pendidikan, generasi muda, - kementerian … · web viewcaan/perpustakaan dan pengadaan alat peraga...

73
PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Upload: vutuong

Post on 24-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA,KEBUDAYAAN NASIONAL DAN

KEPERCAYAANTERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

BAB XVI

PENDIDIKAN, GENERASI MUDA, KEBUDAYAAN NASIONALDAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

1. Pendahuluan

Pembangunan dalam bidang pendidikan dan generasi muda dalam tahun 1987/88 merupakan bagian dari kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan Repelita IV yang merupakan pen-jabaran Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1983. Sebagai-mana telah ditetapkan dalam GBHN 1983, pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaq-waan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampil-an, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan.yang dapat mem-bangun dirinya aendiri serta dapat bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Oleh karena itu pendidikan berlangsung seumur hidup, dilaksanakan dalam.lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat, serta merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Selanjutnya dalam GBHN telah ditetapkan pula bahwa gene-rasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sum-berdaya insani bagi pembangunan nasional. Oleh sebab itu upaya pembinaan dan pengembangan generasi muda secara terus menerus perlu ditingkatkan dalam kerangka pendidikan nasio-nal. Pembinaan dan pengembangan generasi muda menuntut keikut-sertaan serta tanggungjawab seluruh masyarakat dan untuk itu

XVI/3

perlu ditingkatkan program nasional tentang pembinaan kepemu-daan yang menyeluruh dan terpadu.

Dengan demikian pembangunan pendidikan dap pengembangan generasi muda merupakan bagian integral dari upaya pengem-bangan sumber daya manusia yang diselenggarakan secara menye-luruh, terarah dan terpadu di berbagai bidang, sehingga pe-ningkatan kualitas sumber daya manusia dapat sungguh-sungguh diselaraskan dengan persyaratan keterampilan, keahlian dan profesi yang dibutuhkan dalam semua sektor pembangunan.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Sesuai dengan tujuan dan arah kebijaksanaan yang di-tuangkan.dalam GBHN dan kemudian dijabarkan dalam Repelita IV, maka telah dilaksanakan langkah-langkah pokok antara lain sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila diwu-judkan dengan meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, juga dengan meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya pendidikan nasional bertujuan mem-pertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mem-pertebal semangat•kebangsaan dan cinta tanah air agar selalu dapat belajar dan berkarya secara mandiri yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

b. Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), Pendidikan Moral Pancasila, menegak-kan tatakrama yang didasarkan atas asas kekeluargaan serta bernafaskan keselarasan dan keseimbangan dalam lingkungan sekolah serta kampus. Seluruh kegiatan ter-sebut dalam rangka untuk mewujudkan Pendidikan Pancasila. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) dilaksanakan di sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta dalam rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa dan semangat nilai-nilai 1945.

c. Kemampuan setiap warga ditingkatkan agar siap menghadapi masa depan. Kesiapan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tantangan dan harapan lingkungan-nya, termasuk kehidupan yang makin kompleks karena kema-juan illmu dan teknologi.

XVI/4

d. Pendidikan dilakukan dalam lingkungan rumah tangga serta masyarakat selain di lingkungan sekolah. Selain itu pen-didikan bukan hanya tanggungjawab Pemerintah melainkan juga tanggungjawab bersama dengan keluarga, masyarakat dan warga belajar itu sendiri.

e. Dalam rangka melaksanakan wajib belajar pada tingkat pendidikan dasar diperluas kesempatan memperoleh pendi-dikan di dalam maupun di luar sekolah. Perluasan kesem-patan belajar pada tingkat pendidikan menengah dilakukan dengan meningkatkan partisipasi perguruan swasta, selain meningkatkan daya tampung pendidikan menengah di dalam maupun di luar sekolah.

f. Jumlah kebutuhan tenaga kependidikan dipenuhi disertai dengan peningkatan mutu dan kesejahteraannya.

g. Memantapkan dan meningkatkan mutu pendidikan serta per-luasan kesempatan memperoleh pendidikan melalui pemba-ngunan gedung-gedung sekolah baru dengan memperhatikan lokasi penyebarannya, pembangunan ruang perpustakaan, ruang keterampilan dan latihan praktek, pengadaan buku pelajaran, buku bacaan dan alat-alat peraga pengajaran.

h. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia pada semua jenis dan jenjang pendidikan di dalam dan luar sekolah.

i. Menciptakan iklim yang baik guna mendorong usaha pener-bitan dan perbukuan dalam rangka pembinaan kepustakaan serta penerbitan, penulisan dan penerjemahan buku.

j. Pendidikan kejuruan dan keterampilan sebagai bagian dari sistem pendidikan, penyelenggaraannya diarahkan agar terdapat kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja, sejalan dengan perencanaan tenaga kerja nasional.

k. Pembinaan perguruan tinggi dimakaudkan agar dengan Wa-wasan Almamater dapat menjadikan perguruan tinggi seba-gai lembaga ilmiah dan menjadikan kampus sebagai masya-rakat ilmiah. Hal ini dapat dicapai melalui pelaksanaan Trikarya, yakni institusionalisasi, profesionalisasi dan transpolitisasi dalam tatakrama pergaulan berdasarkan asas kekeluargaan serta menjunjung tinggi keselarasan dan keseimbangan. Daya tampung perguruan tinggi akan di-tingkatkan sesuai dengan kemampuan yang ada. Perguruan

XVI/5

tinggi swasta ditingkatkan mutu dan daya tampungnya se-cara lebih terarah dan terpadu agar dapat ikut serta dalam penyelenggaraan pola pendidikan nasional yang mantap.

l. pembinaan perguruan swasta ditujukan agar pertumbuhan dan perkembangannya mampu memenuhi kebutuhan tenaga pem-bangunan, dengan tetap mengindahkan ciri-ciri khas ma-sing-masing perguruan.

m. Pendidikan masyarakat diarahkan untuk mewujudkan masya-rakat yang aktif belajar, bekerja dan berusaha. Diusaha-kan agar setiap anggota masyarakat sedini mungkia dan sepanjang hidupnya mendapat kesempatan menuntut ilmu yang berguna dan mengarah kepada lapangan mata pencaharian dalam bentuk usaha beraama.

n. Pendidikan jasmani dan olahraga ditujukan untuk membina kesehatan jasmani dan rohani setiap anggota masyarakat, serta usaha memasyarakatkan olahraga, mengolahragakan masyarakat dan meningkatkan prestasi.

o. Penelitian dan pengembangan pendidikan diarahkan agar kebijaksanaan bidang pendidikan sejalan dengan laju per-kembangan pendidikan dan laju pembangunan pada umumnya.

3. Pelaksanaan Kegiatan

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan dalam kebijaksanaan dan langkah-langkah tersebut di atas maka disu-aun berbagai program pembangunan di bidang pendidikan dan ge-nerasi muda sebagai berikut: (a) pembinaan pendidikan dasar, (b) pembinaan pendidikan menengah tingkat pertama, (c) pembi-naan pendidikan menengah tingkat atas, (d) pembinaan pendidik-an tinggi, (e) pembinaan bakat dan prestasi, (f) peningkatan pendidikan masyarakat, (g) peranan wanita, (h) generasi muda, (i) keolahragaan, (j) pendidikan kedinasan, dan (k) pengem-bangan sistem pendidikan.

Hasil pelaksanaan program-program pembangunan di bidang pendidikan dan generasi muda sampai tahun keempat Repelita IV (1987/88) dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Program Pembinaan Pendidikan Dasar

Program ini dimaksudkan untuk memperluas kesempatan be-lajar kepada anak-anak usia sekolah dasar, dan untuk mening-

XVI/6

katkan mutu pendidikan agar anak-anak dapat mengembangkan ke-pribadian serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan lingkungan hidupnya.

Hasil upaya perluasan kesempatan belajar dapat dilihat dari perkembangan jumlah murid jenjang pendidikan dasar yang pada tahun terakhir Repelita III (1983/84) adalah sebanyak 29.108 ribu telah meningkat menjadi 30.809,0 ribu siswa pada tahun 1986/87 dan 30.960,0 ribu siswa pada tahun 1987/88. Dari data tersebut dapat disimpulkan adanya kenaikan angka partisipasi murni pada pendidikan dasar, yaitu kenaikan per-sentase murid usia 7 - 12 tahun terhadap jumlah penduduk ke-lompok usia 7 - 12 tahun. Pada tahun 1987/88 partisipasi murni mencapai 99,6%, yaitu dengan tertampungnya 25.483,1 ribu anak usia 7 - 12 tahun dari keseluruhan anak kelompok usia 7 - 12 tahun yang berjumlah 25.585,4 ribu dalam pendi-dikan dasar. Angka partisipasi murni tersebut pada tahun ter-akhir Repelita III (tahun 1983/84) adalah 97,2%. Demikian pula angka partisipasi kasar pendidikan dasar, yaitu persen-tase jumlah murid keseluruhan terhadap jumlah penduduk kelom-pok usia 7 - 12 tahun bergerak antara angka 122,3% pada tahun 1983/84 menjadi 121,0% pada tahun 1987/88 (Tabel XVI-1 dan Grafik XVI-1).

Sejalan dengan usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar tersebut, yang merupakan bagian dari kegiatan untuk memantapkan pelaksanaan wajib belajar di tingkat pendidikan dasar bagi kelompok usia 7 - 12 tahun, maka melalui Instruksi Presiden tentang Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar (Inpres SD) dalam tahun 1987/88 dilanjutkan pembangunan fasilitas pendidikan berupa pembangunan gedung SD baru sebanyak 831 buah dan ruang kelas baru sebanyak 1.300 buah. Di samping itu disediakan bantuan penunjang penyelenggaraan pendidikan untuk 157.500. sekolah, yaitu 128.120 SD Negeri, 9.880 SD Swaata, 19.500 Madrasah Ibtidaiyah Swasta. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan guru, telah dibangun rumah Kepala Sekolah/Guru sebanyak 2.400 buah, serta dibangun pula rumah Penjaga Seko-lah sebanyak 506 buah. Sejalan dengan pembangunan gedung se-kolah dan ruang kelas baru tersebut sekaligus telah dilakukan pengangkatan guru dan tenaga lainnya yang terdiri dari 4.400 guru kelas, 390 guru agama serta 390 penjaga Sekolah (Tabel XVI-2).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar, dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan antara lain penataran bagi sekitar 13.760 guru SD termasuk guru PMP dan penilik; penye-diaan 15.400.000 buku pelajaran pokok dan 8.000.000 buku ba

XVI/7

TABEL XVI – 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANTINGKAT SEKOLAH DASAR,

1983/84 – 1987/88

Catatan : 1) Tahun ajaranJumlah Murid dalam Usia Sekolah yang bersangkutan

2) Angka Partisipasi Murni = -------------------------------------------------------- X 100% Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Murid dari Sekolah yang bersangkutan3) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

XVI/8

GRAFIK XVI - 1

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID GURU DAN LULUSAN TINGKAT SEKOLAH DASAR,1983/84 - 1987/88

XVI/9

(Lanjutan Grafik XVI-1)

XVI/10

TABEL XVI – 2

PEMBINAAN PENDIDIKAN DASAR1983/84 – 1987/88

1) Angka diperbaiki2) Pada tahun 1987/88 tidak dilakukan rehabilitasi gedung.

Prioritas diberikan pada Bantuan Penunjang Pendidikanuntuk seluruh SD (Negeri dan Swasta) serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta.Bantuan ini dimulai pada tahun 1987/88

3) Pada tahun 1987/88 tidak diadakan alat keterampilan,Kesenian dan Olahraga, karena sudah disediakan pada dua tahun sebelumnya untuk seluruh SD (Negeri dan Swasta)serta Madrasah Ibtidaiyah Swasta

XVI/11

caan/perpustakaan dan pengadaan alat peraga IPA, IPS, Matema-tika dan Bahasa Indonesia 1.583 perangkat (Tabel XVI-2). Di samping itu telah dilaksanakan EBTANAS pada tingkat Sekolah Dasar dalam rangka usaha menuju standar nasional mutu pendi-dikan dasar.

Program pembinaan pendidikan dasar mencakup pula kegiat-an pembinaan Taman Kanak-kanak serta pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB). Dalam tahun 1987/88 telah disediakan buku pedo-man guru/murid, buku perpustakaan dan buku kurikulum TK se-banyak 63,6 ribu buku. Selanjutnya telah diselenggarakan pe-nataran guru dan pembina SLB sebanyak 85 orang serta pengada-an 14,2 ribu buku pedoman guru/murid, buku kurikulum, dan buku perpustakaan. Selain itu telah disediakan peralatan pen-didikan sebanyak 85 perangkat dan rehabilitasi bertahap 10 gedung Sekolah Luar Biasa.

b. Program Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Pertama

Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan para siswa mengikuti pendidikan yang lebih tinggi serta untuk mengisi kebutuhan tenaga pembangunan tingkat menengah di berbagai bidang. Lingkup pembinaan mencakup pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Tingkat Pertama Kejuruan (SMTP Kejuruan), khususnya dalam rangka upaya meningkatkan penyediaan prasarana untuk mengimbangi meningkatnya jumlah lulusan siswa Sekolah Dasar serta untuk meningkatkan mutu pengajaran di sekolah-sekolah kejuruan tingkat pertama ter-sebut.

Jumlah murid SMTP sejak dari tahun terakhir Repelita III (1983/84) berkembang dari sebanyak 4.758,0 ribu siswa menjadi 6.080,0 ribu siswa pada tahun 1986/87 dan pada tahun 1987/88 menjadi 6.687,0 ribu siswa. Dalam angka tersebut telah ter-masuk pula peningkatan siawa SMTP Kejuruan yang pada tahun 1983/84 berjumlah 82,0 ribu siswa dan berkembang menjadi 109,0 ribu siswa pada tahun 1987/88. Bilamana angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka jumlah penduduk usia seko-lah yang bersangkutan (13-15 tahun), maka terdapat kenaikan angka partisipasi kasar SMTP dari 44,4% pada tahun 1983/84, menjadi 58,0% pada tahun 1987/88. Dalam pada itu angka melan-jutkan ke SMTP (persentase lulusan SD tahun sebelumnya yang melanjutkan ke SMTP) telah menurun dari 71,4% pada tahun 1983/84 menjadi 67,8% pada tahun 1987/88 (Tabel XVI-3 dan Grafik XVI-2). Walaupun demikian jumlah siswa baru (kelas I) pada SMTP dalam empat tahun telah meningkat dengan 606,0 ribu.

XVI/12

TABEL XVI – 3

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANPENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT PERTAMA,

1983/84 – 1987/88 1)

Catatan : 1) Tahun ajaran 2) Angka diperbaiki 3) digabung dengan SMA (Tabel XVI – 5)

Jumlah Murid dari Sekolah yang bersangkutan 4) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

5) Angka Melanjutkan ke SMTP adalah terhadap lulusan SD saja

XVI/13

GRAFIK XVI – 2

PERKEMBAN6AN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN PENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT PERTAMA,1983/84 - 1987/88

XVI/14

(Lanjutan Grafik XVI – 2)

XVI/15

1) Pembinaan SMP

Dalam tahun 1987/88 telah dibangun 21 gedung baru (se-tiap gedung rata-rata dengan enam ruang kelas) dan 158 tambahan ruang kelas baru untuk SMP yang ada. Sebagai usaha peningkatan fasilitas belajar telah diperbaiki kembali (reha-bilitasi) 43 gedung SMP. Bersamaan dengan itu telah dirintis dan dikembangkan sejumlah SMP Terbuka dalam rangka meningkat-kan jumlah lulusan SD yang melanjutkan ke Sekolah Menengah. Perintisan SMP Terbuka ditunjang dengan penyediaan modul se-bagai satuan pelajaran yang memungkinkan anak didik belajar mandiri.

Guna memenuhi kebutuhan guru baru, khususnya pada SMP dan SMA serta pada pendidikan tingkat menengah pada umumnya, dalam tahun 1987/88 telah dilakukan pengangkatan dan penem-patan tenaga guru baru sebanyak 35.000 orang. Selain itu ber-bagai langkah telah ditempuh agar penempatan tenaga baru dan penyebaran kembali para guru yang telah mengikuti penataran dapat lebih merata dan efisien.

Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah menengah, dalam tahun 1987/88 telah diselesaikan lagi pembangunan 3 ruang laboratorium IPA dan 1 ruang keterampil-an, pengadaan 2.000 perangkat alat kesenian dan olahraga, 573 perangkat alat peraga matematika dan 3.909 perangkat alat praktek IPA, serta 390 perangkat alat keterampilan (Tabel XVI-4).

2) Pembinaan SMTP Kejuruan dan Teknologi

Pembinaan SMTP Kejuruan terutama diarahkan untuk mening-katkgn mutu serta sistem pendidikan yang dapat membantu me-nyediakan lulusan yang cakap dan terampil sebagai tenaga kerja pembangunan terutama untuk daerah pedesaan. Guna men-capai maksud tersebut, maka sejak tahun 1984/85 sampai dengan 1987/88 telah dilakukan pengembangan gedung sekolah bagi 171 ST dan SKKP yang disertai dengan pengadaan peralatan praktek sebanyak 459 perangkat dana penyediaan 12.777 ribu buku pela-jaran sekolah. Di samping itu telah dilaksanakan penataran bagi guru dan pembina sebanyak 65.328 orang.

c. Program Pembinaan Pendidikan Menengah Tingkat Atas

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian, memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan para siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungannya. Lingkup

XVI/16

pembinaan mencakup pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Tingkat Atas Kejuruan dan Teknologi (SMTA Kejuruan) serta Sekolah Pendidikan Guru/Sekolah Guru Olahraga (SPG/SGO), khususnya dalam rangka meningkatkan daya tampung serta mutu pendidikan pada jenjang sekolah tingkat atas.

Jumlah murid SMTA sejak tahun terakhir Repelita III (1983/84), berkembang dari sebanyak 2.592,0 ribu siswa men-jadi 3.383,0 ribu siswa pada tahun 1986/87 dan pada tahun 1987/88 menjadi 3.655,0 ribu siswa. Dalam angka-angka terse-but telah termasuk pula kenaikan jumlah siswa SMTA Kejuruan yang pada tahun 1983/84 berjumlah 565,0 ribu siswa dan ber-kembang menjadi 1.103,0 ribu siswa pada tahun 1987/88. Bila-mana jumlah murid SMTA tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah yang bersangkutan (16-18 tahun), maka terdapat kenaikan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan pada Sekolah Menengah Tingkat Atas (angka partisipasi kasar) dari 26,1% pada tahun 1983/84 menjadi 34,0% pada tahun 1987/ 88. Perkembangan angka partisipasi tersebut tidak disertai oleh peningkatan angka melanjutkan ke SMTA, namun demikian terdapat kenaikan jumlah siswa baru yang melanjutkan ke SMTA sebanyak 451,0 ribu orang selama 4 tahun tersebut (Tabel XVI-5 dan Grafik XVI-3).

1) Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan pembangunan 9 buah SMA (rata-rata dengan 9 ruang kelas) dan 61 ruang kelas baru, di samping rehabilitasi 24 gedung.

Selanjutnya telah dibangun 2 ruang laboratorium IPA, 1 ruang perpustakaan dan 1 ruang keterampilan untuk SMA yang masih memerlukannya, serta disediakan 1.030 perangkat per-alatan praktek IPA, 349 perangkat alat peraga matematika, dan 1.200 perangkat alat kesenian dan olahraga.

Bersamaan dengan kegiatan tersebut secara terpadu telah dilakukan pula penataran untuk tenaga kependidikan SMP/SMA 41.316 guru/kepala sekolah, pengadaan buku pelajaran pokok SMP/SMA 1.690.000 buku dan buku perpustakaan SMP/SMA sebanyak 438.538 buku (Tabel XVI-4).

2) Pembinaan SMTA Kejuruan dan Teknologi

Dalam tahun 1987/88 telah dilanjutkan usaha pembangunan serta perluasan dan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang diperlukan. Usaha-usaha tersebut mencakup 52 buah STM, 16

XVI/17

TABEL XVI – 4

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM (SMP DAN SMA),1983/84 – 1987/88

1) Digabung dengan SMA2) Angka diperbaiki3) Pada tahun 1986/87 dan 1987/88 tidak dibangun tambahan ruang

perpustakaan karena prioritas diberikan untuk pengadaan bukupelajaran dan buku perpustakaan

XVI/18

TABEL XVI - 5

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSANPENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT ATAS.

1983/84 - 1987/88 1)

Catatan :1) Tahun ajaran 2) Angka diperbaiki

Jumlah Murid Sekolah yang bersangkutan 3) Angka Partisipasi Kasar = --------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Pemasukan (Murid baru tk.1) pada suatu tingkat pendidikan dalam tahun tertentu 4) Angka Kelanjutan = -------------------------------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih remdah dari tahun sebelumnya

XVI/19

GRAFIK XVI – 3

PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU DAN LULUSAN PENDIDIKANMENENGAH TINGKAT ATAS.1983/84 - 1967/88

XVI/20

(Lanjutan Grafik XVI – 3)

XVI/21

buah SMT Pertanian, 5 buah SMT Khusus, 60 buah SMEA dan 49 sekolah kejuruan lainnya (Tabel XVI-6).

Selanjutnya dalam tahun 1987/88 telah dilakukan pengada-an buku pedoman guru, buku pelajaran pokok/kurikulum dan buku perpustakaan sebanyak 182,4 ribu.

Bersamaan dengan itu diperhatikan pula agar mutu tamatan SMTA Kejuruan semakin memenuhi permintaan persyaratan kerja di berbagai bidang industri dan jasa. Untuk itu pengembangan kurikulum, pengadaan peralatan laboratorium dan peralatan praktek serta buku-buku pelajaran sekolah-sekolah kejuruan diselaraskan dengan perkembangan teknologi. Untuk menunjang maksud tersebut pada tahun 1987/88 antara lain diselenggara-kan penataran bagi 14.777 orang tenaga kependidikan.

3). Pembinaan Sekolah Menengah Tingkat Atas Keguruan

Usaha penyediaan tenaga kependidikan yang diperlukan, terutama mengingat adanya kebijaksanaan untuk memperluas dan memeratakan kesempatan belajar bagi anak-anak usia Sekolah Dasar, diarahkan untuk mengembarigkan serta memantapkan fasi-litas pendidikan yang ada, seperti Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Olahraga (SGO), dan Sekolah Guru Pendidik-an Luar Biasa (SGPLB).

Dalam tahun 1987/88 dilanjutkan upaya merehabilitasi 44 SPG, SGO dan SGPLB, menyediakan peralatan pendidikan sebanyak 205 perangkat, dan melakukan pengadaan buku pelajaran pokok sebanyak 55.800 buku dan buku bacaan/perpustakaan sebanyak 9.700 buku. Di samping itu telah dilaksanakan penataran te-naga kependidikan sebanyak 840 orang dan penempatan/pengang-katan guru sebanyak 53 orang untuk guru SPG, SGO dan SGPLB (Tabel XVI-7).

d. Pembinaan Pendidikan Tinggi

Jumlah mahasiswa dalam tahun 1983/84 (akhir Repelita III) adalah 824,4 ribu orang. Jumlah itu dalam tahun 1986/87 menjadi 1.278,4 ribu orang dan dalam tahun 1987/88 meningkat menjadi 1.444,6 ribu orang yang terdiri dari 1.166,9 ribu mahasiswa program gelar dan 283,7 ribu mahasiswa program diploma. Dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19 - .24 tahun yang berjumlah 19.328,0 ribu, daya tampung perguruan tinggi terhadap kelompok usia sekolah yang bersangkutan meningkat dari 5,3% pada tahun 1983/84 menjadi 7,5% pada tahun 1987/88 (Tabel XVI-8 dan Grafik XVI-4).

XVI/22

TABEL XVI - 6

PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DAN TEKNOLOGI,1983/84 - 1987/88

1) Kegiatan berkelanjutan dan bertahap

XVI/23

TABEL XVI - 7

PEMBINAAN PENDIDIKAN GURU (SPG, SGO DAN SGPLB),1983/84 - 1987/88

1) Berkelanjutan dan bertahap

XVI/24

TABEL XVI - 8PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA DAN LULUSAN PENDIDIKAN TINCGI,

1983/84 - 1987/88

Catatan :1) Tahun ajaran 2) Angka diperbaiki

Jumlah Murid Sekolah yang bersangkutan 3) Angka Partisipasi Kasar = -------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah Penduduk Kelompok Usia Sekolah yang bersangkutan

Jumlah Pemasukan (Murid baru tk.1) pada suatu tingkat pendidikan dalam tahun tertentu 4) Angka Kelanjutan = ------------------------------------------------------------------------------------- ----- X 100%

Jumlah lulusan dari tingkat pendidikan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya

XVI/25

GRAFIK XVI - 4

PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISMA DAN LULUSAN PENDIDIKAN TINGGI,1983/84 - 1987/88

XVI/26

(Lanjutan Grafik XVI – 4)

XVI/27

Dalam tahun 1987/88 dalam rangka pembinaan Pendidikan Tinggi telah dilaksanakan pembangunan ruang kuliah dan kantor seluas 88.330 m2, pembangunan ruang laboratorium 7.789 m2 dan pembangunan ruang perpustakaan seluas 6.744 m2. Di samping itu pada tahun tersebut juga dilaksanakan pengadaan tenaga pendidikan 14.815 orang, penataran dosen 9.569 orang, peneli-tian 16 judul, pendidikan diploma non kependidikan 23.585 orang dan pendidikan Pasca Sarjana/Doktor sebanyak 2.104 orang (Tabel XVI-9). Di samping itu sedang dibangun dan di-lanjutkan perluasan serta pengembangan sejumlah politeknik dan program yang sejenis sejumlah 40 buah yang tersebar di berbagai propinsi, baik peningkatan dan perluasan sarana fi-siknya maupun peningkatan kurikulumnya.

Dalam rangka pembinaan terhadap perguruan tinggi swasta, telah dilakukan antara lain langkah-langkah untuk memantapkan pengembangan dan pembinaan perguruan tinggi swasta melalui penataan, penilaian kembali terhadap status, pemberian bantu-an prasarana dan sarana secara selektif serta bantuan yang bersifat pemerataan.

e. Pembinaan Bakat dan Prestasi

Program ini dimaksudkan untuk menangani permasalahan anak-anak yang berbakat yang oleh keadaan kemampuan ekonomi keluarganya tak dapat memperoleh kesempatan memanfaatkan fa-silitas pendidikan yang tersedia.

Dalam rangka pemerataan pendidikan serta meningkatkan prestasi anak-anak berbakat tersebut sesuai dengan. minat dan bakatnya, maka dalam tahun 1987/88 telah dilakukan pemberian beasiswa kepada murid SD, siswa SMTP serta siswa SMTA seba-nyak 3.670 orang, khususnya bagi para siswa dari propinsi-propinsi Irian Jaya, Timor Timur dan Nusa Tenggara Timur.

f. Peningkatan Pendidikan Masyarakat

Dalam tahun 1987/88 program ini melibatkan pembinaan ke-giatan belajar aekitar 2,0 juta peserta serta penyediaan buku Paket A sebagai penunjang sebanyak 27.810.000 eksemplar.

Pembangunan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Balai Pendidikan Masyarakat (BPM) sebagai sarana penunjang pelaksa-naan pendidikan masyarakat telah dilaksanakan secara berta-hap. Dalam tahun 1987/88 telah dibangun sebanyak 14 buah SKB dan BPM dan dilaksanakan rehabilitasi serta perluasan se-jumlah 11 buah. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan pelaksa-

XVI/28

TABEL XVI - 9

PEMBINAAN PENDIDIKAN TINGGI,

1983/84 - 1987/88

1) Angka diperbaiki2) Digabung dengan penggunaan ruang kuliah/kantor

XVI/29

naan program ini telah dilakukan penataran dan atau latihan petugas dan pembina pendidikan. masyarakat. Dalam tahun 1987/88 telah dilatih sebanyak 115.458 orang (Tabel XVI-10).

g. Peranan Wanita

Dalam tahun 1987/88 telah diselenggarakan suatu kegiatan orientasi program peningkatan peranan wanita di 27 propinsi yang diikuti oleh 540 orang peserta dalam bidang kesejahtera-an keluarga dan anak untuk menunjang usaha itu telah dicetak brosur sebanyak 87.850 eksemplar yang telah disebarkan ke 27 propinsi. Selain itu telah dicetak pula buku penunjang pendi-dikan mata pencaharian dan buku pelajaran peningkatan peranan wanita.

h. Generasi Muda

Program pembinaan generasi muda meliputi latihan bagi para pemuda usia 15 sampai dengan 30 tahun di bidang kepemim-pinan dan keterampilan, pembinaan generasi muda yang terpadu dalam berbagai Sektor serta gerakan kepramukaan. Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan pembinaan dan atau latihan pemuda sebanyak 2.971 orang.

Dalam rangka meningkatkan saling pengertian antara pe-muda Indonesia dengan pemuda dari negara negara sahabat, dalam tahun 1987/88 telah diadakan pertukaran remaja Indone-sia - Jepang sebanyak 23 orang. Kegiatan Kapal Nusantara ge-nerasi muda diikuti 78 orang, pertukaran pemuda Indonesia -Australia diikuti 60 orang, sedangkan pertukaran pemuda Indone-sia - Kanada telah diikuti 100 peserta. Selain itu telah dilakukan kegiatan kapal pemuda Asia Tenggara yang diikuti 288 orang peserta. Pertukaran pemuda antar propinsi telah di-ikuti 655 orang. Demikian pula kegiatan menelusuri kembali jejak pahlawan telah dilaksanakan di setiap propinsi yang di-ikuti lebih dari 990 orang.

Dalam tahun 1987/88 kegiatan kepramukaan antara lain telah melibatkan latihan instruktur/pembina kepramukaan 450 orang, gladian kepemimpinan regu penggalang 594 orang serta Raimuna Nasional diikuti 4.0500 orang, Latihan kepemimpinan dan keterampilan kader generasi muda di Solok melibatkan 60 orang. Selain itu telah diselenggarakan Kongres Pemuda/ Kongres Komite Nasional Pemuda Indonesia diikuti 300 peserta.

Dalam pada itu pembinaan dan pengembangan generasi muda diintegrasikan dalam berbagai bidang pembangunan lainnya,

XVI/30

TABEL XVI - 10

PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT,1983/84 - 1987/88

1) Mulai tahun 1984/85 kegiatan a, b dan c telah dipadukan.

XVI/31

mencakup antara lain kegiatan-kegiatan sebagai berikut di bawah ini.

Di bidang perkoperasian kegiatan pembinaan generasi muda antara lain meningkatkan kemampuan para pemuda dalam memba-ngun dirinya sendiri melalui kegiatan koperasi. Di samping memberikan dorongan kepada mereka untuk turut berpartisipasi aktip dalam koperasi, baik sebagai anggota pengurus, badan pemeriksa ataupun manager dan karyawan koperasi. Sasaran pem-binaan adalah pemuda-pemuda putus sekolah, pemuda terampil, mahasiswa ataupun pemuda lainnya yang berminat pada koperasi, yang berumur antara 15 sampai 30 tahun. Para pemuda yang telah memperoleh kesempatan untuk mendapatkan latihan di bidang perkoperasian dalam tahun 1987/88 berjumlah 720 orang.

Di bidang hukum dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan peningkatan pembinaan bimbingan kemasyarakatan dan pengentas-an anak melalui kegiatan pendidikan di sekolah, pendidikan keagamaan, kepramukaan dan berbagai jenis kegiatan keteram-pilan seperti pertukangan kayu, menyulam, jahit-menjahit, bertani dan berternak. serta keterampilan berwiraswasta pada Lembaga-lembaga Pemasyarakatan Anak/Lembaga Pemasyarakatan Pemuda. Dalam rangka pembinaan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak, khususnya bagi mereka yang berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan/Lembaga Pemasyarakatan Anak Negara, telah dilaksanakan pembinaan kehidupan beragama di 12 Lembaga Pemasyarakatan (900 orang), pembinaan kepramukaan di 10 Lem-baga Pemasyarakatan (750 orang), keterampilan pertukangan kayu di 3 Lembaga Pemasyarakatan (150 orang) dan menyulam di 2 Lembaga Pemasyarakatan (100 orang).

Di bidang pertanian usaha pembinaan generasi muda di-arahkan pada penyuluhan pertanian. Dalam tahun 1987/88 telah terbentuk kelompok tani 230.530 buah. Selain itu telah diada-kan kursus-kursus tani bagi wanita tani, taruna tani dan pe-tani transmigrasi.

i. Keolahragaan

Tujuan program keolahragaan antara lain adalah untuk mengolahragakan masyarakat luas melalui proses pembibitan serta pembinaan prestasi dalam berbagai jenis kegiatan olahraga.

Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan antara lain pem-binaan olahraga bagi seluruh anggota masyarakat yang telah mengikutsertakan sejumlah 400.000 orang dan 24.000 orang pe-lajar dan mahasiawa.

XVI/32

Pelaksanaan program keolahragaan yang mengarah pada usaha memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat se-cara umum telah dilaksanakan melalui panji olahraga, sedang-kan pembibitan olahragawan pelajar dan mahasiswa terus di-tingkatkan.

Hasil yang dicapai dalam program keolahragaan tahun 1987/88 antara lain: penyuluhan dan publikasi panji olahraga dengan pengadaan brosur pendidikan jasmani dan olahraga se-banyak 48.000 eksemplar; pengadaan buku pedoman pembinaan olahraga mahasiswa sebanyak 1.500 eksemplar; pengadaan buku program pembinaan dan latihan olahraga mahasiswa di perguruan tinggi sebanyak 1.500 eksemplar; pengadaan pedoman berorgani-aasi olahraga tingkat perkumpulan sebanyak 3.000 eksemplar; penyelenggaraan invitasi senam pelajar tingkat nasional di Jakarta; penyelenggaraan invitasi tennia mahasiswa antar per-guruan tinggi di Jakarta; pembinaan olahragawan berbakat di SMP/SMA Negeri Ragunan Jakarta 136 orang; penyelenggaraan pendidikan dan latihan sepakbola mahasiswa (PLM); penyeleng-garaan penataran pelatih/wasit nasional di Jakarta yang di-ikuti 30 orang peserta dari pusat dan daerah; pengadaan pem-bibitan olahraga pelajar di seluruh Indonesia sebanyak 143.000 orang; pusat pendidikan dan latihan olahragawan ber-bakat di 9 daerah, yaitu Maluku (tinju dan atletik) 15 orang, Timor Timur (tinju) 10 orang, Jambi (bulutangkis) 20 orang, cabang olahraga sepakbola di Sumatera Utara 22 orang, Suma-tera Barat 20 orang, Sumatera Selatan 22 orang, Jawa Tengah 22 orang, Irian Jaya 22 orang, Sulawesi Selatan 22 orang, dan Sulawesi Selatan (sepak takraw) 15 orang; bantuan pembangunan stadion di Kupang; penelitian kesegaran jasmani dan pelayanan kesehatan di SMP/SMA Negeri Ragunan dan galatama mahasiswa di Jakarta.

j. Pendidikan Kedinasan

Berbagai penataran dan pendayagunaan aparatur telah di-kembangkan dan dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan antara lain peningkatan dan pendayagunaan tenaga administrasi.

Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan penataran dan pendayagunaan aparatur, penyempurnaan mekanisme dan prosedur serta perencanaan diklat, melanjutkan pembangunan kampus Pus-diklat, pengadaan peralatan, buku dan perabot, pengiriman tugas belajar ke luar negeri dan pembinaan alumni. Di samping itu guna meningkatkan pengetahuan teknis para tenaga kebuda-yaan telah dilaksanakan peningkatan pendidikan dan pembinaan

XVI/33

tenaga teknis kebudayaan, pengembangan sarana dan prasarana, pendidikan dan pembinaan tenaga teknis grafika, serta memper-siapkan calon instruktur bagi Balai Grafika di Medan, Ujung Pandang serta perintisan pendirian politeknik grafika.

k. Pengembangan Sistem Pendidikan

Dalam rangka usaha memantapkan sistem pendidikan yang seauai dengan keadaan wilayah dan manusia Indonesia serta se-padan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, telah dilaku-kan secara berkelanjutan berbagai usaha kegiatan penelitian dan pengembangan.

Kegiatan penelitian kebijaksanaan di bidang pendidikan dan kebudayaan yang telah dilakukan dalam tahun 1987/88 men-cakup berbagai masalah, antara lain penelitian mengenai kua-litas pendidikan; kaitan pendidikan dengan kebudayaan nasio-nal; pendidikan dasar manusia Indonesia; pendidikan di dae-rah-daerah terpencil (khusus); perencanaan pendidikan dan ke-budayaan; hubungan lingkungan alam dengan pendidikan di seko-lah; sumberdaya manusia bagi pengembangan pendidikan di dae-rah; kebutuhan dasar manusia Indonesia yang harus dipenuhi melalui pendidikan; pendidikan kebudayaan dalam keluarga dan masyarakat; efisiensi dan efektivitas pelaksanaan EBTANAS SD; seleksi masuk perguruan tinggi; kesesuaian sistem dan isi kurikulum dengan kebutuhan dan kondisi nasional di daerah serta penelitian kesenjangan antara buku pelajaran dan kuri-kulum.

Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, antara lain telah dilakukan kegiatan-kegiatan penyesuaian dan perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah; pengembangan kuriku-lum muatan lokal; pengembangan metodologi pengajaran berbagai mata pelajaran; pengembangan berbagai sumber belajar dengan menggunakan media cetak dan elektronik (modul, radio, kaset, slide, video dan film); pengembangan berbagai sarana pendidik-an seperti alat IPA dan Matematika untuk SD dan SMP; pengem-bangan sistem bengkel dan penataran keliling alat-alat siaran radio pendidikan; pengembangan model bimbingan profesional kepada guru SD (proyek Supervisi Cianjur); pengembangan cara belajar siswa aktif (CBSA) serta peningkatan pelayanan pendi-dikan melalui media televisi dan film.

Khususnya dalam rangka pengembangan sistem penilaian pendidikan yang tepat, telah dan sedang dilaksanakan pening-katan kemampuan daerah melalui pengembangan jaringan pengu-jian; pengembangan Bank Soal Nasional dan pengembangan model

XVI/34

model penilaian. Mengingat pentingnya fungsi penilaian pendi-dikan, maka materi pengujian pendidikan harus disusun oleh tenaga-tenaga yang berkelayakan. Sehubungan dengan itu, se-bagai bagian dari usaha ke arah pelimpahan.wewenang kepada aparatur di daerah telah dilakukan usaha meningkatkan kemam-puan aparatur daerah, melalui pendidikan dan latihan bagi staf Kanwil Depdikbud dan Perguruan Tinggi setempat, antara lain dengan penataran tatap muka tentang sistem penilaian, prosedur penilaian dan penulisan soal dalam berbagai bidang studi.

Untuk mempercepat proses peningkatan kemampuan tenaga kependidikan di daerah dan demi efisiensi, telah dilakukan penataran jarak jauh bagi penulis soal untuk tingkat SD, SMP, dan SMA dengan menggunakan paket-paket belajar mandiri (modul). Dengan terdapatnya tenaga-tenaga yang berkelayakan di bidang pengujian pendidikan di daerah, faktor keanekaragaman antar daerah diharapkan mendapat perhatian yang sepadan dalam penilaian pendidikan. Sementara itu, dalam rangka pengembangBank Soal Nasional telah disusun model pengelolaan bank soal dan telah dihasilkan lebih dari 15.000 butir soal untuk SD, SNP dan•SMA.

Sementara itu telah dikembangkan pula jaringan peneliti pendidikan dan kebudayaan di tujuh propinsi. Selanjutnya telah dikembangkan berbagai naskah akademik untuk bahan pe-nyusunan naskah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan pendidikan (meliputi pendidikan dasar, pendidikan me-nengah umum, pendidikan kejuruan, pendidikan tinggi, pendidi-kan non formal dan tenaga kependidikan) dan kebudayaan.

Dalam rangka pengembangan dan penyediaan data dan infor-masi tentang pendidikan dan kebudayaan dilanjutkan usaha pengembangan suatu sistem komputeriaasi pengelolaan informasi secara terpadu. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan men-cakup pengembangan sistem, pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak serta pengembangan tenaga manusia. Kegiatan-kegiatan ini meliputi perintisan di tiga propinsi yaitu Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

Dalam tahun 1987/88 telah,pula dihasilkan suatu Rancang Undang-undang Pendidikan Nasional yang merupakan bahan untuk dibahas oleh DPR..

Untuk memantapkan penyediaan data di bidang pendidikan dan kebudayaan, telah dilakukan peningkatan dan pengembangan

XVI/35

bank data, yaitu berupa penghimpunan aecara periodik data pendidikan serta pengadaan buku-buku atatiatik.

B. KEBUDAYAAN NASIONAL DAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

1. Pendahuluan

Berkenaan dengan pembangunan kebudayaan nasional dan Ke-percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Garis-garis Besar Haluan Negara 1983 antara lain menggariskan sebagai berikut:

Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai luhur bangsa, harus dibina dan.dikembangkan guna memperkuat pengha-yatan dan pengamalan Pancasila, memperkuat kepribadian bang-sa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan. Kebudayaan nasional terus dibina dan diarahkan pada penerapan nilai-nilai kepribadian bangsa yang berlandaskan Pancasila.

Dengan tumbuhnya kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berkesadaran nasional maka sekaligus dapat dicegah nilai-nilai sosial budaya yang bersifat feodal dan kedaerahan yang sempit dan ditanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang nega-tif di satu pihak. Sedang di lain pihak ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk menyaring dan menyerap nilai-nilai dari luar yang positif dan memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses pembangunan.

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mewajibkan penggunaannya secara baik dan benar. Pembi-naan bahasa daerah dilakukan dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia dan untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indone-sia dan khasanah kebudayaan nasional sebagai salah satu sasaran identitas nasional.

Pembauran bangsa lebih ditingkatkan di segala bidang ke-hidupan baik di bidang ekonomi maupun sosial budaya guna mem-perkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta memantapkan ke-tahanan nasional.

Selanjutnya, atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa dikembangkan pengamalan perike-hidupan beragama dan perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang juga dapat memantapkan penghayatan

XVI/36

dan pengamalan Pancasila. Berkenaan dengan Kepercayaan Ter-hadap Tuhan Yang Maha Esa, Garis-garis Besar Haluan Negara menggariskan antara lain sebagai berikut:

Kehidupan keagamaan dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. makin dikembangkan, sehingga terbina hidup rukun di antara sesama umat beragama, di antara sesama penganut Keper-cayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan antara semua umat beragama dan semua penganut Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh kesatuan dan persatuan bang-sa dan meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masya-rakat.

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Eaa tidak merupakan agama. Pembinaan terhadap Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dilakukan agar tidak mengarah pada pembentukan agama baru serta untuk mengefektifkan pengambilan langkah yang perlu agar pelaksanaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa be-nar-benar sesuai dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah

Atas dasar arahan GBHN dan Repelita IV tersebut di atas, maka kebijaksanaan dan langkah-langkah pengembangan kebudaya-an nasional dalam tahun keempat Repelita IV antara lain ada-lah sebagai berikut:

a. Untuk memajukan kebudayaan, perlindungan dan pembinaan peninggalaa sejarah dan purbakala beserta situa-situsnya tetap digalakkan dengan menggali, memugar, memelihara dan mengamankan serta mengumpulkan informasi tentang pelbagai peninggalan sejarah dan purbakala beserta situs-situsnya. Untuk itu terua diupayakan penyempurnaan perundang-undangan tentang kepurbakalaan. Di bidang permuseuman diarahkan agar museum berfungsi sebagai sarana kultural-edukatif untuk mengembangkan kesadaran nasio-nal, memantapkan pengembangan budaya nasional serta mendorong penalaran dan sikap positif terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, sesuai dengan kepribadian bangsa.

b. Perwujudan nilai budaya Indonesia ditekankan pada usaha melakukan inventarisasi dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan penekanan tersebut diharapkan masyarakat tanggap terhadap perubahan zaman, mampu mene-rapkan kebudayaan asing yang sesuai dengan nilai-nilai

XVI/37

dan tujuan pembangunan nasional, sekaligus mampu menang-kal unsur-unsur kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, serta memiliki rasa toleransi terha-dap keragaman agama, budaya, ras, dan kemasyarakatan.

c. Usaha pembinaan kesenian diarahkan untuk menciptakan kondisi dan situasi masyarakat yang memungkinkan tumbuh-nya kreativitas seniman serta penghargaan atas hasil karya seni. Usaha ini dilaksanakan dengan memberikan penghargaan atas hasil karya eeni para seniman beserta organisasinya. Dalam rangka pengembangan seni, dilaksa-nakan pengembangan seni melalui pemeliharaan, penyebar-luasan dan pemanfaatan seni daerah, penyuluhan terhadap organisasi profesi seni dan peningkatan kesejahteraan hidup para seniman. Usaha untuk menunjang pengembangan seni daerah dilakukan melalui peningkatan fungsi Taman Budaya.

d. Sebagai bahasa negara dan sarana komunikasi nasional, bahasa Indonesia terus dibina, dan dikembangkan sehingga dapat diarahkan untuk berfungsi sebagai unsur kebudayaan yang dinamis dan sebagai sarana pendukung dalam usaha pengembangan ilmu dan.teknologi. Selain itu pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dilaksanakan melalui peneli-tian-penelitian, serta memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Peningkatan mutu peng-gunaan bahasa dengan baik dan benar, dilaksanakan dengan usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia mela-lui pemasyarakatan dan penyempurnaan Ejaan Yang Disem-purnakan (EYD), serta penyusunan pedoman pembentukan istilah pembakuan bahasa Indonesia dalam ilmu. Dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra daerah Sebagai sumber bahasa Indonesia dan sastra Indo-nesia, dilaksanakan kegiatan pembakuan bahasa melalui penyusunan kamus bahasa daerah, penerjemahan karya sastra daerah ke dalam bahasa Indonesia dan penyusunan buku acuan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia.

e. Dalam rangka pemantapan sistem perpustakaan dan perbuku-an nasional serta peningkatan pelayanan perpustakaan yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sampai ke desa-desa, dilaksanakan peningkatan pelayanan bahan pustaka, serta diselenggarakan usaha-usaha pengembangan perbukuan nasional secara menyeluruh.

XVI/38

f. Pembinaan penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilanjutkan karena hal itu merupakan budaya yang hidup dan dihayati oleh sebagian bangsa Indonesia. Dalam hubungan ini pembinaan penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan kepada pembinaan budi luhur bangsa dan benar-benar sesuai dengan dasar Ketu-hanan Yang Maha Esa.

Langkah-langkah yang telah ditempuh dalam rangka pelak-sanaan program-program pembangunan dalam Repelita IV di bidang kebudayaan nasional. dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain adalah sebagai berikut:

a. Memantapkan kesadaran sejarah serta melanjutkan dan me-ningkatkan pengelolaan serta pemanfaatan fungsi museum sebagai lembaga kultural dan edukatif.

b. Menyelamatkan dan melestarikan peninggalan sejarah bang-sa Indonesia, menggiatkan pemeliharaan serta perlindung-an peninggalan sejarah dan purbakala.

c. Meningkatkan apresiasi dan kebanggaan terhadap seni na-sional, menggali serta membina kesenian tradisional yang hampir punah, meningkatkan apresiasi dan daya kreativi-tas seni dan memanfaatkan taman budaya melalui kegiatan kesenian.

d. Memantapkan pembinaan kebahasaan, kesastraan, perbukuan, dan perpustakaan, serta melanjutkan kegiatan-kegiatan/ penyusunan, peristilahan, penyusunan tata bahasa Indone-sia yang baku, dan penyusunan kamus bahasa Indonesia serta bahasa Daerah.

e. Meningkatkan budaya nusantara, melanjutkan telaahan ke-sejarahan terhadap kebudayaan daerah, inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah serta penyelamatan naskah-naskah kesusastraan lama.

f. Memantapkan pembinaan terhadap para Penghayat Kepercaya-an terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan jalan melanjutkan pemantauan organisasi, dan menyelenggarakan pertemuan himpunan penghayat kepercayaan pada tingkat nasional.

3. Hasil-hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

Kebijaksanaan dan langkah-langkah yang telah ditempuh dalam rangka pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional

XVI/39

dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam empat tahun Repelita IV (1984/85 - 1987/88) telah disusun berbagai program sebagai berikut:

a. Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman.

b. Pengembangan Seni Budaya.

c. Kebahasaan dan Kesastraan, serta Perbukuan dan Perpus-takaan.

d. Inventarisasi Kebudayaan.

e. Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan.

Hasil pelaksanaan program-program tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Program Kepurbakalaan, Kesejarahan dan Permuseuman

Dalam tahun 1987/88 telah d.1laksanakan hal-hal berikut: koleksi 6 jenis di 26 propinsi, perawatan koleksi 358 buah, latihan tenaga teknis permuseuman, pencangkokan dan Satpam 2.640 orang, penanggulangan kasus teknis permuseuman 10 Dati I, penataan tata pameran 3.190 m2 dan perawatan gedung seluas 9.130 m2. Selain itu telah pula dilaksanakan inventarisasi dan dokumentasi koleksi 603 buah, penerbitan/penyusunan naskah 4 judul, 2 naskah, 11.000 eksemplar serta bantuan museum daerah/swasta 3 museum dan pameran khusus dan pameran ke-liling 16 kali.

Dalam tahun 1987/88 Pengembangan, Museum Nasional telah melaksanakan latihan tenaga teknis permuseuman, pencangkokan dan Satpam untuk sebanyak 312 orang, penataan storage studi koleksi 8 unit, penyelenggaraan pameran khusus 1 kali, pener-bitan monografi/buku petunjuk 2.000 eksemplar, pemasangan sistem pengamanan elektronik dan alat pemadam kebakaran di 5 ruang, serta peninggian pagar belakang sepanjang 50 m.

Selanjutnya dalam tahun 1987/88 juga telah ditanggulangi kasus-kasus teknis di 12 propinsi dalam rangka pelestarian/ pemanfaatan peninggalan sejarah dan purbakala.

XVI/40

Beberapa kegiatan lain yang terlaksana dalam tahun 1987/88 antara lain adalah:

(1) peningkatan kemampuan Satpam Penjaga Purbakala di 3 Suaka Purbakala (Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta).

(2) pengamanan dan penyelamatan situs di Ngebrak Jawa Timur.(3) workshop kepurbakalaan di Jawa Timur satu kali, Konser-

vasi kayu/batu Makam Sunan Dradjat di Jawa Timur, Kraton Kanoman dan Mesjid Agung Cirebon dan Menara Mesjid Kudus di Jawa Tengah.

(4) penyebarluasan informasi kesejarahan, kepurbakalaan me-lalui TVRI satu kali, dan

(5) pemugaran kepurbakalaan di 27 propinsi meliputi: mesjid 2 lokasi, gereja 5 lokasi, candi 8 lokasi, kraton 2 lo-kasi, istana 2 lokasi, site museum 1 lokasi, makam 6 lokasi, benteng 3 lokasi, komplek megalith 4 lokasi, pura 1 lokasi, Taman Narmada 1 lokasi, rumah adat 1 lo-kasi serta pemeliharaan peninggalan sejarah dan purba-kala 458 situs.

b. Program Pengembangan Seni Budaya

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan, meningkat-kan dan melestarikan seni budaya Indonesia. Dalam tahun 1987/88 telah diselenggarakan pekan seni tingkat nasional dan disebarluaskan hasil-hasil karya seni.

Dalam rangka penyebaran hasil-hasil karya seni telah di-laksanakan kegiatan-kegiatan antara lain: pagelaran kesenian di Taman Mini Indonesia Indah 2 kali dan di beberapa Kabupa-ten/Kotamadya serta di Taman Budaya sebanyak 47 kali; pameran seni rupa 30 kali; paket apresiasi seni 43 kali; eksperimen-tasi karya seni 1 kali; dan pengadaan peralatan kesenian untuk kecamatan 22 perangkat, kabupaten 11 perangkat, dan propinsi 27 perangkat, organisasi kesenian 2 perangkat, serta taman budaya 12 perangkat.

Selanjutnya dalam usaha pengembangan Taman Budaya telah diadakan peningkatan prasarana lingkungan Taman Budaya seluas 12.156 m2, pembangunan fisik 1.625 m2 serta pengadaan bangun-an dan kelengkapan gedung Wisma Seni Nasional 408 m2. Di sam-ping itu telah diselenggarakan pameran lukisan bertepatan dengan ulang tahun pelukis Affandi yang ke 80 serta penyem-purnaan master plan dan master program Wisma Seni Nasional.

XVI/41

c. Program Kebahasaan dan Kasastraan serta Perbukuan dan Perpustakaan

Sebagai upaya untuk meningkatkan pemakaian.bahasa Indo-nesia yang baik dan benar serta untuk meningkatkan pembinaan perpustakaan, dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan pembaku-an kebahasaan melalui penyusunan tata bahasa baku bahasa In-donesia l judul, penyusunan kamus besar bahasa Indonesia 1 judul, penyusunan kamus ilmu dasar 5 judul, penyusunan daftar istilah 8 judul, menerbitkan dan menyebarluaskan buku dan kamus bahasa 5 judul yang seluruhnya meliputi sebanyak 38.676 eksemplar.

Dalam tahun itu usaha pengembangan perpustakaan telah menghasilkan 4 naskah buku pemandu pustakawan yang telah di cetak menjadi 3.200 eksemplar, kajian koleksi buku perpusta-kaan sebanyak 1.350 eksemplar., penyebaran informasi perpusta-, kaan melalui RRI 4 kali, melalui TVRI 2 kali dan melalui pa-meran 1 kali., lomba minat baca tingkat nasional l kali, peng-kajian sistem perbukuan dan perpustakaan 3 naskah, dan peng-adaan buku perpustakaan untuk perpustakaan wilayah 6.440 ek-semplar di 27 propinsi. Sementara itu perluasan jangkauan pe-layanan perpustakaan sampai ke pedesaan telah dilakukan dengan cara mengoperasikan 177 mobil unit perpustakaan keliling, membangun gedung baru dan lanjutan gedung perpustakaan wila-yah seluas 3.550 m2, serta penyegaran informasi perpustakaan melalui lomba minat baca tingkat propinai 27 kali.

Dalam rangka usaha pengembangan perpustakaan nasional dalam tahun 1987/88 telah dihasilksn bahan pustaka Indonesia dan asing sebanyak 1.375 judul, penerbitan bahan informasi perpustakaan 5 judul, 16.000 entri, fumigasi, konservasi, laminating dan mikro film sebanyak 50.650 eksemplar, pengada-an peralatan perpustakaan nasional 6 buah, serta persiapan pemindahan perpustakaan nasional melalui kegiatan pengepakan koleksi perpustakaan nasional sebanyak 100.000 eksemplar.

Dalam hal penerbitan buku sastra Indonesia dan Daerah telah dihasilkan 20 judul naskah, pengolahan 20 judul naskah, serta pencetakan dan distribusi buku sastra Indonesia dan Daerah sebanyak 4.100 eksemplar.

Dalam usaha pengembangan media kebudayaan telah berhasil disusun buku pembinaan dan pengembangan wisata budaya 1 nas-kah; penerbitan cerita bergambar 4 judul, yang telah dicetak

XVI/42

sebanyak 4.000 eksemplar; pustaka Wisata Budaya 1.000 eksem-plar; produk cetak Hari Kesaktian Pancasila 2.000 eksemplar; booklet budaya 3.000 eksemplar serta pembuatan film dokumen-tasi kebudayaan 12 copy.

d. Program Inventarisasi Kebudayaan

Dalam rangka penelitian aspek-aspek kebudayaan dan pene-litian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah dalam tahun 1987/88 usaha inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah telah menghasilkan 10 buah kerangka acuan dan petunjuk pelak-sanaannya. Demikian pula telah dilaksanakan peningkatan ke-mampuan tenaga teknis untuk 296 orang tenaga penulis/peneli-ti, penelitian 11 naskah strategi kebudayaan Indonesia dan penyempurnaan 45 naskah lainnya, serta perekaman peristiwa kesejarahan dan nilai budaya 2 paket.

Selain itu telah dilakukan pula kegiatan-kegiatan per- siapan Kongres Kebudayaan, penelitian kebudayaan daerah 52 naskah dari 26 propinsi, penelitian naskah kebudayaan daerah dan perekaman upacara tradisional 86 naskah serta pencetakan: 22 naskah hasil penelitian serta penyebarannya ke 628 lokasi di dalam dan luar negeri.

Usaha inventarisasi dan dokumentasi sejarah nasional telah menghasilkan penelitian dan penyusunan 4 judul naskah kesejarahan yang terdiri dari peta-peta sejarah, sejarah in-tegrasi Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia, penelitian sejarah Islam Asia Tenggara, serta penerbitan 10 judul naskah kesejarahan.

Usaha penelitian dan pengkajian Kebudayaan Nasional telah menghasilkan penelitian dan pengkajian 10 naskah, peni-laian beberapa hasil penelitian lapangan, serta penerbitan 9 naskah hasil penelitian Kebudayaan Nasional.

Usaha penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah telah menghasilkan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah sebanyak 31 naskah, pembinaan bahasa melalui penyuluh-an bahasa dan sastra Indonesia dan daerah di 19 propinsi, pe-nyuntingan naskah hasil penelitian yang siap cetak sebanyak 41 naskah serta penerbitan dan penyebarluasan naskah hasil penelitian sebanyak 10.000 eksemplar buku yang terdiri dari 10 judul.

Usaha.penelitian purbakala telah menghasilkan penelitian obyek purbakala pada 22 situs, 3.266 OH, pencangkokan tenaga

XVI/43

peneliti arkeologi 12 orang, dokumentasi penerbitan dan pu-blikasi 2.000 eksemplar serta pengadaan peralatan laborato-rium 5 unit.

e. Program Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kegiatan pembinaan bagi penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilakukan dengan cara antara lain menga-dakan inventarisasi dan dokumentasi terhadap organisasi peng-ayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tahun 1987/88 pelaksanaan inventarisasi dan dokumeatasi penelitian organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Eaa telah menghasilkan 3 naskah laporan pelaksanaan penelitian. Selan-jutnya kegiatan untuk mempersiapkan pemaparan budaya spiri-tual telah menghasilkan 5 naakah pemaparan organisasi, se-dangkan untuk penanggulangan kasus Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah menghasilkan 15 laporan serta telah dise-barkan 30 naskah informasi melalui RRI serta diterbitkan 3 naskah hasil penelitian sebanyak 4.000 eksemplar.

f. Pendidikan Kedinasan Tenaga Kebudayaan

Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan tenaga teknis di bidang kebudayaan telah dilaksanakan kegiatan-kegi-atan penataran. Dalam tahun 1987/88 telah ditatar 90 orang. Dengan demikian, selama empat tahun Repelita IV telah ditatar sebanyak 1.779 orang tenaga kebudayaan.

Dalam bidang kegrafikaan telah dilakukan penataan tenaga teknis pelaksana. Dalam tahun 1987/88 telah ditatar sebanyak 252 orang terdiri dari penataran perwajahan, photo repro, cetak ofset besar, cetak ofset kecil, susun huruf photo, pe-nyelesaian grafika, perawatan mesin dan elektro, pengujian bahan grafika serta penataran pengelolaan usaha grafika.

XVI/44