penanganan anestesi pada pasien dengan penyakit jantung akut.pptx
TRANSCRIPT
PENANGANAN ANESTESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT
JANTUNG AKUT YANG MENJALANI OPERASI NON-CARDIAC
Arip SeptadiAfdhona Wiranata
Melisa
PENDAHULUAN
• Tindakan operasi non-jantung cukup sering dilakukan pada pasien yang menderita penyakit jantung atau yang berisiko.
• Penyakit jantung dapat menjadi kontraindikasi relatif atau absolut terhadap anestesia.
• Obat-obatan anestesi dapat memperberat bahkan memicu timbulnya penyakit jantung.
• Perubahan hemodinamik selama anestesia dapat menimbulkan gangguan sirkulasi dalam mensuplai nutrisi pada jantung dan jaringan perifer.
FISIOLOGI JANTUNG• Dinding Jantung :
a. Endokardiumb. Miokardiumc. perikardium
• Sifat dasar miokardium :a. irritability (bathmotropic) = peka rangrangb. conductivity (dromotropic) = hantar rangsangc. contractility (inotropic) = dapat berkontraksid. rhythmicity ( chronotropic) = bersifat ritmise. Relactivity (Lucitropic) = dapat berelaksasi
• Jantung berfungsi sebagai pompa untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh secara terus-menerus dan mempermudah ekskresi zat sisa.
PENGARUH ANESTESIA
• Sebagian besar zat anestetik menekan fungsi miokardium menyebabkan kemunduran hemodinamik dan penurunan pasokan nutrien jaringan suatu organ.
PENYAKIT JANTUNG AKUT
• Penyakit jantung kongestifgagal jantung akut
• Penyakit jantung iskemik/penyakit jantung koroner (PJK)a. Angina pektorisb. Infark miokard akut
• Penyakit katub jantunga. Penyakit jantung rematikb. Endokarditis akutc. Dsb
• Dan lain-laina. Perikarditis akutb. Miokarditis akut
ISKEMIA DAN INFARK MIOKARD
• merupakan penyebab terbanyak morbiditas dan mortalitas jangka pendek dan jangka panjang pada lingkungan operasi.
• Sangat erat kaitannya dengan penyakit jantung koroner
• Patogenesisa. Perubahan plak akutb. Trombosis arteria koronariac. Vasospasme arteria koronaria
MEKANISME CEDERA MIOKARDIUM PERIOPERATIF
• Pasien dengan penyakit jantung akut rentan terhadap trauma pembedahan dan anestesi umum.
Anestesi UmumTrauma PembedahanNyeriIntubasi-EkstubasiPerdarahan-anemiaPuasaHipotermia
KortisonKatekolamin
Beban Kerja Jantung
Kebutuhan Oksigen
Insiden Iskemia miokard
Gangguan Fungsi Miokardium/Pompa
Jantung
MorbiditasMortalitas
Pasien dengan penyakit jantung akut yang menjalani operasi non-jantung perlu
penanganan khusus
Terutama penanganan di bidang anestesi
PENANGANAN PREOPERATIF
• Tujuan :1. Menentukan resiko dan pengobatan preoperatif2. Merencanakan penatalaksanaan intraoperatif3. Mengurangi resiko cedera jantung
• Meliputi :1. Menentukan keadaan pasien
a. Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik, EKGb. Pemeriksaan penunjang : laboratorium, foto rontgen, invasif dan
non-invasifc. Tetapkan kapasitas fungsional pasiend. Faktor lain
2. Jenis operasi yang akan dilakukan
PEDOMAN REKOMENDASI ACC/AHATAHUN 2002
• Pengawas dapat membatasi pasien yang memiliki tanda disfungsi kardiovaskuler
• Untuk pasien dengan risiko klinis yang tinggi atau sedang yang menjalani risiko prosedur pembedahan yang tinggi atau sedang berlaku pemeriksaan ECG sebagai dasar, segera setelah pembedahan dan setiap hari selama 2 hari setelah operasi menunjukkan strategi pembiayaan yang lebig efektif.
• Pengukuran troponin sebaiknya dilakukan 24 jam setelah operasi dan pada hari ke empat atau saat keluar rumah sakit (datang pertama kali) untuk deteksi PMI
• Pasien yang menderita PMI sebaiknya memiliki evaluasi fungsi ventrikel sebelum keluar dari rumah sakit dan menerima terapi, berdasarkan pedoman ACC/AHA AMI.
INTERVENSI FARMAKOLOGIS
• β –bloker• Terapi antiplatelet (APA)-aspirin, clopidogrel
dan glycoprotein Hb/H1a inhibitor• Agonis α2-adrenoseptor• Statin• Nitrogliserin• Lain-lain : ACE-inhibitor
KEADAAN YANG MEMPERBURUK FUNGSI JANTUNG
• Penurunan hantaran oksigena. Penurunan aliran darah koronerb. Takikardic. Hipotensi diastolikd. Hipokapni (vasokonstriksi arteri koroner)e. Spasme arteri koroner
• Penurunan kandungan oksigena. Anemiab. Hipoksaemia arterialc. Pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke
arah kiri
• Peningkatan kebutuhan oksigena. Peningkatan preload (tension dinding)b. Stimulasi sistem saraf simpatikc. Takikardid. Hipertensi sistemike. Peningkatan kontraktilitas myokardiumf. Peningkatan afterload
PEMILIHAN TEKNIK ANESTESI
• Meminimalisir respon tekanan terhadap laringoskopi dan intubasi.
lidokain, nitroprusida, esmolol, fentanil, nitrogliserin, dll• Ventrikel kiri normalN2O-opioid dan bahan yang mUdah menguap (isofluran,
sevofluran, desfluran) dapat diterima• Kerusakan Ventrikel kiriopioid dosis tinggi (fentanyl).• Anestesi neuraxialpenurunan preload dan afterload
PERHATIAN LAIN
• Penatalaksanaan nyeriteknik neuroaksial, menurunkan dosis opioid
dan menurunkan respon stress (morbiditas dan mortalitas kebanyakan terjadi postoperatif)
• Pengaturan temperatur tubuhpada saat mengalami anestesia pasien
kehilangan aktivitas pembeNtukan panas
INTERVENSI INTRAOPERATIF
• Takikardiβ –bloker ultra-short acting• Iskemik tanpa disertai perubahan hemodinamiknitrogliserin• Takikardia disertai hipertensiβ –bloker titrasi• Takikardi disertai hipotensipenambahan volume cairan• Iskemik berat resistenintraaortic balLoon pump (IABP)
KESIMPULAN
• Penyakit jantung akut merupakan masalah signifikan pada pasien yang menjalani operasi non-jantung.
• Melalui pemahaman terhadap patofisiologi dan manajemen iskemik perioperatif yang baik dapat meningkatkan keberhasilan penatalaksanaan.
ALHAMDULILLAH
ATAS PERHATIANNYA KAMI UCAPKANTERIMA KASIH
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH