penagruh keahlian audit dan independensi terhadap pendapat...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI
TERHADAP PENDAPAT AUDIT ATAS
KELANGSUNGAN USAHA
OLEH:
CHANDRA WIJANARKO
[104082002716]
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M/1429 H
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI
TERHADAP PENDAPAT AUDIT ATAS
KELANGSUNGAN USAHA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Chandra Wijanarko
NIM :104082002716
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
NIP. 131 664 643 NIP. 150. 377. 440
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
Hari Kamis, Tanggal 12 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Chandra Wijanarko, NIM: 104082002716, dengan judul skripsi
“PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI TERHADAP PENDAPAT
AUDIT ATAS KELANGSUNGAN USAHA”. Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Juni 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
Ketua Sekretaris
Rini, SE., Ak., M.Si.
Penguji Ahli
Hari Jumat, Tanggal 28 Bulan November Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Chandra Wijanarko, NIM: 104082002716, dengan judul Skripsi
“PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI TERHADAP PENDAPAT
AUDIT ATAS KELANGSUNGAN USAHA”. Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 28 November 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM. Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
Penguji Ahli
Rini, SE., Ak., M.Si.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA Name : Chandra Wijanarko
Nick Name : Chandra, Chan2
Place, Date of Birth : Jakarta, 15th April 1985
Religion : Moslem
Nationality : Indonesian
Address : Jl. Kelurahan No.38 Rt 004/ Rw 010, Pondok Labu
Cilandak, Jakarta Selatan12450
Phone : 021 – 7667510
Mobile : 0856 1826507, 021 96356653
Email : [email protected],
EDUCATION
FORMAL 2004 — 2008 : State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta,
Faculty of Economics and Social Sciences, Majoring
Accounting (Auditing)
2003 — 2004 : University of Indonesia, Faculty of Cultural Sciences,
Majoring Netherlands Literature
2000 — 2003 : 34 Senior High School, South Jakarta
1997 — 2000 : 85 Junior High School, South Jakarta
1991 — 1997 : 01 Elementary School of Pondok Labu, South Jakarta
INFORMAL 2001 — 2004 : LBPP –LIA Fatmawati, Advanced
ORGANIZATIONAL EXPERIENCE 2006 — 2007 : Coordinator of Public Relation Division, Accounting
Student Executive Board UIN Jakarta
2005 — 2006 : Coordinator of Sport and Art Division, Accounting
Student Executive Board UIN Jakarta
2002 — 2003 : Coordinator of Sport and Art Division, ROHIS (Rohani
Islam) 34 Jakarta
1998 — Present : Member of Sunda Kelapa Indonesian Boy Scouts Club
ABSTRACT
Audit skills and independence are the characteristics that auditors must have.
The objective of this research are to analyze the influences of auditors’ audit skills and
independence towards audit opinion about going concern.
This research use convenience sampling method using auditors in DKI Jakarta
as population. Research design which is used is quasi-experiment. Experimental design
is used and the purpose is to find out auditors’ opinion about a company’s going
concern, by every conditions and evidences. Treatments are given by different
questionnairs to the respondents that have been chosen randomly. 77 respondents are
participated in this research. Questionnairs that used are adopted of Mayangsari (2003)
and Suartana (2007). Two Ways ANOVA (Analysis of Variance) and normality data tests
are used to analyse data.
The result of this research shows that: (1) audit skills aren’t influenced audit
opinion issue, (2) independence influence audit opinion issue, (3) since there is no
interaction between skills and independence, skills and independence aren’t influences
audit opinion issue. This research can’t be easily generalized in the real condition, since
the manipulation of skills and independence are not the same with the real situation.
However, auditors must increase their skills and independence to fulfill their job
professionalism necessity.
Key words: audit skills, independence, audit opinion, going concern.
ABSTRAK
Keahlian audit dan independensi adalah karakteristik yang harus dimiliki oleh
auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari keahlian audit dan
independensi yang dimiliki auditor terhadap pendapat audit atas kelangsungan usaha.
Penelitian ini menggunakan metode convenience sampling dengan populasi
akuntan publik di DKI Jakarta. Rancangan riset yang digunakan adalah eksperimen
semu. Rancangan eksperimen digunakan dengan tujuan mengetahui pendapat auditor
tentang kelangsungan usaha sebuah perusahaan dengan berbagai macam kondisi dan
bukti yang terjadi. Treatment diberikan dengan cara memberikan kuisioner yang berbeda
kepada responden yang telah dipilih secara acak. Sebanyak 77 responden berpartisipasi
dalam penelitian ini. Kuisioner yang digunakan mengacu pada Mayangsari (2003) dan Suartana (2007). Analisis data dilakukan dengan menggunakan Two Ways ANOVA
(Analysis of Variance) dan uji normalitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keahlian audit tidak berpengaruh
terhadap pemberian pendapat audit, (2) independensi berpengaruh terhadap pemberian pendapat audit, (3) tidak ada interaksi antara keahlian dan independensi, sehingga
keahlian dan independensi tidak mempengaruhi pemberian pendapat audit. Hasil penelitian ini belum tentu dapat digeneralisasi pada kondisi sesungguhnya, karena
manipulasi keahlian dan independensi mungkin tidak sama dengan keadaan sebenarnya yang dihadapi auditor di lapangan. Namun, auditor tetap harus meningkatkan keahlian
dan independensi untuk memenuhi tuntutan profesionalisme pekerjaannya.
Kata kunci: keahlian audit, independensi, pendapat audit, kelanjutan usaha.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillahirrobbil’alamin.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas izin, berkah,
rahmat dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
Salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
beserta para sahabatnya yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih dan doa penulis berikan
kepada:
1. Keluarga penulis, khususnya Bapak &Ibu tercinta, yang selalu mendoakan dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga doa, cucuran keringat,
pengorbanan dan seluruh materi yang diberikan tidak akan sia-sia, sehingga anakmu
bisa menjadi sukses dan bisa membahagiakanmu kelak.
2. Kepada adik-adik penulis (Devi&Lucky), thanks for being my best sister&brother.
Kita harus membahagiakan & membanggakan orang tua kita, ya... Makasih Pi, udah
dikoreksi abstraknya...
3. Ibu Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si, selaku dosen Pembimbing I yang selalu sabar
membimbing, memberikan solusi untuk setiap permasalahan yang muncul dan
meluangkan waktunya demi terselesaikannya penelitian ini.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan membantu memecahkan
masalah selama penulis menyelesaikan penelitian ini.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA dan Bapak Amilin, SE., Ak., M.Si,
selaku Kajur dan Sekjur Akuntansi.
6. Dosen-dosen jurusan Akuntansi; Pak Hepi, Bu Rini, Pak Afif, Bu Rahma, Bu Hari,
Pak Fuat (my idol) dll. Terima kasih atas ilmu yang diberikan, semoga ALLAH
membalas amal Bapak&Ibu semua.
7. Special thanks to ”ade’Qu” tersayang, Dewi Ayudyah Ningrum ”Mbem”, atas
motivasi, inspirasi, semangat dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.
Terima kasih atas waktu-waktu yang telah dilalui bersama, baik suka maupun duka,
yang sangat berkesan, penuh arti dan mendewasakan diriku. Semoga kebersamaan
kita akan berakhir dengan kebahagiaan&sesuai dengan harapan kita yang diridhoi
ALLAH ya... Dan semoga ALLAH selalu menjaga kita hingga saatnya nanti...
Maafin aQ ya, dE’... LuV uUu, Beyb... ^_^
8. Kawan-kawan di Akuntansi D 2004. Makasih atas kebersamaannya, saya senang
bisa kenal dan bersahabat dengan kalian semua, khususnya Bagus, Ahmed, Rods,
Sugin, Anca, Hendri, Uking, Juned, Nofan, Wirdil, Anton dan (Alm.) Andri (semoga
ALLAH selalu menjagamu disana, sobat).
9. Kawan-kawan di kelas Auditing 2004. Waktu yang cukup singkat namun cukup
berkesan. Terima kasih mau berbagi ilmu dan bikin pengetahuan saya nambah.
10. Untuk Taufik (h@te), Denok, Putri, Nicca, Endah, k’Wulan, Lidya, Baha dll yang
telah membantu mendistribusikan kuesioner dan mengolah data.
11. BEMJ Akuntansi, tahun 2005-2006 dan 2006-2007. Makasih atas kebersamaannya
dan ilmunya, sehingga saya ga bosen cuma kuliah aja...
12. Kakak-kakak saya, k’Vera dan k’Tia, yang mengajarkan saya untuk menjadi lebih
dewasa.
13. Staf perpustakaan FEIS, Pak Juhro dan Pak Ali, terima kasih atas bantuannya. Maaf
kalo kadang-kadang saya telat balikin buku...
14. Seluruh staf akademik, keuangan dan bagian umum FEIS & khususnya Ibu Dewi di
jurusan Akuntansi, terima kasih atas bantuan dan kontribusinya.
15. Tim futsal Baliview; Doni, Rama, Parwis, Aris, Opung, Lutfi dll. Makasih udah bikin
badan jadi lebih sehat. Tetap kompak selalu, kawan...
16. Kawan-kawan Akuntansi angkatan 2004 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Terima kasih telah menjadi teman kuliah yang baik dan berkesan.
17. My Best Friend, ”Belalang TempurKu”, yang selalu setia menemani saat pergi
pulang kuliah atau kemanapun hati ini menentukan. Tak pernah mengeluh saat panas
ataupun hujan. Thanks ya, Bro...
18. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
menyelesaikan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan. Harapan penulis, semoga segores tinta yang terdapat
dalam karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang
membacanya.
Jakarta, 6 November 2008
Wassalam,
Penulis,
Chandra Wijanarko
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Perumusan Masalah …………………………………………… 5
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 6
D. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keahlian Audit ………………………………………………… 8
B. Independensi …………………………………………………... 12
C. Pendapat Audit Atas Kelangsungan Usaha ……………………. 18
D. Keahlian Audit, Independensi dan Pendapat Audit …………… 20
E. Penelitian Terdahulu …………………………………………... 23
F. Hipotesis ………………………………………………………. 26
G. Model Penelitian ………………………………………………. 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………… 28
1. Populasi…………………………………………………….. 28
2. Sampel……………………………………………………… 28
B. Metode Penentuan Sampel…………………………………….. 28
C. Metode Pengumpulan Data…………………………………….. 29
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya……………. 30
E. Instrumen Penelitian …………………………………………... 32
1. Manipulasi Independensi .......……………………………... 33
2. Manipulasi Keahlian Audit ................................................... 34
F. Teknik Analisis………………………………………………… 34
Analysis of Variance (ANOVA) ........................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………. 38
1. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 38
2. Response Rate........................................................................ 39
3. Profil Responden…………………………………………… 41
B. Analysis of Variance (ANOVA) ................................................. 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...………………………………………………….. 55
B. Implikasi .....…………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………….. 57
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terkait ........................................................................... 25
Tabel 3.1. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 31
Tabel 4.1. Daftar Nama-Nama KAP yang Menjadi Responden ..................... 39
Tabel 4.2. Data Distribusi Kuesioner Penelitian ............................................. 40
Tabel 4.3. Demografi Responden untuk Kuesioner Berwarna Merah ............. 42
Tabel 4.4. Demografi Responden untuk Kuesioner Berwarna Biru ................ 46
Tabel 4.5. Pengukuran Data ............................................................................. 50
Tabel 4.6. Uji Levene’s Test ............................................................................ 50
Tabel 4.7. Hasil Tests of Between-Subjects Effects ......................................... 51
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1. Model Penelitian ........................................................................ 27
Gambar 4.1. Persentase Pengembalian Kuesioner Warna Merah ................... 41
Gambar 4.2. Persentase Pengembalian Kuesioner Warna Biru ...................... 41
Gambar 4.3. Persentase Jenis Kelamin Responden Kuesioner Merah ............ 43
Gambar 4.4. Persentase Usia Responden Kuesioner Merah ........................... 43
Gambar 4.5. Persentase Jabatan Responden Kuesioner Merah ...................... 44
Gambar 4.6. Persentase Pengalaman Kerja Responden Kuesioner Merah ..... 44
Gambar 4.7. Persentase Pendidikan Terakhir Responden Kuesioner Merah .. 45
Gambar 4.8. Persentase Keahlian Khusus Lain Responden Kuesioner Merah 45
Gambar 4.9. Persentase Jenis Kelamin Responden Kuesioner Biru ............... 47
Gambar 4.10. Persentase Usia Responden Kuesioner Biru ............................ 47
Gambar 4.11. Persentase Jabatan Responden Kuesioner Biru ....................... 48
Gambar 4.12. Persentase Pengalaman Kerja Responden Kuesioner Biru ...... 48
Gambar 4.13. Persentase Pendidikan Terakhir Responden Kuesioner Biru ... 49
Gambar 4.14. Persentase Keahlian Khusus Lain Responden Kuesioner Biru 49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang
dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya
melalui asumsi going concern. Sebuah perusahaan didirikan tentunya diharapkan agar
bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama dan panjang, tidak untuk waktu sesaat saja.
Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam
mengelola perusahaan agar terus dapat bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi
merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor tentu mengharapkan auditor
memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Chen dan Church,
1996 dalam Praptitorini dan Januarti, 2007). Oleh karena itu, evaluasi mengenai going
concern perusahaan merupakan pekerjaan krusial bagi seorang auditor (Suartana, 2007).
Seorang auditor harus mampu menilai kemampuan perusahaan untuk bertahan
hidup melalui investigasi yang komprehensif tentang kejadian-kejadian dan kondisi-
kondisi yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Auditor
akan berhadapan dengan bukti-bukti yang kompleks dan bisa saja satu dengan yang
lainnya saling berhubungan atau bahkan bertentangan. Bukti-bukti tersebut akan sangat
menentukan opini audit atas laporan keuangan yang diperiksa. Opini audit tersebut
menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil
keputusan berinvestasi (Praptitorini dan Januarti, 2007). Sebelum melakukan investasi,
investor tentunya ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang
menyangkut kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh karena itulah, keberadaan
auditor sangat diandalkan.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 menyebutkan bahwa
pertimbangan auditor atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, tergantung dari kesangsian dalam diri auditor itu sendiri
terhadap kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan.
Auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah klien dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya atau tidak. Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan
opini (audit failures) yang dibuat auditor menyangkut going concern perusahaan
(Mayangsari, 2003).
Kondisi tersebut dapat terjadi karena pemberian pendapat tentang sesuatu yang
bersifat prediktif sangat kompleks dan bukan hal yang mudah. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan pendapat terhadap kelangsungan hidup
sebuah perusahaan, diantaranya kompetensi dan independensi yang dimiliki auditor
(Barnes dan Huan, 1991 dalam Mayangsari, 2003). Sedangkan menurut Ashton (1991)
dalam Mayangsari (2003), faktor pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor
penting yang berkaitan dengan pemberian pendapat audit dan kemampuan prediksi
auditor. Selain itu, integritas dan kompetensi juga merupakan faktor yang mendukung
kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan (Pincus, 1990 dalam Mayangsari,
2003).
Berdasarkan beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa keahlian dan
independensi yang dimiliki auditor sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam
memberikan pendapat audit dan kualitas audit secara keseluruhan. Dua faktor tersebut
merupakan faktor utama yang harus dipenuhi seorang auditor dalam melakukan tugas
audit berkaitan dengan kualifikasi dan mutu pekerjaan auditor sesuai dengan Standar
Audit yang Berlaku Umum (Boynton et. al., 2003).
Komponen keahlian terdiri dari beberapa macam. Menurut Murtanto dan Gudono
(1999), keahlian audit dipengaruhi oleh lima karakteristik, yaitu komponen pengetahuan,
ciri-ciri psikologis, kemampuan berpikir, strategi penentuan keputusan dan analisis
tugas.
Selain keahlian, faktor lain yang sangat penting dalam memberikan pendapat
audit adalah independensi auditor. Menurut Knapp (1985) dalam Mayangsari (2003),
kemampuan auditor untuk tetap bersikap independen akan mempengaruhi pemberian
pendapat audit, meskipun ada tekanan dan intervensi dari pihak manajemen. Faktor
independensi ini merupakan salah satu faktor yang sangat sensitif terhadap profesi
akuntan publik karena banyak kasus manipulasi bisnis yang melibatkan profesi akuntan
publik. Hal tersebut membuat kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik
menjadi luntur. Beberapa faktor yang mempengaruhi independensi auditor, yaitu
pemberian jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar kantor akuntan publik, ukuran
kantor akuntan publik, dan lama hubungan audit (Shockley, 1981 dalam Ariesanti,
2001).
Menurut Mayangsari (2003), antara keahlian atau kompetensi dan independensi
merupakan dua karakteristik yang saling bergantung dan terkait. Auditor diasumsikan
memiliki independensi baik secara mental maupun fisik untuk melaksanakan tugas audit
serta memiliki keahlian dan pengalaman yang cukup agar dapat memberikan pendapat
secara obyektif. Schandl (1978) dalam Mayangsari (2003) juga menyatakan bahwa
keindependenan auditor berhubungan dengan obyektivitas dan kompetensi. Kedua faktor
tersebut mungkin akan mempengaruhi opini auditor terhadap kelangsungan hidup
perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mayangsari (2003) dan
didukung oleh beberapa penelitian lainnya. Penelitian Mayangsari (2003) menguji
pengaruh keahlian audit dan independensi terhadap pendapat audit dengan menggunakan
kuasieksperimen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keahlian dan
independensi yang dimiliki auditor akan mempengaruhi kemampuan untuk memprediksi
kelangsungan hidup perusahaan. Auditor yang ahli dan independen cenderung
memberikan pendapat yang lebih tepat dibandingkan auditor yang tidak memiliki dua
karakter tersebut atau hanya memiliki salah satu diantaranya. Pada penelitian-penelitian
lain disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi prediksi tentang going concern
perusahaan. Penelitian Rahayu (2007) menyebutkan opini audit sebelumnya dan reputasi
auditor akan mempengaruhi prediksi tentang going concern perusahaan. Penelitian
Setyarno dkk (2006) juga menyebutkan bahwa opini audit tahun sebelumnya
berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Penelitian ini ingin menguji kembali hasil penelitian dari Mayangsari (2003).
Penelitian ini bermaksud menunjukkan keterkaitan antara keahlian dan independensi
sebagai dua karakter auditor yang tidak terpisahkan dalam memprediksi kelangsungan
hidup sebuah perusahaan. Pendapat kelangsungan hidup perusahaan sengaja dipilih oleh
peneliti karena banyaknya kesalahan opini yang dibuat oleh auditor menyangkut hal ini.
Selain itu, peneliti ingin mengetahui apakah keahlian audit dan independensi
mempunyai pengaruh terhadap auditor dalam memberikan pendapat audit. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian Mayangsari (2003) adalah penelitian ini hanya
menggunakan auditor sebagai sampel dan tidak menggunakan sampel mahasiswa. Selain
itu, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yang diadopsi dari penelitian
Mayangsari (2003) dan Suartana (2007), akan disederhanakan untuk memudahkan
responden untuk mengisinya.
B. Perumusan Masalah
Pemberian pendapat tentang sesuatu yang bersifat prediktif sangat kompleks dan
bukan hal yang mudah, misalnya memprediksi kelangsungan hidup sebuah peruahaan.
Beberapa faktor yang sangat penting yaitu keahlian dan independensi yang dimiliki
auditor. Dua karakter ini saling bergantung dan terkait. Auditor yang tidak kompeten
akan cenderung bergantung pada bukti-bukti yang disediakan oleh pihak manajemen
atau pendapat orang lain. Sehingga mereka tidak dapat memberikan pendapat secara
obyektif dan menjadikan mereka tidak independen.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Apakah keahlian audit yang dimiliki auditor akan mempengaruhi pendapat audit atas
kelangsungan usaha?
2. Apakah independensi yang dimiliki auditor akan mempengaruhi pendapat audit atas
kelangsungan usaha?
3. Apakah keahlian audit dan independensi yang dimiliki auditor akan mempengaruhi
pendapat audit atas kelangsungan usaha?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menguji pengaruh dari keahlian audit yang dimiliki auditor terhadap pendapat audit
atas kelangsungan usaha.
2. Menguji pengaruh dari independensi yang dimiliki auditor terhadap pendapat audit
atas kelangsungan usaha.
3. Menguji pengaruh dari keahlian audit dan independensi yang dimiliki auditor
terhadap pendapat audit atas kelangsungan usaha.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapat
audit atas kelangsungan usaha.
2. Menjadi masukan untuk profesi akuntan publik untuk lebih meningkatkan keahlian
dan independensi.
3. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam
mengenai permasalahan ini.
4. Sebagai bentuk implementasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di lingkungan
perkuliahan yang berupa teori-teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan,
sehingga teori yang diperoleh dapat digunakan pada kondisi yang sesungguhnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keahlian Audit
Keahlian dan kemahiran profesional merupakan standar umum yang harus
dimiliki oleh seorang auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya (Boynton et. al.,
2003). Auditor diharapkan memiliki kesungguhan dan kecermatan dalam melaksanakan
audit serta menerbitkan laporan atas temuan. Dalam memenuhi standar ini, seorang
auditor yang berpengalaman harus secara kritis melakukan review atas pekerjaan yang
dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan oleh personil kurang berpengalaman yang
turut ambil bagian dalam audit. Standar penggunaan keahlian ini mengharuskan seorang
auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam melakukan audit.
Secara umum, belum terdapat kesepakatan mengenai definisi keahlian di antara
peneliti. Ahli (experts) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat
keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang
diperoleh dari pelatihan atau pengalaman (Murtanto dan Gudono, 1999). Troter (1986)
dalam Murtanto dan Gudono (1999), mendefinisikan ahli adalah orang yang dengan
keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif, dan sangat jarang
atau tidak pernah membuat kesalahan, sedangkan Hayes-Roth, dkk (1983) dalam
Murtanto dan Gudono (1999), mendefinisikan keahlian sebagai keberadaan dari
pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang
timbul dalam lingkungan tersebut dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan
tersebut.
Dalam beberapa studi auditing, masih belum terdapat definisi yang jelas
mengenai pengertian keahlian. Konsep keahlian harus dioperasionalkan dengan melihat
beberapa variabel atau ukuran lain, seperti lamanya pengalaman kerja di bidang tertentu
(Murtanto dan Gudono, 1999). Definisi keahlian dalam bidang audit pun sering diukur
dengan pengalaman. Namun menurut Ashton (1991) dalam Mayangsari (2003), ukuran
keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan-pertimbangan
lain dalam pembuatan suatu keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia
memiliki sejumlah unsur lain selain pengalaman. Bedard (1989) dalam Mayangsari
(2003) menggunakan kombinasi variabel yang berkaitan dengan pengalaman praktis dan
pendidikan ke dalam suatu ukuran dari keahlian dengan menggunakan pendekatan
analisis faktor, kemudian mengatakan bahwa orang yang ahli dalam bidang audit adalah
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keahlian prosedural yang luas, yang
ditunjukkan dalam pengalaman audit.
Mohammadi dan Wright (1987) dalam Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa
staf yang berpengalaman akan memberikan pendapat yang berbeda dengan staf junior
untuk tugas-tugas yang sifatnya tidak terstruktur. Karakteristik tugas yang tidak
terstruktur adalah tugas tersebut unik, tidak ada petunjuk pasti untuk dijadikan acuan,
lebih cenderung berupa prediksi dan banyak membutuhkan intuisi dalam membuat
keputusan. Karakteristik tugas terstruktur adalah tugas tersebut rutin, biasa terjadi dan
tidak memberikan pendapat. Pengaruh pengalaman akan meningkat seiring dengan
meningkatnya kompleksitas tugas. Seperti hasil penelitian yang dilakukan Libby dan
Frederick (1990) dalam Sularso dan Na’im (1999) yang mengatakan bahwa pengalaman
pemeriksaan dapat meningkatkan pengetahuan pemeriksa tentang sebab dan konsekuensi
kekeliruan dalam suatu siklus transaksi.
Dalam perkembangan berikutnya, variabel keahlian diukur dengan memasukkan
unsur kinerja, seperti kemampuan (ability), pengetahuan (knowledge) dan pengalaman
(experience) (Libby, 1995 dalam Murtanto dan Gudono, 1999). Secara praktik, definisi
keahlian sering ditunjukkan dengan pengakuan resmi (official recognition) seperti
kecerdasan partner dan penerimaan konsensus (consensus acclamation), seperti
pengakuan terhadap seorang spesialis pada industri tertentu, tanpa adanya suatu daftar
resmi dari atribut-atribut keahlian. Seorang yang ahli dalam bidang tertentu akan
mendapat pengakuan dari orang lain, tanpa adanya ketentuan yang baku. Dalam hal ini,
Shanteau (1987) dalam Murtanto dan Gudono (1999) memberikan definisi operasional
seorang yang ahli sebagai orang yang telah diakui dalam profesinya yang memiliki
keterampilan dan kemampuan yang penting untuk menilai pada derajat yang tinggi.
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat ditunjukkan adanya konsistensi bahwa
dari beberapa faktor yang mempengaruhi keahlian audit ternyata faktor pengetahuan
kognitif merupakan faktor yang sangat penting bagi auditor. Faktor lain yang juga
penting adalah psikologi dan strategi dalam pengambilan keputusan. Sedangkan faktor-
faktor seperti kemampuan kognitif dalam berpikir dan analisis tugas bukan merupakan
faktor yang penting. Hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999) menunjukkan
komponen keahlian auditor di Indonesia terdiri atas:
1. Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu keahlian.
Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan
pengalaman. Pengalaman sering digunakan sebagai pengganti dari pengetahuan,
sebab pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun dan memberi
kemajuan bagi pengetahuan.
2. Ciri-ciri psikologis, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan
bekerja sama dengan lain, dan kepercayaan kepada keahlian merupakan komponen
ciri-ciri psikologis.
3. Kemampuan berpikir, merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah
informasi. Beberapa karakterisitik yang dapat dimasukkan sebagai unsur
kemampuan berpikir misalnya kemampuan beradaptasi pada situasi yang baru dan
ambiguis, perhatian terhadap fakta-fakta yang relevan dan kemampuan untuk
mengabaikan fakta yang tidak relevan merupakan suatu kemampuan yang efektif
untuk menghindari tekanan-tekanan.
4. Strategi penentuan keputusan, baik formal maupun informal akan membantu dalam
membuat keputusan yang sistematis dan membantu keahlian di dalam mengatasi
keterbatasan manusia.
5. Analisis tugas, banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman audit dan analisis
tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. Kompleksitas
tugas akan mempengaruhi pilihan terhadap bantuan keputusan oleh auditor yang
telah tinggi pengalamannya dan digunakan untuk mengembangkan kerangka umum
dari lingkungan tugas dalam audit.
Keahlian juga dapat dilihat dari jenis informasi yang digunakan. Seorang yang
ahli cenderung menggunakan informasi yang sifatnya kebalikan dari kondisi
sesungguhnya (atypical) (Mayangsari, 2003). Alba dan Hutchinson (1987) dalam
Mayangsari (2003), menyatakan bahwa peningkatan keakuratan pengambilan keputusan
karena menggunakan informasi yang atypical hanya sesuai dengan orang-orang yang
ahli. Kondisi ini disebabkan, mereka lebih sensitif dengan ketidakharmonisan informasi
dibandingkan seseorang yang kurang ahli. Fiske et. al. (1983) dalam Mayangsari (2003),
juga menyebutkan hal yang sama, dengan menambahkan keterangan bahwa seorang ahli
mempunyai kapasitas yang lebih besar untuk menampung segala macam informasi yang
relevan dibandingkan dengan orang yang kurang ahli.
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa keahlian
audit dapat diukur atas dasar lamanya pengalaman kerja, jenjang jabatan serta jenis
informasi yang digunakan. Peneliti menggunakan variabel lamanya pengalaman kerja
dan jenjang jabatan untuk mengukur keahlian audit.
B. Independensi
Profesi auditor merupakan profesi yang unik dan berbeda dari profesi lainnya.
Auditor disewa untuk memeriksa laporan keuangan oleh klien akan tetapi auditor tidak
bertanggung jawab langsung terhadap klien, melainkan kepada pihak ketiga seperti
investor atau kreditor. Sehingga auditor tidak boleh hanya mementingkan kepentingan
kliennya. Auditor harus bersikap independen agar hasil pengujian laporan keuangan
yang dilakukannya dapat dipercaya dan bermanfaat bagi semua pihak.
Nilai auditing sangat bergantung pada persepsi publik akan independensi yang
dimiliki oleh auditor. Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang
tidak bias dalam melakukan ujian audit, mengevaluasi hasilnya, dan membuat laporan
audit (Arens et. al., 2003:124). Jika seorang auditor adalah penasihat bisnis untuk
kliennya atau mempunyai hubungan khusus, maka auditor tersebut tidak bisa dianggap
independen. Independensi dianggap sebagai karakteristik auditor yang paling kritis.
Definisi lain mengenai independensi adalah:
Independensi merupakan suatu standar auditing yang penting, karena opini
akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak
independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan
tambahan apapun (Mautz dan Sharaf, 1993:246 dalam Ariesanti, 2001).
Independensi merupakan sikap dan pikiran seseorang yang dicirikan oleh
pendekatan integritas dan obyektivitas tugas profesionalnya. Dalam Kode Etik Akuntan
tahun 1994 (Mayangsari, 2003), disebutkan bahwa independensi adalah sikap yang
diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi
dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas. Seorang akuntan juga harus menghindari situasi yang bisa menimbulkan
kesan dari pihak ketiga bahwa ada pertentangan kepentingan sehingga integritas dan
obyektivitas tidak dapat dipertahankan. Integritas dan obyektivitas merupakan suatu hal
yang abstrak sehingga tidak dapat diukur secara pasti, tetapi keduanya merupakan hal
yang mendasar bagi profesi akuntan publik. Kell et. al. (1989) dalam Mayangsari
(2003), menjelaskan bahwa integritas berarti jujur dan dapat dipercaya, sedangkan
obyektivitas berhubungan dengan kemampuan akuntan publik untuk mempunyai sikap
adil dan tidak memihak dalam segala hal yang berkaitan dengan tugas profesionalnya.
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
independensi, merupakan suatu sikap seseorang untuk bertindak secara obyektif dengan
integritas yang tinggi. Integritas berhubungan dengan kejujuran intelektual seorang
akuntan, sedangkan obyektivitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral
dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan menyiapkan laporan auditan (Mayangsari,
2003). Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas auditnya, seorang auditor tidak hanya
dituntut untuk memiliki keahlian saja, tetapi juga harus bersikap independen. Meskipun
seorang auditor mempunyai keahlian tinggi namun tidak independen, maka publik akan
meragukan hasil audit dan kemampuannya.
Mempertahankan sikap dan perilaku yang independen bagi auditor dalam
memenuhi tanggung jawab mereka adalah penting tetapi yang juga penting adalah jika
pemakai laporan auditan memiliki kepercayaan atas independensi yang dimiliki auditor.
Independensi dapat diidentifikasikan menjadi dua, yaitu independensi dalam fakta
(independence in fact) dan independensi dalam penampilan (independence in
appearance) (Arens et. al., 2003:124). Setiap auditor harus memiliki kedua sikap
independensi tersebut, karena saling berhubungan erat dan berkaitan satu sama lain.
Independensi dalam fakta hadir saat auditor benar-benar mempertahankan perilaku yang
tidak bias di sepanjang penugasan audit, sedangkan independensi dalam penampilan
adalah hasil dari interpretasi lainnya dari independensi ini. Jika auditor independen
secara fakta tetapi pemakai laporan auditan yakin auditor tersebut mempunyai hubungan
khusus dengan klien, maka sebagian besar nilai dari fungsi audit telah hilang.
Independensi dalam kenyataan atau bisa disebut dengan independensi sikap
mental berarti adanya kejujuran di dalam diri akuntan dalam mempertimbangkan fakta-
fakta dan adanya pertimbangan obyektif tidak memihak di dalam diri akuntan dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Independensi dalam penampilan berarti
adanya kesan masyarakat bahwa akuntan publik bertindak independen sehingga akuntan
publik harus menghindari keadaan-keadaan atau faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
masyarakat meragukan kebebasannya. Jadi, independensi dalam penampilan
berhubungan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik
(Wulandari, 2007).
Independensi sikap mental sulit diketahui oleh masyarakat, oleh karena itu
masyarakat cenderung untuk menilai independensi penampilan akuntan publik daripada
independensi sikap mental. Rusaknya independensi penampilan suatu kantor akuntan
publik tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap kantor akuntan yang
bersangkutan tetapi juga merusak kepercayaan terhadap profesi akuntan publik secara
keseluruhan (Wulandari, 2007).
Mulyadi (1986) dalam Wulandari (2007), menjelaskan bahwa independensi
mempunyai tiga aspek, yaitu:
1. Independensi dalam diri akuntan yang berupa kejujuran di dalam
mempertimbangkan fakta-fakta yang dijumpainya di dalam pemeriksaannya.
2. Independensi dipandang dari sudut pihak lain yang mengetahui informasi yang
bersangkutan dengan diri akuntan.
3. Independensi dipandang dari sudut keahliannya, seseorang dapat mempertimbangkan
fakta mengenai pemeriksaan fakta tersebut.
Penelitian mengenai independensi telah cukup banyak dilakukan, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Shockley (1981) dalam Ariesanti (2001), melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik.
Faktor yang diteliti adalah pemberian jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar
kantor akuntan publik, ukuran kantor akuntan publik, dan lama hubungan audit. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian jasa konsultasi kepada klien,
persaingan antar kantor akuntan publik, dan ukuran kantor akuntan publik dapat
meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan publik. Sedangkan faktor lama
ikatan hubungan dengan klien tidak berpengaruh secara signifikan.
Supriyono (1988) dalam Ariesanti (2001) telah melakukan penelitian dengan
tujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor di Indonesia.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ikatan kepentingan keuangan dan
hubungan usaha dengan klien, persaingan yang tajam antar kantor akuntan publik,
besarnya fee audit, lamanya penugasan audit, ukuran kantor akuntan publik, dan
pemberian jasa lain selain jasa audit dapat merusak independensi auditor.
Deis dan Groux (1992) dalam Alim et. al. (2007) mengatakan bahwa pada
konflik kekuatan, klien dapat menekan untuk melawan standar profesionalnya dan
dalam ukuran yang besar, kondisi keuangan klien yang sehat dapat digunakan sebagai
alat untuk menekan auditor dengan cara akan melakukan auditor. Hal ini dapat membuat
auditor tidak akan dapat bertahan dari tekanan klien tersebut, sehingga menyebabkan
independensi mereka melemah. Kondisi ini akan sangat menyudutkan posisi auditor
sehingga ada kemungkinan bahwa auditor akan melakukan apa yang diinginkan klien,
termasuk dalam pemberian opini. Posisi tersebut sangat dilematis bagi auditor karena
mereka ditekan untuk memenuhi keinginan klien, sedangkan di sisi lain tindakan
tersebut dapat melanggar standar profesi sebagai acuan kerja mereka.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, nampak bahwa pemberian opini
auditor merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan kantor akuntan dan
menyebabkan klien berganti kantor akuntan, karena klien cenderung mengharapkan
pemberian opini yang baik dari kantor akuntan publik yang dipilihnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemberian pendapat oleh auditor dapat tidak obyektif jika auditor
tidak independen (Mayangsari, 2003).
Namun, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa profesi akuntan
publik tidak sensitif terhadap masalah independensi. Seperti yang diungkapkan oleh
Joyce&Biddle (1981) dan Margheim (1986) dalam Mayangsari (2003), yang
menunjukkan bahwa auditor tidak begitu membedakan antara penjelasan dari pihak
manajemen dan pihak ketiga yang lebih independen.
Beberapa hasil penelitian yang tidak konsisten dan berbeda ini menarik untuk
diteliti kembali, terutama mengenai auditor yang ada di Indonesia. Pengujian kembali
suatu hasil penelitian yang saling bertentangan dengan kondisi yang lebih spesifik juga
didukung oleh pernyataan Otley et. al. (1994) dalam Sularso (1999), yang mengatakan
bahwa replikasi dengan kondisi yang berbeda akan dapat menempatkan keyakinan pada
suatu hasil penelitian sebelumnya pada tingkat yang lebih baik. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan faktor ukuran kantor akuntan publik, lama hubungan audit,
besarnya fee audit, persaingan antar kantor akuntan publik, dan tekanan dari klien
sebagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi independensi auditor.
C. Pendapat Audit Atas Kelangsungan Usaha
Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugaskan untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan entitas yang diperiksanya. Pendapat atau opini audit
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam laporan audit. Laporan audit
merupakan bagian terpenting dalam suatu proses audit karena laporan tersebut
menginformasikan pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan apa
kesimpulan yang diperolehnya. Pendapat audit diberikan auditor melalui beberapa tahap
audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan
atas laporan keuangan yang diauditnya. Dengan demikian, auditor dalam memberikan
pendapatnya telah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Going concern adalah kelangsungan hidup suatu entitas (Setyarno et. al., 2006).
Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu
mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang, tidak akan dilikuidasi dalam
jangka waktu pendek. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern
merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko auditee tidak
dapat bertahan dalam kegiatan usahanya. Merupakan tanggung jawab manajemen untuk
menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going
concern dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan
dasar going concern oleh entitas adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam
laporan keuangan (Setiawan, 2006 dalam Praptitorini dan Januarti, 2007). Menurut
Altman dan McGough (1974) dalam Praptitorini dan Januarti (2007), masalah going
concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi)
likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan hutang, kesulitan memperoleh dana, serta
masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek
pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang
lemah atas operasi. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi
ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang, dan
kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang untuk menentukan pendapatnya
mengenai going concern entitas (Setyarno et. al., 2006).
Chen dan Church (1992) dalam Setyarno et. al. (2006), menyatakan bahwa
perusahaan yang bermasalah setidaknya memenuhi salah satu dari kriteria berikut: (1)
ekuitas yang negatif, (2) arus kas yang negatif, (3) laba operasi yang negatif, (4) modal
kerja yang negatif, (5) laba bersih yang negatif, atau (6) laba ditahan yang negatif.
D. Keahlian Audit, Independensi dan Pendapat Audit
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan antara faktor
keahlian audit dan independensi dengan pendapat audit, menunjukkan adanya hubungan
yang saling bergantung antara keahlian audit dan independensi terhadap pemberian
pendapat audit. Artinya, auditor, baik itu kompeten maupun tidak kompeten akan
cenderung memberikan pendapat yang salah karena adanya faktor lain yang komersial,
seperti kerugian jika klien berpindah ke kantor akuntan lain atau auditor menghadapi
tekanan pada saat melakukan proses pemeriksaan (Mutchler, 1985 dalam Mayangsari,
2003).
Barnes & Huan (1991) dalam Mayangsari (2003), juga mengatakan bahwa
kesalahan opini auditor dipengaruhi oleh faktor kompetensi dan independensi. Penelitian
mereka menyebutkan bahwa kompetensi dan independensi adalah sikap yang tidak
saling mempengaruhi. Dalam penelitian tersebut, independensi diartikan sebagai
ketergantungan auditor terhadap informasi kualitatif. Pertama kali, auditor diberikan
informasi kuantitatif yang berupa laporan keuangan dan sejumlah rasio keuangan yang
dibutuhkan. Kemudian auditor diminta menganalisa kelangsungan hidup perusahaan
tersebut dan memberikan pendapatnya. Pada tahap kedua, auditor diberikan sejumlah
informasi kualitatif dan diminta memberikan pendapat terhadap kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa auditor mengubah pendapatnya
setelah menerima informasi kualitatif. Perubahan tersebut cenderung pada opini yang
benar dibandingkan opini sebelumnya.
Teori yang menjelaskan latar belakang terjadinya perbedaan pendapat antara
auditor ahli dan independen dengan auditor yang tidak memiliki salah satu karakteristik
ataupun kedua karakteritik tersebut adalah Behavioral decision theory (Mayangsari,
2003). Bowditch dan Buono (1990) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa teori
ini berhubungan dengan perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Teori
ini berbeda dengan classical decision theory yang menyatakan bahwa seseorang dapat
mengambil keputusan yang tepat karena semua alternatif tindakan yang dapat diambil
telah diketahui sepenuhnya. Sebaliknya, behavioral decision theory menyatakan bahwa
seseorang mempunyai keterbatasan pengetahuan dan bertindak hanya berdasarkan
persepsinya terhadap suatu situasi yang sedang dihadapi. Selain itu, setiap orang
mempunyai struktur pengetahuan yang berbeda dan kondisi ini akan mempengaruhi cara
pembuatan suatu keputusan. Konteks sosial, seperti tekanan atau pengaruh sosial
ekonomi, juga mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Seseorang akan
mengesampingkan pemikiran rasionalnya jika merasa bahwa keputusan tersebut
berkaitan erat dengan kepentingan pribadinya.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses
pengambilan keputusan dalam bidang audit dipengaruhi oleh faktor keahlian audit dan
independensi. Keahlian audit berkaitan erat dengan struktur pengetahuan yang dimiliki
auditor dan dapat menyebabkan perbedaan pendapat audit terhadap suatu kasus tertentu.
Sedangkan independensi merupakan cerminan tekanan politik, sosial, dan ekonomi yang
dihadapi oleh seorang auditor dalam proses pengambilan keputusan dalam pemberian
opini audit (Mayangsari, 2003).
Peneliti memilih tugas pemberian pendapat terhadap kelangsungan hidup
perusahaan dalam penelitian ini dengan maksud untuk menguji kembali hipotesis
mengenai self-fulfilling prophecy effect yang mengatakan bahwa seseorang berharap
pihak lain akan bertingkah laku atau membuat keputusan sesuai dengan kehendaknya
(Mayangsari, 2003). Dengan demikian, seseorang yang menginginkan harapannya
terpenuhi, akan melakukan tindakan-tindakan yang dapat memaksa seseorang untuk
bertindak sesuai yang diharapkan.
Pemberian pendapat auditor mengenai kelangsungan hidup akan dapat
mempengaruhi kelanjutan usaha klien. Jika auditor memberikan pendapat buruk
mengenai kelangsungan hidup usaha klien, akan dapat menyebabkan terhentinya usaha
klien tersebut. Sebaliknya, jika auditor enggan kehilangan kliennya dengan berbagai
alasan ekonomis, maka auditor tidak akan memberikan pendapat buruk mengenai
kelangsungan hidup usaha klien tersebut. Akan tetapi jika ternyata pendapat yang
diberikan salah, dapat menimbulkan risiko tuntutan hukum atau rusaknya reputasi
auditor. Berdasarkan self-fulfilling prophecy effect, auditor yang takut reputasinya rusak
akan cenderung memberikan pendapat qualified pada perusahaan yang bermasalah,
sedangkan auditor yang takut kepentingan-kepentingan ekonomisnya terganggu, seperti
karirnya terhambat atau akan kehilangan klien potensial, akan cenderung memberikan
opini unqualified pada perusahaan yang bermasalah (Mayangsari, 2003).
DeAngelo (1981) dalam Setyarno et. al. (2006), menyatakan bahwa auditor
dengan skala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan
reputasi dibandingkan auditor dengan skala kecil. Auditor dengan skala besar juga lebih
cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena lebih kuat
menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut menunjukkan bahwa auditor
dengan skala besar memiliki insentif yang lebih untuk mendeteksi dan melaporkan
masalah going concern kliennya. Auditor dengan skala besar dapat menyediakan
kualitas audit yang lebih baik dibandingkan auditor dengan skala kecil, termasuk dalam
mengungkapkan masalah going concern. Semakin besar skala auditor, akan semakin
besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern (Setyarno et.
al., 2006).
E. Penelitian Terdahulu
Mayangsari (2003) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh keahlian
audit dan independensi terhadap pemberian pendapat audit. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa auditor yang ahli dan independen cenderung memberikan pendapat
yang benar dibandingkan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter atau sama
sekali tidak mempunyai karakter tersebut. Selain itu, auditor yang ahli ternyata memiliki
perbedaan perhatian terhadap jenis informasi yang digunakan sebagai dasar pemberian
pendapat audit. Auditor yang ahli lebih memperhatikan informasi yang tidak sejenis
(atypical) daripada auditor yang non ahli.
Penelitian Suartana (2007) menunjukkan bahwa self review efektif dalam
mengeliminasi efek kekinian dalam pertimbangan auditor mengenai penilaian terhadap
kelangsungan hidup satuan usaha dengan berbagai level pengalaman. Self review
dilakukan dengan cara memberikan bobot atas informasi yang diterima sebelumnya.
Sedangkan hasil penelitian Murtanto dan Gudono (1999) menunjukkan bahwa yang
menjadi faktor penentu keahlian audit tidak hanya pengetahuan dan pengalaman tetapi
terdapat faktor-faktor lain. Karakteristik lain yang juga penting meliputi kategori ciri-ciri
psikologis, kemampuan berpikir, strategi penentuan keputusan, dan analisis tugas.
Rangking kategori karakteristik dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ciri-
ciri psikologis merupakan kategori yang terpenting dalam menentukan keahlian audit,
diikuti kategori karakteristik keahlian lainnya.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Mayangsari (2003). Penelitian
ini mencoba untuk mengkonfirmasi lebih lanjut mengenai pengaruh keahlian audit dan
independensi dalam menentukan pendapat audit. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Mayangsari (2003) adalah penelitian ini hanya menggunakan akuntan publik
sebagai responden dan hanya akan menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian audit
dan independensi terhadap pemberian pendapat audit. Selain itu, peneliti berpendapat
bahwa keahlian audit dan independensi merupakan karakteristik yang terpisah karena
keduanya berdiri sendiri, meskipun mempunyai ketergantungan.
Tabel 2.1.
Penelitian Terkait
Peneliti Tahun Variabel Hasil
Sekar
Mayangsari
2003 Independen: keahlian audit,
independensi, jenis informasi
Dependen: pendapat audit, nilai recall test
Pendapat auditor yang
ahli dan independen berbeda dengan auditor
yang hanya memiliki salah satu karakter atau
sama sekali tidak mempunyai karakter
tersebut. Auditor yang ahli memiliki perbedaan
perhatian terhadap jenis informasi yang
digunakan sebagai dasar
pemberian pendapat
audit.
I Wayan
Suartana
2007 Independen: urutan bukti,
pengalaman, self review
Dependen: kelangsungan
hidup perusahaan
Tidak terdapat interaksi
antara urutan bukti,
pengalaman dan self
review pada penilaian
kelangsungan hidup
perusahaan.
Murtanto dan
Gudono
1999 Karakteristik-karakteristik
yang menentukan keahlian
audit selain pengetahuan dan
pengalaman, terdiri dari lima
kategori: komponen
pengetahuan, ciri-ciri
psikologis, strategi
penentuan keputusan,
kemampuan berpikir, dan
analisis tugas.
Lima kategori yang
terpenting berdasarkan
rangkingnya adalah ciri-
ciri psikologis, strategi
penentuan keputusan,
komponen pengetahuan,
kemampuan berpikir,
dan analisis tugas.
Alia
Ariesanti
2001 Independen: keahlian
(pengalaman dan
pengetahuan)
Dependen: independensi
(lama ikatan dengan klien,
tekanan dari klien, dan telaah dari rekan auditor)
Dependen: kualitas audit
Menurut persepsi
auditor, hanya
pengetahuan yang
berpengaruh terhadap
kualitas audit. Lama
ikatan dengan klien dan tekanan dari klien tidak
merusak independensi auditor, sedangkan
telaah rekan sejawat berpengaruh terhadap
kualitas audit walaupun tidak signifikan.
Mirna Dyah Praptitorini
dan Indira Januarti
2007 Independen: kualitas audit, debt default, opinion
shopping Dependen: opini audit going
concern
Kualitas audit dan debt
default berpengaruh
positif terhadap opini audit going concern,
sedangkan opinion
shopping berpengaruh
negatif terhadap opini
audit going concern.
Eko Budi
Setyarno,
Indira
Januarti,
Faisal
2006 Independen: kualitas audit,
kondisi keuangan
perusahaan, opini audit
tahun sebelumnya,
pertumbuhan perusahaan
Dependen: opini audit going
concern
Kondisi keuangan
perusahan dan opini
audit tahun sebelumnya
mempengaruhi opini
audit going concern
secara signifikan,
sedangkan kualitas audit
dan pertumbuhan
perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
opini audit going
concern.
F. Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori, hipotesis yang akan
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha1: Keahlian audit yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap pendapat audit atas
kelangsungan usaha.
Ha2: Independensi yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap pendapat audit atas
kelangsungan usaha.
Ha3: Keahlian audit dan independensi yang dimiliki auditor berpengaruh terhadap
pendapat audit atas kelangsungan usaha.
G. Model Penelitian
Gambar 2.1.
Model Penelitian
Keahlian Audit
Independensi
Pendapat Audit atas
Kelangsungan Usaha
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah profesi akuntan, yaitu akuntan publik
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta.
2. Sampel
Sampel (obyek) dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta, baik KAP besar,
menengah atau kecil. Pihak yang menjadi responden akuntan publik pada setiap
KAP adalah yang memiliki jabatan auditor junior sampai pemilik KAP atau
managing partner. Metode sampel yang digunakan adalah non probability sampling,
yaitu convenience sampling. Alasan pemilihan metode sampel ini karena datanya
mudah diperoleh peneliti dan kebebasan untuk memilih sampel dari populasi yang
paling cepat dan mudah ditemui untuk memberikan informasi.
B. Metode Penentuan Sampel
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience
sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan. Metode ini dipilih karena
memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling mudah dan cepat untuk
memberikan informasi. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah
tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling
cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2002) . Selain itu, alasan lain pemilihan
metode ini adalah keterbatasan waktu dan dana penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field
research). Pada penelitian kepustakaan, data dikumpulkan dari berbagai jurnal, buku dan
literatur lainnya yang menunjang penelitian ini, khususnya mengenai landasan teori dan
permasalahan yang akan dibahas.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer (primary
data) yang dilakukan dengan metode survei. Metode survei merupakan metode
pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang
menggunakan pertanyaan lisan atau tertulis. Teknik pengumpulan data dalam metode
survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner, yaitu kuesioner
secara personal (Personally Administrated Questionnaires). Kuesioner telah didesain
sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawaban yang mungkin dipilih sehingga
responden lebih mudah untuk mengisi kuesioner. Kuesioner diberikan secara langsung
kepada responden dengan mendatangi tempat akuntan bekerja dan diterima langsung
oleh peneliti atau dengan menitipkan melalui kawan yang bekerja di KAP atau
mempunyai kerabat yang bekerja di KAP. Hal ini diharapkan agar data yang diberikan
dapat langsung diterima dan diolah oleh peneliti. Kuesioner yang disebarkan berjumlah
+ 114 buah kuesioner yang disebarkan dan diterima mulai tanggal 1 Juli 2008 sampai 28
Agustus 2008 ( + 2 bulan).
Kuesioner tersebut berisi tentang pertanyaan dimana responden diminta untuk
memberikan pendapatnya mengenai kelanjutan usaha sebuah perusahaan dengan
berbagai macam keterangan yang ada. Kuesioner tersebut terdiri dari dua set dengan
situasi yang berbeda dan didistribusikan secara random kepada responden. Peneliti
memberikan warna yang berbeda, yaitu merah dan biru, untuk membedakan setiap set
kuesioner tersebut.
D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen
dan variabel dependen. Variabel independen adalah keahlian audit dan independensi,
sedangkan variabel dependen adalah pendapat audit atas kelangsungan usaha.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Rancangan eksperimen
digunakan karena peneliti bertujuan untuk mengetahui kemampuan responden dalam
memprediksi kelanjutan usaha entitas. Responden diberikan sebuah kasus mengenai
kelanjutan usaha sebuah perusahaan dengan berbagai kondisi yang ada dan keterangan
bukti-bukti tambahan yang bisa memperkuat atau memperlemah kelanjutan usaha
perusahaan. Treatment diberikan dengan cara memberikan kuisioner yang berbeda
kepada responden yang telah dipilih secara acak.
Instrumen dan desain yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari metode
yang digunakan oleh Mayangsari (2003) dan Suartana (2007). Pengukuran variabel-
variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel independen:
a. Keahlian Audit, pengukurannya adalah ”Ahli” atau ”Tidak Ahli”.
b. Independensi, pengukurannya adalah “Independen” atau “Tidak Independen”.
2. Variabel dependen: Pendapat audit atas kelangsungan hidup perusahaan
pengukurannya menggunakan skala 5 poin, yaitu:
1 = Potensi kelangsungan usaha PT ”X” sangat lemah
2 = Potensi kelangsungan usaha PT ”X” lemah
3 = Potensi kelangsungan usaha PT ”X” ragu-ragu
4 = Potensi kelangsungan usaha PT ”X” kuat
5 = Potensi kelangsungan usaha PT ”X” sangat kuat
Tabel 3.1.
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala Pengukuran Pengukuran
VARIABEL
INDEPENDEN
- Keahlian Audit
- Independensi
Jenjang jabatan
dan masa kerja
Ukuran KAP,
lama hubungan
audit, besar fee
audit,
persaingan antar KAP, dan
tekanan dari klien
Skala non metrik
(skala
kategori/nominal)
Skala non metrik
(skala
kategori/nominal)
0 = Tidak Ahli
1 = Ahli
0 = Tidak
Independen
1 = Independen
VARIABEL
DEPENDEN
Pendapat Audit atas Kelangsungan
Usaha
Trend negatif, petunjuk lain,
masalah intern, dan masalah
luar yang terjadi
Skala metrik (skala interval)
Potensi kelangsungan
usaha:
1 = sangat lemah
2 = lemah
3 = ragu-ragu
4 = kuat
5 = sangat kuat
E. Instrumen Penelitian
Kasus dibuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan pertanyaan tentang potensi
kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa informasi sebagai bukti tambahan yang
dimasukkan dalam kasus sesuai dengan petunjuk SPAP 341 tentang indikator
perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan (typical) (Mayangsari, 2003).
Indikator tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
a. Trend negatif, seperti kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal
kerja, serta arus kas negatif.
b. Petunjuk lain, seperti kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutang, penunggakan
pembayaran deviden dan sebagainya.
c. Masalah intern, seperti adanya pemogokan kerja dan ketergantungan yang besar
terhadap keberhasilan suatu proyek.
d. Masalah luar yang terjadi, seperti adanya gugatan pengadilan atau kemungkinan
kehilangan lisensi.
Informasi sebagai bukti tambahan tersebut yaitu, (1) sulit bagi perusahaan
memperoleh tambahan modal sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan, (2) pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada
kewajiban sangat material yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum atau proses
litigasi, (3) pemasok (supplier) memberikan kredit perdagangan yang cukup
menguntungkan perusahaan, (4) produk utama perusahaan secara umum dianggap
berkualitas baik, (5) pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa
diperoleh sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat, (6) tahun ini perusahaan
melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi, (7) pihak manajemen yakin akan
kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk tahun ini, (8) tahun ini perusahaan
melaporkan kerugian operasi yang signifikan.
1. Manipulasi Independensi
Manipulasi dilakukan dengan memberikan kondisi yang menekan sehingga
responden merasakan suatu dilema antara menggunakan sikap independen atau tidak.
Kondisi yang diberikan dibedakan antara keadaan yang independen dan tidak
independen. Pada keadaan yang tidak independen, auditor diharuskan memberikan
keputusan sebaik mungkin atas kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Keindependenan akan dimanipulasi dengan memberikan keterangan jika pendapat
yang diberikan salah dan merugikan klien, akan mengakibatkan risiko tuntutan
hukum bagi auditor. Namun, jika pendapat yang diberikan jelek, klien mengancam
akan berpindah ke KAP lain. Kondisi tersebut tentu akan mengakibatkan suatu
dilema bagi auditor.
Pada keadaan yang independen, auditor tidak akan mengalami tekanan
seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan kata lain, auditor tersebut dapat
memberikan pendapat tanpa ada tekanan apapun. Namun, auditor tetap harus teliti
dalam memberikan pendapat dengan memperhatikan bukti-bukti tambahan yang
diberikan.
2. Manipulasi Keahlian Audit
Keahlian audit diukur berdasarkan pengalaman yang dilihat dari kombinasi
jenjang jabatan dan lama masa kerjanya. Manipulasi keahlian audit dalam penelitian
ini dilakukan dengan membedakan responden berdasarkan jenjang jabatan dan masa
kerjanya. Jenjang jabatan auditor di Indonesia terdiri dari junior, senior, supervisor,
manajer, partner dan managing partner. Auditor yang dikategorikan ahli adalah yang
mempunyai jabatan auditor senior hingga managing partner, sedangkan auditor yang
tidak ahli adalah auditor junior dengan pengalaman kurang dari dua tahun.
F. Teknik Analisis
Analysis of Variance (ANOVA)
Dalam analisis dependen, para peneliti sering dihadapkan dengan analisis
data yang ingin melihat hubungan antara variabel independen (yang bersifat kategori
atau skala nonmetrik) dan variabel dependen (yang bersifat kontinyu, metrik atau
berskala interval atau rasio). Alat uji statistik yang cocok untuk masalah ini
tergantung dari jumlah kategori dari variabel independen. Dalam Ghozali (2005),
jika variabel independen berkategori dua, maka uji statistik yang digunakan adalah
uji beda t-test, sedangkan untuk variabel independen yang berkategori lebih dari dua
digunakan Analysis of Variance (ANOVA). Apabila jumlah variabel dependen lebih
dari satu digunakan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA).
Dalam Ghozali (2005), Analysis of Variance (ANOVA) merupakan metode
untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen (skala metrik) dengan satu
atau lebih variabel independen (skala nonmetrik atau kategorikal dengan kategori
labih dari dua). Pada kasus satu variabel dependen metrik dan dua atau tiga variabel
independen kategorikal sering disebut Two Ways ANOVA dan Three Ways ANOVA.
ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama (main effect) dan
pengaruh interaksi (interaction effect) dari variabel independen kategorikal (sering
disebut faktor) terhadap variabel dependen metrik. Pengaruh utama atau main effect
adalah pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen,
sedangkan pengaruh interaksi adalah pengaruh bersama atau joint effect dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Pengolahan
data untuk uji ANOVA dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 13.0.
Menurut Ghozali (2005), untuk dapat menggunakan uji statistik ANOVA
harus dipenuhi beberapa asumsi berikut ini:
a. Homogeneity of Variance
Variabel dependen harus memiliki varian yang sama dalam setiap kategori
variabel independen. Jika terdapat lebih dari satu variabel independen, maka
harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang dibentuk oleh variabel
independen kategorikal. SPSS menamakan tes ini Levene’s test of homogeneity
of variance. Jika Levene test signifikan (probabilitas < 0,05), maka hipotesis nol
akan ditolak bahwa grup memiliki varians yang berbeda dan hal ini menyalahi
asumsi. Jadi yang dikehendaki adalah tidak dapat menolak hipotesis nol atau
hasil Levene test tidak signifikan (probabilitas > 0,05). Walaupun asumsi varians
sama ini dilanggar, Box (1954) dalam Ghozali (2005) menyatakan bahwa
ANOVA masih tetap dapat digunakan karena ANOVA robust untuk
penyimpangan yang kecil dan moderat dari homogeneity of variance.
Perhitungan kasarnya, rasio terbesar ke terkecil dari grup varians harus 3 atau
kurang dari 3.
b. Random Sampling Untuk tujuan signifikansi, maka subyek di dalam setiap grup
harus diambil secara random.
c. Multivariate Normality
Untuk tujuan signifikansi, maka variabel harus mengikuti distribusi normal
multivariate. Variabel dependen terdistribusi secara normal dalam setiap kategori
variabel independen. ANOVA masih tetap robust walaupun terdapat
penyimpangan asumsi multivariate normality.
Dalam Ghozali (2005), analysis of variance yang digunakan untuk
membandingkan nilai rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan pada
dasarnya adalah menggunakan F test yaitu estimate between groups variance (atau
mean squares) dibandingkan dengan estimate within groups variance atau secara
rumus sebagai berikut:
Between groups estimated variance atau mean-squares
F =
Within groups estimated variance atau mean-squares
Total variance dalam variabel dependen dapat dipandang memiliki 2 (dua)
komponen yaitu variance yang berasal dari variabel independen dan variance yang
berasal dari faktor lainnya. Variance dari faktor lain ini sering disebut dengan error
atau residual variance. Variance yang berasal dari variabel independen disebut
dengan explained variance. Jika between group (explained) vatiance lebih besar dari
within group (residual) variance, maka nilai F ratio akan tinggi yang berarti
perbedaan antara nilai means terjadi secara acak.
Within group variance atau sum-of-squares adalah jumlah variance dari
group, sedangkan mean-squares adalah jumlah sum-of-squares dibagi dengan degree
of freedom. Degree of freedom adalah jumlah kasus dikurangi 1 (satu) pada setiap
group [(jumlah kasus group satu-1)+(jumlah kasus group 2-1) dan seterusnya],
sedangkan between group variance dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:
Total Variance = between group + within group
(explained) Variance (error) variance
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor eksternal yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta. Auditor yang menjadi responden
adalah yang memiliki jabatan auditor junior, senior, supervisor, manajer, partner, dan
managing partner/pemilik KAP. Jumlah kuesioner yang disebarkan berjumlah 114
kuesioner, yang disebarkan dan diterima mulai tanggal 1 Juli 2008 sampai 28
Agustus 2008 ( + 2 bulan). Pengiriman kuesioner dilakukan dengan diantar langsung
oleh peneliti atau dititipkan melalui teman, dengan sebelumnya mengkonfirmasi
terlebih dahulu. Hal ini diharapkan agar data yang diberikan dapat langsung diterima
dan diolah oleh peneliti.
Dari sekian banyak KAP yang ada di Jakarta, peneliti hanya berhasil
mendapatkan sampel auditor yang bekerja di 19 KAP yang ada di Jakarta. Peneliti
mengkonfirmasi terlebih dahulu kesediaan KAP tersebut untuk bersedia menjadi
responden. Selain itu, peneliti juga menitipkan melalui teman, atau yang mempunyai
kerabat, yang bekerja di KAP. Beberapa KAP yang menolak untuk menjadi
responden adalah karena alasan kesibukan, tidak mau menerima kuesioner atau
alasan lainnya. Berikut ini daftar nama-nama KAP yang menjadi responden dalam
penelitian ini:
Tabel 4.1.
Daftar Nama-Nama KAP yang Menjadi Responden
No. Nama KAP
1. KAP Achyadi dan Rekan
2. KAP Hertanto, Sidik, Hadisoeryo dan Rekan
3. KAP Syarief Basir dan Rekan
4. KAP Drs. Amir Hadyi Nasution
5. KAP Drs. A. Salam Rauf dan Rekan
6. KAP Aryanto Amir Jusuf dan Mawar (Pusat)
7. KAP Drs. Mochamad Abadan
8. KAP Drs. Muhamad Zen dan Rekan (Pusat)
9. KAP Junaedi, Chaerul, Labib Subyakto dan Rekan (Pusat)
10. KAP Husni, Mucharam dan Rasidi
11. KAP Ishak, Saleh, Soewondo
12. KAP Drs. Abdul Hamid Cebba
13. KAP Jamaludin Iskak, BAP
14. KAP Drs. Soekrisno Agoes, MM dan Rekan
15. KAP Usman dan Rekan (Pusat)
16. KAP Heliantono dan Rekan
17. KAP Herman, Dody, Tanumihardja dan Rekan (Pusat)
18. KAP Nugroho dan Rekan
19. KAP Drs. Gatot Permadi Joewono
Sumber: Data yang diolah
2. Response Rate
Kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden terdiri dari dua set.
Peneliti membedakan tiap set-nya dengan memberikan warna yang berlainan, yaitu:
a. Merah: Kondisi tidak independen
b. Biru: Kondisi independen
Jumlah total kuesioner yang disebarkan adalah 114 kuesioner, dengan
perincian 60 kuesioner berwarna merah dan 54 kuesioner berwarna biru. Kuesioner-
kuesioner tersebut didistribusikan secara random kepada responden. Dari 114
kuesioner yang disebarkan, hanya 77 kuesioner yang kembali, dengan perincian 39
kuesioner berwarna merah dan 38 kuesioner berwarna biru, sedangkan 37 kuesioner
tidak kembali, hilang atau kosong (tidak diisi), dengan perincian 21 kuesioner
berwarna merah dan 16 kuesioner berwarna biru. Dengan demikian, tingkat response
rate pada penelitian ini adalah 67,5%. Rincian pendistribusian kuesioner dalam
penelitian ini ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2.
Data Distribusi Kuesioner Penelitian
Jenis Kuisioner Jumlah
Disebarkan Kembali
Kosong/
Tidak
Kembali
Merah: Kondisi tidak independen
60 39 21
Biru: Kondisi independen 54 38 16
Jumlah 114 77 37
Persentase 100% 67,5% 32,5%
Sumber: Data yang diolah
Dari tabel di atas, terlihat bahwa kuesioner berwarna merah lebih banyak
kembali daripada kuesioner berwarna biru. Namun, persentase pengembalian
kuesioner warna merah lebih kecil daripada warna biru. Persentase pengembalian
kuesioner warna merah sebesar 65%, sedangkan warna biru sekitar 70,4%. Oleh
sebab itu, peneliti menambah jumlah kuesioner warna merah sedikit lebih banyak
daripada warna biru untuk disebarkan. Berikut ini akan diilustrasikan persentase
pengembalian kuesioner warna merah dan biru dalam bentuk pie chart:
Tdk
Kembali/
kosong
35%
Kembali
65%
Gambar 4.1.
Persentase Pengembalian Kuesioner Warna Merah
Tdk
Kembali/
kosong
30%
Kembali
70%
Gambar 4.2.
Persentase Pengembalian Kuesioner Warna Biru
3. Profil Responden
Demografi responden yang dirangkum dari kuesioner yang telah kembali
dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah responden yang
mengisi kuesioner berwarna merah (kondisi tidak independen) yang dijelaskan
dalam tabel 4.3. Bagian kedua adalah responden yang mengisi kuesioner berwarna
biru (kondisi independen) yang dijelaskan dalam tabel 4.4.
Tabel 4.3.
Demografi Responden untuk Kuesioner Berwarna Merah
No Keterangan Jumlah %
1 Jenis Kelamin
a. Pria
b. Wanita
c. Tidak Mengisi
20
19
0
51
49
0
2 Usia
a. 20 – 25 tahun
b. 26 – 30 tahun
c. > 30 tahun
d. Tidak Mengisi
28
6
4
1
72
15
10
3
3 Jabatan/posisi di KAP
a. Managing Partner/Pemilik KAP b. Partner
c. Manajer
d. Supervisor
e. Senior
f. Junior
g. Tidak Mengisi
0 0
1
0
12
26
0
0 0
2
0
31
67
0
4 Lama pengalaman kerja di bidang audit
a. < 1 tahun
b. 1 tahun – 2 tahun
c. > 2 tahun
d. Tidak Mengisi
12
15
7
5
31
38
18
13
5 Pendidikan Terakhir
a. Diploma (D3)
b. Sarjana (S1)
c. Pascasarjana (S2, S3)
d. Tidak Mengisi
8
29
2
0
21
74
5
0
6 Memiliki keahlian khusus di bidang lain
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Mengisi
18
14
7
46
36
18
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.3. adalah demografi responden yang mengisi kuesioner berwarna
merah. Terlihat dari jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 39 buah, responden
pria lebih banyak dibandingkan responden wanita. Namun, perbedaannya tidak
signifikan, responden pria berjumlah 20 orang dengan persentase 51%, sedangkan
responden wanita berjumlah 19 orang dengan persentase 49%. Untuk data jenis
kelamin ini, tidak ada responden yang tidak mengisi. Persentase jenis kelamin dapat
diilustrasikan dalam bentuk pie chart sebagai berikut:
Wanita, 49%
Pria , 51%
Gambar 4.3.
Persentase Jenis Kelamin Responden Kuesioner Merah
Responden yang berusia antara 20 tahun sampai 25 tahun berjumlah 28 orang
dengan persentase 72%, sedangkan yang berusia antara 26 tahun sampai 30 tahun
berjumlah 6 orang (15%), dan yang berusia di atas 30 tahun berjumlah 4 orang
(10%). Responden yang tidak mengisi data ini sebanyak 1 orang (3%). Berikut
penjelasan dalam bentuk pie chart:
> 30 th, 10%
26 - 30 th,
15%
Tdk mengisi,
3%
20 - 25 th,
72%
Gambar 4.4.
Persentase Usia Responden Kuesioner Merah
Sebagian besar responden merupakan auditor junior yaitu 67% atau 26 orang,
sedangkan auditor senior berjumlah 12 orang (31%) dan manajer 1 orang (2%).
Tidak ada responden yang memiliki jabatan supervisor, partner dan pemilik
KAP/managing partner (0%). Selain itu, tidak ada pula responden yang tidak
mengisi. Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
Manajer, 2%
Senior, 31%Junior , 67%
Gambar 4.5.
Persentase Jabatan Responden Kuesioner Merah
Pengalaman responden bekerja di bidang audit selama kurang dari 1 tahun
sebanyak 12 orang (31%), 1 tahun sampai 2 tahun sebanyak 15 orang (38%), dan
lebih dari 2 tahun sebanyak 18 orang (18%). Responden yang tidak mengisi data ini
sebanyak 5 orang (13%). Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
> 2 th, 18%1 th - 2 th ,
38%
Tdk mengisi,
13%
< 1 th, 31%
Gambar 4.6.
Persentase Lama Pengalaman Kerja Responden Kuesioner Merah
Pendidikan terakhir dari responden sebagian besar sarjana yaitu sebanyak
74% atau 29 orang, sedangkan diploma sebanyak 8 orang atau 21%, dan
pascasarjana 2 orang (5%). Tidak ada responden yang tidak mengisi data ini. Berikut
penjelasan dalam bentuk pie chart:
Diploma, 21%
Pascasarjana,
5%Sarjana, 74%
Gambar 4.7.
Persentase Pendidikan Terakhir Responden Kuesioner Merah
Responden yang memiliki keahlian khusus di bidang lain yang menunjang
jabatannya sebanyak 18 orang atau 46%, sedangkan yang tidak memiliki keahlian
khusus sebanyak 14 orang atau 36%, dan yang tidak mengisi data ini 7 orang (18%).
Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
Tidak , 36%
Ya, 46%
Tdk mengisi,
18%
Gambar 4.8.
Persentase Keahlian Khusus Lain Responden Kuesioner Merah
Tabel 4.4.
Demografi Responden untuk Kuesioner Berwarna Biru
No Keterangan Jumlah %
1 Jenis Kelamin
a. Pria
b. Wanita
c. Tidak Mengisi
19
19
0
50
50
0
2 Usia
a. 20 – 25 tahun
b. 26 – 30 tahun
25
10
66
26
c. > 30 tahun
d. Tidak Mengisi
3
0
8
0
3 Jabatan/posisi di KAP
a. Managing Partner/Pemilik KAP b. Partner
c. Manajer
d. Supervisor
e. Senior
f. Junior
g. Tidak Mengisi
0 0
1
3
7
27
0
0 0
2
8
18
71
0
4 Lama pengalaman kerja di bidang audit
a. < 1 tahun
b. 1 tahun – 2 tahun
c. > 2 tahun
d. Tidak Mengisi
15
12
10
1
39
32
26
3
5 Pendidikan Terakhir
a. Diploma (D3)
b. Sarjana (S1)
c. Pascasarjana (S2, S3)
d. Tidak Mengisi
1
37
0
0
3
97
0
0
6 Memiliki keahlian khusus di bidang lain
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Mengisi
12
23
3
32
60
8
Sumber: Data yang diolah
Tabel 4.4. adalah demografi responden yang mengisi kuesioner berwarna
biru. Terlihat dari jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 38 buah, jumlah
responden pria sama dengan responden wanita, yaitu masing-masing 19 orang atau
50%. Tidak ada responden yang tidak mengisi data ini. Berikut penjelasan dalam
bentuk pie chart:
Wanita, 50% Pria , 50%
Gambar 4.9.
Persentase Jenis Kelamin Responden Kuesioner Biru
Untuk kuesioner warna biru, responden yang berusia antara 20 tahun sampai
25 tahun berjumlah 25 orang dengan persentase 66%, sedangkan yang berusia antara
26 tahun sampai 30 tahun berjumlah 10 orang (26%), dan yang berusia di atas 30
tahun berjumlah 3 orang (8%). Tidak ada responden yang tidak mengisi data ini.
Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
> 30 th, 8%
26 - 30 th,
26%
20 - 25 th,
66%
Gambar 4.10.
Persentase Usia Responden Kuesioner Biru
Sebagian besar responden kuesioner biru merupakan auditor junior yaitu 71%
atau 27 orang, sedangkan auditor senior berjumlah 9 orang (18%), supervisor 3
orang (8%) dan manajer 1 orang (3%). Tidak ada responden yang memiliki jabatan
partner dan pemilik KAP/managing partner (0%). Selain itu, tidak ada pula
responden yang tidak mengisi data ini. Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
Supervisor,
8%
Senior, 18%
Manajer, 3%
Junior, 71%
Gambar 4.11.
Persentase Jabatan Responden Kuesioner Biru
Pengalaman responden kuesioner warna biru bekerja di bidang audit selama
kurang dari 1 tahun sebanyak 15 orang (39%), 1 tahun sampai 2 tahun sebanyak 12
orang (32%), dan lebih dari 2 tahun sebanyak 10 orang (26%). Responden yang tidak
mengisi data ini hanya 1 orang (3%). Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
1 th - 2 th,
32%
> 2 th , 26%
< 1 th, 39%
Tdk mengisi,
3%
Gambar 4.12.
Persentase Lama Pengalaman Kerja Responden Kuesioner Biru
Pendidikan terakhir dari responden kuesioner biru hampir seluruhnya adalah
sarjana yaitu sebanyak 97% atau 37 orang, sedangkan diploma hanya 1 orang atau
3%. Tidak ada responden yang memiliki pendidikan terakhir pascasarjana, selain itu
tidak ada pula yang tidak mengisi data ini. Berikut penjelasan dalam bentuk pie
chart:
Diploma, 3%
Sarjana, 97%
Gambar 4.13.
Persentase Pendidikan Terakhir Responden Kuesioner Biru
Responden kuesioner biru yang memiliki keahlian khusus di bidang lain yang
menunjang jabatannya sebanyak 12 orang atau 32%, sedangkan yang tidak memiliki
keahlian khusus sebanyak 23 orang atau 60%, dan yang tidak mengisi data ini 3
orang (8%). Berikut penjelasan dalam bentuk pie chart:
Between-Subjects Factors
Tidak Ahli 53
Ahli 24
Tidak
Independen39
Independen 38
0
1
Keahlian
Audit
0
1
Independensi
Value Label N
Levene's Test of Equality of Error Variances a
Dependent Variable: Pendapat Audit
4.176 3 73 .009
F df1 df2 Sig.
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
Design: Intercept+Keahlian+Independen+Keahliana.
Tidak , 60%
Ya, 32%
Tdk mengisi,
8%
Gambar 4.14.
Persentase Keahlian Khusus Lain Responden Kuesioner Biru
B. Analysis of Variance (ANOVA)
Tabel 4.5. menggambarkan pengukuran data yang dianalisis dengan
menggunakan ANOVA. Terlihat bahwa terdapat 2 (dua) variabel yang akan dianalisis,
yaitu keahlian audit dan independensi.
Tabel 4.5.
Pengukuran Data
Masing-masing variabel tersebut memiliki 2 (dua) level. Pertama, untuk variabel
keahlian audit diberi skor 0 (nol) jika ”auditor tidak ahli” dan skor 1 (satu) jika ”auditor
ahli”. Kedua, variabel independensi diberi skor 0 (nol) jika ”auditor tidak independen”
dan skor 1 (satu) jika ”auditor independen”.
Tabel 4.6.
Uji Levene’s Test
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Pendapat Audit
128.541a 3 42.847 2.309 .083
37525.211 1 37525.211 2022.092 .000
37.954 1 37.954 2.045 .157
89.792 1 89.792 4.839 .031
39.900 1 39.900 2.150 .147
1354.706 73 18.558
46655.000 77
1483.247 76
SourceCorrected Model
Intercept
Keahlian
Independen
Keahlian * Independen
Error
Total
Corrected Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .087 (Adjusted R Squared = .049)a.
Tabel 4.6. menjelaskan hasil dari uji Levene’s Test, yang menunjukkan bahwa
nilai probabilitas Levene’s Test adalah 0,009 atau nilai F hitung sebesar 4,176. Maka
hipotesis nol akan ditolak bahwa grup memiliki varians yang berbeda karena nilai
Levene’s Test signifikan (probabilitas < 0,05), dan hal ini menyalahi asumsi. Walaupun
asumsi varians sama ini dilanggar, Box (1954) dalam Ghozali (2005), menyatakan
bahwa ANOVA masih tetap dapat digunakan karena ANOVA robust untuk
penyimpangan yang kecil dan moderat dari homogeneity of variance. Perhitungan
kasarnya, rasio terbesar ke terkecil dari grup varians harus 3 atau kurang dari 3.
Tabel 4.7.
Hasil Tests of Between-Subjects Effects
Tabel 4.7. menjelaskan hasil uji ANOVA, yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara keahlian audit terhadap pemberian pendapat
audit atas kelangsungan usaha. Hal ini terlihat dari nilai F sebesar 2,045 dan signifikan
pada p=0,157 atau lebih besar dari 0,05 (probabilitas > 0,05). Hasil ini konsisten dengan
penelitian Mayangsari (2003) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara
auditor yang ahli dan tidak ahli ketika mendapatkan tekanan sosial atau ekonomis dalam
proses pemberian pendapat. Namun, jika dalam kondisi normal atau tanpa tekanan,
perbedaan dalam pemberian pendapat bisa terjadi. Menurut Ariesanti (2001), faktor
pengetahuan sebagai bagian dari keahlian akan mempengaruhi kualitas audit dan
pemberian pendapat audit.
Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) tidak diterima atau tidak dapat
menolak hipotesis nol (Ho), yaitu:
H1: Keahlian audit yang dimiliki auditor tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pendapat audit atas kelangsungan usaha.
Pada analisis selanjutnya, variabel independensi ternyata mempunyai pengaruh
yang cukup signifikan terhadap pemberian pendapat audit atas kelangsungan usaha. Hal
ini terlihat dari nilai F sebesar 4,839 dan signifikan pada p=0,031 atau lebih kecil dari
0,05 (probabilitas < 0,05). Hasil ini konsisten dengan penelitian Mayangsari (2003) yang
menyatakan bahwa faktor independensi akan menyebabkan perbedaan pendapat audit.
Auditor yang independen cenderung memberikan pendapat yang lebih tepat
dibandingkan auditor yang tidak independen. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian
yang dilakukan Knapp (1985); Bennink dan Spoelstra (1979); Benbasat dan Dexter
(1982); Chow dan Rice (1987) dalam Mayangsari (2003), yang menyatakan bahwa
independensi merupakan faktor yang mempengaruhi opini auditor.
Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Joyce dan Biddle (1981) dan
Margheim (1986) dalam Mayangsari (2003), yang menyatakan bahwa profesi auditor
tidak sensitif dengan permasalahan independensi. Penelitian Ariesanti (2001) juga
menyatakan bahwa lama ikatan dengan klien dan tekanan dari klien tidak merusak
independensi auditor dan tidak mempengaruhi kualitas audit.
Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) diterima atau dapat menolak hipotesis
nol (Ho), yaitu:
H2: Independensi yang dimiliki auditor berpengaruh secara signifikan terhadap
pemberian pendapat audit atas kelangsungan usaha.
Terlihat juga nilai Adjusted R Squared sebesar 0,049. Hal ini berarti variabilitas
pendapat audit atas kelangsungan usaha yang dapat dijelaskan oleh variabilitas keahlian
audit dan independensi hanya sebesar 4,9%, sedangkan sisanya sebesar 95,1% dijelaskan
oleh variabel lain di luar model, seperti pendapat audit sebelumnya, reputasi KAP,
kualitas audit, dan lain-lain.
Pada pengujian interaksi antar variabel independen dalam mempengaruhi
variabel dependen, akan diuji pengaruh langsung antara variabel keahlian audit dan
independensi terhadap pemberian pendapat audit atas kelangsungan usaha. Hasil uji F
menunjukkan nilai 2,150 dan signifikan pada p=0,147 atau lebih besar dari 0,05
(probabilitas > 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara
variabel keahlian audit dan independensi dalam mempengaruhi pemberian pendapat
audit karena p > 0,05. Hal ini berarti bahwa keahlian audit dan independensi, secara
bersama-sama, yang dimiliki auditor tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pemberian pendapat audit atas kelangsungan usaha. Hasil ini tidak konsisten
dengan penelitian Mayangsari (2003), yang menyatakan bahwa keahlian dan
independensi akan mempengaruhi pemberian pendapat audit. Auditor yang ahli dan
independen cenderung memberikan pendapat yang lebih baik dengan prediksi yang lebih
tepat dibandingkan dengan auditor yang hanya memiliki salah satu karakter tersebut atau
tidak memiliki keduanya.
Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) tidak diterima atau tidak dapat
menolak hipotesis nol (Ho), yaitu:
H3: Keahlian audit dan independensi yang dimiliki auditor tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pendapat audit atas kelangsungan usaha.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh dari keahlian audit dan
independensi yang dimiliki auditor terhadap pemberian pendapat audit atas
kelangsungan usaha. Setelah diuji dengan menggunakan Two Ways ANOVA maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Keahlian audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat audit atas
kelangsungan usaha, sehingga tidak ada perbedaan antara auditor ahli dan auditor
tidak ahli dalam pemberian pendapat audit.
2. Independensi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat audit atas
kelangsungan usaha, sehingga terdapat perbedaan antara auditor yang independen
dan auditor tidak independen dalam pemberian pendapat audit.
3. Keahlian audit dan independensi secara bersama-sama tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap pemberian pendapat audit atas kelangsungan usaha, karena
tidak ada interaksi antara keahlian audit dan independensi.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi merupakan faktor yang
lebih mempengaruhi pendapat audit daripada faktor keahlian. Independensi lebih
memegang peranan penting meskipun terdapat perbedaan keahlian antara auditor yang
ahli dan tidak ahli. Seorang auditor yang ahli tidak menjamin dirinya juga akan
independen. Selain itu, tidak ada interaksi antara keahlian dan independensi sehingga
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapat audit atas kelangsungan usaha.
Ada beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pendapat audit, misalnya faktor
psikologis auditor, kualitas audit yang dilakukan, pendapat audit sebelumnya, reputasi
KAP dan lain-lain. Namun, keahlian dan independensi tetap merupakan faktor penting
dan syarat mutlak yang harus dimiliki seorang auditor karena merupakan standar umum
yang harus dipenuhi dalam sebuah proses audit.
Oleh karena itu, keahlian audit dan independensi yang dimiliki oleh seorang
auditor harus terus ditingkatkan. Keahlian audit, terutama untuk penilaian kelangsungan
hidup entitas, dapat ditingkatkan dengan memberikan pelatihan-pelatihan mengenai
prosedur analitik, yaitu alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu auditor
membuat keputusan terhadap hal ini. Independensi yang dimiliki pun harus ditingkatkan
karena hal ini merupakan permasalahan sensitif yang perlu diperhatikan oleh profesi
auditor.
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi organisasi Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dan khususnya para auditor untuk memenuhi tuntutan profesionalisme
akuntan dalam menjalankan praktiknya sebagai organisasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, M. Nizarul, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel
Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makassar: 26-28 Juli.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan
Verifikasi, Pendekatan Terpadu. Edisi Kesembilan, Jilid Satu. Jakarta: PT. Indeks
kelompok Gramedia.
Ariesanti, Alia. 2001. Pendapat Auditor Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keahlian dan Independensi Sebagai Kualitas Audit. Tesis Pascasarjana UGM. Yogyakarta: Tidak dipublikasikan.
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. 2003. Modern Auditing.
Edisi Ketujuh, Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan
Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII. Solo: 15-16 September 2005.
Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
H. M. Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Yogyakarta: BPFE UGM.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Flores: Penerbit Nusa Indah.
Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.
6, No. 1, Januari. Hal. 1-22.
Murtanto dan Gudono. 1999. Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian Audit: Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No.
1, Januari. Hal. 37-52.
P.B Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas, Debt
Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern.
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makassar: 26-28 Juli.
Purnamasari, Vena. 2006. Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden
Independensi dan Perilaku Etis Auditor. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX.
Padang: 23-26 Agustus.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahayu, Puji. 2007. Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on Financial and
Non-Financial Informations (Empirical Evidence of Indonesian Banking Firms
Listed Listed on JSX and SSX). Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X.
Makassar: 26-28 Juli.
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk
Bisnis. Edisi 4. Buku 1 & 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi
Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX.
Padang: 23-26 Agustus.
Suartana, I Wayan. 2007. Upaya Meningkatkan Kualitas Pertimbangan Audit Melalui
Self Review: Kasus Going Concern Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) X. Makassar: 26-28 Juli.
Sularso, Sri dan Ainun Na’im. 1999. Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada
Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Juli. Hal. 154-172.
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi
(SNA) X. Makassar: 26-28 Juli.
Wulandari, Soliyah. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi
Auditor Eksternal Menurut Persepsi Bankir. Skripsi UIN Jakarta: Tidak
dipublikasikan.
KUESIONER
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI
TERHADAP PENDAPAT AUDIT ATAS
KELANGSUNGAN USAHA
OLEH:
CHANDRA WIJANARKO
[104082002716]
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada,
Yth. Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya adalah mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun skripsi sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Nama : Chandra Wijanarko
NIM : 104082002716
Jurusan : Akuntansi
Mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kuesioner ini akan dijadikan data dalam
penelitian saya. Oleh karena itu, Anda diminta untuk membaca dengan teliti dan
menjawabnya dengan lengkap. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang terpenting
adalah memilih jawaban sesuai dengan pendapat Anda. Segala informasi yang diterima
dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan akademis.
Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. Mohon
maaf telah mengganggu waktu Anda.
Mengetahui, Hormat Saya,
Dosen Pembimbing, Peneliti,
Dr. Wiwik Utami, Ak., M.Si Chandra Wijanarko
Data tentang Responden (Diisi dengan lengkap)
1. Jenis Kelamin:
( ) Laki-Laki ( ) Perempuan
2. Usia: _____ tahun
3. Jabatan/posisi Anda pada Kantor Akuntan Publik saat ini:
( ) Pemilik KAP/Managing Partner ( ) Supervisor
( ) Partner ( ) Auditor Senior
( ) Manajer ( ) Auditor Junior
4. Lama pengalaman kerja di bidang audit: ______ tahun ______ bulan
5. Pendidikan terakhir:
( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
6. Apakah Anda mempunyai keahlian khusus lain yang menunjang profesi
Anda? (misalnya, bidang Teknologi Informasi, Perpajakan atau lainnya)
( ) Ya, sebutkan ______________
( ) Tidak
Petunjuk
Berikut ini akan disajikan sebuah kasus tentang perusahaan yang
mengalami penurunan kinerja sehingga kelangsungan hidup perusahaan perlu
dievaluasi. Bapak/Ibu dimohon memberikan pendapat tentang kelangsungan
hidup perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia. Mohon ilustrasi
kasus dibaca dengan cermat. Jawaban Bapak/Ibu dijamin kerahasiaannya
dan hanya akan digunakan untuk keperluan akademis saja.
KASUS PT “X” (MERAH)
Anggap Anda bekerja sebagai auditor pada sebuah Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berskala menengah ke bawah. Suatu saat, Anda diminta
untuk mengaudit PT “X” untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7. Klien ini
sudah menjadi pelanggan KAP Anda selama 5 tahun dan memberikan
kontribusi fee pada KAP Anda sebesar 25% (cukup besar). Kondisi
persaingan antar KAP sangat ketat. Beberapa tahun belakangan, kinerja
perusahaan ini menunjukkan hasil yang tidak diharapkan dan berpotensi
bangkrut. Dalam pertemuan dengan manajemen, auditor mendapat penjelasan
bahwa perusahaan akan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Namun demikian, diasumsikan peluang untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan (common base rate) adalah sebesar 50%. Klien mengatakan, jika
pendapat audit mengenai kelangsungan hidup perusahaan jelek, maka klien
akan berpindah ke KAP lain. Anda diminta untuk mempertimbangkan pendapat
mengenai kelangsungan hidup perusahaan untuk satu tahun ke depan. Perlu
diperhatikan bahwa kesalahan pendapat yang merugikan klien dapat
mengakibatkan risiko tuntutan hukum.
Berikut ini disajikan bukti-bukti tambahan
1.1.1.1. Sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan modal sebagai upaya untuk Sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan modal sebagai upaya untuk Sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan modal sebagai upaya untuk Sulit bagi perusahaan memperoleh tambahan modal sebagai upaya untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan. menjaga kelangsungan hidup perusahaan. menjaga kelangsungan hidup perusahaan. menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
2.2.2.2. Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada
kewajiban sangat material kewajiban sangat material kewajiban sangat material kewajiban sangat material yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum
atau proses litigasi. atau proses litigasi. atau proses litigasi. atau proses litigasi.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
3.3.3.3. Pemasok (Pemasok (Pemasok (Pemasok (suppliersuppliersuppliersupplier) memberikan kredit perdagangan yang cukup ) memberikan kredit perdagangan yang cukup ) memberikan kredit perdagangan yang cukup ) memberikan kredit perdagangan yang cukup
menguntungkan perusahaan. menguntungkan perusahaan. menguntungkan perusahaan. menguntungkan perusahaan.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
4.4.4.4. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
5.5.5.5. Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh
sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat. sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat. sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat. sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
((((1)1)1)1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
6.6.6.6. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
7.7.7.7. Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk
tahun ini. tahun ini. tahun ini. tahun ini.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
8.8.8.8. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
9.9.9.9. Berdasarkan informasiBerdasarkan informasiBerdasarkan informasiBerdasarkan informasi----informasi di atas, informasi di atas, informasi di atas, informasi di atas, pendapat akhir Andapendapat akhir Andapendapat akhir Andapendapat akhir Anda tentang potensi tentang potensi tentang potensi tentang potensi
kelanjutan kelanjutan kelanjutan kelanjutan usaha usaha usaha usaha PT “X” adalah: PT “X” adalah: PT “X” adalah: PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
_ Terima Kasih _
KUESIONER
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI
TERHADAP PENDAPAT AUDIT ATAS
KELANGSUNGAN USAHA
OLEH:
CHANDRA WIJANARKO
[104082002716]
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
Data tentang Responden (Diisi dengan lengkap)
1. Jenis Kelamin:
( ) Laki-Laki ( ) Perempuan
2. Usia: _____ tahun
3. Jabatan/posisi Anda pada Kantor Akuntan Publik saat ini:
( ) Pemilik KAP/Managing Partner ( ) Supervisor
( ) Partner ( ) Auditor Senior
( ) Manajer ( ) Auditor Junior
4. Lama pengalaman kerja di bidang audit: ______ tahun ______ bulan
5. Pendidikan terakhir:
( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
6. Apakah Anda mempunyai keahlian khusus lain yang menunjang profesi
Anda? (misalnya, bidang Teknologi Informasi, Perpajakan atau lainnya)
( ) Ya, sebutkan ______________
( ) Tidak
Petunjuk
Berikut ini akan disajikan sebuah kasus tentang perusahaan yang
mengalami penurunan kinerja sehingga kelangsungan hidup perusahaan perlu
dievaluasi. Bapak/Ibu dimohon memberikan pendapat tentang kelangsungan
hidup perusahaan berdasarkan informasi yang tersedia. Mohon ilustrasi
kasus dibaca dengan cermat. Jawaban Bapak/Ibu dijamin kerahasiaannya
dan hanya akan digunakan untuk keperluan akademis saja.
KASUS PT “X” (BIRU)
Anggap Anda bekerja sebagai auditor pada sebuah Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang berskala menengah ke atas. Suatu saat, Anda diminta
untuk mengaudit PT “X” untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7. Klien ini
baru menjadi pelanggan KAP Anda selama 4 bulan dan memberikan
kontribusi fee pada KAP Anda sangat kecil dari total pendapatan KAP.
Kondisi persaingan antar KAP tidak terlalu ketat. Beberapa tahun
belakangan, kinerja perusahaan ini menunjukkan hasil yang tidak
diharapkan dan berpotensi bangkrut. Dalam pertemuan dengan manajemen,
auditor mendapat penjelasan bahwa perusahaan akan mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Namun demikian, diasumsikan peluang untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (common base rate) adalah sebesar
50%. Dalam kondisi ini, Anda diminta untuk mempertimbangkan pendapat
mengenai kelangsungan hidup perusahaan untuk satu tahun ke depan.
Berikut ini disajikan bukti-bukti tambahan
10.10.10.10. Sulit bagi perusahaan mempSulit bagi perusahaan mempSulit bagi perusahaan mempSulit bagi perusahaan memperoleh tambahan modal sebagai upaya untuk eroleh tambahan modal sebagai upaya untuk eroleh tambahan modal sebagai upaya untuk eroleh tambahan modal sebagai upaya untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan. menjaga kelangsungan hidup perusahaan. menjaga kelangsungan hidup perusahaan. menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
11.11.11.11. Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada Pembahasan dengan pihak manajemen mengindikasikan bahwa ada
kewajiban sangat material kewajiban sangat material kewajiban sangat material kewajiban sangat material yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum yang harus dibayar sebagai akibat tuntutan hukum
atau proses litigasi. atau proses litigasi. atau proses litigasi. atau proses litigasi.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
12.12.12.12. Pemasok (Pemasok (Pemasok (Pemasok (suppliersuppliersuppliersupplier) memberikan kredit perdagangan yang cukup ) memberikan kredit perdagangan yang cukup ) memberikan kredit perdagangan yang cukup ) memberikan kredit perdagangan yang cukup
menguntungkan perusahaan. menguntungkan perusahaan. menguntungkan perusahaan. menguntungkan perusahaan.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
13.13.13.13. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik. Produk utama perusahaan secara umum dianggap berkualitas baik.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
14.14.14.14. Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh Pihak manajemen menyatakan bahwa ada kemungkinan bisa diperoleh
sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat. sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat. sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat. sebuah hak paten kunci dalam waktu dekat.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
15.15.15.15. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi. Tahun ini perusahaan melaporkan aliran kas positif dari aktivitas operasi.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4)(4)(4)(4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
16.16.16.16. Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk Pihak manajemen yakin akan kehilangan pelanggan utama perusahaan untuk
tahun ini. tahun ini. tahun ini. tahun ini.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
17.17.17.17. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan. Tahun ini perusahaan melaporkan kerugian operasi yang signifikan.
Berdasarkan informasi di atas, pendapat Anda tentang potensi kelangsungan
usaha PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (3) (4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
18.18.18.18. Berdasarkan informasiBerdasarkan informasiBerdasarkan informasiBerdasarkan informasi----informasi di atas, informasi di atas, informasi di atas, informasi di atas, pendapat akhir Andapendapat akhir Andapendapat akhir Andapendapat akhir Anda tentang potensi tentang potensi tentang potensi tentang potensi
kelanjutan kelanjutan kelanjutan kelanjutan usaha usaha usaha usaha PT “X” adalah: PT “X” adalah: PT “X” adalah: PT “X” adalah:
(1)(1)(1)(1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3) (4) (4) (4) (4) (5)(5)(5)(5)
Sangat Lemah Lemah Ragu-ragu Kuat Sangat kuat
_ Terima Kasih _
KUESIONER
PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI
TERHADAP PENDAPAT AUDIT ATAS
KELANGSUNGAN USAHA
OLEH:
CHANDRA WIJANARKO
[104082002716]
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008
Jawaban Responden Kuesioner Warna Biru
Jawaban Responden Kuesioner Warna Biru
Jawaban Responden Kuesioner Warna Biru
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Q1 2 2 2 4 1 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 Q2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 4 3 1 3 1 2 2 Q3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 4 3 3 2 Q4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 3 Q5 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 Q6 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 3 Q7 2 2 3 3 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 3 2 2 2 Q8 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 Q9 2 2 4 4 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 1 2 2
Skor Total
17
26
29
33
19
23
23
22
24
22
16
20
18
25
23
23
20
21
20
30
29
21
30
30
22
22
21
25
18
19
24
29
29
17
29
23
25
21
Jawaban Responden Kuesioner Warna Merah
Jawaban Responden Kuesioner Warna Merah
Jawaban Responden Kuesioner Warna Merah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Q1 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1 4 2 5 2 1 2 2 2 2 2 2 Q2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 2 1 3 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 5 2 3 4 2 5 2 2 2 1 2 2 1 2 Q3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 3 5 2 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 Q4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 Q5 4 4 4 3 4 3 4 2 5 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 5 4 3 2 4 4 4 3 3 Q6 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 5 3 5 2 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 Q7 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 5 2 5 2 3 5 2 2 3 2 2 2 2 3 Q8 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 5 1 2 3 2 1 2 1 2 Q9 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 5 3 5 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2
Skor Total
27
31
26
19
28
22
26
18
23
28
19
25
24
24
25
24
24
24
24
28
22
25
25
24
22
38
24
35
22
25
38
25
21
24
25
25
26
19
23
No. Independensi Keahlian Audit Skor Total
1 1 0 17
2 1 0 26
3 1 0 29
4 1 0 33
5 1 0 19
6 1 0 23
7 1 0 23
8 1 1 22
9 1 0 24
10 1 1 22
11 1 1 16
12 1 0 20
13 1 1 18
14 1 1 25
15 1 1 23
16 1 0 23
17 1 1 20
18 1 0 21
19 1 1 20
20 1 0 30
21 1 0 29
22 1 0 21
23 1 0 30
24 1 0 30
25 1 0 22
26 1 0 22
27 1 1 21
28 1 0 25
29 1 0 18
30 1 0 19
31 1 0 24
32 1 1 29
33 1 0 29
34 1 1 17
35 1 0 29
36 1 0 23
37 1 0 25
38 1 0 21
39 0 0 27
40 0 1 31
41 0 0 26
42 0 1 19
43 0 0 28
44 0 0 22
45 0 0 26
46 0 0 18
47 0 1 23
48 0 0 28
49 0 1 19
50 0 0 25
51 0 0 24
52 0 0 24
53 0 1 25
54 0 0 24
55 0 0 24
56 0 0 24
57 0 0 24
58 0 0 28
59 0 1 22
60 0 1 25
61 0 0 25
62 0 0 24
63 0 1 22
64 0 1 38
65 0 0 24
66 0 0 35
67 0 1 22
68 0 0 25
69 0 1 38
70 0 0 25
71 0 0 21
72 0 0 24
73 0 0 25
74 0 0 25
75 0 0 26
76 0 1 19
77 0 1 23
Univariate Analysis of Variance
Warnings
Post hoc tests are not performed for Keahlian Audit because there are fewer than
three groups.
Post hoc tests are not performed for Independensi because there are fewer than
three groups.
Between-Subjects Factors
Tidak Ahli 53
Ahli 24
Tidak
Independen39
Independen 38
0
1
Keahlian
Audit
0
1
Independensi
Value Label N
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: Pendapat Audit
4.176 3 73 .009
F df1 df2 Sig.
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
Design: Intercept+Keahlian+Independen+Keahlian
* Independen
a.
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Pendapat Audit
128.541a 3 42.847 2.309 .083
37525.211 1 37525.211 2022.092 .000
37.954 1 37.954 2.045 .157
89.792 1 89.792 4.839 .031
39.900 1 39.900 2.150 .147
1354.706 73 18.558
46655.000 77
1483.247 76
Source
Corrected Model
Intercept
Keahlian
Independen
Keahlian * Independen
Error
Total
Corrected Total
Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .087 (Adjusted R Squared = .049)a.