pendahuluan

37
PERAN KOLABORATIS PERAWAT DALAM PELAKSAAN PRINSIP FARMAKOLOGI DAN PENGELOLAAN OBAT “FARMAKOLOGI” Oleh : Kelompok 4 D-IV Keperawatan Tingkat I Ni Putu Meylitha B. (P07120214013) Ni Luh Suci Novi Ariani (P07120214021) Pande Putu Setianingsih (P07120214022) Ni Putu Ayu Savitri (P07120214033)

Upload: meylitha-budyandani

Post on 18-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kggfdhu

TRANSCRIPT

PERAN KOLABORATIS PERAWAT DALAM PELAKSAAN PRINSIP FARMAKOLOGI DAN PENGELOLAAN OBATFARMAKOLOGI

Oleh :Kelompok 4D-IV Keperawatan Tingkat I

Ni Putu Meylitha B. (P07120214013) Ni Luh Suci Novi Ariani(P07120214021) Pande Putu Setianingsih (P07120214022) Ni Putu Ayu Savitri(P07120214033) Ni Putu Soniya Darmayanti(P07120214040)

KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARTAHUN AJARAN 2014/2015

A. PENDAHULUANObat adalah semua bahan (kimia) yang dapat mempengaruhi organisme hidup diberikan kepada makhluk hidup dengan tujuan untuk menyembuhkan, menghilangkan penyakit, meningkatkan kesehatan dan atau mempertahankan kesehatan antara lain, melalui :1) Mengembalikan fungsi fisiologis organ tubuh2) Meningkatkan fungsi fisiologis organ tubuh3) Menghilangkan benda asing/ mikroorganisme / parasit.Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah.Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat.Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.Dalam melakukan teknik pemberian obat diperlukan peran tenaga medis untuk melakukannya. Antara peran dokter, apoteker, bahkan perawat. Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Kunci akhir dari pemberian obat kepada pasien adalah seorang perawat. Perawat yang memastikan ketepatan obat yang diberikan dan memastikan obat tersebut dikonsumsi oleh pasien.Hal itulah yang menyebabkan peran perawat sangat penting dalam pemberian obat. Terdapat banyak hal yang harus dilakukan dan diperhatikan oleh perawat dalam pemberian konsumsi obat kepada pasien.Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat obatan yang aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan.Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena 1) Perawat merupakan mata rantai terakhir dalamproses pemberian obat kepada pasien.2) Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien.3) Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.4) Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.B. TUJUAN a. Tujuan UmumMahasiswa mampu memahami serta mengerti mengenai peran kolaboratif perawat dalam pelaksanaan prinsip farmakologi.b. Tujuan KhususMahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai:1. Konsep Dasar Farmakologi2. Definisi Pemberian Obat3. Peran Kolaboratif Perawat Dalam Pelaksanaan Farmakologi

C. PEMBAHASAN1. Konsep Dasar FarmakologiFarmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif hendaknya terlebih dahulu dapat difahami pengertian farmakologi itu sendiri oleh seorang perawat.Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter dan perawat dapat memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat obatan yang aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).

2. Definisi Pemberian ObatObat adalah substansi yang berhubungan dengan fungsi fisiologi tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan.Kesalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan atau tindakan dalam memberikan obat yang tidak sesuai dengan prinsip enam benar yang dapat merugikan klien.

3. Definisi KolaborasiKolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga profesional. Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara independen. Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi perawat, hubungan kerjasama dengan dokter sangat penting apabila ingn menunjukkan fungsinya secara independen. Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

a. Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi 1) KomunikasiKomunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim. 2) Respek dan kepercayaan Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari. 3) Memberikan dan menerima feed back Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat negative maupun positif. 4) Pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tm. 5) Manajemen konflik Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus memahami peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan, mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya. Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu: a) Adanya saling percaya dan menghormati, b) Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing,c) Memiliki citra diri positif,d) Memiliki kematangan professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman), e) Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, f) Keinginan untuk bernegoisasi. Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling ketergantungan (interdefensasi) untuk kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan atau target yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu menggunakan catatan klien terintegrasi dapat merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antara profesi secara formal tentang asuhan klien. Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika :a) Semua profesi memiliki visi dan misi yang sama, b) Masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari pekerkaannya,c) Anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik, d) Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang bergabung dalam tim.

4. Peran Kolaboratif Perawat Dalam Pelaksanaan FarmakologiPemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena :1) Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.2) Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien.3) Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.4) Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.a. Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian obat:1) Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai obat.2) Mendukung keefektivitasan obat.3) Mengobservasi efek samping dan alergi obat4) Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat5) Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat6) Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan tanggung jawab besar bagi perawat.

b. Peran Perawat dalam Pemberian Obat Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat.Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Peran perawat dalam pemberian obat adalah sebagai berikut :1) Sebagai Pelaksana:Artinya seorang perawat dapat melaksanakan tindakan keperawatan (tindakan kolaborasi) dalam pemberian obat dengan perinsip 5 T & 1 W, dan 5 B.2) Sebagai Pengelola:Dapat mengatur pemeliharaan, tempat persediaan / penyimpanan obat.3) Sebagai Pendidik:Dapat menjelaskan kepada pasien tentang fungsi obat, reaksi dan efek samping obat agar menimbulkan sikap kooperatif pasien.4) Sebagai Peneliti:Dapat mengamati reaksi pasien setelah memberikan obat.

c. Implikasi Keperawatan Dalam Pelaksanaan FarmakologiImplikasi keperawatan dalam farmakologi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses keperawatan antara lain pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :1) Keadaan Pasien/Identifikasi Pasien:a) Usia : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansiab) Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.c) Pola kebiasaan : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat. misalnya dengan memakai air minum, piang dll.d) Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat.2) Keadaan Obat / Identifikasi Obat.a) Dosis obat sesuai umur pasien\b) Bentuk obat apakah padat , cair suspensec) Pengunaan obat ; - oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.d) Efek samping obat (side effect)e) Etiket :1. Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat luar diberi ektiket biru)2. Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.3. Jenis obat (sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.)f) Keadaan pasien :Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang menjalani terapi khusus seperti :1. Penderita TBC Aktif2. Penderita Kusta Aktif3. Penderita Epilepsi4. Penderita Malnutrisi3) Ada Tidaknya Riwayat Alergi Obat :Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu maka harus ditulis dengan jelas pada status pasien dengan tinta merah, agar dokter dapat memilih obat lain yang lebih aman.

d. HalHal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Pemberian ObatPerawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi dan tenang. Hal yang harus dilakukan perawat sebelum memberikan obat:1) Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika mempersiapkan obat :a) Saat mengambil obatb) Saat membuka/menuang atau mencampurc) Saat mengembalikan.2) Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan dipakai.3) Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 5 Ta) Tepat pasienb) Tepat Dosisc) Tepat pemakaiand) Tepat waktue) Tepat Obat.4) Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.5) Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali jelas ditugaskan kepada kita.6) Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.7) Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah memberikan obat.8) Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-masing obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.9) Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.10) Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar dengan mata.11) Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.12) Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada yang bertanggung jawab.13) Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.Berikut ini ada beberapa hal yang mesti dilakukan perawat yaitu : a) Mengetahui kebijakan dan prosedur rumah sakit untuk pemberian obat. Periksa instruksi dokter.b) Mengetahui prinsip enam benar. c) Baca masing masing label tiga kali. d) Tanyakan kepada pasien / keluarganya (jika pasien tidak sadar) jika ada riwayat alergi terhadap obat-obat tertentu. e) Jangan biarkan adanya gangguan saat menyiapkan obat karena konsentrasi anda mungkin akan terganggu. f) Jangan berpendapat bahwa bagian farmasi selalu benar, lakukan pemeriksaan ulang terhadap obat yang diterima dari farmasi. g) Jangan pernah memberikan obat yang tidak memiliki label / etiket. h) Bila masih ragu, jangan mencampur obat. i) Jangan menuangkan kembali cairan ke dalam botol. j) Selalu memeriksa identitas pasien sebelum memberikan obat. k) Periksa ulang perhitungan obat. l) Kenali antidot, terutama bila memberikan obat-obat intravena. m) Kenali kerja, efek samping dan reaksi balik dari obat sebelum memberikan obat. n) Selalu mengetahui waktu pemberian yang diharuskan bila memberikan obat-obat intravena. o) Bila memastikan instruksi dokter, sebaiknya bicarakan hanya dengan dokter yang menuliskan obat tersebut. Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

e. Faktor Penyebab Kesalahan Pemberian Obat1) Kurang menginterpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkanPerawat juga sering tidak bertanggung jawab untuk melakukan interpretasi yang tepat terhadap orde obat yang diberikan.saat orde obat yang, dituliskan tidak dapat dibaca,maka dapat terjadi misinterpretasi terhadap order obat yang akan diberikan.2) Kurang tepat dalam menghitung dosis obat yang akan diberikanDosis merupakan factor penting, baik kekurangan atau kelebihan obat dapat menyebabkan dan bisa membehayakan,sehingga perhitungan dosis yang kurang tepat dapat membayakan klien.3) Kurang tepat mengetahui dan memahami prinsip enam benarDalam memberikan pengobatan,kita sbegai perawat sering melakukan kesalahan yang fatal,hal tersebut bisa terjadi apabila kita kurang mengetahui dan memahami prinsip enem benar yang tepat.Kesalahan pemberian obat,selain memberi obat yang salah,mencakup factor lain yang sekaligus sebagai konpensasi,memberi obat yang benar pada waktu yang salah atau memberi obat yang benar pada rute yang salah.Jika terjadi kesalahan pemberian obat,perawat yang bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat senior setelah kesalahan itu diketahuinya.

f. Prinsip Benar Dalam Pemberian ObatPerawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:1. Benar Kliena) Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.b) Klien berhak untuk mengetahui alasan obatc) Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obatd) Membedakan klien dengan dua nama yang sama

2. Benar ObatObat memiliki nama dagang dan nama generik dan pasien harus mendapatkan informasi tersebut atau menghubungi apoteker untuk menanyakan nama generik dari nama dagang obat yang asing. Jika pasien meragukan obatnya, maka perawat harus memeriksanya lagi dan perawat harus mengingat nama dan obat kerja dari obat yang diberikan. Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya, perawat harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu saat mengembalikan obat ke tempat penyimpanan, saat obat diprogramkan, dan ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. Hal penting yang harus diperhatikan saat perawat memberikan obat kepada klien adalah :1) Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan2) Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat3) Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal tiga kali :a. Pada saat melihat botol atau kemasan obatb. Sebelum menuang/menghisap obatc. Setelah menuang/ mengisap obat4) Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah5) Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut6) Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

3. Benar Dosis Obat1) Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.2) Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.3) Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/ diminta, pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.4) Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.

4. Benar Waktu PemberianUntuk dapat menimbulkan efek terapi dari obat dan berhubungan dengan kerja obat itu sendiri, maka pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sesuai dengan prinsip benar waktu yaitu:1) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.2) Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.3) Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.4) Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau bersama makanan5) Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.6) Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.

5. Benar Cara Pemberian (Rute)Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda dan rute obat yang diberikan diantaranya inhalasi, rektal, topikal, parenteral, sublingual, peroral. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh tempat kerja obat yang diinginkan, sifat fisik dan kimiawi obat, kecepatan respon yang diinginkan, dan keadaan umum pasien.1) Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.2) Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat peroral3) Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral4) Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan. Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :a. Oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul b. Sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena )c. Bukal ( diantara gusi dan pipi )d. Topikal ( dipakai pada kulit ) e. Inhalasi ( semprot aerosol )f. Instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) g. Parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.

6. Benar DokumentasiPemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Perawat harus selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan. Perawat harus mendokumentasikan kepada siapa obat diberikan, waktunya, rute, dan dosis setelah obat itu diberikan.

7. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.

8. Benar Hak Klien Untuk MenolakKlien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan inform consent dalam pemberian obat.a) Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian ObatHak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi ( Informed concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat suatu keputusan.b) Hak Klien untuk Menolak PengobatanKlien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu pengobatan dtolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin ( Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).

9. Benar PengkajianPerawat selalu memeriksa TTV (Tanda-Tanda Vital) sebelum pemberian obat.

10. Benar EvaluasiPerawat selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

11. Benar Reaksi Terhadap MakananObat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.

12. Benar Reaksi Dengan Obat LainPada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

g. Cara Mencegah Kesalahan Pemberian Obat1) Baca label obat dengan teliti.Banyak produk tersedia dalam kotak,warna dan bentuk yang sama.2) Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal.Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu vial dosis tunggal .interprestasi yang salah terhadap program obat dapat mengakibatkan pemberian dosis tinggi yang berlebihan.3) Waspada obat-obatan bernama sama.Banyak nama obat yang terdengar sama(misalnya digoxin dan digitoxin)4) Cermati angka belakang koma.Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang merupakan perkalian satu sama lain(contoh:tablet cumadin dalam tablet 2,5 dan 25mg).5) Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan.Kebanyakan dosis di programkan secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek teraupetik dan responnya.6) Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim di programkan,konsultasikan kepada sumbernya.Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka resiko pemberian dosis yang tidak akurat menjadi lebih besar7) Jangan beri obat yang di programkan dengan nama pendek atau singkatan yang tidak resmi.Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak resmi untuk obat yang sering di programkan.Apabila perawat atau ahli farmasi tidak mengenal singkatan tersebut obat yang di berikan atau di keluarkan bisa salah.8) Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat di baca.Apabila ragu tanya ke dokter kesempatan terjadinya interprestasi kecuali,perawat mempertanyakan program obat yang sulit di baca.9) Kenali klien yang memiliki nama sama juga minta klien, menyebutkan nama lengkapnya, cermati nama yang tertera pada tanda pengenalan.Sering kali satu atau dua klien memiliki nama akhir yang sama atau mirip label khusus pada buku,obat dapay member peringatan tentang peringatan masalah yang potensial.10) Cermati ekuivalen.Saat tergesa-gesa salah baca ekuivalen mudah terjadi. (contoh:di baca milligram padahal milliliter).

h. Masalah Dalam Pemberian Obat Dan Intervensi Keperawatan1) Menolak pemberian obatJika pasien menolak pemberian obat, intervensi keperawatan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menanyakan alasan pasien melakukan hal tersebut.Kemudian, jelaskan kembali kepada pasien alasan pemberian obat.Jika pasien terus menolak sebaiknya tunda pengobatan, laporkan ke dokter dan catat dalam pelaporan.2) Integritas kulit tergangguUntuk mengatasi masalah gangguan integritas kulit, lakukan penundaan dalam pengobatan, kemudian laporkan ke dokter dan catat ke dalam laporan.3) Disorientasidan bingungMasalah disorientasi dan bingung dapat diatasi oleh perawat dengan cara melakukan penundaan pengobatan. Jika pasien ragu, laporkan ke dokter dan catat ke dalam pelaporan.4) Menelan obat bukal atau sublingualSebagai perawat yang memiliki peran dependen, jika pasien menelan obat bukal atau sublingual, maka sebaiknya laporkan kejadian tersebut kepada dokter, untuk selanjutnya dokter yang akan melakukan intervensi.5) Alergi kulitApabila terjadi alergi kulit atas pemberian obat kepada pasien, keluarkan sebanyak mungkin pengobatan yang telah diberikan, beritahu dokter, dan catat dalam pelaporan.

D. KESIMPULANFarmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif hendaknya terlebih dahulu dapat difahami pengertian farmakologi itu sendiri oleh seorang perawat. Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat obatan yang aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Obat adalah substansi yang berhubungan dengan fungsi fisiologi tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan. Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena yaitu Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien, Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien, Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu, Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien. Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Faktor Penyebab Kesalahan Pemberian Obat yaitu Kurang menginterpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan, Kurang tepat dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan, Kurang tepat mengetahui dan memahami prinsip enam benar. Prinsip pemberian obat yaitu benar klien, benar obat, benar dosis obat, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar dokumentasi, benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien, benar hak klien untuk menolak, benar pengkajian, benar evaluasi, benar reaksi terhadap makanan, benar reaksi terhadap obat lain.

E. DAFTAR PUSTAKA

Anoname.2014.Definisi Perawat dan Peran Serta Perawat. (Available) : http://trieboyz.pun.bz/definisi-perawat-dan-peran-perawat-serta.xhtml (Diakses pada tanggal 08 Mei 2015 pukul 19.00 WITA)Zuheri. 2013. 12 Benar Prinsip Pemberian Obat. (Available) : http://gadarmedikindonesia.or.id/artikel/8 (Diakses pada tanggal 07 Mei 2015 pukul 19.00 WITA) Anonim. 2014. Prinsip 12 Obat Benar dan Cara Pemberiannya. (Available) : http://buletinsehat.com/prinsip-12-obat-benar-dan-cara-pemberiannya (Diakses pada tanggal 07 Mei 2015 pukul 19.10 WITA) Finit,Maria. 2014. Farmakologi. (Available) : http://www.academia.edu/5897982/FARMAKOLOGI (Diakses pada tanggal 07 Mei 2015 pukul 20.57 WITA)Iswara,Restu. 2015. Integrasi Konsep Komunikasi dan Etika dalam Pemberian. (Available): http://www.academia.edu/8729558/INTEGRASI_KONSEP_KOMUNIKASI_DAN_ETIKA_DALAM_PEMBERIAN (Diakses pada tanggal 07 Mei 2015 pukul 21.16 WITA)