penc
DESCRIPTION
098TRANSCRIPT
BAGIAN III.
ANALISIS KELAKUAN DINAMIK PROSES-PROSES KIMIA
Dalam Bagian III akan dipelajari kelakuan dinamik dan statik beberapa sistem
pemrosesan sederhana. Pemahaman yang baik mengenai kelakuan dinamik sistem-
sistem sederhana ini akan membantu dalam melakukan analisis kelakuan sistem-
sistem yang lebih rumit pada proses-proses kimia.
Pada bagian ini, analisis terhadap sistem-sistem proses dibatasi hanya pada
sistem dinamik yang linier. Meskipun kebanyakan sistem proses kimia sebenarnya
dimodelkan oleh persamaan- persamaan non-linier, pengetahuan mengenai teknik-
teknik penyelesaian persamaan linier sangat berharga dan penting karena alasan-
alasan berikut :
1. Tidak ada teori matematik yang umum menyelesaikan persamaan–persamaan
diferensial non-linear secara analitis, sehingga untuk sistem–sistem non-linier
tidak terdapat perangkat analisis yang komperehensif.
2. Suatu sistem non-linier dapat didekati dengan baik oleh suatu sistem linier
pada beberapa kondisi operasi.
3. Pada teori pengendalian linier telah dicapai perkembangan yang cukup berarti/
signifikan, yang telah memungkinkan sintesis dan perancangan sistem
pengendali yang sangat efektif, bahkan juga untuk sistem-sistem yang non-
linier.
Pada Bagian III ini pertama-tama akan dibahas konsep linierisasi dan cara-cara
untuk mendekati sistem-sistem non-linier menggunakan sistem linier, kemudian juga
akan dibahas mengenai Transformasi Laplace, yang merupakan cara sederhana untuk
menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial linier. Pada bagian berikutnya juga
dibahas pengembangan Model Input-Output sederhana untuk proses-proses kimia
menggunakan Transformasi Laplace, dan analisis dinamik berbagai proses yang
umum.
BAB 6.
SIMULASI MENGGUNAKAN KOMPUTER
DAN LINEARISASI SISTEM-SISTEM
NONLINIER
Seperti telah dipelajari pada bagian-bagian sebelumnya, kelakuan dinamik
suatu proses hanya bisa didapatkan jika persamaan-persamaan keadaan yang
digunakan untuk memodelkan proses tersebut diintegralkan. Namun demikian,
kebanyakan sistem pemroses yang perlu dipelajari hanya dapat dimodelkan dalam
bentuk persamaan differensial non-linier, padahal tidak ada teori matematik yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan non-linier tersebut,
karena penyelesaian secara analitis hanya dimungkinkan untuk persamaan diferensial
yang linier.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam anlisis
kelakuan dinamik sistem non-linier adalah sebagai berikut:
a. Melakukan simulasi sistem non-linier pada komputer analog atau
digital, dan menghitung penyelesaiannya secara numerik.
b. Mentransformasikan sistem non-linier menjadi suatu sistem yang linier
dengan melalui transformasi variabel-variabel sistem non-linier
tersebut.
c. Mengembangkan suatu model linier yang kelakuan dinamiknya
mendekati sistem linier pada daerah kondisi operasi tertentu yang telah
ditetapkan.
Alternatif ke-2 hanya dapat digunakan pada kasus-kasus tertentu, sedangkan
alternatif ke-1 dan ke-3 biasanya selalu dapat digunakan. Simulasi proses
menggunakan komputer hanya akan dijelaskan secara singkat, karena penjelasan rinci
tentang hal ini dapat ditemukan dalam mata kuliah lain. Materi yang akan dibahas
lebih dalam pada bagian ini adalah pendekatan model-model non-linier dengan
menggunakan model-model linier. Pendekatan model non-linier dengan model linier
penting diilakukan karena seluruh teori yang telah dikembangkan untuk perancangan
sistem pengendali seluruhnya didasarkan pada sistem linier, dan hanya sedikit
pengembangan yang telah dilakukan terhadap sistem non-linier.
6.1. Simulasi Dinamika Proses Menggunakan Komputer
Persamaan-persamaan aljabar dan diferensial yang non-linier tidak dapat
diselesaikan secara analitis, sehinggga membutuhkan penyelesaian secara numerik
dengan bantuan komputer. Solusi secara numerik juga dibutuhkan untuk persamaan-
persamaan yang meskipun dapat diselesaikan secara analitis, tetapi penyelesaian
tersebut sangat rumit dan hanya memberikan sedikit pengetahuan tentang kelakuan
sistem.
Simulasi komputer sekarang telah digunakan secara luas untuk menganalisis
kelakuan dinamik proses-proses kimia atau membantu perancangan perangkat
pengendali dan mempelajari efektivitas suatu sistem pengendali. Jenis komputer yang
pertama kali digunakan untuk simulasi proses kimia adalah komputer analog.
Komputer analog mempunyai beberapa kelemahan,yaitu:
1. Untuk melakukan set-up masalah dan menjalankan analisis numerik terhadap
masalah tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Untuk setiap operasi matematik dibutuhkan satu elemen perangkat keras,
sehingga simulasi sistem-sistem yang rumit dan besar menjadi sulit.
3. Sistem-sistem yang non-linier hanya dapat disimulasikan dengan perangkat
keras yang mahal ( generator fungsi ) dengan fleksibilitas yang rendah.
4. Komputer analog tidak memiliki memory seperti pada komputer digital.
Dengan berkembangnya teknologi, komputer analog mulai ditinggalkan dan
digantikan oleh komputer digital. Komputer digital memiliki kemampuan komputasi
yang tinggi dan biaya komputasi yang rendah, sehingga dapat memperlebar ruang
lingkup dan kepraktisan simulasi komputer untuk mempelajari dinamika dan
pengendaian proses.
Simulasi proses kimia menggunakan komputer digital mencakup penyelesaian
kumpulan persamaan differensial dan aljabar yang digunakan untuk menggambarkan
kelakuan proses. Beberapa kategori metoda numerik yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan persamaan diferensial dan aljabar non-linier adalah sebagai berikut:
1.Metoda numerik untuk penyelesaian persamaan-persamaan aljabar
Pada keadaan tunak (stedy-state), persamaan keadaan sistem akan terwujud
persamaan aljabar yang sederhana, karena laju akumulasi akan sama dengan nol.
Dengan demikian, kelakuan proses pada keadaan tunak dapat ditentukan dengn
penyelesaian kumpulan persamaan aljabar yang memodelkan keadaan proses. Seluruh
metode numerik untuk menyelesaikan persamaan aljabar menggunakan cara rial and
error secara iteratif, yang hasil perhitungannya semakin lama semakin mendekatin
solusi yang diinginkan. Pada penyelesaian persamaan aljabar interatif terebut
dibutuhkan pemilihan metode iterasi yang tepat, yang akan menyebabkan persamaan-
persamaan interasi tersebut bergerak secara konvergen menuju solusi yang
diinginkan, karena pada kasus-kasus tertentu suatu metode integrasi seringkali sama
sekali tidak konvergen, atau mendekati solusinya dengan sangat lambat.
Beberapa metode interasi persamaan aljabar yang sering digunakan adalah
metode setengah interval (interval halfing), metode substitusi berurut (successive
substitution), and metode newtor-Raphson.
2.Pengintegrasian numerik persamaan-persamaan differensial
Beberapa metode pengintegrasian secara numerik digunakan adalah metode
eksplisit dan implisit.Kunci pemilihan suatu teknik integrasi yang tepat adalah
kestabilan prosedur dn kecepayamm, dalam mencapai penyelesaiin. Metode integrasi
yang paling populer adalah metode integrasi runge- Orde -4
6.2. Linierisasi Sistem Satu Variabel
Linierisasi adalah suatu cara mendekati suatu sistem non-linier dengan
sistem yang linier. Linearisasi digunakan secara luas untuk mempelajari dinamika
proses dan perancangan sistem pengendali untuk alasan-alasan berikut:
1. Dengan linerisasi akan didapatkan sistem linier yang dapat diselesaikan secara
analitis dan memberikan gambaran kelakuan proses secara lengkap untuk
berbagai nilai parameter proses dan variabel input. Simulasi komputer untuk
proses non-linier hanya akan memberikan gambaran mengenai kelakuan
sistem pada nilai parameter proses dan variabel input tertentu.
2. Perkembangan berarti untuk perancangan sistem pengendali yang efektif baru
dicapai sebatas untuk proses-proses linier.
Persamaan non-linier umum yang digunakan untuk memodelkan proses adalah
sebagai berikut:
= f (x)
Fungsi f(x)b pada persamaan tersebut dapat diekspansikan dalam
bentuk Deret Taylor di sekitar titik x˳ sebagai berikut:
F(x) =f(x˳) +
Jika suku orde kedua dan selebihnya dari Deret Taylor tersebut diabaikan,
maka f(x) dapat didekati sebagai berikut:
F(x) = f(x˳) + x˳ (x-x˳)
Galat / kesalahan yang akan diakibatkan oleh pendekatan diatas adalah sebagai
berikut:
I =