penanaman pendidikan akhlak melalui kegiatan...
TRANSCRIPT
PENANAMAN PENDIDIKAN AKHLAK MELALUI KEGIATAN
EKSTRAKULIKULER KEPRAMUKAAN SISWA KELAS VIII DI
MTS DAARUL HIKMAH PAMULANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Muhammad Faisal Marzuki
NIM 113011000104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Muhammad Faisal Marzuki (1113011000104). Penanaman Pendidikan
Akhlak Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Siswa Kelas VIII
di MTs Daarul Hikmah Pamulang. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2020.
Setiap manusia tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu sehingga perlu
ditanamkan hal-hal yang dapat membentuk pola fikirnya. Sebuah pola atau
kebiasaan baik, tidaklah didapat secara instan, melainkan harus dipupuk sedari
usia dini yaitu dengan pendidikan, baik itu formal maupun informal. Salah satu
pendidikan informal adalah ekstrakuliler kepramukaan yang memiliki dasa darma
untuk dapat membentuk karakter siswa salah satu nya adalah akhlak. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui metode dan materi apa saja yang diterapkan untuk
menanamkan pendidikan akhlak dalam kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan.
Penelitian dilaksanakan di MTs Daarul Hikmah Pamulang. Metode yang
digunakan pada penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan ditunjang oleh
data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan. Penelitian ini dapat
dijadikan rekomendasi bahwa kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan dapat
digunakan dalam pembelajaran sehingga penanaman akhlak siswa dapat
diwujudkan.
Kata kunci: Ekstrakulikuler Kepramukaan, Akhlak Siswa.
ii
Abstract
Muhammad Faisal Marzuki (1113011000104). Cultivating Moral Education
Through Extracurricular Scouting Activities for Class VIII Students at MTs
Daarul Hikmah Pamulang. Thesis Department of Islamic Education, Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta 2020.
Every human being is not born in a state of knowledge so it is necessary
to instill things that can shape his mindset. A good pattern or habit is not obtained
instantly, but rather must be fostered from an early age, namely through
education, both formal and informal. One of the informal education is scout
extracurricular which has darma dasa to be able to shape the character of
students one of which is morals. This study aims to determine what methods and
materials are applied to instill moral education in scouting extracurricular
activities. The study was conducted at MTs Daarul Hikmah Pamulang. The
method used in this research is descriptive qualitative supported by data obtained
through field research. This study can be used as a recommendation that scouting
extracurricular activities can be used in learning so that students' moral
cultivation can be realized.
Keywords: Scout Extracurricular, Student Morals.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya tercurahkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Tuhan semesta alam dengan segala keagungan-Nya telah memberikan petunjuk
dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penyusunan
skripsi ini. dengan judul syukur penulis panjatkan kepada sang kholiq yang telah
memberikan kekuatan dan kemudahan serta nikmat sehingga dengan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skriipsi ini. Tak lupa shalawat dan salam penulis
haturkan kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga
syafaat-Nya senantiasa tercurahkan kepada umat muslimin.
Skripsi ini ditujukan demi memenuhi persyaratan dalam meraih gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
memperoleh banyak dukungan dan saran dari berbagai pihak, sehingga ucapan
terima kasih penulis sampaikan dengan tulus dan sebesar-besarnya kepada :
1. Orangtua tercinta, ayahanda M. Rus Marzuki dan ibunda Sofwani, serta
seluruh keluarga besar Liman bin Utim yang senantiasa mendoakan serta
tanpa henti memberikan dukungan, semangat, dan kasih sayang hingga
penulis berada di titik ini.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang tak pernah habis kesabaran
membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman semasa penulis
iv
menjalani perkuliahan, serta Staf yang membantu proses administrasi
penulis .
6. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam, khususnya
Angkatan 2013 yang telah bekerja sama dengan baik dalam pembelajaran
dan kegiatan lainnya.
7. Keluarga Besar Racana Fatahillah - Nyi Mas Gandasari UIN Jakarta, yang
telah menjadi rumah kedua bagi penulis selama menjalani kehidupan
sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Dra. Hj. Sri Uswati, beserta Keluarga Besar MTs Daarul Hikmah yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,
9. Teman-teman kosan, yang senantiasa mengkhawatirkan penulis.
10. Serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu namun turut
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan
rujukan penyusunan skripsi selanjutnya.
Jakarta, 18 Juni 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8
D. Perumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 10
A. Deskripsi teori ......................................................................................... 10
1. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak .......................................................... 10
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan .......................................... 15
3. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Ekstrakurikuler Kepramukaan
.......................................................................................................... 22
B. Kajian penelitian Relevan ....................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 32
B. Metode Penelitian ................................................................................... 32
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 32
vi
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36
A. Gambaran Umum Ekskul Kepramukaan MTs Daarul Hikmah .............. 36
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ....................... 40
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 44
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 48
A. Kesimpulan ............................................................................................. 48
B. Saran ........................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
Lampiran 2 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 3 Hasil Wawancara Pembina Pramuka
Lampiran 4 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7 Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut fitrahnya, setiap manusia tidak dilahirkan dalam keadaan
berilmu sehingga perlu ditanamkan hal-hal yang dapat membentuk pola
fikirnya. Sebuah pola atau kebiasaan baik tidaklah didapat secara instan,
melainkan harus dipupuk sedari usia dini yaitu dengan pendidikan, baik itu
formal maupun informal.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua
manusia. Maju atau mundurnya suatu peradaban bergantung pada kualitas
pendidikan. Tanpa adanya pendidikan, manusia tidak akan ada bedanya
dengan makhluk lain yang disebut binatang. Dengan pendidikan kita akan
mengetahui mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, mana yang harus diutamakan
dan mana yang tidak, serta masih banyak lagi manfaat-manfaat yang akan
dihasilkan dari pendidikan bagi setiap individu dan terlebih lagi bagi suatu
bangsa.
Pendidikan adalah salah satu faktor penting terpandangnya sebuah
negara di mata dunia. Dengan pendidikan yang baik pastinya akan melahirkan
generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten dalam bidangnya.
Sehingga kondisi bangsa akan terus mengalami perbaikan dengan adanya para
penerus generasi bangsa yang mumpuni dalam berbagai ilmu. Tanpa
mengesampingkan prestasi-prestasi dan perkembangan yang telah dicapai saat
ini, kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari memuaskan,
bahkan cenderung memprihatinkan. Berdasarkan laporan yang dipublikasikan
oleh World Economic Forum (2019) kualitas sistem pendidikan Indonesia
berada di peringkat ke-54 dengan skor 4,3. Bukti tersebut menjadi gambaran
bahwa pendidikan di Indonesia masih perlu dibenahi lagi.
Pendidikan adalah proses pendewasaan diri baik dalam aktivitas
berfikir, bersikap maupun berprilaku. Proses ini dapat berlangsung dalam
institusi formal, informal, dan atau non formal. Dalam banyak hal proses ini
2
melibatkan pihak lain, baik dalam bentuk physical figure maupun hasil cipta,
rasa dan karya yang dituangkan dalam bentuk tulisan, kemudian proses
pendidikan harus didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Pendidikan juga merupakan cultural transsition (transisi kebudayaan)
yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan)
maka pendidikan dianggap sebagai suatu jembatan yang sangat vital untuk
membangun kebudayaan dan peradaban bagi manusia. Sebagai proses
transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya
dari satu generasi ke generasi lain.1 Pendidikan yang baik adalah pendidikan
yang di dalamnya ada pembinaan , pengarahan, dan pengembangan pola pikir
peserta didik, sehingga terampil dalam memecahkan berbagai problematika
yang dihadapinnya.
Masalah dalam dunia pendidikan merupakan masalah yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, bahkan masalah pendidikan ini sama sekali
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan
masyarakat. Di mana salah satu tujuan awal pendidikan yaitu mengembangkan
peserta didik agar menjadi mansuia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, madiri dan menajdi
warga demokratis yang bertanggungjawab.2
Pada hakikatnya, karakter adalah hal yang wajib dimiliki setiap
individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Terbentuknya karakter
yang baik merupakan cerminan keberhasilan pendidikan seseorang yang telah
ia terima. Sepanjang sejarah, Indonesia termasuk negara yang dikenal dengan
penduduknya yang ramah tamah. Namun, belakangan ini, identitas tersebut
seolah tercoreng oleh beberapa peserta didik yang memiliki karakter yang
kurang baik. Telah terjadi banyak kasus dimana para pelajar melakukan aksi
bullying, mengkonsumsi narkoba, pelecehan seksual, dan yang sedang
1 Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: PT
Rinska Cipta, 2005), Cet. II, hlm 33. 2 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, ayat
(1)
3
maraknya saat ini adalah perlakuan pelajar yang tidak pantas terhadap sosok
seorang guru.
Salah satunya terjadi sekitar pertengahan tahun 2018 di Kabupaten
Sampang, Jawa Timur. Ahmad Budi Cahyono, seorang Guru SMA Negeri 1
Torjun menegur siswanya yang tertidur dikelas pada saat pelajaran sedang
berlangsung. Budi mendatangi meja murid tersebut lalu mencoret pipinya
dengan spidol agar ia bangun. Bukannya merasa bersalah atau meminta maaf,
murid tersebut malah memukul Budi tepat di bagian pelipis. Tak hanya sampai
situ, murid laki-laki ini bahkan mencegat Budi pada saat perjalanan pulang
dan kembali menganiayanya hingga meninggal.3
Kasus yang lainya yaitu belum lama ini beredar sebuah video dan
menjadi viral di media sosial terkait salah seorang siswa yang merokok di
kelas. Siswa di video itu juga menantang salah seorang guru ketika coba
diperingatkan. Aksi pelajar tak terpuji itu diduga terjadi di salah satu sekolah
yang ada di Gresik, di Kecamatan Wringinanom, dengan diperkirakan terjadi
pada tanggal 9 Februari 2019.4 Dan masih banyak kasus- kasus pelajar
lainnya.
Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab terhadap permasalahan
ini, yaitu kurangnya pemahaman orang tua tentang pendidikan terhadap anak,
pergaulan lingkungan sekitar, pendidikan agama yang tidak ternanam sejak
dini, dan perkembangan teknologi. Pendidikan karakter menjadi kebutuhan
mendesak mengingat demoralisasi dan degradasi pengetahuan sudah
sedemikian akut menjangkiti bangsa ini di semua lapisan masyarakat.
Pendidikan karakter diharapkan mampu membangkitkan kesadaran bangsa ini
untuk membangun pondasi kebangsaan yang kokoh.
3 Muhammad Bimo Aprilianto, “7 Aksi Kurang Ajar Murid ke Guru, dari Pelecehan sampai
Penganiayaan” diakses dari https://www.brilio.net/duh/7-aksi-kurang-ajar-murid-ke-guru-dari-
pelecehan-sampai-penganiayaan-180206g.html tanggal 30 April 2019 pukul 20.42 WIB. 4 Hamzah Arfah, “Dispendik Gresik Telusuri Video Siswa Merokok dan Menantang Guru
di Kelas” diakses dari https://regional.kompas.com/read/2019/02/10/10533171/dispendik-gresik-
telusuri-video-siswa-merokok-dan-menantang-guru-di-kelas tanggal 30 April 2019 pukul 20.43
WIB.
4
Pendidikan karakter akan menjadi kunci utama saat ini. Sadar akan hal
itu, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan
bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius,
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Namun, sebagus apapun
kebijakan jika tidak didukung oleh berbagai pihak maka tujuannya tidak akan
pernah tercapai.
Pada dasarnya akhlak merupakan hal yang fundamental karena akhlak
merupakan bentuk hasil yang secara langsung dapat dilihat atau diamati dari
sikap dan kepribadian manusia, untuk itu setiap saat pasti manusia selalu
berhadapan dengan akhlak baik untuk dirinya dan orang lain.
Pendidikan akhlak seharusnya dimulai dalam keluarga, sejak waktu
kecil anak-anak diarhkan dan dibimbing dengan kebiasaan yang baik. Seorang
anak merupakan sosok individu yang perlu dilatih dan dibina untuk
dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh imannya serta berakhlak mulia,
untuk itu wajib ditanamkan kepadanya dasar-dasar keimanan ajaran-ajaran
Islam dan nilai-nilai kemuliaan akhlak sedini mungkin, dan itu semua tidak
bisa terlepas dari pendidikan yang sangat berperan dalam pembentukan akhlak
atau tingkah laku yang baik sebagaimana tujuan pendidikan akhlak yang
dirumuskan Ibn Miskawaih adalah terwujudnya sikap batin yang mampu
mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan bernilai baik
sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan yang
sempurna.5
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau
KTSP 2006. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Sikap dan
perilaku (moral) adalah aspek penilaian yang teramat penting (nilai aspek
5 Suwito, Filasafat Pendidikan Akhlak, (Yogyakarta: Belukar, 2004), hlm. 116.
5
60%).Siswa dituntut untuk paham terhadap materi, aktif dalam proses diskusi
di kelas, serta memiliki sikap sopan santun dan disiplin yang tinggi. Proses
pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013 tidak hanya dilakukan di
dalam kelas, melainkan juga dapat dilakukan di luar kelas. Salah satunya
adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan
dalam kurikulum 2013 menjadi bagian pendidikan yang wajib diterapkan di
sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan
berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler
wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Salah satu ekstrakurikuler wajib yang perlu
diterapkan adalah pramuka yang sesuai dengan Peraturan Kementrian dan
Kebudayaan No. 81A Tahun 2013 bahwa pendidikan kepramukaan sebagai
ekstrakurikuler di sekolah dasar sampai sekolah menengah mengacu pada
Permendikbud No.81A Tahun 2013.
Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari
sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam
pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan
pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan
setempat/terdekat. Sesuai dengan kurikulum 2013 yang mewajibkan
ekstrakurikuler kepramukaan disekolah, maka bagi setiap guru harus
melakukan pelatihan Kursus Mahir Dasar (KMD) kepramukaan yang nantinya
dapat menghasilkan Siswa yang sesuai dengan tujuan Permendikbud tahun
2013. Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah
dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka (outdoor activity)
dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran
akhirnya pembentukan watak. Tujuannya adalah membentuk manusia yang
beriman dan bertakwa yang telah disebutkan pertama, hal ini menunjukkan
akan pentingnya pendidikan karakter yang tercantum dalam kurikulum 2013,
agar tujuan Pendidikan Nasional dapat tercapai.
6
Sejalan dengan ini semua, agama juga berperan besar dalam
pembentukan karakter anak. Seperti agama-agama lainnya, agama Islam tentu
mengajarkan nilai-nilai akhlaq yang baik bagi pemeluknya. Rasulullah SAW
pun diutus tidak lain hanya untuk menyempurnakan akhlaq, karena pada masa
itu adat-adat yang berlaku tidak sesuai dengan nilai-nilai akhlaqul karimah
sehingga zaman itu disebut dengan zaman jahiliyyah atau zaman kebodohan.
Agama Islam datang dengan membawa nilai-nilai yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti akhlaq kepada Allah SWT,
akhlaq kepada orang tua, akhlaq kepada sesama, akhlaq kepada alam semesta,
dan masih banyak lagi yang diajarkan agama Islam yang jika kita bisa
mengamalkannya maka kita akan menjadi orang yang baik dan berakhlaq
mulia. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam di sekolah memiliki peran
penting untuk mencetak generasi yang berkarakter.
Pendidikan Agama Islam di Indonesia saat ini masih kurang diminati,
khususnya pada sekolah-sekolah umum. Materi-materi yang diajarkan di
sekolah-sekolah umum pun masih sangat minim jika dibandingkan dengan
yang dipelajari di pondok pesantren. Guru-guru PAI saat ini pula masih
banyak yang kurang berinovasi dalam mengajar, sehingga pembelajaran PAI
di kelas tidak beda dengan pengajian yang hanya mendengarkan ceramah yang
menyebabkan peserta didik menjadi bosan dan kurang tertarik memperhatikan.
Belum lagi, pola pikir orang tua yang masih salah dalam memilih pendidikan.
Banyak ditemukan orang tua yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah-
sekolah negeri dengan tujuan agar mudah mendapat pekerjaan nantinya, tanpa
memperdulikan bagaimana pendidikan karakter bagi anak. Permasalahan-
permasalahan tersebut jelas berpengaruh terhadap pembentukan karakter pada
anak.
Diantara permasalahan-permasalahan PAI diatas, banyak sekolah yang
lalai dalam memperhatikan permasalahan-permasalahan tersebut. Namun,
tidak sedikit juga yang sadar akan hal ini, salah satunya MTs Daarul Hikmah
yang terletak di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
7
Selain menerapkan Kurikulum Nasional, sekolah tersebut juga
memiliki kurikulum sekolah tersendiri yang sejalan dengan visi dan misi. Di
antaranya terdapat program unggulan yaitu pembentukan karakter islami yang
diwujudkan dengan pangadaan kelas iman dan taqwa (imtaq) di setiap jenjang
kelasnya.
Tidak hanya unggul di bidang agama, MTs Daarul Hikmah pun unggul
di bidang ekstrakulikuler kepramukaan. Kegiatan kepramukaan yang ada di
sana memiliki struktur organisasi yang tertata rapih, yaitu dengan adanya
Dewan Pasukan Penggalang. Selain itu, Gerakan Pramuka MTs Daarul
Hikmah memiliki Pasukan Khusus yang telah meraih banyak prestasi, antara
lain regu terbaik putra dalam Ajang “Losipraga” se-Jabodetabek, regu terbaik
ketiga putri dalam Lomba Tingkat II Kecamatan Pamulang, dan masih banyak
lainnya.
Keunggulan-keunggulan tersebut menjadi bukti bahwa peserta didik di
MTs Daarul Hikmah mendapatkan pendidikan yang cukupbaik. Tidak hanya
dalam bidang akademik, juga dalam pembentukan karakter, seperti religius,
disiplin, serta bertanggung jawab.
Melalui kegiatan kepramukaan, siswa dibekali dengan sikap mental
yang tangguh seperti disiplin, berani, loyal, bertanggungjawab dan sifat-sifat
lainnya,yang terdapat dalam Dasa Darma (sepuluh bakti). Sikap dan perbuatan
tanggung jawab dalam kepramukaan tercantum jelas dalam Dasa Darma ke
sembilan yaitu pramuka itu bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Dalam
kepramukaan bertanggungjawab berarti bahwa setiap anggotapramuka harus
bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perintah
maupun tidak, terutama secara pribadi serta bertanggungjawab terhadap
negara, bangsa, masyarakat dan keluarganya. Menurut penelitian yang
dilakukan Elma Nurpiana dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
penanaman karakter tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka
dapat dikatakan cukup efektif. Penanaman karakter tanggung jawab dapat
berupa kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik itu tugas
sebagai ketua regu, tugas individu, dan tugas kelompok.
8
Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah penulis sampaikan,
penulis berasumsi bahwa pemanfaatan ekstrakulikuler kepramukaan dapat
dijadikan alternatif bagi seorang pendidik untuk menanamkan karakter agama
dan akhlak terhadap peserta didik, dan merupakan salah satu solusi terhadap
permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu penulis
ingin meneliti apakah benar asumsi sementara tersebut dengan melakukan
penelitian yang berjudul “Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui
Kegiatan Ekstrakulikuler Kepramukaan Siswa Kelas VIII di MTs Daarul
Hikmah Pamulang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atsa, maka
terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Menurunnya kualitas penanaman akhlak terhadap anak sebagai peserta
didik di beberapa sekolah.
2. Kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan di MTs Daarul Hikmah
berkontribusi dalam penanaman pendidikan akhlak bagi peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, masalah dibatasi pada
penanaman akhlak pada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “ Bagaimana
Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Kepramukaan Siswa
Kelas VIII di MTs Daarul Hikmah Pamulang?”
E. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan materi apa saja
yang diterapkan untuk menanamkan pendidikan akhlak dalam kegiatan
ekstrakulikuler kepramukaan di MTs Daarul Hikmah Pamulang.
9
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Kegunaan teroritis yang akan menambah pengetahuan dan pengalaman
meneliti bagi penulis tentang kegiatan kepramukaan dan pendidikan
Agama Islam
2. Kegunaan praktis yang akan memberikan gambaran bagi sekolah dan
pendidik lainnya bahwa dengan mengikuti kegiatan kepramukaan akan
berpengaruh terhadap akhlak peserta didik
3. Kegunaan untuk peserta didik dalam penelitian ini sebagai referensi
memilih kegiatan-kegiatan yang positif
4. Bagi pendidik, mahasiswa, dan khalayak umum sebagai bahan referensi
bacaan yang dapat dijadikan sebagai informasi dan ilmu pengetahuan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Nilai
Nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem
kepercayaan) yang telah berhubungan dengan subjek yang memberi
arti (yakni manusia yang meyakini). sedangkan pengertian pengertian
nilai menurut J.R. Frenkel sebagaimana dikutip Chabib Toha adalah a
value is an idea a concept about what same one thinks is importants in
lif.6
Pengertian ini menunjukkan bahwa hubungan antara subjek dengan
objek memiki arti penting dalam kehidupan objek. Sebagai contoh
segenggam garam lebih berarti bagi masyarakat Dayak di pedalaman
dari pada segenggam emas. Sebab garam lebih berarti untuk
mempertahankan kehidupan atau mati, sedangkan emas semata-mata
untuk perhiasan. Sedangkan bagi masyarakat kota, sekarung garam
tidak berarti dibandingkan dengan segenggam emas, sebab emas lebih
penting bagi orang kota.
Sidi Gazzalba sebagimana dikutip Chabib Toba, mengartikan nilai
sebagai berikut:
“Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan
benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah
yang menntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan
yang dikehendaki dan tidak dikendaki, disenangi dan tidak
disenangi.”7
Perlu dijelaskan bahwa apa yang disebut “nilai” adalah suatu pola
normatif yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu
6 Chabib Toha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm
60. 7 Ibid., hlm 61.
11
sistem yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa
membedakan fungsi-fungsi bagian.8
Nilai lebih mengutamakan
berfungsinya pemeliharaan pola dari sistem sosial.
Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan
benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah
yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang
dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. Jadi sesuatu yang
dianggap bernilai jika taraf penghayatan seseorang itu telah sampai
pada taraf kebermaknaannya nilai tersebut pada dirinnya. Sehingga
sesuatu bernilai bagi diri seseorang belum tentu bernilai bagi orang
lain. Nilai itu sangat penting dalam kehidupan ini, serta terdapat suatu
hubungan yang penting antara subjek dengan obyek dalam kehidupan
ini.9
Nilai mempunyai fungsi sebagai standar dan dasar pembentukan
konflik dan pembuatan keputusan, motivasi dasar penyesuaian diri
dan dasar perwujudan diri. Pertama, nilai sebagai standar. Nilai
merupakan patokan (standart) haluan perilaku dalam berbagai cara
seperti: dapat mengarahkan untuk mengambil posisi tertentu dalam
masalah sosial, mempersiapkan untuk menghadapi pemikiran dan
sikap orang lain, membimbing diri sendiri terhadap orang lain,
mempelajari diri sendiri dan orang lain, mengajak dan mempengaruhi
nilai orang lain untuk mengubahnya ke arah yang lebih baik, dan
memberikan alasan terhadap tindakan yang dilakukan.
Kedua, nilai sebagai dasar penyelesaian konflik dan pembuatan
keputusan. Dengan adanya nilai dalam diri seseorang, maka konflik
atau pertentangan yang ada dalam diri sendiri maupun orang lain,
dapat lebih mudah terselesaiakn. Di samping itu, pembuatan
8 H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm 127.
9 Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2003),
hlm. 127.
12
keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif atas dasar nilai yang
ada.
Ketiga, nilai sebagai motivasi. Nilai yang dianut seseorang akan
lebih mendorong seseorang akan lebih mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan yang sesuai nilainnya. Dengan demikian
pemahaman terhadap nilai akan meningkatkan motivasi dalam
melakukan suatu tindakan.
Keempat, nilai sebagai dasar penyesuaian diri. Dengan pemahaman
nilai yang baik orang cenderung akan lebih mampu menyesuaikan diri
secara lebih baik. Memahami nilai orang lain dan nilai kehidupan
penting artinya bagi seorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan. Kelima, nilai sebagai dasar perwujudan diri. Proses
perwujudan diri ini banyak ditentukan dan diarahkan oleh nilai yang
ada dalam dirinya.10
Selanjutnya, dalam kaitan dengan nilai pada bahasan ini akan
ditelaah nilai yang berkaitan dengan perilaku atau akhlak yang
berkaitan langsung dengan pendidikan yang meliputi aktivitas
keagmaan yang melingkunginnya dalam berbagai kegiatan di dalam
kegiatan Kepramukaan.
b. Pengertian Pendidikan
Kata „pendidikan‟ berasal dari kata „didik‟. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) didik / mendidik memiliki arti memelihara
dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran. Sedangkan secara terminologi, telah banyak
para pakar yang mengemukaan definisi pendidikan. Misalnya, John
Dewey sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati
menyatakan bahwa yang dimaksdu pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual
10
Muhammad Surya, Bina Keluarga, (Semarang: CV.Aneka Ilmu, 2003), hlm 78-80).
13
dan emosional ke arah alam dan sesasam manusia11
begitu juga S.A
Bratanata yang mendefinisikan bahwa yang dimaksud pendidikan
adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan
cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewassannya. Sedangkan Rouseau
mendefinisikan bahwa yang dimaksud pendidikan adalah memberi
perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak akan tetapi
dibutuhkannya pada waktu dewasa.
Syaiful Bahri Djamarah, memberi pengertian juga, pendidikan
adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas
manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam
pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan
dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sedangkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu niatan yang dibuktikan dengan tindakan yang direncanakan
untuk mewujudkan suatu sasana atau kondisi belajar yang bertujuan
untuk menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki atau yang belum
dimiliki agar menjadi manusia yang kuat dalam berbagai bidang
sehingga dapat membanggakan dirinya, keluarga, bansa dan negara.
11
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rinka Cipta, 2001), hlm
70.
14
c. Pengertian Akhlak
Menurut Abudin Nata, “Akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu
isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan,
yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabi‟at,
watak dasar), al-„adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru‟ah (peradaban
yang baik), dan ad-din (agama)”.12
Secara istilah pengertian akhlak
menurut Abuddin Nata sebagai sifat yang melekat pada diri seseorang
dan menjadi identitasnya. Selain itu akhlak dapat pula diartikan
sebagai sifat yang telah dibiasakan, ditabiatkan, didarahdagingkan,
sehingga menjadi kebiasaan dan mudah dilaksanakan, dapat dilihat
indikatornya, dan dapat dirasakan manfaatnya.13
Iman Al-Ghazali
mengemukakan definisi Akhlak dalam kitab Ihya Ulumuddin dengan
terjemahan sebagai berikut: “Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan yang spontan
tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran”.
Macam-macam akhlak terbagi menjadi 2 yaitu akhlak terpuji dan
akhlak tercela. Tatanan nilai yang memutuskan suatu tingkah laku itu
baik atau buruk ditetapkan dalam konsep akhlāqul karîmah, yang
merupakan suatu konsep yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Allah SWT, manusia dengan manusia, dan manusia dengan
alam sekitarnya, serta mengatur hubungan manusia dengan dirinya
sendiri. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam Islam, diantara
ruang lingkup pendidikan akhlak adalah sebagai berikut:
1) Akhlak terhadap Allah SWT (khaliq)
2) Akhlak terhadap makhluk, terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Akhlak terhadap manusia, antara lain:
(1) Akhlak terhadap Rasulullah SAW
(2) Akhlak terhadap orang tua
12
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015), h. 1 13
Ibid, h. 208.
15
(3) Akhlak terhadap diri sendiri
(4) Akhlak terhadap keluarga, karib kerabat
(5) Akhlak terhadap tetangga
(6) Akhlak terhadap masyarakat.
b) Akhlak terhadap bukan manusia.
(1) Hewan
(2) Tumbuh-tumbuhan.14
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi
kegiatan adalah aktivitas; usaha; pekerjaan. Sedangkan
Ekstrakurikuler mengandung arti berada di luar program yang tertulis
di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan
siswa. Sebagai salah satu bentuk dari pendidikan, kegiatan
ekstrakuriler dilaksanakan berlandaskan Permendikbud No. 62 tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Disebutkan bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler
adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam
belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, dibawah
bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.15
Menurut rumusan-
rumusan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan
satuan pendidikan diluar mata pelajaran.
Disebutkan dalam Lampiran Standar Isi Permendiknas No. 22
tahun 2006 bahwa struktur kurikulum terdiri atas 3 komponen, yaitu
mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Kegiatan
ekstrakulikuler merupakan bentuk dari komponen pengembangan diri.
14
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 356-
359. 15
Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
16
Pengembangan diri yang diaplikasikan dalam bentuk kegiatan
ekstrakulikuler menyesuaikan dengan minat, bakat, serta kebutuhan
suatu satuan pendidikan.
Setiap satuan pendidikan menjalankan kegiatan ekstrakurikuler
tidak lepas dari tujuan kegiatan ekstrakulikuler, sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Permendikbud No.62 tahun 2014 pasal 2, yang
berisi: “Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,
kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.”16
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler ini mengacu kepada salah satu
tujuan Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta
didik seperti yang dikemukakan pada Bab II Pasal 3 Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menjelaskan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”17
Kegiatan ekstrakurikuler terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan
ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
diadakan setiap satuan pendidikan dan diwajibkan kepada peserta
didik untuk mengikutinya. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler pilihan
16
Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib dalam Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Menengah. 17
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
17
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dalam rangka
pengembangan diri peserta didik sesuai minat dan bakat.
Kegiatan ekstrakuriler yang diwajibkan ialah kepramukaan.
Sebagaimana disebutkan dalam Permendikbud No. 63 tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
dalam Pendidikan Dasar sampai Pendidikan Menengah. Peraturan ini
terimplemenntasikan dalam pendidikan berbasis kurikulum 2013.
Sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional dan tujuan kegiatan
ekstrakurikuler, tujuan Gerakan Pramuka menjadi salah satu alasan
pendidikan kepramukan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib.
Adapun tujuan Gerakan Pramuka ialah:
“Membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribaian yang
beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,
disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecakapan hidup, sebagai kader bangsa dalam menjaga dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup”.18
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan suatu
wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada di Indonesia.19
Di
negara-negara lain, nama organisasi kepanduan serta pandunya
berbeda-beda. Seperti di Malaysia, disebut Persekutuan Pengakap
Malaysia, di Amerika Serikat disebut Boys Scouts of America (BSA),
begitupun negara-negara lainnya yang tergabung organisasi
kepanduan dunia, yaitu World Organization of the Scout Movement
(WOSM).
Kepramukaan adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
pramuka, baik pendidikan maupun kegiatan lainnya. Kepramukaan
bersifat sukarela, mandiri, tidak membedakan ras, suku, golongan dan
menjamin kemerdekaan anggotanya dalam beragama dan beribadah.
18
Andri Bob Sunardi, Boyman, (Bandung: Darma Utama, 2016), cet. X, hal. 5. 19
Ibid, hal. 7.
18
Kepramukaan dapat diselenggarakan oleh siapa saja, kapan saja, dan
dimana saja dengan menyesuaikan kebutuhan bangsa dan negara.
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti
pemuda yang berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota
muda Gerakan Pramuka yang terdiri atas beberpa golongn, yaitu
pramuka siaga (7-10 tahun), pramuka penggalang (11-15 tahun),
pramuka penegak (16-20 tahun), dan pramuka pandega (21-25 tahun).
Pengorganisasian Gerakan Pramuka sebagai sebuah organisasi
besar telah terstruktur dengan baik. Struktur Gerakan Pramuka
disusun mulai dari tingkat Nasional, Daerah (Provinsi), Cabang
(Kota/Kabupaten), Ranting (Kecamatan), hingga Gugus Depan
(Pangkalan/Sekolah). Didalam struktur tersebut terdapat Majelis
Pembimbing, Kwartir, Badan Pengawas Keuangan, dan sebagainya.
Sedangkan di Gugus Depan sendiri memiliki Majelis Pembimbing
Gugus Depan (Mabigus), dengan kepala sekolah sebagai Ketua
Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus), selanjutnya
Pembina dan dibantu oleh Dewan Pengurus di setiap golongannya
yang diamanatkan kepada peserta didik sebagai pembelajaran
organisasi bagi mereka.
b. Sistem Pendidikan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan
Kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung
pendidikan yang sasarannya adalah pembentukan karakter. Pendidikan
tersebut diperuntukkan bagi anggota muda yang dibina oleh anggota
dewasa yang disebut pembina. Sedangkan bagi anggota dewasa
pendidikan merupakan bentuk pengabdian (tugas) yang memerlukan
keikhlasan.
Pendidikan kepramukaan dijalankan dengan menganut sistem yang
disebut Sistem Among, yaitu : “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.” yang memiliki arti : “Di depan
memberi teladan, Di tengah ikut membangun/melaksanakan, Di
19
belakang memberi dorongan”. Dengan sistem ini, pendidikan
kepramukaan merupakan pendidikan non formal yang menjadi
pelengkap pendidikan formal di sekolah.
Kegiatan pendidikan kepramukaan sangat beragam, diantaranya:
Lomba kepramukaan, baik yang diadakan disetiap kwartir
maupun yang diadakan oleh gugus depan sebagai program
kerja. Adapun yang dilombakan ialah materi-materi
kepramukaan dan skill khusus lainnya.
Pertemuan yang bersifat pesta, pertemuan ini disebut “pesta
besar” bagi pramuka siaga, “jambore” bagi pramuka
penggalang, “raimuna” bagi pramuka penegak, dan
“perkemahan wirakarya” bagi pramuka pandega.
Perkemahan, biasanya diadakan sebagai program rutin tahunan
gugus depan sebagai aplikasi dari materi-materi yang diberikan
saat latihan rutin mingguan.
Upacara, baik upacara peringatan seperti Hari Pramuka,
maupun pelantikan kenaikan tingkat seperti pelantikan
penggalang ramu, dan sebagainya.
Pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan pemimpin regu atau yang
disebut Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru), dan materi-
materi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Keorganisasian, sebagai bentuk pembelajaran berorganisasi
bagi peserta didik dengan nama dan porsi yang berbeda
disetiap golongannya.
Latihan rutin mingguan.
Seluruh kegiatan atau pendidikan kepramukaan dilaksanakan
sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan (PDMK).
PDMK dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi
masyarakat. Adapun Prinsip Dasar Kepramukaan yaitu :
1. Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
20
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya.
3. Peduli terhadap diri pribadinya.
4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Sedangkan Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif
melalui:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka.
2. Belajar sambil melakukan.
3. Sistem berkelompok.
4. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan
jasmani anggota dan anggota dewasa.
5. Kegiatan di alam terbuka.
6. Sistem tanda kecakapan.
7. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri.
8. Kiasan dasar.20
Pembentukan karakter bagi peserta didik ialah dengan pengamalan
kode etik atau kode kehormatan Gerakan Pramuka yang harus
dipatuhi setiap pramuka, yaitu dwi satya dan dwi darma untuk
pramuka siaga, dan tri satya dan dasa darma untuk pramuka selain
pramuka siaga. Adapun bunyi Tri Satya dan Dasa Darma :
TRI SATYA
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat.
Menepati Dasa Darma.
20 Ibid, hal. 88
21
DASA DARMA
Pramuka itu :
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan ksatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Materi kepramukaan yang diberikan kepada peserta didik disusun
dalam sebuah sistem yang disebut sistem tanda kecakapan. Sistem
tanda kecakapan merupakan salah satu metode kepramukaan yang
diterapkan untuk mendorong peserta didik agar memiliki kecakapan-
kecakapan hidup yang berguna bagi diri pribadi. Sistem tanda
kecakapan dilaksanakan dengan cara peserta didik mengisi Syarat
Kecakapan Umum (SKU) kemudian peserta didik akan mendapatkan
Tanda Kecakapan Umum (TKU) sebagai bentuk penghargaan atau
apresiasi atas pencapaian kecakapan yang telah diraih.
SKU disusun menurut pembagian golongan usia pramuka. SKU
Pramuka Penggalang terdiri dari 3 tingkatan yaitu Penggalang Ramu,
Penggalang Rakit, Dan Penggalang Terap. Secara garis besar SKU
Penggalang Ramu berisikan tentang kecakapan agama, keterampilan
kepramukaan, dan kecakapan-kecakapan dasar umum yang dapat
dimiliki dan dapat berguna bagi peserta didik yang sedang dalam usia
penggalang seperti pembiasaan menabung, berbahasa yang baik dan
benar, serta kemampuan di bidang olahraga. Sedangkan untuk SKU
Penggalang Rakit berisikan pengembangan-pengembangannya dengan
22
mengubah kompetensi dari mengetahui atau menjelaskan menjadi
membuat, menjelaskan lebih rinci, dan melaksanakan. Dan pada SKU
Penggalang Terap kompetensi yang akan diukur lebih kepada
berperan aktif dalam satuan, dapat memimpin, hingga memanfaatkan
kemampuan yang ia miliki untuk orang lain.
3. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Ekstrakurikuler Kepramukaan
Nilai-nilai dalam gerakan pramuka itu tercover dalam Dasadarma
yang disebut juga dengan kode moral gerakan pramuka. Banyak sekali hal
yang perlu penulis ulas dan menjabarkan Dasadarma pramuka kedalam
sikap hidup atau pola tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari sehingga
kita ketahui nilai-nilai akhlak apa saja yang terkandung dalam Dasadarma
Pramuka, yaitu sebagai berikut:
a. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menyangkut tugas manusia sebagai makhluk Tuhan, yaitu
beribadah menurut agama masing-masing dengan sebaik-baiknya.
Dengan menjalankan semua perintah-perintah Nya serta
meninggalkan segala larangan-laranganNya. Pada hakekatnya takwa
adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam
perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan
Yang Maha Esa yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan,
perdamaian, persatuan dan kesatuan baik di dunia maupun di akhirat.
Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.21
Penerapan butir ini bisa dilakukan melalui pengamalan rukun islam
dan rukun iman dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya
menjalankan sholat lima waktu secara teratur, berpuasa, zakat dan hal-
hal yang dapat mendekatkan kita terhadap Tuhan untuk menjalankan
segala perintah Nya dan menjauhi larangan Nya.
21
A. Hasan Al Barma, Penjabaran SKU dan Aba-aba Isyarat, Ponorogo: Gudep 15089
Pon.Pes. Darussalam Gontor, 2004, hlm 58
23
b. Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia
Unsur yang terkandung dalam darma kedua ini sengatlah dalam.
Jika setiap manusia dasar dan mampu mengamalkan dalam
kehidupannya akan hal ini, maka dunia ini mungkin tentram, aman
dan nyaman. Banjir, tanah longsor dan bencana-bencana alam yang
lain mungkin tidak separah yang terjadi pada saat ini.
Alam semesta ini merupakan suatu anugrah yang luar biasa yang
diverikan Tuhan kepada kita para manusia. Untuk itu kewajiban kita
sebagai manusia bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang
terkandung dalam alam ini. Rasa syukur itu bisa kita alokasikan untuk
senantiasa menjaga dan lemestarikan alam tersebut, sehingga
keseimbangannya selalu terjaga dan tidak rusak.
Disamping kita harus menjaga alam ini, manusia sebagai makhluk
sosial yang tidak bisa hidup sendiri juga harus saling berinteraksi
dengan sesama manusia secara baik. Seseorang harusnya paham
bahwa mereka pasti membutuhkan orang lain, untuk itu mereka harus
saling menyayangi dan mencintai. Bentuk kecintaan kita terhadap
alam dan sesama manusia dapat diwujudkan dengan berbagai hal,
diantaranya memelihara dan mengembangkan alam, memanfaatkan
dan melestarikannya, membantu seseorang yang dalam kesusahan dan
menghormati sesama.
c. Patriot yang Sopan dan Kesatria
Maksud dari dasadarma yang ketiga ini adalah setiap anggota
gerakan pramuka seharusnya mempunyai sifat sopan. Seseorang
pramuka seharusnya mempunyai sifat sopan. Seorang pramuka harus
bisa menjaga tutur kata dan perilakunya dengan baik, yaitu dengan
menghirmati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih
muda. Hal ini bisa diimplimentasikan dengan cara tidak menghina,
mencela dan memfitnah antara yang satu dengan yang lain. Allah juga
24
mengingatkan kita untuk dapat menjaga ucapan dengan baik dan
menjauhi ucapan-ucapan yang tidak pantas dan buruk, ini dapat dilihat
dalam Firman-Nya dalam surat Al-Isra‟ ayat 53. Sebagai berikut:
“Dan Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah
mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia” (Q.S. Al-Isra‟ : 53).
Darma yang ketiga ini mengandung dua unsur pokok, yaitu patriot
dan kesatria yang berarti orang yang mencintai tanah air dan berani.
Untuk menanamkan sikap patriotik setiap anggota pramuka dalam
kegiatan kepramukaan, maka dapat diwujudkan dengan:
1. Mengikuti upacara sekolah atau upacara pramuka dengan baik.
2. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
3. Ikut serta dalampertahanan bela negara.
4. Melindungi kaum yang lemah.
5. Belajar di sekolah dengan baik.
d. Patuh dan Suka Bermusyawarah
Seorang pramuka seharusnya dapat belajar mendengar, menghargai
dan menerima pendapat atau gagasan orang lain, membina sikap
mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan
memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan
persatuan serta membina diri dalam bertutur kata dan bertingkah laku
sopan, ramah dan sabar. Maksudnya, setiap anggota gerakan pramuka
25
dalam mengaplikasikan darma ini dalam kehidupan sehari-hari nya
dalam masyarakat diharapkan dapat membiasakan:
1. Mematuhi segala peraturan yang berlaku dalam agama, bangsa
dan gerakan pramuka.
2. Patuh kepada orang tua, guru dan pembina.
3. Berusaha mufakat dalam setiap musyawarah.
4. Menghargai pendapat oranf lain dan tidak fanatik terhadap
pendapatnya sendiri.
5. Tidak mengambil keputusan yang tergesa-gesa, yang didapatkan
tanpa melalui musyawarah.
Seorang anggota gerakan pramuka diharapkan memapu memenuhi
peraturan yang sudah ditetapkan baik di dalam agama, bangsa dan
gerakan pramuka. Hal ini juga termaktub di dalam Al-Qur‟an surat
An-Nisa ayat 59. Seperti berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”
(Q.S. AN-Nisa: 59).
26
e. Rela Menolong dan Tabah
Pramuka senantiasa rela dalam menolong tanpa membedakan
agama, warna kulit, suku, dan sebagainnya, dan harus didasari oleh
hati yang ikhlas, tulus, tanpa diembel-embeli oleh sikap ingin dipuji.
Dalam setiap perjuangan itu seorang anggota pramuka harus tabah
menghadapi gangguan, tantangan, halangan, dan hambatan. Jika sikap
ini dapat dipahami dan dilakukan dengan sebaik-baiknya maka akan
menjadi seorang pramuka yang memepunyai nilai sosial yang tinggi.
Bahkan di dalam Al-Quran disebutkan bahwa Allah memerintahkan
kepada kita untuk saling tolong-menolong. Tentunya dalam hal
kebijakan. Sebagai firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2:
“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya” (Q.S Al-Maidah:2).
Di dalam menghadapi kenyataan hidup, terutama tantangan,
permasalahan serta cobaan, pramuka mengungkpakan sikap tenang
dan ketepatan hati yangluar biasa. Berbagai cobaan yang timbul
dihadapinnya dengan ketenangan dan tidak bingung, sehingga
kemampuan untuk memecahkan persoalan atau masalah dapat
berlangsung efektif. Sikap tabah merupakan sikap yang penting untuk
diamalkan, karena tabah atau sabar diwajibkan dalam agama. Dalam
menanggapi segal macam cobaan, Allah SWT menyuruh kita untuk
sabar dan shalat, serta berdoa memohon kepadaNya, seperti terdapat
dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 153.
27
f. Rajin Terampil dan Gembira
Seorang pramuka suka bekerja, belajar dan berdoa sepanjang
hayat. Artinya ia dengan kesungguhan serta mengharapkan karunia
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga ia selalu melawan rasa malas
di dalam diri nya. Dan ia sangat tidak senang melihat orang lain yang
malas. Pada kenyataanya dapat dilihat secara langsung bahwa para
anggota pramuka mempunyai banyak keahlian, keterampilan dan
kecakapan. Disanping terampil dalam kepramukaan lain, seperti tari,
mountaineering, PPPK danlain sebagainnya.
Materi dan sistem pendidikan pramuka kebanyakan dikemas dalam
bentuk permainan yang mengandung unsur pendidikan menyenangkan
dalam mencapai tujuannya. Hal ini bertujuan agar setiap kegiatan
kepramukaan tidak monoton dan selalu menyenangkan, sehingga
mempermudah anggota pramuka untuk memahaminya. Inilah yang
membuat seorang pramuka bergembira dalam melakukan kegiatan dan
pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat realisasinya dalam kehidupan
sehari-hari yang diwujudkan dengan jalan:
1. Tidak pernah membolos sekolah.
2. Selalu hadir dalam setiap latihan atau pertemuan pramuka.
3. Dapat membuat berbagai macam kerajinan atau hasta karya
yang berguna.
4. Selalu riang gembira dalam setiap melakukan kegiatan atau
pekerjaan dan sebagainnya.
g. Hemat Cermat dan Bersahaja
Seorang pramuka sejati yang benar-benar memegang Trisatya dan
mengamalkan Dasadarma tidak akan menyikapi hidup secara
berlebih-lebihan, bersikap hidup secara sederhana tidak menghambur-
hamburkan uang secara percuma serta akan selalu berhati-hati dalam
28
tindakannya. Cerminan hidup hemat, cermat dan bersahaja dari
kehidupan sehari-hari seorang pramuka adalah:
1. Tidak boros dan tidak bersikap hidup mewah.
2. Rajin menabung, teliti dalam melakukan sesuatu.
3. Bersikap hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan.
4. Biasa membuat perencanaan setiap akan melakukan tindakan.
h. Disiplin Berani dan Setia
Di dalam kehidupan manusia, disiplin memainkan peranan yang
sangat menentukan, artinya jika pramuka itu berbuat sesuai dengan
ketentuan dan sesuai aturan maka biasanya ia akan selamat
mengarungi hidup dengan segala lika-likunya ini. Seorang pramuka
juga harus berani menghadapi tantangan, tidak boleh ingkar janji dan
harus setia kepada sesama mitra kerja, keluarga dan bermasyarakat.
Disipilin yang penulis maksud adalah diseiplin dalam mentaati
perintah dan larangan Allah. Salah satunya adalah disiplin waktu.
Manusia diperintahkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
agar mereka tidak merugi. Seperti yang disebutkan Allah dalam surat
Al-Asr ayat 1-3 berikut:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kevuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati upaya mentaati kebenaran dan
nasehat menansati supaya menutupi kesabaran” (Q.S Al-Asr: 1-3).
Keberanian prmuka dikembangan melalui berbagai progam dan
kegiatan, seperti menjadi petugas dalam upacara, baik upacara
pramuka maupun upacara yang lain. Berbgai sifat alam dipelajari
29
untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangakn keberanian. Namun
tetap dalam kesiapsiagaan yang tinggi agar tetap aman dan berbagai
bahaya terhindari.
i. Bertanggung jawab dan Dapat Dipercaya
Seorang pramuka seharusnya mau dan mampu
mempertanggungjawabkan dan menanggung dari perbuatan yang
dilakukannya. Ia tidak mau mengelak dari rasa tanggung jawab yang
dipikul diatas pundaknya melalui tugas-tugas yang diembannya.
Pramuka dapat dipercaya, artinya perkataannya dapat dipegang.
Baginya “ya” adalah ya dan “tidak” adalah tidak. Dan seorang
pramuka dalam kesehariannya harus bisa menepati janji pada Allah
maupun sesema manusia. Firman Allah dalam surat Ar-Ra‟d:20:
“(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak
merusak perjannian” (Q.S. Ar-Ra;d:20).
Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy dalam bukunya
“Tafsir AL-Quran Majid”, tafsir ayat diatas menjelaskan tentang
orang yang dapat menjalankan sifat yang delapan (salah satunya
adalah menepati janji) akan diberikan pahala yang paling baik di
akhirat serta kebahagiaan dunia.
Maka sikap yang sesuai dengan darma ini pramuka seharusnya:
1. Menjalankan segala sesuatu dengan sikap bersungguh-sungguh.
2. Tidak pernah mengecewakan orang lain.
3. Bertanggungjawab dalam setiap tindakannya, dan sebagainnya.
30
j. Suci dalam Fikiran Perkataan dan Perbuatan
Memiliki daya pikir dan nalar yang baik, dalam upaya membuat
gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam
bertindak, bersikap dan berbicara. Itulah yang harus dimiliki oleh
setiap anggota gerakan pramuka. Artinya aktif selalu dalam
menyumbangkan pikiran atau pendapat.
Seorang pramuka dikatan matang jiwanya, bila pramuka itu dalam
setiap tingkah lakunya sudah menggambarkan laku yang suci dalam
pikiran, perkataan dan perbuatan. Setiap pramuka mempunyai
pegangan hidup yaitu agama, jelas disini bahwa pramuka itu beragama
bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagaman
pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
Menurut pandangan islam, langkah-langkah untuk mensucikan diri
dari perbuatan buruk dapat dilakukan dengan tidak mengikuti langkah
perbuatan syaitan, karena syaitan merupakan makhluk yang selalu
mengajak kita untuk berbuat kaji dan munkar. Allah mengingatkan
kita dalam firman-Nya dalam surat An-Nuur ayat 21, sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan. Barang siapa yang mengikuti
langkah-langkah syaitan. Maka seseungguhnya syaitan itu
menyuruh mengerjakan perbutana yang keji dan yang
mungka"r”. (Q.S. An-Nuur:21).
31
B. Kajian Penelitian Relevan
1. Penelitian yang relevan yang pertama adalah skripsi yang dilakukan oleh
Fitri Anggriani (2013) dengan judul “Pengaruh Kegiatan Pendidikan
Kepramukaan terhadap Perilaku Peserta Didik SMAN 1 Sunagi Kakap,
Pontianak, Kalimantan Barat”. Pada penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan bahwa terddapat pengaruh antara kegiatan pendidikan
kepramukaan terhadap perilaku peserta didik SMAN 1 Sungai Kakakp
melalui penerapan pembelajaran sehari-hari dan sesuai dengan isi Dasa
Darma Pramuka. Persamaan terdapat pada aspek penilaian penelitian, yaitu
dengan menggunakan penerapan pembelajaran dengan mengungkpan isis
dan tujuan pada dasa Darma Pramuka. Siswa SMAN ini juga dapat berfikir
lebih mendalam lagi tentang cara bertahan hidup dan bermasyarakat.
2. Penelitian yang kedua adalah skripsi yang dilakukan oleh Nurul Hidayan
(2010) dengan judul “Efektifitas Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka dalam
Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam di MAN Wates 1 Kulon Progo,
Yogjakarta”. Dari analisis diperoleh kesimpulan bahwa penanaman nilai-
nilai agama Islam dalam kegiatan ekstrakulikur pramuka dinyatakan
efektif, hal tersebut dalam dilihat dalam kegiatan yang menanamkan nilai-
nilai akhlak yang meliputi nilai kedisiplinan, nilai kemandirian, nilai
kepemimpinan, nilai kesederhanaan, nilai persaudaraan, nilai kedewasaan,
dan nilai kesabaran.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneltian ini dilakukan di MTs Daarul Hikmah Pamulang yang beralamat
Jl. Surya Kencana No 24, RT 5 RW 5, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang,
Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini dimulai pada bulan Februari - Mei
semester 2 tahun ajaran 2019-2020.
B. Metode Penelitian
Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.22
Fokus penelitian ini berkaitan dengan penanaman pendidikan akhlak
melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan pada siswa kelas VIII di MTs
Daarul Hikmah Pamulang. Maka dari itu, metode yang cocok digunakan pada
penelitian ini ialah deskriptif kualitatif dengan ditunjang oleh data-data yang
diperoleh melalui penelitian lapangan (field research) yaitu mengumpulkan
data dari objek yang diteliti. Penelitian ini bermaksud untuk membuat
pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2011), h.8.
33
C. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian kualitatif oleh Spradley dinamakan
“social situation” atau situasi sosial. Situasi sosial pada penelitian ini ialah
metode dan pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan dan dilaksanakan oleh siswa-siwi kelas VIII di MTs Daarul
Hikmah Pamulang.
Teknik pengambilan sampel atau narasumber ialah dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.23
Adapun sampel atau
narasumbernya ialah kepala sekolah, pembina pramuka, serta siswa kelas VIII
MTs Daarul Hikmah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah dengan
berbagai teknik, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk
mencapai tujuan tertentu.24
Observasi ini dilakukan dengan penulis
langsung mengamati siswa-siswi kelas VIII MTs Daarul Hikmah
Pamulang untuk menambah informasi secara nyata dalam hubungannya
antara kegiatan pramuka dengan akhlak siswa.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat penelitian yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun
23
Ibid, h. 300 24
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, teknik dan prosedur, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 153
34
tidak langsung dengan peserta didik atau narasumber.25
Wawancara yang
akan digunakan adalah wawancara terstruktur.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi
tertentu dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutanya
disesuaiakan dengan ciri-ciri setiap responden. Dalam wawancara ini
teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan
tanya jawab langsung kepada Kepala MTs Daarul Hikmah Pamulang dan
Pembina Pramuka di MTs Daarul Hikmah Pamulang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari
hasil observasi dan wawancara, dan untuk menunjang kredibel penelitian
yang penulis lakukan. Dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian
ini akan disajikan penulis dalam bentuk lampiran.
E. Teknik Analisis Data
Adapun model analisis data yang digunakan adalah model Miles dan
Huberman, yang meliputi data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification.
1. Data reduction
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang direduksi akan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
apabila diperlukan.
2. Data display conclusion (Penyajian Data)
Setelah data mereduksi data, langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, teks yang
bersifat naratif, bagan, hubungan atarkategorik, dan sejenisnya.
25
Ibid, h. 157
35
3. Conclusion drawing/verification
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan mungkin dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian
yang dirumuskan sejak awal. Dan menjadi temuan baru yang belum
pernah ada sebelumnya.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Kepramukaan MTs Daarul Hikmah
1. Profil Ekstrakurikuler Kepramukaan MTs Daarul Hikmah
Bahwa sesunggunhnya pendidikan merupakan salah satu faktor
penting kewibawaan sebuah negara didapat. Maju atau mundurnya suatu
peradaban bergantung pada kualitas pendidikan. Sedangkan generasi muda
adalah pemeran utama dalam panggung ini. Maka dari itu, pembentukan
generasi yang berkarakter merupakan kewajiban bagi setiap lembaga
pendidikan di negara ini.26
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong panggilan
jiwa yang tulus demi mengabdi terhadap bangsa Indonesia, melalui
pendidikan, Gerakan Pramuka Gugus Depan Tangerang Selatan 04.245-
04.246 MTs Daarul Hikmah membentuk Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi
– Ummul Imarah dengan maksud membina generasi muda yang
berkarakter sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam agama dan
masyarakat.27
Visi
Terciptanya generasi bangsa yang berkarakter sesuai dengan norma-norma
yang berlaku dalam agama dan pancasila.28
Misi
- Memberikan pendidikan yang bersifat modern, dinamis, dan
tegas.
- Membentuk mental yang kuat dan pola berfikir yang dewasa
- Menanamkan sikap-sikap yang berlandaskan dasa darma.29
26
Dokumen “Muqaddimah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah Gugus Depan Tangerang Selatan 04.245-
04.246 MTs Daarul Hikmah”. 27
Ibid 28
Dokumen “Anggaran Dasar Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah Gugus
Depan Tangerang Selatan 04.245-04.246 MTs Daarul Hikmah”.
37
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan MTs Daarul Hikmah
Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan yang diselenggarakan di MTs
Daarul Hikmah sangatlah beragam. Kegiatan-kegiatan tersebut dibagi ke
dalam beberapa bentuk yaitu30
:
a. Kegiatan harian (rutin)
Kegiatan harian atau rutin yang diselenggarakan ekstrakurikuler
kepramukaan MTs Daarul Hikmah ialah latihan rutin mingguan.
Latihan rutin mingguan dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 09.30
WIB bertempat di MTs Daarul Hikmah. Latihan dibagi kepada
beberapa kegiatan, yaitu : latihan pasukan biasa, latihan pasukan
khusus, dan kegiatan Dewan Pasukan Penggalang Pasukan
Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah.
Latihan pasukan terbagi menjadi dua karena telah diatur dalam
anggaran dasar Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah
pada bab 4 tentang keanggotaan. Keanggotaan Pasukan Sholahuddin
Al-Ayyubi – Ummul Imarah terdiri dari :
1) Pasukan biasa, adalah pramuka penggalang yang terdaftar sebagai
peserta didik MTs Daarul Hikmah.
2) Pasukan khusus, adalah pramuka penggalang yang telah mengikuti
pendidikan khusus yang difasilitasi Dewan Pasukan.
3) Purna penggalang, adalah pasukan khusus yang telah
menyelesaikan studi di MTs Daarul Hikmah atau sudah menikah.31
Latihan pasukan biasa dijalankan seperti pembelajaran di kelas,
yaitu hanya pemberian materi dengan durasi satu jam pelajaran.
Sedangkan latihan pasukan khusus berlangsung dengan durasi lebih
lama dari latihan pasukan biasa. Latihan pasukan khusus lebih
29
Ibid 30
Dokumen “Program Kerja Dewan Pasukan Penggalang Sholahuddin Al-Ayyubi –
Ummul Imarah Gugus Depan Tangerang Selatan 04.245-04.246 MTs Daarul Hikmah masa bakti
2019-2020”. 31
Dokumen, op. cit.
38
terfokus untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki skill dan
pengetahuan kepramukaan yang lebih mendalam dari pasukan biasa.
Dengan skill dan pengetahuan kepramukaan yang lebih mendalam
tersebut mereka akan dikirim sebagai delegasi pangkalan dalam
kegiatan-kegiatan delegasi demi mengharumkan nama sekolah.
Gambar 4.1 Latihan Rutin mingguan
Adapun kegiatan Dewan Pasukan Penggalang Pasukan
Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah ialah menjalankan tugas-
tugas dari masing bidang mereka. Dewan Pasukan Penggalang
Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah adalah
penanggung jawab penyelenggaraan organisasi pasukan sesuai dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga pasukan. Dalam
menjalankan tugasnya, Dewan Pasukan Penggalang Pasukan
Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah dipimpin oleh pratama
putra dan pratama putri dibantu dibantu dengan jajarannya yang telah
ditetapkan.32
Adapun struktur Dewan Pasukan Penggalang Pasukan Sholahuddin
Al-Ayyubi – Ummul Imarah terdiri atas :
- Pratama.
- Kerani.
- Bankir.
- Bidang Pendidikan dan Latihan.
32
Ibid.
39
- Bidang Kesejahteraan Warga.
- Bidang Komunikasi dan Informasi.
b. Kegiatan unggulan
Kegiatan unggulan Ekstrakurikuler Kepramukaan MTs Daarul
Hikmah sebagaimana yang tertera pada program kerja Dewan Pasukan
Penggalang Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah ialah
KOPRAL (Kemah Orientasi Pramuka dan Latihan). KOPRAL
dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Adapun bentuk kegiatan KOPRAL
ialah perkemahan yang dilaksanakan di alam terbuka.
Rangkaian kegiatan KOPRAL ialah pemberian materi-materi
lapangan, permainan, api unggun, dan upacara pelantikan. Kegiatan
KOPRAL bertujuan untuk melatih siswa agar menjadi lebih mandiri,
saling tolong-menolong, cinta terhadap alam, mensyukuri nikmat
Sang Pencipta dan lain sebagainya.
Selain perkemahan KOPRAL, Dewan Pasukan Penggalang
Pasukan Sholahuddin Al-Ayyubi – Ummul Imarah memiliki kegiatan
unggulan lainnya yaitu : perayaan hari-hari besar, latihan gabungan,
dan lomba tingkat 1 MTs Daarul Hikmah.
Gambar 4.2 suasana perkemahan KOPRAL
40
c. Kegiatan delegasi
Kegiatan delegasi yang biasa diikuti oleh Pasukan Sholahuddin Al-
Ayyubi – Ummul Imarah ialah perlombaan. Perlombaan kepramukaan
yang diselenggarakan Gugus Depan lain saat ini ramai dan terdapat di
setiap bulan. Perlombaan kepramukaan merupakan ajang kompetisi
bagi para pramuka untuk menunjukkan skill kepramukaan serta skill
lainnya yang telah dimiliki.
Sudah banyak perlombaan yang telah diikuti Pasukan Sholahuddin
Al-Ayyubi – Ummul Imarah sejak tahun 2016 lalu dan telah
menghasilkan banyak prestasi, diantaranya : Regu Terbaik 3 Putri
Lomba Tingkat 2 Ranting Pamulang (2016), Regu Terbaik 3 Putri
Perkemahan Lomba Penggalang KKM 1 Tangerang Selatan (2016),
Regu Terbaik Harapan 3 Putra di SMAN 8 Tangerang Selatan (2017),
Regu Terbaik 1 Putra di MAN 1 Tangerang Selatan (2018),serta
masih banyak lainnya. Adapun kegiatan-kegiatan delegasi lainnya
yang pernah diikuti ialah Gladian Pemimpin Regu se-Ranting
Pamulang.
Gambar 4.3 salah satu perlombaan yang diikuti
B. Temuan Penelitian
Saat peneliti melakukan penelitian dengan teknik pengumpulan data yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, yaitu : observasi, wawancara, dan
dokumentasi, peneliti menemukan beberapa hal dan upaya yang dilakukan
41
ekstrakurikuler kepramukaan dalam menanamkan pendidikan akhlak kepada
siswa. Temuan-temuan penelitian tersebut ialah sebagai berikut :
1. Materi Kepramukaan yang diberikan
Materi-materi yang diberikan kepada siswa pada saat latihan rutin
mingguan ialah materi-materi yang telah tertera pada sebuah sistem yang
disebut sistem tanda kecakapan atau Syarat-syarat Kecakapan Umum
(SKU) sesuai dengan tingkatannya. Adapun tingkatan untuk kelas 8 pada
umumnya ialah penggalang rakit. Materi penggalang rakit merupakan
pengembangan dari penggalang ramu. Berikut indikator pencapaian yang
dimiliki penggalang rakit :
- Selalu taat menjalankan ibadah sesuai agamanya dan mengingatkan
orang lain untuk beribadah.
- Telah mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya.
- Dapat menjelaskan salah satu contoh bentuk toleransi antar umat
beragama.
- Dapat menghafal dan menyebutkan 8 macam doa harian dan 8 macam
surat-surat pendek
- Dapat menceriterakan sejarah Nabi Muhammad SAW
- Selalu melaksanakan Shalat Jumat.
- Dapat mengendalikan emosi diri sendiri
- Menghargai pendapat orang lain dalam pertemuan Pasukan
Penggalang.
- Melakukan kegiatan penghijauan di lingkungannya atau didaerah
lainnya
- Dapat menjelaskan tentang hak perlindungan anak.
- Ikut serta dalam kegiatan Lomba Tingkat dan lomba-lomba Pramuka
Penggalang, di gugus depan dan kwartir.
- Dapat menggunakan tanda pengenal Gerakan Pramuka dengan benar.
- Dapat membuat struktur pemerintahan dari tingkat kelurahan/
setingkatnya hingga RT di tempat tinggalnya.
- Telah mengamalkan Kode Kehormatan Pramuka Penggalang
42
- Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang sekurang-
kurangnya 10 kali latihan berturut-turut
- Dapat melakukan Salam Pramuka secara tepat dan benar.
- Dapat mengibarkan dan menurunkan bendera Sang Merah Putih pada
upacara pembukaan dan penutupan latihan
- Dapat menyanyikan lagu Indonesia Raya bait ke-1 dan bait ke-2 serta
dapat memimpin lagu Indonesia Raya didepan pasukannya
dengan benar dan dapat menyanyikan 3 lagu wajib serta 2 macam
lagu daerah tempat tinggalnya serta 2 macam lagu daerah lainnya
- Dapat menjelaskan tentang lambang Negara RI, kepada teman di
regunya
- Dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pertemuan-
pertemuan Penggalang
- Telah memiliki buku tabungan dan aktif menabung dan setia
membayar uang iuran regunya dari hasil pendapatannya sendiri
yang diperoleh dari usahanya sendiri
- Dapat mengoperasikan dan merawat salah satu teknologi informasi
- Dapat mengolah sampah
- Dapat melakukan proses penjernihan air
- Dapat membuat beberapa jenis pioneering, seperti: rak piring, meja
makan, tiang jemuran, menara kaki tiga.
- Dapat menggunakan kompas dan membuat peta pita, manaksir
kecepatan arus dan kedalaman
- Dapat membuat dan menerjemahkan sandi, menerima berita dengan
menggunakan bahasa morse dan semaphore
- Selalu berpakaian rapi di setiap saat dan memelihara kesehatan
dan kebersihan diri dan lingkungannya
- Dapat memimpin regunya untuk baris berbaris
- Dapat melaksanakan olahraga beregu dan melakukan 3 jenis cabang
olah raga serta tahu permainannya; salah satunya olah raga renang.
43
- Dapat menjelaskan adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh
- Selalu melakukan aktifitas fisik tiap hari sedikitnya 45 menit.33
Selain memberikan materi-materi yang telah disebutkan, pembina
pramuka MTs Daarul Hikmah juga memperhatikan landasan pedagogis
siswa, dimana dalam pendidikan kepramukaan untuk golongan penggalang
di setiap pertemuannya tidak 100 persen diberikan materi, namun pembina
juga memberikan permainan-permainan. Permainan-permainan yang
diberikan pun tidak sekedar permainan, melainkan mengandung nilai-nilai
pendidikan tertentu. Diantara yang pernah diberikan kepada siswa kelas 8
MTs Daarul Hikmah ialah permainan yang melatih kejujuran,
kepemimpinan, anti rasisme, dan lain-lain.34
2. Metode Kepramukaan yang digunakan
Pendidikan kepramukaan di MTs Daarul Hikmah dijalankan dengan
menganut sistem yang sudah diatur oleh Gerakan Pramuka, yaitu yang
disebut Sistem Among. Sistem Among yaitu : “Ing Ngarso Sung Tulodo,
Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.” yang memiliki arti : “Di
depan memberi teladan, Di tengah ikut membangun/melaksanakan, Di
belakang memberi dorongan”. Sistem Among ini diterapkan tidak hanya
bagi pembina dan dewan guru saja, tapi juga bagi peserta didik MTs
Daarul Hikmah. Misalnya Pratama atau pemimpin terhadap anggota atau
teman-teman yang dipimpinnya. Hal ini sudah menjadi adat yang berlaku
turun-temurun di dalam ekstrakurikuler kepramukaan di MTs Daarul
Hikmah.35
Selain menjalankan Sistem Among, Seluruh kegiatan atau pendidikan
kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode
33
Dokumen “Silabus pembina pramuka MTs Daarul Hikmah tahun ajaran 2019-2020”. 34
Hasil Wawancara, dengan pembina pramuka MTs Daarul Hikmah (16 Mei 2020, pukul
16.15 WIB). 35
Ibid.
44
Kepramukaan (PDMK). PDMK tersebut dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat yang ada di sekitar sekolah.36
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa-siswi kelas VIII MTs Daarul Hikmah
Pamulang melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Berdasarkan
temuan-temuan penelitian hasil dari observasi dan wawancara yang telah
peneliti lakukan, diketahui bahwa Gerakan Pramuka MTs Daarul Hikmah
memiliki beberapa cara yang dapat menanamkan pendidikan akhlak siswa
melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan.
Upaya dalam penanaman akhlak melalui kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan di MTs Daarul Hikmah yaitu dengan menggunakan berbagai
macam metode kepramukaan sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan (PDMK).37
Adapun secara rinci metode yang digunakan oleh
pembina pramuka MTs Daarul Hikmah ialah :
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
Kode kehormatan pramuka merupakan kode etik yang yang harus
diamalkan bagi seorang pramuka dalam kehidupan sehari-harinya sesuai
dengan golongan usianya. Kode bagi kehormatan pramuka penggalang
ialah tri satya dan dasa darma. Pembina pramuka MTs Daarul Hikmah
memberlakukan aturan bagi para siswa agar senantiasa mengamalkan kode
etik tersebut, kapan pun dan dimana pun. Apabila seorang siswa terlihat
menyalahi salah satu darma, maka ia akan dikenakan sanksi hukuman
berupa hukuman fisik, seperti push-up, lari keliling lapangan, dan
sebagainya. Cara ini diterapkan dengan maksud agar siswa terbiasa
berperilaku baik sehingga pada akhirnya akan melekat didalam jiwa siswa.
36
Op. cit. 37
Ibid.
45
2. Belajar sambil melakukan
Metode ini sering diterapkan pembina saat memberikan materi
kepramukaan. Diantaranya ketika penyampaian materi peraturan baris
berbaris (PBB). materi PBB merupakan salah satu materi yang wajib
diberikan kepada siswa sesuai dengan syarat kecakapan umum (SKU)
dalam Pramuka Penggalang. Pembina menggunakan metode ini dengan
cara meberikan intruksi atau perintah kepada siswa agar siswa dapat
berbaris dengan rapih. Materi PBB dalam kepramukaan dapat
menumbuhkan kedisiplinan, rasa persatuan, hingga pada akhirnya nilai
yang akan didapat ialah tanggung jawab.
3. Sistem berkelompok
Metode ini diterapkan oleh pembina hampir di setiap kesempatan.
Pembina telah membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Kelompok
terkecil dalam golongan pramuka penggalang disebut regu. Regu yang
telah dibagikan di setiap awal tahun ajaran baru, akan dimanfaatkan
pembina untuk menyampaikan materi, baik dalam kegiatan latihan rutin,
perlombaan, maupun perkemahan. Regu ini berlaku sampir akhir tahun
ajaran. Melalui sistem berregu ini, siswa akan belajar tentang
kepemimpinan, pemecahan masalah, sampai dengan rasa keadilan. Sifat-
sifat ini akan membentuk kepribadian yang baik bagi siswa.
4. Kegiatan yang menantang
Kegiatan latihan rutin yang dilaksanakan setiap hari sabtu tidak hanya
berisi penyampaian-penyampaian materi saja. Sesuai dengan porsi
pramuka golongan penggalang, pembina pramuka MTs Daarul Hikmah
tidak jarang memberikan kegiatan menantang yang disajikan dalam bentuk
permainan. Permainan-permainan yang diberikan pun tidak sekedar
permainan, melainkan mengandung nilai-nilai pendidikan tertentu.
Diantara yang pernah diberikan kepada siswa ialah permainan yang
46
melatih kejujuran, kepemimpinan, anti rasisme, dan lain-lain. Metode ini
digunakan dengan berbagai sistem, sistem berkeompok mapun individu.
5. Kegiatan di alam terbuka
Gerakan Pramuka MTs Daarul Hikmah, setiap 2 tahunnya memiliki
program perkemahan pramuka yang bernama KOPRAL (Kemah Orientasi
Pramuka & Latihan). Perkemahan ini menjadi sebuah momen bagi
pembina untuk menyampaikan materi yang sulit disampaikan dalam
kegiatan latihan rutin, dikarenakan terkendala waktu, tempat dan lain
sebagainya. Materi yang disampaikan saat perkemahan ini difokuskan
untuk memberikan refreshing kepada siswa agar siswa dapat tertarik dan
senang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan, seperti : memanah,
berkuda, dan lain-lain. Perkemahan dilaksanakan di alam terbuka dengan
tujuan melatih siswa agar menjadi lebih mandiri, saling tolong-menolong,
cinta terhadap alam, mensyukuri nikmat Sang Pencipta dan masih banyak
hal yang akan didapat siswa melalui metode ini.
6. Sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri
Sistem metode yang satu ini wajib dilaksanakan mengingat bahwa
sekolah ini adalah sekolah islam, tak terkecuali dalam kegiatan
kepramukaan sekalipun. Sistem satuan terpisah diterapkan dalam setiap
kegiatan kepramukaan di MTs Darul Hikmah, bahkan pembina telah
membentuk kepengurusan organisasi kepramukaan yang disebut Dewan
Pasukan Penggalang Sholahuddin Al-ayyubi – Ummul Imaroh dengan
adanya 2 ketua didalamnya, yakni ketua putra dan ketua putri, atau sering
disebut pratama putra dan pratama putri, di dalam pramuka penggalang
pemimpin pasukan dinamakan pratama. Tidak hanya sampai disitu, sistem
berkelompok yang telah ditentukan pun terpisah antara regu putra dan regu
putri. Metode ini akan membiasakan siswa menjaga diri serta mejaga jarak
dari yang bukan mahramnya. Hal ini sangat perlu dilakukan oleh instansi
pendidikan mana pun untuk mendidik karakter bagi siswa-siswinya.
47
Diantara metode kepramukaan yang ada dalam PDMK, ada 2 metode yang
belum bisa diterapkan oleh pembina pramuka MTs Daarul Hikmah, yaitu
Sistem Kecakapan Umum (SKU), dan Kiasan Dasar. Metode SKU tidak
diterapkan karena menurut pembina bahwa ia akan memberikan Tanda
Kecakapan Umum (TKU) kepada siswa hanya ketika siswa dianggap sudah
memenuhi kriteria tanpa perlu mengisi SKU. Pembina beranggapan bahwa
baginya TKU adalah hadiah pencapaian kriteria tertentu, jadi ia akan
memberikannya kepada siswa secara cuma-cuma ketika sudah saatnya.
Sedangkan metode kiasan dasar belum bisa diterapkan karena pembina
menganggap tidak perlu, melihat usia pramuka penggalang adalah masih usia
remaja, dimana kita hanya perlu menanamkan karakter atau yang baik saja,
tidak perlu terlalu jauh.38
Dengan demikian, dari metode, materi dan evaluasi yang telah diterapkan
dalam kegiatan kepramukaan di MTs Daarul Hikmah dapat menanamkan
nilai-nilai akhlak pada siswa sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti kepada kepala sekolah, pembina pramuka, serta siswa dengan
melakukan observasi dan wawancara.
38
Op. cit.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut hasil penelitian yang telah penulis lakukan kepada kepala
sekolah, pembina pramuka, serta siswa dengan melakukan observasi dan
wawancara dapat disimpulkan bahwa untuk menanamkan pendidikan akhlak
melalui kegiatan kepramukaan dapat dilakukan dengan menerapkan metode-
metode yang sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan (PDMK).
Adapun metode yang telah diterapkan dalam kegiatan kepramukaan di MTs
Daarul Hikmah, , yaitu : pengamalan kode kehormatan pramuka, belajar
sambil melakukan, sistem berkelompok, kegiatan yang menantang, kegiatan di
alam terbuka, serta sistem satuan terpisah (untuk putra dan putri). terdapat
evaluasi yang positif bagi siswa.
Sedangkan materi yang diberikan kepada siswa-siswi di MTs Daarul
Hikmah ialah materi-materi yang sudah ditetapkan dalam Syarat-syarat
Kecakapan Umum (SKU) pramuka penggalang sesuai dengan tingkatan siswa
masing-masing. Berdasarkan metode, materi, dan evaluasi tersebut,
menunjukkan bagaimana penanaman pendidikan akhlak melalui kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaan siswa kelas 8 di MTs Daarul Hikmah Pamulang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan:
1. Pada hakikatnya penanaman pendidikan akhlak tidak hanya dapat
dilakukan didalam pembelajaran di kelas, tetapi juga dapat diterapkan dan
langsung diaplikasikan ketika peserta didik melakukan kegiatan
ekstrakulikuler kepramukaan.
2. Penanaman pendidikan akhlak dengan menggunakan kegiatan
ekstrakulikuler kepramukaan menjadi salah satu media yang dapat
dilakukan dalam proses penanaman pendidikan akhlak siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Nur Uhbiyati : Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Rinka Cipta,
2001.
Ali Mohammad Daud : Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Rajawali Pers, 2008.
Aprilianto Muhammad Bimo, “7 Aksi Kurang Ajar Murid ke Guru, dari
Pelecehan sampai Penganiayaan” diakses dari https://www.brilio.net/
duh/7-aksi-kurang-ajar-murid-ke-guru-dari-pelecehan-sampai-
penganiayaan-180206g.html tanggal 30 April 2019 pukul 20.42 WIB.
Arfah Hamzah, “Dispendik Gresik Telusuri Video Siswa Merokok dan
Menantang Guru di Kelas” diakses dari https://regional.kompas.com/
read/2019/02/10/10533171/dispendik-gresik-telusuri-video-siswa-
merokok-dan-menantang-guru-di-kelas tanggal 30 April 2019 pukul 20.43
WIB.
Arifin Zainal : Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, teknik dan prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Pedoman
Penulisan Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
Hasan. A Al Barma : Penjabaran SKU dan Aba-aba Isyarat. Ponorogo: Gudep
15089 Pon.Pes. Darussalam Gontor, 2004.
H.M. Arifin : Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 2003.
Isna Mansur : Diskursus Pendidikan Islam. Yogyakarta : Global Pustaka Utama,
2003.
Nata Abuddin : Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2015.
Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib dalam Pendidikan Dasar sampai Pendidikan
Menengah.
Sudijono Anas : Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
Sugiyono : Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :
Alfabeta, 2011.
Sunardi Andri Bob : Boyman. Bandung : Darma Utama, 2016.
Surakhmat Winarno : Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito, 1980.
Surya Muhammad : Bina Keluarga. Semarang : CV.Aneka Ilmu, 2003.
Suwito : Filasafat Pendidikan Akhlak. Yogyakarta : Belukar, 2004.
Tirtarahardja Umar dan La Sulo : Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
PT Rinska Cipta, 2005.
Toha Chabib : Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1996.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Lampiran 1
Pedoman Observasi
Variabel Sub Variabel Indikator
Penanaman
pendidikan
akhlak melalui
kegiatan
ekstrakurikuler
kepramukaan
Materi
Kepramukaan
Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU)
Materi kepramukaan yang diberikan kepada peserta didik
disusun dalam sebuah sistem yang disebut sistem tanda
kecakapan sesuai dengan tingkatannya.
Landasan Pedagogis
Materi kepramukaan yang diberikan memperhatikan
golongan dari peserta didiknya.
Kode Kehormatan Pramuka
Materi kepramukaan yang diberikan menyisipkan nilai-
nilai dari kode kehormatan pramuka penggalang ialah
Tri Satya dan Dasa Darma.
Metode
Kepramukaan
Sistem Among
Pendidikan kepramukaan dijalankan dengan menganut
sistem yang disebut Sistem Among, yaitu : “Ing Ngarso
Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani.” yang memiliki arti : “Di depan memberi
teladan, Di tengah ikut membangun/melaksanakan, Di
belakang memberi dorongan”.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan (PDMK)
Seluruh kegiatan atau pendidikan kepramukaan
dilaksanakan sesuai dengan Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan (PDMK). PDMK dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.
Lampiran 2
Hasil Wawancara
Informan : Dra. Hj. Sri Uswati
Jabatan : Kepala MTs Daarul Hikmah Pamulang
Waktu : 16 Mei 2020
Tempat : Kediaman Dra. Hj. Sri Uswati
Pertanyaan Jawaban
Apa visi dan misi MTs Daarul
Hikmah?
Untuk lebih tepat nya bisa dilihat di profil
sekolah, tapi intinya visi misi kita adalah
mencetak anak-anak didik menjadi anak yang
bertakwa, berprestasi dan memiliki akhlak
yang mulia.
Adakah program sekolah yang
bertujuan menanamkan akhlak pada
siswa/i MTs Daarul Hikmah?
Ada . MTs Daarul Hikmah memiliki program
pembiasaan yang bertujuan untuk akhlak
siswa, diantaranya :
Shalat duha, zuhur, dan asar berjamaah,
Senin tanpa jajan (untuk melatih puasa
sunnah),
Infak harian,
Upacara,
Muhadoroh,
Hafalan doa & Alqur’an (aswaja),
Dan ekstrakurikuler.
Apakah ekstrakuriler kepramukaan
MTs Daarul Hikmah dapat
dikategorikan aktif?
Ya Alhamdulillah aktif, kita sering mengikuti
perlombaan dan sekolah sekitar Tangerang
Selatan tau itu.
Apakah pembina pramuka minimal
telah bersertifikat KMD (Kursus
Mahir Dasar)?
Ya minimal KMD. Alhamdulillah Pembina
pramuka MTs Daarul Hikmah sudah KMD
semua.
Siapa saja atau kelas berapa saja
yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaan?
Diwajibkan bagi seluruh siswa dan siswi.
Namun, untuk semester genap kelas 9 sudah
tidak diikutsertakan.
Bagaimana peran sekolah dalam
mendukung kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan?
Seperti instansi pendidikan pada umumnya,
kita menyediakan anggaran setiap tahunnya
untuk ekskul pramuka mengadakan kegiatan,
baik kegiatan internal maupun delegasi. Dan
kami juga memfasilitasi dengan menyediakan
perlengkapan, waktu kegiatan, tempat, dan
sekretariat.
Apa saja faktor pendukung dan
penghambat dalam pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan?
Banyak faktor yang mendukung kegiatan
kepramukaan diantaranya : kinerja para
Pembina yang professional, pihak yayasan,
lingkungan kota Tangerang Selatan yang
dapat dikatakan angoota pramukanya sangat
bagus sehingga siswatermotivasi mengikuti
kegiatan kepramukaan, dan lain-lain. Adapun
faktor penghambat ialah semenjak
diterapkannya sekolah full day, sehingga
waktu ekstrakurikuler dialihkan ke hari Sabtu
tanpa ada KBM lainnya. Dan pada akhirnya
tidak sedikit anak yang tidak mengikuti
kegiatan kepramukaan.
Bagaimana peran atau keterlibatan
guru, wali siswa/i, dan masyarakat
sekitar terhadap kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaan MTs
Daarul Hikmah?
Untuk guru, sudah ada jobdesk masing-
masing, seperti Pembina, Kesiswaan,
Pembina OSIS, tata usaha (TU), staf-staf
lainyya memiliki peran masing-masing yang
melibatkan segala kegiatan di sekolah tak
terkecuali ekskul pramuka. Selain jobdesk
sehari-hari, saat perkemahan kepramukaan
digelar seluruh civitas akademika dilibatkan
dalam kepanitiaan. Untuk wali siswa dan
masyarakat sekitar mungkin hanya sebatas
memberikan restu atau dukungan, karena kita
juga sering menggunakan lapangan yang ada
diluar sekolah untuk latihan.
Apakah kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan berperan dalam
menanamkan akhlak pada siswa/i
MTs Daarul Hikmah?
Menurut pengamatan saya tentu berperan,
karena didalam kepramukaan ada kode etik
Tri Satya dan Dasa Darma yang harus
dipatuhi seluruh anggota pramuka, bukan
hanya siswa, namun Pembina dan juga kita
semua yang terlibat didalam kegiatan
kepramukaan. Selain itu, di kepramukaan
anak-anak dididik mentalnya, bagaimana
mereka harus didalam suatu keadaan tertentu,
ketika waktunya santai mereka bernyanyi dan
menari, dan ketika dalam kondisi serius
mereka juga bisa serius, inilah yang sulit
dilakukan jika tidak ada pendidikan
kepramukaan.
Adakah perubahan positif dari
peserta didik setelah mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan?
Ada. Perubahannya yaitu anak-anak yang
mengikuti kepramukaan dengan aktif lebih
menonjol dibanding yang tidak terlalu aktif,
baik didalam kelas, OSIS, maupun kegiatan
lain. Ini menunjukkan mereka menjadi lebih
percaya diri dengan apa yang mereka dapat
dari ekstrakurikuler kepramukaan.
Mengetahui,
Kepala Madrasah Tsanawiyah
Daarul Hikmah
Dra. Hj. Sri Uswati
Lampiran 3
Hasil Wawancara
Informan : Anisa, S.Pd
Jabatan : Pembina Pramuka MTs Daarul Hikmah Pamulang
Waktu : 16 Mei 2020
Tempat : MTs Daarul Hikmah Pamulang
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana teknis pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan MTs Daarul Hikmah?
Latihan rutin ekstrakurikuler kepramukaan di
MTs Daarul Hikmah dilaksanakan di setiap
hari Sabtu pukul 09.30, untuk tempat
menyesuaikan. Selain latihan rutin, kita juga
mengadakan beberapa kegiatan yang
diperuntukkan bagi siswa yang memiliki
semangat lebih daripada teman-temannya
dalam wadah Pasukan Khusus Tyto Alba –
Alexandra. Adapun siswa lainnya hanya
mengikuti kegiatan regular.
Apakah Pelaksanaan kegiatan
kepramukaan telah sesuai dengan
Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan (PDMK)?
Ya. Kita menerapkan apa yang ada di PDMK,
namun belum semua, yang belum diterapkan
adalah Sistem Kecakapan Umum (SKU), dan
Kiasan Dasar. Karena bagi kami TKU adalah
hadiah pencapaian kriteria tertentu, jadi kami
akan memberikannya kepada siswa secara
cuma-cuma ketika sudah saatnya. Lalu untuk
metode kiasan dasar belum bisa diterapkan
karena kami menganggap tidak perlu, melihat
usia pramuka penggalang adalah masih usia
remaja, kami hanya perlu menanamkan
karakter yang baik saja, tidak perlu terlalu
jauh. Selain 2 ini, kiata sudah menerapkannya
seperti pengamalan kode kehormatan, dan
lain-lain. Karena PDMK ini memiliki nilai
dan tujuan yang baik bagi siswa.
Apakah materi yang diberikan dalam
kegiatan ekstrakurikuler
kepramukaan sudah mengacu kepada
Syarat-syarat Kecakapan Umum
(SKU)?
Ya sudah. Namun, kita juga tidak hanya
memberikan materi saja, kita juga
memberikan permainan-permainan yang
mengandung nilai-nilai pendidikan tertentu.
Diantara yang pernah diberikan kepada siswa
ialah permainan yang melatih kejujuran,
kepemimpinan, anti rasisme, dan lain-lain.
Apakah jumlah pembina pramuka
sebanding dengan jumlah siswa (1
banding 40)?
Jika seluruh siswa mengikuti kegiatan tentu
belum sebanding, karena kami membina
hanya berlima sedangkan seluruh siswa MTs
Daarul Hikmah ada sekitar 700an. Tapi, yang
terjadi di lapangan tidak seluruh siswa hadir,
karena latihan rutin diadakan hari Sabtu
bersamaan dengan Ekskul lain, tidak ada
KBM. Jadi hanya yang semangat saja yang
hadir dan kami berlima masih mampu
mengendalikannya.
Kegiatan apa saja yang dilaksanakan
selain latihan rutin mingguan?
Ada cukup banyak, yaitu pendidikan khusus
untuk anggota pasukan khusus,
keorganisasian Dewan Pasukan Penggalang,
kegiatan-kegiatan delegasi perlombaan dan
jamboree, upacara-upacara kepramukaan, dan
perkemahan KOPRAL (Kemah Orientasi
Pramuka & Latihan) yang diadakan 2 tahun
sekali.
Nilai-nilai positif apa saja yang
didapat siswa setelah mengikuti
perkemahan?
Perkemahan dilaksanakan di alam terbuka
dengan tujuan melatih siswa agar menjadi
lebih mandiri, saling tolong-menolong
sesame teman, cinta terhadap alam,
mensyukuri nikmat Sang Pencipta dan masih
banyak hal yang akan didapat siswa melalui
metode ini.
Nilai-nilai positif apa saja yang
didapat siswa setelah mengikuti
perlombaan kepramukaan?
Ada banyak yang akan didapat siswa melalui
perlombaan kepramukaan, diantaranya : kerja
keras, kesabaran, disiplin, bertanggungjawab,
dan lainnya, tak peduli hasilnya apakah
mereka menang atau kalah, yang pasti mereka
akan belajar banyak hal.
Apakah didalam upacara
kepramukaan seluruh siswa
mendapat giliran menjadi petugas?
Kami tidak mengadakan upacara di setiap
latihan rutin mingguan, yang kita adakan
hanya upacara-upacara besar seperti
memperingati Hari Pramuka, upacara-upacara
pelantikan, dan biasanya anggota pramuka
dipilih menjadi Paskibra pada 17 Agustus di
sekolah. Jadi, untuk petugas hanya yang
terpilih saja, masih belum bisa untuk semua
mendapat giliran.
Bagaimana teknis pembelajaran bagi
siswa yang terpilih menjadi Dewan
Pasukan Penggalang?
Dewan Pasukan Penggalang berfungsi untuk
membantu Pembina dalam administrasi,
pelatihan, dan lainnya, ada beberapa bidang
dengan tugas pokok fungsi masing-masing
yang dijalankan dengan sistem satuan
terpisah, mereka akan bertugas disetiap
kegiatan kepramukaan, dan akan mengadakan
evaluasi dibawah bimbingan Pembina.
Seperti peran Pemimpin Regu
terhadap anggota yang dipimpinnya?
Memimpin anggota regu di setiap kegiatan
kepramukaan, dan akan
mempertanggungjawabkan anggotanya
kepada Dewan Pasukan Penggalang dan
Pembina.
Mengetahui,
Pembina Pramuka
MTs Daarul Hikmah
Anisa, S.Pd
Lampiran 4
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 5
Surat Izin Penelitian
Lampiran 6
Surat Keterangan Penelitian