pendahuluan glaukoma

2
PENDAHULUAN Glaukoma merupakan kelainan optik neuropati disertai kelainan lapang pandang khas dan yang menjadi faktor resiko utama adalah peningkatan tekanan intra ocular (TIO). Glaucoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia. Kebutaan yang diakibatkan glaucoma bersifat ireversibel, sehingga perlu dilakukan peningkatan dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus glaucoma (Dame, 2011; Depkes RI, 2015). Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat glaucoma. World Glaucoma Association (WGA) dan World Glaucoma Patients Association (WGPA) mempelopori inisiatif global dengan menyelenggarakan World Glaucoma Week (WGW) untuk meningkatkan kewaspadaan mengenai glaucoma dan akibatnya. Seluruh negara di dunia diminta untuk melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang glaucoma, agar nantinya masyarakat yang memiliki factor resiko harapannya akan memeriksakan kesehatan mata secara teratur. Berdasarkan prevalensi Riskesdas 2007, persentase responden yang pernah didiagnosis glaucoma hanya di bawah 2%, dapat diduga bahwa sebagian besar penderita glaucoma belum terdeteksi atau terdiagnosis (Depkes RI, 2015). Dewasa ini, tidak banyak orang tahu tentang glaucoma dibandingkan dengan katarak. Gejala glaucoma seringkali tidak disadari oleh penderita atau bahkan menyerupai gejala penyakit

Upload: amalia-asfarina

Post on 11-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan mata kedua terbanyak setelah katarak.

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Glaukoma

PENDAHULUAN

Glaukoma merupakan kelainan optik neuropati disertai kelainan lapang pandang khas dan

yang menjadi faktor resiko utama adalah peningkatan tekanan intra ocular (TIO). Glaucoma

merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia. Kebutaan yang

diakibatkan glaucoma bersifat ireversibel, sehingga perlu dilakukan peningkatan dalam upaya

pencegahan dan penanganan kasus glaucoma (Dame, 2011; Depkes RI, 2015).

Berdasarkan data WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan

akibat glaucoma. World Glaucoma Association (WGA) dan World Glaucoma Patients

Association (WGPA) mempelopori inisiatif global dengan menyelenggarakan World Glaucoma

Week (WGW) untuk meningkatkan kewaspadaan mengenai glaucoma dan akibatnya. Seluruh

negara di dunia diminta untuk melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang glaucoma, agar nantinya masyarakat yang memiliki factor resiko

harapannya akan memeriksakan kesehatan mata secara teratur. Berdasarkan prevalensi Riskesdas

2007, persentase responden yang pernah didiagnosis glaucoma hanya di bawah 2%, dapat diduga

bahwa sebagian besar penderita glaucoma belum terdeteksi atau terdiagnosis (Depkes RI, 2015).

Dewasa ini, tidak banyak orang tahu tentang glaucoma dibandingkan dengan katarak.

Gejala glaucoma seringkali tidak disadari oleh penderita atau bahkan menyerupai gejala penyakit

lainnya sehingga kebanyakan penderita kurang menyaari bahwa dirinya menderita glaucoma dan

baru terdiagnosis ketika gejala sudah lanjut dan telah terjadi kebutaan total. Oleh karena itu,

perlu dilakukan penyuluhan pada masyarakat untuk lebih memahami mengenai glaucoma

sehingga harapannya lebih banyak masyarakat yang lebih sadar akan bahaya glaucoma dan

kebutaan dapat dicegah lebih awal.

Dapus:

Depkes RI. 2015. Infodatin: Pusat data dan Informasi Kemeterian Kesehatan RI.

Available at http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-

glaukoma.pdf. (Accessed: September 2015)

Page 2: Pendahuluan Glaukoma

Dame, Widya Artini. 2011. Glaucoma Caused Blindness with Its Characteristic in Cipto

Mangunkusumo Hospital. Jurnal Oftalmologi Indonesia (JOI), Vol. 7. No. 5 Juni 2011:

189−193. Available at http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-JOI%20Vol%207%20No

%205%20Juni%202011%20(Widya%20A).pdf.html. (Accessed: 10 September 2015)