penapisan fitokimia
TRANSCRIPT
PENAPISAN FITOKIMIA
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari Cara Penapisan Fitokimia
2. Menganalisis golongan kimia tumbuhan
PENDAHULUAN
Senyawa kimia dalam tumbuhan dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara, antara
lain atas dasar alur pembentukannya dalam tumbuhan, struktur kimia dan efek atau aktifitas
farmakologinya. Untuk analisis kandngan kimia dalam tumbuhan dan dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Determinasi dan telaah ekologi serta penyebaran tumbuhan
2. Karakterisasi simplisia
3. Penapisan golongan kimia
Pada percobaan ini, dilakukan penapisan tumbuhan obat Indonesia. Golongan senyawa kimia
yang akan ditentukan antara lain: alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, kuinon dan
steroid/triterpenoid. Beberapa metode penapisan kimia dapat digunakan untuk mengidentifikasi
golongan kimia dalam simplisia nabati. Salah satu diantaranya adalah cara yang dikemukakan
oleh Farnsworth (1966). Pada dasarnya penapisan harus dilakukan dengan metode cepat,
sederhana, memerlukan peralatan sedikit, selektif untuk suatu golongan kimia, relative peka dan
kalau mungkin dapat member informasi tentang ada atau tidak adanya suatu senyawa spesifik
yang berasal dari golongan kimia yang sedang diidentifikasi.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat : krus porselin, corong gelas, pipet tetes, gelas ukur, taung raksi, gelas
Beaker 250 ml, plat tetes, Buhnsen, kapas.
2. Bahan : ammonia 25%, kloroform, HCl, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer,
serbuk Mg, amilalkohol, FeCl3 1%, larutan gelatin, pereaksi Steasny,
NaOH 1M, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat.
CARA KERJA
1. Alkaloid
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dilembabkan dengan 5 ml ammonia 25% dan digerus dalm
krus porselin. Kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kuat dan disaring.
Untuk pemeriksaan alkaloid, 10 ml larutan organic diekstraksi 2 kali dengan larutan asam
klorida (1:10). Sebanyak 5 ml larutan ini masing-masing dimasukkan ke dalam 2 tabung
reaksi. Adanya alkaloid ditunjukan denag terbentuknya endapan merah bata setelah
ditambahkan pereaksi Dragendorff, endapan putih setelah ditambahkan pereaksi Mayer.
2. Saponin
Sebanyak 5 g serbuk didihkan dalam 100 ml air selama 5 menit, kemudian disaring
dalam keadaan panas. Selanjutnya 10 ml larutan dikocok kuat secara vertical selama 10
detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 cm s.d 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit,
dan tidak hilang pada penambahan setetes asam klorida 2 N menunjukan adanya saponin.
3. Flavonoid
Sebanyak 5 ml filtrat dari larutan (2) ditambah serbuk magnesium, 1 ml asam klorida
pekat dan 2 ml amilalkohol, dikocok kuat dan dibiarkan memisah. Adanya flavonoid
ditunjukan jika terbentuk warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amilalkohol.
4. Tanin
Sebanyak 10 gram serbuk dididihkan dalam 10 mL air selama 5 menit, kemudian
didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh dibagi 3. Pada filtrat pertama diberi
larutan besi (III) klorida 1% timbulnya warna hijau violet, hitam menunjukkan adanya
tannin. Filtrat kedua diberi larutan gelatin, terbentuknya endapan putih merah muda
setelah ditambahkan pereaksi Steasny maka menunjukkan keberadaan tannin katekat.
Jika endapan tersebut disaring dan filtratnya dijenuhkan dengan natrium asetat, lalu diberi
beberapa tetes larutan besi (III) klorida 1% sehingga terbentuk warna biru tuan dan hitam
kehijauan menunjukkan kebradaan tanin galat.
5. Kuinon
Sebanyak 1 g serbuk dididihkan dalam 10 mL air selama 5 menit, kemudian didinginkan
dan disaring. Kemudian di dalam 5 mL filtrat tersebut dimasukkan natrium hidroksida 1N.
Jika terbentuk warna merah, menunjukkan adanya kuinon.
6. Steroid/Triterpenoid
Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam, kemudian disaring.
Selanjutnya 5 mL filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap sampai kering.
Jika ke dalam residu ditambah 2 tetes asam asetat anhidrat dan satu tetes asam sulfat pekat
terbentuk warna merah yang berubah menjadi hijau kemudian ungi dan akhirnya biru. Hal
ini menunjukkan adanya steroid dan tritepenoid.