun 2013 sebesar 178.182 jiwa dan jumlah penduduk kawasan
perdesaan adalah 269.851 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tabanan sebesar
0,20% pada akhir Tahun 2013. Proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2020 sebesar 492,177
jiwa yang terdiri dari 195,739 jiwa penduduk perkotaan dan 296,439 jiwa penduduk wilayah
perdesaan. Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan serta proyeksinya per kecamatan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa)
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
2013 2017 2020 2013 2017 2020 2013 2017 2020
1 Selemadeg 5,592
5,902
6,144
16,327
17,228
17,936
21,919
23,129
24,080
2 Kerambitan 19,693
20,779
21,633
20,324
21,445
22,326
40,017
42,225
43,960
3 Tabanan 44,688
47,153
49,091
25,821
27,245
28,365
70,509
74,399
77,456
4 Kediri 60,423
63,756
66,376
17,890
18,877
19,653
78,313
82,633
86,029
5 Marga 18,294
19,303
20,096
25,875
27,302
28,424
44,169
46,606
48,521
6 Baturiti 17,738
18,717
19,486
35,580
37,543
39,086
53,318
56,259
58,571
7 Penebel 6,402
6,755
7,033
44,278
46,721
48,641
50,680
53,476
55,673
8 Pupuan 3,250
3,429
3,570
39,443
41,619
43,329
42,693
45,048
46,899
9 Selemadeg Barat 2,102
2,218
2,309
20,098
21,207
22,078
22,200
23,425
24,387
10 Selemadeg Timur
- - - 24,215
25,551
26,601
24,215
25,551
26,601
Jumlah 178,182
188,012
195,739
269,851
284,737
296,439
448,033
472,750
492,177
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014 dan proyeksi
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
14
Jumlah KK di Kabupaten Tabanan Tahun 2013 sebesar 112.012 KK dimana sebanyak
44.547 KK di wilayah perkotaan dan 67.465 KK ada di wilayah perdesaan. Proyeksi jumlah KK
Tahun 2017 sebesar 118.191 KK dimana sebanyak 47.004 KK di wilayah perkotaan dan 71.187 KK
ada di wilayah perdesaan. Untuk proyeksi lima tahun sampai dengan tahun 2020, jumlah KK di
Kabupaten Tabanan sebesar 123.048 KK yang terdapat di wilayah perkotaan sebesar 48,936 KK
dan wilayah perdesaan sebesar 74,112 KK. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3
Jumlah Kepala Keluarga Saat ini dan Proyeksinya untuk 5 tahun
No. Kecamatan Jumlah KK
Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan Total
2013 2017 2020 2013 2017 2020 2013 2017 2020
1 Selemadeg 1,398
1,475
1,536
4,082
4,307
4,484
5,480
5,782
6,020
2 Kerambitan 4,923
5,195
5,408
5,081
5,361
5,582
10,004
10,556
10,990
3 Tabanan 11,172
11,788
12,273
6,455
6,811
7,091
17,627
18,599
19,364
4 Kediri 15,106
15,939
16,594
4,473
4,720
4,914
19,579
20,659
21,508
5 Marga 4,574
4,826
5,025
6,469
6,826
7,106
11,043
11,652
12,131
6 Baturiti 4,435
4,680
4,872
8,895
9,386
9,771
13,330
14,065
14,643
7 Penebel 1,601
1,689
1,759
11,070
11,681
12,161
12,671
13,370
13,919
8 Pupuan 813
858
893
9,861
10,405
10,833
10,674
11,263
11,726
9 Selemadeg Barat 525
554
577
5,025
5,302
5,520
5,550
5,856
6,097
10 Selemadeg Timur
- - - 6,054
6,388
6,650
6,054
6,388
6,650
Jumlah 44,547
47,004
48,936
67,465
71,187
74,112
112,012
118,191
123,048
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014 dan proyeksi
Sejalan dengan perkembangan pertumbuhan penduduk, distribusi penduduk Kabupaten
Tabanan dapat dikatakan tidak tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan.
Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Tabanan pada akhir Tahun 2013 adalah 534
jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Kediri dengan tingkat
kepadatan sebesar 1.461 jiwa/km2, kemudian diikuti oleh Kecamatan Tabanan dengan tingkat
kepadatan 1.372 jiwa/km2. Kedua kecamatan tersebut memiliki tingkat kepadatan jauh diatas
rata-rata Kabupaten Tabanan yang hanya sebesar 534 jiwa/km2. SedangkanKecamatan Selemadeg
Barat memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 185 jiwa/km2. Lebih jelasnya tingkat
pertumbuhan penduduk dan kepadatannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
15
Tabel 2.4
Tingkat pertumbuhan penduduk dan kepadatan Saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama Kecamatan
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan Pddk (orang/Ha)
Tahun Tahun
2015 2016 2020 2015 2016 2020
Selemadeg 0.16 0.16 0.16 421 429 461
Kerambitan 0.16 0.16 0.16 944 965 1.049
Tabanan 0.16 0.16 0.16 1.372 1.393 1.477
Kediri 0.16 0.16 0.16 1.461 1.491 1.611
Marga 0.16 0.16 0.16 986 1.006 1.086
Baturiti 0.16 0.16 0.16 538 544 568
Penebel 0.16 0.16 0.16 357 362 382
Pupuan 0.16 0.16 0.16 238 242 258
Selemadeg Barat 0.16 0.16 0.16 442 445 457
Selemadeg Timur 0.16 0.16 0.16 185 196 240
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014
2.1.3 Jumlah Penduduk Miskin
Keluarga Miskin di Kabupaten Tabanan di akhir Tahun 2013 sebesar 106.196 KK miskin
atau sebesar 94.81 % dari total Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang terdapat di Kabupaten Tabanan
yaitu 112.008 KK. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Tabanan tersebar di semua Kecamatan,
terutama di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri yang berada di wilayah perkotaan dekat
dengan pusat pemerintahan. Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Tabanan dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel 2.5
Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Selemadeg 5.262 Kerambitan 9.168 Tabanan 18.268 Kediri 19.775 Marga 8.939 Baturiti 11.442 Penebel 12.603 Pupuan 10.558 Selemadeg Barat 5.011 Selemadeg Timur 5.170 JUMLAH 106.196
Sumber : Kabupaten Tabanan Dalam Angka, Tahun 2014 dan Kecamatan Dalam Angka, Tahun 2014
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
16
2.1.4 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Kerangka Ekonomi Makro Daerah dan Kerangka Pendanaan dalam RKPD Tahun 2014 ini
memberi gambaran tentang kondisi ekonomi makro Kabupaten Tabanan serta pengaruh
perekonomian regional, nasional maupun perekonomian global. Pada sisi yang lain, perkiraan
sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan dari sektor-sektor potensial merupakan
dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan secara efektif dan efisien dengan perencanaan
anggaran berbasis kinerja.
Analisa kondisi Kabupaten Tabanan saat ini akan memberikan gambaran asumsi
perkembangan di tahun depan. Perencanaan tahun 2014 tidak akan lepas dari asumsi
perkembangan kondisi perekonomian kabupaten di masa yang akan datang. Dari asumsi tersebut
akan dilakukan pengembangan kebijakan guna mencapai visi misi pembangunan daerah.
Pengembangan kebijakan akan didasarkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan serta
sasaran pokok yang ingin dicapai. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tabanan
Tahun 2014 memberikan gambaran makro kondisi terakhir perekonomian Kabupaten Tabanan,
sasaran-sasaran pokok yang akan dicapai pada tahun 2014, serta kebutuhan pembiayaan
pembangunan yang diperlukan. Sasaran tahun 2014 dicapai melalui berbagai kegiatan dan
kebijakan pembangunan sesuai dengan prioritas pembangunan yang telah digariskan.
Kondisi ekonomi makro Kabupaten Tabanandapat dilihat dari angka pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).Dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan ekonomi Tabanan
menunjukkan trend positif, bersifat fluktuatif, dan masih di bawah 6 persen per tahun.
Pertumbuhan ekonomi Tabanan mulai tahun 2009 telah mampu mencapai tingkat pertumbuhan di
atas rata-rata Provinsi Bali. Tahun 2010 dan 2011 pertumbuhan ekonomi Tabanan mencapai 5,68
(Bali: 5,67 persen) dan 5,82 persen (Bali: 6,49 persen), sedangkan nasional pertumbuhan PDB nya
mencapai 6,1 dan 6,5 persen.
Indikator lain yang sering digunakan mengukur tingkat perkembangan kemakmuran suatu
wilayah adalah PDRB per kapita. PDRB per kapita digunakan untuk menggambarkan rata-rata
pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam satu tahun. Selama periode 2007 – 2011
pendapatan per kapita Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan, baik berdasarkan harga
berlaku maupun konstan. Tahun 2011, PDRB perkapita penduduk Tabanan telah mencapai Rp.
12,873 juta, sedangkan penduduk Bali telah mencapai rata-rata Rp. 18,5 juta. Badung sebagai
kabupaten yang memiliki PDRB perkapita tertinggi di Bali telah mencapai Rp. 29,578 juta pada
tahun 2011. Meningkatkan pendapatan masyarakat merupakan tantangan yang sangat berat bagi
pemerintah dan masyarakat Tabanan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
17
2.1.5 Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan
RTRW disusun sebagai acuan dalam penataan ruang untuk mewujudkan keterpaduan
pembangunan dalam wilayah kabupaten/kota maupun dengan wilayah sekitarnya. RTRW
merupakan acuan spasial dalam pembangunan kabupaten/kota. Berdasarkan Peraturan daerah
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan Tahun 2012-
2032 dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Tujuan dan Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Tabanan
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan merupakan arahan perwujudan ruang
wilayah kabupaten Tabanan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20
tahun).Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten Tabanan dirumuskan berdasarkan visi dan
misi pembangunan wilayah Kabupaten Tabanan, karakteristik wilayah Kabupaten Tabanan,
isu strategis dan kondisi objektif yang diinginkan.
Dengan demikian tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan adalah:
Mewujudkan pemerataan pengembangan wilayah kabupaten yang hijau, lestari, aman
dan berkelanjutan sebagai penyangga lingkungan, kebudayaan dan perekonomian Bali
yang berbasis budaya agraris, berdaya saing dan terintegrasi dengan kepariwisataan
dan sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan tujuan tersebut di atas, maka RTRW Kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;
b. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
c. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
d. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah kabupaten, serta keserasian antar sektor;
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten; dan
g. penataan ruang wilayah kecamatan.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Tabanan dikembangkan untuk
mewujudkan tujuan penataan ruang meliputi:
1. pemerataan pengembangan wilayah sesuai karakter dan potensi wilayah yang
berkelanjutan;
2. pengintegrasian pusat-pusat pelayanan wilayah yang merata, berhierarki dan
terintegrasi dengan Kawasan Perkotaan Sarbagita dan kawasan perdesaan;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
18
3. peningkatan aksesibilitas antar wilayah, antar kawasan perkotaan dan antar
kawasan perdesaan;
4. peningkatan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana wilayah untuk
mendukung peningkatan produktivitas dan pemerataan pelayanan kepada
masyarakat;
5. pengembangan Tabanan yang hijau, lestari dan aman sebagai penyangga
lingkungan alam Bali;
6. pemantapan budaya agraris melalui pengembangan potensi pertanian yang
berdaya saing sebagai penyangga budaya dan perekonomian;
7. pengembangan pariwisata terintegrasi berbasis ekowisata; dan
8. pengembangan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek pertahanan dan
kemananan negara.
2. Rencana Struktur Ruang
Sistem pusat pelayanan wilayah Kabupaten Tabanan merupakan bagian dari sistem Kawasan
Perkotaan Sarbagita sebagai Kawasan Strategis Nasional dan wilayah kabupaten di luar
sistem Kawasan Perkotaan Sarbagita.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi:
a. sistem pusat pelayanan yang meliputi :
(1) sistem perkotaan; dan
(2) sistem perdesaan.
b. sistem jaringan prasarana wilayah, yang meliputi :
(1) sistem jaringan prasarana utama; dan
(2) sistem jaringan prasarana lainnya.
Sistem jaringan prasarana utama meliputi sistem jaringan transportasi sedangkan Sistem
jaringan prasarana lainnya meliputi:
a. sistem jaringan energi/ kelistrikan;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumber daya air; dan
d. sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.
Selain itu seluruh kecamatan, kawasan perkotaan, dan kawasan perdesaan di Kabupaten
Tabanan akan diatur lebih lanjut dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Rencana struktur
ruang wilayah Kabupaten Tabanan digambarkan dalam peta Rencana Struktur Ruang
Kabupaten Tabanan seperti ditampilkan pada Gambar 2.2.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
19
Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032
Gambar 2.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
20
Rencana sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan menurut RTRW Kabupaten Tabanan terdiri atas:
1. sistem penyediaan air minum (SPAM);
2. sistem pengelolaan persampahan;
3. sistem pengolahan air limbah;
4. sistem jaringan drainase.
A. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pemanfaatan air permukaan, mata air (MA) dan air
tanah sebagai sumber air baku untuk air minum terdiri atas:
a) Bagian dari SPAM Sarbagitaku merupakan kerangka kerja sama pengelolaan air baku dan
air minum secara terpadu lintas wilayah di Kawasan Bali Selatan yang juga melayani
sebagian wilayah Kabupaten, pada pemanfaatan Sistem Barat atau Sistem Penet;
b) SPAM kawasan perkotaan dengan sistem perpipaan meliputi:
1. SPAM Kawasan Perkotaan Tabanan di Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri;
2. SPAM Kawasan Perkotaan Lalanglinggah di Kecamatan Selemadeg Barat;
3. SPAM Kawasan Perkotaan Bajera di Kecamatan Selemadeg;
4. SPAM Kawasan Perkotaan Sembunggede di Kecamatan Kerambitan;
5. SPAM Kawasan Perkotaan Marga di Kecamatan Marga;
6. SPAM Kawasan Perkotaan Baturuti di Kecamatan Baturiti;
7. SPAM Kawasan Perkotaan Penebel di Kecamatan Penebel;
8. SPAM Kawasan Perkotaan Pupuan di Kecamatan Pupuan;
9. SPAM Kawasan Perkotaan Candikuning di Kecamatan Baturiti; dan
10. SPAM Kawasan Perkotaan Kerambitan di Kecamatan Kerambitan.
c) SPAM kawasan perdesaan dengan sistem perpipaan maupun bukan perpipaan meliputi:
1. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Tabanan;
2. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Kerambitan;
3. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Kediri;
4. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Baturiti;
5. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Penebel;
6. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Marga;
7. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Pupuan;
8. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg Barat;
9. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg; dan
10. SPAM Kawasan perdesaan Kecamatan Selemadeg Timur.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
21
d) sumber-sumber mata air (MA) dan air tanah di Kabupaten Tabananuntuk penyediaan air
baku untuk air minum baik SPAM kawasan perkotaan maupun SPAM kawasan perdesaan
meliputi:
1. MA Gembrong, MA Riang Gede, dan MA Katos di Kec. Penebel;
2. MA Bijidukuh di Kecamatan Selemadeg Barat;
3. MA Tista, dan MA Telepud di Kecamatan Selemadeg Timur;
4. MA Pakung Kidang, MA Arca, dan MA Kikian di Kec. Selemadeg;
5. MA Kesiut dan Krotok, MA Pancoran Panas, dan MA Tibu Ranjang di Kecamatan
Kerambitan;
6. MA Mekori, MA Beji Pujungan dan MA Tibu Dalem Kec. Pupuan;
7. MA Gangsang, MA Dedari, dan MA Metaum di Kec. Marga; dan
8. MA Kacagan 1, MA Kacagan 2, SB Candikuning, MA Temacun, MA Tasakan, dan MA
Krobokan di Kecamatan Baturiti.
e) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) meliputi:
1. IPA Nyambu di Kecamatan Kediri;
2. IPA Tukad Sungi di Kecamatan Kediri;
3. IPA Tukad Otan di Kecamatan Selemadeg; dan
4. IPA Lalang Linggah di Kecamatan Selemadeg Barat.
B. Sistem Pengelolaan Persampahan
Sistem jaringan persampahan meliputi:
a. Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang tersebar di tiap desa tiap
kecamatan pada seluruh wilayah kabupaten;
b. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di TPA Suwung yang berada di wilayah
Kota Denpasar sebagai kerangka kerjasama Kawasan Perkotaan Sarbagita; dan
c. Peningkatan kualitas pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah TPA
Mandung di Kecamatan Kerambitan dengan luas lahan kurang lebih 5,0 Ha (lima)
hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
22
C. Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengolahan air limbahterdiri atas:
a. sistem pengolahan air limbah setempat (on site) dilakukan secara individual dengan
penyediaan bak pengolahan air limbah atau tangki septik, tersebar di seluruh
wilayah;
b. sistem pengolahan air limbah terpusat (off site)dengan sistem perpipaan meliputi:
1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Tabanan melayani Kawasan
Perkotaan Tabanan;
2. IPAL Soka melayani Kawasan Efektif Kawasan Pariwisata Soka;
3. IPAL Bedugul melayani Kawasan Efektif KDTWK Bedugul;
4. IPAL Tanah Lot melayani Kawasan Efektif KDTWK Tanah Lot.
c. pengembangan jaringan air limbah komunal di kawasan-kawasan padat permukiman.
D. Sistem Jaringan Drainase
Sistem drainase meliputi:
a. sistem jaringan drainase didasarkan atas kesatuan sistem dan sub sistem tata air
meliputi jaringan primer berupa sungai/tukad utama, jaringan sekunder berupa parit
atau saluran-saluran yang ada di tepi jalan dan jaringan tersier berupa saluran-
saluran kecil yang masuk pada kawasan perumahan;
b. sistem jaringan drainase terpadu antara sistem makro dengan sistem mikro
mengikuti sistem jaringan yang ada dan daerah tangkapan air hujan (catchment
area);
c. sistem polder dilengkapi sistem pengendali dan pompa;
d. sistem pembuangan air hujan yang terintegrasi mulai dari lingkungan perumahan
sampai saluran drainase primer yang dilengkapi bangunan pengontrol genangan, bak
penampung sedimen; dan
e. jaringan drainase dengan jaringan irigasi dan jaringan air limbah.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
23
3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Tabanan
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tabanan meliputi:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budi daya.
Kawasan lindung meliputi:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
e. kawasan rawan bencana alam;
f. kawasan lindung geologi; dan
g. kawasan lindung lainnya.
Kawasan budi daya meliputi:
a. kawasan hutan rakyat;
b. kawasan peruntukan pertanian;
c. kawasan peruntukan perkebunan;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pariwisata;
f. kawasan peruntukan pertambangan;
g. kawasan peruntukan industri;
h. kawasan peruntukan permukiman;
i. kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukiman; dan
j. kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Rincian luas rencana pola ruang sebagaimana pada tabel 2.6 dan Rencana pola ruang Kabupaten
Tabanan sebagaimana terlihat pada gambar 2.3.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
24
Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032
Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tabanan
Sedangkan Rincian luas rencana pola ruang di Kabupaten Tabanan dapat dilihat
pada Tabel 2.6 berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
25
Tabel 2.6 Rincian Luas Rencana Pola Ruang
NO JENIS POLA RUANG LUAS (Ha)
PROSENTASE (%)
A.
1 Hutan Lindung 8.668 10,33 2 Cagar Alam (CA) 758 0,90 3 Taman Wisata Alam (TWA) 543 0,65 4 Danau Beratan 397 0,47 5 Waduk Telaga Tunjung 16 0,02 6 Kaw. Perlindungan Setempat 752 0,90 B. KAWASAN BUDIDAYA 72.799 86,73 1 Kawasan Permukiman 11.770 14,02 2 Kawasan Pariwisata 1.065 1,27
3 Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (KDTWK) 664
0,79
4 Kawasan Budidaya Tanaman Pangan 26.264 31,29 5 Kawasan Budidaya Hortikultura 5.879 7,00 6 Kawasan Budidaya Perkebunan 14.665 17,47 7 Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat 9.511 11,33 8 Jalan, Sungai & Irigasi 2.980 3,55
Total 83.933 100,00 Sumber : RTRW Kabupaten Tabanan 2012-2032
A. Kawasan Peruntukan Permukiman
(1) Rencana pola ruang kawasan peruntukan permukiman merupakan kawasan yang
diperuntukan bagi kegiatan permukiman atau didominasi oleh lingkungan hunian
yang diarahkan seluas kurang lebih 12.283 Ha (dua belas ribu dua ratus delapan
puluh tiga) hektar atau 15% (lima belas) persen dari keseluruhan luas wilayah
meliputi:
a. kawasan permukiman perkotaan; dan
b. kawasan permukiman perdesaan.
(2) Kawasan permukiman perkotaan meliputi:
a. kawasan permukiman di kawasan perkotaan Tabanan; dan
b. kawasan permukiman di kawasan perkotaan yang berfungsi PPK meliputi
kawasan perkotaan Pupuan, Bajera, Baturiti, Penebel, Lalanglinggah, Marga,
Megati, Sembunggede, Candikuning dan Kerambitan.
(3) Kawasan permukiman perdesaan meliputi seluruh pemusatan permukiman pada
desa-desa yang berfungsi PPL dan kawasan perdesaan lainnya.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
26
B. Kawasan Peruntukan Fasilitas Penunjang Permukiman
Kawasan peruntukan fasilitas penunjang permukimanmerupakan bagian dari kawasan
permukiman baik permukiman perkotaan maupun permukiman perdesaan meliputi:
a. fasilitas perdagangan dan jasa;
b. fasilitas perkantoran pemerintahan;
c. fasilitas pendidikan;
d. fasilitas kesehatan;
e. fasilitas peribadatan; dan
f. fasilitas rekreasi dan olah raga.
Fasilitas perdagangan dan jasa meliputi:
a. fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan wilayah seperti pasar wilayah, pusat
pertokoan, atau perdagangan modern yang tersebar di Kawasan Perkotaan Tabanan,
maupun pusat kawasan efektif pariwisata;
b. faslitas perdagangan dan jasa skala pelayanan kecamatan seperti pasar kecamatan,
kelompok pertokoan, maupun perdagangan modern skala kecamatan tersebar di
kawasan perkotaan berfungsi PPK atau kawasan perdesaan berfungsi PPL; dan
c. fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal seperti pasar desa, kelompok
pertokoan tersebar di tiap desa atau tiap lingkungan permukiman.
Fasilitas perkantoran pemerintahan meliputi:
a. fasilitas perkantoran pemerintahan skala wilayah kabupaten yang berada di Kawasan
Perkotaan Tabanan yang diarahkan dengan luas lahan kurang lebih 8 Ha (delapan)
hektar atau 0,01% (nol koma nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten;
b. fasilitas perkantoran pemerintahan skala kecamatan yang tersebar di Kawasan
Perkotaan Ibukota Kecamatan; dan
c. fasilitas perkantoran pemerintahan skala desa/kelurahan yang tersebar di tiap pusat-
pusat desa/kelurahan.
Fasilitas pendidikan meliputi:
a. fasilitas pendidikan tinggi tersebar di Kawasan Perkotaan Tabanan;
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
27
b. fasilitas pendidikan menengah meliputi SMP, SMA dan sejenisnya mempertahankan
faslitas yang telah ada dan menambah fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk
pendukung; dan
c. fasilitas pendidikan dasar mempertahankan fasilitas yang telah ada dan menambah
fasilitas sesuai ketentuan jumlah penduduk pendukung.
Fasilitas kesehatan meliputi:
a. fasilitas kesehatan pelayanan wilayah dan internasional di Kecamatan Kediri yang
diarahkan dengan luas lahan kurang lebih 7 Ha (tujuh) hektar atau 0,01% (nol koma
nol satu) persen dari luas wilayah kabupaten; dan
b. fasilitas kesehatan skala pelayanan kecamatan meliputi Puskemas, Puskesmas
Pembantu, Klinik Bersalin yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten.
Fasilitas Peribadatan dikembangkan dengan mempertahankan fasilitas peribadatan yang telah
ada yang tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten dan pengembangan fasilitas
peribadatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fasilitas rekreasi dan olah raga meliputi:
a. taman-taman kota sebagai bagian dari ruang terbuka hijau kota terdiri atas taman
lingkungan perumahan, taman skala banjar, taman skala desa, taman skala kecamatan
dan taman skala kota;
b. lapangan umum atau lapangan olah raga skala banjar, skala desa, skala kecamatan dan
skala kabupaten atau skala kota; dan
c. lapangan olah raga skala kecil seperti lapangan volley, basket, bulu tangkis, futsal, tenis
dan lainnya tersebar di dalam kawasan pemukiman.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
28
2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK
a. Air limbah domestik
Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.7
berikut ini:
Tabel 2.7 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Air Limbah Domestik SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2014 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini (1) (2) (3) (4)
Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan limbah RT, limbah industri/UKM, Limbah RS dan Limbah Hotel.
Terwujudnya pengelolaan limbah domestik pada Tahun 2015
20 unit IPAL Komunal di 3 Kecamatan
28 unit IPAL Komunal di 2 kecamatan
Penyusunan Masterplan Pengelolaan Air Limbah
Sudah tersusun Dokumen Masterplan Air Limbah Kabupaten Tabanan
Terwujudnya IPAL untuk setiap RS dan Hotel yang effluent-nya memenuhi baku mutu buangan air limbah mulai 2013
Belum terdata RS = 2 unit (RS Tabanan dan Nyitdah) Hotel = 1 unit (Pan Pasific)
Terwujudnya Tangki septik
yang sesuai standar untuk jamban dan MCK pada Tahun 2015
50% RT mempunyai Tangki septik yang sesuai standar kesehatan
Kepemilikan jamban mencapai 81,03 %. Masih perlu pendataan untuk mengetahui apakah tangki septik sudah sesuai standar
Terwujudnya pengelolaan limbah industri, UKM, RPH dengan konsep minimisasi limbah dari sumber dan penggunaan sistem teknologi tepat guna mulai tahun 2013
Belum terdata
2 usaha (PT.Astidama Adhimukti dan PT. Langgeng Kreasi Jaya Prima) Untuk UKM/PIRT dan RPH perlu studi lebih lanjut karena membutuhkan konstruksi khusus yang berbeda dengan air limbah domestik
Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman
0 desa mendapat pelatihan pengelolaan air limbah
20 desa Pamsimas sudah mendapat pelatihan pengelolaan air limbah
Terwujudnya peran serta aktif masyarakat dan LSM dalam pembangunan sanitasi
Pengembangan pemanfaatan pupuk organic hasil pengolahan IPLT
Adanya kendala karena adanya budaya tabu untuk menggunakan hasil olahan IPLT. Sampai saat ini dimanfaatkan untuk pertamanan umum dan penutup/pengurugan TPA.
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar
perhitungannya)
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
29
b. Pengelolaan persampahan
Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor persampahan dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.8 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Persampahan
SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2014 SSK (saat ini) Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4) Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan sampai 80% di Kabupaten Tabanan pada 2014
1. Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT melalui komposting di Tahun 2014.
80% RT di Kabupaten Tabanan mempunyai pengelolaan sampah dengan 3R .
26 %
2. Terwujudnya sistem sanitary Landfill di TPA Mandung pada Tahun 2014
Sanitary Landfill Belum dapat dilaksanakan revitalisasi karena terkendala pengadaan lahan tetapi sudah dikelola mengarah ke controlled landfill
3. Terwujudnya sarana dan prasaana persampahan yang memadai untuk melayani 3 Kecamatan prioritas
2 kecamatan terlayani 2 kecamatan terlayani
4. Terwujudnya SDM pengelola sampah yang berkualitas
Belum ada personil terlatih
+/- 10 orang terlatih tersebar di SKPD
Belum terbentuk UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja
Sudah terbentuk UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja di tahun 2015 ini dimana sudah berproses dari tahun 2014
5. Terwujudnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat di 3 Kecamatan
Belum ada pemicuan dan belum terbentuk bank sampah
10 kecamatan sudah dilakukan pemicuan dan 17 bank sampah sudah terbentuk
6. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan persampahan pada tahun 2014
80% pelayanan sampah Baru 26 % penduduk sudah terlayani pengangkutan persampahan
Perda Pengelolaan persampahan belum ada
Sudah terbit Perda 6/2013 Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis
7. Terwujudnya 3 kecamatan Sadar Lingkungan pada 2013
0 Sosialisasi Sampah organik dan anorganik, dan promosi penggunaan pupuk organik
10 kecamatan sudah mendapat sosialisasi
8. Terwujudnya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas sampai tahun 2015
0 bank sampah
17 bank sampah
9. Terwujudnya pemanfaatan hibah dan dana Corporate Social Responsibility untuk pembangunan sanitasi
0 hibah/CSR CSR : Indomart : 100 tong sampah terpilah PLN dan BPD : @1 unit motor sampah PT. Askes : tanaman hias Bank BRI : tanaman penghijauan
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
30
Catatan: *) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya **) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar perhitungannya)
c. Drainase perkotaan
Kemajuan pelaksanaan SSK untuk sub-sektor drainase perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.9
berikut:
Tabel 2.9 Kemajuan Pelaksanaan SSK untuk Drainase Perkotaan
SSK (periode sebelumnya) Thn 2011 – Thn 2014 SSK (saat ini)
Tujuan Sasaran Data dasar* Status saat ini
(1) (2) (3) (4)
Meningkatkan dan
mengintegrasikan fungsi
drainase jalan raya,
permukiman dan
perumahan pada tahun
2015 untuk mengurangi
daerah genangan dan
banjir
1. Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak menimbulkan genangan di 10 Kecamatan
Belum tersusun
Masterplan Drainase
Sudah tersusun Masterplan
Drainase, 2012
Penyusunan Peraturan
Pengelolaan Drainase
Belum terbit
2. Peningkatan sarana dan prasarana drainase dan trotoar di wilayah perkotaan Tabanan hingga 90 % pada Tahun 2015
Belum ada data 90% saluran drainase sudah
terbangun dan dalam kondisi
baik di wilayah perkotaan
Tabanan
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Catatan:
*) Berdasarkan Buku Putih periode sebelumnya
**) Perbedaan dari target yang telah ditetapkan (menggunakan data dasar sebagai dasar
perhitungannya)
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
31
2.3. PROFIL SANITASI SAAT INI
A. AIR LIMBAH DOMESTIK
(1). Sistem dan infrastruktur
Sistem pengolahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Tabanan yaitu untuk black water
(tinja urine, air penggelontor) umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini menggunakan
tangka septik atau septic tank. Berdasarkan data Profil Kesehatan Tabanan 2014 dari 126.741 KK
yang ada, terdapat 102.694 unit unit jamban keluarga dan ini berarti kepemilikan jamban sudah
mencapai 81,03 % dari total KK di Kabupaten Tabanan dan sebanyak 98,8 % berkodisi sehat.
Dengan demikian berarti masih ada 24.047 KK yang belum memiliki jamban. Namun demikian,
masih perlu dilakukan pendataan yang lebih akurat untuk mengetahui apakah jamban tersebut
telah terhubung dengan tangki septik yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
aturan yang ada. Sedangkan grey water (limbah cuci dan mandi serta dapur) biasanya tanpa
pengolahan dan cenderung langsung dibuang ke sungai ataupun saluran drainase. Dari 77.759
rumah yang diperiksa hanya 55.49% yang memiliki pengolahan limbah dan 82,68% berkondisi
sehat.
Survey Study EHRA melaporkan bahwa terkait dengan tempat penyaluran buangan akhir tinja,
dari hasil wawancara diperoleh sebesar 88,7 % di Kabupaten Tabanan yang melaporkan
menggunakan tangka septik. Sisanya sebesar 0,1% melaporkan saluran pembuangan melalui pipa
sewer, sebesar 6,4 % melalui cubluk/lubang tanah, sebesar 0,5% langsung ke drainase, 1,8%
disalurkan langsung ke sungai/danau/pantai dan sebesar 2,4% menjawab tidak mengetahui
tempat pembuangan akhir tinja. Dari hal ini terindikasi bahwa masih ada penyaluran buangan
akhir tinja yang belum dikelola dengan baik.
Untuk pengolahan lumpur tinja telah terbangun Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
yang menampung limbah rumah tangga yang sudah dilakukan penyedotan lumpur tinja baik dari
pemerintah maupun layanan swasta yang belokasi di Dusun Mandung, Desa Sembung Gede,
Kecamatan Kerambitan.
Sejak tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Tabanan mendapatkan bantuan teknis secara
intensif untuk program “Percontohan Pengelolaan Lumpur Tinja dan Peningkatan Kapasitas” dari
Water and Sanitation Programme (WSP)-The World Bank.
Lingkup bantuan teknis yang diberikan meliputi :
1. Pemetaan pengelolaan lumpur tinja dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT).
2. Identiikasi area pelayanan penyedotan secara terjadwal
3. Perkuatan kerjasama dengan sektor swasta
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
32
4. Pengembangan kemungkinan penggunaan lumpur tinja kering hasil pengolahan
lumpur tinja sebagai alternati pupuk organik
5. Bantuan perbaikan disain dan operasi IPLT
6. Identiikasi kebutuhan perbaikan atau perubahan peraturan daerah
Bantuan teknis ini akan dijadikan rintisan bagi pengembangan program Layanan Lumpur
Tinja Terjadwal (L2T2) yang tentunya akan memberikan kontribusi bagi penyehatan lingkungan
dan juga pendapatan daerah serta peningkatan pelayanan dari sektor swasta.
Kondisi Eksisting Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten Tabanan adalah sebagaimana pada
tabel berikut.
Tabel 2.10. Kondisi Eksisting Sub Sektor Air Limbah di Kabupaten Tabanan
NO URAIAN KONDISI EXISTING SUB SEKTOR AIR LIMBAH I PERATURAN DAN STUDI TEKNIS PERDA No. 19 Tahun 2011 Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2012 Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah
Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2013 Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja
Masterplan Air Limbah 2014 II KONDISI UMUM Jumlah KK yg memiliki jamban sehat 125.222 unit Persentase 98,80 %
III KONDISI SARANA DAN PRASARANA 1. IPAL/IPLT 1 unit
Tahun Pendirian 1996 Lokasi Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan Luas 0,5 Ha Kapasitas 27,4 (m3/kolam) dimana ada 4 kolam = 109,6 m3
Sistem Imhoff = 1996-2011, SSC = 2011-sekarang
Jumlah Armada Truk Tinja 5 unit ( 1 unit=Pemda dan 4 unit=swasta)
2. IPAL KOMUNAL
Jumlah IPAL komunal 28 unit Jumlah KK yang dilayani IPAL komunal 1540 KK jumlah jiwa terlayani IPAL komunal (jiwa) 6780 orang 3. MCK ++ 4 unit
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
33
Infrastruktur air limbah domestik di Kabupaten Tabanan terdiri dari :
1) Jamban Keluarga dengan tangki septik
Prasarana jamban keluarga umumnya diupayakan secara mandiri oleh masyarakat. Demikian
juga untuk pemeliharaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Untuk beberapa
penduduk yang tergolong miskin, yang mendapat bantuan bedah rumah akan langsung
dibangunkan jamban untuk memberikan rumah yang layak huni tidak saja secara fisik namun
juga dari segi kesehatan lingkungan. Selain itu di beberapa tempat dilaksanakan pengadaan
jamban yang bekerja sama dengan TNI dalam pembangunannya. masih diupayakan oleh
masyarakat itu sendiri, hanya sebagian kecil yang merupakan sumbangan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan sedangkan untuk pengelolaan jamban keluarga menjadi tanggung jawab
penduduk pengguna.
2) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan
menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau tangki septik yang
berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai unit
pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah.
3) IPAL Komunal
Pembangunan IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan pertama kali dilaksanakan pada tahun
2007. Sampai dengan tahun 2013, terdapat 22 unit Ipal Komunal yang sudah terbangun baik
dari dana DAK, dana reguler dan dana hibah. Dengan adanya penambahan pembangunan
sebanyak 6 unit di tahun 2014, total jumlah ipal komunal yang terbangun menjadi 28 unit. Di
tahun 2015 ini, direncanakan akan dibangun 6 unit IPAL Komunal yang dibiayai dari dana
regular dan DAK Sanitasi, dengan demikian sampai dengan tahun 2015 akan terbangun 34 unit
IPAL Komuna yang menjadikan KabupatenTabanan dengan IPAL Komunal terbanyak di
Provinsi Bali.
Dari beberapa IPAL Komunal yang terbangun bahkan ada yang cukup sering mendapat
kunjungan dan mendapat penghargaan baik di tingkat daerah maupun nasional. Pembangunan
IPAL komunal cukup diminati oleh masyarakat Tabanan, dimana dapat dilihat dari banyaknya
peminatan akan pembangunan ipal komunal. Walaupun keterbatasan lahan terkadang menjadi
kendala akan pembangunan IPAL Komunal namun masyarakat menyiasatinya dengan
menggunakan badan jalan sebagai lokasi IPAL Komunal. Sebagai gambaran dapat dilihat pada
gambar berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
34
Gambar 2.4 Perubahan Kondisi Lingkungan dengan Pembangunan IPAL Komunal
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
35
Gambar 2.5 IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
36
Pada tahun 2012, Kabupaten Tabanan mendapat hibah dari JICA (Japan International
Coperation Agency) yang dilaksanakan oleh APEX (Asian People’s Exchange)untuk
pembangunan IPAL Komunal, dan akan dilakukan pembangunan yang kedua di tahun 2015.
Pernyataan kerjasama sebagaimana pada lampiran 2.
Adapun unit IPAL yang dibangun menggunakan sistem kombinasi aerobik dan anaerobik,
dengan penambahan rotor dengan tenaga listrik dimana efluent yang dihasilkan lebih
bagus dibandingkan dengan sistem IPAL yang umum digunakan.
Tabel 2.11 IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan
Sumber : Masterplan Air Limbah, DPU Kab.tabanan
Sedangkan sebaran lokasi IPAL Komunal yang ada di Kabupaten Tabanan dapat dilihat
pada gambar berikut.
BANJAR DESA KECAMATAN KK JIWA
2007 1 Pembangunan Sanimas Tunggal Sari Dajan Peken Tabanan 81 325
2008 2 Pembangunan Sanimas Malkangin Dajan peken Tabanan 64 257
3 Pembangunan Sanimas Pasekan Dajan peken Kediri 56 225
2009 4 Pembangunan Sanimas Abian Tuwung Kediri 44 175
2010 5 Pembangunan Sanimas di Desa Dajan Peken Tegal Ba leran Dajan Peken Tabanan 62 310
6 Pembangunan Sanimas di Desa Dauh Peken Kamasan Dajan Peken Tabanan 58 290
2011 7 Pembangunan Sanimas di Desa Kediri Pande Kediri Kediri 54 216
8 Pembangunan Sanimas di Desa Delod Peken Pangkung Delod Peken Tabanan 45 180
9 Pembangunan Sanimas di Desa Dauh Peken Tegal Belodan Dauh Peken Tabanan 52 208
10 Pembangunan Sanimas Pasekan Abian Tuwung Kediri 52 260
11 Pembangunan Sanimas Tegal Ba leran Dajan Peken Tabanan 63 315
2012 12 Pembangunan Sanimas di Desa Kediri Panti Kediri Kediri 60 240
13 Pembangunan Sanimas di Desa Banjar Anyar Banjar Anyar Kediri Kediri 75 300
14 Pembangunan Sanimas di Desa Dauh Peken Dauh Pala Dauh Peken Tabanan 60 240
15 Pembangunan IPAL di Kab. Tabanan Pangkung Nyul ing Abian Tuwung Kediri 64 256
16 Pembangunan IPAL di Kab. Tabanan Pasekan Belodan Dajan Peken Tabanan 45 175
2013 17 Desa Kediri Kec Tabanan Br.Sema Kediri Kediri 49 242
18 Desa Abian Tuwung Kec Kediri Abian Tuwung Kediri Kediri 57 257
19 Desa Den Bantas Kec Tabanan Celagi Tabanan Tabanan 48 230
20 Desa Delod Peken Kec Tabanan Gerogak Delod Peken Tabanan 55 243
21 Desa Dajan Peken Kec Tabanan Pasekan Belodan Dajan Peken Tabanan 50 241
22 Desa kediri Kec.Kediri Pangkung Nyul ing Abian Tuwung Kediri 46 215
2014 23 Desa Kediri Kec Tabanan Tanjung Bungkak Kediri Kediri 50 232
24 Desa Dajan Peken Kec Tabanan Pande Dajan Peken Tabanan 52 195
25 Desa Den Bantas Kec Tabanan Kebon Tingguh Den Bantas Tabanan 56 272
26 Desa Delod Peken Kec Tabanan Sakenan Baleran Delod Peken Tabanan 56 211
27 Sanimas Kab. Tabanan Delod Rurung Delod Peken Tabanan 48 203
28 Sanimas Kab. Tabanan Pangkung Delod Peken Tabanan 38 267
1540 6780
KEGIATAN LAYANAN
INVENTARISASI KEGIATAN IPAL KOMUNAL DI KABUPATEN TABANAN
TAHUN LOKASI
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
37
Sumber : Masterplan Air Limbah, DPU Kab.tabanan
Gambar 2.6 Peta Sebaran lokasi IPAL Komunal di Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
38
4) IPLT MANDUNG
Kondisi eksisting IPLT Mandung sebagai berikut:
1. Operasional tahun 1995/1996
2. Luas : 5.000 m2
3. Letak : Banjar Mandung, Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan
4. Jaraknya ± 8 km ke arah barat dari pusat kota Tabanan
5. Sistem operasional : Imoff Tank (1996-2011) SSC (Solid Separation Chamber)
(2011-sekarang)
6. Kapasitas : 27,4 (m3/hari)
7. Jumlah armada yang ada baik pemerintah dan swasta yaitu 5 unit yang terdiri
dari 1 unit dari Pemda dan 4 unit dari swasta.
Sedangkan aktifitas di IPLT Mandung seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.6a. Perubahan Kondisi IPLT Mandung sebelum dan sesudah Revitalisasi
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
39
Gambar 2.7 Kondisi dan Aktifitas di IPLT Mandung
Diagram sistem sanitasi (DSS) air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tabanan sebagai
berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
40
Gambar 2.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Tabanan yaitu untuk black
water (tinja urine, air penggelontor) umumnya diolah dengan system on site dalam hal ini
menggunakan septic tank. Untuk selanjutnya dilakukan pengurasan pada waktu tertentu dan
selanjutnya diolah di IPLT.
Selain itu di beberapa banjar sudah terbangun IPAL Komunal dimana digunakan untuk
penampungan air limbah untuk rumah tangga dengan skala 50-100 KK. Untuk selanjutnya
dilakukan pengurasan dalam kurun waktu -/+ 4 tahun untuk dibuang dan diolah di IPLT.Namun
tidak dapat dipungkiri juga masih ada masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan
(BABS) dimana umumnya dilakukan di daerah kumuh dan perdesaan dan ada juga yang dilakukan
karena kebiasaan yang sulit untuk diubah. Prilaku ini akan mencemari lingkungan dimana akan
langsung mencemari sungai atau lingkungan di sekitarnya.
Adapun cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestiki per kecamatan dan Kondisi
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
41
Tabel 2.12 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di Kabupaten Tabanan
No Nama
Kecamatan
Sanitasi tidak layak
Sanitasi Layak
BABS*
Sistem Onsite Sistem Offsite
Sistem Berbasis Komunal Skala
Kawasan / terpusat
(KK)
Cubluk***,
jamban tidak
aman** (KK)
Cubluk aman/ Jamban
keluarga dg tangki
septik aman (KK)
MCK /Jamban Bersama
(KK)
MCK Komunal*
*** (KK)
Tangki Septik
Komunal > 10 KK
(KK)
IPAL Komun
al (KK)
Sambungan Rumah yg berfungsi
(KK)
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) A. Wilayah Perdesaan
1 Selemadeg 434 0 2.187 1.459 0 0 0 0 2 Kerambitan 71 26 4.607 387 0 0 0 0 3 Tabanan 145 146 5.370 795 0 0 242 0 4 Kediri 58 291 7.319 133 0 0 0 0 5 Marga 42 0 5.102 1.326 0 0 0 0 6 Baturiti 77 0 7.245 1.570 0 0 0 0 7 Penebel 799 603 7.924 1.745 0 0 0 0 8 Pupuan 267 265 8.147 1.182 0 0 0 0 9 Selemadeg
Barat 0 0 4.049 973 0 0 0 0
10 Selemadeg Timur
210 106 4.847 891 0 0 0 0
B. Wilayah Perkotaan 1 Selemadeg 48 0 997 354 0 0 0 0 2 Kerambitan 63 491 3.955 409 0 0 0 0 3 Tabanan 67 1 7.487 1.738 0 0 698 0 4 Kediri 235 254 9.428 847 0 0 506 0 5 Marga 22 0 4.040 513 0 0 0 0 6 Baturiti 20 0 3.586 829 0 0 0 0 7 Penebel 94 68 916 521 0 0 0 0 8 Pupuan 7 0 645 161 0 0 0 0 9 Selemadeg
Barat 0 0 433 93 0 0 0 0
10 Selemadeg Timur
0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
* Yang termasuk BABS: BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb.
** Tidak Aman: tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali
***Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun di area dengan kepadatan > 50 orang/Ha dan jarak terhadap sumber air bersih yg bukan perpipaan < 10 m.
****MCK Komunal: cakupan layanan 10 – 200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodigester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet).
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Cakupan Layanan Air Limbah Domestik saat ini di
Kabupaten Tabanan menggunakan sistem onsite dan off site. Sistem onsite dengan Cubluk, jamban
tidak aman, Cubluk aman/jamban keluarga dgn tangki septik aman dan MCK/jamban bersama
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
42
yang tersebar di seluruh kecamatan.Sedangkan untuk sistem offsiteyaitu dengan menggunakan
IPAL Komunal dimana sudah 1540 KK terlayani yang tersebar di perdesaan Tabanan dan
perkotaan Tabanan dan Kediri. Namun demikian, masih terdapat masyarakat yang memiliki
prilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Adapunkondisi prasarana dan sarana pengelolaan
air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.13 KondisiPrasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan
Jumlah/ Kapasitas
Kondisi Keterangan Berfungsi Tdk
berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
SPAL Setempat (Sistem Onsite) 1 Berbasis komunal - MCK Komunal Unit 0 - - - 2. Truk Tinja Unit/M3 1/3,5M3 Berfungsi - - 3 IPLT : kapasitas M3/hari 27,4 Berfungsi - - SPAL Terpusat (Sistem Offsite) 1 Berbasis komunal - Tangki septik komunal
>10KK Unit 0 - - -
- IPAL Komunal Unit 28/60 M3 Berfungsi - - 2 IPAL Kawasan/Terpusat - - - Tidak Ada - kapasitas M3/hari - - - - - sistem - - - - Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik dimana untuk SPAL
Setempat (Sistem Onsite) jenis prasarana yang ada yaitu Truk Tinja yang dimiliki 1 unit dengan
kapasitas 3,5M3 danIPLT dengan kapasitas 27,4 m3/hari masih berfungsi dengan baik.
Sistem yang digunakan dalam IPLT menggunakan :
• Kolam SSC (4 unit),
• Kolam Pengering (2 Unit),
• Kolam Anaerobik (2 Unit),
• Kolam Fakultatif (2 Unit),
• Kolam Maturasi (2 Unit)
Sedangkan untuk SPAL Terpusat (Sistem Offsite) masyarakat terlayani dengan IPAL
Komunal yang berjumlah 28 unit dengan kapasitas 60 m3 semuanya rata-rata berfungsi dengan
baik.
Adapun Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan dapat
dilihat pada gambar berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
43
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Gambar 2.9 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Air Limbah Domestik per Kecamatan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
44
Dari peta tersebut dapat digambarkan bahwa hampir seluruh kecamatan masih terdapat
perilaku BABS yang berkisar antara 0-8,79 % yang terendah di Kecamatan Selemadeg Barat dan
Tertinggi di Selemadeg,. Demikian juga untuk sistem setempat (onsite) umumnya sudah banyak
digunakan oleh masyarakat di seluruh kecamatan yang berkisar antara 87-99 % dari populasi yaitu
terrendah di kecamatan Tabanan dan tertinggi di Baturiti. Namun demikian seperti halnya di
Kecamatan Tabanan, untuk akses onsite lebih rendah dari kecamatan lainnya tetapi sudah dilayani
pula oleh sistem komunal dimana hal ini masih terpusat di Kecamatan Tabanan dan Kediri. Untuk
Kecamatan Tabanan sudah mencakup 15% dari populasi dan Kecamatan Kediri sudah mencakup
6% dari populasi.
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Tabanan
terdiri dari 3 (tiga) institusi yaitu :
1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan dan pembinaan
2. UPT Persampahan dan Pengelolaan Lumpur Tinja sesuai tupoksi-nya bertanggung jawab
terhadap operasional IPLT.
3. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan adalah institusi yang melaksanakan
penyediaan sistem air limbah skala komunal dan pembinaan terhadap KSM yang telah
memiliki IPAL Komunal.
Adapun peraturan terkait pengelolaan air limbah di Kabupaten Tabanan meliputi :
1. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau
Penyedotan Kakus
2. Peraturan Bupati No. 3 Tahun 2012 tentang Tata Laksana Perijinan dan Pengawasan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat
Pencemaran Limbah
3. Peraturan Bupati No. 22 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 19
Tahun 2011 tentang Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
4. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan
Sampah dan Lumpur Tinja
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
45
b. PERSAMPAHAN
(1) Sistem dan infrastruktur
SISTEM PERSAMPAHAN
Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan dilakukan bersinergi antara pemerintah
dan masyarakat. Secara umum cakupan pelayanan per sampah di Kabupaten Tabanan oleh DKP
baru mencapai 28,57 %, dan baru menjangkau 2 kecamatan dan fasilitas umum seperti pasar.
Wilayah yang sudah mendapat pelayanan persampahan dari pemerintah daerah meliputi :
• Kec. Tabanan: Desa Delod Peken, Desa Dajan Peken, Desa Dauh Peken, Desa Bongan, dan
Desa Denbatas.
• Kec. Kediri: Desa Kediri, Desa Abiantuwung, Desa Banjar Anyar
• Fasilitas umum berupa pasar yang terlayani yaitu Pasar Kediri, Pasar Tabanan, Pasar
Dauhpala dan Pesiapan, Pasar Marga, Pasar Penebel, Pasar Baturiti, Pasar Candi Kuning,
Pasar Kerambitan, Pasar Bajera. Fasilitas umum lainnya yaitu melayani pengangkutan
sampah di Obyek Pariwisata Tanah Lot.
Berdasarkan Laporan Studi EHRA, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga 3
(tiga) persentase tertinggi yaitu didominasi oleh ”dengan cara dibakar” (39,1%) dan ”dibuang di
lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk” (32,%) dan ”dikumpulkan dan dibuang ke
TPS: (14, 3%). Dengan kondisi ini tentunya pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga
perlu mendapat perhatian khusus, mengingat cara dibakar tidak direkomendasikan yang tentunya
akan memicu pemanasan global.
Dari praktek pemilahan sampah, baru 15 % yang sudah melakukan pemilahan dan 85 %
tidak melakukan pemilahan. Berdasarkan hal tersebut, praktek pemilahan di tingkat rumah tangga
harus terus digalakkan, untuk mengurangi beban timbulan sampah yang masuk ke TPA.
Keterbatasan pemerintah dalam menyediakan pelayanan persampahan disebabkan masih
terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki mengingat luasnya jangkauan layanannya. Volume
sampah yang mampu ditangani dan dikelola oleh pemerintah daerah sampai saat ini, rata-rata per-
harinya baru sebanyak 345 m3dari total timbulan sampah Kabupaten Tabanan sebesar 625
m3/hari. Jumlah volume sampah yang terangkut ke TPA sebesar 345 m3/hari.
Peta Daerah Layanan DKP Kabupaten Tabanan dapat diihat pada gambar berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
46
Sumber : PTMP Kabupaten Tabanan, 2015
Gambar 2.10 Peta Daerah Layanan DKP Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
47
Di samping pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, masyarakat khususnya di perkotaan sudah mulai menunjukkan
keperdulian untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri dimana dapat dilihat dengan
terbentuknya bank-bank sampah yang dibentuk dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Dari
pengelolaan ini masyarakat baik ibu rumah tangga dan anak-anak sudah melakukan pemilahan di
tingkat rumah tangga untuk kemudian dilakukan pengumpulan/penyetoran dalam 1-2 kali sebulan
untuk selanjutnya sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dijual yang menjadi penghasilan
tambahan bagi warga. Untuk pengurangan sampah dengan adanya pengolahan tersebut mencapai
101 m3/hari atau sekitar 8 % dari total timbulan sampah.
Perintisan pembentukan bank sampah di Kabupaten Tabanan tidak terlepas dari upaya
Pemerintah Daerah dalam penanganan persampahan yaitu dengan meluncurkan program
unggulam Gemah Ripah yaitu singkatan dari Gerakan Masyarakat Mandiri Perduli Sampah.
Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan unggulan dengan melakukan sosialisasi mengenai
persampahan dengan mengarahkan akan pembentukan bank sampah. Sosialisasi disampaikan oleh
dinas teknis terkait, pihak swasta yang perduli sampah yaitu PT. Enviro Pallet dan LSM yang aktif
dalam pengelolaan lingkungan.
Selain itu diberikan juga bantuan prasarana persampahan untuk masyarakat. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap tahun mulai tahun 2013 dan sampai dengan tahun 2015 sudah seluruh
kecamatan mendapatkan pembinaanuntuk pemilahan sampah dari kegiatan GEMAH RIPAH
(Gerakan Masyarakat Mandiri Perduli Sampah), untuk selanjutnya akan dilaksanakan pembinaan
di tingkat yang lebih kecil skala banjar untuk lebih memicu masyarakat dalam pengolahan sampah
secara mandiri.
Selain itu, Kabupaten Tabanan menjadi bagian dari kerjasama persampahan SARBAGITA.
Kerjasama tersebut berupa pengelolaan sampah terpadu yang berlokasi di TPA Suwung-Depasar.
Volume sampah yang perlu diangkut sesuai wilayah pelayanan untuk kabupaten Tabanan rata-rata
60 truk setiap minggu. Kerjasama ini baru dapat kita penuhi mulai September 2008 yang ditarget
sebanyak 25 truk per hari. Kemampuan Kabupaten Tabanan baru dapat memenuhi target tersebut
mulai bulan September 2008 sampai Desember 2008 sebanyak 10 truk per hari. Karena
keterbatasan anggaran maka tahun berikutnya Kabupaten Tabanan baru mampu hanya 2 truk per
hari.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
48
INFRASTRUKTUR PERSAMPAHAN
1. Tempat Pengolahan Akhir (TPA)
TPA DI Kabupaten Tabanan terletak di Dusun Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan
Kerambitan Kabupaten Tabanan. Adapun luasannya mencapai 2,575 Ha dengan menggunakan
system open dumping. TPA di Kabupaten Tabanan sudah ada sejak tahun 1995 dimana kondisi TPA
di Kabupaten Tabanan sudah overload sementara pengadaan lahan masih menjadi kendala. Upaya
yang dilakukan adalah dengan melakukan penataan dan pengelolaan yang sudah mengarah pada
controlled landfill dengan melakukan penimbunan sampah secara berkala. Kondisi disekitar area
TPA Mamdung dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.11. Kondisi TPA Mandung
2. Sarana Penampungan
Sarana penampungan persampahan di Kabupaten Tabanan terdiri dari transdepo, container
dan tempat penampungan sementara. Kondisi beberapa sarana penampungan dapat dilhat
seperti pada gambar 2.11 dan selanjutnya dijelaskan pada table 2.14. Secara umum kondisi
sarana penampungan dalam kondisi baik mengingat selalu dilakukan pemeliharaan. Selain
dilakukan pengadaan dari dana APBD, terdapat pula beberapa bantuan dari CSR seperti
Indomart dan APBD provinsi yang ditempatkan di beberapa tempat-tempat strategis seperti
obyek wisata, pura, pasar dan sekolah-sekolah.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
49
Gambar 2.12. Kondisi Sarana Penampungan Sampah
3. Sarana Pengangkutan
Sarana pengangkutan persampahan di Kabupaten Tabanan umumnya dalam kondisi sedang
dan rusak. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa bantuan CSR dari PLN dan juga
Bank BPD untuk sarana pengangkutan motor sampah. Di samping itu Kabupaten Tabanan
mendapatkan tambahan alat angkut dari hadiah PKPD-PU Cipta Karya tahun 2012 berupa truk
sampah terpilah.
Gambar 2.13. Kondisi Sarana Pengangkutan Sampah
4. Bank Sampah
Sejak tahun 2013 telah dirintis pembentukan bank sampah di Kabupaten Tabanan.
Berdasarkan SK Bupati Nomor Keputusan Bupati Tabanan Nomor
180/507/04HK&HAM/2014 tentang: Pembentukan dan Penetapan Bank Sampah Kabupaten
Tabanan, telah terbentuk 17 (tujuh belas) unit bank sampah. Namun demikian sudah ada
kurang lebih 30-40 bank sampah yang terbentuk namun belum ditetapkan. Keberadaan bank
sampah ini cukup membantu pengurangan sampah dari sumbernya, dimana sebelum sampai
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
50
ke TPA sudah ada pemilahan terlebih dahulu terutama untuk sampah anorganik dan organik.
Beberapa kondisi bank sampah di Tabanan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.14 Bank Sampah di Kabupaten Tabanan
Adapun sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan sebagaimana penjelasan
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
51
Sampah yang terdiri dari sampah organik dan anorganik umumnya langsung dibuang di
penampung sementara seperti tempat penampungan sementara, gerobak, container untuk
selanjutnya diangkut langsung ke TPA. Beberapa warga sudah juga melakukan pemilahan yaitu
antara sampah organik dan anorganik dimana untuk sampah organik akan dibuang atau dilakukan
pengomposan dan untuk sampah anorganik akan dijual atau di daur ulang. Timbunan sampah per
kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.14 Timbunan Sampah per Kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah
Wilayah Perdesaan
Wilayah Perkotaan
Total Wilayah
Perdesaan Wilayah
Perkotaan Total
orang orang orang (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) (%) (M3/hari) Selemadeg 16.327 5.593 21.920 76 40,8 24 14 100 54,8 Kerambitan 20.324 19.693 40.017 51 50,8 49 49,2 100 100 Tabanan 25.821 44.688 70.509 35 64,6 65 111,7 100 176,3 Kediri 17.890 60.423 78.313 23 44,7 77 151 100 195,7 Marga 25.875 18.294 44.169 59 64,7 41 45,7 100 110,4 Baturiti 35.580 17.738 53.318 73 88,9 27 44,3 100 133,2 Penebel 44.278 6.402 50.680 86 110,7 14 16 100 126,7 Pupuan 39.443 3.250 42.693 94 98,6 6 8,1 100 106,7 Selemadeg Barat 20.098 2.101 22.199 91 50,2 9 5,2 100 55,4 Selemadeg Timur 24.215 0 24.215 100 60,5 0 0 100 60,5 Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Sebagaimana diketahui bahwa kecamatan dengan populasi terbanyak di Kabupaten Tabanan yaitu
Tabanan dan Kediri sehingga jumlah timbulan sampah tertinggi didominasi oleh 2 (dua)
kecamatan ini yaitu mencapai 195,7 m3/hari untuk Kecamatan Kediri dan 176,3 m3/hari untuk
Kecamatan Tabanan.
Cakupan akses dan sistem layanan persampahan per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.15 Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan
Nama
Kecamatan
3R Volume sampah yg
terangkut ke TPA
Wilayah
perdesaan
Wilayah
perkotaan
Total Wilayah
Perkotaan
Total
(%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3)
Selemadeg 0,00 0,00 20,00 5,56 20,00 5,56 10,47 6,00 10,47 6,00
Kerambitan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,84 6,00 5,84 6,00
Tabanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 48,50 85,12 48,50 85,12
Kediri 0,00 0,00 20,00 15,01 20,00 15,01 19,20 39,27 19,20 39,27
Marga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,23 6,00 5,23 6,00
Baturiti 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,40 6,00 4,40 6,00
Penebel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,52 6,00 4,52 6,00
Pupuan 0,00 0,00 8,00 7,64 8,00 7,64 0,00 0,00 0,00 0,00
Selemadeg Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,29 6,00 10,29 6,00
Selemadeg Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,45 6,00 9,45 6,00
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
52
Sedangkan kondisi prasarana dan sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tabanan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.16 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Jumlah/ luas total terpakai
Kapasitas /
daya tampung*
Ritasi /hari
Kondisi Ket**
M3 Baik Rusak ringan
Rusak Berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viiii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
- Gerobak Unit 34 √ - - - - Becak/Becak Motor Unit - Kendaraan Pick Up Unit 20 6 1 √ - - -
2 Tempat Penampungan Sementara (TPS)
- Bak sampah (beton/kayu/fiber)
Unit -
- Container Unit 30 6 2 √ - - - - Bin Container Unit 15 - Transfer Depo Unit 6 10 1 √ - - - - Beton/Batako Unit 95 - Transfer Stasiun Unit - - - - - - - - SPA (Stasiun Peralihan
Antara) Unit - - - - - - -
3. Pengangkutan
- Dump Truck Unit 9 √ - Truk Bak terbuka Non
Hidrolik Unit 4
- Arm Roll Truck Unit 7
- Compactor Truck Unit - Truk Sampah Terpilah Unit 1 4 Pengolahan Sampah
- Sistem 3R unit 3 - √ - - -
- Incinerator unit - - - - - - -
5
TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Operasional:lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
1
- Luas total TPA yg terpakai
Ha 2,25 -
-/+ 20thUPT Pengolahan Sampah dan
Lumpur Tinja - Luas sel Landfill Ha - - - Daya tampung TPA (M3/hari) 300 -
6
Alat Berat - Bulldozer unit 1 -
- Whell/truck loader unit 1 - - Excavator / backhoe unit 1 - - Truk tanah unit
7
IPL: Sistem kolam/aerasi/….. Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): - Efluen di Inlet - Efluen di Outlet
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
53
IPL: Instalasi Pengolahan Lindi *daya tampung TPA : m3/tahun **Beri keterangan mengenai umur dan lembaga pengelola
Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan di Kabupaten Tabanan umumnya berfungsi
dengan baik dimana untuk pengumpulan sementara ditampung dengan gerobak (34 unit) dan pick
up (20 unit). Untuk pengangkutan dilayani dengan dump truck (9 unit), truk terbuka non hidrolik
(4 unit), arm roll (7 unit) dan truk sampah terpilah (1 unit) yang semua masih layak untuk
digunakan walaupun dengan usia yang cukup tua dan sudah perlu untuk dilakukan
peremajaan.Adapun pengolahan sampah melalui TPS 3 R sudah terbangun sebanyak 3 unit dan
berfungsi baik.
Kondisi TPA dengan luas 2,575 HA dengan daya tamping 300 m3/hari sudah berumur -/+
20 tahun yang dalam kondisi overload dan mendesak untuk segera dilakukan perluasan dan
revitalisasi TPA. Pegelolaannya sendiri sudah dilakukan pemisahan antara regulator dan operator
dimana dikelola oleh UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja. Peralatan yang tersedia di TPA
juga masih sangat terbatas dimana hanya tersedia bulldozer, truck loader dan eskavator yang
berjumlah masing-masing berjumlah 1 (satu) unit.
Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
54
Gambar 2.16 Peta Cakupan Akses dan Sistem Layanan Persampahan per Kecamatan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
55
Dari peta di atas dapat diketahui bahwa untuk pelayanan persampahan baru mencapai
0,35-9,36 % dari populasi untuk kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan yang bervariasi yaitu
pelayanan yang berbasis masyarakat, layanan langsung, layanan tak langsung dan sistem 3 R.
Pelayanan persampahan masih terfokus di perkotaan yaitu di 2 (dua) kecamatan yaitu Tabanan
dan Kediri serta di obyek-obyek wisata dan pasar-pasar.
(2) Kelembagaan dan Peraturan
Kelembagaan pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan yaitu :
1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Tabanan memiliki 3 (tiga) bidang yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan persampahan yaitu Bidang Persampahan,
Kebersihan dan Pengangkutan.
2. UPT Pengolahan Sampah dan Lumpur Tinja selaku operasional dalam pengelolaan TPA di
Mandung
Adapun peraturan terkait pengelolaan persampahan di Kabupaten Tabanan yaitu :
1. PERDA No. 20 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
2. Peraturan Bupati No. 23 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 20
Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
3. PERDA No. 6 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.
4. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPTD Pengolahan Sampah
dan Lumpur Tinja.
5. Surat Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/507/04/HK&HAM/2014 tentang
Pembentukan dan Penetapan Bank Sampah Kabupaten Tabanan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
56
c. DRAINASE PERKOTAAN
Lokasi genangan dan perkiraan luas genangan (sesuai definisi SPM) pada area terbangun
seperti tabel dan peta dibawah ini:
Tabel 2.17 Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan
No Lokasi Genangan
Wilayah Genangan Infrastruktur*
Luas Ketinggian Lama Frekuensi Penyebab
***
Jenis Keterangan**
(Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun)
1 Perumahan Bukit
Sanggulan Indah
1,5 50 cm 4 jam 2 kali Limpahan air
hujan,
perubahan
fungsi saluran
dari saluran
irigasi ke
drainase
pasangan
batu kali
dalam
kondisi
rusak
Dimensi
tidak cukup,
perlu
sodetan
2 Br. Puseh, Desa
Kediri
4,85 50 cm 3 jam 2 kali Limpahan air
hujan, saluran
tidak cukup
untuk
menampung
air limpahan
permukiman
Pasangan
batu kali
Perlu
integrasi
tersier dan
sekunder
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
*) Infrastruktur dapat terdiri dari saluran drainase (primer dan sekunder) ataupun bangunan pelengkap. Infrastruktur
yang terdapat di dalam kawasan genangan.
**) Dapat berupa informasi terkait panjang saluran, kapasitas pompa, luas kolam retensi dll yang terdapat di dalam
kawasan genangan
***) Merupakan indikasi penyebab dari timbulnya genangan. Indikasi penyebab dapat berasal dari dalam kawasan atau
dapat berasal dari luar kawasan namun masih dalam satu sistem drainase.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
57
1) Sistem dan Infrastruktur
Sistem Drainase di Kabupaten Tabanan pada umumnya masih memanfaatkan sungai
yang ada dan saluran pengairan yang saat ini telah berkembang menjadi saluran drainase
Kota Tabanan. Darinase yang ada saat ini sepanjang 62.901,61 m yang sebagian besar
masih dalam Kota dan Ibu Kota Kecamatan dengan kondisi yang kurang memadai.
Penanganan drainase perkotaan selama ini dihubungkan dengan saluran drainase utama
yang telah ada. Pada titik-titik lokasi tertentu, kawasan perkotaan masih ada genangan
akibat luapan/ limpasan yang disebabkan drainase perkotaannya kurang optimal atau
tidak sesuai lagi dimensi badan saluran karena tekanan terhadap ruang dan lingkungan
untuk kebutuhan perumahan, kawasan jasa dan perdagangan menjadi kawasan terbangun.
Secara garis besar kondisi saluran drainase Kota Tabanan banyak yang mengalami
endapan, aliran air kurang lancar, kemiringan saluran kurang cocok serta kurang serasinya
antara hubungan saluran yang satu dengan yang lainnya, seperti kurang sesuainya
tampang basah saluran yang menyeberang / menyilang jalan seperti gorong-gorong dan
duiker plat, saluran yang terletak dibawah trotoar kurang kurang dapat terkontrol karena
jumlah bak kontrol yang sedikit atau jarak bak kontrol yang terlalu jauh. Pada beberapa
ruas jalan ternyata pembuangan air dari jalan ke saluran drainase kurang terpelihara dan
juga bahkan tidak memiliki saluran drainase tepi, sehingga pengeringan air dari muka
jalan sangat sulit selain hanya dengan penguapan air pada muka jalan saja. Pada lokasi
tertentu ada salurannya dari dimensi besar dan kemudian mengecil (saluran tersier),
sehingga pada saat hujan dengan curah hujan yang agak tinggi akan menggenagi jalan.
Permasalahan yang sering di hadapi adalah kurang optimalnya fungsi drainase yang
ada, mengingat banyak kondisi saluran drainase yang tersedia telah rusak sehingga sering
terjadinya genangan pada saat musim penghujan. Belum tersedianya data base drainase
yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Tabanan juga menjadikan kendala dalam
memberikan penanganan dan pengelolaan drainase.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
58
KONDISI DRAINASE YANG KURANG TERAWAT
KONDISI TROTOAR DAN DRAINASE YANG TERAWAT
Gambar 2.17. Kondisi Prasarana drainase di Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
59
Tabel 2.18 Kondisi Eksisting Sarana DRainase di Kabupaten Tabanan
NO URAIAN KONDISI EXISTING SUB SEKTOR AIR LIMBAH
I PERATURAN DAN STUDI TEKNIS
1 Masterplan Drainase 2012
II KONDISI UMUM
1 Jumlah RT yang dilayani saluran drainase depan rumah
108.000 KK
2 Jumlah yang rumahnya tergenang >30 cm selama 2 jam
520 KK
3 Luas genangan total 6,35 Ha
II KONDISI SARANA PRASARANA
1 Jumlah sumur resapan 278 unit
2 Jumlah biopori 180 unit
No Sistem
Drainase Wilayah Jenis Saluran
Kedalam Saluran
(m)
Lebar (m)
Operasional dan Pemeliharaan
1 Saluran Primer
Tukad Yeh Nusa, Tukad Yeh Empas, Tukad Penahan, Tukad Yeh Dati, Tukad Yeh Sungi
Alamiah 15 -20 10-15
Sistem pengaliran drainase yang digunakan adalah sistem pengaliran gravitasi mengingat topografi Tabanan yang memungkinkan hal itu terjadi dan ditunjang banyaknya DAS yang juga difungsikan sebagai saluran drainase.
2 Saluran Skeunder
Jurusan Pulau Batam
saluran tertutup dengan bentuk saluran Trapsesium
0,4 - 1 0,5 - 15
3 Saluran Tersier
Desa Kediri, Sekitar Jalan Mawar dan Jalan KS Tuban
Saluran terbuka dari Tanah
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tabanan dapat
dilihat sebagai berikut:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
60
Tabel 2.19 Kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kabupaten Tabanan
No Jenis Prasarana /
Sarana Satuan
Bentuk Penam-
pang Saluran*
Dimensi Kondisi Frekuensi Pemeli-haraan
(kali/tahun) B** H*** Ber-fungsi Tdk
berfungsi (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Saluran
1 - S. Primer A m Alamiah 10-
15 15 -20
berfungsi 1
- Saluran Sekunder A1
m saluran tertutup dengan bentuk saluran Trapsesium
0,5 - 15
0,4 - 1
berfungsi 2
- Saluran Sekunder A2 m Saluran
terbuka dari Tanah
Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air unit - Kolam retensi unit
- Trash rack/ saringan
sampah unit
2 - S. Primer B m - Saluran Sekunder B1 m . Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam retensi unit
- Trash rack/ saringan
sampah unit
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Keterangan:
*Bentuk penampang saluran: segi empat atau trapesium **B : lebar dasar saluran ***H: tinggi saluran
Genangan di Kabupaten Tabanan relatif jarang terjadi dikarenakan topografi yang berbukit
sehingga jarang ditemukan genangan dalam waktu yang lama. Beberapa genangan yang terjadi
berada di wilayah permukiman padat yaitu di areal Perumahan Bukit Sanggulan Indah. Selain itu
terdapat juga di Banjar Puseh, Desa Kediri, Kecamatan Kediri yang berada di areal permukiman
padat dan jalur Kediri-Tanah Lot. Lokasi genangan adalah seperti pada peta 2.15
(2) Kelembagaan yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengelolaan drainase di Kabupaten
Tabanan adalah :
1. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tabanan dimana dibagi dalam beberapa bidang :
- Bidang Permukiman menangani drainase permukiman
- Bidang Bina Marga menangani drainase pada jalan-jalan kabupaten
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
61
Sumber : Pokja Snitasi Kabupaten Tabanan
Gambr 2.18 Lokasi Genangan di Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
62
2.4. AREA BERESIKO DAN PERMASALAHAN MENDESAK SANITASI
a. Area berisiko dan permasalahan air limbah domestik
Area beresiko sanitasi untuk air limbah domestik didominasi oleh daerah kumuh
perkotaan yaitu di Tabanan, Kediri, Marga. Demikian juga untuk daerah wisata Tanah Lot
yang sangat beresiko dimana diperlukan penanganan yang lebih intensif dikarenakan
merupakan daerah tujuan wisata dunia yang akan memberikan citra terhadap pengunjung
di daerah wisata tersebut. Area beresiko sanitasi sub-sektor air limbah domestik dapat
dilihat pada gambar dibawah.
Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor air limbah domestik dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.20. Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik
No Area
Berisiko*)
Wilayah prioritas
Air Limbah
1. Risiko 4 Dauh Peken Kediri
Delod Peken Abian Tuwung
Dajan Peken Peken Blayu
Beraban Batan Nyuh
2. Risiko 3 Bajera Beringkit
Baturiti / Baturiti Candi Kuning
Sembung Gede Mengesta
Bongan Biaung
Gubug Babahan
Denbantas Senganan
Wanasari Jatiluwih
Pejaten
Catatan:*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
63
Sumber : Pokja Snitasi Kabupaten Tabanan
Gambar 2.19 Area Beresiko Air Limbah Domestik
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
64
Daftar permasalahan terkait pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 21. Daftar Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik
No.
Permasalahan Mendesak Air Limbah
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis 1 Masyarakat BABS sebanyak : 2.659 KK terutama di perkotaan, kawasan permukiman kumuh
dan area beresiko sanitasi 2 Sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik belum memadai sesuai kebutuhan
dimana sekitar 18,97 % keluarga belum memiliki jamban 3 Kawasan Pantai Tanah Lot sebagai tempat wisata internasional pelayanan sanitasi hanya
mengandalkan MCK umum sedangkan rumah makan dan pertokoan belum memiliki sanitasi dan pengolah limbah yang baik
4 Masih adanya permasalahan sanitasi di di area beresiko sanitasi, kawasan kumuh dan padat penduduk
5 Buangan limbah cair UKM dan limbah peternakan dibuang bersama limbah cair domestik ke saluran umum maupun ke sungai
6. Jumlah truk tinja tidak memadai (1 unit milik Pemda) dan sering rusak namun wilayah pelayanan cukup luas sehingga terbatasnya pelayanan sedot WC oleh Dinas
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi 1. Belum lengkapnya peraturan mengenai pengelolaan air limbah 2 Sebagian besar masyarakat belum mampu dan sadar untuk mengelola limbah dengan baik dan
benar 3 Adanya pengelolaan limbah skala komunal namun belum dilakukan pemantauan secara efektif 4 Sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah belum efektif
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
65
b. Area berisiko dan permasalahan persampahan
Berdasarkan instrumen profil sanitasi adapun area berresiko sanitasi sangat
tinggi sektor persampahan yaitu di Kecamatan Marga, Baturiti dan Pupuan. Namun
demikian, pada umumnya, hampir semua kecamatan memiliki resiko untuk
masalah persampahan yang memiliki resiko tinggi. Area beresiko sanitasi sub-
sektor persampahan di Kabupaten Tabanan dapat gambar berikut.
Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor persampahan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.22 Area berisiko sanitasi Persampahan
No Area Berisiko*)
Wilayah prioritas
Persampahan
1. Risiko 4 Bajera Batan Nyuh Candikuning
Peken Baturiti/Baturiti Pupuan
2. Risiko 3 Serampingan Beraban Jatiluwih
Selemadeg Pandak Gede Sangketan
Antap Pejaten Kebon Padangan
Bajera Tengah Nyitdah Belimbing
Bajera Utara Kukuh Sanda
Tista Beringkit Batungsel
Kerambitan Kuwum Padangan
Meliling Caubelayu Lalang Linggah
Sembung Gede Marga Antosari
Samsam Perean Tengah Tiying Gading
Dauh Peken Luwus Lumbung
Delod Peken Mekarsari Selabih
Dajan Peken Apuan Bengkel Sari
Wanasari Angseri Tegal Mengkeb
Sesandan Batunya Beraban
Buwit Rejasa Tangguntiti
Kediri Mengesta Megati
Banjar Anyar Penebel
Abiang Tuwung Senganan
Catatan:*) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
66
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Peta 2.20. Area Beresiko Persampahan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
67
Daftar permasalahan mendesak untuk persampahan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.23. Daftar Permasalahan Mendesak Persampahan
No.
Permasalahan Mendesak Persampahan
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana
(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan
Teknis
1 74% penduduk belum terlayani pengangkutan sampah
2 Terbatasnya sarana dan prasarana persampahan terutama yang terpilah
3 TPA masih menggunakan sistem open dumping
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan
Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
1 Perda pengelolaan persampahan belum disosialisasikan dengan maksimal dan belum ditindaklanjuti
dengan Peraturan Bupati
2 Pendanaan untuk bidang persampahan masih terbatas
3 Partisipasi masyarakat dan swasta masih rendah dalam pengelolaan sampah
4 Sosialisasi kepada masyarakat belum efektif
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
68
c. Area berisiko dan permasalahan drainase perkotaan
Area beresiko untuk drainase perkotaan berada di wilayah perkotaan yaitu
di Kecamatan Kediri. Genangan yang terjadi berada di wilayah permukiman
padat yaitu di areal Perumahan Bukit Sanggulan. Selain itu terdapat juga di Desa
Kediri yang berada di areal permukiman padat dan jalur Kediri-Tanah Lot. Area
berrisiko drainase dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah.
Daftar wilayah prioritas yang beresiko 4 dan 3 untuk sub-sektor drainase perkotaan
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 2.24 Area berisiko sanitasi Drainase Perkotaan
No Area
Berisiko*)
Wilayah prioritas
Drainase Perkotaan
1. Risiko 4 Dauh Peken Kediri
Delod Peken Banyar Anyar
Dajan Peken
2. Risiko 3 Bajera Baturiti / Baturiti
Baturiti / Kerambitan Candi Kuning
Denbantas Jatiluwih
Pandak Gede Mundeh Kangin
Peken
Catatan: *) Hanya untuk wilayah dengan risiko 4 dan 3
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
69
Gambar 2.21 Area Beresiko Drainase Perkotaan
:
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
70
Daftar permasalahan mendesak untuk drainase adalah sebagai berikut :
Tabel 2.25 Daftar Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan
No.
Permasalahan Mendesak Drainase Perkotaan
Aspek Teknis:
(user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta
Dokumen Perencanaan Teknis
1 Masih terdapat daerah genangan di Kabupaten Tabanan -/+ 6,35 Ha
2 Belum terpenuhinya prasarana drinase sistem primer dan sekunder
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan,
Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
1 Belum adanya peraturan untuk penyelenggaraan drainase
2 Perlunya pengawasan untuk penyelenggaraan drainase
3 Perlu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan drainase
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
71
BAB III
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
3.1. Visi dan misi sanitasi
Sebagaimana Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan Tahun 2011, adapun Visi Sanitasi Tabanan
2011-2015 yaitu :
“Terwujudnya Masyarakat Tabanan yang Sehat Tahun 2015 dengan Pembangunan Sanitasi”
Sedangkan untuk Visi kabupaten sesuai dengan RPJMD Kabupaten Tabanan 2011-2015 yaitu :
“Terwujudnya Masyarakat Tabanan Sejahtera, Aman dan Berprestasi
(TABANAN SERASI)”
Berdasarkan perkembangan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan dalam kurun waktu -/+
5 (lima) tahun sebagaimana visi yang telah ditetapkan sebelumnya, perlu disesuaikan kembali
sesuai dengan situasi dan kondisi serta arahan-arahan tujuan pembangunan baik dari pusat dan
daerah.
Adapun visi dan misi sanitasi Tabanan untuk 5 (lima) tahun ke depan 2016-2020 adalah:
“Kabupaten Tabanan yang Sehat Melalui Layanan Sanitasi Layak Tahun 2020”
Untuk selanjutnya visi dan misi dijabarkan pada tabel berikut :
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
72
Tabel 3.1 Tabel Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota
Visi Kab/Kota Misi Kab/Kota Visi Sanitasi Kab/Kota Misi Sanitasi Kab/Kota
Terwujudnya
Masyarakat Tabanan
Sejahtera, Aman dan
Berprestasi
(TABANAN SERASI)
Misi RPJMD terkait
pembangunan
Sanitasi :
1. Mewujudkan Masyarakat Tabanan yang Memiliki Nilai Kecerdasan, Derajat Kesehatan yang Tinggi, dan Berakhlak Mulia.
2. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Masyarakat Tabanan Berbasis Sumber Daya Alam dan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Terwujudnya Kabupaten
Tabanan yang Sehat
Melalui Layanan Sanitasi
Layak Tahun 2020
Misi Air Limbah Domestik:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah yang layak
2. Meningkatnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah domestik
Misi Persampahan
1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana persampahan yang layak
2. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dapat mengurangi volume sampah menuju tempat pemrosesan akhir (TPA)
3. Meningkatnya nilai ekonomis sampah
Misi Drainase Perkotaan
1. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana drainase perkotaan yang layak
2. Berkurangnya genangan di Kabupaten Tabanan
Sumber : RPJMD Kabupaten Tabanan dan hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
73
3.2. Pentahapan pengembangan sanitasi
Dalam pentahapan pengembangan sanitasi didasarkan pada sistem dan zonasi
mencakup tahapan pengembangan sanitasi untuk masing-masing sektor yaitu air limbah,
persampahan dan drainase. Selanjutnya akan dirumuskan tujuan dan sasaran
pembangunan sanitasi dan skenario pencapaian sasaran.
3.2 1 Tahapan pengembangan sanitasi
1. Air Limbah Domestik
Untuk pengembangunan sanitasi sektor air limbah dapat dilihat pada gambar 3.1 dan tabel 3.2
berikut :
Berdasarkan Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik pengembangan
diarahkan dalam 3 tahapan yaitu :
1. Tahap I yaitu Penanganan Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Jangka Pendek dimana
diarahkan pada area berresiko sangat tinggi yang mendesak untuk ditangani yaitu meliputi
area di Kecamatan Tabanan,Kediri dan Kerambitan yang dikembangkan melalui sistem on
site dan offsite.
2. Tahap II yaitu Penanganan Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Jangka Menengah
dimana diarahkan pada area berresiko tinggi yaitu meliputi area di bagian utara dari
Kabupaten Tabanan yang meliputi Kecamatan Baturiti, Penebel, Marga, yang
dikembangkan melalui sistem on site dan offsite.
3. Tahap III yaitu Penanganan Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Jangka Panjang dimana
diarahkan pada area berresiko rendah yaitu meliputi area di bagian selatan dari Kabupaten
Tabanan yang meliputi Kecamatan Pupuan, Selemadeg Barat, Selemadeg dan Selemadeg
Timur yang akan lebih banyak dikembangkan melalui sistem on site.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
74
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tabanan
Gambar 3.1 Peta Zona Tahapan Pengembangan Air Limbah
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
75
Adapun Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut
:
Tabel 3.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Tabanan
No Sistem Cakupan layanan
eksisting* (%)
Target cakupan layanan* (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
(a) (b) € (d) € (f)
Wilayah Perdesaan
A Buang Air Besar Sembarangan
(BABS)** 1,89% 1% 0,5% 0%
B Sistem PengAnalisa Air Limbah
Setempat (Onsite)
1 Cubluk dan sejenisnya***. 1% 0,5% 0% 0%
2 Tangki septik 97,11% 98,95% 99,5% 100%
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 0% 0% 0% 0%
2 IPAL komunal 0% 0% 0% 0%
3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0%
D Sistem PengAnalisa Air Limbah
Terpusat (Off-site) 0% 0% 0% 0%
Subtotal 100% 100% 100% 100%
Wilayah Perkotaan
B Sistem PengAnalisa Air Limbah
Setempat (Onsite)
A Buang Air Besar Sembarangan
(BABS)** 0,47% 0,25% 0% 0%
1 Cubluk dan sejenisnya***. 1% 0,5% 0% 0%
2 Tangki septik 87,11% 94,62% 83,88% 70,61
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 3% 3% 3% 3%
2 IPAL komunal 8,42% 1,63% 8,12% 16,39%
3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0%
D Sistem PengAnalisa Air Limbah
Terpusat (Off-site) 0% 0% 5% 10%
Subtotal 100% 100% 100% 100%
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Tabanan
Keterangan: *) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silakan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi. **) Buang air besar di kebun, kolam, sawah, sungai dll. ***)Termasuk di dalamnya adalah jamban yang tidak memiliki fasilitas pengAnalisa (dibuang langsung ke lingkungan).
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
76
Untuk wilayah perdesaan, untuk prilaku BABS (1,89%) dan penggunakaan cubluk (1%)
diharapkan berangsur-angsur akan berkurang dan tuntas dalam waktu jangka panjang. Sedangkan
untuk skala rumah tangga dtargetkan akan semua terlayani tangki septik sampai dengan 100%.
Untuk wilayah perkotaan dimana masih ada prilaku BABS (0,47%) diharapkan pada jangka
pendek sudah dapat dituntaskan. Untuk sistem yang terbangun yaitu melalui tangki septic, MCK ++,
IPAL Komunal dan juga sistem terpusat melalui IPAL skala kawasan akan dilaksanakan secara
bertahap baik dari jangka waktu pendek, menengah dan panjang, sehingga untuk keseluruhan akan
dapat dilayani dengan sistem-sistem tersebut.
2. Persampahan
Untuk pengembangunan sanitasi sektor persampahan dapat dilihat pada gambar 3.2 dan tabel 3.3
berikut :
Berdasarkan Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik pengembangan
diarahkan dalam 3 tahapan yaitu :
1. Tahap I yaitu Penanganan Cakupan Layanan Persampahan dimana diarahkan pada area
berresiko sangat tinggi yang terfokus di Kecamatan Tabanan dan Kediri dan di beberapa
daerah kumuh yang juga memiliki resiko sangat tinggi yaitu di sebagian Kecamatan Marga,
Baturiti, Selemadeg dan Pupuan melalui penanganan langsung, tidak langsung, dikelola
sendiri oleh masyarakat dan melalui 3 R.
2. Tahap II yaitu Penanganan Cakupan Layanan Persampahan Jangka Menengah dimana
diarahkan pada area berresiko tinggi yaitu meliputi area di Kecamatan Marga, Baturiti,
Selemadeg dan Kerambitan. bagian utara dari Kabupaten Tabanan yang meliputi
Kecamatan Baturiti, Penebel, Marga, yang melalui penanganan langsung, tidak langsung,
dikelola sendiri oleh masyarakat dan melalui 3 R.
3. Tahap III yaitu Penanganan Cakupan Layanan persampahan untuk seluruh kecamatan
melalui penanganan langsung, tidak langsung, dikelola sendiri oleh masyarakat dan melalui
3 R.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
77
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Gambar 3.2 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan persampahan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
78
Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Tabanan
No Sistem
Cakupan
layanan
eksisting(1) (%)
Cakupan layanan (%)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
(a) (b)
(c)
(d) (e) (f)
Wilayah Perkotaan
A Prosentase sampah yang terangkut 25% 55% 75% 100%
1 Penanganan langsung (direct)(2) 5 % 10% 15% 25%
2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3) 20% 45% 60% 75%
B Dikelola mandiri oleh masyarakat
atau belum terlayani(5) 45% 40% 25% 0
C 3R 5 % 25% 50% 100%
Wilayah Perdesaan
A Prosentase sampah yang terangkut 3 % 40% 75% 100%
1 Penanganan langsung (direct)(2) 10% 10% 15% 25%
2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3) 40% 45% 60% 75%
B Dikelola mandiri oleh masyarakat
atau belum terlayani(5) 50% 45% 25% 0
C 3R 5 % 25% 50% 100%
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan Keterangan: 1) Cakupan layanan dapat didekati dengan prosentase sampah yang terkumpul dan terangkut atau jumlah penduduk
yang mendapatkan layanan dibagi total penduduk administratif. Untuk cakupan layanan eksisting (kolom c) silakan mengacu pada data yang telah dimasukkan dalam Instrumen Profil Sanitasi.
2) Penanganan langsung adalah pelayanan sampah berdasarkan sistem pengangkutan menggunakan truk langsung dari rumah ke rumah kemudian dibuang ke TPA.
3) Penanganan tidak langsung adalah pelayanan sampah dimana sampah diangkut menuju TPS kemudian dari TPS akan diangkut ke TPA dengan truk.
4) Apabila data terkait penanganan langsung dan penanganan tidak langsung tidak tersedia, maka silakan langsung diisikan di baris prosentase sampah terangkut (yang seharusnya adalah penjumlahan dari penanganan langsung dan tidak langsung).
5) Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah wilayah yang belum mendapatkan pelayanan sampah yang terlembaga sehingga pengelolaan sampah masih dilakukan sendiri oleh masyarakat (dikubur, dibakar dll) maupun dikelola oleh KSM atau kelurahan.
Pelayanan persampahan di Kabupaten Tabanan masih relatif kecil yaitu prosentase yang terangkut
sekitar 28 %. Namun sudah ada beberapa penanganan secara mandiri terutama melalui 3 R
walaupun masih relatif kecil yaitu 5 % di wilayah perkotaan dan perdesaan. Untuk pentahapannya
akan diupayakan untuk dilayani secara langsung maupun tidak langsung dan pengelolaan melalui 3
R sampai dengan 100 % dalam jangka panjang untuk seluruh wilayah perkotaan dan perdesaan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
79
3. Drainase
Untuk pengembangunan sanitasi sektor air limbah dapat dilihat pada gambar 3.3 dan tabel 3.4
berikut :
Berdasarkan Peta zona dan sistem tahapan pengembangan air limbah domestik pengembangan
diarahkan dalam 3 tahapan yaitu :
1. Tahap I yaitu Penanganan genangan pada zona satu yaitu area berresiko sangat tinggi yang
berada di Perumahan Bukit Sanggulan Indah, Desa Banjayanyar, Kecamatan Kediri yang
diharapkan dapat ditangani sekaligus dan juga areal perkotaan Tabanan.
2. Tahap II yaitu Penanganan genangan pada zona dua yaitu area berresiko sangat tinggi yang
berada di Banjar Puseh, Desa Kediri, Kecamatan Kediri dan juga di area beresiko tinggi yang
meliputi beberapa kawasan kumuh di Kabupaten Tabanan yaitu Di Kecamatan Selemadeg
(Bajera), Kerambitan (Baturiti), Tabanan (Denbantas), Kediri (Pandak Bandung), Marga
(Kukuh dan Peken), Baturiti (Baturiti dan Candi Kuning), Penebel (Jatiluwih).
Penanganan genangan di Kabupaten Tabanan diharapkan dapat ditangani dalam dua tahap
sehingga Kabupaten Tabanan dapat terbebas dari genangan di tahun 2019.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
80
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Gambar 3.3 Peta zona dan sistem tahapan pengembangan drainase
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
81
Tabel 3.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Tabanan
No Titik Genangan di Area
Permukiman
Luas genangan
eksisting di Area
Permukiman
(ha)
Pengurangan luas genangan (ha)
Jangka
pendek
Jangka
menengah
Jangka
panjang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
1 Perumahan Bukit Sanggulan
Indah
1,5 1,5 0 0
2 Br. Puseh, Desa Kediri 4,85 0 4,85 0
TOTAL 6,35 1,5 4,85 0
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa tahapan penanganan genangan di Kabupaten
Tabanan akan diprioritaskan pada area 1 yaitu Perumahan Bukit Sanggulan Indah, Desa
Banjaranyar, Kecamatan Kediri karena areal yang ditangani relatif kecil sedangkan areal
tersebut sudah padat dengan permukiman penduduk dan lalu lintas relatif padat sehingga
mendesak untuk dilakukan perbaikan.
Untuk tahap selanjutnya adalah penanganan di Banjar Puseh, Desa Kediri Kecamatan Kediri
dimana areal yang ditangani relatif lebih besr sehingga dibutuhkan perencanaan yang lebih
matang dan perkiraan biaya yang lebih tinggi sehingga kemungkinan besar dibuthkan
pendanaan dari pihak pusat mengingat kondisi keuangan Kabupaten Tabanan yang relatif
kecil.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
82
3.2.2 Tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi
Berdasarkan penjabaran visi dan misi serta pentahapan pengembangan sanitasi dapat
dirumuskan tujuan dan sasaran yang mengacu pada kebijakan yang telah ada sebelumnya
baik di tingkat nasional, provinsi dan daerah serta hasil dari analisis tahapan
pengembangan sanitasi.
Tujuan dan sasaran pembangunan Sanitasi untuk ketiga sektor dapat dilihat pada tabel 3.5,
3.6, 3.7 berikut.
Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi :
Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3)
1. Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas air limbah yang memadai
1. Menurunnya BABS menjadi 0 KK di Tahun 2019
KK BABS = 2.659 KK
2. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019
2. Tersedianya prasarana dan sarana sistem pengelolaan air limbah setempat (on site)dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100% RT di tahun 2019
Belum memiliki jamban = 18,97 %
IPAL Komunal = 28 unit
3. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah terpusat (off site) yang sesuai standar di DTW Tanah Lot dan Tabanan Kota di tahun 2019
3. Terwujudnya pengelolaan limbah domestik dengan skala kawasan di area beresiko sanitasi ,kawasan kumuh atau ibu kota kecamatan dan kawasan DTW Tanah Lot pada tahun 2019
IPAL Kawasan = 0 unit
4. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah ternak (on site) yang sesuai standar hingga 100 % 2019
4. Terkelolanya limbah industri dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan
Limbah industri (perhotelan) = 1 unit
(Hotl Pan Pasific)
5. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah industri yang sesuai standar hingga 100 % 2019
5. Terkelolanya limbah ternak dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan
Limbah ternak = belum ada data
6. Meningkatan pelayanan dengan penambahan armada, SDM dan kapasitas IPLT
6. Terlayaninya penyedotan kakus dengan lancar
Armada truk tinja = 1 unit IPLT = 1 unit , 0,5 Ha, 27,4 m3 (4
unit = 109,6 m3)
7. Meningkatkan pengelolaan air limbah melalui peraturan pendukung pengelolaan air limbah
7. Tersusunnya Perda dan peraturan lainnya tentang Pengelolaan Air Limbah
1 Perda, 3 Perbup
8. Meningkatnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah Domestik
8. Terwujudnya rumah sehat ber-PHBS di atas 90% di kabupaten Tabanan tahun 2019
Rumah ber-PHBS = 70,35%
9. Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis
Belum ada data
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
83
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3)
desa pekraman 9. Memonitor keberlanjutan
pengelolaan IPAL komunal yang telah dibangun
10. Mendorong pelaksanaan keberlanjutan pengelolaan IPAL Komunal terbangun
Monitoring = dilaksanakan secara
insidentil
10. Menyebarluaskan informasi tentang sanitasi dan pentingnya pengelolaan air limbah
11. Tersebarnya informasi akan pentingnya sanitasi dan pengelolaan air limbah
Pentas wayang = 1 kali
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Tabel 3.6 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi :
Persampahan
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3) 1. Meningkatkan cakupan layanan
persampahan sampai 100% di Kecamatan Tabanan, Kediri dan Kerambitan tahun 2019
1. Terlayaninya angkutan persampahan untuk 3 (tiga) kecamatan prioritas yaitu Tabanan, Kediri dan Kerambitan 100% di tahun 2019
Pelayanan = 28 % di 2 kecamatan
2. Penyediaan sarana dan pengelolaan persampahan sesuai standar
2. Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT dengan 3R dan composting
TPST 3R = 3 unit
3. Penerapan sistem sesuai standar 3. Terwujudnya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
Open dumping
4. Tertanganinya gas metan di TPA Belum terdata 5. Berfungsinya kolam leachate dengan
baik Belum berfungsi
6. Tertanganinya sampah B3 di TPA Belum tertangani 4. Meningkatkan pengelolaan
persampahan melalui peraturan pendukung pengelolaan persampahan
7. Tersusunnya Peraturan Bupati sebagai pelaksanaan Perda Pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis sampah RT
Perbup Pelaksanaan Perda 6/2013 = belum ada
5. Meningkatkan pendanaan sektor persampahan melalui dana hibah/CSR
8. Tergalinya dana hibah dan CSR untuk pengelolaan persampahan
3 instansi
6. Masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan secara mandiri
9. Terwujudnya kelompok bank sampah di Kabupaten Tabanan
17 bank sampah
7. Melaksanakan pengelolaan persampahan melalui kerja sama
10. Terwujudnya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas s.d 2020
1 program
8. Melaksanakan pengelolaan lingkungan khusunya sampah melalui pendekatan terhadap lembaga adat
11. Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman
Belum ada data
9. Meningkatkan keperdulian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan
12. Seluruh area berresiko sanitasi persampahan di 3 (tiga) kecamatan prioritas dapat melakukan pengAnalisa sampah secara mandiri
TPST 3 R = 3 unit Bank sampah = 17 unit
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
84
Tabel 3.7 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Sanitasi : Drainase
Tujuan Sasaran Data dasar
(1) (2) (3)
1. Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi sistem drainase pada jalan raya, permukiman dan perumahan di daerah genangan
1. Mengatasi daerah genangan sampai 2019
Daerah genangan = 2 lokasi
2. Meningkatkan fungsi drainase /trotoar sebagaimana mestinya
2. Terwujudnya sistem drainase terintegrasi, tertata dengan baik hingga 100% di tahun 2019
Sistem terintegrasi = +/-60%
3. Melaksanakan penyelenggaraan drainase sesuai aturan yang berlaku
3. Tersedianya peraturan daerah untuk penyelenggaraan drainase
Peraturan = 0
4. Meningkatkan pengawasan fungsi drainase lingkungan
4. Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak timbul genangan di 2 daerah genangan
Daerah genangan = 2 lokasi
5. Meningkatkan swadaya masyarakat dalam mengelola drainase
5. Terwujudnya peningkatan kesadaran swadaya masyarakat dalam mengelola drainase
Belum terlaksana dengan baik
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
3.2.3 Skenario Pencapaian Sasaran
Skenario pencapaian sasaran jangka menengah dalam rencana peningkatan akses untuk
setiap tahun selama 5 tahun disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Skenario Pencapaian Sasaran Jangka Menengah
Komponen Tahun
2011 2014 2016 2017 2018 2019 2020
Air Limbah Domestik 35% 61,5% 70% 80% 90% 100% 100%
Persampahan 6% 28% 46 % 60% 75% 85% 100%
Drainase Perkotaan 50% 35% 30% 25% 20% 15% 0% Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Dari table di atas diharapkan sampai dengan tahun 2020, cakupan layanan air limbah
domestik dan persampahan dapat mencapai 100%, sedangkan untuk penanganan
genangan menjadi 0% di tahun 2020.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
85
3.3 Kemampuan Pendanaan Sanitasi Daerah
Pendanaan Sanitasi di Kabupaten Tabanan sudah mencakup seluruh sektor sanitasi yaitu air
limbah, persampahan dan drainase dengan prosentase yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan
urgensi dan prioritas penanganan dan kemampuan keuangan daerah.Untuk Pertumbuhan
Pendanaan APBD Kabupaten Tabanan untuk Sanitasi dalam kurun waktu lima tahun terakhir
adalah seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.9. Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Tabanan untuk Sanitasi
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.)
Rata-rata
Pertum-buhan 2010 2011 2012 2013 2014
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
4,809,464,590
5,715,619,493
13,806,120,600
15,670,190,346
16,605,298,261
0.45
1.1 Air Limbah Domestik
1,107,400,000
1,128,848,000
1,674,437,200
2,177,651,400
2,236,964,311
0.08
1.2 Sampah rumah tangga
3,180,364,590
4,136,771,493
8,083,635,400
8,472,219,700
9,154,250,451
0.35
1.3 Drainase perkotaan
521,700,000
450,000,000
3,850,000,000
1,711,094,000
3,495,000,000
1.98
1.4 PHBS
-
-
198,048,000
3,309,225,246
1,719,083,500
3.81
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
1,107,400,000
1,128,848,000
2,528,214,600
3,450,853,900
3,702,847,762
0.42
2.1 DAK Sanitasi
1,107,400,000
1,128,848,000
1,424,437,200
2,082,651,400
1,896,024,511
0.16
2.2 DAK Lingkungan Hidup
-
-
1,103,777,400
1,368,202,500
1,806,823,251
0.14
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman
-
-
-
-
-
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
4 Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
3,702,064,590
4,586,771,493
11,277,906,000
12,219,336,446
12,902,450,499
0.46
Total Belanja Langsung
188,090,973,650
101,494,342,730
337,372,346,000
389,388,737,62
0
429,042,607,000
0.53
% APBD murni terhadap Belanja Langsung
1.97
4.52
3.34
3.14
3.01
0.23
Sumber : APBD Kabupaten Tabanan Tahun 2010-2014, diolah
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
86
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan Belanja APBD Murni Sanitasi
dalam lima tahun terakhir adalah sekitar 0,45 % dengan persentase belanja sanitasi terhadap
belanja langsung rata-rata tiap tahun mencapai 0,23 %. Dari tabel di atas diketahui pula bahwa
pembiayaan tertinggi dari ketiga sub sektor sanitasi adalah pada sektor persampahan yang
berkisar antara Rp 7-9 Milyar pada tiga tahun terakhir.
Namun demikian, pertumbuhan belanja total sanitasi dari tahun ke tahun menunjukkan sedikit
peningkatan walaupun dari segi jumlah nominal meningkat cukup tinggi yang mencapai Rp 1-2
milyar setiap tahunnya.
Berdasarkan perkembangan pertumbuhan pendanaan sanitasi lima tahun terakhir, dapat
diperkirakan besaran pendanaan sanitasi ke depan adalah seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke Depan
No Uraian
Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.)
Total Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020
1
Perkiraan
Belanja
Langsung
471.946.867.700
495.544.211.085
520.321.421.639
546.337.492.721
573.654.367.357
2.607.804.360.503
2
Perkiraan
APBD Murni
untuk Sanitasi
18.265.828.088
19.179.119.492
20.138.075.467
21.144.979.240
22.202.228.202
100.930.230.488
3
Perkiraan
Komitmen
Pendanaan
Sanitasi
18.448.486.368
19.370.910.687
20.339.456.221
21.356.429.032
22.424.250.484
101.939.532.793
Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa
Berdasarkan tabel di atas dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan belanja langsung dan APBD
murni untuk pendanaan sanitasi meningkat -/+ 0,05 % per tahun. Sehingga sampai dengan tahun
2020, perkiraan APBD murni untuk sanitasi diperkirakan mencapai -/+ Rp 100 Milyar. Dari hal ini
diharapkan masih ada tambahan dari sektor swasta dan hibah sehingga diperkirakan komitmen
pendanaan sanitasi akan mencapai Rp 101 Milyar sampai dengan tahun 2020.
Untuk pendanaan operasional atau pemeliharaan dan investasi sanitasi di Kabupaten
Tabanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
87
Tabel 3.11 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk
Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumb
uhan
rata-rata 2010 2011 2012 2013 2014
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah
Domestik 0 0 0 0 240.939.800 0,000
1.1.1 Biaya operasional /
pemeliharaan
240.939.800 0,000
1.2 Sampah rumah
tangga
3.180.364.590
4.136.771.493
5.410.183.000
7.004.017.200
7.012.427.200 0,226
1.2.1
Biaya
operasional/pemeli
haraan
3.180.364.590
4.136.771.493
5.410.183.000
7.004.017.200
7.012.427.200 0,226
1.3 Drainase
Perkotaan
475.000.000
450.000.000
500.000.000
500.000.000
550.000.000 0,040
1.3.1
Biaya
operasional/pemeli
haraan
475.000.000
450.000.000
500.000.000
500.000.000
550.000.000 0,040
Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kebutuhan operasional persampahan paling tinggi
dibandingkan sektor lainnya. Demikian pula dari segi pertumbuhannya menunjukkan bahwa
sektor persampahan menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar dari sektor lainnya yaitu dengan
rata-rata mencapai 0,226 % dalam lima tahun terakhir. Untuk sektor air limbah baru terlihat di
tahun 2014 karena sebelumnya masih bergabung dengan dana operasional limbah padat atau
persampahan. Seiring dengan telah terbentuknya UPT Pengolahan Sampah dan Air Limbah, untuk
dana opeasional juga sudah diporsikan untuk masing-masing sektor.
Untuk Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten/Kota untuk Kebutuhan
Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
88
Tabel 3.12 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Tabanan untuk Kebutuhan
Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020
No Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total
Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020
1 Belanja
Sanitasi
8.583.703.700
9.012.888.885
9.463.533.329
9.936.709.996
10.433.545.495
47.430.381.405
1.1 Air Limbah
Domestik
265.033.780
278.285.469
292.199.742
306.809.730
322.150.216
1.464.478.937
1.1
.1
Biaya
operasional /
pemeliharaan
265.033.780
278.285.469
292.199.742
306.809.730
322.150.216
1.464.478.937
1.2
Sampah
rumah
tangga
7.713.669.920
8.099.353.416
8.504.321.087
8.929.537.141
9.376.013.998
42.622.895.562
1.2
.1
Biaya
operasional/p
emeliharaan
7.713.669.920
8.099.353.416
8.504.321.087
8.929.537.141
9.376.013.998
42.622.895.562
1.3 Drainase
Perkotaan
605.000.000
635.250.000
667.012.500
700.363.125
735.381.281
3.343.006.906
1.3
.1
Biaya
operasional/p
emeliharaan
605.000.000
635.250.000
667.012.500
700.363.125
735.381.281
3.343.006.906
Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendanaan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten
Tabanan untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020
mencapai Rp 47 Milyar dimana untuk sektor air limbah domestik mencapai Rp 1,4 Milyar, Sampah
rumah tangga mencapai Rp 42,6 Milyar dan sektor drainase mencapai Rp 3,3 Milyar.
Berdasarkan uraian di atas perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Tabanan dalam mendanai
program/kegiatan SSK dapat dilihat pada tabel berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN
89
Tabel 3.13. Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Tabanan dalam Mendanai
Program/Kegiatan SSK
No Uraian
Pendanaan (Rp.) Total
Pendanaan 2016 2017 2018 2019 2020
1
Perkiraan
Kebutuhan
Operasional /
Pemeliharaan
8.583.703.700
9.012.888.885
9.463.533.329
9.936.709.996
10.433.545.495
47.430.381.405
2
Perkiraan
APBD Murni
untuk Sanitasi
18.265.828.088
19.179.119.492
20.138.075.467
21.144.979.240
22.202.228.202
100.930.230.488
3
Perkiraan
Komitmen
Pendanaan
Sanitasi
18.448.486.368
19.370.910.687
20.339.456.221
21.356.429.032
22.424.250.484
101.939.532.793
4
Kemampuan
Mendanai SSK
(APBD Murni)
(2-1)
9.682.124.388
10.166.230.607
10.674.542.137
11.208.269.244
11.768.682.706
53.499.849.082
5
Kemampuan
Mendanai SSK
(Komitmen) (3-
1)
9.864.782.668
10.358.021.802
10.875.922.892
11.419.719.037
11.990.704.988
54.509.151.387
Sumber : APBD Kabupaten Tabanan dan analisa
Dari tabel di atas, kemampuan APBD murni dalam mendanai SSK dalam 5 (lima) tahun ke depan
diperkirakan mencapai Rp 53 Milyar dengan komitmen mencapai Rp 54,5 Milyar yang
diperkirakan dari pendanaan lainnya.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 90
BAB IV
STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI
4.1. Air limbah domestik
Berdasarkan analisis hasil SWOT yang menginventarisir kekuatan, kelemahan,
tantangan dan ancaman, adapun strategi untuk pengembangan air limbah domestik
selama 5 (lima) tahun ke depan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Penjelasan Strategi Pengembangan Air Limbah
NO STRATEGI PENJELASAN
1 Pemicuan terhadap
penduduk yang masih BABS
dengan memberikan
pemahaman tentang
lingkungan bersih dan sehat
dengan kepemilikan jamban
sehat.
Masih ada masyarakat BABS sebanyak : 2.659 KK terutama di
perkotaan, kawasan permukiman kumuh dan area beresiko
sanitasi sehingga dalam rangka mendukung salah satu arah
pembangunan nasional dimana salah satu sasarannya yaitu
akses sanitasi layak 100% di tahun 2019 diperlukan upaya-
upaya untuk mencapai sasaran tersebut salah satunya melalui
pemicuan terhadap masyarakat yang masih BABS.
2 Mengoptimalkan fasilitas
pengolahan air limbah
permukiman setempat dan
terpusat untuk area
beresiko sanitasi
Dengan telah terbangunnya fasilitas pengolahan air limbah
permukiman baik yang sifatnya setempat maupun terpusat
diperlukan upaya-upaya untuk menjaga agar fasilitas yang
sudah terbangun dapat memberikan manfaat optimal bagi
masyarakat dan dilakukan pemeliharaan secara rutin baik
dengan penyedotan secara berkala ataupun pemeliharaan
fasilitas.
Demikian pula untuk sistem terpusat, diperlukan kesadaran
kelompok-kelompok swadaya masyarakat tersebut dalam
pemeliharaan secara rutin dan keberlangsungan
pemanfaatan fasilitas yang sudah terbangun
3 Perbaikan dan peningkatan
kepemilikan jamban dan
tangki septik melalui
penyediaan sarana dan
prasarana air limbah
domestik yang sesuai
dengan standar
Adanya prilaku BABS di Kabupaten Tabanan menjadikan
sektor air limbah harus bekerja keras untuk mewujudkan
kabupaten dengan SBS 100%
Bagi masyarakat yang masih BABS perlu dilakukan
pemicuan sehingga dapat mengubah prilakunya dan
menyediakan sarana air limbah yang sesuai dengan standar.
Di samping itu, penyediaan sarana diperlukan terutama bagi
masyarakat kurang mampu
4 Penyebarluasan tangki
septic standar
Pengelolaan air limbah masih dianggap sebelah mata oleh
masyarakat dengan prilaku-prilaku yang jauh dari prilaku
hidup bersih dan sehat. Sehingga diperlukan penyadaran
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 91
NO STRATEGI PENJELASAN
masyarakat khususnya untuk pengelolaan air limbah
domestik.
Demikian pula dalam hal pengelolaannya untuk fasilitas
yang sudah ada, sehingga diperlukan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan air limbah minimal bagi lingkungan
sendiri sehingga pada nantinya akan menular ke tingkat
banjar dan seterusnya.
Adanya sistem setempat yang sudah dibangun masyarakat
perlu dilakukan pengecekan atau pendataan untuk
mengetahui apakah tangki septic yang telah terbangun
sudah sesuai standar.
5 Peningkatan kualitas dan
sarana sanitasi di Kawasan
Wisata Tanah Lot
Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus Tanah Lot merupakan
salah satu tujuan wisata internasional yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri, sehingga
menjadi perhatian dunia. Pengelolaan lingkungan di
kawasan tersebut menjadi sangat penting melihat
kunjungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pengelolaan lingkungan khususnya air limbah sangat
penting mengingat kawasan tersebut tidak saja berfungsi
sebagai kawasan wisata namun juga kawasan suci dimana
terdapat Pura Luhur Tanah Lot dan pura-pura lainnya di
sekitarnya.
Untuk itu diperlukan pengelolaan air limbah yang baik dan
dapat mencakup skala kawasan sehingga lebih mudah untuk
dikelola dimana di kawasan tersebut juga sudah dikelola
dengan baik oleh Badan Pengelola DTWK Tanah Lot.
6 Peningkatan kualitas dan
sarana sanitasi di area
berresiko sanitasi, kawasan
kumuh dan padat penduduk
Dalam rangka mendukung pencapaian akses universal
khususnya dalam pemenuhan akses sanitasi, diperlukan
peningkatan kualitas sarana sanitasi khususnya pada area
berresiko sanitasi, kawasan kumuh dan padat penduduk
dengan inovasi-inovasi teknologi seperti peningkatan kualitas
skala kawasan di area tersebut.
7 Penyediaan prasarana
pengolah limbah ternak
Industri ternak cukup banyak terdapat di Bali, mengingat hal
ini dapat dilakukan secara professional dan juga sebagai
sambilan dan dikelola cukup dekat dengan permukiman.
Pengelolaan limbah ternak belum dikelola dengan baik oleh
masyarakat, sehingga perlu pengelolaan dengan baik
sehingga tidak mencemari lingkungan khususnya yang dekat
dengan permukiman penduduk.
8 Penyediaan prasarana
pengolah limbah industri,
UKM, RPH
Selain limbah ternak, limbah industri terutama industri
rumah tangga belum dikelola dengan baik dan cukup
mencemari lingkungan karena dikelola di tingkat rumah
tangga di permukiman penduduk. Untuk menghidari
pencemaran lingkungan akibat limbah industri, UKM maupun
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 92
NO STRATEGI PENJELASAN
RPH ini diperlukan pengelolaan limbah industry denganbaik
sehingga tidak mencemari lingkungan.
9 Peningkatan pelayanan
dengan penambahan
armada, SDM dan kapasitas
IPLT
Pelayanan sektor air limbah perlu didukung dengan sarana
dan prasarana yang memadai. IPLT sebagai salah satu simpul
pengelolaan air limbah perlu didukung untuk dapat
memberikan pelayanan meliputi seluruh wilayah kabupaten.
Hal ini meliputi penambahan armada, penyediaan SDM yang
cakap dan juga kapasitas IPLT yang dapat mendukung kinerja
IPLT dengan baik.
10 Peningkatan Pelayanan Air
Limbah melalui Layanan
Lumpur Tinja Terjadwal
(LLTT)
Dalam rangka pemenuhan akses universal khususnya
pemenuhan akses sanitasi, perlu peningkatan pelayanan
khususnya air limbah melalui inovasi salah satunya melalui
pelayanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT)
Melalui LLTT diharapkan pengelolaan air limbah di tingkat
masyarakat dapat lebih tertib, terkelola dengan baik dan
pelayanan kepada masyarakat dapat lebih ditingkatkan baik
melalui pelayanan pemerintah maupun dari pihak swasta.
11 Penyiapan peraturan
sebagai dasar dalam
pelaksanaan pengelolaan
air limbah
Kabupaten Tabanan belum memiliki peraturan khusus
mengenai pengelolaan air limbah. Untuk itu diperlukan
peraturan sebagai dasar dalam pelaksanaan pengelolaan air
limbah. Peraturan tersebut penting memuat mengenai Sistem
Pengelolaan Air Limbah, sarana sesuai standar, pengurasan
secara berkala, kewajiban pembanguna IPAL, tangka septik
standar bagi perumahan/permukiman baru, pembinaan dan
pengawasan kualitas buangan air limbah.
12 Melaksanakan sosialisasi,
pembinaan, dan pemicuan
tentang pengelolaan air
limbah yang diprioritaskan
pada area beresiko sanitasi
Sosialisasi, pembinaan, dan pemicuan tentang pengelolaan
air limbah sangat penting dilakukan terutama diprioritaskan
pada area beresiko sanitasi, sehingga pada nantinya dapat
mendukung pemenuhan target akses universal sesuai
Rencana Pembangunan Nasional.
13 Merumuskan pengelolaan
kebersihan lingkungan di
masing-masing Desa
Pekraman melalui Perarem
Salah satu komponen struktur masyarakat di Bali yang
sangat kuat yaitu struktur adat yaitu salah satunya Desa
Pekraman. Melihat kuatnya pengaruh adat ini, diharapkan
mampu sebagai saluran bagi pengelolaan lingkungan yang
baik. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu komponen
dalam peraturan adat walaupun selama ini sudah
dilaksanakan di masyarakat, namun dengan tidak adanya
sanksi, memungkinkan pengelolaan lingkungan ini tidak
berjalan sebagaimana mestinya.
Melalui peraturan-peraturan adat (perarem) diharapkan
dapat membantu institusi formal dalam melaksanakan tugas
dan fungi dalam pengelolaan lingkungan di masyarakat
sampai kepada tingkat kelompok masyarakat yang paling
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 93
NO STRATEGI PENJELASAN
bawah.
14 Melaksanakan pemantauan
dan evaluasi secara berkala
setiap tahun pada KSM yang
sudah terbentuk
Dengan telah terbangunnya beberapa IPAL Komunal yang
dibarengi dengan pembentukan KSM yang menjadi
organisasi pengelola sarana yang sudah dibangun,
diperlukan kesadaran kelompok-kelompok swadaya
masyarakat tersebut dalam pemeliharaan secara rutin dan
keberlangsungan pemanfaatan fasilitas yang sudah
terbangun. Untuk memantau keberlangsungannya
diperlukan pemantauan dan evaluasi terhadap KSM yang
sudah terbentuk, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik dan sarana yang telah terbangun dapat terpelihara dan
berfungsi dengan baik.
15 Meningkatkan pemahaman
masyarakat dalam
pengelolaan air limbah
domestik untuk kesehatan
lingkungan
Dengan telah terbangunnya fasilitas pengolahan air limbah
permukiman baik yang sifatnya setempat maupun terpusat
diperlukan upaya-upaya untuk menjaga agar fasilitas yang
sudah terbangun dapat memberikan manfaat optimal bagi
masyarakat dan dilakukan pemeliharaan secara rutin baik
dengan penyedotan secara berkala ataupun pemeliharaan
fasilitas yang semuanya akan bermuara untuk kesehatan
lingkungan.
Peningkatan pemahaman ini dapat dilaksanakan melalui
seluruh media yang ada baik media sosial, tradisional,
formal maupun informal.
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 94
4.2. Pengelolaan persampahan
Dari analisis hasil SWOT yang menginventarisir kekuatan, kelemahan, tantangan dan
ancaman, adapun strategi untuk pengelolaan persampahan selama 5 (lima) tahun ke depan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Penjelasan Strategi Pengelolaan Persampahan
NO STRATEGI PENJELASAN
1 Meningkatkan sarana dan
prasarana persampahan
untuk dapat memenuhi
pelayanan persampahan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan sangat
diperlukan walaupun arah dari pengelolaan
persampahan adalah mengurangi timbulan sampah dan
menggunakan kembali sampah apabila masih dapat
dimanfaatkan dan melakukan daur ulang sampah.
Namun dengan adanya pertambahan penduduk, akan
menambah jumlah timbulan sampah sehingga sarana
dan prasarana persampahan masih tetap dibutuhkan
2 Meningkatkan kerjasama
pengolahan sampah Regional
Sarbagita melalui alternatif
pilihan desain dan teknologi
Kabupaten Tabanan sudah tergabung dalam pengelolaan
persampahan di tingkat regional Sarbagita. Pengelolaan
sampah regional Sarbagita ini diharapkan tetap dapat berjalan
dengan baik, melalui inovasi-inovasi teknologi pelayanan yang
dapat saling menguntungkan dan memungkinkan untuk
dilaksanakan sesuai kemampuan keuangan masing-masing
daerah dan dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
3 Pengelolaan sampah 3 R
dengan peyediaan sarana
prasarana sesuai standar
Pengurangan sampah dari sumbernya dilakukan melalui
konsep 3 R dan juga composting
Metode ini sesungguhnya dapat dilakukan di seluruh
elemen masyarakat tidak saja di tingkat rumah tangga
namun juga dapat dimulai dari sekolah-sekolah,
perkantoran, bisnis dan tempat umum lainnya.
Agar dapat berfungsi dengan baik, perlu penerapannya
sesuai standar.
4 Penerapan sistem Sanitary
Landfill/Controled Landfill di
TPA
Penyediaan sarana dan prasarana sampah tidak saja
dalam hal pengumpulan, tapi juga pengangkutan dan
pengolahan akhir sampah
Dengan kondisi TPA yang sudah overload, mendesak
untuk dilakukan pembebasan lahan untuk penambahan
areal TPA untuk selanjutnya dapat dilaksanakan
revitalisasi dan penerapan sistem sanitary landfill atau
controled landfill
5 Penerapan peralatan dan
pendukung TPA sesuai
standar
Agar TPA dapat berfungsi dengan baik, perlu didukung
oleh standar pelayanan yang sesuai aturan dalam
penyelenggaraan TPA. Walaupun belum dapat
dilakukannya revitalisasi TPA dengan sistem sanitary
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 95
NO STRATEGI PENJELASAN
landfill atau controled landfill, dengan melihat kondisi
TPA yang ada sekarang, perlu dilakukan pengelolaan
dengan baik sehingga dapat berjalan sebagaimana fungsi
sebenarnya.
Hal yang cukup mendesak dilakukan seperti :
penanganan gas metan, pengelolaan kolam leachate dan
penanganan sampah B3.
6 Penyiapan peraturan sebagai
dasar dalam pelaksanaan
pengelolaan persampahan
Dengan adanya Perda Nomor 6 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga perlu didukung denan peraturan
teknis melalui Peraturan Bupati. Kekosongan peraturan
teknis ini menjadikan peraturan daerah tersebut belum
dapat dilaksanakan secara optimal.
Untuk itu, mendesak untuk disusun peraturan pendukung
tersebut demikian juga peraturan daerah lainnya dalam
rangka penyelenggaraan pengelolaan persampahan.
7 Peningkatan pengelolaan
persampahan melalui dana
hibah/CSR
Peluang pengelolaan persampahan melalui dana
CSR/hibah cukup besar mengingat pengelolaan
persampahan memiliki cukup diminati oleh pihak swasta
dimana memiliki dampak yang mudah terlihat dan dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat.
Peluang ini perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
dapat membantu pengelolaan persampahan yang belum
dapat ditangani oleh pemerintah dan masyarakat.
8 Memfasilitasi pembentukan
bank sampah
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
persampahan sudah mulai tumbuh dalam 3 (tiga) tahun
terakhir dengan terbentuknya bank-bank sampah di
tingkat banjar di beberapa kecamatan di Kabupaten
Tabanan
Harapannya pemberdayaan masyarakat ini akan terus
meningkat sehingga apabila sudah dilakukan pemilahan
terlebih dahulu dapat mengurangi jumlah sampah yang
masuk ke TPA.
Demikian pula untuk sampah yang masih memiliki nilai
ekonomis dapat diolah kembali ataupun dijual.
9 Mensosialisasikan
pengelolaan persampahan
sesuai standar
Pengelolaan persampahan dapat dimulai dengan pengurangan
sampah di tingkat masyarakat. Untuk itu, sosialisasi
pengelolaan persampahan sangat penting dilakukan untuk
menggugah masyarakat agar dapat melakukan pengelolaan
sampah sesuai dengan standar.
10 Melakukan Pembinaan KSM
bank sampah yang sudah
terbentuk dan yang akan
Mengingat sudah ada terbentuk bank-bank sampah di tingkat
masyarakat, perlu dilakukan pembinaan bagi KSM yang
sudah terbentuk, sehingga KSM-KSM tersebut dapat
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 96
NO STRATEGI PENJELASAN
terbentuk
melaksanakan pengelolaan persampahan dengan baik, dan
menjaga keberlanjutan lembaga yang sudah terbentuk
sehingga pada nantinya keberlanjutan lembaga yang sudah
terbentuk dapat berjalan dengan baik.
11 Memanfaatkan peluang
kerjasama dengan pihak
swasta
Adanya beberapa peluang kerjasama dalam pengelolaan
persampahan perlu ditingkatkan untuk dapat mendukung
kegiatan-kegiatan inovatif yang kiranya dapat mendukung
program persampahan di Kabupaten Tabanan seperti
misalnya pengelolaan persampahan di sekolah-sekolah,
lomba-lomba dan pembinaan-pembinaan yang melibatkan
pihak swasta yang memiliki perhatian dalam pengelolaan
lingkungan.
12 Merumuskan pengelolaan
kebersihan lingkungan di
masing-masing Desa
Pekraman melalui Perarem
Salah satu komponen struktur masyarakat di Bali yang
sangat kuat yaitu struktur adat yaitu salah satunya Desa
Pekraman. Melihat kuatnya pengaruh adat ini, diharapkan
mampu sebagai saluran bagi pengelolaan lingkungan yang
baik. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu
komponen dalam peraturan adat walaupun selama ini
sudah dilaksanakan di masyarakat, namun dengan tidak
adanya sanksi, memungkinkan pengelolaan lingkungan ini
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Melalui peraturan-peraturan adat (perarem) diharapkan
dapat membantu institusi formal dalam melaksanakan
tugas dan fungi dalam pengelolaan lingkungan di
masyarakat sampai kepada tingkat kelompok masyarakat
yang paling bawah.
13 Sosialisasi melalui
pendekatan media elektronik
dan tradisional
Penyebarluasan informasi dalam pengelolaan lingkungan
perlu dilakukan melalui seluruh media baik media elektronik,
radio dan juga tradisional melalui pentas seni yang cukup
diminati oleh masyarakat. Hal ini juga perlu dilakukan melalui
media sosial yang memiliki pengaruh yang cukup luas pada
masa sekarang ini.
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 97
4.3. Drainase Perkotaan
Dari analisis hasil SWOT yang menginventarisir kekuatan, kelemahan, tantangan dan
ancaman, adapun strategi untuk drainase perkotaan selama 5 (lima) tahun ke depan adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Penjelasan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan
NO STRATEGI PENJELASAN
1 Menanggulangi terjadinya genangan dengan pembangunan/ perbaikan sistem drainase
Adanya daerah genangan menyebabkan banjir pada kurun waktu tertentu sehingga hal ini mendesak untuk dilakukan, apalagi daerah genangan ini sangat dekat dengan permukiman warga sehingga dapat membahayakan warga sekitar
2 Melakukan perbaikan dan pemeliharaan saluran drainase
Perbaikan diperlukan untuk memperbaiki saluran drainase yang sudah rusak yang dapat menyebabkan kecelakaan pada pengguna jalan
Pemeliharaan saluran drainase sangat penting dilakukan untuk menjaga saluran drainase agar tetap berfungsi dan terintegrasi dengan baik
3 Menyusun dokumen teknis dan peraturan daerah dalam rangka penyelenggaraan drainase
Kabupaten Tabanan belum memiliki peraturan untuk pengelolaan drainase. Di lain pihak peraturan ini sangat penting sebagai dasar dalam pelaksanaan pengelolaan drainase sehingga hal ini mendesak untuk segera ditindaklanjuti.
4 Memberikan pelatihan teknis untuk menyiapkan tenaga terampil dalam rangka pengawasan penyelenggaraan drainase
Penyelenggaraan drainase perlu didukung oleh SDM yang terampil sehingga penyiapan tenaga teknis sangat penting untuk nantinya dapat melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan drainase.
5 Pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan saluran drainase
Adanya prilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan terutama pada saluran drainase sangat merugikan warga masyarakat sendiri, Dengan pendekatan desa pekraman, perlu dilakukan upaya preventif dari warga untuk pemeliharaan drainase melalui pemberdayaan masyarakat misalnya gotong rotong pembersihan saluran drainase.
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 98
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
Program dan kegiatan sektor Sanitasi ini disusun berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
prioritas dari Kabupaten yang didasarkan pada data dan dokumen seperti Hasil Study EHRA,
masterplan atau rencana induk masing-masing sektor, SSK sebelumnya, Renstra SKPD dan
dokumen perencanaan lainnya seperti RPJP, RPJM, RPIJM Bidang Cipta Karya khususnya sektor
(PLP) Pengembangan Penyehatan Lingkungan (PLP). Selain itu, program dan kegiatan ini pula
didasarkan pada kondisi lapangan yang ada di Kabupaten Tabanan.
Program Prioritas untuk tahun 2016 ditentukan berdasarkan kebutuhan mendesak
yang perlu dilakukan dan didasarkan pada rencana-rencana yang sudah siap untuk
dilaksanakan demikian pula sudah siap dari segi pendanaan. Untuk program dan kegiatan
prioritas di tahun 2016-2020 ditentukan berdasarkan tingkat kebutuhan kabupaten untuk
mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya dan program inovatif lainnya.
Dari hal ini sehingga diharapkan adanya kesinambungan program dan kegiatan dalam
percepatan pembangunan sanitasi.
Adapun rekapitulasi indikasi kebutuhan biaya pengembangan sanitasi untuk 5 (lima) tahun ke
depan dapat dilihat pada tabel berikut danuntuk lebih rincinya dapat dilihat pada lampiran 4.
Tabel 5.1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi
Untuk 5 (lima) tahun
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN
1 AIR LIMBAH DOMESTIK
12,803
17,895
12,495
18,195
7,995
69,383
2 PERSAMPAHAN
13,515
20,975
19,735
36,435
14,735
105,395
3 DRAINASE
5,700
5,890
6,890
7,690
7,020
33,190
JUMLAH
32,018
44,760
39,120
62,320
29,750
207,968
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 99
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam SSK, total pendanaan yang diperlukan dari 3
(tiga) sektor sanitasi tersebut adalah sekitar Rp 207,968 miliar rupiah dimana pendanaan
terbesar adalah pada sector persampahan yaitu sekitar Rp 105,395 miliar rupiah. Hal ini
mengingat cakupan layanan persampahan yang masih kecil, dan belum menjangkau selurruh
kecamatan.
Adapun pendanaan lainnya pada sector air limbah mencapai Rp 69,383 miliar dan drainase
sekitar Rp 33,190 miliar rupiah. Hal ini sejalan dengan kondisi geografis wilayah Kabupaten
Tabanan yang bergelombang sehingga tidak banyak terjadi genangan di Kabupaten Tabanan
Adapun Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per
Sumber Anggaran dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun
per Sumber Anggaran
NO SUMBER ANGGARAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN
A. PEMERINTAH
1 APBD KABUPATEN
18,134
24,299
20,299
20,774
17,424
100,930
2 APBD PROVINSI
2,600
4,850
2,800
4,060
1,310
15,620
3 APBN
5,994
11,736
12,336
33,336
8,946
72,348
JUMLAH A
26,728
40,885
35,435
58,170
27,680
188,898
B NON PEMERINTAH
1 CSR SWASTA
3,350
2,110
2,110
2,110
610
10,290
2 MASYARAKAT
1,776
2,176
1,976
2,376
476
8,780
JUMLAH B
5,126
4,286
4,086
4,486
1,086
19,070
TOTAL (A+B)
31,854
45,171
39,521
62,656
28,766
207,968
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 100
Dari table di atas dapat dilihat bahwa porsi pendanaan APBD adalah paling besar yaitu sekitar
Rp 100,930 miliar mengingat biaya operasional yang tinggi untuk ketiga sektor. Sedangkan nilai
pembiayaan dari APBD Provinsi hanya sekitar Rp 15,620 miliar mengingat selama ini belum
banyak bantuan dari pemerintah provinsi di sector sanitasi. Untuk pendanaan APBN mencapai
Rp 72,348 miliar.Selain dari sektor pemerintah, masih diupayakan pendanaan dari sector non
pemerintah melalui dana CSR atau hibah dan masyarakat yaitu sebesar Rp 10,290 miliar dan Rp
8,780 miliar.
5.1 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah
Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah
diupayakan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan APBN melalui kementerian
terkait. Hal ini didasarkan pada kebijakan-kebijakan di masing-masing level
pemerintahan yang disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki. Adapun rekapitulasi
masing-masing sumber pendanaan seperti pada tabel-tabel berikut dimana untuk lebih
rincinya dapat dilihat pada lampiran 4.
Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah
diupayakan dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi dan APBN melalui kementerian
terkait. Hal ini didasarkan pada kebijakan-kebijakan di masing-masing level
pemerintahan yang disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki. Rekapitulasi dengan
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 5.3 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kabupaten/Kota
x Rp. 1 juta
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN
1 AIR LIMBAH DOMESTIK
2,655
2,820
2,920
3,845
1,345
13,585
2 PERSAMPAHAN
10,785
16,795
12,695
12,245
11,395
63,915
3 DRAINASE
4,694
4,684
4,684
4,684
4,684
23,430
JUMLAH
18,134
24,299
20,299
20,774
17,424
100,930
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 101
Dari table di atas dapat dilihat bahwa pembiayaan terbesar adalah pada sector persampahan
yaitu sekitar Rp 63 miliar, mengingat biaya operasional persampahan yang tinggi. Melihat hal
tersebut, diupayakan pada masa datang pengolahan akan dimulai dari sumbernya. Untuk sector
air limbah sendiri berkisar sekitar Rp 13,5 miliar dan drainase sekitar Rp 23,4 miliar.
Untuk pendanaan dari APBD provinsi dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 5.4 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020
ANGGARAN
1 AIR LIMBAH DOMESTIK
1,550
1,550
1,750
1,750
250
6,850
2 PERSAMPAHAN
50
2,300
50
1,310
60
3,770
3 DRAINASE
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
5,000
JUMLAH
2,600
4,850
2,800
4,060
1,310
15,620
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Dari table di atas dapat dilihat bahwa pendanaan dari APBD Provinsi diupayakan untuk ketiga
sector yaitu air limbah, persampahan dan drainase yaitu sekitar Rp 15,620 miliar. Hal ini akan
lebih banyak diupayakan untuk pengadaan sarana prasarana dan juga khusuny di sector
drainase akan diupayakan perbaikan drainase pada jalan-jalan yang berstatus jalan provinsi
yang berada di wilayah Kabupaten Tabanan.
Untuk APBN bernilai lebih besar dari pendanaan provinsi. Pendanaan APBN dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel 5.5 Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN
x Rp. 1 juta
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 ANGGARAN
1 AIR LIMBAH DOMESTIK
5,368
10,360
4,460
9,160
5,960 35,308
2 PERSAMPAHAN
620
1,170
6,670
22,170
2,980 33,610
3 DRAINASE
6
206
1,206
2,006
6 3,430
JUMLAH
5,994
11,736
12,336
33,336
8,946
72,348
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 102
Dari tabel di atas, semua sektor diupayakan dapat didanai dana APBN. Dengan kisaran yaitu
pada sektor air limbah sebesar Rp 35,308 miliar, persampahan sekitar Rp 33,610 miliar dan
drainase sekitar Rp 3.430 miliar.
5.2 Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah
Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah
diupayakan dari perusahaan-perusahaan potensial yang dapat memberikan bantuan melalui
penyaluran CSR. Selain itu, pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan secara swadaya sangat
dibutuhkan untuk dapat memenuhi target capaian sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Adapun Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR dan masyarakat dapat dilihat
pada table berikut.
Tabel 5.6 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR
x Rp. 1 juta
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN
2016
2017
2018
2019
2020 ANGGARAN
1 AIR LIMBAH DOMESTIK
1,700
1,710
1,710
1,710
210
7,040
2 PERSAMPAHAN
1,650
400
400
400
400
3,250
3 DRAINASE
-
-
-
-
-
-
JUMLAH
3,350
2,110
2,110
2,110
610
10,290
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pendanaan dari sector swasta diupayakan untuk mendanai sector yang cukup potensial untuk
didanai yaitu sector air limbah dan persampahan yaitu sekitar Rp 7,040 miliar dan Rp 3,250
miliar.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 103
Tabel 5.7 Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat
x Rp. 1 juta
NO URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN
2016
2017
2018
2019
2020 ANGGARAN
1 AIR LIMBAH DOMESTIK
1,500
1,500
1,700
1,700
200 6,600
2 PERSAMPAHAN
10
410
10
410
10 850
3 DRAINASE
266
266
266
266
266 1,330
JUMLAH
1,776
2,176
1,976
2,376
476 8,780
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Dari table di atas, masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusai untuk pembangunan
sanitasi di seluruh sector yaitu sector air limbah sebesar Rp 6,6 miliar, persampahan sebesar Rp
850 juta dan drainase sebesar Rp 1,330 miliar dengan biaya total Rp 8.80 miliar.
5.3 Antisipasi Funding Gap
Dalam penyelenggaraan program-program dan kegiatan sanitasi yang tertuang dalam
SSK, kemungkinan akan terjadi funding gap bila jumlah anggaran yang dibutuhkan jauh lebih
besar daripada yang tersedia.
Kemungkinan funding gap yang ada berdasarkan analisa kemampuan keuangan daerah,
internalisasi dan pemasaran program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.8 Funding Gap
x Rp. 1 juta
O URAIAN TAHUN ANGGARAN TOTAL
KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020
ANGGARAN
1
AIR LIMBAH
DOMESTIK 300 300 500 500 200
1,800
2 PERSAMPAHAN
4,450
5,750
6,200
4,960
4,960
26,320
3 DRAINASE
3,660
3,660
3,660
3,660
3,660
18,300
4
DAFTAR TUNGGU
(FUNDING GAP)
8,410
9,710
10,360
9,120
8,820
46,420
5
KEBUTUHAN
PEDANAAN SANITASI
30,868
43,610
37,970
61,170
27,270
200,888
6
GAP (%)
27 22 27 15 32
23
Sumber : Analisa Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 104
Berdasarkan analisa keuangan daerah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dimana
komitmen pendanaan untuk belanja sanitasi adalah berkisar antara Rp 54,509 miliar sedangkan
kebutuhan mencapai Rp 100,930 milar. Sehingga dengan melihat kebutuhan pendanaan,
diperkirakan akan terdapat funding gap sekitar Rp 46,420 miliar.
Adanya funding gap ini akan diupayakan melalui dana hibah sanitasi yang skemanya sesuai
dengan kemampuan keuangan daerah. Selain itu, diupayakan pendanaan melalui dana CSR
perusahaan. Adapun Perusahaan Penyelenggara CSR yang potensial seperti pada Lampiran 6.
Perusahaan Penyelenggara CSR yang potensial.
Selain itu, dengan terbatasnya perusahaan-perusahaan potensial di wilayah Tabanan dimana
merupakan daerah agraris, sehingga akan diupayakan juga pendanaan dari perusahaan yang
ada di tingkat provinsi.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 105
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK
Dalam rangka pencapaian visi dan misi sanitasi, telah ditetapkan tujuan dan sasaran
pembangunan sanitasi yang mencakup investasi baik keuangan dan sumber daya manusia
untuk pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan sanitasi. Untuk melihat ketepatan
penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan bidang sanitasi, perlu diketahui proses yang
telah dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, perlu juga mengetahui
hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan untuk mendapatkan solusi sehingga
perlu dilakukan pemantauan (monitoring) dan evaluasi.
Pemantauan (monitoring) dilaksanakan untuk :
melaksanakan verifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan
kegiatan;
mengidentifikasi capaian dan kelemahannya;
menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan
pencapaian.
Di lain pihak, Evaluasi merupakan proses penilaian yang sistematis terhadap konsep,
desain, pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program sebuah institusi.
Manfaat dilaksanakannya monitoring dan evaluasi ini yaitu sebagai umpan balik bagi pengambil
keputusan berkaitan dengan :
kemajuan relatif pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi dengan
dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan
dan strategi yang disepakati.
usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha pencapaian
visi pembangunan sanitasi.
Hal-hal yang perlu dipantau dan dievaluasi yaitu :
1. Capaian pelaksanaan kegiatan: investasi dan keluaran oleh SKPD, masyarakat dan
swasta baik fisik maupun non-fisik.
2. Capaian strategis: indikator dan target tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi
menyangkut :
a. Pelayanan air limbah.
b. Pelayanan persampahan.
c. Pengurangan luas genangan.
3. Perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 106
Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK pada dasarnya dilakukan oleh
semua pelaku atau pemangku kepentingan (stakeholders) Kabupaten Tabanan. Pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan SSK Kabupaten Tabananpada lembaga pemerintah daerah dilakukan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
program dan mengukur hasil program terhadap pencapaian target sanitasi 2020. Kegiatan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan juga menerima masukan hasil
pemantauan dan evaluasi independen oleh lembaga-lembaga non pemerintah seperti LSM,
perguruan tinggi, lembaga penelitian, organisasi profesi, dan media massa. Hasil pemantauan
dan evaluasi, baik yang dilakukan oleh lembaga pemerintah daerah maupun lembaga non
pemerintah diverifikasi dan dikonsolidasikan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan untuk
kemudian dilaporkan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah yang dikoordinir oleh Bappeda.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan di tingkat lokal
atau komunitas sepenuhnya merupakan prakarsa dan kegiatan masyarakat sendiri. Untuk itu
dapat diberikan pendampingan dan/atau advokasi oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan
maupun oleh LSM yang memiliki kompetensi dalam evaluasi kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan khususnya yang terkait dengan target RPJMN 2019.
Monitoring dan Evaluasi dari pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan dapat dilakukan dengan
memantau capaian stratejik SSK seperti pada table berikut.
Tabel 6.1 Capaian Stratejik SSK Kabupaten Tabanan
Rp dalam juta
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
TUJUAN :
1 Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan limbah yang memadai
TAHUN 2016
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan Wirausaha Sanitasi = 5 paket
Rp 25
759 KK BABS berkurang
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket
Rp ……… …….. KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 759 buah
Rp 7,590
2 Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp ………
Total Rp 7,615
Total Rp ………
TAHUN 2017
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = 5 paket
Rp 25
700 KK BABS berkurang
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket
Rp ……… …….. KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 700 buah
Rp 7,000
3 Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp ………
Total Rp 7,025
Total Rp ………
TAHUN 2018
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 107
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = 5 paket
Rp 25
600 KK BABS berkurang
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket
Rp ……… …….. KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah
Rp 6,000
3 Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp ……….
Total Rp 6,025
Total Rp ………
TAHUN 2019
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = 5 paket
Rp 25
600 KK BABS berkurang
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS = ……..paket
Rp ……… …….. KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah
Rp 6,000
3 Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp ………
Total Rp 6,025
Total Rp ………
2 Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019
TAHUN 2016
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 759 UNIT
Rp 1,518
sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit
1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp ________ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Rp 2,000
2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp ________
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Rp 25
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp _______
TOTAL Rp 3,543
TOTAL Rp ………
TAHUN 2017
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 700 UNIT
Rp 1,400
sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit
1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp ______ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Rp 2,000
2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp _______
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Rp 25
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp _______
TOTAL Rp 3,425
TOTAL Rp ………
TAHUN 2018
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT
Rp 1,200
sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit
1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp _______ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Rp 2,000
2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp _______
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Rp 25
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp _______
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 108
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
TOTAL Rp 3,225
TOTAL Rp ………
TAHUN 2019
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT
Rp 1,200
sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763 unit
1 Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp _______ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Rp 2,000
2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp ________
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Rp 25
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp ________
TOTAL Rp 3,225
TOTAL Rp ______
TAHUN 2020
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Rp 2,000
sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 4 unit
2 Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp ________ sistem pengolahan air limbah sesuai standar = ________ unit
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Rp 25
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp _________
TOTAL Rp 2,025
TOTAL Rp ………
3 Meningkatkan cakupan layanan persampahan sampai 100% di Kecamatan Tabanan, Kediri dan Kerambitan tahun 2019
TAHUN 2016
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Rp 500
Dump Truck = ______ unit
Rp ______
Arm Roll = 1 unit Rp 750
Arm Roll = _______ unit Rp ______
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Rp 50
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp ______
Motor Sampah = 4 unit Rp 160
Motor Sampah = __unit Rp ______
Container Sampah = 1 unit
Rp 10
Container Sampah = ____unit
Rp ______
Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit
Rp Mobil Sampah Modifikasi = ____ unit
Rp ______
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp 2,000
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp ______
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp 2,500
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp ______
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp 4,500
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp ______
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 109
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
5 Operasional Rutin TPA Rp 750
5 Operasional Rutin TPA Rp ______
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp 500
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp ______
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp -
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp ______
TOTAL Rp 11,720
TOTAL Rp ………
TAHUN 2017
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Rp 500
Dump Truck = ______ unit
Rp ____
Arm Roll = 1 unit Rp 750
Arm Roll = _______ unit Rp _____
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Rp 50
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp ______
Motor Sampah = 4 unit Rp 160
Motor Sampah = ____ unit
Rp ______
Container Sampah = 1 unit
Rp 10
Container Sampah = ________unit
Rp ______
Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit
Rp 1,000
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp ______
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp 2,000
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp ______
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp 2,500
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp ______
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp 4,500
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp ______
5 Operasional Rutin TPA Rp 750
5 Operasional Rutin TPA Rp ______
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp 500
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp ______
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 0 UNIT
Rp -
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) =_________UNIT
Rp ______
TOTAL Rp 12,720
TOTAL Rp
TAHUN 2018
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Rp 500
Dump Truck = ______ unit
Rp ______
Arm Roll = 1 unit Rp 750
Arm Roll = _______ unit Rp ______
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 110
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Rp 50
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp ______
Motor Sampah = 4 unit Rp 160
Motor Sampah = _______ unit
Rp ______
Container Sampah = 1 unit
Rp 10
Container Sampah = ________unit
Rp ______
Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit
Rp Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp ______
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp 2,000
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp ______
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp 2,500
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp ______
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp 4,500
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp ______
5 Operasional Rutin TPA Rp 750
5 Operasional Rutin TPA Rp ______
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp 500
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp ______
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 1 UNIT
Rp 5,000
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp ______
TOTAL Rp 16,720
TOTAL Rp
TAHUN 2019
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Rp 500
Dump Truck = ______ unit
Rp ______
Arm Roll = 1 unit Rp 750
Arm Roll = _______ unit Rp ______
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Rp 50
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp ______
Motor Sampah = 4 unit Rp 160
Motor Sampah = _______ unit
Rp ______
Container Sampah = 1 unit
Rp 10
Container Sampah = ________unit
Rp ______
Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit
Rp 1,000
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp ______
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp 2,000
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp ______
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp 2,500
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp ______
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp 4,500
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp ______
5 Operasional Rutin TPA Rp 750
5 Operasional Rutin TPA Rp ______
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp 500
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp ______
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp -
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp ______
TOTAL Rp 12,720
TOTAL Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 111
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
TAHUN 2020
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Rp 500
Dump Truck = ______ unit
Rp ______
Arm Roll = 1 unit Rp 750
Arm Roll = _______ unit Rp ______
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Rp 50
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp ______
Motor Sampah = 4 unit Rp 160
Motor Sampah = _______ unit
Rp ______
Container Sampah = 1 unit
Rp 10
Container Sampah = ________unit
Rp ______
Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit
Rp 1,000
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp ______
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp 2,000
2 Operasional Rutin Persampahan
Rp ______
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp 2,500
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Rp ______
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp 4,500
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp _____
5 Operasional Rutin TPA Rp 750
5 Operasional Rutin TPA Rp ______
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp 500
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp ______
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp -
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp ______
TOTAL Rp 12,720
TOTAL Rp
4 Penyediaan sarana dan pengelolaan persampahan sesuai standar/Penerapan sistem sesuai standar
TAHUN 2016
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
2 Pembangunan TPST 3 R = 1 unit
Rp 600
Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 1 unit
Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket
Rp _______
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp 20
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp _______
5 Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp 10
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp _______
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 112
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
TOTAL Rp 650
TOTAL Rp
TAHUN 2017
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are
Rp 800
Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
1 Pengadaan lahan TPST 3R = ________are
Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit
Rp 1,200
2 Pembangunan TPST 3 R = ________ unit
Rp _______
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20
3 Sosialisasi 3 R = ________ paket
Rp _______
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp 20
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = _______ paket
Rp _______
5 Pengadaan lahan TPA = 5 Ha
Rp 5,000
Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
6 UKL/UPL TPA Mandung Rp 6 UKL/UPL TPA Mandung
Rp _______
7 DED Revitalisasi TPA Rp 7 DED Revitalisasi TPA Rp _______
8 Revitalisasi TPA Rp 8 Revitalisasi TPA Rp _______
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp 10
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = _____ paket
Rp _______
10
Perbaikan kolam leachate = 1 paket
Rp 20
10
Perbaikan kolam leachate =_______unit
Rp _______
11
Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA = 1 unit
Rp 20
11
Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA= _____ unit
Rp _______
TOTAL Rp 6,290
TOTAL Rp
TAHUN 2018
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit
Rp 1,200
Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = _______ unit
Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20
3 Sosialisasi 3 R = ______paket
Rp _______
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp 20
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket
Rp _______
5 Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
6 UKL/UPL TPA Mandung = 1 dok
Rp 100
6 UKL/UPL TPA Mandung
Rp _______
7 DED Revitalisasi TPA = 1 dok
Rp 500
7 DED Revitalisasi TPA Rp _______
8 Revitalisasi TPA Rp 8 Revitalisasi TPA Rp _______
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp 10
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = ________ paket
Rp _______
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 113
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
TOTAL Rp 1,850
TOTAL Rp
TAHUN 2019
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are
Rp 800
Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
1 Pengadaan lahan TPST 3R = ______-are
Rp __________ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit
Rp 1,200
2 Pembangunan TPST 3 R = _______ unit
Rp _______
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20
3 Sosialisasi 3 R = ______paket
Rp _______
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp 20
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket
Rp _______
8 Revitalisasi TPA = 1 paket
Rp 20,500
Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
5 Pengadaan lahan TPA Rp _______ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp 10
6 UKL/UPL TPA Mandung
Rp _______
TOTAL 22,550
TOTAL
TAHUN 2020
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
2 Pembangunan TPST 3 R = 3 unit
Rp 1,800
Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = _______ unit
Rp _______ Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Rp 20
3 Sosialisasi 3 R = ______paket
Rp _______
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp 20
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket
Rp _______
8 Revitalisasi TPA = 0 paket
Rp -
Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
5 Pengadaan lahan TPA Rp ________ Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp 10
6 UKL/UPL TPA Mandung
Rp ________
TOTAL 21,750
TOTAL
5 Masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan secara mandiri
TAHUN 2016
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Rp 100
volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 114
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Rp 100
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp ____
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Rp 20
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp ____
TOTAL 220
TOTAL
TAHUN 2017
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Rp 100
volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Rp 100
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp ____
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Rp 20
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp ____
TOTAL 220
TOTAL
TAHUN 2018
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Rp 100
volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Rp 100
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp ____
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Rp 20
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp ____
TOTAL 220
TOTAL
TAHUN 2019
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Rp 100
volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Rp 100
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp ____
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Rp 20
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp ____
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 115
RENCANA REALISASI
OUTPUT BELANJA OUTCOME OUTPUT BELANJA OUTCOME
TOTAL 220
TOTAL
TAHUN 2020
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Rp 100
volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
1 Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp ____ volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Rp 100
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp ____
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Rp 20
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp ____
TOTAL 220
TOTAL
6 Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi sistem drainase pada jalan raya, permukiman dan perumahan di daerah genangan
TAHUN 2017
Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok
Rp 200
Tertanganinya genangan pada daerah permukiman
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp ____ Tertanganinya genangan pada daerah permukiman
TOTAL 200
TOTAL
TAHUN 2018
Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok
Rp 200
Tertanganinya genangan pada daerah permukiman
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp ____ Tertanganinya genangan pada daerah permukiman
2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket
Rp 1,000
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp ____
TOTAL 1,200
TOTAL
TAHUN 2019
Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019
2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket
Rp 2,000
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp ____
TOTAL 2,000
TOTAL
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa
Untuk mengetahui Capaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, perlu kiranya dilakukan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan. Untuk pemantauan capaian kegiatan tersebut dapat dipantau melalui tablel
berikut.
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 116
Tabel 6.2 Capaian Kegiatan SSK Kabupaten Tabanan
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
TUJUAN :
1 Meningkatkan akses rumah tangga terhadap fasilitas pengolahan limbah yang memadai
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan Wirausaha Sanitasi = 5 paket
Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket
Rp 759 KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 759 buah
Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp
Total Total Rp
TAHUN 2017
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = 5 paket
Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket
Rp 700 KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 700 buah
Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp
Total Total Rp
TAHUN 2018
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = 5 paket
Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket
Rp 600 KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah
Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp
Total Total Rp
TAHUN 2019
0 KK BABS di tahun 2019
1 Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = 5 paket
Sosialisasi dan Penyuluhan STOP BABS dan wirausaha sanitasi = ……..paket
Rp 600 KK BABS berkurang
2 Pembangunan jamban sehat= 600 buah
Pembangunan jamban sehat= ……..buah
Rp
Total Total Rp
2 Meningkatkan kualitas lingkungan dengan pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100 % RT di tahun 2019
TAHUN 2016
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 117
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 759 UNIT
Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763
unit
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp
TOTAL TOTAL Rp
TAHUN 2017
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 700 UNIT
Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763
unit 2 Pembangunan IPAL Komunal =
4 unit Pembangunan IPAL
Komunal = _____ unit Rp
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp
TOTAL TOTAL Rp
TAHUN 2018
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT
Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763
unit 2 Pembangunan IPAL Komunal =
4 unit Pembangunan IPAL
Komunal = _____ unit Rp
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp
TOTAL TOTAL Rp
TAHUN 2019
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
1 Pembangunan septictank ber- SNI = 600 UNIT
Pembangunan septictank ber- SNI = ________ UNIT
Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 763
unit 2 Pembangunan IPAL Komunal =
4 unit Pembangunan IPAL
Komunal = _____ unit Rp
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp
TOTAL TOTAL Rp
TAHUN 2020
100 % KK tersedia sistem pengolahan air limbah sesuai standar di tahun 2019
1.500 KK (7.500 jiwa) penduduk perkotaan dan di kawasan kumuh permukiman pada area beresiko sanitasi terlayani IPAL Komunal (20 unit) di tahun 2019
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 118
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
2 Pembangunan IPAL Komunal = 4 unit
Pembangunan IPAL Komunal = _____ unit
Rp sistem pengolahan air limbah sesuai standar = 4
unit
3 Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = 5 paket
Sosialisasi Septic Tank ber-SNI = _______ paket
Rp
TOTAL TOTAL Rp
3 Meningkatkan cakupan layanan persampahan sampai 100% di Kecamatan Tabanan, Kediri dan Kerambitan tahun 2019
TAHUN 2016
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana
persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan
persampahan Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______
unit Rp
500
Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp 750
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp 50
Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit
Rp
Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit
Rp
Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp
2 Operasional Rutin Persampahan
Operasional Rutin Persampahan
Rp
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Operasional Rutin Pengangkutan
Rp
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp
5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA
Rp
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2017
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 119
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit
Rp
Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp
Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit
Rp
Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit
Rp
Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp
2 Operasional Rutin Persampahan
Operasional Rutin Persampahan
Rp
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Operasional Rutin Pengangkutan
Rp
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp
5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA
Rp
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 0 UNIT
Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) =_________UNIT
Rp -
TOTAL TOTAL
TAHUN 2018
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit
Rp
Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp
Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit
Rp
Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit
Rp
Mobil Sampah Modifikasi = 0 unit
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp
2 Operasional Rutin Persampahan
Operasional Rutin Persampahan
Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 120
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Operasional Rutin Pengangkutan
Rp
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp
5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA
Rp
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) = 1 UNIT
Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2019
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit
Rp
Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp
Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit
Rp
Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit
Rp
Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp
2 Operasional Rutin Persampahan
Operasional Rutin Persampahan
Rp
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Operasional Rutin Pengangkutan
Rp
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp
5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA
Rp
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2020
3 kecamatan terlayani persampahan 100 % tahun 2019
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 121
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan
Peningkatkan sarana dan prasarana persampahan untuk dapat memenuhi pelayanan persampahan
Dump Truck = 1 unit Dump Truck = ______ unit
Rp
Arm Roll = 1 unit Arm Roll = _______ unit Rp
Gerobak Sampah/sarana 3 R =50 unit
Gerobak Sampah/sarana 3 R = _____ unit
Rp
Motor Sampah = 4 unit Motor Sampah = _______ unit
Rp
Container Sampah = 1 unit Container Sampah = ________unit
Rp
Mobil Sampah Modifikasi = 1 unit
Mobil Sampah Modifikasi = ________ unit
Rp
2 Operasional Rutin Persampahan
Operasional Rutin Persampahan
Rp
3 Operasional Rutin Pengangkutan
Operasional Rutin Pengangkutan
Rp
4 Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Operasional Rutin Kebersihan + outsourcing
Rp
5 Operasional Rutin TPA Operasional Rutin TPA
Rp
6 Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Kerjasama Pengolahan Sampah Sarbagita
Rp
7 Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA)
Rp
TOTAL TOTAL
4 Penyediaan sarana dan pengelolaan persampahan sesuai standar/Penerapan sistem sesuai standar
TAHUN 2016
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R Pengadaan lahan TPST 3R
Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 1 unit
Pembangunan TPST 3 R = 1 unit
Rp
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = 4 paket
Rp
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Rp
5 Pengadaan lahan TPA Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 122
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
TOTAL TOTAL
TAHUN 2017
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are
Pengadaan lahan TPST 3R = ________are
Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit
Pembangunan TPST 3 R = ________ unit
Rp
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ________ paket
Rp
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = _______ paket
Rp
5 Pengadaan lahan TPA = 5 Ha Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
6 UKL/UPL TPA Mandung UKL/UPL TPA Mandung
Rp
7 DED Revitalisasi TPA DED Revitalisasi TPA Rp
8 Revitalisasi TPA Revitalisasi TPA Rp
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Uji coba penanganan gas menthan di TPA = _____ paket
Rp
10 Perbaikan kolam leachate = 1 paket
Perbaikan kolam leachate =_______unit
Rp
11 Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA = 1 unit
Pengadaan Sarana Penanganan B3 di TPA= _____ unit
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2018
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R Pengadaan lahan TPST 3R
Rp -
Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit
Pembangunan TPST 3 R = _______ unit
Rp
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ______paket
Rp
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket
Rp
5 Pengadaan lahan TPA Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
6 UKL/UPL TPA Mandung = 1 dok
UKL/UPL TPA Mandung
Rp
7 DED Revitalisasi TPA = 1 dok DED Revitalisasi TPA Rp
8 Revitalisasi TPA Revitalisasi TPA Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 123
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
Uji coba penanganan gas menthan di TPA = ________ paket
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2019
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R = 4 are
Pengadaan lahan TPST 3R = ______-are
Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 2 unit
Pembangunan TPST 3 R = _______ unit
Rp
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ______paket
Rp
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket
Rp
8 Revitalisasi TPA = 1 paket Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
UKL/UPL TPA Mandung
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2020
Pengelolaan sampah 3 R dan Sanitary Landfill
1 Pengadaan lahan TPST 3R Pengadaan lahan TPST 3R = ______-are
Rp Pengelolaan sampah di tiap RT dapat dilakukan dengan 3R dan composting
2 Pembangunan TPST 3 R = 3 unit
Pembangunan TPST 3 R = _______ unit
Rp
3 Sosialisasi 3 R = 4 paket Sosialisasi 3 R = ______paket
Rp
4 Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = 4 paket
Pelatihan pengelolaan sampah 3 R = ______paket
Rp
8 Revitalisasi TPA = 0 paket Pengadaan lahan TPA Rp Diterapkannya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
9 Uji coba penanganan gas menthan di TPA = 1 paket
UKL/UPL TPA Mandung
Rp
TOTAL TOTAL
5 Masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan secara mandiri
TAHUN 2016
Pengurangan sampah dari sumbernya
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 124
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2017
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2018
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2019
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 125
RENCANA KEGIATAN REALISASI KEGIATAN
REALISASI OUTPUT
BELANJA OUTCOME
TOTAL TOTAL
TAHUN 2020
Pengurangan sampah dari sumbernya
1 Pembentukan Bank Sampah = 4 unit
Pembentukan Bank Sampah = _______unit
Rp volume sampah yang masuh ke TPA dapat berkurang dan sudah terpilah
2 Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = 4 paket
Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah tangga = ________paket
Rp
3 Pembinaan KSM Bank Sampah = 4 paket
Pembinaan KSM Bank Sampah = _________paket
Rp
TOTAL TOTAL
6 Meningkatkan dan mengintegrasikan fungsi sistem drainase pada jalan raya, permukiman dan perumahan di daerah genangan
TAHUN 2017
Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok
Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp Tertanganinya genangan pada daerah permukiman
TOTAL TOTAL
TAHUN 2018
Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019
1 Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan = 1 dok
Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp Tertanganinya genangan pada daerah permukiman
2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket
Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp
TOTAL TOTAL
TAHUN 2019
Kawasan genangan dengan luasan 6,35 Ha tertangani sampai dengan 2019
2 Pembangunan saluran drainase di daerah rawan genangan/area beresiko = 1 paket
Penyusunan DED Drainase pada Daerah Genangan =_________ dok
Rp
TOTAL TOTAL
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 126
Dalam rangka pencapaian target yang dituangkan dalam program dan kegiatan sanitasi, perlu
dilakukan evaluasi dengan melihat capaian sasaran untuk masing-masing sector, tiap tahunnya.
Untuk evaluasi pencapaian sasaran tersebut, dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen
berikut.
Tabel 6.3 Evaluasi Pelaksanaan SSK Kabupaten Tabanan
SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI 2016
AIR LIMBAH AIR LIMBAH
Menurunnya BABS menjadi 0 KK di Tahun 2019
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Tersedianya prasarana dan sarana sistem pengelolaan air limbah setempat (on site) dan terpusat (off site) yang sesuai standar hingga 100% RT di tahun 2019
3 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan limbah domestik dengan skala kawasan di area beresiko sanitasi ,kawasan kumuh atau ibu kota kecamatan dan kawasan DTW Tanah Lot pada tahun 2019
3 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terkelolanya limbah industri dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terkelolanya limbah ternak dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan
2 kegiatan kegiatan kegiatan
RP Rp Rp
Terlayaninya penyedotan kakus dengan lancar
7 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 127
SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI Tersusunnya Perda dan peraturan lainnya tentang Pengelolaan Air Limbah
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya rumah sehat ber-PHBS di atas 90% di kabupaten Tabanan tahun 2019
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Mendorong pelaksanaan keberlanjutan pengelolaan IPAL Komunal terbangun
4 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Tersebarnya informasi akan pentingnya sanitasi dan pengelolaan air limbah
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp PERSAMPAHAN Terlayaninya angkutan persampahan untuk 3 (tiga) kecamatan prioritas yaitu Tabanan, Kediri dan Kerambitan 100% di tahun 2019
7 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan sampah di tiap RT dengan 3R dan composting
4 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya sistem sanitary landfill di TPA Mandung tahun 2019
4 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 128
SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI Seluruh prosedur dan peralatan pendukung TPA dapat berjalan dengan baik
3 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Tersusunnya PeraturanBupati sebagai pelaksanaan Perda Pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis sampah RT
3 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Tergalinya dana hibah dan CSR untuk pengelolaan persampahan
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Pengurangan sampah dari sumbernya
3 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya program sanitasi yang inovatif sebagai program prioritas s.d 2020
5 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya pengelolaan kebersihan lingkungan berbasis desa pekraman
1 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Seluruh area berresiko sanitasi persampahan di 3 (tiga) kecamatan prioritas dapat melakukan pengolahan sampah secara mandiri
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp DRAINASE Mengatasi daerah genangan sampai 2019
2 Kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya sistem drainase terintegrasi, tertata dengan baik hingga 100% di tahun 2019
3 kegiatan kegiatan kegiatan
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 129
SASARAN RENCANA REALISASI DEVIASI PENYEBAB REKOMENDASI Rp Rp Rp Tersedianya peraturan daerah untuk penyelenggaraan drainase
1 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp
Terwujudnya sistem drainase yang tertata dengan baik dan tidak timbul genangan di 2 daerah genangan
1 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Terwujudnya peningkatan kesadaran swadaya masyarakat dalam mengelola drainase
2 kegiatan kegiatan kegiatan
Rp Rp Rp Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa
Untuk pelaporan Monitoring, Evaluasi dan Implementasi SSK dibutuhkan kerjasama dari
beberapa instansi yang melaksanakan kegiatan dibantu dengan instansi lainnya yang
memberikan masukan sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam tahun
berjalan. Untuk itu diperlukan koordinasi yang mantap untuk dapat memantau pelaksanaan SSK
agar sesuai dengan yang diharapkan. Adapun system pelaporan tersebut dapat dilihat seperti
pada table berikut.
Tabel 6.4 Pelaporan Monev Implementasi SSK
Obyek
Pemantauan
Penanggung Jawab
Waktu
Pelaksanaan
Pelaporan
Penanggung
Jawab Utama
Pengumpul
Data dan
Dokumentasi
Pengolah
Data/Pemantau
Penerima
Laporan
Tabel Capaian
Stratejik
Bappeda DPU, DKP,
DIKES, BLH
DPU, BLH Okt-Des tahun
berjalan
Bupati & Kepala
SKPD
Tabel capaian
Kegiatan
Bappeda DPU, DKP,
DIKES, BLH
DPU, BLH Okt-Des tahun
berjalan
Bupati & Kepala
SKPD
Tabel Evaluasi Bappeda DPU, DKP,
DIKES, BLH
DPU, BLH Okt-Des tahun
berjalan
Bupati & Kepala
SKPD
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan, analisa
Pemutakhiran SSK Kabupaten Tabanan 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 130
Dalam pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Implementasi SSK dibutuhkan kerjasama dari
seluruh instansi dan pemangku kepentingan yang melaksanakan kegiatan sanitasi di Kabupaten
Tabanan, sehingga diharapkan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dapat terrealisasi
sebagaimana visi dan misi dari pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan.