pendekatan multiple intelligence dalam pembelajaran

25
Pendekatan Multiple Intelligence dalam Pembelajaran (sebuah catatan) Atep T Hadiwa Kurikulum pembelajaran apa punnamanya; kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), atau kurikulum berikutnya…, dan bagaimanapun pengertian, rumusan, dan prinsip-prinsip dari sejumlah kurikulum tersebut, yang harus dipikirkan selajutnya adalah bagaimana menerapkan kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran. Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, pada dasarnya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas pendekatan pembelajaran, banyak sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik. Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya. Teori Multiple Intelligence ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan tujuh kecerdasan manusia dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (2004), yaitu: 1) Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. 2) Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.

Upload: suher-mania

Post on 19-Oct-2015

789 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Pendekatan Multiple Intelligence dalamPembelajaran(sebuah catatan)Atep T HadiwaKurikulum pembelajaran apa punnamanya; kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), atau kurikulum berikutnya, dan bagaimanapun pengertian, rumusan, dan prinsip-prinsip dari sejumlah kurikulum tersebut, yang harus dipikirkan selajutnya adalah bagaimana menerapkan kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran.Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, pada dasarnya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas pendekatan pembelajaran, banyak sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang sangat dominan dikuasainya.Teori Multiple Intelligence ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan tujuh kecerdasan manusia dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (2004), yaitu:1) Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik) adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.2) Logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika) merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis.3) Spatial intelligence (kecerdasan spasial) membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik.4) Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestik-tubuh) memungkinkan seseorang untuk menggerakan objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Misalnya kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan teknik.5) Musical intelligence (kecerdasan musik) jelas terlihat pada seseorang yang memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada. Misalnya pada seorang komposer, konduktor, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik juga pendengar yang sensitif.6) Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja sosial, artis, atau politisi yang sukses.7) Intrapersonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Misalnya terlihat pada ahli ilmu agama, ahli psikologi, dan ahli filsafat.Jika kita tautkan ketujuh kecerdasan yang dimiliki manusia tersebut dalam pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa Sebaiknya Multiple Intelligence (multikecerdasan) digunakan dan diterapkan sebagai pendekatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Setiap manusia (peserta didik) tentu akan memiliki potensi yang sesuai dengan salah satu kecerdasan di atas. Dengan demikian, maka diharapkan salah satu potensi kompetensi dari peserta didik dapat muncul dan dapat dikembangkan.Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Multiple Intelligence adalah adanya tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan, dan kecerdikan seorang guru dalam memerhatikan bakat masing-masing siswa (peserta didik). Di dalam maupun di luar sekolah, setiap siswa harus berhasil menemukan paling tidak satu wilayah kemampuan yang sesuai dengan potensi kecerdasannya. Jika hal itu berhasil ditemukan oleh siswa dengan bimbingan guru, maka akan menimbulkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, bahkan akan membangkitkan ketekunan dalam upaya-upaya penguasaan disiplin keilmuan tertentu. Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus memerhatikan beberapa langkah, meliputi:1) Mengidentifikasi elemen-elemen Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya memasukkan program seni ke dalam kurikulum.2) Meninjau kembali sistem teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa yang terabaikan.3) Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain.4) Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode pembelajaran.5) Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa.Di samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal berikut:1) Persepsi tentang siswa harus diubahSelama ini kita selalu memiliki persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain. Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita harus menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka, mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa.2) Guru membutuhkan dukungan dan waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.Jika proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar yang selama ini hanya cukup untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu dilakukan tiada lain untuk:a. Memberi dukungan dan melakukan praktek.b. Meminta guru tertentu yang memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk memberikan pelatihan.c. Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu.d. Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan proses pembelajaran.3) Pendekatan Multiple Intelligence dan pembelajaranKurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan pengembangan kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan minat dan bakat siswa.4) Diperlukan pendekatan baru terhadap proses penilaianAda beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas penilaian, yaitu:a. Bagaimana menilai kecerdasan siswa;b. Bagaimana meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, apektif, dan psikomotorik;c. Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian.5) Praktik profesional menuju ke arah perkembanganTingkat profesionalime para pendidik perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai dengan kompetensi siswa.Pernyataan-pernyataan lain yang harus menjadi bahan renungan para guru, dapat diidentifikasi sebagai berikut:a. Bagaimana guru, siswa, administrator sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat dapat memperoleh informasi yang memadai tentang kemampuan manusia serta implikasi-implikasinya bagi pendekatan-pendekatan baru di bidang pendidikan?b. Bagaimana memasukkan strategi-strategi belajar dan mengajar yang mampu memenuhi kebutuhan seluruh siswa ke dalam program-program pengembangan pembelajaran?c. Bagaimana menyesuaikan lingkungan sekolah agar dapat menawarkan program-program yang lebih kaya dan bervariasi?d. Bagaimana mengembangkan persepsi kita tentang siswa?e. Bagaimana memperluas data-data pengajaran dan penilaian?f. Konsep-konsep apakah yang mesti dipelajari siswa?g. Anggota masyarakat manakah yang dapat menjadi penasihat atau dapat memberi kesempatan magang?h. Bagaimana para pendidik belajar untuk mengkombinasikan strategi-strategi pendidikan yang paling efektif dengan menggunakan teknologi yang paling praktis dan paling cerdas?Sekelumit pembahasan ini menyimpulkan beberapa bahan renungan untuk para pengelola sekolah khususnya para guru, sebagai berikut:1) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.2) Apa pun konsep kurikulumnya, pada dasarnya akan bertumpu pada; (1) penekanan ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, (4) sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.3) Pengertian Multiple Intelligence dalam bahasa Inggris adalah; Multiple(maltip) berarti berbagai jenis, Intelligence (intelijens) berarti kecerdasan. Multiple Intelligence merupakan suatu teori yang dikemukakan Gardner, 1983 dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence (2004) dideskripsikan bahwa teori tersebut merupakan penguatan perspektif tentang kognisi manusia. Kecerdasan adalah bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan di mana ia dilahirkan.4) Kegiatan pembelajaran pada akhirnya bermuara pada pencapaian suatu kompetensi tertentu dari peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang dominan dikuasai peserta didik.Sebagai harapan dalam rangka menunjang keberhasilan pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional, tidak ada salahnya apabila rekan-rekan seperjuangan dan seprofesi merenungkan hal-hal, sebagai berikut:a. Meningkatkan rasa tanggung jawab kepada diri sendiri, masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara dalam rangka menjalankan tugas sebagai abdi bangsa dan negara.b. Agar terus berusaha meningkatkan kemampuan dan wawasan tentang pendidikan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada para siswa.c. Memahami dan melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan di dunia pendidikan seiring dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.d. Mengembangkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan kurikulum dalam rangka mengembangkan kegiatan pembelajaran.e. Meningkatkan prestasi profesi sejalan dengan ketentuan yang telah digariskan oleh lembaga pendidikan dan pemerintah, manakala kita mengabdikan diri.SUMBER BACAANBalitbang Depdiknas, Pusat Kurikulum. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.Campbell, Linda dkk. 2004. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence. Depok: Intuisi Press.FM, Meindar dkk. 1991. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Jakarta: Eska Media.Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Bogor: Ghalia Indonesia.Nata, H. Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.Prawiradilaga,Dewi Salma dkk. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana dan UNJ.Share this: StumbleUpon http://atepjs.wordpress.com/2008/09/04/pendekatan-multiple-intelligence-dalam-pembelajaran/Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligence

Ditulis oleh Mujtahid

Rabu, 24 Februari 2010 16:28

BERBICARA tentang pendidikan, kerap kali pikiran orang hanya terpusat pada dimensi akademis yang menjadi tolak ukur dalam kemajuan intelektualitas anak didik. Padahal terdapat multi aspek yang terkait di dalamnya, mulai dari pekembangan psikologi anak hingga pembentukan karakter, pribadi yang kualitas.Dalam rumusan UU Sisdiknas tahun 2003 ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Anak didik dan proses pembelajaran merupakan dua dimensi berbeda yang perlu disinkronisasikan secara holistik dan terpadu. Penyelarasan antara aspek pembelajaran dengan perkembangan anak didik akan membangkitkan motivasi dan gairah belajarnya. Menurut teori Multiple Intelligence, bahwa setiap anak memiliki aneka ragam kecerdasan, yaitu meliputi; bahasa, logika, musikal, visual atau spasial, kinestetik, intrapersonal dan interpersonal.Selama ini, yang dianggap sebagai kecerdasan adalah melulu kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika (matematika), sedangkan yang lain dianggap tidak, atau sekurang-kurangnya tidak berhubungan langsung, dengan masalah kecerdasan. Menurut pakar psikologi, Howard Gardner, proses pembelajaran atau lebih dikenal dengan sebutan kata mendidik erat kaitannya dengan pelibatan semua elemen saraf dan potensi yang ada di alam jiwa anak itu.Proses pembelajaran bukanlah sekadar masalah cara belajar, melainkan menyangkut cara terbaik bagi seseorang untuk menerima dan memahami informasi. Pada umumnya, orang belajar dengan membaca, tapi orang-orang tertentu dapat memahami lebih baik dengan cara mendengar atau mengamati. Ada juga yang senang berdiskusi dengan orang lain, tapi ada yang lebih cepat mengerti dengan cara melihat gambar atau bagan.Dengan cara seperti itu berarti tidak ada anak yang tidak berbakat, semua pasti punya bakat, meski masing-masing anak bisa berbeda bakatnya. Bertolak dari realitas tersebut, kini metode pembelajaran diarahkan untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, yang lebih dikenal dengan istilah sistem student center.Melalui sistem student center diharapkan setiap anak didik aktif dalam kegitan pembelajaran materi, baik berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan model tersebut anak didik akan terangsang untuk mengasah kemampuan, pengalaman, ketrampilan dan kemandiriannya.Hakikat dari tujuan pembelajaran adalah untuk menumbuhkan semangat belajar anak didik agar berkembang potensinya secara utuh. Melalui pembelajaran berbasis Multiple Intelligence ini dimaksudkan agar tidak terjadinya kesenjangan kecerdasan pada pribadi anak didik.Pendekatan Multiple Intelligence dapat diterapkan ke dalam setiap jenis mata pelajaran, baik bidang studi eksak (ilmu-ilmu pasti) maupun sosial, termasuk ilmu agama. Apalagi dengan berkembangnya sains modern dan kemajuan bioteknologi seperti saat ini, menuntut semua pendidik mampu mensinergikan nilai-nilai ontologi, epistemologi dan aksiologi terhadap ragam keilmuan yang ada. Sebab dari perspektif filosofis, tidak ada suatu keilmuan yang berdiri sendiri tanpa memiliki hubungan yang sinergis dengan ilmu lain.

Paradigma KonstruktivisSeiring dengan kemajuan zaman dan daya kompetisi global yang semakin ketat, justru anehnya wajah pendidikan kita semakin buram. Kenyataan pahit yang dirasakan oleh sebagian praktisi pendidikan (pendidik) yaitu kegagalan mereka menembus area sertifikasi. Secara persentatif, jumlah guru yang benar-benar lulus resmi uji portofolio tidak lebih dari separo. Realita tersebut berarti dapat menggambarkan betapa parahnya kebobrokan proses pembelajaran yang terjadi sepanjang dekade ini.Tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran selama ini sering dikaitkan dengan paham kepatuhan anak didik terhadap guru dan penguasaan materi pelajaran. Bahkan kalau kita bisa ikuti apa kata guru berarti itulah anak berbakat, dan siapa yang hafal materi diluar kepala itulah anak yang pintar. Model pembelajaran semacam ini adalah cara behavioristrik, yang melihat bahwa proses pembelajaran itu diukur seperti tingkah laku, jadi harus dilakukan berulang-ulang sampai anak didik seperti mesin foto copy yang dapat menghasilkan produk sesuai dengan bentuk aslinya.Kini, proses pembelajaran cenderung memakai paradigma kontruktivis, bahwa seseorang bisa membangun pengetahuannya sendiri dan bukan dibentuk oleh orang lain. Meskipun pengaruh bimbingan dan arahan dari pihak pendidik tetap sangat diperlukan, tetapi bukan harus kepatuhan yang jadi nilai ukurnya.Pembelajaran menurut paradigma konstruktivis, bahwa anak didik itu dikatakan berbakat adalah anak didik yang kreatif dan produktif. Hasil pembelajaran (out came) yang dikehendaki paham konstruktivis yaitu menjadikan anak didik sebagai penemu, desainer yang kreatif dalam bidang science, art dan teknologi, menjadi pemimpin yang inovatif, punya jiwa entrepreneur yang kuat, dan menjadi pribadi yang shaleh terhadap sesama manusia, alam dan Tuhan.Cara pandang konstruktivis inilah yang kemudian membuka wacana baru tentang cara belajar yang demokratis di mana antara anak didik dan guru bisa salin terjadi proses belajar dan mengajar. Guru bukan satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di kelas, anak didik bisa diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan beragam sumber belajar yang memadahi, diberi peneguhan dan motivasi. Jadi tugas guru adalah memacu kreativitas anak didik agar Multiple Intelligence yang mereka miliki bisa tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapkan.Sesuai dengan amanat UNESCO, bahwa pilar pendidikan kesejagatan dikonstruk untuk mengembangkan potensi anak didik yang berkualitas. Pilar pendidikan kesejagatan itu adalah belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be).Jabaran UNESCO di atas kemudian lebih diperinci lagi dalam tujuan pendidikan nasional seperti yang termaktub di dalam UU Sisdiknas No 20 Th. 2003, yaitu pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Dengan demikian, harus diakui bahwa di dalam proses pembelajaran memiliki begitu banyak unsur yang saling mempengaruhi. Sebut saja seperti kurikulum, guru tidak perlu bersikap kaku (rigit) terhadap acuan kurikulum kalau memang kurikulum tersebut tidak adaptif demi kemajuan anak didik. Masih banyak lagi persoalan-persoalan lain yang dapat merusak tatanan nilai-nilai edukatif yang seharusnya tidak perlu terjadi.

*) Mujtahid, Dosen Ilmu Pendidikan UIN Malang

http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1329:pembelajaran-berbasis-multiple-intelligence&catid=3Kata kunci: multiple intelligences, relasi dan fungsi, prestasi belajar.

Berdasarkan data prestasi belajar matematika siswa MTsM 2 Gandusari, kelas VIII-C semester I tahun ajaran 2010/2011 pada materi relasi dan fungsi ternyata prestasi belajar siswa tergolong masih rendah. Sesuai data yang diperoleh dari nilai ulangan harian pada materi ini, masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan. Terdapat 83,33% siswa yang belum tuntas. Dengan kata lain, secara klasikal ketuntasannya hanya 16,67% dengan rata-rata kelas 51,83. Dari hasil wawancara dengan guru matematika di kelas ini dapat diketahui bahwa prestasi siswa di bidang non akademik sebenarnya termasuk membanggakan. Menurut teori multiple intelligences, kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep dapat diatasi jika proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan tetap memperhatikan berbagai aspek kecerdasan yang dimiliki siswa. Penerapan multiple intelligences ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi relasi dan fungsi. Tipe kecerdasan yang dipilih dalam penelitian ini adalah kecerdasan verbal-matematis, kecerdasan visual-matematis, dan kecerdasan interpersonalmatematis.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain pembelajaran berbasis multiple intelligences yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi relasi dan fungsi di kelas VIII. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MTsM 2 Gandusari Trenggalek dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII-C tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 dan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap tindakan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap refleksi.

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran berbasis multiple intelligences yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi relasi dan fungsi di kelas VIII meliputi tiga aspek. Pertama, aspek verbal-matematis, siswa menyusun cerita narasi yang memuat data, siswa menyusun laporan kelompok dengan dibimbing dan diberi penjelasan mengenai hal-hal terkait keruntutan, sistematika penulisan, dan kerapian, siswa mempresentasikan laporan kelompok di depan kelas dengan terlebih dahulu diberikan modeling serta tata cara presentasi yang baik, siswa mengajukan/ menanggapi pertanyaan pada kegiatan presentasi, siswa membuat kesimpulan tentang pengertian relasi dan fungsi. Kedua, aspek visual-matematis, siswa menyatakan data ke dalam bentuk diagram panah, diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan pada media kertas karton dan hasilnya dipasang di depan kelas. Ketiga, aspek interpersonal-matematis, siswa

pertanyaan-pertanyaan pada lembar diskusi kelompok, siswa bekerjasama dalam penyusunan laporan kelompok, dan siswa memberikan penilaian aktivitas kelompok. Peningkatan prestasi belajar pada siklus I yakni sebesar 38%, sedangkan pada siklus II sebesar 60%. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa yakni 55,56% dengan rata-rata kelas 65,07, sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar belajar siswa sebesar 77,76% dengan rata-rata kelas 70,90.

P.T.K yang memiliki kemiripan dengan diatas Tidak ada.

P.T.K yang memiliki keterhubungan dengan diatas

1Perenapan pembelajaran kooperatif model jigsaw untuk meningkatkan kualitas belajar siswa kelas X SMAK Immanuel Batu / Didik Purwoko

2Penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistic mathematics education (RME) pada pokok bahasan fungsi komposisi dan fungsi invers untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMA Negeri 4 Malang tahun ajaran 2006-2007 / A'ilin Rifana

3Meningkatkan kualitas pertanyaan siswa melalui pembelajaran matematika realistik pada siswa kelas II SD Negeri Kebonsari 1 / Naning Kurniawati

4Penerapan pembelajaran matematika realistik pada pokok bahasan pembagian untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas II di SD Negeri Kebonsari 1 Malang / Lailatus Sofa

5Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan afektif siswa kelas X di SMA Negeri 9 Malang tahun ajaran 2006/2007 / Salis Tri Handayani

6Penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas II SDN Kebonsari I Malang pada materi pembagian / Wahyu Rina Indriyasmita

7Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (TI) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA MAN 3 Malang pada topik bahasan limit fungsi / Furi Ratna Dewi

8Pembelajaran kooperatif dengan metode improve untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI SMA Laboratorium UM / Robiatul Fitriyah

9Pembelajaran lingkaran dengan pendekatan realistik untuk meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas siswa kelas VIII MTsN Jambewangi Selopuro Blitar / Erfin Mu'adibah

10Penerapan jurnal belajar untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa SMP Islam Diponegoro Malang / Verawati Puji Rahayu

11Penerapan penilaian portofolio untuk meningkatkan pemahaman konsep gradien garis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jombang / Fajar Setya Pramesti

12Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD pada materi fungsi untuk meningkatkan aspek kognitif dan afektif siswa kelas VIII di MTs Persiapan Negeri batu tahun ajaran 2007/2008 / Sining Panti Utami

13Penerapan pembelajaran matematika melalui cooperative learning model TGT (Teams Games Tournament) dalam upaya meningkatkan kemampuan tingkat kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Malang / Rochana Prastiwi

14Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT untuk meningkatkan prestasi dan minat belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Malang / Mohammad Yasidul Busthami

15Penerapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan minat siswa terhadap matematika / Dwi Sujarwanto

16Penggunaan media pembelajaran animasi untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA siswa SMPK Santa Maria II Malang / Aribika Cristiany

17Penerapan pakem dengan metode diskusi presentasi menggunakan media kartu kerja (work card) pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI B di SD Negeri Banjararum 1 Singosari / Maya Wardah Maulana

18Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa kelas X SMA pada pokok bahasan trigonometri / Flutisa Kusartika

19Penerapan pembelajaran matematika dengan metode silih tanya antar siswa berbantuan kartu model untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 6 Malang / Suharyanto

20Penerapan model pembelajaran learning cycle 5 face dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga di kelas VII SMP Negeri 21 Malang / Heny Fitri Yunita

21Penerapan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar tentang perbandingan bagi siswa kelas VII SMPN 1 Gading Probolinggo / Rully Wulandari

22Penerapan pembelajaran kooperatif model think pair square untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 8 Malang / Danang Rifa'i

23Penerapan pembelajaran kooperatif model dua tinggal dua tamu untuk meningkatkan proses dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII-A SMP Dharma Wanita Universitas Brawijaya tahun ajaran 2007/2008 / Dwi Ivayana Sari

24Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Tamansiswa Malang / Septian Nurhijjah

25Penerapan pembelajaran sistem persamaan linear dan kuadrat dengan pendekatan open ended untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Blitar / Filda Febrinita

26Penerapan pembelajaran kooperatif model numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa materi pertidaksamaan kuadrat kelas X SMA Negeri 1 Lawang / Reddy Harmawan Ardianto

27Pembelajaran dengan pengalaman nyata pada materi permutasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa kelas XI IPA MA Nurul Ulum Malang / Chusnul Ma'rifah

28Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pohon matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X SMAN 5 Malang tahun ajaran 2008-2009 / Ria Suwanti

29Penerapan pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TSTS) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika pada kelas X-2 SMAN 8 Malang / Nurul Abidah

30Penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi bangun ruang di kelas VIII SMP Negeri 5 Malang / Hustiawan Adha Cahyono

31Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal penalaran dan komunikasi pada materi segiempat melalui pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) / Miftakhul Khoiroh

32Penerapan pembelajaran kooperatif model dua tinggal dua tamu untuk meningkatkan proses dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII-A MTs Barakatul Hasan Probolinggo tahun ajaran 2008/2009 / Diah Vialita Dewi

33Penerapan pembelajaran kooperatif model NHT (numbered heads together) pada materi fungsi naik dan fungsi turun untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPS SMA Kertanegara Malang / Masitah

34Penerapan pembelajaran think pair share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segitiga di kelas VII-C SMP Negeri 2 Besuk tahun ajaran 2009/2010 / Ivalia Ari Winanda

35Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe think pair square / Septi Triwahyu

36Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif model cooperative script / Ira Okta Verina

37Penerapan model pembelajaran kooperatif Teams-Games-Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa / Rini Febriyanti

38Penerapan pembelajaran problem solving model Polya untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah bagi siswa SD pada pokok bahasan luas permukaan, volume balok dan kubus / Irawati Dwi Anggraeni

39Penerapan giliran maju meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar logaritma siswa kelas X SMA Panjura Malang / Rani Pramudya Wardhani

40Penerapan pembelajaran kooperatif tipe "dua tinggal dua tamu" pada materi fungsi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar / Nosa Putri Djumaliningsih

41Meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs Miftahul Huda Pasuruan melalui pembelajaran dengan pendekatan realistic mathematics education (RME) / Fidia Lestariningsih

42Implementasi pembelajaran matematika realistik Indonesia (PMRI) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika pada siswa kelas VIII SMPN 4 Malang / Imrohma

43Penerapan problem based learning dan make a match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Wahid Hasyim Malang pada subpokok bahasan persamaan linear satu variabel / Amanatus Sholihah

44Penerapan realistic mathematics education (RME) dalam pembelajaran bangun ruang prisma dan limas untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 5 Malang / Humaidi

45Penerapan pembelajaran metode silih tanya berbantuan kartu model untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIC SMPN 1 Karang Ploso / Arry Wijayanty

46Penerapan pembelajaran berdasarkan tahap berpikir Van Hiele untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan bangun segiempat kelas VII di SMP Taman Siswa (Taman Dewasa) Malang / Rini Sofiyanti

47Penerapan learning cycle dan mind mapping dalam pembelajaran persamaan kuadrat untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangbinangun / E.S. Endah Wahyuning Dyah

48Pembelajaran dengan pendekatan open ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII SMPN 7 Malang tahun ajaran 2009-2010 / Fitri Ramayanti

49Penerapan pembelajaran tipe think-pair-share (TPS) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Darul Mustofa Bangkalan pada pokok bahasan operasi bilangan bulat / Inu Wuntikaratri

50Pembelajaran kooperatif tipe stad dengan pendekatan open-ended untuk meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan logika siswa kelas X-4 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang / Sofia Irwanti

51Penerapan metode stad (Student Teams Achievement Divisions) pada pembelajaran persamaan garis lurus untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII / Nur Aizazah

52Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMPN 1 Geger kabupaten Madiun / Nuke Edy Wardhani

53Pembelajaran kooperatif tipe stad dengan media pohon matematika pada materi persamaan garis lurus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs MA'ARIF Bangil / Siti Aisyah

54Penerapan pembelajaran persamaan garis dengan metode silih tanya antar siswa berbantuan kartu model untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP NEGERI 2 Malang / Dian Wahyuni

55Meningkatkan motivasi dan hasil belajar persamaan garis lurus siswa kelas VIII melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) / Moh. Nasrul Fuad

56Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Laboratorium Malang pada materi garis dan sudut nelalui model pembelajaran learning Cycle / Achmad Abidin

57Penerapan pembelajaran model ARCS untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel siswa SMU Laboraturium UM kelas X semester I / Resti Switaning Edy Seputri

58Penerapan pendidikan matematika realistik untuk meningkatkan hasil belajar teorema Pythagoras pada siswa kels VIII SMP Negeri 2 Pandaan / Eko Budi Setyowati

59Penerapan model pembelajaran learning cycle untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang pada mata pelajaran matematika / Siti Rochana

60Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang / Indah Aprita Nurmayanti

61Penerapan realistic mathematics education (RME) untuk meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah siswa kelas VIII E SMPN 1 Kabuh Jombang / Tiara Sari

62Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi bangun ruang kelas VIII D SMP Negeri 5 Malang / Wentri Kusumawati

63Meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 5 Malang melalui pembelajaran problem posing - NHT / Fitriana

64Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika tertulis di SMP Negeri 2 Ngunut Tulungagung / Ari Eko Sulistyawan

65Penerapan model pembelajaran teams-games-tournaments (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X B1 SMA Negeri 2 Malang / Tutuk Dwi Rahayu

66Penerapan model pembelajaran kooperatif numbered head together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Kepanjen / Marinda Tanjung Iriana

67Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Malang melalui pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament / Fajar Dhilamaya

68Penerapan media pohon matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIIIF SMP Negeri 7 Malang pada sub pokok bahasan volume kubus dan balok / Lina Qurrotul Aini

69Pembelajaran dengan missouri mathematic project pada siswa kelas VII untuk meningkatkan penguasaan konsep persigipanjang dan persegi / Raddin Nur Shinta

70Penerapan pembelajaran kooperatif tipe yhink pair share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-A MAN Lamongan pada pokok bahasan trogonometri / Arif Purwanto

71Penerapan pembelajaran matematika melalui model reciprocal teaching untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Pakisaji Malang / Ria Dian Paranti

72Penerapan problem based learning (PBL) dengan setting kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMPN 1 Sidayu kelas VIII / Lailatul Mufidah

73Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa kelas XI-IA-6 SMAN 1 Pandaan / Puji Savvy Dian Faizati

74Penerapan pembelajaran geometri van hiele pada pokok bahasan sifat-sifat segi empat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sumberpucung / Dwita Tyasti Asri

75Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VII SMP laboraturium Universitas Negeri malang / Irma Damay Santie

76Penerapan pendekatan realistik untuk meningkatkan hasil belajar materi bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 10 Malang / Anna Rohmawati

77Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT (Teams Games Tournament) pada pokok bahasan logika matematika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK Negeri 8 Malang / Islami Nurhayati

78Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi keliling dan luas segi empat dan segitiga pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Malang / Ratih Mufidah Kusfianti

79Penerapan pembelajaran langsung (direct instruction) menggunakan media logico piccolo untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII B SMP Laboratorium UM pada materi segitiga dan segi empat / Devi Indah Merdekasari

80Penerapan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar pada materi trigonometri kelas X.3 di SMAN 1 Malang / Pungky Rahmawati

81Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe send-a-problem untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batu / Tri Hariyati Nur Indah Sari

82Penerapan model pembelajaran realistic mathematic education (RME) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika bagi siswa kelas VIII SMPN 1 Pujon / Fetti 'Arofah

83Penerapan learning cycle dalam pembelajaran barisan dan deret untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK negeri 12 Malang / Inggit Susanti

84Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran learning cycle siswa kelas V SDN Jombok II Jonbang / Muhammad Fathoni Taufiq

85Pembelajaran matematika dengan pendekatan problem based learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas VIII-C SMP Islam Almaarif 01 Singosari / Khoirun Nisa Maulidyah

86Penerapan pembelajaran dengan media pohon matematika untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika pada materi operasi hitung campuran bilangan bulat siswa kelas V SDN Ploso I Kabupaten Pacitan / Sherly Candra Dewi

87Penerapan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI RPL 2 SMK Negeri 9 Malang / Neni Hanifa Lutfiana

88Penerapan pembelajaran berbasis multiple intelligences untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi relasi dan fungsi kelas VIII MTs Muhammadiyah 2 Gandusari / Yuniek Fauzanin Mahmudah

89Penerapan problem posing pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII-C SMPN 4 Malang / Jamaliatul Badriyah

90Penerapan belajar kooperatif tipe think pair share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika peserta didik kelas X-4 SMAN I Lawang / Andini Eka Irlianti

91Meningkatkan kemampuan pemecahan maslah matematika siswa kelas VII.2 SMP Negeri 2 Sumberpucung pada materi keliling dan luas bangun segiempat melalui pendekatan problem based learning (PBL) / Festi Feni Warida

92Pembelajaran kontekstual dengan strategi react untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Malang / Pentri Arfia Dewi

93Penerapan pembelajaran koopeartif tipe think talk write (TIW) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan persamaan linear 1 variabel kelas VII MTs Surya Buana Malang / Roga Kusuma

94Upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas XI Ilmu Alam di SMA Brawijaya Smart School Malang / Fetty Yudha Winata Sekti

95Penggunaan pembelajaran model silih tanya dengan bantuan kartu model untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X-3 SMA Negeri 5 Malang / Nanda Nike Rosidha

96Upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dengan penerapan problem-based learning (PBL) pada siswa kelas VII di SMP Negeri 11 Malang / Nourmanita Apriyani

97Belajar kooperatif tipe TGT dengan strategi belajar multi level pada materi bentuk aljabar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Advent Purwodadi / Chalid Syaifuddin

98Meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe think pair square menggunakan lembar kerja siswa / Anik Miftakhul Khasanah

99Pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dengan menggunakan media papan dakon untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Roudlotun Nasyi'in Mojokerto pada materi perkalian dan pembagian / Siti Ma'rifatul Khusniyah

100Penerapan pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor untuk meningkatkan pemahaman keliling dan luas daerah lingkaran bagi siswa kels VIII SMP Negeri 7 Malang / Yunita Prima Rohmawati

101Penerapan pembelajaran perkalian dan pembagian bilangan cacah dengan problem solving untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas III SD Insan Amanah Malang / Marta Adiprayitno

102Penerapan pembelajaran contextual teaching learning (CTL) dengan mind mapping untuk meningkatkan kreativitas siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Malang / Octavina Rizky Utami Putri

103Pembelajaran persamaan linear satu variabel melalui pembelajaran kooperatif model think-pair-share (TPS) untuk meningkatkan motivasi, hasil belajar dan aspek kooperatif siswa kelas VII-A SMP Negeri 24 Malang / Intan Nurcahayani

104Pembelajaran kooperatif TGT untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika pokok bahasan kubus dan balok siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Malang / Joko Kurniawan

105Penerapan pembelajaran kooperatif model NHT (Numbered Heads Together) untuk meningkatkan prestasi belajar sistem persamaan liner dua variabel siswa kelas VIII-G SMPN 12 Malang 2010/2011 / Moh. Noval

106Penerapan pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok kelas VIII B SMPN 9 Malang / M. Idhar Pringgodigdo

107Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas VII-E di MTsN Kota Blitar / Agustin Nafelia

108Penerapan pembelajaran kooperatif tipe team assited individualization (TAI) untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VIII-F SMP Negeri 8 Malang / Fajar Widya Ari Utami

109Implementasi pembelajaran problem posing tipe within solution posing untuk meningkatkan kektifan belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ampelgading / Mariana

110Penerapan pembelajaran melalui strategi REACT untuk meningkatkan pemahaman materi teorema Pythagoras siswa kelas VIII-D SMP Islam Almaarif 01 Singosari / Lia Putri Lestari

111Penerapan pembelajaran kooperatif model two stay stray (TSTS) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi segitiga di SMP Negeri 4 pare / Rizqi Andrianata

112Pendekatan pembelajaran realistics mathematic education (RME) untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII SMP 10 Malang / Rofiq Widiyawati

113Penerapan pembelajaran kooperatif berbasis tahapan analisis kesalahan Newman untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa bilingual kelas X SMAN 1 Malang / Yoga Dwi Windy Kusuma Ningtyas

114Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Malang / Dwi Setyorini

115Penerapan model pembelajaran quantum teaching untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Malang / Wulan Silviani

116Penerapan pendekatan kontekstual melalui strategi react untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII-C pada materi kubus dan balok di SMPN 4 Malang / Ayu Fauziah

117Penerapan strategi REACT dengan setting NHT untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII-6 SMP Negeri 3 Malang / Salman Sakif

118Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMAN 6 Malang kelas X pada materi trigonometri / Tri Kasmiyati

119Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan bahan manipulatif pada materi geometri ruang untuk siswa kelas X semester II SMAN 1 Sambit / Lina Maratul Fitriah

120Penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jiwan Madiun pada materi himpunan / Iqbal Qalbimina

121Penerapan Realistic Mathematic Education (RME) untuk meningkatkan hasil belajar segitiga dan segiempat siswa kelas VII MTs. Surya Buana Malang / Benny Banyu Nan Nirmala

122Penerapan pembelajaran problem based learning (PBL) dengan setting kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi peluang siswa kelas XI SMAN 1 Tumpang / Sholahuddin Azmi

123Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi persamaan garis lurus kelas VIII-D SMP Negeri 1 Gedeg Mojokerto / Abdul Rhozaq

124Meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa melalui model pembelajaran learning cycle kelas VIII D SMPN 8 Malang / Raka Pratama D.

125Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan persamaan linear satu variabel siswa SMP Negeri 17 Malang kelas VIIE / Indah Hardianty Fadhilah

Pencarian Top of Form

Bottom of FormUpdate P.T.K

Penerapan cooperative integrated reading and composition untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi paragraf siswa kelas IV SDN Bakung 01 Kabupaten Blitar / Zuliana Penerapan model project based learning pada pembuatan web dinamis untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar di SMK PGRI 3 Malang / Rosikhur Rosyidin Penggunaan media boneka tangan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak kelompok B TK PKK Kartini Kabupaten Probolinggo / Fergita Maretha Sari Penggunaan permainan tradisional boy-boyan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Yos Sudarso Kecamatan Sukorejo Kota Blitar / Feronika Evi Retnaningtyas Penerapan permainan tradisional sentrik untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari 45 Kalipang Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar / Thika Nur Asiyah Wiryanto Penerapan metode brainstorming untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B di TK Pembina Kabupaten Probolinggo / Yorita Febry Lismanda Penerapan metode pemberian tugas dalam pembelajaran meronce untuk meningkatkan kemampuan seni anak kelompok B di TK Pertiwi Sananwetan Kota Blitar / Luluk Ratnawati Penerapan permainan sudoku untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok A TKIT Ulul Albab Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk / Delia Risti Musfika Penggunaan tari gembala sapi dalam pembelajaran anak usia dini untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak di kelompok A1 Taman Kanak-kanak (TK) ABA 06 Malang / Wahyu Purwaningayu Galih Penerapan permainan kartu bilangan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B1 di TK Al Hidayah XIII Darussalam Pakunden Kota Blitar / Nira Onenea Pradini Penerapan aktivitas permainan air untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di kelompok A Tarbiyyatul athfal Ar Ridlo Malang / Yustika Wahyu Arwani Penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan sains sederhana pada kelompok B3 di TA Ar-Ridlo Malang / Najiatin Penerapan model inductive thinking untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Jatimulyo I Kota Malang / Eva Lia Mitania Dewi Penerapan permainan "tebak gambar" untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak kelompok B2 TK Negeri Pembina Kepanjenkidul Kota Blitar / Umi Farida Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan persamaan linear satu variabel siswa SMP Negeri 17 Malang kelas VIIE / Indah Hardianty Fadhilah Implementasi metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran teknik komputer dan jaringan kelas X TKJ 2 SMK Negeri 2 Malang / Ella Lalfakhiroh Penerapan media cerita gambar seri untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B di TK Kemala Bhayangkari 11 Tumpang / Tri Lestari

http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=47166