pendahuluan studi evaluasi menggunakan human-organization-technology fit model

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini, entah disadari ataupun tidak telah banyak membantu aktivitas manusia. Tidak hanya di negara maju, di Indonesia pun telah banyak kegiatan seperti halnya di kantor, pasar swalayan, bandara, sampai untuk kegiatan pribadi sekalipun. Dengan bergesernya paradigma perpustakaan ke arah digitalisasi maka, hal tersebut berdampak kepada dunia perpustakaan di Indonesia, sehingga konsep sistem informasi perpustakaan ikut muncul. Dikarenakan saat ini konsep sistem informasi sebagai kerangka kerja sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah organisasi modern. Perpustakaan Bandung International School merupakan sebuah perpustakaan sekolah internasional, yang memiliki sebuah fungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna di lingkungan pendidikan yang bersifat aktif. Perpustakaan Bandung International School telah menerapkan sebuah sistem informasi perpustakaan sejak tahun 2000, dan mereka menggunakan sebuah teknologi informasi yang dalam hal ini adalah sebuah software otomasi berbayar atau berlisensi yaitu Bookmark Library System. Tetapi pada tahun 2010 Perpustakaan Bandung International School mengganti Bookmark Library System dengan Senayan Library Management System sebagai teknologi sistem informasi perpustakaannya.

Upload: dimas-rizky-prasetio

Post on 26-Jul-2015

616 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sistem informasi saat ini, entah disadari ataupun tidak telah

banyak membantu aktivitas manusia. Tidak hanya di negara maju, di Indonesia

pun telah banyak kegiatan seperti halnya di kantor, pasar swalayan, bandara,

sampai untuk kegiatan pribadi sekalipun. Dengan bergesernya paradigma

perpustakaan ke arah digitalisasi maka, hal tersebut berdampak kepada dunia

perpustakaan di Indonesia, sehingga konsep sistem informasi perpustakaan ikut

muncul. Dikarenakan saat ini konsep sistem informasi sebagai kerangka kerja

sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah organisasi modern.

Perpustakaan Bandung International School merupakan sebuah

perpustakaan sekolah internasional, yang memiliki sebuah fungsi untuk

memenuhi kebutuhan pengguna di lingkungan pendidikan yang bersifat aktif.

Perpustakaan Bandung International School telah menerapkan sebuah sistem

informasi perpustakaan sejak tahun 2000, dan mereka menggunakan sebuah

teknologi informasi yang dalam hal ini adalah sebuah software otomasi berbayar

atau berlisensi yaitu Bookmark Library System. Tetapi pada tahun 2010

Perpustakaan Bandung International School mengganti Bookmark Library System

dengan Senayan Library Management System sebagai teknologi sistem informasi

perpustakaannya.

Page 2: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

2

Software yang dipakai oleh perpustakaan bandung international school

pada awalnya adalah Bookmark Library System. Bookmark Library System sendiri

merupakan sistem otomasi perpustakaan yang dirancang untuk digunakan di

sekolah-sekolah yang lebih kecil dan perpustakaan non-sekolah dengan ukuran

kecil untuk koleksi media. Bookmark Library System dikembangkan di Australia

Selatan oleh Departemen Pendidikan, Pelatihan dan Ketenagakerjaan (Dete).

Bookmark Library System digunakan oleh lebih dari 2.000 sekolah di seluruh

negara bagian Australia. Sistem ini juga digunakan di sekolah-sekolah dan

lembaga-lembaga di Papua New Guinea, Thailand, Indonesia, Brasil, Latvia, The

Ukraina, Vanuatu, Malaysia, Hong Kong, Suva, Vietnam, Kanada, Skotlandia dan

Kepulauan Marshall.

Bookmark Library System adalah software yang bersifat dekstop

application, dan berlisensi dalam artian software berbayar. Sehingga terdapat

jangka waktu untuk melakukan update, dan otomatis perlu mengeluarkan biaya

kembali untuk mengupdatenya. Selain itu, di Indonesia software ini tidak familiar

sehingga hanya sedikit yang menggunakan untuk keperluan sistem otomasi,

sehingga konsep teknologi informasi perpustakaan yang mulai mengadaptasi

konsep web 2.0 atau dalam istilah ilmu perpustakaan yaitu library 2.0, software

ini kurang memungkinkan untuk dipergunakan.

Lalu, Perpustakaan Bandung International School mengganti software

tersebut dengan menggunakan SLiMS. SLiMS merupakan akronim Senayan

Library Management System. SLiMS atau sering juga disebut "Senayan"

merupakan software untuk manajemen perpustakaan. Dirilis dengan lisensi

Page 3: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

3

GPLv3 (http://www.gnu.org/licenses/gpl-3.0.html) yang menjamin kebebasan tiap

orang (utamanya rakyat Indonesia) untuk mendapatkan, menggunakan,

memodifikasi, dan melakukan redistribusi, baik secara komersial ataupun tidak.

SLiMS awalnya dikembangkan untuk kebutuhan "Library Automation"

tetapi, sekarang SLiMS sudah mengakomodasi kebutuhan untuk perpustakaan

digital. Selain itu SLiMS juga merupakan software berbasis web yang mendukung

dan memenuhi seluruh aktivitas perpustakaan, baik dari segi pengelolaan koleksi

sampai kepada keperluan administrasi perpustakaan. Hal tersebut dapat dikatakan

bahwa SLiMS sebagai teknologi informasi di bidang perpustakaan.

Konsep sistem informasi perpustakaan itu sendiri merupakan penerapan

dari sebuah konsep ILS ( Integrated Library System ) dan perluasan dari konsep

teknologi informasi, ilmu perpustakaan sendiri lebih mengenal teknologi

informasi dengan nama sistem otomasi. Oleh karena itu, seperti yang dikutip oleh

Putu Laxman Pendit (2006: 268) dalam bukunya sebuah sistem informasi adalah

perwujudan atau pengejawantahan dari teknologi informasi untuk berbagai

keperluan yang tidak seragam.

Selain itu, sistem informasi perpustakaan sendiri merupakan hasil

penerapan dari konsep sistem informasi manajemen, terlihat dari fungsinya

sebagai sistem yang diterapkan di lingkungan sebuah organisasi. Dan

perpustakaan merupakan sebuah lembaga, yang beraktifitas menjalankan

kegiatan-kegiatan pengorganisasian.

Sebenarnya dengan memperpanjang penggunaan Bookmark Library

System, perpustakaan Bandung International School tidak memiliki kendala

Page 4: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

4

dalam hal pendanaan, karena harga untuk memperpanjang lisensi penggunaan

software ini hanya diperlukan dana kurang lebih USD 55.00 dan juga tidak terjadi

masalah dalam Bookmark Library System itu sendiri. Anggaran dana yang

disediakan Bandung International School untuk pengembangan perpustakaan

kurang lebih Rp.100.000.000, dan dalam hal ini perpustakaan mempunyai hak

meminta lagi ketika dana yang disediakan kurang. Tetapi dikhususkan untuk

pengembangan di bidang supporting system, perpustakaan memiliki dana

tambahan untuk pengembangan hal tersebut dari divisi IT ( Information

Technology ). Karena yang menjadi faktor salah satu komponen sistem informasi

itu di ganti atau di rubah, adalah terjadinya masalah dalam sebuah sistem atau

anggaran dana yang tidak memadai untuk perawatan sistem.

Dengan mengganti salah satu komponen dari sistem informasi

perpustakaan tersebut, maka berdampak terhadap keseluruhan komponen yang

terdapat dalam sebuah sistem informasi perpustakaan. Hal tersebut berdasarkan

pendapat John Burch dan Gary Grudnitski yang dikutip oleh Hartono dalam

bukunya, bahwa:

“Sebagai suatu sistem, keenam blok (komponen) tersebut masing-

masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk

satu kesatuan untuk mencapai sasaran”.(Hartono, 2005: 12).

Sehingga, ketika terjadi pembaharuan dalam salah satu komponen, dengan

otomatis maka keseluruhan komponen-komponen dalam sebuah sistem informasi

terjadi perubahan.

Pada tahap pengembangan sebuah sistem menurut Robert G. Mudick

dalam Hartono (2005: 43) terdiri dari tahap studi, tahap desain kotor, tahap desain

Page 5: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

5

terinci, dan tahap implementasi. Dalam tahap implementasi terdapat poin

mengevaluasi sistem yang sedang dioperasikan, hal tersebut dikarenakan untuk

memberikan sebuah perkembangan sistem menuju ke arah yang lebih baik. Oleh

karena itu, untuk mengevaluasi sebuah sistem, diperlukan sebuah metode evaluasi

yang dapat menganalisis pengoperasian sistem tersebut.

Metode evaluasi yang tepat dalam hal ini adalah Human-Organization-

Technology Fit Model, model ini digunakan untuk melakukan sebuah metode

evaluasi yang meliputi komponen penting dari sebuah sistem informasi yakni

sumber daya manusia (human), organisasi (organization), teknologi (technology),

dan kesesuaian hubungan diantaranya. Sehingga pada akhirnya dapat digunakan

sebagai sebuah landasan perkembangan dari sebuah sistem informasi.

Dalam pengembangannya Human-Organization-Technology Fit Model

lahir berlandaskan penelitian dengan menggunakan pendekatan soft system

approach (kualitatif), seperti halnya dalam penelitian yang dilakukan oleh

Maryati Mohd Yusof sendiri dengan judul Towards a Framework for Health

Information Systems Evaluation. Serta, melihat dan merujuk penelitian dengan

pendekatan kualitatif yang digunakan oleh Putu Laxman Pendit dalam topik

penelitian tentang penerapan teknologi informasi di layanan informasi

pemerintah, yang bersifat evaluasi pada sebuah sistem.

Atas dasar inilah, maka penulis kemudian tertarik untuk mencoba

mengevaluasi sistem informasi perpustakaan, yang diterapkan oleh Perpustakaan

Bandung International School, melalui kegiatan penelitian dengan mengambil

judul “Studi Evaluasi Mengenai Implementasi Sistem Informasi Perpustakaan

Page 6: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

6

Bandung International School dengan Menggunakan Human-Organization-

Technology Fit Model ”.

.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana implementasi sistem informasi

perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan Human-

Organization-Technology Fit Model “.

1.3 Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana implementasi sistem

informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi dengan

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model, yang meliputi segi :

1. Bagaimana aspek-aspek sumber daya manusia dalam implementasi sistem

informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

2. Bagaimana aspek-aspek teknologi informasi dalam implementasi sistem

informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

3. Bagaimana aspek-aspek organisasi dalam implementasi sistem informasi

perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan

Human-Organization-Technology Fit Model ?

Page 7: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

7

4. Bagaimana aspek-aspek kesesuaian antara Sumber daya manusia,

teknologi informasi, dan organisasi dalam implementasi sistem informasi

perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan

Human-Organization-Technology Fit Model ?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aspek-aspek sumber daya manusia dalam implementasi

sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

2. Untuk mengetahui aspek-aspek teknologi informasi dalam implementasi

sistem informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

3. Untuk mengetahui aspek-aspek organisasi dalam implementasi sistem

informasi perpustakaan Bandung International School di evaluasi

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model ?

4. Untuk mengetahui aspek-aspek kesesuaian antara Sumber daya manusia,

teknologi informasi, dan organisasi dalam implementasi sistem informasi

perpustakaan Bandung International School di evaluasi menggunakan

Human-Organization-Technology Fit Model ?

Page 8: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

8

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Teoritis

a) Memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian khususnya dalam

bidang kajian ilmu informasi dan perpustakaan.

b) Memberikan kontribusi bagi kajian ilmu informasi dan perpustakaan,

khususnya pada mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

1.5.2 Kegunaan Praktis

a) Memberikan masukan pemanfaatan serta pengembangan Sistem Informasi

Perpustakaan kepada pihak Perpustakaan Bandung International School.

b) Memberikan masukan kepada pihak developer Senayan Library

Management System.

1.6 Kerangka Pemikiran

Penggunaan sistem informasi kini telah merambah ke berbagai aspek, baik

dari segi operasional maupun dari segi manajerial. Sistem informasi juga

mempermudah sebuah kegiatan dalam melakukan fungsi nya, sehingga

penerapannya sangatlah membantu dalam berbagai aspek. Penerapan sebuah

sistem informasi juga menjadi salah satu indikator, dalam kemajuan sebuah

organisasi atau perusahaan. Karena di era perkembangan teknologi ini, semua

aspek telah terkena dampak perkembangan teknologi tersebut.

Perpustakaan yang merupakan sebuah organisasi, ikut terkena dampak

dalam perkembangan teknologi informasi ini. Perkembangan tersebut terlihat dari

pergeseran konsep perpustakaan konvensional menjadi sebuah perpustakaan

Page 9: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

9

digital, yang didukung oleh seperangkat peralatan teknologi informasi. Teknologi

itu sendiri merupakan sebuah komponen pembantu terbentuknya sebuah sistem,

menurut yang dikutip oleh Jogiyanto Hartono (2005: 1) dalam bukunya,

pengertian sistem menurut Jerry FitzGerald adalah:

“Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

Kegiatan perpustakaan, baik dari segi teknis maupun manajerial

merupakan sebuah prosedur-prosedur yang saling berkaitan satu sama lain, untuk

menghasilkan apa yang dinamakan informasi. Informasi adalah data yang telah

diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimannya dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 2002: 28).

Hal tersebut mencerminkan, sistem informasi adalah kaitan dari sebuah

kegiatan berupa prosedural, yang menghasilkan sebuah data yang berguna untuk

penggunanya. Hal ini terkait dengan sebuah sistem perangkat pembantu, yaitu

teknologi informasi. Teknologi informasi adalah sebuah pelengkap atau sebuah

konsep awal dari sebuah sistem informasi, dikarenakan menurut yang dikutip oleh

Putu Laxman Pendit (2006: 268) dalam buku perpustakaan digital dari A-Z

sebuah sistem informasi menurut Lee adalah perwujudan atau pengejawantahan

dari teknologi informasi untuk berbagai keperluan yang tidak seragam.

Sangat erat kaitannya antara sebuah perangkat teknologi informasi dengan

sebuah sistem informasi, dan sistem informasi merupakan sebuah konsep dasar

dari sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen adalah suatu

Page 10: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

10

sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna

yang memiliki kebutuhan serupa ( McLeyod, 2008: 12 ).

Sehingga sebuah sistem informasi adalah bentukan perluasan dari sebuah

teknologi informasi, dan merupakan sebuah pengaplikasian dari konsep sistem

informasi manajemen. Ketika konsep sistem informasi manajemen itu sendiri

diterapkan di dunia perpustakaan, maka menjadi sistem informasi manajemen

perpustakaan dan lebih dikenal dengan nama sistem informasi perpustakaan.

Menurut Arif Surachman sistem informasi perpustakaan adalah :

“Sistem Informasi (Manajemen) Perpustakaan dapat didefinisikan

sebagai sebuah sistem manusia dan atau mesin yang

terpadu/terintegrasi, untuk menyajikan informasi guna

mendukung fungsi operasional, manajemen, dan pengambilan

keputusan dalam sebuah perpustakaan.” (2008: 7-8)

Sistem informasi perustakaan memiliki komponen yang di adaptasi dari

konsep sistem informasi manajemen, menurut Gordon B. Davis (2002: 15)

komponen tersebut meliputi :

1. Perangkat keras komputer ( Hardware )

2. Perangkat lunak komputer ( Software )

3. Database

4. Prosedur

5. Petugas pengoperasian

Komponen-komponen dari sebuah sistem informasi manajemen memiliki

sebuah keterikatan, atau dalam hal ini saling berinteraksi satu sama lainnya.

“Sebagai suatu sistem, keenam blok (komponen) tersebut masing-masing

saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan

untuk mencapai sasarannya.” ( Hartono, 1995: 12).

Page 11: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

11

Sehingga didefinisikan ketika sebuah teknologi informasi di ganti, maka

berdampak pada keseluruhan komponen-komponen yang terdapat dalam sistem

tersebut.

Komponen-komponen dari sistem informasi tersebut yang menjadi tolak

ukur, dari sebuah kesiapan penerapan atau implementasi sistem informasi

perpustakaan. Dalam sebuah siklus pengembangan sistem informasi menurut

Robert A Leich dalam Hartono (2005: 47) terdapat tiga poin utama, yaitu Analisis

Sistem ( System Analysis ), Desain dan Implementasi Sistem ( System Design and

Implementation ) ,dan Penilaian Sistem ( System Evaluation ).

Sehingga untuk mendapatkan sebuah sistem informasi yang baik, maka

langkah-langkah dalam pengembangan sistem perlu berjalan secara dinamis,

karena sebuah penilaian sistem adalah sebuah langkah yang memberikan sebuah

gambaran untuk berjalannya sistem secara periodik dan sistem dianggap sudah

pantas untuk dioperasikan lebih lanjut. Untuk melakukan sebuah penilaian sistem

( System Evaluation ) diperlukan sebuah kerangka kerja atau dapat disebut metode

evaluasi

Metode evaluasi sistem informasi yang dipakai dalam hal ini

menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model yang dikembangkan

oleh Maryati Mohd Yusof (2006), model ini menerapkan komponen penting

sistem informasi yakni manusia (human), organisasi (organization), teknologi

(technology), dan kesesuaian hubungan diantaranya.

Maksud dari metode evaluasi Human-Organization-Technology Fit Model

yakni untuk memperjelas kerangka kerja evaluasi dengan melihat komponen-

Page 12: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

12

komponen penting dalam ranah sistem informasi itu sendiri. Human-

Organization-Technology Fit Model adalah sebuah kerangka yang mengadopsi

dari 2 buah model evaluasi sebuah sistem yaitu Information Systems Success

Model dan The MIT90s (IT-Organization Fit Model) yang dikembangkan oleh

Maryati Mohd Yusof.

Model evaluasi ini memperjelas semua komponen yang terdapat dalam

sistem informasi itu sendiri, yaitu manusia ( human ) yang menilai sistem

informasi dari sisi penggunaan ( system use ) yang berhubungan dengan siapa

yang menggunakan, pelatihan, pengalaman, pengetahuan, harapan, sikap

menerima atau menolak sistem. Organisasi ( organization ) yang menilai sebuah

sistem dari struktur organisasi dan lingkungan organisasi berhubungan dengan

perencanaan, manajemen, pengendalian sistem, dukungan manajemen,

pembiayaan. Teknologi ( technology ) yang menilai dari sisi kualitas sistem,

kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan.

Berikut ini adalah rangkaian pola kerja metode Human-Organization-

Technology Fit Model yang akan digunakan untuk mengevaluasi sistem informasi

perpustakaan :

Diagram 1.1 Human-Organization-Technology Fit model (Yusof et.al, 2006: 6 )

Page 13: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

13

Oleh karena itu, dalam penerapan atau implementasi sistem informasi

terdapat poin mengevaluasi yang perlu dilihat dari komponen sistem informasi,

untuk mendapatkan sebuah kinerja yang baik dalam sebuah perkembangan sistem

informasi. Sehingga hal tersebut dibutuhkan, untuk menunjang sebuah

keberhasilan sistem informasi perpustakaan.

1.7 Metode Penelitian

Sebuah penelitian sudah seharusnya memenuhi kaidah-kaidah tertentu.

Baik itu penelitian secara ilmiah maupun alamiah, salah satunya adalah

metodologi penelitian yang pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah merupakan

sebuah kegiatan yang bercirikan rasional, empiris dan sistematis. Untuk

memenuhi 3 ciri dari sebuah cara ilmiah diperlukan sebuah metode penelitian.

Seperti halnya menurut Silverman dalam Sulistiyo-Basuki (2006: 163), metode

penelitian lebih merupakan rincian teknik-teknik yang dilakukan dalam suatu

penelititan.

Sehingga penelitian yang berjenis mengevaluasi sebuah sistem informasi

perpustakaan ini menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif.

Dikarenakan sebuah sistem informasi adalah sebuah entitas yang tersusun dari

komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat

terpisahkan satu dengan yang lainnya. Karena secara esensial sistem informasi

adalah sebuah sistem yang komponen-komponennya saling berinteraksi, peneliti

juga melihat beberapa hasil penelitian sistem informasi yang bersifat

Page 14: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

14

mengevaluasi menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks

tertentu), dan lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari. Pendekatan kualitatif mementingkan pada sebuah proses

dibandingkan dengan sebuah hasil akhir, oleh karena itu urutan kegiatan dapat

berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang

ditemukan.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2010: 3). Sementara

itu, Moleong sendiri berpendapat bahwa penelitian kualitati adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara

holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2010: 6).

Melalui pendekatan kualitatif, peneliti dapat mengamati dan memahami

peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala yang timbul dalam keseluruhan proses.

Sehingga permasalahan dapat dideskripsikan secara menyeluruh (holistic).

Disamping itu, penelitian kualitatif lebih terarah penelitiannya pada ketepatan dan

kecukupan data (Moleong, 2010: 3).

Peneliti menempuh mekanisme ini dengan berbagai realitasnya yang dapat

membangun penelitian ini, karena metode kualitatif lebih mudah diadaptasikan

Page 15: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

15

dengan realitas yang beragam dan saling berinteraksi juga dinilai lebih sensitif

terhadap segala aspek dan perubahan yang saling mempengaruhi yang akan

dihadapi. Selanjutnya untuk membatasi agar tidak terjadi generalisasi, maka

penelitian ini berkarakter evaluatif.

1.8 Teknik Penngumpulan Data

1. Wawancara

Kegiatan melakukan percakapan dengan tujuan untuk memperoleh

informasi yang lebih lengkap dan detail bagi kepentingan penelitian. Hal ini

kembali ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong (2010: 186), maksud

peneliti mengadakan wawancara antara lain: mengkonstruksi mengenai orang,

kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain

kebulatan. Peneliti melakukan pedoman wawancara yakni berupa kegiatan tanya

jawab secara langsung kepada narasumber dari pihak Perpustakaan Bandung

International School dan pihak dari Pengembang Senayan Library Management

System untuk mendapat gambaran secara rinci sekaligu praktisi teknologi

informasi, serta akademisi sistem informasi. Wawancara dilakukan antara peneliti

dan informan di tempat yang telah ditentukan keduanya.

2. Observasi

Pada observasi langsung ini, peneliti datang langsung ke tempat penelitian

dan melakukan pengamatan terhadap beberapa hal, yaitu kondisi perpustakaan,

kondisi sistem informasi perpustakaan, kegiatan pemanfaatan sistem informasi

perpustakaan, dan kegiatan administrasi perpustakaan.

Page 16: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

16

3. Studi Dokumen

Kegiatan yang merupakan pelengkap dari metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009: 240). Kegiatan ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dilakukan terhadap literatur baik

buku, maupun tulisan-tulisan ilmiah, dokumen-dokumen seperti hasil penelitian,

dan sumber dari internet yang berkaitan dengan masalah yang relevan dengan

topik penelitian ini. Data yang bersumber dari dokumen ini disesuaikan dengan

data yang diperoleh dari wawancara. Melalui teknik ini peneliti dapat memperoleh

informasi yang mendukung penelitian ini.

1.9 Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian Pertanyaan Penelitian Sumber data

Kepala

Perpus

Putakawan Praktisi Ahli

1. Untuk mengetahui

aspek-aspek sumber

daya manusia dalam

implementasi sistem

informasi perpustakaan

Bandung International

School di evaluasi

menggunakan Human-

Organization-

Technology Fit Model ?

1. Bagaimana pengalaman

sumber daya manusia

dalam penggunaan

sistem informasi

perpustakaan?

2. Bagaimana pengetahuan

sumber daya manusia di

bidang teknologi?

3. Bagaimana pemahaman

terhadap kebijakan/

prosedur sistem

informasi perpustakaan?

4. Apakah sumber daya

manusia sudah siap

memakai sistem

informasi perpustakaan?

mengapa?

5. Bagaimana kompetensi

sumber daya manusia

dalam penggunaan

sistem informasi?

6. Bagaimana harapan dari

Page 17: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

17

penerapan sebuah sistem

informasi ?

7. Kualifikasi apa saja yang

harus ada dalam sumber

daya manusia sebagai

pengguna sistem

informasi ? mengapa ?

2. Untuk mengetahui

aspek-aspek teknologi

informasi dalam

implementasi sistem

informasi perpustakaan

Bandung International

School di evaluasi

menggunakan Human-

Organization-

Technology Fit Model ?

1. Bagaimana kemudahan

penggunaan teknologi

informasi ?

2. Bagaimana kecepatan

akses informasi dari

teknologi informasi ?

3. Bagaimana kenyamanan

penggunaan teknologi

informasi ?

4. Bagaimana mempelajari

penggunaan teknologi

informasi ?

5. Bagaimana akses kepada

teknisi dari teknologi

informasi ini ?

6. Bagaimana ketersediaan

bantuan dari teknologi

informasi apabila

mengalami kerusakan ?

7. Bagaimana keamanan

dalam teknologi

informasi ini ?

8. mengapa teknologi

informasi ini sangat

cocok digunakan dalam

sistem informasi

perpustakaan ?

9. idealnya teknologi

informasi yang dipakai

oleh sistem informasi

seperti apa? mengapa ?

10. Bagaimana keakuratan

informasi yang

dihasilkan dari teknologi

informasi ini?

11. Bagaimana perilaku

pengguna biasanya

dalam mencari informasi

?

12. Bagaimana pemenuhan

kebutuhan informasi dari

pengguna ?

13. idealnya informasi

seperti apa yang

Page 18: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

18

dihasilkan dari sebuah

sistem informasi ?

mengapa ?

14. Bagaimana respon

dalam hal melayani

pengguna ?

15. Bagaimana jaminan

kepuasan yang diberikan

?

16. Bagaimana Empati

dalam memberikan

sebuah layanan ?

17. Layanan seperti apa

yang seharusnya ada

dalam sebuah sistem

informasi ? mengapa ?

3. Untuk mengetahui

aspek-aspek organisasi

dalam implementasi

sistem informasi

perpustakaan Bandung

International School di

evaluasi menggunakan

Human-Organization-

Technology Fit Model ?

1. Mengapa sistem

informasi perpustakaan

ini diterapkan?

2. Bagaimana tujuan yang

diinginkan dengan

sistem informasi

perpustakaan?

3. Bagaimana anggaran

dana untuk

implementasi sistem

informasi

peprustakaan?

4. Bagaimana dukungan

dari pihak lembaga

penaung perpustakaan

terhadap sistem

informasi

perpustakaan?

5. Bagaimana strategi

pemanfaatan sistem

informasi

perpustakaan?

6. Bagaimana manajemen

resiko dalam

implementasi sistem

informasi

perpustakaan?

7. Apakah komponen

yang dilihat dalam

menyusun kebijakan

penerapan sistem

informasi?

8. Bagaimana prosedural

Page 19: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

19

sebuah sistem

informasi

perpustakaan?

9. Bagaimana proses

penyusunan prosedural

sistem ini?

10. Bagaimana prosedural

setiap subsistem

dijalankan?

11. Apakah ada prosedural

yg dijalankan di luar

sistem?

12. Bagaimana

perencanaan dilakukan

dalam penerapan

sistem informasi

perpustakaan ini ?

13. Mengapa sebuah

organisasi atau

lembaga perlu memiliki

sebuah sistem

informasi ?

4. Untuk mengetahui

aspek-aspek kesesuaian

antara Sumber daya

manusia, teknologi

informasi, dan

organisasi dalam

implementasi sistem

informasi perpustakaan

Bandung International

School di evaluasi

menggunakan Human-

Organization-

Technology Fit Model ?

1. Bagaimana gambaran

sistem informasi

perpustakaan secara

keseluruhan ?

2. Mengapa

menggunakan sistem

informasi yang

sekarang sedang

diterapkan ?

3. Bagaimana proses

perekrutan sumber

daya manusia yang

menggunakan sistem

informasi ini?

4. Bagaimana manfaat

bagi organisasi setelah

diterapkan teknologi

informasi ini? Seperti

apa ?

5. Bagaimana pendapat

sumber daya manusia

terhadap keputusan

organisasi dalam

penerapan sistem

informasi perpustakaan

?

Page 20: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

20

6. Bagaimana

penggunaan teknologi

informasi oleh sumber

daya manusia?

7. Apakah teknologi

informasi ini bisa

membantu kegiatan

perpustakaan?

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Bogdan & Bikley pada Moleong, 2010:248).

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan

evaluatif. Peneliti akan menganalisis data yang didapat dalam penelitian ini

dengan mendeskripsikannya sehingga menjadi satu hasil analisis yang mendalam.

Deskripsi data yang dilakukan diperoleh baik dari hasil wawancara, observasi, dan

analisis dokumen. Kemudian dari hasil penelitian tersebut gejala-gejala yang

terjadi di analisis. Data yang sudah terkumpul kemudian di analisis dengan

langkah-langkah berikut sebagaimana dikemukakan oleh Miles dan Huberman

dalam Sugiyono (2009:247-252) :

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

Page 21: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

21

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas.

2. Penyajian data

Menyajikan data adalah menggambarkan data dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

3. Menarik kesimpulan/verifikasi.

Menarik kesimpulan dari data-data yang telah disajikan, dengan

mengkaitkan terhadap rumusan masalah. Dan kesimpulan tersebut adalah

sebuah gambaran yang remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi

jelas dan dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

Setelah itu peneliti akan menganalisis hasil data deskriptif dengan menggunakan

sebuah teknik analisis evaluatif, Analisa evaluatif yaitu hasil analisa semua

temuan dengan dikaitkan pada suatu standar tertentu (Kuncoro, 2003: 10).

sehingga data temuan akan dianalisis dan dibandingkan dengan berbagai sumber

yang didapat oleh peneliti berkenaan dengan penerapan sistem informasi

perpustakaan.

1.11 Teknik Pemeriksaan dan Keabsahaan Data

Yang dimaksud dengan keabsahan data menurut Moleong bahwa setiap

keadaan harus:

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan,dan

Page 22: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

22

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi

dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusannya

(Moleong,2010: 320)

Sama dengan penelitian kuantitatif bahwa suatu studi tidak akan valid jika tidak

reliabel, maka penelitian kualitatif tidak akan transferabel jika tidak kredibel, dan

tidak akan kredibel jika tidak memiliki kebergantungan (Moleong 2010 : 321).

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam

penelitian ini teknik pemeriksaan data menggunakan teknik triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber dan teori.

1.12 Sumber Data

a. Sumber data primer (primary sources), yaitu data yang diperoleh peneliti

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi dan diperoleh secara langsung di

lapangan. Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara

langsung, baik dari hasil observasi maupun dari hasil wawancara. Sumber

data primer untuk penelitian yaitu :

a. Any Sri Fauzianie, selaku Kepala Perpustakaan Bandung

International School.

b. Nurjani Kamal, selaku Asisten Pustakawan di Perpustakaan Bandung

International School.

c. Praktisi Teknologi Informasi terutama yang menguasai studi

kepustakaan. Yaitu Lead Developer Senayan Library Management

System, Hendro Wicaksono.

Page 23: Pendahuluan Studi Evaluasi Menggunakan Human-Organization-Technology Fit Model

23

d. Pakar Sistem Informasi : Prof. Dr. Roni Kastaman, Ir., MT. Selaku

Akademisi Sistem Informasi.

b. Sumber data sekunder (secondary sources), merupakan sumber data yang

diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan

dengan meneliti dan mengkaji literatur baik itu berupa buku, jurnal, artikel,

dll yang berhubungan dengan masalah penelitian.

1.13 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Bandung International School

Jl. Suria Soemantri No. 61, Bandung, Jawa Barat. Peneliti memperkirakan,

penelitian ini akan berlangsung selama 4 bulan.