pendahuluan proses.docx

36
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah tentang Madu Dalam proses pengerjaan tugas ini. kami melakukan berbagai praktikum yang mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada bapak. ABDUL RASYID ZARTA, S.HUT, MP. Selaku dosen biologi. Kelompok kami berharap. Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang Madu. Akhirnya kelompok kami dapat menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Baik dari materi maupun cara penyajiannya. Mengingat ada kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam materi pada kelompok kami. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan 1

Upload: aulia-rahman

Post on 10-Jul-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pendahuluan proses.docx

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan

rahmat, kemudahan, dan karunia-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan

makalah tentang Madu

Dalam proses pengerjaan tugas ini. kami melakukan berbagai praktikum yang

mendapatkan bimbingan, arahan dan pengetahuan hingga kami mampu

menyelesaikan tugas ini dengan baik. Maka dari itu kami mengucapkan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada bapak. ABDUL RASYID ZARTA, S.HUT,

MP. Selaku dosen biologi.

Kelompok kami berharap. Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang Madu.

Akhirnya kelompok kami dapat menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan

dalam penulisan Baik dari materi maupun cara penyajiannya. Mengingat ada

kurangnya pengetahuan dan pengalaman dalam materi pada kelompok kami.

Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya

SAMARINDA, 17,FEBRUARI, 2016

PENYUSUN.

KELOMPOK V

1

Page 2: pendahuluan proses.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Lattar Belakang

Lebah madu telah lama dikenal manusia sebagai serangga penghasil

sumber bahan makanan alami yang baik, yang tidak ada taranya bagi orang muda

maupun tua. Lebah madu menghasilkan madu, suatu anugrah alam yang

menakjubkan karena khasiat yang dimilikinya. Lebah madu juga menghasilkan

malam atau lilin tawon, propolis atau perekat lebah, susu madu atau ”royal jelly”

dan manna (honeydew). Manna diartikan sebagai bahan makanan dari surga

karena enaknya.Malam atau lilin lebah adalah yang paling baik dan dihasilkan

oleh lebah pekerja dari empat pasang kelenjar yang terdapat di bagian samping

bawah perut, puncak sekresi malam adalah saat lebah pekerja berumur dua

minggu. Satu koloni lebah mengkonsumsi sekitar 10 kg madu untuk membuat 1

kg malam yang berfungsi untuk wadah menampung madu, dan dalam prosesnya

untuk membuat satu sarang yang sempurna membutuhkan waktu selama 3 bulan.

Maka dari itu para peternak lebah madu membuat alat ekstrak madu sehingga

sarang lebah yang yang telah di isi madu dan dipanen, dapat dipergunakan lagi

oleh lebah untuk wadah tempat menyimpan madu.

Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk

dikembangkan dalam pembudidayaannya, hal ini disebabkan karena sumber

pakan lebah yang melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan

bunga meningkat baik untuk kepentingan konsumsi atau obat-obatan, dan

permintaan pasar akan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin tinggi.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis madu yang diproduksi secara kontinyu, yaitu

madu Randu (Ceiba pentandra), madu Rambutan (Nephelium lappaceum), dan

madu Hutan. Jenis madu yang dihasilkan oleh lebah madu dipengaruhi oleh nektar

yang dikumpulkan dari berbagai jenis bunga untuk menghasilkan madu. Madu

2

Page 3: pendahuluan proses.docx

monoflora merupakan madu yang diperoleh dari satu jenis tumbuhan utama dan

biasanya dinamakan berdasarkan sumber nektarnya, seperti madu Randu (Ceiba

pentandra) yang berasal dari bunga Randu dan madu Rambutan (Nephelium

lappaceum) yang berasal dari bunga Rambutan. Madu poliflora merupakan madu

yang diperoleh dari nektar beberapa jenis tumbuhan bunga.

Salah satu contoh madu poliflora adalah madu Hutan yang diproduksi oleh

lebah madu karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu proses

penyerbukan bunga tanaman.

dapat dijadikan sebagai sumber pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan,

tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan. Produk yang dihasilkan oleh

lebah madu dapat dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi,

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya teknologi

maka tingkat pemanfaatan produk yang dihasilkan oleh lebah madu semakin

Oleh karena itu Madu adalah hasil hutan bukan kayu (HHBK) alami yang

keberadaannya semakin langka dan kini sedang di kembangkan di buat ternak

lebah madu oleh sebagian orang untuk menghasilkan madu. Kemudian di

kembangkan karena menghasilkan banyak manfaat di bidang kesehatan bahkan

sebagai pencampur bahan makanan.

1.2. Tujuan

Agar Mahasiswa mengetahui segala sesuatu tentang madu mulai dari

pengenalan jenis jenis lebah penghasil madu. Perbedaan madu madu yang di

hasilkan lebah dari habitatnya. Hingga manfaat madu dalam Al – Qur’an.

1.3. Rumusan masalah

Bagaimana sejarah madu

Jelaskan pengertian madu

Jenis jenis lebah penghasil madu yang berhasil dibudidayakan

Jenis jenis lebah yang belum dapat di kembang budidayakan

Penggolongan madu berdasarkan dari hasil nektarnya dan cara

pengambilannya.

Komposisi madu

3

Page 4: pendahuluan proses.docx

Vitamin dalam madu

Kualitas madu

Warna madu

Dan manfaat madu.

1.4. Manfaat

Manfaat yang telah di terima dari pendalaman makalah ini agar dapat

memahami kedalam mengenai madu jenis jenis madu yang dapat di hasilkan

hingga manfaat yang di terima.

4

Page 5: pendahuluan proses.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Sejarah Perkembangan lebah Madu

Hasil Penelitian Arkeologi menunjukkan bahwa Lebah Madu yang di

hasilkan madu telah di kenal sejak jaman tertier atau kira – kira 56 juta tahun

yang lalu , dalam mitologi hindu digambarkan bahwa dewa wisnu merupakan

lambang kehidupan dan perdamaian digambarkan dengan lebah madu jantan

sedang beristirahat di atas bunga teratai. Kegiatan budidaya lebah madu sudah

dikenal oleh bangsa mesir kuno 3000 tahun sebelum masehi walaupun

bersifat tradisional dan hanya berkembang di sekitar sungai Nill.

Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal sejak

pelopori oleh Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841, namun

perkembangannya sangat jauh tertinggal apabila dibandingkan kegiatan

serupa yang ada di Negara Australia, jerman mexico, india, jepang dan Cina.

hasil pengkajian dari para ahli, lebih dari 180 macam senyawa atau unsur dan

zat nutrisi yang ada, terkandung di dalam madu alami. Dan jenis gula atau

karbohidrat yang terdapat di dalam madu alami yakni fruktosa, yang memiliki

kadar yang tertinggi, yaitu sedikitnya biasa mencapai 38,5 gram per 100 gram

madu alami.Sementara untuk kadar glukosa, maltosa, dan sukrosanya rendah.

Fruktosa atau yang sering disebut Levulosa merupakan gula murni atau alami

yang berasal dari saripati buah-buahan. Sedangkan sukrosa merupakan gula

hasil olahan manusia yang bahanbakunya berasal dari batang pohon tebu.

Oleh karena itu, sehingga dikenal sebagaisumber energi yang akan cepat pula

tercena dan diserap serta bermanfaat sekali untuk memulihkan kelelahan

setelah melakukan berbagai aktivitas berat lainnya.

Madu alami juga banyak mengandung enzim, yaitu molekul protein yang

sangat komplek yang dihasilkan oleh sel hidup dan berfungsi sebagai

katalisator, yakni : zat pengubah kecepatan reaksi dalam proses kimia yang

terjadi di dalam tubuh setiap makhluk hidup. (Purbajaya, J.R.2007).

5

Page 6: pendahuluan proses.docx

Lebah madu menghasilkan madu yang dibuat dari nektar sewaktu musim

tumbuhan berbunga. Sewaktu nektar dikumpulkan oleh pekerja dari bunga,

bahan tersebut masih mengandung air tinggi (80%) dan juga sukrosa tinggi.

Setelah lebah mengubah nectar menjadi madu, kandungan air jadi rendah dan

sukrosa diubah menjadi fruktosa dan glukosa. (Sihombing, 1997). Madu

tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta

sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin,

Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan

B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan

serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat

pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis

hormon. (Sarwono, 2001).

Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa lebah memilih bunga penghasil

madu, pertama dari warna dan kedua dari bau bunga. Madu dibuat oleh lebah

dari nektar bunga. Lebah mengisapnya dari bunga dan membawanya ke

sarangnya. Setiap lebah pekerja menumpuk nektar yang dikumpulkannya

dalam suatu kantong khusus didalam tubuh yang disebut perut madu. Setelah

lebah mendepositkan nektar dalam sarang, dibiarkan sebagian besar airnya

menguap sehingga cairan semakin kental (nektar dapat mengandung sekitar

70% air sewaktu dipungut, lebah pekerja mengipasnya dengan sayap

sehingga dapat menurunkan kadar air hingga 17%). (Sihombing, 1997).

Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta

sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin,

Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan

B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan

serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, didalam madu terdapat

pula tembaga, yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis

hormon. (Sarwono, 2001).

Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa lebah memilih bunga penghasil

madu, pertama dari warna dan kedua dari bau bunga. Madu dibuat oleh lebah

dari nektar bunga. Lebah mengisapnya dari bunga dan membawanya ke

6

Page 7: pendahuluan proses.docx

sarangnya. Setiap lebah pekerja menumpuk nektar yang dikumpulkannya

dalam suatu kantong khusus didalam tubuh yang disebut perut madu. Setelah

lebah mendepositkan nektar dalam sarang, dibiarkan sebagian besar airnya

menguap sehingga cairan semakin kental (nektar dapat mengandung sekitar

70% air sewaktu dipungut, lebah pekerja mengipasnya dengan sayap

sehingga dapat menurunkan kadar air hingga 17%)

7

Page 8: pendahuluan proses.docx

BAB III

PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Madu

Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda sampai

cokelat merah yang dikumpulkan dalam indung madu oleh lebah.Konstituen dari

madu adalah campuran dekstrosa dan fruktosa dengan jumlah yangsama dan

dikenal sebagai gula invert 50-90% dari gula yang tidak terinversi dan air. Namun

Madu biasa dipalsukan dengan gula invert buatan, sukrosa, dan glukosa cair

perdagangan. Madu dapat pula dipalsukan dengan cara pemberian suatu

asupankepada lebah berupa larutan gula sukrosa yang bukan berasal dari nektar

(Gunawan,2004).

Rasa manis madu alami sesungguhnya memang melebihi manisnya gula karena

kadar atau tingkat kemanisannya itu sedikitnya bias mencapai 1 ½ kali dari rasa

gula putih/pasir. Namun, walaupun begitu rasa manis madu alami disebut tidak

memiliki efek-efek buruk seperti halnya yang terkandung didalam gula putih,

karena kandungan senyawa utamanya seperti yang telah disebutkan, adalah

karbohidrat (79,8%), dan air (17%).

1.2. Jenis Lebah Madu

Dari kegiatan budidayanya lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Species yang telah dibudidayakan

a. Apis cerana

Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara

lain tersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia, Lebah madu jenis

8

Page 9: pendahuluan proses.docx

Apis cerana dapat dibudidayakan secara tradisional dalam glodok maupun secara

modern yang dibudidayakan di dalam kotak (stup) yang dapat dipindah-

pindahkan. Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu ini dapat

dipanen tiga kali dalam 1 tahun dengan produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per

tahun. Lebah madu jenis Apis cerana kurang potensial untuk dikembangkan

karena selain produksi madunya kecil dibanding lebah madu Apis mellifera juga

lebah madu ini relative masih ganas.

b. Apis mellifera

Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari Italia, tetapi lebah madu

jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di Indonesia. Lebah

madu jenis Apis mellifera memiliki ukuan tubuh lebih besar apabila dibandingkan

dengan Apis cerana, memiliki temperamen yang tidak ganas dan sangat mudah

untuk dibudidayakan. Apabila sumber pakan dan air mencukupi lebah madu jenis

ini dapat memproduksi madu 35-40 kg per tahun per koloni.

2. Species lebah madu yang belum bisa dibudidayakan

Jenis lebah madu yang belum bisa dibudidayakan adalah Apis dorsata dan Apis

florea, jenis lebah madu ini sangat sulit untuk dibudidayakan karena masih

bersifat liar, bersifat sangat ganas dan belum ada teknologi yang bisa merekayasa

tempat hidupnya, sehingga apabila dibudidayakan jenis lebah madu ini tidak betah

menetap pada sarangnya.

a. Apis Dorsata (lebah hutan)

9

Page 10: pendahuluan proses.docx

Apis dorsata hanya berkembang di Asia antara lain di Negara India, Philipina,

Cina dan Indonesia, lebah madu jenis ini dikenal dengan nama lebah madu

alam atau lebah madu hutan. Di Indonesia jenis lebah madu ini tersebar di

Pulau Kalimantan, Sumatera, Maluku, Sulawesi Irian Jaya, Nusa Tenggara

Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sarang Apis dorsata

b. Apis Florea

Lebah madu jenis Apis florea tersebar di Negara Oman, Iran, India dan

Indonesia. Dibeberapa tempat lebah madu jenis ini dapat hidup bersama-

sama dengan lebah madu jenis Apis cerana, Apis mellifera dan Apis dorsata.

Lebah madu jenis Apis florea dapat memproduksi madu dalam satu tahun

mencapai 1-3 kg per koloni.

1.3. Panen dan proses pemanenan lebah madu

Panen madu lebah bisa dimulai jika jumlah jumlah lebah dalam satu koloni sarang

minimal 25.000 ekor yang memenuhi 15 sisir sarang.

Proses pemanenan lebah madu selama ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

dengan cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional dilakukan dengan cara

memanaskan sisiran sarang lebah dengan bantuan air mendidih.

1. Teknik pengambilan madu secara tradisional

10

Page 11: pendahuluan proses.docx

Teknik ini dipakai untuk peternak yang memiliki jumlah koloni lebah madu

sedikit. Langkah – langkah pengumpulan madu secara tradisional ini sebagai

berikut.

a. Pakailah perlengkapan kerja khusus untuk memanen lebah madu.

b. .Masaklah air di dalam panci yang berukuran besar. Air panas ini nantinya

digunakan untuk memisahkan madu dari sisiran sarang.

c. Bukalah kotak lebah madu dari sisi samping atau belakang lubang keluar

masuk lebah madu.

d. Bila perlu lakukan pengasapan pada kotak lebah madu. pengasapan ini

dilakukan untuk mengalihkan perhatian koloni lebah madu.

e. Ambil bingkai sisiran sarang yang di penuhi oleh lebah madu dengan

bantuan alat pengungkit.

f. Kemudian, bersihkan sisiran sarang dari kerumunan koloni lebah madu

dengan sikat lebah. Posisi bingkai sisiran sarang pada waktu dibersihkan

harus di atas kotak pengeraman agar lebah tidak keluar dari sarang.

g. Lalu letakkan bingkai yang berisi madu tersebut di tempat yang datar.

h. Potonglah sisiran sarang lebah madu tersebut dengan pisau. Pemotongan

itu dilakukan pada batas antara deretan sel-sel sarang yang berisi madu dan

larva. Kemudian masukkan potongan tersebut kedalam panci yang

berukuran lebih kecil dari panci yang digunakan untuk merebus air.

i. Hasil potongan sisiran sarang yang berisi madu ini, Siap untuk dipanaskan.

Pemanasan ini dilakukan supaya madunya keluar dari sisiran sarang.

j. Setelah air yang ada di panci besar mendidih, masukkan panci yang berisi

potongan sisiran sarang lebah madu ke dalam panci besar untuk

dipanaskan.

11

Page 12: pendahuluan proses.docx

k. Sistem pemanasan ini akan menyebabkan lilin yang menutupi sel-sel

sarang madu mencair. Kemudian, secara otomatis madunya akan keluar

dari sel-sel sarang tersebut.

l. Setelah madunya keluar, angkat panci kecil yang berisi potongan sisiran

sarang lebah ini dari kompor, dan biarkan hingga dingin supaya lilin lebah

dan madunya terpisah.

m. Madu yang telah terpisah dari lilin lebah ini segera dimasukkan ke dalam

botol atau wadah lain, melalui saringan. Hal ini untuk memisahkan madu

dari kotoran lainnya.

2. Teknik pengambilan madu secara modern

hanya dapat dilakukan pada sisiran sarang lebah madu yang dilengkapi dengan

fondasi sarang. Adapun cara untuk memisahkan madunya, yaitu dengan

memutar sisiran sarang lebah tersebut dengan proses ekstraksi menggunakan

ekstraktor. Dengan menggunakan alat ini, pemisahan madu dapat dilakukan

lebih cepat dan efisien. Berikut ini langkah – langkah pemanenan madu secara

modern.

a. pakailah perlengkapan kerja khusus untuk memanen lebah madu.

b. Buka kotak lebah dari sisi samping atau belakang lubang keluar masuk

lebah madu, sambil sesekali melakukan pengasapan pada kotak madu

lebah (stop).

c. Ambil bingkai sisiran sarang yang dikerumuni lebah made dengan

bantuan alat pengungkit.

d. Bersihkan kerumunan koloni lebah madu dari sisiran sarang dengan sikat lebah. Posisi bingkai sisiran sarang pada waktu dibersihkan harus diatas kotak pengeraman.

12

Page 13: pendahuluan proses.docx

e. Kemudian, taruh bingkai yang berisi madu tersebut di tempat yang datar.

f. Kupaslah lapisan lilin atau malam pada sisiran sarang lebah yang menutupi sel-sel sarang yang berisi madu dengan pisau yang telah dicelupkan dalam air panas terlebih dahulu.

g. Sisiran sarang madu yang telah dikupas lalu dimasukkan ke dalam ekstraktor bersama bingkainya. Cara ini untuk memisahkan madu dari sisiran sarang lebah.

h. Peganglah alat pemutar ekstraktor dan putarlah secara perlahan-lahan, semakin lama percepat putarannya sampai semua madu mengalir dari sisiran sarang tersebut.

i. Bingkai sisiran sarang lebah madu yang telah selesai diproses dengan ekstraktor, sebaiknya jangan dibuang. Kembalikan lagi ke dalam kotak lebah seperti semula agar dapat dipergunakan lagi oleh koloni. Sehingga perkembangan koloni lebah made akan lebih cepat tanpa membuat sisiran sarang dari awal.

j. Setelah semua sisiran sarang diproses dengan ekstraktor, madu yang terkumpul dalam bejana ekstraktor dimasukkan ke drum khusus penampungan madu.

k. Setelah madu dipasarkan, masukkan madu tersebut ke dalam botol dengan saringan.

1.4. Perbedaan madu hutan dengan madu ternak.

Beda jenis lebahnya

Lebah madu hutan dari jenis Apis dorsata sedangkan madu ternak dari jenis

Apis cerana, Apis trigona,Apis indica atau Apis melifera sehingga, otomatis

juga akan mempunyai perbedaan di jenis dan bentuk sarang, jenis nektar

( sumber makanan lebah ) yang akhirnya akan mempengaruhi perbedaan rasa,

bau dan warna madu yang mereka hasilkan.

Beda perlakuan

13

Page 14: pendahuluan proses.docx

Madu hutan didapat dari jenis lebah liar ( bahasa inggrisnya untuk madu

hutan adalah wild honey ) yang sampai saat ini belum dapat ditangkarkan,

sedangkan madu ternak dapat ditangkarkan. Madu lebah ternak diberi

suplemen makanan tambahan berupa sirup gula, tetes tebu atau cairan lainnya

yang sejenis sedangkan madu lebah hutan ( Apis dorsata ) tidak.

Beda standar dan kadar airnya

Karena lebah hutan membuat sarang di tempat terbuka ( batang pohon,

ranting pohon ,batu karang dll ) sehingga otomatis menjadi lebih terpengaruh

akan perubahan musim dibanding sarang lebah ternak yang berada di dalam

kotak sehingga, untuk madu hutan jumlah dan waktu panen tidak pernah

dapat dipastikan dengan pasti. Kadar air standar madu hutan yang ditentukan

oleh JMHI ( jaringan madu hutan indonesia ) sekitar 24% sedangkan kadar air

madu ( ternak ) SNI ( setandart nasional indonesia ) 21% .

Beda Aroma dan Komposisi Umum

Lebah madu hutan memakan nektar berasal dari berbagai jenis bunga

sehingga aroma dan rasa menjadi lebih kaya dan komplek jika dibandingkan

dengan madu lebah ternak. Karena makanan yang beranekaragam maka

menghasilkan kandungan dan nilai gizi yang lebih kaya dan tinggi juga jika

dibandingkan dengan madu lebah ternak.

1.5. Produksi yang di hasilkan lebah selain madu.

1. Serbuk Sari (Bee Polen)

Serbuk Sari (Bee Polen) adalah serbuk sari bunga yang diambil oleh lebah

pekerja, disimpan pada kaki lebah (pollen basket) yang digunakan lebah

sebagai sumber protein. Bee polen sering kali disebut sebagai intisari

14

Page 15: pendahuluan proses.docx

kehidupan karena kandungan nutrisinya sangat bermanfaat bagi kesehatan

tubuh, terutama untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh yang

rusak.

Bee polen mengandung 10 jenis asam amino; protein esensial; asam lemak

esensial; 10 jenis mineral, Vitamin (A,B,C,D,E); hormon pertumbuhan,

hormon reproduksi dan berbagai jenis alkaloid yang berfungsi melakukan

stabilitasi metabolism sel dan untuk regenerasi /rehabilitasi sel.

2. Royal Jelly

Royal Jelly adalah cairan berupa jeli/cream/milk yang disekresikan oleh

lebah pekerja muda dari bahan baku pollen yang dipergunakan oleh lebah

sebagai makanan khusus bagi larva calon ratu lebah dan larva lebah

pekerja.Royal Jelly bermanfaat untuk memelihara dan menjaga kebugaran

serta meningkatkan vitalitas tubuh.

3. Lem (Propolis)

Propolis adalah bahan perekat bersifat resin yang dikumpulkan leba pekerja

dari kuncup, kulit atau bagian lain dari tumbuhan. pada sarang lebah propolis

digunakan untuk menutup celah-celah, mendempul retakan-retakan,

memperkecil dan menutup lubang.

Susunan kimia yang terkandung dalam propolis sangat komplek antara lain

mengandung zat aromatic, pewangi dan mineral. Dikarenakan propolis

mengandung zat antibiotic maka dalam ilmu farmasi propolis banyak

dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan untuk luka dan tambal gigi.

4. Lilin Lebah (Malam, Beeswax)

Lilin lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar lilin (wasxgrands) yang

terdapat pada bagian bawah perut lebah pekerja. Lilin lebah banyak

15

Page 16: pendahuluan proses.docx

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lilin, industry kosmetik,

industry farmasi serta sebagai bahan baku untuk pembuatan batik.

5. Racun Lebah (Bee Vonem)

Racun lebah terbentuk dari hasil sekresi kelencar racun dalam bentuk cairan

bening yang berbau menyengat, rasanya pahit dan pedas, aroma sfesifik

dan cepat kering yang terdapat pada lebah pekerja. Kandungan senyawa

kimia yang terdapat pada Racun lebah antara lain : Triftopan, kolin, gliserin,

asam fospat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, petida,

enzim, hystamin dan mellitin.

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan racun lebah banyak

digunakan untuk pengobatan yang dilakukan melalui sengatan lebah,

beberapa penyakit yang dapat disembuhkan melalui sengatan lebah antara

lain : penyakit neuritis, reumatik otot, asthma bronchial, penyakit pembuluh

darah kapiler dan impotensi.

1.6. Penggolongan Madu

Madu berdasarkan asal nektarnya dapat digolongkan menjadi tiga bahagian yaitu :1. Madu Flora adalah madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Yang berasal darisatu jenis bunga disebut madu monoflora, yang berasal dari aneka ragam bunga disebut madu poliflora. Madu polyfloral dihasilkan dari beberapa jenis tanaman dari nektar bunga.2. Madu Ekstraflora adalah madu yang dihasilkan dari nektar diluar bunga seperti daun, cabang #atau batang tanaman.3. Madu Embun adalah madu yang dihasilkan dai cairan hasil suksesi serangga yang meletakkan gulanya pada tanaman, kemudian dikumpulkan oleh lebah madu dan disimpan dalam sarang madu.

16

Page 17: pendahuluan proses.docx

Sedangkan madu berdasarkan proses pengambilannya menurut Sarwono (2001) dapat digolongkan menjadi dua bahagian yaitu :1. Madu Ekstraksi (Extracted Honey)Diperoleh dari sarang yang tidak rusak dengan cara memusingkan atau memutarnya memakai alat ekstarktor.

2. Madu Paksa (Strained Honey) Diperoleh dengan merusak sarang lebah lewat pengepresan, penekanan atau lewat cara lainnya.

1.7. Komposisi Madu

Zat-zat yang terkandung dalam madu sangatlah kompleks dan kini telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung dalam madu. Dari jumlah tersebut karbohidrat merupakan komponen terbesar yang terkandung dalam madu, yaitu berkisar lebih dari 75%. Jenis karbohidrat yang paling dominan dalam hampir semua madu adalah dari golongan monosakarida yang biasanya terdiri levulosa dan dekstrosa. Levulosa dan dekstrosa mencakup 85%-90% dari total karbohidrat yang terdapat dalam madu, sisanya terdiri dari disakarida dan oligosakarida (Sihombing,D.1997).Komposisi terbesar kedua setelah karbohidrat adalah air. Jumlahnya biasanya berkisar dari 15%-25%. Bervariasinya kadar air dalam madu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kelembapan udara, jenis nektar, proses produksi dan penyimpanan (Suranto, 2007). Selain dua komponen diatas, madu juga mengandung banyak mineral baik yang bersifat esensial maupun non esensial. Tabel 1 berikut merupakan komposisi kimia dari madu per 100 gram.

17

Page 18: pendahuluan proses.docx

Komposisi JumlahKalori 328 kal

Kadar air 17,2 gProtein 0,5 g

Karbohidrat 82,4 gAbu 0,2 g

Tembaga 4,4 - 9,2 mgFosfor 1,9 - 6,3 mgBesi 0,06 - 1,5 mg

Mangan 0,02 - 0,4 mgMagnesium 1,2 - 3,5 mg

Thiamin 0,1 mgRiboflavin 0,02 mg

Niasin 0,20 gTabel 1. Komposisi Madu.

1.8. Vitamin Dalam Madu

Sekitar tahun 1920 hingga 1930 hanya sedikit macam vitamin yang diketahui dalam madu. Namun sejak 1930 penelitian dengan cara mikrobiologis terus dilakukan dan kini menggunakan uji mikrokimiawi semakin banyak macam vitamin diketemukan dalam madu, meskipun hanya sedikit terdapat dan mungkin kurang dapat diandalkan sebagai sumber pokok kebutuhan vitamin pada manusia. Beberapa vitamin larut-air terdapat dalam madu antara lain tiamin (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam pantotenat, niasin, dan asam askorbat; namun vitamin-vitamin lain seperti biotin, asam folat, kholin dan asetil kholin terdapat juga dalam madu. Vitamin larut-lemak seperti vitamin K yang ekivalen dengan 25 μg menadion per 100 g madu juga ditemukan. Crane, 1975.

Sedangkan enzim penting yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase,invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan

18

Page 19: pendahuluan proses.docx

lipase. Enzim diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat komplek (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sedangkan enzim oksidase adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida. Enzim peroksidase melakukan proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses metabolisme tubuh (Suranto, 2004).

Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Sedangkan asam organik yang terdapat dalam madu adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat dan piruvat. Dalam madu juga terdapat hormone gonadotropin yang merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu dalam proses pematangan telur (Suranto, 2004).

1.9. Kualitas Madu

Kualitas madu ditentukan oleh beberapa hal diantaranya waktu pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu. Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai ditutup oleh lebah. Selain itu, kadar air yang terkandung dalam madu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas madu. Madu yang baik adalah madu yang mengandung kadar air sekitar 17-21 persen (Sihombing, 1997).

1. Warna Warna merupakan salah satu kriteria dari mutu madu. Biasanya warna madu cenderung akan mengikuti tanaman penghasil

19

Page 20: pendahuluan proses.docx

nektarnya, misalnya madu yang berasal dari tanaman lobak akan berwarna putih seperti air, madu yang berasal dari tanaman akasia dan apel akan berwarna kuning terang, sedangkan madu yang berasal dari tanaman lime akan berwarna hijau terang. Selain itu, untuk madu yang telah disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama maka akan cenderung mengalami perubahan warna menjadi lebih tua (Jarvis,2007).

2. Cita RasaUntuk cita rasa madu ditentukan oleh zat yang terdapat dalam madu diantaranya glukosa, alkaloid, gula, asam glukonat dan prolin. Rasa dan aroma madu yang paling enak adalah ketika madu baru dipanen dari sarangnya. Sesudah itu, senyawa-senyawa yang terdapat dalam madu sedikit demi sedikit akan menguap. Hal ini disebabkan senyawa yang terdapat dalam madu bersifat volatil (mudah menguap). Karena itu, untuk menjaga kualitas madu cara memanen dan menyimpan madu perlu diperhatikan (Suranto, 2004).

Di Indonesia, untuk kualitas madu sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-3545-1994 Dimana standar tersebut merupakan kriteria dari mutu madu yang telah ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan merupakan hasil revisi dari SNI tentang syarat mutu madu tahun 1992.

1.10. Faktor – Faktor Penentu Kualitas Madu

1. Glukosa

20

Page 21: pendahuluan proses.docx

Gula utama dari nektar adalah sukrosa, selama proses gula akan dihancurkan oleh enzim invertase. Selama proses pematangan, gula nektar akan dipecah oleh aktifitas enzim invertase menjadi bentuk gula sederhana yaitu glukosa dan fruktosa. Secara simultan dengan hancurnya sukrosa, gula baru terbentuk (fruktosa dan glukosa), jenis gula ini tidak terdapat pada nektar. (Sumoprastowo,1993).

2. Kadar AirBanyaknya air dalam madu menentukan keawetan madu. Madu yang mempunyai kadar air yang tinggi akan mudah berfermentasi. Fermentasi terjadi karena jamur yang terdapat dalam madu. Jamur ini tumbuh aktif jika kadar air dalam madu tinggi. Kandungan air dalam madu dapat diukur dengan suatu alat yang dinamakan hydrometer yang dilengkapi dengan termometer. Selain itu pengukuran air juga dapat menggunakan alat yang dinamakan refractometer. Misalnya kadar air 17,4 % refracto indeksnya sebesar 1,493 pada 20o C.

3. KeasamanDalam kandungan madu terdapat sejumlah asam organik yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme tubuh. Jenis-jenis asam tersebut adalah asam format, asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam butirat, asam oksalat, dan asam suksinat. (Al Jamili.S.,2004).

4. Padatan Tak LarutBagian yang tidak dapat larut dalam air adalah zat-zat kotoran seperti pasirpasir, potongan-potongan daun, serangga dan lain-lain.

21

Page 22: pendahuluan proses.docx

5. Warna, Aroma dan RasaWarna madu tergantung dari jenis tanaman asal dan sifat tanah, tetapi tingkatan pemanasan juga mempengaruhi warna. Pemanasan madu yang lama akan mempertua warna. Panas yang tinggi akan membentuk kerak gula yang bewarna coklat yang memberikan bau gosong pada madu.

Aroma madu ada hubungannya dengan warnanya. Makin gelap warnanya, aromanya makin keras atau tajam. Tetapi aroma mudah menguap. Oleh karena itu madu harus dirawat dan ditutup rapat. Pemanasan menghilangkan sebagian dari aroma sedang aroma telah mulai berkurang sepanjang proses ekstraksi. Paling baik madu jangan dipanasi agar tidak banyak kehilangan aromanya (Sumoprastowo, 1993)

Warna dan rasa adalah yang paling penting dalam pemasaran madu dan dapat rusak selama pengolahan. Pemanasan madu harus tepat agar jangan merusak madu. Madu yang berlebihan dipanasi warnanya makin gelap dan rasanya zaperti zat terbakar. Pemanasan yang berlebihan juga dapat menghilangkan aroma (Sihombing, D.T.H.1997).

6. Enzim Dalam MaduDua enzim yang mencolok dalam madu yakni enzim diastase dan invertase. Konsep enzim yang lama menggolongkan enzim amylase menjadi dua kelompok yakni α-amilase (amiloklastik atau amilitik) yang menceraikan rantai pati secara acak menjadi dekstrin dan menghasilkan hanya sedikit gula tereduksi. Kelompok kedua, β- amilase (sakharogenik) yang memutuskan gula tereduksi maltosa dari ujung rantai pati. Derajat keasaman

22

Page 23: pendahuluan proses.docx

(pH) optimum bagi α-amilase berkisar antara 5,0 pada suhu 22-300C sampai 5,3 pada suhu 45-500C, sedang untuk β-amilase adalah 5,3. Laporan terbanyak akan pH optimum bagi diastase madu adalah 5,3. Pemanasan maupun penyimpanan lama terhadap madu mengakibatkan inaktivasi enzim madu dan data kinetik enzim madu telah diketahui sehingga waktu paruh hidupnya (half-life) dapat diketahui.contoh. Madu bima berwarna hitam lain pada madu yang biasa. Karena madu

tersebut mengandung kadar alkaloid tinggi dan hancurnya sukrosa, berfungsi

sebagai anti bakteri yang merugikan tubuh. Warna tampak hitam dan rasa yang

pahit di sebabkan lebah menghisap nectar nectar sari bunga pahit seperti Palawan,

paitan, kaliandra dan mahoni.

1.11. Manfaat Madu

Al-Qur’an dalam surat An Nahl : (68) Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang sarang di bukit-bukit, di pohon pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia”.(69) Dan Kemudian makanlah dari tiap tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam macam

23

Page 24: pendahuluan proses.docx

warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang orang yang memikirkan.Dari kutipan surat diatas diketahui bahwa madu memiliki manfaat bagi kesehatan manusia, berikut beberapa manfaat dari madu yaitu :

1. Madu mudah dicerna, karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik.

2. Madu bersifat rendah kalori, dimana diketahui kualitas madu lain adalah jika Di bandingkan dengan jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat badan.

3. Madu dapat membantu pembentukan darah, dimana madu menyediakan banyaK energi yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan arteriosklerosis.

4. Madu berguna sebagai obat kecantikan. Untuk masker madu dapat membuat kulit kuat dan lembut. Masker madu yang tipis yang dioleskan pada seluruh permukaan kulit muka dapat berupa madu asli saja atau campuran madu dengan kuning telur. Masker madu lebih efektif daripada

24

Page 25: pendahuluan proses.docx

krem dan salep, sebab madu tidak saja melembutkan kulit tetapi juga memberi makan kulit. Karena madu bersifat hygroskopis maka sekresi kulit terhisap, sekaligus madu sebagai desinfekstan. Dengan demikian kulit muka tetap terjamin keawetan dan kesegarannya, halus, lembut, dan bebas dari keriput dan benjolan yang merusak keindahan wajah.Dan masih banyak manfaat madu yang telah terbukti di bidang kesehatan dan baik untuk penyedap makanan.

BAB IV PENUTUP

A. KesimpulanDari pembahasan di atas madu merupakan hasil hutan yang harus tetap di jaga di lestarikan. Karena begitu banyak manfaat bagi kehidupan baik di bidang kesehatan maupun sebagai pencampur makanan.

B. SaranDari kegiatan penulisan makalah dan pembuatan presentasi sangat menarik, selain itu dapat mengasah keterampilan mahasiswa berdiri menjelaskan kedepan. Serta memahami kedalam terhadap materi yang telah di berikan.

25

Page 26: pendahuluan proses.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://kridaradio.com/blog/mengenal-sejarah-madu-dan-madu-

bima-99/

http://www.binaapiari.com/ternak-lebah-madu/

https://www.academia.edu/9337902/MADU

https://pengusahamuslim.com/2293-cara-ternak-lebah-

madu.html

26