pendekatan analisis swot terhadap produk...
TRANSCRIPT
PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK
TABUNGAN HAJI ARAFAH
(STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA) Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh
Cipta Kurnia Aji
NIM: 103046128255
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK
TABUNGAN HAJI ARAFAH
(STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh
Cipta Kurnia Aji
103046128255
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag Supriyono, SE,MM NIP. 160 030 088
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1429 H/ 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "PENDEKATAN ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH (STUDI KASUS PADA BANK MUAMALAT INDONESIA)" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 23 Juni 2008 Mengesahkan Dekan,
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
Ketua : Euis Amalia, M.Ag (………………………………) NIP. 150 289 264 Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif,M.Ag (………………………………) NIP. 150 318 308 Pembimbing I : Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag (………………………………) NIP. 160 050 388 Pembimbing II : Supriyono, SE, MM (………………………………) Penguji I : Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag (………………………………) NIP. 150 275 509 Penguji II : Drs. Hasanudin,M.Ag (………………………………) NIP. 150 275 289
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta.
2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2008
Cipta Kurnia Aji
ABSTRAK
CIPTA KURNIA AJI
Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji Arafah (Studi
Kasus pada Bank Muamalat Indonesia)
Islam memiliki seperangkat aturan dan nilai yang harus ditaati oleh pemeluknya,
seperangkat aturan dan nilai-nilai tersebut menjangkau seluruh aspek kehidupan yang
meliputi aspek ketauhidan, ibadah, syariah dan muamalah atau sosial kemasyarakatan
termasuk di dalamnya aspek ekonomi. Pandangan Islam yang multi dimensional itu,
menghantarkannya sebagai agama yang universal dan komprehensip. Universal
dimaknai dengan bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan
tempat sampai hari akhir nanti. Sedangkan komprehensip artinya bahwa syariat Islam
merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah).
Ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke-5, wajib dikerjakan oleh seorang
muslim sekali dalam hidupnya. Bagi umat Islam ibadah haji adalah wajib hukumnya,
oleh karena itu umat islam harus mengubah sikap pasrah pada nasib/takdir dengan
pernyataan “pergi haji bila mampu” kepada sikap bahwa “menjadi tamu Allah adalah
sesuatu yang dapat direncanakan ” salah satunya dengan menabung.
Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank
Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji
secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan
perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),
dan ancaman (threath) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan
dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada factor keberhasilan kritik
(critical success factors), sedangkan Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah
membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) yaitu mayoritas
penduduk beragama islam, membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah,
memiliki undang-undang perbankan syariah, promosi melalui media elektronik dan
Ancaman (Threats) seperti banyaknya pesaing, kedaan ekonomi yang buruk dengan
Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) seperti memperoleh nisbah bagi hasil, diberikan
asuransi jiwa, memperoleh kepastian keberangkatan, mendapatkan fee, dan
Kelemahan (Weaknesses) seperti kurangnya promosi, terlalu tingginya setoran
perbulan.
Ancangan SWOT Tabungan Haji Arafah menghasilkan strategi S – O (agresif)
yakni meningkatkan pengembangan produk, meningkatkan pelayanan terhadap
nasabah, membuat kiat-kiat pemasaran produk, promosi yang lebih gencar. Strategi
W – O (turn-around) yakni menjaga citra bank dengan menjaga kepercayaan nasabah,
menambah jaringan pemasaran, mengoptimalkan bagian humas. Strategi S – T
(diversifikasi) yakni melakukan kegiatan sosial dimasyarakat, nilai nominal yang
lebih dikhususkan bagi tingkatan orang. Strategi W – T (defensif) seperti mencari
kiat-kiat baru dalam mensosialisasikan produk, mengoptimalkan SDM pemasaran.
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah mencurahkan segenap rahmat, taufik dan hidayahnya. Sesungguhnya karena
kemurahan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
diiringi salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat muslim Nabi
Muhammad SAW, berserta segenap keluarganya dan para sahabatnya yang selalu
setia berjuang demi tegaknya Islam yang haq.
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan dan tantangan. Namun
berkat bantuan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan akademik pada program strata
satu (S1), pada jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah di Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini
penulis memilih judul “Pendekatan Analisis SWOT Terhadap Produk Tabungan Haji
Arafah (Studi Kasus pada Bank Muamalat Indonesia).
Karenanya dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung, secara khusus penulis
sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas
syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing penulis
selama belajar.
2. Euis Amelia. M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Muamalat Perbankan syari’ah
Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak membina, membantu dan
membimbing penulis selama belajar.
3. Ah. Azharuddin Lathif, M. Ag. Selaku seketaris Jurusan Muamalat Perbankan
syari’ah Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam proses perkuliahan
dan administrasi.
4. Drs. H. Odjo Kusnara N,M.Ag dan Supriyono,SE,MM Selaku Dosen
Pembimbing, yang telah banyak membina, membantu dan membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat selesai
tepat pada waktunya.
5. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif,M.Ag dan Drs. H. Hasanuddin,M.Ag sekalku
penguji munaqosah.
6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas syari’ah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis. Pimpinan dan Staf
Perpustakaan Syari’ah dan Utama UIN Syarif Hidayatullah, yang telah
memberikan banyak fasilitas dalam mengadakan studi kepustakaan.
7. Papah, Mamah, Kaka, Adik dan special one (Astri Febiani), yang telah
banyak membantu penulis baik berupa moril maupun materil, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-temanku dan Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi baik secara
langsung maupun tidak langsung demi selesainya skripsi ini, dan mohon maaf
jika penulis tidak sebutkan satu persatu karena terbatasnya halaman dan
waktu.
Atas semua itu, penulis hanya dapat memanjatkan do’a kepada Allah SWT,
semoga amal baiknya mendapatkan balasan dari-Nya. Dan akhirnya penulis hanya
berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat
luas pada umumnya dan untuk khazanah pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 23 Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 7
E. Kajian Kepustakaan 8
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan 8
G. Sistematika Penulisan 10
BAB II TEORI ANALISIS SWOT DAN TABUNGAN
A. ANALISIS SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT 11
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT 12
3. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT 15
B. TABUNGAN
1. Pengertian Tabungan 23
2. Pengertian Tabungan di Bank 25
3. Pengertian Tabungan Syariah 27
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank
Muamalat Indonesia 29
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 32
C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia 32
D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia 34
E. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia 41
BAB IV ANALISIS SWOT PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH
A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Arafah
1. Fatwa Dewan Syariah Nasional 50
2. Pengertian, Konsep dan Tujuan Tabungan Haji Arafah 51
3. Syarat-syarat Umum dan Ketentuan Tabungan Haji
Arafah 52
B. Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah
1. Kekuatan (Strenght) 59
2. Kelemahan (weakness) 61
3. Peluang (Opportunity) 61
4. Ancaman (threath) 63
C. Ancangan Strategi SWOT Tabungan Haji Arafah 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 68
B. Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan syariah di Indonesia telah memasuki periode perkembangan yang
cukup pesat. Hal ini dimungkinkan dengan adanya landasan hukum yang jelas yaitu
undang-undang No 10 tahun 1998 yang mengubah undang-undang No 7 tahun 1992
tentang perbankan serta peraturan-peraturan pelaksanaannya1.
Berdasarkan undang-undang perbankan yang baru, sistem perbankan di Indonesia
terdiri dari bank umum konvensional dan bank umum syariah. Undang-undang
perbankan yang baru ini juga berdampak pada dimungkinkannya pengembangan bank
syariah melalui pendirian bank syariah baru, perubahan kegiatan usaha bank
konvensional menjadi bank syariah dan pelaksanaan kegiatan perbankan berdasarkan
prinsip syariah oleh bank konvensional2.
Upaya mendorong pengembangan bank syariah dilaksanakan dengan
memperhatikan bahwa sebagian masyarakat muslim Indonesia membutuhkan jasa
perbankan yang sejalan dengan prinsip syariah berdasarkan al-Quran dan al-hadits.
1 Bank Indonesia (BI), Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank Umum
Berlandaskan prinsip Syariah, (Jakarta: Bank Indonesia, 2000), h.1 2 ibid
Pengembangan perbankan syariah juga ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi
dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh system perbankan
konvensional.
Dalam perkembangannya bank syariah, menghadapi berbagai kendala3,
diantaranya adalah kurang pemahaman dan sosialisasi cara kerja perbankan syariah,
hal ini disebabkan oleh karena keberadaan perbankan dengan prinsip syariah ini
merupakan barang baru di Indonesia. Selain itu keterbatasan jaringan kantor bank
dengan prinsip syariah ini, juga menghadapi kendala yang cukup berarti, sehingga
masyarakat yang ingin mengakses bank syariah tidak menemukan kantor yang
melayani jasa perbankan dengan prinsip syariah ini. Melalui undang-undang No 10
tahun 1998 sebagai pengganti undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbankan,
serta undang-undang No 23 tahun 1992 tentang Bank Indonesia, telah memberikan
kesempatan yang luas untuk pendirian kantor-kantor bank syariah baru dan
pembukaan kantor bank syariah dengan cara konversi dari bank konvensional.
Sebagai sebuah agama Islam adalah agama kesejahteraan dan keselamatan4.
Ajarannya mengandung kesejahteraan hidup di dunia dan keselamatan hidup di
akhirat. Keseimbangan ajaran Islam menjadikannya sebagai agama yang paripurna
dan satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT di muka bumi. Sebagaimana
ditegaskan dalam beberapa ayat suci al-Quran surat Ali Imran, ayat 19:
3 Bank Indonesia (BI), Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, (Jakarta:
Bank Indonesia, 1999), h. 1 4 Zianuddin Ahmad, Al-Quran Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan, (Yogyakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa, 1998), Ce.t ke-1, h. 1
)3:19/ال عمران(........ ن الدين عند اهللا االسالم ا
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah SWT hanyalah Islam”
Surat Ali Imran, ayat 85 :
ال (نيرسا الخن مةرخآلي افوه وهن ملبق ينلا فني دمالسإل اريغ غتب ينمو )3:85/عمران
Artinya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya., dan di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. Surat Al-Maidah, ayat 3
)5:3/المائدة(ا ني دمالسال امك لتيضري وتمع نمكيل عتممتا ومكني دمك لتلمآ اموالي
Artinya: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kuridhoi islam menjadi agama bagimu”.
Islam memiliki seperangkat aturan dan nilai yang harus ditaati oleh pemeluknya,
seperangkat aturan dan nilai-nilai tersebut menjangkau seluruh aspek kehidupan yang
meliputi aspek ketauhidan, ibadah, syariah dan muamalah atau sosial kemasyarakatan
termasuk di dalamnya aspek ekonomi. Pandangan Islam yang multi dimensional itu,
menghantarkannya sebagai agama yang universal dan komprehensip. Universal
dimaknai dengan bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan
tempat sampai hari akhir nanti. Sedangkan komprehensip artinya bahwa syariat Islam
merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah).
Sebagai agama yang paripurna Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam.
Implikasinya kemudian Islam harus disampaikan kepada semua umat di muka bumi
ini dengan cara-cara yang baik dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum syariah
islam. Maka proses mengajak, memanggil dan menyampaikan Islam, kita kenal
dengan istilah syiar Islam.
Ibadah haji yang merupakan rukun Islam ke-5, wajib dikerjakan oleh seorang
muslim sekali dalam hidupnya. Bagi umat Islam ibadah haji adalah wajib hukumnya.
Sebagaimana dijelaskan oleh al-Quran surah Ali Imran ayat 97:
)3:85/ال عمران(على الناس حج البيت من استطاع اليه سبيال هللاو Artinya:“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah”.
Batas kewajiban berhaji bagi seorang muslim yaitu bagi yang mampu.
Pengertian mampu di sini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu mampu
dalam pengertian fisik dan mental dalam mengikuti setiap proses kegiatan ibadah di
tanah suci. Pengertian mampu yang kedua adalah secara materi, baik materi untuk
bekal dalam perjalanan maupun materi untuk keluarga yang ditinggalkan selama
menunaikan ibadah haji.
Secara teknis pelaksanaan ibadah haji di Indonesia pada mulanya di kelola
oleh pemerintah c.q Depertemen Agama RI, isi keputusan itu menyebutkan salah
satunya mengenai ONH (Ongkos Naik Haji). Seperti kita ketahui bahwa sebenarnya
ONH ditetapkan dengan suatu surat keputusan Presiden (Keppres) dan besarnya
jumlah ONH yang harus dibayarkan oleh setiap calon jamaah haji berubah-ubah
setiap tahunnya. Hal itu didasarkan atas usulan Menteri Agama dengan
memperhatikan pendapat menteri Keuangan. Selain itu hal yang menyebabkan
perubahan ONH setiap tahunnya adalah karena faktor perekonomian yang selalu
bergerak secara dinamis sehingga dapat mempengaruhi dalam usaha penetapan
besarnya ongkos naik haji. Dan akibat dari keadaan tersebut menyebabkan dana
setoran ONH yang terhimpun selalu mengalami fluktuasi, hal ini juga dapat dilihat
dari jumlah calon jemaah haji yang akan pergi menunaikan ibadah haji ke baitullah.
Mengingat besarnya jumlah onkos naik haji yang harus dikeluarkan oleh calon
jemaah haji, merupakan kendala tersendiri. Karenanya kebiasaan masyarakat
Indonesia menyisihkan sebagian pendapatannya dalam bentuk tabungan berjangka
untuk pergi haji, merupakan peluang besar bagi perbankan syariah dalam
menghimpun dana tersebut agar dapat optimal dalam pemanfaatannya.
Adalah bank Muamalat Indonesia (BMI) yang didirikan tahun 1990 sebagai
hasil kerja tim perbankan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dengan modal awal
sebesar Rp. 106.162.382.000 terus mengalami kemajuan pesat. Bahkan bank yang
dalam pengoprasiannya menggunakan prinsip syariah ini, kini mulai mendapat
perhatian dan banyak diminati oleh masyarakat. Kegagalan perbankan konvensiaonal
semenjak krisis moneter tahun 1997 sampai sekarang telah memudarkan kepercayaan
nasabahnya yang kemudian mulai beralih pada perbankan dengan prinsip syariah ini.
Dengan menggunakan analisis SWOT yang telah dimodifikasi akhirnya bisa
dirumuskan faktor kunci sukses yang mungkin dimiliki oleh perbankan-perbankan
syariah di Indonesia. Faktor kunci sukses ini penting sekali sebab akan memberi
informasi bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing (competitive advantage
profile) yang dimiliki suatu bank syariah. Langkah selanjutnya dalam menganalisis
SWOT adalah menginventarisasi faktor eksternal. Saat ini, peluang perbankan syariah
untuk mengembangkan produknya terbuka lebar, sebab pemerintah telah berpihak
pada ekonomi islam yang melibatkan MUI. Namun demikian tantangan yang
dihadapinya juga semakin kompleks. Tantangan itu berupa ketatnya persaingan pada
bisnis mendatang karena selain diperlukan modal yang tidak sedikit langkah
pengembangan produk akan berhadapan langsung dengan perbankan konvensional
yang telah mapan dan lebih pengalaman.
Dengan demikian, kita memerlukan perencanaan bisnis yang akurat, sehingga
dapat memusatkan perhatian posisi dalam bisnis tersebut, mengetahui ke arah mana
perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya, serta tindakan apa yang perlu
dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan dan merebut peluang yang ada
sehingga berhasil.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian pada masalah di atas, maka dalam hal ini penulis
membatasi permasalahan yang diuraikan pada produk Tabungan Haji
Mudharabah Bank Muamalat Indonesia yang ditinjau dari perspektif Strengths
(Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats
(Ancaman).
2. Perumusan Masalah
Dalam rangka memfokuskan pembahasan penulis merumuskan beberapa hal
yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, di antaranya:
a Apa yang dimaksud dengan Produk Tabungan Haji Arafah ?
b Analisis SWOT produk Tabungan Haji Arafah ?
c Bagaimana ancangan strategi yang dikembangkan oleh Bank Muamalat
Indonesia mengenai produk Tabungan Haji Arafah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Ingin memberikan gambaran tentang produk Tabungan Haji Mudharabah
khususnya kepada penulis dan umumnya kepada semua orang yang membaca
skripsi ini.
2. Menganalisis tentang Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),
Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) produk Tabungan Haji
Arafah.
3. Memperkaya Khazanah pengetahuan mengenai pada bank syariah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan menambah sumbangan pikiran bagi
wacana ekonomi islam tentang produk Tabungan Haji Arafah.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang produk Tabungan
Haji Arafah.
3. Mengetahui tentang kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman bagi produk
Tabungan Haji Arafah.
E. Kajian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan oleh penulis karena termotivasi dan
terinspirasi setelah penulis membaca penelitian terdahulu yang hanya meneliti
tentang mekanisme dari produk tabungan haji mudahrabah pada Bank Muamalat
Indonesia5, sehingga penulis ingin melanjutkan penelitian tersebut dari sudut
pandang yang berbeda yakni dari Analisis SWOT tentang produk tabungan haji
mudahrabah.
Untuk pengembangan bisnis bank syariah dikaji dengan menggunakan
analisis SWOT agar diketahui faktor intern yang positif dan negatif (Strenght and
Weakness) yang ada di internal bank syariah dan faktor eksternal yang positif dan
negatif (opportunity and threats) yang dihadapi bank syariah.6
F. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
5 Ahmad Fauzi, Dakwah Islam dan Kebijakan Perbankan Syariah, Tinjauan Tentang
Prosedur Penerimaan dan Pengelolaan Tabungan Haji Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia, tahun 2003
6 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h. 19
Penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan, karena diawali dengan bahan pustaka dan literatur-
literatur tentang analisis SWOT. Hasil telaah pustaka ini dijadikan landasan
teori dalam operasional penelitian dari segi data yang dikumpulkan, diolah
dan dianalisis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena hanya
mengandalkan dari data hasil wawancara.
2. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa cara yang bisa di tempuh untuk kepentingan
pengumpulan data dalam skripsi ini. Penulis menggunakan dua macam
metode pengumpulan yaitu:
a Riset Kepustakaan
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca dan mempelajari
bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi
ini. Melalui riset ini akan di dapat konsep, teori dan definisi-definisi yang
akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam
proses penulisan. Data yang diperoleh melalui pendekatan ini adalah data
sekunder.
b Riset Lapangan
Dalam riset lapangan ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan
data primer dengan menggunakan cara Wawancara. cara ini dilakukan
untuk menggali data melalui interview atau percakapan langsung dengan
pihak-pihak bank yang terkait dan berwenang untuk menjelaskan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman produk Tabungan Haji
Mudharabah.
3. Teknik Penulisan Laporan
Sedangkan teknik penulisan skripsi merujuk pada buku “Buku
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penyusunan dari skripsi ini terdiri dari lima bab,
dengan perincian sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian kepustakaan, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Metode analisis SWOT dan tabungan yang meliputi pengertian, fungsi,
manfaat dan tujuan serta mekanisme dan ancangan strategi analisis SWOT,
pengertian tabungan, pengertian tabungan di bank, dan pengertian tabungan
syariah
Bab III Gambaran Umum Tentang PT. Bank Muamalat Indonesia yang berisi
tentang sejarah perkembangan, visi dan misi struktur organisasi dan produk-
produk yang di miliki oleh PT. Bank Muamalat Indonesia.
Bab IV Analisis SWOT terhadap Produk Tabungan Haji Arafah yang meliputi
gambaran umum tentang produk tabungan haji arafah dan analisis SWOT dan
ancangan strategi produk tersebut.
Bab V Penutup meliputi Kesimpulan dan saran-saran yang penulis berikan setelah
mengolah data-data temuan di lapangan
BAB II
TEORI ANALISIS SWOT DAN TABUNGAN
A. Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi, berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Sthrength) dan peluang (Opportunity), dan secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Jadi, analisis
SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan7.
Teknis SWOT atau yang dikenal dengan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali
berbagai kondisi yang berbasis bagi perencanaan strategi. Setelah mengenali
isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu dibangun kesepakatan
antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan kedepan” terhadap isu
tersebut. Komponen atau elemen apa yang diperlukan untuk lebih
ditingkatkan, dikurangi, atau justeru diganti, memerlukan proses analisis yang
banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut.
7 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006),Cet. ke-12, h.19
SWOT singkatan dari Bahasa Inggris yakni Strength (Kekuatan),
Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman)8.
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitann dengan
pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-
faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis
SWOT9. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (Threat).10
2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT
a. Fungsi Analisis SWOT
secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis
penyusun corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi
terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumberdaya dan
kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
8 www. Goodgovernance.co.id/Total Quality Management Dokumentasi 9 Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, Februari 2006),Cet. ke-12, h.19 10 ibid. h.18
visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang
baru, sedangkan penilaian yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang
ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-rencana yang akan
dibuat perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta analisa
mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan
melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan
menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk
menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya
dan mewujudkan visinya dari hasil analisis akan memetakan posisi
perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi
umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-
sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi
kebutuhan dan harpan dari para stakeholder atau analisis SWOT berguna
untuk menganalisa faktor-faktor di dalam perusahaan yang memberikan
andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.11
c. Tujuan Analisis SWOT
Tujuan utama analisis SWOT adalah mengidentifikasi strategi
perusahaan secara keseluruhan. Hampir setiap perusahaan maupun
pengamat bisnis dalam pendekatannya banyak menggunakan analisis
SWOT. Kecendrungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat,
terutama dalam era perdagangan bebas abad 21, yang mana satu sama
yang lain saling berhubungan dan saling tergantung. Penggunaan analisis
SWOT ini sebenarnya telah muncul sejak ribuan tahun yang lalu dari
bentuknya yang paling sederhana, yaitu dalam rangka menyusun strategi
untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.12
Konsep dasar pendekatan SWOT ini tampaknya sederhana sekali
sebagaimana dikemukakan oleh Sun Tzu bahwa “ apabila kita telah
mengenali kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan kita
dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini
analisis SWOT, tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan
pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan
bisnis (Strategic Business Planning) yang bertujuan untuk menyusun
11 http://www.goodvernance.co.id/ Total Quality Management/Dokumentasi/A04 12 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, Februari 2006),Cet. ke-12, h.10
strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat
dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan berikut semua
perubahannya dalam menghadapi pesaing.13
3. Mekanisme dan Ancangan Strategi Analisis SWOT
a. Mekanisme SWOT
Mekanisme pembahasan analisis SWOT mencakup tiga tahapan, yaitu:
1. Penyepakatan pengertian/persepsi di antara stakeholder14
Di bawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang
dihadapi.
a) Strenghts (Kekuatan)
Kekuatan adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama
(internal-sesuatu yang dapat dipengaruhi secara langsung) dari
dahulu sampai sekarang.
Contoh kekuatan15
1). Perusahaan memiliki modal yang cukup
2). Perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat
3). Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
13 ibid. h.11 14 www.delivery.org/Guidelines/how/hm, Analisis Cepat SWOT.pdf 15 Gaspersz, Vincent, Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard dengan Six
Sigma untuk Organisasi, Bisnis dan Pemerintah. (Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama. 2005), h.15
4). Lokasi perusahaan strategis
5). Pendapatan perusahaan meningkat dari tahu ke tahun
b) Weakness (Kelemahan)
Kelemahan adalah sesuatu yang menjadi kelemahan utama
(internal) dari dahulu sampai dengan sekarang.
Contoh kelemahan :
1) Promosi Perusahaan terhadap promosi masih kurang
2) Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas
3) Sumber daya manusia kurang memadai
c) Opportunities (Peluang)
Peluang adalah berbagai potensial yang dapat dieksplorasi untuk
mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan.
Contoh peluang :
1) Faktor ekonomi yang membaik
2) Meningkatnya kehidupan masyarakat
d) Threats (Ancaman)
Ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membatasi /
menggagalkan pencapaian (eksternal) sasaran yang ditetapkan
tetapi belum pernah terjadi dan tidak dapat sipengaruhi secara
langsung
Contoh Ancaman:
1) Banyaknya pesaing perusahaan
2) Faktor makro ekonomi setelah krisis
2. Pengisian Informasi untuk tiap variable atau aspek SWOT
Setelah mengenali pengertian atau batasan tiap aspek SWOT di atas, menjadi
sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang paling memungkinkan
untuk mendapat isi tersebut :
a. Brainstorming : Saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya
untuk didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa
yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.
b. Kuisoner : Untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat
tentang isi dari aspek SWOT untuk kasus tertentu.
3. Memakai Relevansi Data
1. Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud di atas akan
menghasilkan beberapa temuan/identifikasi yang berupa daftar panjang di
tiap aspek SWOT yang ada. Dengan kedalaman informasi yang berbeda-
beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi yang sama di
antara stakehoder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di
masing-masing aspek SWOT, seperti table berikut.
No. Aspek SWOT Hasil Identifikasi Bobot
A B C
Kekuatan 1. Perusahaan memiliki citra yang
baik di masyarakat
2. Perusahaan memiliki jaringan
kerja yang luas
3. Lokasi perusahaan strategis
V
V
V
Kelamahan 1. Promosi Perusahaan terhadap
promosi masih kurang
2. Produk yang ditawarkan masih
sedikit/terbatas
V
V
Peluang 1. Faktor ekonomi yang membaik
2. Meningkatnya kehidyupan
masyarakat
V
V
Ancaman 1. Banyaknya pesaing perusahaan
2. Faktor makro ekonomi setelah
krisis
V
V
Keterangan : ketegori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata
berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selajutnya
sampai katagori C sebagai ukuran yang paling rendah.
Hasil akhir dari hasil keseluruhan proses berupa informasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder
yang akam menjadi bahan masukan utama bagi penyusun strategi penanganan isu
terkait. Informasi SWOT di sini mengandung bahwa:
a. Pengelompokkan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT sudah
tidak diragukan legi dengan adanya persepsi yang sama.
b. peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok aspek
SWOT sudah dapat dibedakan karena keberadaan bobot masing-masing.
2. Ancangan Strategi SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang
(opportunity) dan ancaman (threat) dengan Faktor internal kekuatan
(strenght) dan kelemahan (weakness).16 Faktor internal diperoleh dari data
lingkungan perusahaan, seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional,
kegiatan pemasaran, dan data staf atau karyawan. Sedangkan faktor eksternal
diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti dari analisis pasar,
kompetitor (pesaing), komunitas, pemasok, pemerintah, dan analisis
16 Freddy Rangkut Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), cet ke-12. h.19
kelompok (untuk kepentingna tertentu). Perencanaan usaha yang baik dengan
metode analisis SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan
oleh Kearns (1992).17
IFAS
EFAS
Strenght
(Kekuatan)
Weaknesses
(Kelemahan)
Opportunities
(Peluang)
Strategi S-O
(Agresif)
Strategi W-O
Turn-around)
Threaths
Ancaman
Strategi S-T
Diversifikasi)
Strategi W-T
(Defensif)
IFAS adalah Internal strategic Faktors Analysis Summary yaitu faktor-faktor
strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah Eksternal strategic Faktors Analysis
Summary yaitu faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya
dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif strategi (S-O, S-T, W-O dan W-T).
hasil analisis pada table Matrik Evaluasi Faktor Eksternal dan Matrik Evaluasi Faktor
Insternal dapat dipetakan pada matrik posisi Organisasi dengan cara sebagai berikut:
17 M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariat, (Jakarta: khairul Bayan, 2003), h.21
a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan sedangkan
sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman
b. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut:
c. Kalau peluang lebih besar dari pada ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya
apabila ancaman lebih besar dari pada peluang maka nilai y<0
d. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan
sebaliknya apabila kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0
DIAGRAM POSISI PERUSAHAAN
Peluang
Kuadran III
Kuadran I
Kuadran IV
Kuadran II
Ancaman
1. Strategi S-O = Kuadran 118
a. Merupakan posisi yang sangat menguntungkan
b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
c. Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif
2. Strategi S-T = Kuadran 2
a. Meskipun menghhadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai
keunggulan sumberdaya
b. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan pelung jangka panjang.
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi Diversivikasi produk atau pasar
3. Strategi W-O = Kuadran 3
a. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya
lemah.
b. Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
c. Focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ia meminimalkan
kendala-kendala internal perusahaan.
4. Strategi W-T = Kuadran 4
a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
18 Freddy Rangkuti, Business Plan Teknik Membuat perancanaan Bisnis dan Analisis Kasus
(Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama, 2001),Cet. ke-12 h.51
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber
daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan
c. Strategi yang diambil : defensif, penciutan atau likuidasi.
B. TABUNGAN
1. Pengertian Tabungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : bahwa pengertian
tabungan adalah tempat menabung uang, celengan atau uang yang disimpan di
bank yang pengambilannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu.19
Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh islam, karena dengan
menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan
perencanaan masa yang akan datang sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang
tidak diinginkan..20 Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang secara tidak
langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari
esok secara lebih baik, seperti dalam al-Quran :
الوا قولوقيل ووااهللاقتيل فمهيلاعوافا خافع ضةيروليخش الذين لوترآوا من خلفهم ذ
)4:9/النسا ء(ا ديدس
19 Penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989) cet.2, H. 881 20 M. Syafii Antonio, Bank Syariah, Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta, Tazkia Institut,
th.1999), h. 205
Artinya:“ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”
ayat tersebut memerintahkan kita untuk bersiap-siap dan mengantisipasi masa
depan keturunan, baik secara rohani (iman dan taqwa) maupun secara ekonomi harus
dipikirkan langkah-langkah perencanaannya, salah satunya dengan menabung.
نتعملو بما خبير اهللا نا ااهللاوقاتو دغل تمدق ام سفن رظنتالو وااهللاقااتونمآ نيذاالهيااي
) 18: 59/الحشر(
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah
kamu setiap hari memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
terhadap apa yang kamu kerjakan. “
Dahulu orang menyebut tabungan sebagai hasil mengumpulkan uang yang
disimpan dalam tabung yang dibuat dari tanaaah liat, peti dan tabung lainnya. Hasil
tabungan itu adalah kelebihan penghasilan seseorang setelah dikonsumsi setelah
digunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Setelah terkumpul dan jumlahnya
cukup, maka tabungan tersebut dimanfaatkan untuk keperluan yang biasanya sudah
direncanakan terlebih dahulu seperti pergi haji, beli sawah, modal usaha, dan
sebagainya.21
Kebiasaan seperti itu berlangsung terus sampai saat ini. Bedanya ialah apabila
waktu lampau pengumpulan uang secara fisik (kertas maupun logam) masih sering
dilakukan, maka saat ini jarang terjadi, kecuali pada anak-anak yang oleh
orangtuanya atau gurunya dilatih untuk membiasakan hidu hemat dengan menabung.
Dewasa ini orang lebih memilih bank atau koperasi simpan pinjam sebagai cara
menabung.
Menabung seperti yang diutarakan terdahulu mengandung kelemahan antara
lain, harus menyiapkan tabung atau tempat yang aman dari kehilangan atau pencurian
dan jumlahnya tidak akan bertambah bila tabungan tersebut tidak diisi. Selama uang
tersebut, berada ditempatnya tidak akan memberi faedah apa-apa baik bagi
pemiliknya apalagi bagi orang lain.
Kalau diamati di dunia perbakan selalu melihat setiap adanya peluang sumber
dana termasuk kebiasaan masyarakat dalam praktek menabung. Untuk
mendayagunakan dana tersebut maka bank kemudian menawarkan jasanya berupa
produk tabungan yang kita kenal semua. Tabungan di bank memberikan faedah yang
21 Buku Panduan Bank BNI Syariah. Produk Tabungan. (Jakarta : Bank BNI Syariah, 2005),
h. 25
lebih besar baik bagi pemilik uang yakni adanya rasa aman dan perolehan bunga atau
bagi hasil yang diberikan oleh bank. Sementara bank dapat memberi alat produksi,
perluasan usaha, menambah modal, dan sebagainya sehingga dapat melipatgandakan
kemakmuran.
2. Pengertian Tabungan di Bank
Pengertian tabungan menurut undang-undang Perbankan Nomor 10
tahun 1998 adalah “ simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.”22
Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk menarik uang yang
disimpan direkening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda,
tergantung dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan
perjanjian yang telah dibuat antara bank dengan si penabung.23
Menurut sejarahnya, antara tahun 1974 sampai dengan 1988 tabungan
di Indonesia hanya Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) dan Taska
(Tabungan Asuransi Berjangka) saja, yang penyelenggaraannya di bawah
22 Kasmir, Bank dan lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Edisi Revis, Cet ke- 7, h. 74 23 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004),edisi 1
Cet.ke-3,h.84
koordinasi Bank Indonesia. Tabungan yang semula diselenggarakan oleh
masing-masing bank dikonversi Tabanas dan Taska tersebut.24
Kebijakan tersebut merupakan gerakan menabung yang tujuannya
ialah untuk menggairahkan menabung atau mobilisasi dana dan membiasakan
masyarakat berbankan (bank mindedness), agar masyarakat tertarik, maka
setiap semester kepada masing-masing penabung Tabanas dan Taska tersebut
diberikan hadiah yang diundi dengan membagikan kupon sesuai dengan
banyaknya saldo tabungan masing-masing. Untuk pengadaan hadiah Tabanas
atau Taska dikenakan secara proporsional.
Jenis tabungan seperti ini kurang diminati oleh masyarakat karena
bunganya rendah. Setelah masa deregulisasi perbankan yang dikenal dengan
pakto 88 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Oktober 1988, maka bank-bank
dibebaskan kembali untuk mengeluarkan tabungan masing-masing di luar
proyek Tabanas dan Taska yang dikeluarkan oleh Bank Indinesia, sejak itulah
berbagai bentuk tabungan yang diperkenalkan melalui promosi dan hadiah
lebih gencar dan menarik sehingga dapat menghimpun dana besar yang
sebelumnya tidak tersentuh oleh perbankan karena bank tidak bebas
membukan kantor cabangnya.
3. Pengertian Tabungan Syariah
24 Buku Panduan Bank BNI Syariah. Produk Tabungan. (Jakarta : Bank BNI Syariah, 2006),
h. 26
Yang dimaksud dengan tabungan syariah adalah tabungan yang
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini Dewan Syariah
Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa tabungan
yang dibenarkan adalah tabungan yang berdasarkan prinsip Wadiah dan
Mudharabah.
a. Tabungan Wadiah
Tabungan Wadiah merupakan tabungan yangdijalankan berdasarkan
akad wadiah, yakni simpanan atau titipan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang
telah disepakati antara bank dan nasabah.25
Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah
menggunakan Wadiah yad adh-dhomanah. Dalam hal ini nasabah bertindak
sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk
menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan
bank syariah sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak
untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut.
b. Tabungan Mudharabah
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah tabungan yang
dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Mudharabah mempunyai dua
25 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim,
2004),Cet.ke-2 h.101
bentuk yakni Mudharabah Mutlaqoh dan Mudharabah Muqayyadah, yang
perbedaan utamanya terletak pada ada atau tidak adanya persyaratan yang
diberikan pemilik dana kepada bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini
bank syariah bertindak sebagai Mudharib (pengelola dana), sedangkan
nasabah bertindak sebagai shohibul mall (pemilik dana). Bank Syariah dalam
kepastiannya sebagai mudharib, mempunyai kuasa untuk melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta
mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak
lain.26
26 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004),h. 272
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA
A. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia
Ide kongkrit Pendirian Bank Muamalat Indonesia berawal
dari loka karya “Bunga Bank dan Perbankan” yang
diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-
20 Agustus 1990 di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas
lagi dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV MUI di Hotel
Sahid Jaya Jakarta tanggal 22-25 Agustus 1990 yang
mengamanahkan kepada Bapak K.H. Hasan Bahri yang terpilih
kembali sebagai Ketua Umum MUI, untuk merealisasikan
pendirian Bank Islam tersebut. Setelah itu, MUI membentuk
suatu Kelompok Kerja (POKJA) untuk mempersiapkan segala
sesuatunya. Tim POKJA ini membentuk Tim Kecil “Penyiapan
Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang diketuai oleh Bapak
Dr. Ir. M. Amin Azis27.
Hal paling utama dilakukan oleh Tim MUI ini di samping melakukan
pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait adalah
menyelenggarakan pelatihan calon staf melalui Management Development
Program (MDP) di Lembaga Pendidikan Perbankan Indonesia (LPPI), Jakarta
yang dibuka pada tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan, dan
meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk jadi pemegang saham pendiri.
Untuk membantu kelancaran tugas-tugas MUI ini dibentuklah Tim Hukum Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang di bawah Ketua Drs. Karnaen
Perwaatmadja, MPA. Tim ini bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
menyangkut aspek hukum Bank Islam.
Pada tanggal 1 November 1991 terlaksana penandatanganan Akte
Pendirian PT. Bank Muamalat Indonesia di Sahid Jaya Hotel dihadapan Notaris
Yudo Paripurno, SH. dengan Akte Notaris No.1 tanggal 1 November 1991 (Izin
Menteri Kehakiman No. C2.2413.HT.01.01 tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara
RI tanggal 28 April 1992 No.34)28. Pada saat penandatanganan Akte Pendirian ini
terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 48 miliar.
27 Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 1993, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
1993), h. 5 28 Ibid. h. 7
Selanjutnya, pada acara silaturahmi pendirian Bank Syari’ah di Istana
Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut
menenm modal senilai Rp 106 miliar. Dengan angka modal awal ini Bank
Muamalat mulai beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992 bertepatan dengan tanggal
27 Syawal 1412 H, SK Menteri Keuangan RI No. 1223/MK. 013/1991 tanggal 5
November 1991 diikuti oleh izin usaha keputusan MenKeu RI No.
430/KMK.013/1992 tanggal 24 April 199229. Pada hari Jum’at, 27 Syawal 1412
H, bertepatan dengan tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dengan dihadiri
oleh Gubernur Bank Indonesia, meresmikan mulai beroperasinya Bank Muamalat
dalam upacara “Soft Opening” yag diadakan di Kantor Pusat Bank Muamalat di
Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2 Jakarta.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, Bank Muamalat berhasil menyandang
predikat sebagai Bank Devisa yang semakin memperkokoh posisi perseroan
sebagai Bank Syari’ah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa
maupun produk yang terus dikembangkan. Pada saat Indonesia dilanda krisis
moneter, sektor Perbankan Nasional tergulung oleh kredit macet di segmen
korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Pada tahun 1998,
Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development
Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21
29 Ibid. h. 8
Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai 2002 merupakan masa-
masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat karena
berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba dari upaya dan dedikasi
setiap Pegawai Muamalat, ditunjang oleh kepemipinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan Perbankan
Syari’ah secara murni.
Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada:
1. Restrupegawairisasi asset dan program efisiensi
2. Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham,
3. Tidak melakukan PHK satu pun terhadap Sumber Daya Insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak
memotong hak Pegawai Muamalat sedikit pun,
4. Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Pegawai Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru
5. Peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua,
dan
6. Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha30.
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia
1. Visi
Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual,
dikagumi di pasar rasional.
2. Misi
30 Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2006, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,
2006), h. 5
Menjadi role model Lembaga Keuangan Syari’ah dunia dengan
penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan
orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada
stakeholder.
4. C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia
Adapun tujuan berdiri Bank Muamalat Indonesia yaitu:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia,
sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan
demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha
b. Meningkatkan kesempatan kerja
c. Meningkatkan penghasilan masyarakt banyak
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama
dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak
masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih
menganggap bahwa bunga bank itu riba.
3. Mengembangkan lembaga bank dan system Perbankan yang sehat
berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi
masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat antara lain
memperluas jaringan lembaga Perbankan ke daerah-daerah terpencil.
4. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berpikir secara ekonomi,
berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
D. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia 31.
31 www.muamalatbank.com/profil/strukor.asp
1. Dewan Pengawas Syari’ah:
a. KH. M. A. Sahal Mahfudh Ketua
b. KH. Ma’ruf Amin Anggota
c. Prof. Dr. Umar Shihab Anggota
d. Prof. Dr. H. Muardi Chatib Anggota
2. Dewan Komisaris:
a. Drs. H. Abbas Adhar Komisaris Utama
b. Prof. Korkut Ozal Komisaris
c. DR. Ahmed Abisoursour Komisaris
d. H. Iskandar Zulkarnain, SE. Msi Komisaris
e. Drs. Aulia Pohan, MA Komisaris
3. Direksi:
a. H.A. Riawan Amin, Msc Direktur Utama
b. Ir. H. Arviyan Arifin Direktur
c. H. M. Hidayat, SE, Ak. Direktur
d. Ir. H. Andi Buchari, MM Direktur
e. Drs. U. Saefudin Noer Direktur
4. Kepala Grup:
a. Afrid Wibisono Administration
b. Avantiono Hadhianto Business Development
c. Muchtar MD. Siswoyo financing Support
d. Zulkarnain Hasibuan Internal Audit
5. Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholders Meeting)
Adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia.
Tugasnya memimpin rapat pemegan saham serta mengawasi jalannya
kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia.
6. Dewan Komisaris (Board of Commissioner)
Adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai
pengawas dan bersama Dewan Direksi merumuskan strategi jangka panjan
perusahaan. Adapun tugas Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
1) Mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta
memberi nasihat kepada Dewan Direksi.
2) Melakukan tugas-tugas secara kusus diberikan kepadanya menurut
Anggaran Dasar.
3) Melakukan pengawasan aatas tugas-tugas yang diputuskan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham.
4) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dasar Perseroan serta
menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya kepada Rapat Umum
Pemegang Saham.
5) Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam hal Perseroan
menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah
perbaikan yang harus ditempuh.
6) Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai setiap persoalan yang dianggap penting bagi pengelolaan
Perseroan.
7) Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh Rapat
Umum Pemegang Saham dan tugas lain yang berhubungan dengan
pemeriksaan dan pengawasan.
7. Dewan Pengawas Syari’ah (Sharia Supervisory Board)
Dewan Pengawas Syari’ah dalam organisasi bank bersifat independen
dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak mempunyai akses terhadap
operasional Bank. Adapun tugas dan wewenang Dewan Pengawas Syari’ah
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengawasan atas produk Perbankan dalam menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan
sesuai dengan prinsip Syari’ah.
2) Memberikan pedoman dan garis-garis besar Syari’ah.
3) Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan Syari’ah.
4) Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan yang
dihadapi pihak eksekutif dan operasi.
5) Memeriksa Buku Laporan Tahunan dan kesesuaian Syari’ah disemua
produk dan operasi selama tahun berjalan.
6) Memberikan nasihat kepada Direksi dan Komisaris agaar seluruh kegiatan
Perbankan sesuai dengan Syari’ah Islam.
8. Operation Director
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat kebijakan
khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinasi dan
pembinaan bawahan serta pengawasan kegiatan operasional. Tugas
pokok Direksi adalah:
1) Memimpin dan mengurus Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan dan senantias berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas
Perseroan.
2) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
9. Administration Group
Ruang lingkup kerja:
1) melakukaan supervisi dan monitoring terhadap segenap Kantor Cabang
atas pelaksanaan atau jalannya operasional.
2) Melakukan konsolidasi terhadap pembuatan dan monitoring Laporan-
laporan Bulanan Keuangan Bank dan menyampaikannya pada pihak intern
atau ekstern yang berkepentingan.
3) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan repegawaiitmen dan seleksi
calon karyawan, proses administrasi kegiatan penempatan dan
penempatan kembali karyawan, proses terminasi atau pengunduran diri
karyawan serta memonitor dan memeliharaa data base kepersonaliaan.
4) Melakuakn proses dan administrasi pembiayaan karyawan, pembayaran
gaji serta pembayaran JAMSOSTEK dan pajak (pph 21) seluruh karyawan
serta pengurus Bank.
5) Melakuakn koordinasi dalam penyediaan sarana logistik dalam rangka
persiapan pembukaan atau pengembangan Kantor Cabang meliputi
jaringan komuniaksi dan sarana penunjang operasional lainnya.
6) Melakukan koordinasi terhadap pengelola sistem komunikasi data untuk
mendukung operasional online pusat pengolahan data keseluruhan Cabang
Bank Muamalat Indonesia serta berkoordinasi dengan pihak ekstern.
10. Corporate Support Group
Ruang lingkup kerja:
1) Menyiapkan dan melaksanakan legal action atas kebijakan manajemen.
2) Memberikan masukan dalam penyusunan manual, prodik, akad, dan
keputusan yang terkait dengan aspek hokum.
3) Meningkatkan pengetahuan dalam positif masyarakat tentang Bank
Muamalat Indonesia.
4) Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat Indonesia pada
emotional market.
5) Meraih dukungan moril maupun materil dari stakeholder maupun new
investor.
11. Internal Audit Group
Ruang lingkup kerja:
1) Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan karyawan, sumber
daya dan dana serta asset bank lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
audit.
2) Memeriksa dan menilai atas kecukupan dari struktur pengendalian intern.
3) Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan tanggung
jawab yang telah dilaksanakan.
4) Memberikan saran perbaikan baik untuk kecukupan dan efefktifitas atau
kehandalan struktur pengendalian intern maupun perbaikan pelaksanaan.
5) Memberikan informasi dan saran kepada manajemen mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan upaya menjadikan Bank lebih maju.
12. Business Development Group
Ruang lingkup kerja:
A. Marketing:
1) Marketing plan dan marketing strategy sebagai guidance bagi Cabang.
2) Bersama financing dan sattlement group membuat target lending dan
funding revenue system dan technology.
3) Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk mendukung
operasional Bank.
B. Produk dan Development:
1) Melakukan riset, survey, dan pengembangan produk.
2) Melakukan review produk dan fitur produk.
3) Merumuskan tarif layanan produk.
C. SISOP dan UAT (USSER acceptance Test)
1) Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki prosedur
peraturan atau kebijakan pribadi.
2) Menyebarluaskan ketentuan pemerintah seprti SEBI, PP, Undang-
undang dan sejenisnya untuk bidang operasi Bank.
3) Sosialisasi dan emplementasi prosedur yang telah dibuat dan direvisi.
4) Memantau dan melakukan supervise terhadap layanan dan operasi
selindo, sehingga kualitas layanan dan operasi dapat dipenuhi.
5) Melakukan UAT atas produk atau program yang akan diluncurkan dan
disesuaikan dengan manual operasi yang dibuat.
13. Financing Support Group
Ruang lingkup kerja:
1) Financing Supervision
2) Sharia Financial Iinstitution
3) Financing Product Development
14. Network and Alliance Group
Ruang lingkup kerja:
1) Network Alliance (POS, Da’I Muamalat, Pegadaian)
2) Shar-E and Gerai Optimizing
3) Virtual Banking Operations (Call Center and Card Center)
E. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia
1. Produk Penghimpuanan Dana (Funding Products)
a. Shar-‘e
Shar-‘e adalah tabungan instan investasi syari’ah yang memadukan
kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan
dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia. Hanya dengan Rp 125.000,
langsung dapat diperoleh satu kartu Shar-‘e dengan saldo awal tabungan
Rp 100.000, sebagai sarana menabung berinvestasi di Bank Muamalat.
Shar-‘e dapat dibeli melalui kantor pos. diinvestasikan hanya untuk usaha
halal dengan bagi hasil kompetitif. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari
8.888 jaringan ATM BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone
banking 24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history
transaksi, transfer antara rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai
pembayaran).
b. Tabungan Ummat
Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di
Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat
yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh Counter Bank Muamalat,
ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM
Bersama. Tabungan Ummat dengan Kartu Muamalat juga berfungsi
sebagai akses debit di seluruh Merchant Debit BCA/PRIMA di seluruh
Indonesia. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan
Bank atas dana tersebut.
c. Tabungan Haji Arafah
Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat
nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produk ini akan membantu
nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan
keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan fasilitas
asuransi jiwa, Insya Allah pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin. Dengan
keistimewaan tersebut, nasabah Tabungan Arafah bisa memilih jadwal
waktu keberangkatannya sendiri dengan setoran tetap tiap bulan,
keberangkatan nasabah terjamin dengan asuransi jiwa, apabila penabung
meninggal dunia, maka ahli waris otomatis dapat berangkat. Tabungan
haji Arafah juga menjamin nasabah untuk memperoleh porsi
keberangkatan (sesuai dengan ketentuan Departemen Agama) dengan
jumlah dana Rp 32.670.000 (Tiga puluh dua juta enam ratus tujuh puluh
ribu rupiah), karena Bank Muamalat telah on-line dengan Siskohat
Departemen Agama Republik Indonesia. Tabungan haji Arafah
memberikan keamanan lahir batin karena dana yang disimpan akan
dikelola secara Syari’ah.
d. Deposito Mudharabah
Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan Badan
Hukum dengan bagi hasil yang menarik. Simpanan dana masyarakat akan
dikelola melalui pembiayaan kepada sektor riil yang halal dan baik saja,
sehingga memberikan bagi hasil yang halal. Tersedia dalam jangka waktu
1, 3, 6 dan 12 bulan.
e. Deposito Fulinves
Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah
perorangan, dengan jangka waktu enam dan 12 bulan dengan nilai
nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas
asuransi jiwa yang dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau
untuk referensi Bank Muamalat. Nasabah memperoleh bagi hasil yang
menarik tiap bulan.
f. Giro Wadi‘ah
Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet, giro, dan pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi
maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. Dengan fasilitas
kartu ATM dan Debit, tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 jaringan
ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, akses di lebih dari 18.000
Merchant Debit BCA/PRIMA dan fasilitas SalaMuamalat. (phone banking
24 jam untuk layanan otomatis cek saldo, informasi history transaksi,
transfer antar rekening sampai dengan 50 juta dan berbagai pembayaran).
g. Dana Pensiun Muamalat
Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia
minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45-65
tahun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp 20.000 per bulan
dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening Bank
Muamalat atau dapat ditransfer dari Bank lain. Peserta juga dapat
mengikuti program WASIAT UMMAT, dimana selama masa kepesertaan,
peserta dilindungi asuransi jiwa sebesar nilai tertentu dengan premi
tertentu. Dengan asuransi ini, keluarga peserta akan memperoleh dana
pensiun sebesar yang diproyeksikan sejak awal jika peserta meninggal
dunia sebelum memasuki masa pensiun.
2. Produk Penanaman Dana (Invesment Product)
a. Konsep Jual Beli
1) Murabahah
Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa
perjanjian.
2) Salam
Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari
dimana pembayaran dilakukan di muka/tunai.
3) Istishna
Adalah jual beli barang dimana Shani’ (produsen) ditugaskan
untuk membuat suatu barang (pesanan) dari Mustashni’ (pemesan).
Istishna’ sama dengan Salam yaitu dari segi obyek pesanannya yang harus
dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya
hanya pada sistem pembayarannya yaitu Istishna’ pembayaran dapat
dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan.
b. Konsep Bagi Hasil
1). Musyarakah
Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung sesuai
kesepakatan.
2). Mudharabah
Adalah kerjasama antara bank dengan Mudharib (nasabah) yang
mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Dalam hal
ini pemilik modal (Shahibul Maal) menyerahkan modalnya kepada
pekerja/pedagang (Mudharib) untuk dikelola.
c. Konsep Sewa
1). Ijarah
Adalah perjanjian antara bank (muajjir) dengan nasabah
(mustajir) sebagai penyewa suatu barang milik bank dan bank
mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya.
2). Ijarah Muntahia Bittamlik
Adalah perjanjian antara Bank (muajjir) dengan nasabah
sebagai penyewa. Mustajir/penyewa setuju akan membayar uang sewa
selama masa sewa yang diperjanjikan dan bila sewa selama masa sewa
berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan
kepemilikan obyek sewa tersebut.
3. Produk Jasa (Service Products)
a. Wakalah
Berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara teknis
Perbankan, Wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari
lembaga/seseorang ( sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil)
untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala
hak dan kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang
memberikan kuasa.
b. Kafalah
Merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang
dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.
c. Hawalah
Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain
yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, merupakan pemindahan
beban hutang dari muhil (orang yang berhutang) menjadi tanggungan muhal ‘alaih
atau orang yang berkewajiban membayar hutang.
d. Rahn
Adalah menahan salah satu milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat
mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana rahn adalah
jaminan hutang atau gadai.
e. Qardh
Adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali. Menurut teknis Perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari Bank
ke nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan
dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif.
Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai
kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan
pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus.
5. Jasa Layanan (Services)
a. ATM
Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nassabah melakukan
penarikan dana tunai, pemindahbukuan antara rekening, pemeriksaan
saldo, pembayaran Zakat, Infaq, Sedekah (hanya pada ATM Muamalat),
dan tagihan telepon. Untuk penarikan tunai, kartu Muamalat dapat diakses
di 8.888 ATM di seluruh Indonesia, terdiri atas mesin ATM Muamalat,
ATM BCA/PRIMA dan ATM Bersama, yang bebas biaya penarikan tunai.
Kartu Muamalat juga dapat dipakai untuk bertransaksi di 18.000 lebih
Merchant Debit BCA/PRIMA. Untuk ATM Bersama dan BCA/PRIMA,
saat ini sudah dapat dilakukan transfer antara Bank.
b. SalaMuamalat
Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan call center yang
memberikan kemudahan bagi nasabah, setiap saat dan di manapun
nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan
informasi transaksi, transfer antara rekening, serta mengubah PIN.
c. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)
Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke
lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS
lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone
Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat.
d. Jasa-jasa lain
Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa Perbankan lainnya
kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction,
Bank draft, referensi Bank.
BAB IV
ANALISIS SWOT TENTANG PRODUK TABUNGAN HAJI ARAFAH
A. Gambaran Umum Produk Tabungan Haji Arafah
1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Tentang Tabungan dalam Himpunan
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Tahun 200132 :
a. Tabungan yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu tabungan yang
berdasarkan prinsip bunga. Tabungan yang dibenarkan yaitu tabungan
yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah.
b. Dalam transaksi tabungan, nasabah bertindak sebagai shahibul mal
atau pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
c. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan
pihak lain.
d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
32 Bank Muamalat Indonesia, Panduan Probuk Tabungan Haji Arafah, (Jakarta: Bank
Muamalat Indonesia, 2002), h. 1
e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
f. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah.
2. Pengertian, Konsep dan Tujuan Tabungan Haji Arafah.
Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada
Bank Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk
melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan
jangka waktu yang dikehendaki33.
Ada dua macam konsep yang digunakan dalam Tabungan Haji Arafah34:
1. Menggunakan konsep mudharabah yaitu konsep dimana terdapat
perjanjian bagi hasil antara nasabah sebagai shahibul mal dengan Bank
Muamalat sebagai mudharib yang dituangkan dan disepakati pada
awal perjanjian yang tercantum pada akad pembukaan rekening. Bagi
hasil nasabah:bank = 45:55.
2. Menggunakan konsep Revenue Sharing yaitu konsep pembagian
pendapatan atas dana yang di tempatkan oleh nasabah pada Bank
Muamalat sesuai dengan porsi (nisbah) yang disepakati pada awal
perjanjian. Pendapatan yang dibagikan adalah pendapatan sebelum
33 Ibid, h. 1 34 Ibid, h. 2
dikurangi biaya operasional bank. Biaya operasional bank yang
berkaitan dengan aktivitas tabungan ini diambil dari porsi bank.
Adapun tujuan yang diharapkan dengan lahirnya produk Tabungan Haji
Arafah ini35 :
a. Menghimpun dana masyarakat muslim yang berniat untuk menunaikan
ibadah haji secara terencana dan teratur sesuai dengan kemampuan dan
jangka waktu yang dikehendaki;
b. Mengubah sikap pasrah pada nasib/takdir dengan pernyataan “pergi
haji bila mampu” kepada sikap bahwa “menjadi tamu Allah adalah
sesuatu yang dapat direncanakan” sesuai dengan kemampuan dan
dikuatkan dengan niat;
c. Mendidik masyarakat untuk disiplin dalam menyisihkan dananya
untuk keperluan biaya ibadah haji;
d. Mendidik masyarakat untuk menerapkan system syariah dalam
kehidupan dimana terdapat saling memberi “manfaat” antar sesama
karena seluruh produk dana pihak ketiga yang ada pada bank
digunakan hanya untuk memberikan pembiayaan kepada masyarakat.
3. Syarat-Syarat Umum dan Ketentuan Tabungan Haji Arafah.
a. Syarat-Syarat Umum
35 Ibid,h. 2
1. Tabungan dalam mata uang rupiah;
2. Penabung adalah nasabah perorangan;
3. Penyetor, pengambilan dan perubahan saldo tabungan dicatat oleh
Bank Muamalat dalam rekening tabungan atas nama penabung;
4. Pajak atas bagi hasil yang diperoleh penabung ditanggung oleh
penabung;
5. Penarikan dana tabungan hanya dapat dilakukan pada masa
pendaftaran haji sesuai dengan jangka waktu yang dipilih. Jika
dilakukan diluar masa pendaftaran haji, maka dikategorikan dalam
“Break” dan dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh
ribu rupiah) untuk dimasukkan dalam rekening infaq shodaqoh
Baitulmal Muamalat di Bank Muamalat sebesar Rp. 40.000,-
(empat puluh ribu rupiah) dan Rp. 10.000,- dimasukkan dalam
biaya penutupan rekening. Biaya penutupan rekening dimasukkan
pada POL di cabang tempat penutupan rekening dilakukan;
6. Penabung bertanggung jawab atas penggunaan slip penarikan
tabungan bila terjadi penyalahgunaan yang merugikan bank;
7. Penutupan rekening tabungan yang dilakukan sebelum saldo
mengendap selama satu bulan sejak setoran pertama, tidak akan
memperoleh bagi hasil;
8. Terhadap penutupan rekening tabungan, bank akan mengenakan
biaya administrasi, kecuali penutupan rekening dilakukan pada
masa pendaftaran haji;
9. Jika saldo nasabah “Nol” tiga bulan berturut-turut maka secara
otomastis akan ditutup oleh Bank Muamalat.
b. Kelengkapan.
1. Menyerahkan fotocopy KTP/SIM/Paspor/Identitas resmi lainnya;
2. Mengisi Aplikasi Permohonan Pembukaan Tabungan Haji Arafah
dan Formulir Identifikasi Nasabah;
3. Memberikan setoran awal minimal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah) atau sejumlah setoran yang dipilih sesuai dengan jangka
waktu yang dikehendaki nasabah.
c. Laporan Mutasi Nasabah
Laporan mutasi transaksi nasabah Tabungan Haji Arafah adalah dalam
buku Tabungan Haji Arafah.
d. Bagi Hasil Tabungan
1. Besarnya Bagi Hasil Nasabah : Bank = 45 : 55;
2. Bagi hasil tabungan dikreditkan ke rekening nasabah setiap akhir
bulan pada bulan itu;
3. Bagi hasil dihitung atas dasar saldo rata-rata nasabah pada bulan
itu di kali dengan hasil investasi mudharaaabah per mil di kali
dengan nisbah/porsi nasabah;
4. Rumus bagi hasil pada bulan itu = saldo rata-rata tabungan
nasabah x DPKM/1000 x nisbah nasabah;
5. DPKM adalah dana Pihak ketiga mudharabah yang diikitsertakan
dalam pembiayaan pada bulan itu sehingga menghasilkan hasil
investasi per seribu satuaaan (per-mil) dana yang disimpan
nasabah pada Bank Muamalat;
6. Saldo rata-rata nasabah dihitung berdasarkan pengendapan dana
nasabah pada bulan bersangkutan di bagi dengan jumlah hari pada
bulan itu.
e. Ketentuan yang berkaitan dengan Asuransi Tabunngan Haji Arafah.
Mengacu kepada perjanjian kerjasama antara Bank Muamalat dengan
Asuransi Takaful Keluarga sesuai dengan PKS nomor
02/BMI/PKS/2002 tanggal 15 mei 2002 sebagai berikut:
1. Batas usia nasabah yang berhak menerima asuransi adalah
nasabah dimana pada saat klaim belum mencapai usia 55 tahun 30
hari;
2. Manfaat asuransi bagi nasabah adalah sebesar proyeksi BPIH
(Biaya Perjalaaanan Ibadah Haji) pada bulan berjalan yang dibuat
oleh Bank Muamalat dikurangi dengan saldo efektif nasabah pada
saat itu;
3. Besarnya premi yang dibayarkan kepada Asuransi Takaful
Keluarga adalah sebesar 4,04 per-mil per tahun bagi setiap nasabah
Tabungan Haji Arafah yang telah memiliki saldo efektif minimal
Rp. 5 juta dan berusia kurang dari 55 tahun pada saat pembayaran
premi dilakukan;
4. Rumus pembayaran premi secara kolektif per-bulan dihitung
dengan menggunakan rumus: {( jumlah peserta THA x Proyeksi
BPIH yang dibuat oleh Bank Muamalat pada tahun berjalan)-total
saldo efektif nasabah THA)}x 4,04 per-mil/12 bulan. Efektif
berlaku untuk pembayaran premi juni 2007;
5. Nomor rekening pembaayaran premi THA adalah pada masing-
masing cabang Bank Muamalat;
6. Waktu pembayaran premi ditetapkan setiap tanggal 5 setiap
bulannya dengan melampirkan data:
a. Nama peserta THA;
b. Tanggal Lahir Peserta THA;
c. Proyeksi BPIH yang ditetapkan oleh BMI untuk waktu
berjalan;
d. Saldo efektif peserta THA;
e. Tanggal pembukaan rekening peserta THA ;
f. Jumlah premi yang dibayarkan, dan;
g. Keterangan bulan pembayaran premi.
7. Setiap akhir bulan Desember bila tidak terdapat klaim dalam satu
tahun masa perjanjian polis, maka Asuransi Takaful Keluarga akan
memberikan bagi hasil sebesar 40% dari surplus dana yaitu selisih
antara jumlah premi yang dibayarkan dikurangi dengan klaim yang
ada dan biaya lainnya.
f. Ketentuan yang berkaitan dengan fee Tabungan Haji Mudharabah.
1. Nasabah yang terdaftar sebagai nasabah Bank Muamalat dapat
mengikuti program untuk mendapatkan fee sebesar Rp. 50.000,-
untuk setiap nasabah yang direkomendasikan. Khusus program ini
customer service tidak diikut sertakan;
2. Nasabah mendaftarkan diri menjadi peserta system fee kepada
customer service dengan melampirkan : nama, alamat, tanggal
lahir, dan nomor rekening;
3. Nasabah menerima bukti lembaran yang tercantum pada lembar
pembukaan THA untuk prospek yang telah diparaf dan verifikasi
oleh customer service dimana tempat pendaftaran calon prospek
dilakukan;
4. Customer Service melakukan penginputan nama nasabah yang
merekomendasikan dengan dual control pejabat yang berwenang
pada cabang tersebut (hal ini dimaksud untuk mengetahui secara
pasti bahwa nasabah yang direkomendasikan tersebut mendaftar
minimal satu bulan sebelum pendaftaran haji system lunas dibuka
sesuai dengan ketentuan dari Departemen Agama);
5. Pada saat pendaftaran haji dilakukan, nasabah yang
direkomendasikan melakukan pelunasan haji ke teller Bank
Muamalat, dan akan disediakan satu fungsi pelunasan oleh TSI
yang dapat diisi pada saat pelunasan tersebut dilakukan, sehingga
akan muncul pada menu pencapaian fe peserta yaitu:
a. nama nasabah;
b. nama yang direkomendasikan;
c. nomor rekening yang direkomendasikan;
d. pelunasan haji tahun “X”;
6. Atas dasar penginputan oleh petugas layanan nasabah atas nasabah
yang melakukan pelunasan haji tersebut, maka secara system yang
terbayarkan kepada nasabah yang merekomendasikan peserta THA
tersebut;
7. Jangka waktu nasabah yang direkomendasikan untuk dimasukkan
dalam system fee oleh customer service adalah nasabah yang
melakukan pendaftaran haji minimal satu bulan sebelum
pendaftaran haji system lunas di buka sesuai ketentuan Depag;
8. Biaya atas fee yang dibayarkan adalah menjadi beban masing-
masing cabang dengan mengambil dana dari fee yang diterima dari
Departemen Agama.
B. Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah
1. Kekuatan (Strenghts) 36
a. Nyaman : Karena dana nasabah dikelola secara syariah, sehingga memberi
ketenangan batin dalam menjalankan ibadah ritual ke tanah suci;
b. Menguntungkan : Memperoleh bagi hasil atas pendapatan dari dana
tersebut sesuai dengan porsi yang disepakati oleh nasabah dan bank pada
awal perjanjian. Bagi hasil tersebut secara otomatis ditambahkan kepada
sejumlah saldo Tabungan Haji Arafah;
c. Aman : Nasabah yang telah memiliki saldo efektif minimal Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah) akan diberikan perlindungan Asuransi Jiwa
sebesar Proyeksi Nilai BPIH yang ditetapkan oleh Bank Muamalat pada
tahun itu dikurangi dengan saldo efektif nasabah;
d. Terencana : Tahun keberangkatan dan besarnya setoran Tabungan Haji
Arafah disesuaikan dengan kemampuan nasabah. Tersedia pilihan paket
jangka waktu 1 – 10 tahun;
e. Fleksibel : Nasabah dapat merubah jangka waktu dan jumlah setoran
sesuai dengan paket yang tersedia, baik untuk memperpanjang maupun
memperpendek jangka waktu dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
Bank Muamalat;
36 Ibid, h.3
f. Terjamin : Bank Muamalat on line dengan SISKOHAT Departemen
Agama, sehingga Insya Allah nasabah memperoleh kepastian mendapat
quota/porsi keberangkatan haji;
g. Beribadah haji : Nasabah yang telah memenuhi saldo ideal
(angsuran/setoran perbulan yang dipilih oleh nasabah dikali masa
kepesertaan) dan telah menjadi nasabah Bank Muamalat minimal enam
bulan akan diikutsertakan dalam Undian Haji, sehingga nasabah
memperoleh kesempatan menunaikan ibadah haji lebih awal dari waktu
yang direncanakan;
h. Member Get Member : Nasabah memperoleh kesempatan mendapatkan
fee dengan merekomendasikan nasabah lain yaitu fee sebesar Rp. 50.000,-
(lima puluh ribu rupiah) untuk setiap nasabah yang direkomendasikan
untuk berangkat haji melalui program Tabungan Haji Arafah. Khusus
untuk program ini customer service tidak diikutsertakan dalam hal
perolehan fee. Biaya atas fee menjadi beban masing-masing cabang.
Pembayaran fee dilakukan setelah nasabah yang direkomendasikan
berangkat haji dengan disertai bukti-bukti yang sah;
i. Bebas Biaya Administrasi Layanan Bulanan: Nasabah peserta Tabungan
Haji Arafah dibebaskan dari biaya administrasi layanan bulanan;
j. Bebas Biaya Administrasi Penutupan Rekening : nasabah peserta
Tabungan Haji Arafah yang melakukan penutupan rekening pada masa
pendaftaran haji dibebaskan dari biaya administrasi penutupan rekening
(tidak termasuk nasabah yang break);
k. Mendapatkan perlengkapan haji : Nasabah peserta Tabungan Haji Arafah
akan mendapat perlengkapan haji pada saat melakukan pelunasan haji di
Bank Muamalat.
2. Kelemahan ( Weaknesses)37
a. Kurang Promosi
Dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia masih kurang dalam
mensosialisasikannya kepada masyarakat, baik promosi melalui media
cetak, elektronik atau pun pola “jemput bola” sehingga masyarakat yang
pola fikirnya masih berprinsip bahwa pergi ke Baitullah adalah takdir
belum berubah menjadi prinsip yang lebih dewasa yakni menjadi tamu
Allah adalah sesuatu yang dapat direncanakan. Karena agama islam pun
mengajarkan bahwa niat yang baik harus dibarengi dengan perbuatan yang
baik pula untuk dapat menggapai cita-cita tersebut.
b. Setoran Per Bulan Masih Terlalu Tinggi.
Pada prinsipnya umat islam sangat merindukan untuk dapat melaksanakan
rukun islam yang kelima yakni pergi haji ke baitullah. Dalam keadaan
ekonomi umat islam di Indonesia dirasa masih terlalu tinggi cicilan yang
harus dibayar oleh calon nasabah haji yang menabung di Bank Muamalat
37 Wawancara Pribadi dengan Ibu Narti. Jakarta, 26 Mei 2008
Indonesia, oleh karena itu masyarakat kelas menengah ke bawah belum
bisa menikmati fasilitas dari Tabungan Haji Arafah ini.
3. Peluang (Opportunities)38
a. Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam
Produk tabungan haji ini sangat berpeluang besar dalam menarik nasabah,
karena kebanyakan dari penduduk (masyarakat) di Indonesia adalah
pemeluk Agama Islam, sehingga antusias masyaraka untuk pergi ke tanah
suci ini sangat besar sekali, itu terbukti dari selalu ada pembatasan calon
jemaah haji dari Indonesia.
b. Membaik Image Masyarakat Terhadap Bank Syariah
Dengan tragedi Krisis moneter pada tahun 1998 dimana banyak bank-bank
yang berbasis bunga di lukuidasi dan pada saat itu hanya satu bank yang
berbasis syariah yakni Bank Muamalat Indonesia yang tetap eksis dan
tidak terpengaruh dengan hal tersebut, maka banyak orang yang berpaling
baik kalangan muslim maupun non-muslim yang melirik kepada satu bank
yang berprinsip syariah yang pada saat itu belum popular di tengah
masyarakat Indonesia.
c. Memiliki Undang-undang yang mendukung bank syariah
Dengan perubahan undang-undang nomor 7 tahun 1992 menjadi undang-
undang nomor 10 tahun 1998, maka ini adalah titik tolak perkembangan
Bisnis perbankan berbasis syariah, karena dalam satu bank dapat
38 ibid
membuka dua prinsip yakni prinsip konvensional (berbasis bunga) dan
syariah (berbasis bagi hasil)
d. Promosi Melalui Media Elektronik
Pada era globalisasi ini media elektronik adalah salah satu tempat
pemasaran yang sangat baik. Masyarakat sekarang lebih banyak
mengakses media elektronik dibanding media cetak, selain lebih cepat,
lebih mudah dan mudah dicerna sekalipun orang tersebut tidak bisa
membaca dan menulis.
4. Ancaman (Threats)39
a. Kurangnya antusias masyarakat
Pola fikir masyarakat yang menganggap bahwa dunia perbankan adalah
sesuatu yang sangat sulit (rumit) dan terkesan eksklusif (hanya untuk
masyarakat kelas atas), sehingga masyarakat enggan (sungkan) untuk
masuk ke dalam bank itu sendiri.
b. Banyaknya pesaing.
Pada bank baik konvensional maupun syariah banyak menawarkan produk
yang sama tentang tabungan haji ini, sehingga untuk menarik calon
nasabah dibutuhkan kerja yang ekstra untuk mencapai hasil yang
maksimal.
c. Keadaan Ekonomi dan Politik yang Buruk
39 Ibid
Dampak dari kenaikan harga BBM dunia yang sangat signifikan
menyebabkan daya beli dari masyarakat semakin terpuruk, karena tidak
diimbangi dengan membaiknya income perkapita dari penduduk
Indonesia, sehingga banyak terjadi aksi-aksi protes yang menyebabkan
stabilitas politik Indonesia tidak berjalan dengan baik. Oleh sebab itu
keadaan ekonomi masyarakat Indonesia sangat lemah dan tidak dapat
menyisihkan pendapatannya untuk di tabung.
C. Ancangan Strategi SWOT Tabungan Haji Arafah.
STRENGHTS (KEKUATAN)
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
IFAS
EFAS
1. Dikelola dengan system syariah
2. Memperoleh nisbah bagi hasil
3. Diberikan asuransi jiwa
4. Terencana 5. Memperoleh
kepastian keberangkatan
6. Mendapatkan fee apabila mengajak orang lain untuk nabung
7. Bebas biaya administrasi bulanan
1. Kurangnya Promosi
2. Terlalu tingginya
setoran per-bulannya
OPPORTUNITIES (PELUANG)
S – O W – O
1. Mayoritas Penduduk Indonesia beragama islam
2. Membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah
3. Memiliki undang-undang yang mendukung perbankan syariah
4. Promosi melalui media elektronik
1. Meningkatkan pengembangan produk
2. Meningkatkan pelayanan kepada nasabah
3. Membuat kiat-kiat pemasaran produk
4. Promosi yang lebih gencar didukung oleh mayoritas penduduk
1. Menjaga citra bank dengan menjaga kepercayaan nasabah
2. Menambah jaringan pemasaran
3. Bank harus mengoptimalkan bagian humasnya karena melalui promosi akan lebih meningkatkan pendapatan.
THREATHS (ANCAMAN)
S – T W – T
1. Kurangnya antusias masyarakat
2. Banyaknya pesaing baik bank syariah maupun konvensional
3. Keadaan ekonomi dan politik yang buruk.
1. Melakukan berbagai macam kegiatan sosial di masyarakat
2. Menciptakan suasana yang islami ketika deposan berada di Bank
3. Nilai nominal yang lebih dikhususkan bagi tingkatan orang
1. Mencari kiat-kiat baru dalam mensosialisasikan produk
2. Mengoptimalkan SDM pemasaran
Melalui mekanisme koleksi data akan menghasilkan beberapa temuan/identifikasi
yang berupa daftar panjang di tiap aspek SWOT yang ada, dengan kedalaman
informasi yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun persepsi
yang sama diantara stakehoder, yakni dengan cara menyusun bobot tiap temuan di
masing-masing aspek SWOT, seperti table berikut.
Bobot
No. Aspek SWOT Hasil Identifikasi
A B C
Kekuatan 1. Dikelola dengan system syariah 2. Memperoleh nisbah bagi hasil 3. Diberikan asuransi jiwa 4. Terencana 5. Memperoleh kepastian
keberangkatan 6. Mendapatkan fee apabila mengajak
orang lain untuk nabung 7. Bebas biaya administrasi bulanan.
v v v v v
v v
Kelamahan 1. Kurangnya Promosi
2. Terlalu tingginya setoran per-bulan.
v
v
Peluang 1. Mayoritas Penduduk Indonesia beragama islam
2. Membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah
3. Memiliki undang-undang yang mendukung perbankan syariah
4. Promosi melalui media elektronik
v
v
v v
Ancaman 1. Kurangnya antusias masyarakat 2. Banyaknya pesaing baik bank syariah
maupun konvensional 3. Keadaan ekonomi dan politik yang
buruk.
v v
v
Keterangan : ketegori bobot A adalah yang paling diutamakan / signifikan nyata
berpengaruh paling perlu diantisipasi segera, demikian selajutnya
sampai katagori C sebagai ukuran yang paling rendah.
Berdasarkan pendekatan tersebut, kita dapat menentukan berbagai kemungkinan
yang dapat diambil oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. dalam hal strategi-
strategi yang dapat diambil dalam memasarkan produk Tabungan Haji Arafah :
1. Meningkatkan pengembangan pelayanan produk.
Meningkatkan pelayanan kepada calon nasabah dengan menciptakan suasana
yang nyaman akan menjaga citra bank sehingga para nasabah tidak akan beralih
ke perbankan lainnya.
2. Promosi yang lebih gencar.
Dengan mempromosikan produk ini secara lebih luas lagi baik dengan menggunakan
media elektronik, media cetak atau pun dengan cara memanfaatkan SDM marketing
lebih efektif.
3. Meningkatkan kualitas produk
Kita harus menyadari bahwa keadaan ekonomi dan politik di negara ini sedang
dalam keadaan yang tidak baik, oleh karena itu dengan menetapkan setoran
perbulan yang rendah akan dapat terjangkau oleh umat islam yang tergolong
kalangan menengah ke bawah.
4. Mengoptimalkan SDM Pemasaran
Memberikan pelatihan motifasi kepada para marketer akan meningkatkan
semangat dan menumbuhkan rasa juang untuk mendapatkan hasil yang optimal
dalam memasarkan produk tersebut.
5. Melakukan berbagai macam kegiatan sosial di masyarakat.
Dengan pendekatan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan social baik
itu yang bersifat apapun, itu dapat menarik simpatik masyarakat untuk beralih
ke bank syariah sekaligus promosi dan sosialisasi tentang perbankan syariah.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tabungan Haji Arafah adalah jenis simpanan dana pihak ketiga pada Bank
Muamalat bagi nasabah perorangan yang berminat untuk melaksanakan
ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu
yang dikehendaki.
2. Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan
perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threath) yang merupakan hal yang kritis bagi
keberhasilan perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati
pada factor keberhasilan kritik (critical success factors), sedangkan
Analisis SWOT Tabungan Haji Arafah membandingkan antara faktor
eksternal Peluang (Opportunities) yaitu mayoritas penduduk beragama
islam, membaiknya image masyarakat terhadap bank syariah, memiliki
undang-undang perbankan syariah, promosi melalui media elektronik dan
Ancaman (Threats) seperti kurangnya antusias masyarakat, banyaknya
pesaing, kedaan ekonomi yang buruk dengan Faktor Internal Kekuatan
(Strenghts) seperti dikelola dengan system syariah, memperoleh nisbah
bagi hasil, diberikan asuransi jiwa, memperoleh kepastian keberangkatan,
mendapatkan fee, bebas biaya administrasi bulanan dan Kelemahan
(Weaknesses) seperti kurangnya promosi, terlalu tingginya setoran
perbulan.
3. Ancangan SWOT Tabungan Haji Arafah menghasilkan strategi S – O
(agresif) yakni meningkatkan pengembangan produk, meningkatkan
pelayanan terhadap nasabah, membuat kiat-kiat pemasaran produk,
promosi yang lebih gencar. Strategi W – O (turn-around) yakni menjaga
citra bank dengan menjaga kepercayaan nasabah, menambah jaringan
pemasaran, mengoptimalkan bagian humas. Strategi S – T (diversifikasi)
yakni melakukan kegiatan sosial dimasyarakat, nilai nominal yang lebih
dikhususkan bagi tingkatan orang. Strategi W – T (defensif) seperti
mencari kiat-kiat baru dalam mensosialisasikan produk, mengoptimalkan
SDM pemasaran.
B. SARAN
1. Bank Muamalaat Indonesia harus terus meningkatkan baik kualitas produk
tabungan haji arafah ini dengan memunculkan inovasi-inovasi baru agar
tetap eksis dengan tetap berprinsip kepada syariat islam.
2. Mensosialisasikan dan mempromosikan produk tersebut lebih gencar
karena potensi masyarakat untuk pergi ke tanah suci sangat besar.
3. Meningkatkan kualitas SDM pemasaran agar mempunyai semangat dan
sikap yang mencerminkan umat Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim Ahmad, Zianuddin. Al-quran : Kemiskinan dan pemerataan Pendapatan,
Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998. Antonio, M. Syafii. Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia
Institute, 1999 Bank Indonesia (BI). Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank
Umum Berlandaskan Prinsip Syariah, Jakarta: Bank Indonesia,2001. Bank Indonesia (BI). Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah,
Jakarta: Bank Indonesia,1999. Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 1993, Jakarta: Bank Muamalat
Indonesia, 1993 Bank Muamalat Indonesia. Laporan Tahunan 2006, Jakarta: Bank Muamalat
Indonesia, 2006 Buku Pedoman BNI Syariah, Produk Tabungan, Jakarta: BNI Syariah, 2005. Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung:CV. Penerit J-Art,
2005 Fauzi, Ahmad. Dakwah Islam dan Kebijakan Perbankan Syariah (Tinjauan tentang
prosedur penerimaan dan pengelolaan tabungan haji mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia) Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003. ---------. Dasar-Dasar Perbakan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Vincent, Garpersz. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balance Scorecard
dengan Six Sigma untuk Organisasi, Bisnis dan Pemerintah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005.
”Penyepakatan Persepsi di antara Stakeholder” diakses pada 10 Januari 2008 dari
http:// www.delivery.org/Guidelines/how/hm,analisis cepat SWOT.pdf ”Manfaat Analisis SWOT” diakses pada 10 Januari 2008 dari
http://www.goodgovernance.co.id/Total Quality Management/Dokumentasi /A04
Organization Chart of PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk diakses pada 14 Maret
2008 dari http://www.muamalatbank.com/profil/stukor.asp Yustanto, M. Ismail. Pengantar Manajemen Syariat, Jakarta: Khairul Bayan, 2003. Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transkasi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2004.