pendidikan dan demokrasi

Upload: dyraa

Post on 10-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Filsafat Pendidikan

TRANSCRIPT

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Filsafat Pendidikan

Disusun Oleh :Disusun oleh :

Kelompok 9 (TB.H)1. Alvi Choiru Murfi`ah

2. Dyra Yunilaili

3. Hanning Sukma Kusniawati(210313250)

(210313273)

(210313268)

Dosen Pengampu :

Kadi, M.Pd.i

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PONOROGO

2015BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad ketiga terdapat tiga perubahan sosial yang sangat berpengaruh pada kehidupan umat manusia yaitu proses globalisasi, demokratisasi, dan kemajuan teknologi informasi. Keseluruhan perubahan tersebut mempengaruhi proses pendidikan. Proses globalisasi pada dewasa ini telah banyak mengubah tingkah laku manusia, lembaga-lembaga sosialnya, serta hubungan antarmanusia lainnya. Proses pendidikan yang sebelumnya terbatas dalam lingkungan keluarga atau masyarakat lokal maupun nasional kini berubah pandangannya kepada lingkungan global. Dan proses globalisasi tersebut mengakibatkan lahirnya gerakan yang menuntut hak-hak asasi manusia yang secara umum digambarkan dengan semakin gencarnya proses demokrasi.

Demokrasi dalam ranah pendidikan adalah gagasan atas pandangan hidup yang mengutamakan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara dalam berlangsungnya proses pendidikan. Dalam proses tersebut, dunia pendidikan dituntut pula untuk berkembang dinamis mewujudkan manusia kritis dan kreatif yang mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.

Maka dari itu, penyusun menyusun makalah dengan judul Pendidikan dan Demokrasi supaya pembaca bisa mengetahui hubungan pendidikan dan demokrasi.

B. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian dan urgensi demokrasi?2. Apakah hubungan pendidikan dan demokrasi?3. Bagaimanakah wujud pendidikan demokratis itu?

BAB II

PEMBAHASANA. Pengertian dan Urgensi DemokrasiDefinisi demokrasi secara etimologi berasal dari istilah LatinDemosyang diartikan dengan rakyat atau penduduk suatu tempat, danCrateinyang berarti kekuasan atau kadaulatan. JadiDemos-Crateinatau demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya, kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat.

Adapun prinsip-prinsip demokrasi adalah adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum, manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungna hak asasi, pemerintahan yang mayoritas, persaingan keahlian, mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan Negara, dan pemerintah yang mengutamakan masyarakat.

Implementasi dari prinsip-prinsip demokrasi menyebabkan timbulnya beberapa fungsi demokrasi. Fungsi tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Fungsi demokrasi yang dimaksud adalah sebagai kebebasan (freedom), sebagai penghormatan martabat orang lain (respect for dignity of person), sebagai persamaan (equality), dan sebagai wahana untuk berbagi (sharing).

Atas dasar pentingnya demokrasi, maka dapat dinyatakan bahwa demokrasi merupakan solusi bagi keterlibatan rakyat terhadap prosesi ditiap-tiap keputusan penting suatu Negara. Di mana keputusan itu merujuk pada kepentingan dan kebutuhan mayoritas penduduk suatu Negara.Dalam hal ini maka perlu pengembangan demokrasi diatas nilai dasar tentang kebebasan dan hakekat manusia sebagai makhluk untuk menentukan pilihan-pilihan dan tindakan-tindakannya sendiri menuju lebih baik.B. Hubungan Pendidikan dan DemokrasiDalam perspektif studi cultural, sistem pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem budaya, sosial, politik, dan ekonomi sebagai suatu kebutuhan. System Negara dan pendidikan merupakan sistem yang terintegrasi dalam sistem kekuasaan. Dalam kaitan ini, terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dan demokrasi yaitu:

1. Pendidikan sebagai sarana perubahan budaya masyarakat

Masalah pendidikan tidak lepas dari kebudayaan suatu masyarakat dan politik di dalamnya. Proses pendidikan bersifat dinamis yang menggerakkan dan merubah nilai-nilai suatu masyarakat sesuai dengan perubahan kehidupan yang ada. Pendidikan dipengaruhi oleh bentuk-bentuk kebudayaan masyarakat lokal maupun nasional dengan dinamika yang ditentukan oleh kemampuan-kemampuan pribadi sebagai anggota masyarakat.Dengan demikian, tanpa pendidikan tidak mungkin suatu masyarakat dapat merubah budaya dan negaranya ke arah yang lebih baik.

2. Pendidikan sebagai pelaksana kekuasaan negara

Sistem pendidikan dapat merubah gaya hidup suatu masyarakat karena dapat merubah tingkah laku seseorang dalam berpikir yang lebih terbuka. Dalam pandangan studi cultural, peran Negara dapat bersifat positif apabila lembaga-lembaga pendidikan juga mempunyai control terhadap pelaksanaan kekuasaan Negara. Masyarakat berhak ikut serta dalam setiap proses pelaksanaan pendidikan sejak pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi lembaga pendidikan.

Atas dasar tersebut, pembangunan suatu mayarakat hanya dapat terjadi apabila masyarakat itu sendiri mempunyai sikap demokratis, kesatuan bangsa atau nasionalisme, dan rasa persatuan. Masyarakat akan kritis terhadap kebijakan yang dimunculkan oleh penguasa. Dan dari sikap kritis tersebut akan menjadi benih bagi demokratisasi penyelenggaraan Negara.

3. Tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis

Hakikat pendidikan demokratis sendiri adalah pemerdekaan. Sedangkan tujuan pendidikan dalam suatu Negara yang demokratis adalah membebaskan anak bangsa dari kebodohan, kemiskinan, dan berbagai perbudakan lainnya.Hal ini sejalan dengan tujuan otonomi pendidikan yang memberdayakan manusia melalui otonomi lembaga-lembaga pendidikan di masyarakat baik dalam bentuk pendidikan Negara maupun pendidikan swasta. Eksistensi pendidikan swasta menunjukkan dengan jelas bahwa antara politik dan pendidikan saling berkaitan.Keterkaitan ini menandakan bahwa politik tidak lepas dari pendidikan dan demikian pula pendidikan tidak bisa lepas dari politik.

Seorang tokoh demokrasi dan pendidikan, John Dewey juga melihat hubungan yang begitu erat antara pendidikan dan demokrasi. Dewey mengatakan bahwa apabila kita berbicara mengenai demokrasi, maka kita memasuki wilayah pendidikan. Menurutnya pendidikan merupakan sarana bagi tumbuh dan berkembangnya sikap demokrasi.Oleh karena itu pendidikan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari penyelenggaraan Negara yang demokratis.C. Pendidikan Demokratis

Masyarakat pada saat ini adalah masyarakat berperadaban maju yang mempunyai nilai-nilai luhur dan menghasilkan suatu budaya yang baik.Untuk mewujudkan masyarakat tersebut menuntut suatu pendidikan yang sesuai, yaitu pendidikan yang mampu membangun kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam membangun masyarakat sendiri. Pendidikan yang dimaksud harus mampu mengembangkan seluruh potensi peserta didik, menghargai kemuliaan manusia (dignity) dengan kebebasannya, mengakui adanya keanekaragaman, mengakui persamaan hak, dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.

Pengembangan potensi peserta didik secara optimal hanya dapat terlaksana melalui otonomi pendidikan yang merupakan syarat mutlak bagi tumbuhnya suatu system pendidikan yang membebaskan. Implementasi dari tumbuh kembangnya otonomi pendidikan adalah otonomi daerah sebagai wadahnya. Otonomi pendidikan disini dalam prosesnya berarti pengakuan terhadap individualitas peserta didik dan ikut sertanya masyarakat sebagai pengguna pendidikan termasuk orang tua dan pemuka masyarakat.

Dalam analisis Dewey, pendidikan demokratis menghendaki adanya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan prinsip andragogi. Konsep ini berusaha mengembangkan potensi peserta didik dengan cara diberi umpan dan kail, kemudian dibimbing mencari ikan sendiri, bukan langsung diberi ikan tanpa proses pemancingan.Dengan demikian, demokrasi pendidikan lebih menekankan pada nilai-nilai kebebasan.

Pendidikan demokratis dipandang dari aspek tujuannya adalah untuk menghasilkan manusia-manusia yang merdeka, berpikir kritis, serta toleran dengan pandangan dan prakrik demokrasi. Pendidikan demokratis menyiapkan peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab, terbiasa mendengar dan menghargai pendapat orang lain dengan baik, terbiasa bergaul dengan rakyat, serta ikut memiliki dan merasakan suka duka dengan masyarakat.Atas dasar tujuan yang dimaksud, pendidikan demokratis yang diharapkan pada saat ini tidak hanya tempat mengasah ketajaman otak, tetapi tempat menyemai nilai-nilai dasar kehidupan guna menggapai masa depan dan hidup bermasyarakat.

Jadi, harapan yang boleh dibebankan pada keberhasilan sistem pendidikan ini adalah:1. Terbentuknya siswa yang memiliki pengetahuan yang luas,2. Terbentuknya siswa yang berkemampuan untuk menganalisa informasi di lingkungannya,3. Terbentuknya siswa yang memiliki kesadaran akan kerjasama,4. Terbentuknya siswa yang berkemauan untuk menyampaikan pendapatnya secara

kritis,5. Terbentuknya siswa yang memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan,6. Terbentuknya siswa yang berorientasi pada berpikir dibandingkan menggunakan otot,7. Terbentuknya siswa yang berorientasi pada aksi,8. Terbentuknya siswa yang memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam lingkungannya.Dengan target seperti di atas, diharapkan dalam jangka waktu dua dekade ke depan sudah bisa terbentuk masyarakat Indonesia terdidik yang berada pada jalur demokrasi yang sesungguhnya yang selain mempraktekkan prinsip suara terbanyak dan mobilisasi, juga mengedepankan prinsip partisipasi dan toleransi.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan

1. Demokrasi adalah keadaan negara dimana dalam sistem pemerintahannya, kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat.Urgensi: demokrasi merupakan solusi bagi keterlibatan rakyat terhadap prosesi ditiap-tiap keputusan penting suatu Negara. Di mana keputusan itu merujuk pada kepentingan dan kebutuhan mayoritas penduduk suatu Negara.2. Hubungan pendidikan dan demokrasi:a. Pendidikan sebagai sarana perubahan budaya masyarakatb. Pendidikan sebagai pelaksana kekuasaan Negarac. Tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis3. Pendidikan demokratis dipandang dari aspek tujuannya adalah untuk menghasilkan manusia-manusia yang merdeka, berpikir kritis, serta toleran dengan pandangan dan prakrik demokrasi. Pendidikan demokratis menyiapkan peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab, terbiasa mendengar dan menghargai pendapat orang lain dengan baik, terbiasa bergaul dengan rakyat, serta ikut memiliki dan merasakan suka duka dengan masyarakat.DAFTAR PUSATAKAhttps://apanatschkers.wordpress.com/2013/11/30/pendidikan-dan-demokrasi/ Diakses tgl 07 Juni 2015.http://www.oocities.org/hermanjul/DikDemo.htm/ diakses tgl 07 Juni 2015. HYPERLINK "https://apanatschkers.wordpress.com/2013/11/30/pendidikan-dan-demokrasi/" https://apanatschkers.wordpress.com/2013/11/30/pendidikan-dan-demokrasi/ Diakses tgl 07 Juni 2015.

HYPERLINK "http://www.oocities.org/hermanjul/DikDemo.htm/" http://www.oocities.org/hermanjul/DikDemo.htm/ diakses tgl 07 Juni 2015.

3